Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK

MENGGUNAKAN METODE STEP BY STEP DENGAN


BANTUAN SOFTWARE MATLAB

FARAIDA IZZA NAILUL AMANI

Jurusan Teknik Elektro FT UNTIDAR


Jl. Kapten S. Parman No. 39 Magelang 56116 INDONESIA

ferafaraida@gmail.com

Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat melayani beban secara
kontinyu sebaiknya tegangan dan frekuensi yang konstan. Fluktuasi tegangan dan
frekuensi yang terjadi harus berada pada batas toleransi yang diizinkan agar peralatan
listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman. Kondisi sistem yang benar-benar
mantap sebenarnya tidak pernah ada. Perubahan beban selalu terjadi dalam sistem. Maka
apabila terjadi gangguan pada salah satu pembangkit atau pada rel tidak dapat dipungkiri
akan terjadi gangguan pada penyaluran daya. Untuk itu dilakukan penelitian tentang
stabilitas sistem tenaga yang berkaitan dengan penentuan sudut pemutus kritis (critical
clearing angle) pada generator. Dalam penelitian ini digunakan Metode Step by Step
dengan bantuan softwere Matlab. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memperlihatkan
bahwa metode step by step dengan menggunakan Matlab sangat akurat.

Kata Kunci: Stabilitas, Critical Clearing angle, Metode step by step.

