Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

Kelompok 2

Daffa Ramadhany Putra (5201230001)


Pryanto Andi Sitohang (5203230019 )
Rahul Mulianto Manurung (5201230004)
Rara Salsa Bila Simanjuntak (5203230025)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Literasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan informasi dengan memiliki kemampuan dalam
mengolah dan memahami informasi saat melakukan membaca dan
menulis. Dahulu orang-orang untuk mendapatkan informasi masih
menggunakan media cetak seperti buku, majalah, koran dan lain-lain.
Literasi yang dipahami masyarakat Indonesia pada awal nya adalah
membaca buku yang pastinya dianggap membosankan dan hanya
beberapa kalangan yang gemar menggunakannya. Literasi digital
mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat serta memanfaatkannya denganb ijak, cerdas,
cermat serta tepat sesuai kegunaannya. Literasi yang dimaksud yaitu
alat-alat komunikasi yang ada di sekolah. Seperti handphone, laptop,
notebook, proyektor dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam critical jurnal review ini,
yaitu:
• Bagaimana pengaruh literasi digital dalam perkembangan informasi
teknologi saat ini?
•Bagaimana literasi digital itu dapat membawa dampak yang baik bagi
mahasiswa?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam critical jurnal review ini, yaitu:
• Untuk memenuhi tugas mata kuliah literasi digital.
•Untuk melatih mahasiswa dalam melakukan literasi digital.
•Untuk menambah wawasan mengapa literasi digital itu harus
dipelajari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Jurnal


Jurnal 1
Judul: Does digital literacy infuence students online risk? Evidence from covid-19
Penulis:Sigit Purnama, Maulidya Ulfah, Imam Machali, Agus wibowo, Bagus Shandy Narmaditya
Surel: www.cell.com/heliyon
Penerbit: Heliyon
Tahun Terbit: 2021
Jumlah Halaman: 6 Halaman
Reviewer: Daffa, Pryanto, Rahul, Rara
Tanggal Review: 06 Maret 2023
Jurnal 2
Judul: Apa itu literasi digital? Tinjauan kompratif publikasi di tiga konteks bahasa
Penulis: Luchi Pangrazio
Surel: Literacyworldwide.org
Penerbit: International Literacy Association
Tahun Penerbit: 2020
Review: Daffa, Pryanto, Rahul, Rara
Tanggal Review: 06 Maret 2023
Ringkasan Jurnal 1
Prediksi model luar Tabel 1 menunjukkan karakteristik respon den yang terlibat dalam penelitian
ini. Yang menarik dari Tabel1 adalah respondennya adalah siswa sekolah dasar yang berusia antara10–
11tahun. Selain itu, mayoritas responden adalah mahasiswa dalam dua tahun terakhir masa studinya dan
didominasi oleh mahasiswi (63,97%). Secara keseluruhan, loading factor berkisar antara 0,721 sampai 0,826
(>0,70),yang mana menyiratkan bahwa penelitian ini dikonfirmasi untuk memenuhi validitas konvergen.
Selanjutnya, ia menyatakan untuk mencapai validitas diskriminan ketika AVE lebih tinggi dari 0,50 untuk
dicapai. Sebagaimana terlihat jelas pada Tabel 2, dapat digambarkan bahwa skor AVE berkisar antara0,591
hingga 0,669, yang berimplikasi bahwa kriteria validitas diskriminan telah dikonfirmasi. Sementara
reliabilitas komposit disediakan oleh skor CR dari 0,70 (Hair et al., 2020). Dari tabel tersebut, nilai CR
berkisar antara 0,845 hingga 0,906 dan memenuhi kriteria compositereliability. Untuk mengukur validitas
diskriminan, penelitian ini juga diperkirakan seperti yang disarankan oleh Henseleretal.(2015) menggunakan
heterotrait-monotrait. Validitas diskriminan dicapai ketika rasionya kurang dari 0,90. Sebagaimana
diinformasikan pada Tabel3, terlihat bahwa rasio untuk setiap konstruk berkisar antara 0,203 hingga 0,330,
yang mengindikasikan validitas diskriminan.
Kesimpulan Jurnal 1
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor utama yang dapat
mempengaruhi literasi digital dan risiko online pada anak-anak di Indonesia selama pandemi Covid-19. Kami
mengajukan beberapa hipotesis,empat diantaranya diterima.Temuan menunjukkan bahwa literasi digital
secara positif mempengaruhi risiko online dan kontrol diri siswa. Namun, mediasi orang tuadapat
menjelaskan risiko online siswa, namun gagal dalam menentukan pengendalian dirisiswa. Kemudian,
pengendalian diri berpengaruh positif terhadap on line risk pada anak. Terakhir, temuan kami mengonfirmasi
bahwa literasi digital dapat memengaruhi risiko online pada anak-anak yang berperilakudi dunia maya.
Temuan menunjukkan bahwa beberapa anak memiliki kontrol diri yang rendah, yang mengakibatkan risiko
online yang tinggi untuk anak-anak. Hal ini penting, mengingat perkembangan teknologi yang terus
berkembang, anak-anak dapat dengan bebas mengakses internet dimanapun dan kapan punmereka berada.
Jika hal ini dibiarkan, anak-anak akan cenderung bergantung pada internet, bahkan terkadang anak menjadi
korban penculikan dancyber-bullying. Dalamkonteks
Pandemi Covid-19 diIndonesia, baik anak, orangtua, maupun guru hendaknya memberikan dukungan dan
arahan positif kepada anak dalam menggunakan internet, salah satunya dengan strategi mediasi pengasuhan.
Temuan ini menjadi entry point bagi pemangku kepentingan untuk lebih memperhatikan penggunaan internet
pada anak-anak merasakan pentingnya literasi digital dan keterampilan pengendalian diri dalam perilaku
online.
Ringkasan Jurnal 2
Pada jurnal 2 disini sangat banyak penjelasan yang sangat baik untuk kita jadikan referensi dalam
mengetahui seputaran literasi digital, seperti yang kami baca di dalam jurnal tersebut sangat jelas di tuliskan ap
aitu literasi di gital dalam 3 konteks Bahasa yang berbeda yaitu: Bahasa inggris, spanyol dan Bahasa
skandinavia. Dan pada artikel ini juga Artikel ini telah mengkaji bagaimana istilah literasi digital didefinisikan
dan diterapkan dalam pengajaran dan penelitian di seluruh konteks berbahasa Inggris, berbahasa Spanyol, dan
Skandinavia. Akhirnya, seperti dalam konteks berbahasa Inggris, ketegangan antara istilah 'literasi digital' dan
'literasi media' muncul, dengan pertanyaan yang paling baik merangkum keterampilan dan disposisi yang
dibutuhkan kaum muda untuk menjadi warga negara yang aktif dan agen di era digital. Meskipun penggunaan
jumlah kutipan artikel memang memiliki keterbatasan, ini memberikan indikasi luas tentang artikel yang
menonjol di setiap konteks ini. Kami menggunakan ini sebagai cara untuk mengeksplorasi isu-isu yang menjadi
perhatian kami sebagai peneliti literasi, seperti cara penelitian literasi mengartikulasikan (atau tidak) dengan
kehidupan digital anak muda, serta perubahan fokus kurikulum, pedagogi, dan kebijakan pendidikan. Sebagai
peneliti sosiokultural, kami sangat terbiasa dengan pengaruh konteks pada literasi digital. Namun terlepas dari
perbedaan lokal, kami menemukan beberapa ketegangan universal yang muncul dalam ketiga konteks –
ketegangan yang terkait dengan dimensi konseptual, praktis dan politis dari penelitian literasi digital.
Kesimpulan Jurnal 2
untuk penelitian literasi digital di masa depan. Pertama, penelitian di masa depan harus menyelidiki
ketegangan yang muncul ketika pendekatan pedagogis kritis dikonfigurasi ulang ke dalam kerangka kerja
literasi digital dan dioperasionalkan di sekolah. Secara khusus, pertanyaan yang muncul dalam ketiga konteks
tersebut adalah apakah tujuan literasi digital adalah untuk menciptakan pekerja produktif dalam 'ekonomi
pengetahuan' atau, dengan cara yang lebih canggih, mengatasi keterlibatan aktif dengan kewarganegaraan
demokratis. Masalah ini menjadi inti dari pendidikan dan penelitian literasi digital dan dalam banyak hal
diselesaikan oleh masingmasing guru dan/atau peneliti saat mereka memutuskan teori mana yang paling
sesuai dengan nilai-nilai mereka dan kebutuhan siswa mereka. Berbagai pendekatan dan model literasi digital
karenanya merupakan keuntungan, dan secara diam-diam mengakui hak pendidik untuk memilih. Menyelidiki
bagaimana pendidik membuat keputusan ini, serta wacana yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan akan membantu memahami bagaimana teori dan kerangka kerja dioperasionalkan di kelas.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
2.3.1 Kelebihan

Jurnal 7
1. Secara struktur jurnal tujuh lengkap.
2. Penyampaian isi jurnal lebih mudah dipahami.
3. Data yang disajikan sangat baik dan jelas.

Jurnal 1
1. Penyampaian isi jurnal cukup jelas dan mudah dipahami

2.3.2 Kekurangan

Jurnal 7
1. Pada jurnal tujuh,data yang disajikan terlalu banyak sehinga membingunkan pembaca.

Jurnal1
1. Struktur jurnal tidak lengkap dimana abstrak tidak ada.
2. Halaman jurnal delapan terpotong.

Anda mungkin juga menyukai