Anda di halaman 1dari 14

LITERASI DIGITAL PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM DAN SELF DIRECT

LEARNING UNTUK MENCIPTAKAN MAHASISWA UNGGUL DAN BERDAYA


SAING

DISUSUN OLEH:

IZUL KAMILA (201003612112284)

DOSEN
PENGAMPU:
PROF. DR. DRA. EMILIANA SRI PUDJIARTI, SE., M.SI.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SEMARANG
Abstrak: Sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia
memiliki potensi besar untuk berkembang dan maju.Upaya menyiapkan manusia Indonesia
yang maju dan unggul. Melalui Program Literasi Digital, dirancang kebijakan dan upaya
kolaboratif untuk mengedukasi agar sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia lebih
unggul dan berdaya saing terlebih era revolusi industri. Namun seiring perubahan zaman
yang diikuti kecanggihan teknologi digital ini mengakibatkan sedikit gangguan khususnya
anak- anak muda indonesia sehingga sebagian besar mereka kebingungan untuk beradaptasi.
Menghadapi keadaan tersebut, diperlukan upaya untuk mengatasi agar tidak terjerumus
dalam kebingungan. Upaya yang perlu dilakukan, antara lain melalui program literasi digital
khususnya dunia pendidikan. Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui peran literasi
digital pada generasi muda khususnya mahasiswa sebagai upaya untuk meningkatkan angka
literasi Indonesia yang masih rendah. Fokus utama kegiatan literasi yang dituju dalam
penelitian ini adalah literasi daring atau pemanfaatan sumber sumber bahan bacaan baik itu
buku, jurnal, prosiding, dan sumber bacaan lainnya yang tersedia melalui daring dengan
menggunakan aplikasi google classroom. Google classroom merupakan aplikasi
pembelajaran virtual yang dikeluarkan oleh Google. Pandemi mengubah proses pembelajaran
konvensional yang menjadi berbasis daring. Kompetensi literasi digital memiliki hubungan
erat dengan pelaksanaan pembelajaran daring, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui tingkat literasi digital pada peserta pembelajaran daring. Untuk dapat mengikuti
perubahan yang terjadi diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan kesadaran akan
pentingnya literasi untuk menambah wawasan dan melatih berpikir kritis untuk tetap bisa
unggul dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Kata kunci: Literasi digital, Google classroom, Self direct learning, Mahasiswa unggul dan
berdaya saing.
PENDAHULUAN

Arus globalisasi telah membawa perubahan pada era revolusi keempat atau yang lebih
dikenal dengan sebutan era revolusi digital. Dimana saat ini semua informasi dapat kita
dapatkan secara real time dan cepat dimana saja dan juga kapan saja. Didukung oleh mesin
pencari yang dapat membantu kita menemukan semua bahan informasi yang kita cari dengan
biaya yang rendah. Perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi kini telah
direspon oleh banyak pengguna di seluruh Indonesia. Pesatnya perkembangan ini
mempengaruhi seluruh sektor kehidupan masyarakat salah satunya dalam hal pendidikan.
Globalisasi yang sangat cepat menghadirkan banyak inovatif terbaru dalam berbagai bidang,
salah satunya dalam era digital. Perkembangan arus globalisasi ini juga dirasakan oleh
Indonesia, ada banyak pemanfaatan yang dihadirkan melalui teknologi digital, salah satunya
adalah literasi digital. Berbagai kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya hanya bisa
dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian besar dilakukan dengan menggunakan
buku), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Pembelajaran melalui
internet ini dikenal dengan nama e-learning. pemerintah mendukung penuh segala bentuk
inovatif yang dilakukan oleh Sekolah dan Perguruan Tinggi agar para lulusan ini nantinya
akan menjadi sumber daya manusia yang tanggap akan perubahan dinamika industri 4.0
termasuk salah satunya kemampuan literasi digital. Peningkatan literasi digital juga harus
didukung dengan cara berpikir yang kritis.
literasi digital merupakan hal yang penting untuk dilakukan terutama bagi generasi muda
terutama mahasiswa karena generasi ini yang paling dominan menggunakan media digital
untuk mengakses informasi dari internet. Literasi digital ini memang penting ditingkatkan
saat ini, terlebih lagi penggunaan teknologi bukan hanya tentang apa dan bagaimana
pengoperasiannya. Tetapi, apa manfaat yang dapat kita peroleh dari penggunaan internet,
media sosial, sebagai sarana edukasi dan komunikasi. Perlu adanya perkembangan dengan
menghadirkan konten-konten positif yang akan menunjang kegiatan belajar serta mendorong
kemampuan, knowledge dan juga produktivitas mahasiswa.
Peningkatan literasi digital juga harus didukung dengan cara berpikir yang kritis. Berdasarkan
hasil survey literasi digital Kementerian Kominfo bersama Katadata menunjukkan indeks
literasi digital Indonesia berada di angka 3,47 dari skala 4 (Kominfo, 2021). Hal tersebut
menunjukkan bahwa literasi digital di Indonesia belum sampai pada tahap memuaskan.
Sehingga perlu adanya penanganan yang lebih fokus agar tidak hanya menguasai perangkat
digitalnya namun juga terhadap literasi digital dengan mengevaluasi mencari segala bentuk
informasi yang diperoleh. Karena nantinya literasi digital merupakan kunci keberhasilan
transformasi digital. Dengan kesadaran dan rasa ingin belajar yang tinggi akan
mempermudah kita untuk menghadapi perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang
karena sudah terbiasa memanfaatkan sistem digital dan memprkaya literasi sehingga mampu
mengasah pikiran kita untuk tetap kritis terhadap apapun yang akan terjadi.
TELAAH PUSTAKA