gangguan akan mengganggu operasi


I. PENDAHULUAN
normal sistem atau tidak. Hal ini akan
A. Latar Belakang berhubungan dengan kualitas listrik
Suatu sistem kelistrikan umumnya yang sampai ke konsumen berupa
memiliki beberapa pusat pembangkit kestabilan frekuensi dan tegangan.
yang terdiri pusat pembangkit listrik Sistem tenaga listrik yang baik
tenaga air, pusat pembangkit listrik adalah sistem tenaga yang dapat
tenaga uap, pusat pembangkit listrik melayani beban secara kontinyu
tenaga disel dan jenis pusat pembangkit tegangan dan frekuensi yang konstan.
lainnya. Semua unit pembangkit yang Fluktuasi tegangan dan frekuensi yang
ada tersebut terhubung satu sama lain terjadi harus berada pada batas toleransi
melalui jaringan transmisi untuk yang diizinkan agar peralatan listrik
mensuplai kebutuhan listrik bagi para konsumen dapat bekerja dengan baik
konsumen. Selain tersedianya dan aman.
pembangkitan yang cukup, hal lain Perubahan kondisi sistem tenaga
yang juga harus ditentukan adalah listrik biasanya terjadi akibat adanya
apakah kondisi transient jika terjadi ganguan seperti sambaran petir,
gangguan hubung singkat, dan dikemukakan dalam penelitian ini
pelepasan atau penambahan beban yang adalah :
benar secara tiba-tiba. Akibat adanya 1. Bagaimana menggunakan Kriteria
perubahan kondisi kerja dari sistem ini, Luas Sama untuk menentukan
maka keadaan sistem akan berubah dari kestabilan sistem tenaga listrik di
keadaan lama ke keadaan baru. Periode PLTU Sicanang Belawan dalam
singkat di antara kedua keadaan tersebut keadaan peralihan (transient).
disebut periode paralihan atau transient. 2. Berapa besarnya sudut pemutus
Oleh karena itu diperlukan suatu kritis (Critical Clearing Angle) untuk
analisis sistem tenaga listrik untuk menentukan kestabilan Sistem Tenaga
menentukan apakah sistem tersebut Listrik di PLTU Sicanang Belawan
stabil atau tidak, jika terjadi gangguan. dalam keadaan peralihan (transient).
Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menentukan kestabilan
suatu sistem tenaga listrik apabila
II. LANDASAN TEORI
mengalami gangguan adalah metode
kriteria sama luas. Walaupun metode ini A. Tinjauan Pustaka
tidak dapat dipergunakan untuk sistem Stabilitas sistem tenaga lisitrik
multimesin namun sangatlah membantu merupakan karakteristik sistem tenaga
untuk memahami faktor-faktor dasar yang memungkinkan mesin bergerak
yang mempengaruhi stabilitas transient serempak dalam sistem pada operasi
sistem tenaga listrik. Metode kriteria normal dan dapat kembali dalam
sama luas (Equal Area Criterion, EAC) keadaan seimbang setelah terjadi
merupakan contoh metode langsung gangguan. Secara umum permasalahan
untuk memperoleh sudut pemutus kritis stabilitas sistem tenaga listrik terkait
(Critical Clearing angle), Kurva dengan kestabilan sudut rotor (Rotor
ayunan merupakan alat elevasi suatu Angle Stability) dan kestabilan
kestabilan sistem yang digunakan tegangan (Voltage Stability). Klasifikasi
kestabilan-kestabilan transient sistem ini berdasarkan rentang waktu dan
tenaga lisrik. mekanisme terjadinya ketidakstabilan.
Alat bantu dalam studi analisa sistem Kestabilan sudut rotor di klasifikasikan
tenaga listrik adalah computer dibantu menjadi Small Signal Stability dan
dengan software MATLAB. Matlab Transient Stability. Small Signal
merupakan integrasi dari komputasi, Stability adalah kestabilan sistem untuk
visualisasi dan pemrograman dalam gangguan-gangguan kecil dalam bentuk
suatu lingkungan yang mudah osilasi elektromekanik yang tak
digunakan, karena permasalahan dan teredam, sedangkan Transient Stability
pemecahannya dinyatakan dalam notasi dikarenakan kurang sinkronnya torsi
matematika biasa. dan diawali dengan gangguan-gangguan
besar.
B. Rumusan Masalah Stabilitas sistem tenaga listrik adalah
Berdasarkan latar belakang di atas, suatu kemampuan sistem tenaga listrik
rumusan masalah yang dapat atau bagian komponennya untuk
mempertahankan sinkronisasi dan
keseimbangan dalam sistem. Batas atau perlengkapan yang terjadi
stabilitas sistem adalah daya-daya gangguan dapat diputus (disconnect)
maksimum yang mengalir melalui suatu dan, dengan reclosing otomatis pada
titik dalam sistem tanpa menyebabkan saluran transmisi, yang menentukan
hilangnya stabilitas. Berdasarkan sifat seberapa cepat saluran dapat beroperasi
gangguan masalah stabilitas sistem lagi. Sebagaimana pada stabilitas
tenaga listrik dibedakan atas: steady-state, kecepatan respon pada
1. Stabilitas tetap (steady state). sistem eksitasi generator merupakan
2. Stabilitas peralihan (transient). faktor yang penting dalam
3. Stabilitas sub peralihan mempertahankan stabilitas transient.
(dynamism). Gangguan pada sistem biasanya diikuti
Stabilitas steady state adalah oleh perubahan tegangan yang cepat
kemampuan suatu sistem tenaga listrik pada sistem, dan pemulihan kembali
mempertahankan sinkronisasi antara tegangan dengan cepat menuju ke
mesin-mesin dalam sistem setelah kondisi normal merupakan hal yang
mengalami gangguan kecil (fluktuasi penting dalam mempertahankan
beban). stabilitas.
Stabilitas transient adalah Seperti yang telah disebutkan
kemampuan suatu sistem tenaga listrik sebelumnya, stabilitas transient adalah
mempertahankan sinkronisasi setelah kemampuan untuk tetap pada kondisi
mengalami gangguan besar yang sinkron selama periode terjadinya
bersifat mendadak sekitar satu ayunan gangguan dan sebelum adanya reaksi
(swing) pertama dengan asumsi bahwa dari governor. Pada umumnya ayunan
pengatur tegangan otomatis belum pertama pada rotor mesin akan terjadi
bekerja. selama satu detik setelah gangguan,
Stabilitas dynamism adalah bila tetapi waktu yang sebenarnya
setelah ayunan pertama (periode bergantung pada karakteristik mesin
stabilitas transient) sistem mampu dan sistem transmisi. Setelah periode
mempertahankan sinkronisasi sampai ini, governor akan mulai bereaksi,
sistem dalam keadaan seimbang yang biasanya sekitar 4 hingga 5 detik, dan
baru (stabilitas transient bila AVR dan stabilitas dinamis akan efektif. Ayunan
governor bekerja cepat dan dinamis juga akan dipengaruhi oleh
diperhitungkan dalam analisis). osilasi tegangan, penguatan pada sistem
Bermacam - macam faktor eksitasi, dan waktu pada frekuensi
mempengaruhi stabilitas sistem, seperti jaringan.
kekuatan pada jaringan transmisi
didalam sistem dan saluran pada sistem B. Latar Belakang
yang berdekatan, karaktristik pada unit
1.) MENENTUKAN STABILITAS TRANSIENT
pembangkitan, termasuk inersia pada
DENGAN METODE KRITERIA LUAS SAMA
bagian yang berputar, dan properti
elektris seperti reaktansi transient dan Studi stabilitas transient meliputi
karakteristik saturasi magnetik pada penentuan tercapai atau tidaknya
besi stator dan rotor. Faktor penting keserempakan setelah mesin mengalami
lainnya adalah kecepatan pada saluran gangguan. Gangguan tersebut dapat
berupa pembebanan tiba-tiba, Bila pada persamaan (2.2)
kehilangan pembangkit, kehilangan kecepatanya menjadi nol sesaat setelah
beban yang besar, ataupun gangguan gangguan, maka di dapatkan kriteria
pada sistem. Suatu metode yang dapat luas sama sebagai berikut:
digunakan untuk memprediksi stabilitas 

yang cepat adalah metode kriteria luas


sama. Metode ini hanya dapat dipakai  (P m  Pe) d  0
untuk suatu sistem satu mesin yang
0
terhubung ke infinite bus atau sistem
dua mesin. Persamaan (2.1) dapat Mesin bekerja pada titik setimbang
digunakan untuk menurunkan metode δ0. Pada titik ini daya input mekanik
kriteria luas sama sebagai berikut: Pm0 = Pe0. Penambahan daya input
tiba-tiba yang dinyatakan oleh garis
𝐻 𝑑2 𝛿
= Pm - Pe = Pa horizontal Pm1. Dengan Pm1 > Pe0,
𝜋.𝑓0 𝑑𝑡2 daya percepatan pada rotor adalah positif
dan sudut daya δ bertambah. Kelebihan
Dengan Pa adalah daya percepatan.
energi yang tersimpan pada rotor selama
Dari persamaan di atas di dapatkan:
percepatan awal adalah :
𝑑2 𝛿 𝜋.𝑓0 
2 = 2 (Pm - Pe )
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Jika kedua sisi kiri dan kanan dari  (P m  Pe )d = luas abc = luas A1 (2.3)
persamaan di atas dikalikan dengan
0
2dδ/dt, didapatkan:
𝑑𝛿 𝑑2 𝛿 2𝜋.𝑓0 𝑑𝛿 Dengan penambahan δ, daya listrik
2 = (Pm - Pe ) bertambah, dan pada saat δ = δ1 maka
𝑑𝑡 𝑑𝑡2 𝐻 𝑑𝑡
daya input yang baru adalah Pm1.
Dapat ditulis dalam bentuk yang lain Walaupun daya percepatan adalah nol
sebagai berikut: pada titik ini, rotor berputar di atas
𝑑 𝑑𝛿2 2𝜋.𝑓0 𝑑𝛿 kecepatan serempak. Oleh karena itu
( )= (Pm - Pe ) sudut daya δ dan daya listrik Pe
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐻 𝑑𝑡
bertambah secara kontinyu.
Atau
𝑑 𝑑𝛿2 2𝜋.𝑓0
( ) = (Pm - Pe ) 𝑑𝛿
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐻
Integrasi kedua sisi kiri dan kanan
menghasilkan:
𝑑𝛿2 2𝜋.𝑓0
(
𝑑𝑡
)=
𝐻
 (P - P ) 𝑑𝛿
m e

Gambar 2.1 Kriteria luas sama


Atau pada perubahan beban mendadak.
𝑑𝛿
𝑑𝑡
√2𝜋.𝑓
𝐻
0
(Pm - Pe ) 𝑑𝛿 (Cekdin.2006:235)
Sekarang Pm < Pe yang B. Bahan
menyebabkan motor diperlambat kearah Alat yang dibutuhkan dalam
kecepatan serempak hingga δ = δmak, penelitian ini adalah satu set PC dengan
maka kelebihan energi yang tersimpan kemampuan cukup untuk mengoperasikan
pada rotor selama perlambatan adalah perangkat lunak Matlab versi 5.3.
sebagai berikut : Spesifikasi minimum memiliki RAM 32
 mak MB dan processor P100 ke atas, untuk
pengolahan data dan menjalankan program
 (P m1  Pe )d = luas bde = luas A2 (2.4)
Matlab.

1
IV. DISKUSI
Dari persamaan (2.3) dan (2.4)
didapatkan suatu hubungan : Model sistem tenaga listrik yang
menyangkut masalah stabilitas ini diambil
|luas A1| = |luas A2| (2.5) dari single line yang ada di PLTU Sicanang
sampai ke PLTG Paya Pasir. Dalam sistem
Persamaan (2.5) dikenal sebagai tenaga listrik terdiri dari dua buah mesin
kriteria luas sama. yang mana mesin 1 sebagai pembangkit
daya (generator) di PLTU sicanang dan
mesin 2 dipasang pada bus Infinite yaitu di
III. METODOLOGI PLTG Paya Pasir, dua buah Transformator
A. Diagram Alir masing-masing trafo 1 sebagai penaik
tegangan (Step Up) di PLTU Sicanang dan
trafo 2 sebagai penaik tegangan (Step Up)
di PLTG Paya Pasir.

Gambar 4.1 Single line pada saluran


transmisi dari PLTU Sicanang sampai ke
PLTG Paya Pasir

Keterangan Gambar :
M1, M2 = Generator dan Infinite bus
TR1, TR2 = Transformator daya
Gambar 3.1 Alir Penelitian B 1, B2 = Circuit Breaker
F = Saluran yang mengalami
gangguan
V. KESIMPULAN ”Studi Kestabilan Transient Sistem
Tenaga Listrik Multimesin (Model
Pengujian dan analisa program IEEE 9 Bus 3 Mesin”, Jurnal
dengan membuka breaker dengan sudut Teknika No.30 Vol.1 Thn. XV
pemutus (Clearing Angle) lebih kecil dari November 2008, Andalas.
sudut pemutus kritis dan sebaliknya dengan
membuka breaker dengan sudut pemutus Dibyo H. L., dan Suri A., 2012, ”Studi
(Clearing Angle) lebih besar dari sudut Kestabilan Peralihan dengan
pemutus kritis. Metoda Kriteria Sama Luas”,
Sudut motor maju dari δ0 ke sudut Jurnal Teknika Vol.19 No.1 April
pemutus kritis δk yang berarti berubah dari 2012, Andalas.
titik B ke titik C. bila gangguan
dihilangkan pada sudut δk, keluaran daya Gross C.A., 1979, “Power System
listrik mendadak naik ke titik D pada Analysis”, John Wiley & Sons,
lengkung sudut daya. New York. Hanselman, D., dan B.
Pada titik D, keluaran daya listrik Pe Littlefield, 2000, ”Matlab Bahasa
melebihi masukan daya mekanis Pm Komputasi Teknis”, Penerbit Andi,
sehingga daya Percepatan Pa adalah Yogyakarta.
negatif. Akibatnya kecepatan rotor L Bijang Nathaniel, 2012, “Analisa
menurun sementara Pe berubah dari titik D Waktu Pemutusan Suatu Sistem
ke titik E. Pada titik E kecepatan rotor Kelistrikan”, Jurnal Ilmiah Sains
kembali serempak meskipun sudut rotor Vol.12 No.2 Oktober 2012,
sudah maju sampai δmak. Sudut δmak Politeknik Negeri Manado.
ditentukan dari kriteria luas sama yaitu A1
= A2. Sudibya Bambang, 2009, “Penentuan
Dari pengujian program matlab yang Sudut Kritis Dan Waktu Kritis Pada
ditunjukan pada gambar 4.7. diatas maka Pembangkit Dengan Dua
hasil perhitungan sudut pemutus kritis Generator”, Jurnal Litek Volume 6
(critical clearing angle) dengan metode Nomor 2, September 2009, Jakarta.
kriteria sama luas didapat beberapa
parameter, yaitu : Sugiharto Aris, 2006, ”Pemrograman
a) Arus yang mengalir ke Inf Bus = 1-0,2i GUI dengan Matlab”, Penerbit
A Andi, Yogyakarta.
b) Tegangan Internal Transient = 1,1238 V
Ulum Misbahul, 2007, ”Studi Stabilitas
c) Sudut Kerja Awal = 17,9319 derajat
Transient Sistem Tenaga Listrik
d) Sudut Pemutus Kritis = 97,7832 derajat Dengan Metode Kriteria Luas Sama
e) Ayunan Sudut Maksimum = 149,6813 Menggunakan Matlab”, Skripsi,
derajat ITS Surabaya.

Ontosena Penangsang dan Sabar Setya


DAFTAR PUSTAKA
Widayat. 2001. “Alalisa Stabilitas
Cekdin Cekmas, 2006, ”Sistem Tenaga Transient Multimesin Dengan
Listrik”, Penerbit Andi, Metode Extended Equal Area
Yogyakarta. Dibyo H. L., 2008, Criterion”, PPs ITS Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai