Abstract: digitalization era. The use of e-learning in the learning process is expected to
increase students' digital literacy. This study aims to determine the use of e-learning in
increasing students' digital literacy. This research is a qualitative research with a
literature study approach. Sources of data were obtained from books, journals and
other scientific works in accordance with the research theme. Data analysis used
qualitative analysis in the form of data condensation, data presentation, and
conclusions. The results of the study show that e-learning can be used to improve
students' digital literacy, especially in the elements of information literacy and
students' critical thinking skills.
—————————— ◆ ——————————
261
262 | Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan | Vol. 14, No. 3, Juli 2023, hal. 261-267
dalam mengakses informasi. Dalam hal ini, mencari informasi yang mana hal ini juga dapat
kemampuan literasi digital sangat diperlukan untuk melatih pola pikir kritis peserta didik terhadap suatu
mengatasi masalah ledakan informasi yang terus informasi yang didapatkan atau diterima melalui
meningkat di dalam sumber digital. media elektronik atau aplikasi e-learning yang
Supratman & Wahyudin, (2017) menemukan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu,
bahwa dampak dari kurangnya pendidikan literasi penggunaan e-learning menuntut peserta didik
digital adalah banyak pelajar Indonesia yang tidak untuk bisa memilih dan memilah informasi yang
tahu bagaimana memanfaatkan media sosial dengan didapatkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
bijak dan bertanggungjawab. Berdasarkan dalam pembelajaran.
penjelasan di atas, dapat dipahami bahwasanya Mengacu pada pembahasan di atas, maka
kemampuan literasi digital sangat penting dimiliki penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara
oleh masyarakat, tidak terkecuali bagi mereka yang lebih mendalam peran dari penggunaan e-learning
saat ini sedang menempuh pendidikan mulai dari dalam meningkatkan literasi digital peserta didik
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. serta elemen apa saja dalam literasi digital yang
Meskipun literasi digital sangat penting namun dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran
pada kenyataannya sebagian besar masyarakat dengan menggunakan e-learning.
Indonesia belum mempunyai pemahaman yang kuat
terkait bagaimana dunia digital bekerja. Sebagian B. METODE PENELITIAN
besar masyarakat Indonesia masih buta huruf secara Metode penelitian yang digunakan dalam
digital. Mereka menggunakan teknologi digital hanya penelitian ini adalah studi pustaka. Penelitian studi
untuk berkomunikasi atau berbagi informasi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk dapat
(Ramdani et al., 2020) Hal yang sama juga terjadi mengembangkan konsep secara mendalam terkait
dalam dunia pendidikan, meskipun saat ini peserta dengan masalah yang sedang diteliti, dan
didik merupakan penduduk asli digital, mereka tidak menjelaskan realitas keterkaitan antara fenomena
memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai yang ada dengan penelusuran teori yang dilakukan
digital literasi (Eryansyah, Erlina, Fiftinova, & agar lebih mudah dipahami. Sumber data yang
Nurweni, 2019). menjadi bahan penelitian ini berupa buku, jurnal,
Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia artikel web, dan karya ilmiah yang relevan. Adapun
yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi analisis datanya dilakukan dengan cara kondensasi
dan Informatika (Kemkominfo) dan Katadata Insight data yang didapatkan dari berbagai sumber dengan
Center (KIC) pada 2021, indeks literasi digital cara memilah data yang sesuai dengan keperluan
Indonesia berada di angka 3,49 (Hanifah Triari dan kebutuhan penelitian ini untuk kemudian
Husna, 2022). Hasil tersebut membuat Indonesia dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan.
berada pada level sedang, di mana skor indeks yang
digunakan adalah dari 0 hingga 5.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
(kemendikbud) bekerjasama dengan kementrian Hasil kajian dalam artikel ini didasarkan pada
komunikasi dan informatika (kemkominfo) giat analisis jurnal yang telah peneliti pilih berdasarkan
meningkatkan literasi digital di masyarakat. Hal ini kesesuaian dengan topik penelitian yang diambil
bertujuan agar masyarakat dapat menggunakan yakni pemanfaatan e-learning untuk meningkatkan
internet dan piranti elektronik dengan benar dan literasi digital peserta didik.
bermartabat (Jatnika, 2017). Literasi digital Merujuk pada Penelitian kualitatif yang
merupakan satu dari enam literasi dasar yang dilakukan oleh cindy Oktaviana Amri, Abdul Kadir
diterapkan terutama dalam kegiatan pembelajaran. Jaelani, dan Heri Hadi pada tahun 2021 dengan judul
Lima hal lainnya antara lain literasi baca tulis, “Peningkatan Literasi Digital Peserta Didik : Studi
numerasi, sains, finansial serta budaya dan Pembelajaran Menggunakan E-learning”. Hasil
kewarganegaraan. penelitian menunjukkan bahwa Implementasi e-
Salah satu alternatif yang dapat digunakan learning pada SDN 7 Ampenan dilakukan dalam tiga
untuk meningkatkan literasi digital terutama di tahap dan sudah dilaksanakan dengan baik, yakni
lingkungan pendidikan ialah dengan menggunakan pemberian informasi dan sosialisasi, persiapan
e-learning sebagai salah satu media pembelajaran. materi pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran dengan menggunakan e-learning e-learning. E-learning terbukti dapat meningkatkan
dapat dilakukan dengan lebih flekksibel karena tidak literasi digital peserta didik kelas 5 SDN 7 Ampenan.
terbatas pada ruang. Dengan menggunakan media Peningkatan ini ditunjukkan dengan peserta didik
pembelajaran elektronik (E-learning) dapat dapat secara antusias dan aktif dalam memanfaatkan
membuat peserta didik menjadi mandiri dalam teknologi yang ada untuk belajar dan mengakses
informasi yang dibutuhkan (Amri et al., 2021).
Uswatun Hasanah, Esensi Merdeka Belajar... 263
internet. Sementara elemen communicative, mendukung pembelajaran peserta didik. (Purbo &
confident, dan creative dimaknai bahwa seseorang Hartanto, 2002).
yang sudah memiliki kemampuan literasi digital Sementara itu, Purnamaningsih berpendapat
yang baik diharapkan mampu berkomunikasi bahwa e-learning merupakan pendekatan
dengan baik, bertanggung jawab, dan mampu pembelajaran dengan menggunakan computer yang
menciptakan inovasi. Kemudian critical mensyaratan dihubungkan ke internet yang nantinya siswa dapat
seseorang tidak hanya cakap dalam mengoperasikan memperoleh bahan ajar yang sesuai kebutuhan
perangkat digital, namun juga harus mampu kritis (Miranda & Purnamaningsih, 2022). Jadi E-learning
terhadap informasi yang ada. Elemen terakhir yakni merupakan bagian dari learning management
civic dimaknai bahwa internet dapat dijadikan alat system yang berguna dalam proses pembelajaran
untuk menciptakan masyarakat atau tatanan sosial online dengan memanfaatkan teknologi dan internet.
yang lebih baik (Tsaniyah & Juliana, 2019) . Dalam proses pembelajaran, pemahaman peserta
Sementara itu, Beetham, Little John, dan McGill didik tidak sepenuhnya bergantung pada guru
sebagaimana dikutip dari (Inskip, 2020) karena dalam pembelajaran, peserta didik
menyebutkan ada tujuh elemen literasi digital yakni menggunakan e learning atas konstruksinya sendiri
information literacy, digital scholarship, learning dan bahan ajar disampaikan melalui web atau media
skills, ICT literacy, career and identity management, digital.
communication and collaboration, dan media Learning management system sebagai bagian
literacy. Liansari dan Nuroh, menjelaskan dari sistem informasi akademik dapat dijadikan
Information literacy menyangkut kemampuan sarana yang sangat menguntungkan bagi peserta
bagaimana menemukan, menafsirkan, mengevaluasi, didik yang tidak mungkin mengikuti proses
mengelola, hingga membagikan informasinya. Digital akademis secara langsung, seperti melakukan proses
scholarship mencakup partisipasi aktif dalam registrasi, atau proses belajar mengajar di kelas.
kegiatan akademik misalnya pada praktek penelitian. Namun, sistem informasi akademik tidak bertujuan
Learning skills meliputi belajar secara efektif semua untuk menggeser sistem konvensional yang sudah
teknologi yang memiliki fitur-fitur lengkap untuk ada sebelumnya. Bagaimanapun juga proses lama
kegiatan proses belajar mengajar baik formal tersebut masih perlu digunakan dalam beberapa
maupun informal. ICT literacy atau disebut literasi proses pembelajaran seperti tatap muka antara
teknologi informasi dan komunikasi yang fokus pada siswa dengan pengajarnya ( Rusdiana, 2021)
bagaimana mengadopsi, menyesuaikan dan Pada dasarnya e-learning memiliki setidaknya
menggunakan perangkat digital baik aplikasi dan tiga fungsi di dalam proses pembelajaran, yakni;
layananya. Career and identy management tentang suplemen, komplemen, dan subtitusi. Sebagai
bagaimana mengelola identitas online. Sedangkan supplement karena siswa diberikan kebebasan
untuk communication and collaboration meliputi dalam memilih pembelajaran apakah berbasis
partisipasi aktif dalam jaringan digital untuk tradisional atau digital. Sebagai komplemen karena
pembelajaran dan penelitian. Media literacy atau diprogramkan sebagai bentuk pengayaan atau
literasi media mencakup kemampuan kritis sebagai bentuk remedial bagi siswa. Serta sebagai
membaca dan kreatif komunikasi akademik dan subtitusi, pada beberapa sekolah terutama sekolah
profesional dalam berbagai media (Liansari & Nuroh, maju biasanya dalam sekolah tersebut menyediakan
2018). alternative pembelajaran berupa e-learning dengan
tujuan jika siswa tidak dapat hadir langsung ke
2. E learning dalam kelas maka dapat digantikan menggunakan
E-learning merupakan kegiatan pembelajaran pembelajaran e-learning (Shodiq & Zainiyati, 2020).
yang diinstruksikan melalui perangkat computer Pembelajaran dengan menggunakan e-learning
serta menggunakan internet dan intranet yang memiliki beberapa kelebihan, diantaranya ialah ; (1)
disesuaikan dengan bahan belajar sesuai dengan komunikasi antara peserta didik dan pendidik dapat
kebutuhannya. E-learning digunakan untuk dilakukan kapan saja tanpa dibatasi ruang, jarak, dan
kebutuhan siswa karena mempermudah siswa dan waktu, (2) Pendidik dapat menggunakan bahan ajar
membuat waktu belajar lebih fleksibel dan dapat atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal
diakses kapanpun dan dimanapun. Selain e-learning, melalui internet sehingga dapat saling menilai
peserta didik juga dapat menggunakan aplikasi sejauh mana bahan ajar yang telah dipelajari, (3)
seperti zoom, whatsapp, dan google classroom untuk Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan
berinteraksi satu sama lain dalam proses ajar kapanpun dan dimanapun jika diperlukan
pembelajaran (Elga & Adha, 2023). Sementara itu, karena bahan ajar tersimpan di computer atau
Purbo mengatakan bahwa e-learning adalah istilah internet, (4) peserta didik dapat mencari informasi
yang digunakan untuk menyebut teknologi atau materi tambahan terkait materi yang dipelajari
elektronik dan internet yang dipakai untuk
Uswatun Hasanah, Esensi Merdeka Belajar... 265
dengan mengakses internet, (5) guru dan peserta tanpa adanya filter. Sisi positif dan sisi negatif
didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang internet dihadapi dengan kritisisme dan juga bekal
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, pengetahuan yang memadai.
sehingga menambah ilmu pengetahuan dan Literasi digital dapat diterapkan di keluarga,
wawasan yang lebih luas, (6) berubahnya peran sekolah dan masyarakat. Literasi digital dapat
siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif, (7) ditumbuhkan dengan pembelajaran berbasis
relatif lebih efisien dari segi waktu dan tempat elektronik atau biasa disebut dengan e-learning
(Elyas, 2018). (Pratama et al., 2019). Jadi salah satu upaya gerakan
literasi digital dapat dilakukan dengan membiasakan
Implementasi E learning sebagai upaya peserta didik di sekolah agar terampil melakukan
meningkatkan literasi digital peserta didik kegiatan literasi digital melalui pembelajaran online
berbasis elektronik atau biasa dikenal dengan
Membaca merupakan hal yang sangat sebutan e-learning.
diperlukan oleh semua orang terutama bagi peserta Pada tataran formal, literasi digital kiranya
didik. Di era teknologi yang semakin maju, peserta perlu untuk dijadikan sebagai salah satu mata
didik memerlukan adanya literasi digital agar mudah pelajaran atau mata kuliah. Gagasan ini berdasarkan
dalam memahami perkembangan teknologi yang ada. fakta bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh
Apabila dicermati lebih lanjut, saat ini manusia peserta didik/generasi muda di era digital akan
berada pada era mass mediated reality, di mana semakin besar. Sebagaimana kita ketahui bahwa
perkembangan teknologi informasi terutama media peserta didik ataupun generasi muda saat ini
massa dan media sosial telah menyuguhkan berhadapan dengan maraknya hoaks, ujaran
beragam informasi yang mudah untuk diakses. Di kebencian, radikalisme, cyberbullying, dan
era mass mediated reality, pengalaman tidak hanya sejenisnya. Oleh karena itu, bekal literasi digital
diperoleh dengan mengalami secara langsung mutlak untuk mereka miliki (Silvana & Darmawan,
sebuah peristiwa, namun bisa didapat dengan 2018)
mengakses informasi-informasi yang beredar di Pembelajaran dengan menggunakan e-learning
media massa. Hal ini tidak terlepas dari pesatnya ini diharapkan mampu membawa para peserta didik
perkembangan teknologi dan informasi yang ada. menjadi pembelajar yang bijak dan cerdas. Bijak
Tentu saja perkembangan teknologi informasi dan dalam memanfaatkan teknologi dan informasi serta
komunikasi yang pesat ini tidak hanya membawa cerdas dalam memilah informasi yang beredar.
keuntungan namun juga menimbulkan berbagai Kemampuan untuk memilah informasi menunjukkan
permasalahan jika masyarakat tidak memiliki
bahwa peserta didik mampu berfikir kritis. Ketika
kemampuan literasi digital yang baik. peserta didik mampu berpikir kritis maka hal itu
Beberapa pakar memiliki pendapat yang mengindikasikan bahwa peserta didik telah
berbeda-beda berkaitan dengan semakin pesatnya terliterasi digital, sebab berpikir kritis merupakan
perkembangan teknologi dan informasi. Wilhem salah satu elemen dari literasi digital. E-learning
sebagaimana dikutip oleh nasrullah membagi menuntut siswa untuk bisa kritis di dalam memilah
perbedaan pendapat dari beberapa ahli tersebut informasi dan pengetahuan yang tersebar di internet,
menjadi tiga pandangan, yakni utopian, dystophian, baik itu dalam bentuk artikel maupun dari media
dan technorealism. Perspektif utopian memandang massa.
internet berpengaruh terhadap keseluruhan aspek Penggunaan e-learning mampu mengajak
kehidupan dan perilaku manusia. Pandangan ini peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses
menilai internet telah memberikan arah dan cara pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam
baru dalam berkomunikasi. Sementara itu, kelompok pembelajaran dengan e-learning peserta didik
dystopian memandang internet telah mengakibatkan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
kekacauan komunikasi umat manusia, mengaburkan mengolah setiap materi yang disajikan. Selain itu,
nilai-nilai, dan merusak ikatan emosional. Adapun peserta didik pun mempunyai waktu dan
kelompok technorealism mengambil sikap diantara kepercayaan diri lebih tinggi sebagai langkah
kedua kelompok sebelumnya. Kelompok ini
melatih kemampuan berpikir kritisnya, sehingga
menerima internet dengan segala kelebihannya peningkatan demi peningkatan terhadap cara
namun tetap memberikan kritik atas segala dampak berpikir kritis peserta didik dalam setiap
yang ada (Nasrullah, 2015). Berdasarkan pada pembelajaran bisa terus konsisten seiring dengan
pembagian pandangan terhadapa internet dan media teknologi yang semakin pesat. Keaktifan peserta
sosial, cara pandang kelompok technorealism lah didik dalam proses pembelajaran juga dapat
yang kiranya sejalan dengan gerakan literasi digital. melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik
Kelompok ini memandang bahwa internet tidak (Miranda & Purnamaningsih, 2022)
ditolak mentah-mentah namun tidak juga diikuti
266 | Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan | Vol. 14, No. 3, Juli 2023, hal. 261-267
Meet the Demands of 21stCentury Skills. Indonesian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan
Research Journal in Education| IRJE|, 442–460. Pembelajaran, 6(3), 433–440.
Hanifah Triari Husna. (2022, March 25). Indeks Literasi Shodiq, I. J., & Zainiyati, H. S. (2020). Pemanfaatan media
Digital Indonesia 3.49, Ini yang Bisa Dilakukan pembelajaran E-Learning menggunakan Whastsapp
Pemerintah. Direktorat Jendral Aplikasi Informatika. sebagai solusi ditengah penyebaran Covid-19 di MI
https://aptika.kominfo.go.id/2022/03/indeks- Nurulhuda Jelu. Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman,
literasi-digital-indonesia-3-49-ini-yang-bisa- 6(2), 144–159.
dilakukan-pemerintah/ Sholihah, K. (2016). Analisis literasi digital: Studi
Hazmi, H. Y., Tahir, M., & Turmuzi, M. (2021). pemanfaatan jurnal elektronik oleh mahasiswa
Implementasi Blended Learning Pada Proses Magister Manajemen di Perpustakaan UKSW Salatiga.
Pembelajaran 4.0 Dalam Rangka Meningkatkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Literasi Digital Peserta Didik Kelas 5 Sdn 5 Silvana, H., & Darmawan, C. (2018). Pendidikan literasi
Cakranegara. Renjana Pendidikan Dasar, 1(2), 109– digital di kalangan usia muda di kota bandung.
115. Pedagogia, 16(2), 146–156.
Inskip, C. (2020). Developing Library Staff Digital Supratman, L. P., & Wahyudin, A. (2017). Digital media
Literacies. Digital Literacy Unpacked, 139–152. literacy to higher students in Indonesia. International
Jatnika, Y. (2017). Literasi Digital untuk Kemajuan Bangsa. Journal of English Literature and Social Sciences,
Majalah Pendidikan Keluarga. 2(5), 239217.
Liansari, V., & Nuroh, E. Z. (2018). Realitas penerapan Tsaniyah, N., & Juliana, K. A. (2019). Literasi digital
literasi digital bagi mahasiswa FKIP Universitas sebagai upaya menangkal hoaks di era disrupsi. Al-
Muhammadiyah Sidoarjo. Proceedings of the ICECRS, Balagh: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 4(1), 121–
1(3), v1i3-1397. 140.
Miranda, A. Z., & Purnamaningsih, I. R. (2022). Penerapan
E-Learning Sebagai Inovasi Pendidikan Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(4), 1994–
2000.
Misbah, M., Pratama, W. A., Hartini, S., & Dewantara, D.
(2018). Pengembangan e-learning berbasis
schoology pada materi impuls dan momentum untuk
melatihkan literasi digital. PSEJ (Pancasakti Science
Education Journal), 3(2), 109–114.
Nasrullah, R. (2015). Media sosial: Perspektif komunikasi,
budaya, dan sosioteknologi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2016, 2017.
Naufal, H. A. (2021). Literasi digital. Perspektif, 1(2), 195–
202.
Pappang, F. A., & Izaak, M. P. (2023). Penerapan Media
Pembelajaran Digital Pada Aktivitas Penugasan
Dalam Upaya Meningkatkan Literasi Digital Siswa.
Jurnal Pengembangan Pembelajaran Dan Riset Fisika
(JPPRF), 1(2), 69–75.
Pratama, W. A., Hartini, S., & Misbah, M. (2019). Analisis
literasi digital siswa melalui penerapan e-learning
berbasis schoology. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran
Fisika, 6(1), 9–13.
Purbo, O. W., & Hartanto, A. A. (2002). Teknologi e-
learning berbasis PHP dan MySQL. Elex Media
Komputindo.
Ramdani, A., Jufri, A. W., & Jamaluddin, J. (2020).
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Android pada Masa Pandemi Covid-19 untuk
Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik. Jurnal
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian