Anda di halaman 1dari 1

Irfan Ramadhan/ EE’16

102116041
Sistem Penyimpanan Energi (Meeting – 14)

Resume
Application of Energy Storage System to Improve Power Stability
Pada sebuah jaringan tenaga listrik, stabilitas menjadi salah satu parameter penting
yang harus diperhatikan. Hal tersebut berkaitan dengan kualitas daya yang dihasilkan serta
keberlangsungan komponen dalam sistem pembangkitan ataupun peralatan rumah tangga..
Stabilitas sistem tenaga telah menjadi perhatian utama dalam sebuah sistem operasi. Perhatian
itu muncul dari fakta bahwa pada kondisi keadaan seimbang (steady-state), kecepatan rata-rata
untuk semua generator harus sama. Kondisi tersebut dinamakan pada operasi sinkron dari
sebuah sistem yang terinterkoneksi. Gangguan kecil atau besar pada sistem tenaga berdampak
pada operasi sinkron. Sebagai contoh, kenaikan atau turun tiba-tiba pada beban , atau akibat
rugi pembangkitan menjadi salah satu jenis gangguan yang berpengaruh sangat signifikan
terhadap sistem. Jenis lain dari gangguan adalah jaring transmisi yang terputus, beban lebih,
atau hubung singkat. Dengan demikian diharapkan stabilitas sistem akan menuju ke keadaan
setimbang dalam waktu singkat setelah gangguan menghilang.
Penyebab utama ketidakstabilan tegangan adalah ketidak mampuan sistem tenaga untuk
memenuhi permintaan daya reaktif. Inti dari permasalahan ini biasanya berhubungan dengan
susut tegangan yang terjadi pada saat daya aktif dan daya reaktif mengalir melalui reaktansi
induktif pada jaringan transmisi. Secara mendasar masalah kestabilan berarti menjaga
sinkronisasi operasi sistem tenaga. Kestabilan pada sistem tenaga listrik merupakan masalah
yang sangat penting dalam penyediaan daya kepada konsumen. Masalah kestabilan yang sering
terjadi disini adalah masalah beban lebih, berkurangnya pasokan daya reaktif yang pada
akhirnya akan menempatkan sistem pada kondisi voltage collapse dan akan terjadi
kemungkinan terburuk yaitu terjadinya blackout
Stabilitas sistem tenaga listrik dapat dibagi menjadi : Transient stability dan Small
Signal stability. Untuk stabilitas transien didapatkan dengan menggunakan Automatic Voltage
Regulator (AVR) dengan frekuensi 0,1 – 2 Hz dengan metode elektronik. Namun pada AVR
gain regulator sangat tinggit yang membuat sistem kearah ketidakstabilan dan juga AVR
mempunyai kondisi operasi yang terbatas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat
digunakan beberapa metode kontroller seperti fuzzy loggic, PID dan metode lainnya.

Anda mungkin juga menyukai