Literasi Digital

Literasi pada dasarnya adalah kemampuan membaca dan menulis. Tokoh yang
pertama kali memperkenalkan konsep Literasi Digital adalah Paul Gilster. Istilah literasi
digital pertama kali dicetuskan oleh (Gilster,1997) sebagai kemampuan dalam memahami,
menggunakan, dan memperoleh informasi dari berbagai sumber digital. Pendapat lain juga
dikemukakan oleh (Bawden,2001) bahwa literasi digital berakar dari literasi komputer serta
literasi informasi, dimana literasi komputer ini mulai berkembang pada tahun 1980-an, dan
tidak hanya digunakan oleh sektor bisnis tetapi juga digunakan oleh masyarakat. Sedangkan,
literasi informasi telah menyebar luas pada tahun 1990-an ketika informasi semakin mudah
disusun, diakses, dan disebarluaskan dengan teknologi komputer (Kurnianingsih, 2017).
Sementara itu Martin (2005) dalam (Restianti, 2018) mendefinisikan literasi digital sebagai
kesadaran, sikap dan kemampuan mengidentifikasikan, mengakses, mengelola,
mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis alat dan fasilitas digital dengan efektif untuk
menghasilkan pengetahuan baru berkomunikasi, bahkan mengonstruksikan aksi sosial.
Sedangkan UNESCO mengusulkan definisi literasi digital sebagai kemampuan mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengevaluasi, berkomunikasi dan membuat
informasi baru secara aman dan tepat melalui teknologi digital (Romansyah, 2017).
Kerangka literasi digital meliputi tiga komponen, yaitu wawasan (knowledge), keterampilan
(skills), dan perilaku (attitude) (Law et al., 2018).
Literasi komputer berkembang pada dekade 1980-an ketika komputer mikro semakin luas
dipergunakan, tidak hanya di lingkungan bisnis, tetapi juga masyarakat. Sementara itu,
literasi informasi menyebar luas pada dekade 1990-an manakala informasi semakin mudah
disusun, diakses, dan disebarluaskan melalui teknologi informasi berjejaring. Martin
(2006:155) merumuskan definisi literasi digital sebagai berikut. Digital literacy is the
awareness, attitude and ability of individuals to appropriately use digital tools and facilities
to identify, access, manage, integrate, evaluate, analyse and synthesize digital resources,
construct new knowledge, create media expressions, and communicate with others, in the
context of specific life situations, in order to enable constructive social action; and to reflect
upon this process. Hague (2010:2) juga mengemukakan bahwa literasi digital merupakan
kemampuan untuk membuat dan berbagi dalam mode dan bentuk yang berbeda; untuk
membuat, berkolaborasi, dan berkomunikasi lebih efektif, serta untuk memahami bagaimana
dan kapan menggunakan teknologi digital yang baik untuk mendukung proses tersebut.

Google Classroom

Google Classroom atau biasa disebut GCR adalah aplikasi pembelajaran daring
berbasis web yang dibuat untuk memudahkan kegiatan pembelajaran antara pengajar
dengan peserta didik tanpa harus bertatap muka secara langsung. Sebagai aplikasi
pembelajaran, Google Classroom memungkinkan pendidik untuk membuat ruang
kelas khusus dan membagikan kode kelas untuk siswanya bergabung. Aplikasi yang
dapat diakses secara gratis ini juga memungkinkan pendidik untuk memberikan tugas
dan materi tanpa harus bertatap muka secara langsung.
perguruan tinggi yang sebelumnya dilakukan secara konvensional menjadi digital.
Pembelajaran berbasis web (Web Base Learning), Internet Learning, atau yang lebih
dikenal dengan istilah e-learning. Sistem e-learning merupakan bentuk implementasi
pembelajaran yang menggunakan internet dalam bentuk website maupun weblog
dengan menampilkan berbagai konten multimedia yang merupakan proses
transformasi dari pembelajaran konvensional menjadi digitalisasi. Di lingkungan
Universitas 17 Agustus 1945 sendiri beberapa mahasiswa menggunakan GCR untuk
berkomunikasi dan media untuk mengirim tugas kepada dosen pembimbing mereka.
melakukan diskusi, pengiriman tugas dan forum diskusi.

Self-Directed Learning

Menurut Setyawati (2015), Self-directed learning (SDL) adalah kemampuan


mahasiswa mengambil inisiatif untuk bertanggung jawab terhadap pelajarannya
dengan atau tanpa orang lain yang meliputi aspek: kesadaran, strategi belajar,
kegiatan belajar, evaluasi, dan keterampilan interpersonal.
Konsep model pembelajaran Self-Directed Learning atau pembelajaran mandiri
merupakan proses belajar yang dilakukan atas inisiatif sendiri. Sebagaimana menurut
Plews “Self Direct Learning as a process “in which individuals take the initiative with
or without the help of others in diagnosing their learning needs, formulating learning
goals, identifying human and material resources for learning, choosing and
implementing appropriate learning strategies and evaluating learning
outcomes”(Plews, 2017). Bagian yang terpenting dari penggunaan model
pembelajaran SDL adalah menerapkan sistem pembelajaran secara mandiri. Sistem
pembelajaran ini dapat mengembangkan peserta didik menjadi lebih aktif dan leluasa
dalam menentukan apa yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran SDL peserta didik
atau atau Individu belajar melalui pembelajaran yang diatur sendiri, peserta didik
secara mandiri akan terdorong untuk bisa menetapkan tujuan dalam pembelajaran
mereka dan berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan keinginan
peserta didik. Pada proses pelaksanaannya peserta didik akan mencoba berbagai cara
untuk mewujudkan tujuan mereka.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasional, yaitu


metode yang bertujuan untuk mendapatkan jawaban tentang ada atau tidaknya
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

literasi Digital

Google Classroom Mahasiswa Unggul

Self direct Learning

HASIL DAN PEMBAHASAN


literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami segala
bentuk informasi ketika sedang membaca ataupun menulis. Selain itu, literasi
juga mencakup pemahaman dalam mengenali atau menganalisis ide-ide yang
disampaikan secara visual, baik dalam bentuk gambar ataupun video. Literasi
digital dapat membantu seseorang dalam berpikir kritis, memecahkan
masalah, dan berkomunikasi dengan lancar. Selain itu, literasi digital juga
dapat memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berkolaborasi
dengan banyak orang.

Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang diciptakan oleh Google


yangmemungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Selain itu, aplikasi
ini menjadi sarana dikumpulkannya tugas-tugas. Aplikasi ini sangat
memudahkan proses pembelajaran oleh dosen dan mahasiswa dalam
melaksanakan proses belajar. Google Classroom sesungguhnya dirancang
untuk mempermudah interaksi dosen dan mahasiswa dalam dunia maya.
Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada para dosen untuk mengeksplorasi
gagasan keilmuan yang dimilikinya kepada mahasiswa. Dosen memiliki
keleluasaan waktu untuk membagikan kajian keilmuan dan memberikan tugas
mandiri kepada siswa. selain itu, dosen juga dapat membuka ruang diskusi bagi
para mahasiswa.
Pengenmbangan literasi mahasiswa perlu di kembangkan diantaranya dengan
melakukan peningkatan literasi dan minat baca untuk menambah ilmu
pengetahuan dan melakukan pola pikir kritis. Pembangunan SDM dapat
dilakukan dengan cara memanfaatkan literasi digital dan budaya membaca
dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada saat ini untuk transfer
ilmu pengetahuan dan memperkaya wawasan. Terlebih kemudahan akses
informasi saat ini membantu kita untuk memperkaya wawasan tanpa
mengeluarkan biaya lebih karena dapat diakses melalui internet kapanpun dan
dimanapuun. karena sedikit banyak orang yang sering melakukan literasi
memiliki pola pikir yang kritis dan lebih unggul dibanding orang yang tidak
pernah membaca literasi.
KESIMPULAN DAN SARAN

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat,
dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari. Google classroom bisa dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan
kemampuan literasi mahasiswa. Dosen bisa menggunakan fitur fitur yang ada pada
google classroom seperti create material, create assignment, create question, create
topic, dan reuse post untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Dosen juga bisa
menyisipkan pembiasaan literasi dengan memanfaatkan fitur-fitur tersebut sehingga
kegiatan literasi menjadi terkonsep dan terawasi.
Sebagai mahasiswa tentunya diharapkan untuk bisa belajar mandiri dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada saat ini. Dengan memanfaatkan
teknologi yang ada kita dapat mengambil berbagai literasi yang tersedia untuk dapat
menyerap informasi yang bermanfaat untuk memperkaya wawasan kita dan juga
melatih kita untuk tetap mampu berpikir kritis.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/article/view/1544/1143

https://diskominfo.jambikota.go.id/?p=5538

http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/3538/2221

http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/3468/1/Perspektif%20Mahasiswa%20terhadap
%20Pengunaan%20Google%20Classroom%20sebagai%20Alat%20untuk
%20Meningkatkan%20Literasi

https://journals.ums.ac.id/index.php/indigenous/article/view/4458/3328

https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/article/view/1544
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Meningkatkan+Kemampuan+Literasi+Mahasiswa+Mengg
unakan+Google+Classroom%E2%80%9D&btnG=

http://journal.rumahindonesia.org/index.php/njpi/article/view/54
https://doc-0g-5g-docs.googleusercontent.com/docs/securesc/
gjg9qjpmtfsrtc2g3qnm736kadhu6ik9/
mjbvq62eu2vma3ahqodbaa2cjvj31u65/1669823925000/17887061622605779163/032
26829066477219847/1PEyGmASLjjm14pKXBW5XRBeUxCUFlN5M?
e=view&ax=AEKYgyQ1TpGKhIndaHQCeepLL2kQGYGYQ3-
k7Gt7CTqPVmd3her_2uzrCihNv2exIBqDdN7sLlKWqu5Ux-
5diF75Ter3LZeoPiSAmVfy6MCK7yUrH-
90nRjwkFF2J0nMNLV4VrzrGswtLSgUbn_Qu0C4WvCAUbqp_fOIYuYNdzfysLPE
zvd79z1spVD8bfSeuABzZJEZNakL2Bj4N7H5sjbIkO7NtoJ-
qz0xfnDAt1RmcXzbMN1UbVmuW4hrR1sPstGS6WABJ4oc5ePEPMn712BI8Mrzcs
viS0elt6MDm0-Nl0nH1-i1PhtIv61X753wrf7rApsnilG-
Rz6BWy555JTFxRKrGzZOEq6f4A3y8BeWJaklFOtQzA3nT3El5Efi_Z5xlQodbPikF
YlQ3Q_1HyhGd8v6XqAU41-
AlhQcNJyQQF6sNeV7cBSlR9paCqPybKD7fap6RhqVHjagLxzFu3XcAeYUz67qW
V2HlB4LUjpf4eht4L_JtfRKtiNSCs4xKSfvuEum1N9Qeu2JKzSNk90VCpXrO2m-
9B2Le6SF_is8AzrCf6L-
vncHYDxxMK1FLmexj1hkoboiANdcArN8_i5SuAQ5oGH09nNtauQnlG5MtyUZlD
XGqX6rilWLVqpwP3-
eDGaEPBfktOZolsk7V_HDYzAVYEgYtcineJJdJ14BgT6bDUUP72c1mxbz7Wpriuji
S-iyDF9llk-yvn0DukSgGQzcU3y_RTdSyPItEDh-
cnyqBW026GvoakX7KkYquSrP1vvkyU-
LIsNURxwmKQc_R7h_ClMfAxDm9TLLl7_4TuUfRSxCn_UW0juKD9FgHZYvas9
u43PdzSew9Lf67_n9RUMXbmDisnYNryFFKrFNZXlNFjJmyEF1-
eT9cWMsasyaurHq&uuid=4b48828f-6845-49b1-9661-
e23171a83b51&authuser=0&nonce=g84avg6nlfomm&user=03226829066477219847
&hash=2fhqv5d5gqvpfbjuabrr0hg8rr21t09o
HASIL DAN PEMBAHASAN

Literasi Digital Mahasiswa


Melihat sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk berkembang dan memiliki
keinginan kuat untuk maju menjadi sdm unggul, yang mampu bersaing dengan baik.
das Dalam kehidupan ini sebuah keterampilan membaca sangatlah berperan penting
karena dengan membaca merupakan salah satu sumber perolehan pengetahuan. Untuk
keterampilan ini harus dimulai oleh peserta didik baik sejak dini karena salah satu
pondasi dalam belajar. Dalam gerakan literasi sekolah ini mampu menguatkan budi
pekerti seperti dimana yang telah diungkapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2015. Dengan adanya kebiasaan literasi akan
menciptakan generasi yang unggul (Fajriyah, 2018). Penerapan dalan SD
Muhammadiyah 1 Padas sebelum adanya sebuah pandemi virus Covid-19 ini mereka
melakukan literasi dengan “Pojok Baca” di mana itu terjadi saat sebelum
pembelajaran dimulai yang dilakukan setelah hafal qur’an. Kemudian, mereka
melakukan literasi yang dimana dilakukan dalam waktu 15 menit. Sumber baca
mereka ini selain dari sekolah mereka juga diperbolehkan membaca buku bacaan yang
mereka miliki di rumah untuk dibawa ke sekolah yang bisa juga dipinjamkan ke
temannya untuk melakukan bergantian membaca agar mereka mendapatkan banyak
informasi, pengetahuan dan wawasan dari berbagai sumber.
Kemampuan literasi digital mata kuliah Media dan Pengembangan Bahan Ajar terbagi
kedalam tiga kategori yaitu keterampilan (use skill), pemahaman kritis (critical
understanding), dan kemampuan komunikatif (communicative abilities). Indikator
keterampilan atau use skill khususnya pada pemanfaatan komputer dan akses internet
terdiri dari kepemilikan komputer/laptop; penggunaan komputer/ laptop; kepemilikan
akun media sosial dan e-mail; situs yang sering dikunjungi; download dan upload. Hal
ini senada dengan pendapat Trilling & Fadel yang menyatakan bahwa di abad 21
pendidikan harus senantiasa bergerak sejalan dengan kemajuan zaman (Trilling &
Fadel, 2009). Kategori Critical Understanding atau pemahaman kritis, adalah
kecakapan dalam melakukan analisis dan evaluasi isi media secara luas dan lengkap.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kemampuan Critical Understanding
subjek penelitian meningkat seiring dengan adanya e-learning di UNIPMA. Subjek
penelitian mampu memanfaatkan e-learning tersebut untuk mempersiapkan materi
yang lebih kreatif dan inovatif. Konten yang di upload lebih bervariasi seperti animasi,
gambar, dan audio visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mata kuliah
Media dan Pengembangan Bahan Ajar yang telah dilaksanakan di UNIPMA terdapat
beberapa perbedaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum implementasi
e-learning. Memasuki era New Normal saat ini kebutuhan akan penggunaan internet
dalam mengakses segala informasi tentang berita maupun informasi dalam pendidikan
telah menjadi kebutuhan primer namun dalam penggunaan media informasi tersebut
diharapkan dapat menggunakanya secara bijak dan dapat menganalisis serta
mengevaluasi konten yang baik dan kurang baik. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Bahrul (2019) yang menyatakan bahwa mahasiswa sebagai pengguna media
digital diharapkan dapat membentengi diri dari terpaan informasi dari berbagai
sumber digital (Ulum Bahrul; Delora Jantung Amelia, 2019).

Google Classroom

Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang diciptakan oleh Google


yangmemungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Selain itu, aplikasi ini
menjadi sarana dikumpulkannya tugas-tugas. Aplikasi ini sangat memudahkan proses
pembelajaran oleh dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan proses belajar. Google
Classroom sesungguhnya dirancang untuk mempermudah interaksi dosen dan
mahasiswa dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada para
dosen untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan yang dimilikinya kepada mahasiswa.
Dosen memiliki keleluasaan waktu untuk membagikan kajian keilmuan dan
memberikan tugas mandiri kepada siswa. selain itu, dosen juga dapat membuka ruang
diskusi bagi para mahasiswa.
Google Classroom Juga bisa digunakan sebagai media agar mahasiswa terbiasa
berliterasi. Caranya dosen pembina mata kuliah bisa menugaskan mahasiswa untuk
meresensi atau mencari definisi keilmuan dari berbagai buku kemudian hasilnya
mahasiswa diminta mengirimkannya melalui google classroom. Dengan cara ini
mahasiswa akan membaca sekaligus menuangkannya hasil bacaannya melalui tulisan.
Harus diakui cara berliterasi melalui penugasan perkuliahan sebetulnya mengandung
unsur keterpaksaan dalam diri mahasiswa. Artinya, mahasiswa baru akan membaca
ketika ada tugas dari dosen pembina mata kuliah. Namun, seperti kata pepatah tidak
ada usaha yang menghianati hasil. Menumbuhkan literasi memerlukan dukungan dari
segenap pihak termasuk dosen pembina mata kuliah.

Anda mungkin juga menyukai