Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REPORT

BAHAN BAHAN LISTRIK

Disusun Oleh Haykal Silaban


NIM 5232230004
PRODI Teknik Elektro 2023 Kelas C

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dalam mengembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan KKNI,terdapat enam


jenis tugas yang harus di selesaikan mahasiswa antara lain: Tugas Rutin, Jurnal
Review,Critical Book Report,Mini Research,Tugas Project dan Rekayasa Ide. Tugas ini
berfungsi mengkritik buku yang bersangkutan dengan materi yang dipelajari di perkuliahan
untuk mengajak mahasiswanya membaca buku dan dapat memahami materi .Dari itu,saya
membuat Critical Book Report ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahan Bahan Listrik, dan berharap isi dan materi yang akan dijelaskan atau di paparkan
dapat semakin menambah ilmu kita semua.

Medan, 11 November 2023


Haykal Silaban
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A.LATAR BELAKANG......................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1

C. TUJUAN............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. IDENTITAS BUKU........................................................................................2
B. PENJELASAN DAN PENILAIAN TERHADAP BUKU.......................3-47

BAB III PENUTUP...............................................................................................48


A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.............................................48
BAB IV KESIMPULAN……………..................................................................49
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai
dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai
memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah
dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang ini jarak dan waktu
bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan ilmu, berbagai aplikasi tercipta untuk
memfasilitasinya.

B.Tujuan
1. Agar dapat memahami Pengertian dan Perkembangan Teknologi
2. Agar dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan Teknologi
3. Agar dapat mengetahui faktor pendorong dan pengahambat Teknologi Informasi dan
Komunikasi
4. Agar meningkatkan motivasi pembaca untuk lebih memperhatikan perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunkasi

C. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Menambah pengetahuan serta wawasan para pembaca
3. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi dan membandingkan 2 atau lebih buku
BAB II
PEMBAHASAN

Identitas Buku:

Buku I
Judul : Ilmu Bahan Listrik
NAMA Penulis : Adi Sutopo, Juaksa Manurung, Arwadi Sinuraya
Penerbit : Yayasan Kita Menulis
Tahun Terbit : 2020

Identitas Buku:

Buku II
Judul : Pengetahuan Bahan Listrik
NAMA Penulis : Syafriyudin, ST,MT
Penerbit : Akprind Press
Tahun Terbit : 2013
Buku 1
Bagian 1
Pendahuluan
Pengetahuan tentang bahan listrik bagi orang yang berkecimpung dalam teknik
elektro (listrik) sangat penting, karena pemilihan bahan dalam penggunaan, penyaluran dan
pengamanan energi listrik akan menentukan efisiensi, efektivitas dan keamanan sistem
tenaga listrik. Pemilihan bahan-bahan listrik merupakan bagian yang sangat penting dalam
sistem tenaga listrik baik untuk listrik tegangan rendah (0-380 V), tegangan menengah (3000
V-33000 V), tegangan tinggi (33 kV-150 KV) hingga tegangan ektra tinggi (>150 KV). Bahan
listrik akan berpengaruh terhadap kualitas penyaluran energi listrik yaitu semakin baik
kualitas pemilihan bahan listrik maka efisiensi daya listrik yang disalurkan semakin baik,
demikian halnya dalam pemilihan isolator yang melebihi dari batas tegangan tembus akan
memberikan jaminan keamanan listrik bagi manusia dan lingkungan.
Rendahnya kualitas penyaluran daya listrik (Efisiensi rendah) listrik diakibatkan oleh
kebocoran arus listrik dan rugi-rugi tegangan pada penyaluran energi listrik. Kebocoran arus
listrik dapat terjadi karena terjadi tegangan tembus pada isolator penghantar yang
menyebabkan ada arus listrik yang mengalir pada bagian permukaan luar komponen
listrik/kabel menuju ke dalam tanah. Kebocoran arus listrik yang mengalir walaupun dalam
ukuran kecil dapat menyebabkan kerugian daya, dan jika hal ini diabaikan akan dapat
menyebabkan tegangan tembus yang lebih besar dan dapat membahayakan bagi manusia
karena ada bagian-bagian dari perlengkapan penyaluran energi listrik menjadi bertegangan.
Selain itu tegangan tembus dapat menyebabkan hubung singkat phasa dengan phasa atau
phasa dengan tanah sehingga membahayakan keamanan manusia dan lingkungan
sekitarnya.
Kualitas bahan dalam sistem dalam sistem tenaga listrik memengaruhi efisiensi
energi listrik. Rendahnya efisiensi disebabkan karena adanya kerugian daya atau tegangan.
Kerugian tegangan (voltage drop) pada penyaluran energi listrik diakibatkan karena ada daya
listrik terdisipasi pada penghantar, karena setiap penghantar yang dilalui arus yang listrik
memiliki hambatan. Dengan demikian apabila hambatan (tahanan) penghantar yang dilalui
semakin besar maka kerugian tegangan (daya yang terdisipasi) menjadi semakin besar. Oleh
karena daya listrik berbanding lurus dengan arus listrik, sehingga semakin besar arus yang
mengalir besarnya rugi tegangan juga semakin besar. Hal ini menyebabkan tegangan pada
ujung saluran beban menjadi lebih rendah dibandingkan tegangan sumber (input).
Pemilihan pemakaian bahan listrik juga harus menyesuaikan kondisi lingkungan
(tingkat aktifitas manusia, kelembaban, mengandung bahan kimia atau jenis pemasangan
penghantar) dimana konduktor tersebut dipasang. Setiap jenis bahan konduktor, isolator
dan semikonduktor memiliki karakteristik yang berbeda dalam menghadapi kondisi
lingkungan, misalnya penghantar yang dipasang di daerah lembab (banyak mengandung air)
atau ditanam dalam tanah (kabel tanah) berbeda dengan penghantar yang dipasang di
tempat kering atau sebagai saluran udara. Hal ini seperti halnya dengan penghantar yang
digunakan untuk saluran distribusi/transmisi saluran udara memiliki jenis bahan penghantar
yang berbeda dibandingkan dengan yang digunakan pada saluran distribusi/transmisi yang
ditanam ke dalam tanah atau dikedalaman perarian. Perbedaan yang lain dalam hal jenis
isolasi yang digunakan untuk saluran udara dan yang ditanam di bawah tanah.
Sifat Sifat Bahan Listrik
Uraian umum pada bagian pendahuluan telah dijelaskan bahwa pertimbangan dalam
pemilihan jenis bahan listrik selain mempertimbangkan sifat listrik adalah sifat mekanis bahan, sifat
fisis bahan, dan sifat kimia. Sifat-sifat tersebut perlu mendapat perhatian karena pemakaian bahan
listrik dalam sistem tenaga listrik terlepas dari masalah tekanan dan tarikan dari bahan itu sendiri
(berat penghantar) maupun dari alam (angin). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan
(panas/dingin) dan mungkin juga di daerah yang ada kandungan unsur kimianya yang dapat
berpengaruh terhadap bahan. Berikut ini sifat-sifat bahan listrik yang perlu mendapat perhatian.

1. Sifat Mekanisme

Kemampuan terhadap sikap mekanis bahan, yaitu kemampuan bahan dalam


mempertahankan kemampuan bentuk dari suatu bahan padat akibat adanya gaya-gaya dari luar yang
bekerja pada bahan tersebut. Perubahan bentuk tersebut menjadikan bahan bisa bertambah
panjang menjadi lebih kecil atau sampai putus/rusak. Perubahan bentuk tersebut tergantung dari
besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan karakteristik bahan tersebut dalam menghadapi gaya-gaya
dari luar atau dari bahan itu sendiri.

Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi karakteristik
spesifikasi bahan dalam menghadapi berbagai beban dan gaya. Misalnya melalui pengujian tarik akan
diperoleh alam besaran-besaran kekuatan tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi penampang,
modulus elastis, keuletan logam, dan lain-lain. Jika bahan mendapatkan gaya dari luar yang bekerja,
maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda:

a) a Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, karena sifat kenyal (elastis) benda masih
mampu menahan tekanan yang mengenahinya.
b) b Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya sebagian saja
yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya yang bekerja melampaui batas
kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang
c) c Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya yang bekerja
jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang (sudah
melampaui titik kritis).

Berdasarkan ke tiga kondisi di atas maka suatu benda akan mengalami pemanjangan atau
pemendekan, tegangan geser dan tegangan patah.

(a) Pemanjangan atau pemendekan

Hasil percobaan Robert Hooke menyatakan bahwa batang yang

panjangnya 1 cm dibawah batas muatan tertentu, maka pemanjangan

atau pemendekannya:

a. Berbanding lusur dengan gaya tarik/tekan (P)


b. Berbanding lusur dengan panjang semula (1)
c. Berbanding terbalik dengan luas potongan (q)
d. Tergantung pada macam bahan batang tersebut.
Ditulis dalam bentuk persamaan (disebut rumus Hooke) sebagai berikut:

PL
Δ=
AE
Di mana,
• Δ = Perpanjagan atau Perpendekan (m)
• L = Panjang batang sebelum dibebani (m)
• P = Besar Beban
• E = Modulasi elastis (tergantung macam bahan)
• q = Luas potongan m2

(b) Tegangan Geser

Sementara itu Tegangan Geser suatu benda setelah mendapartkan perbedaan dapat
dituliskan dengan persamaan ;

t
Ý=
G
Di mana,

 T = tegangan geser
 Y = rengangan geser satuan
 G = modulus elastis geser (tergantung macam bahan)

Ringkasan
1. Pemilihan isolator dengan memperhatikan batas tegang tembus sehingga akan memberikan
jaminan keamanan lis bagi manusia dan lingkungan.
2. Kebocoran arus listrik dapat terjadi karena tegangan temb pada isolators penghantar
terlampaui sehingga menyeha arus listrik mengalir pada bagian permukaan luar kompoten
listrik/kabel menuju ke dalam tanah.
3. 3 Tegangan tembus dapat menyebabkan hubung singkat ph dengan phasa atau phasa
dengan tanah sehingga dap membahayakan keamanan manusia dan lingkungan sekitarnya.
4. Kualitas bahan dalam sistem tenaga listrik mempengaruh efisiensi dan efektifitas pemakaian
energi listrik.
5. Kerugian tegangan (voltage drop) pada penyaluran energi listri diakibatkan karena ada arus
listrik yang mengalir penghanta sehingga ada daya listrik yang terdisipasi pada penghanta
tersebut.
6. Sistem pemasangan penghantar dalam penyaluran energi listri mengikuti peraturan yang
berlaku untuk mencegah pemakai bahan yang tidak memenuhi standar keamanan sehingg
kejadian hubung singkat antar fasa, fasa dengan netral, fas dengan tanah dapat diminimalisir.
7. Sifat bahan yang ada di alam ini dalam bidang teknik tenag listrik terdiri dari konduktor,
isolator, semi konduktor kemagnetan dan superkonduktor
8. Bahan utama yang digunakan dalam penyaluran energi listrik adalah bahan jenis penghantar
atau sering dinamakan dengan istilah konduktor (conductor) dan isolator.
9. Pemilihan pemakaian bahan listrik harus menyesuaikan kondisi lingkungan (tingkat aktivitas
manusia, kelembaban, kandungan bahan kimia di sekitarnya dan jenis pemasangan
penghantar) dimana konduktor tersebut dipasang.
10. Pemilihan bentuk bahan listrik (padat, cair dan gas) dalam sistem tenaga listrik
menyesuaikan terhadap fungsi bahan, konstruksi bahan dan lingkungan bahan listrik di mana
digunakan.
11. Pemilihan bahan yang perlu diperhatikan adalah sifat-sifat bahan listrik adalah sifat mekanis,
sifat fisis dan sifat kimia.
12. Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi karakteristik
spesifikasi bahan dalam menghadapi berbagai beban dan gaya.
13. Sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur, titik didih, titik beku, kalor
lebur, sifat perubahan volume, wujud, dan panjang terhadap perubahan suhu.
14. Korosi merupakan contoh sifat bahan akibat reaksi kimia yang disebut dengan pemburaman.
Bagian 2
Stuktur Atom
Model Model Atom

Berbagai model susunan atom dikemukakan para ahli seperti pada pembahasan berikut ini

1. Model Atom Dalton

Dalton menggambarkan atom sebagi bola padat yang tidak dapat dibagi lagi. The state that
elements, in their purest state, consist of particles called atoms, that atoms of a specific element are
all the same, down to the very last atom; that atoms of different elements can be told apart by their
atomic weights; that atoms of elements unite to form chemical compounds, and that atoms can
neither be created or destroyed in chemical reaction, only the grouping ever changes (Dalton's
Atomic Laws or Model, 1789).

2. Model Atom J.J Thomson

Thomson mengatakan bahwa atom merupakan bola bermuatan positif dan pada tempat
tempat tertentu di dalam bola terdapat elektron- elektron, seperti kismis dalam roti. Jumlah muatan
positif sama dengan jumlah muatan negatif sehingga atom bersifat netral.

3. Model Atom Rutherford

Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dengan muatan
positif yang massanya merupakan massa atom tersebut. Elektron elektron dalam atom bergerak
mengelilingi inti tersebut dan banyaknya elektron dalam atom sama dengan banyaknya proton dalam
inti sesuai dengan nomor atomnya

4. Model Atom Bohr

Model atom menurut Bohr bahwa disekeliling inti itu hanya mungkin terdapat lintasan-lintasan
elektron yang berjumlah terbatas, pada setiap lintasan itu bergerak sebuah elektron yang dalam
gerakannya tidak memancarkan sinar. Jadi dalam setiap keadaan stationare, elektron mengandung
jumlah tenaga tetap dan terdapat dalam keadaan seimbang yang mantap.

Pita Energi

Elektron dalam sebuah atom tunggal hanya dapat menempati tingkat- tingkat energi
tertentu. Jika banyak atom saling berdekatan maka banyak atom dari kulit terluar (elektron valensi)
saling berinteraksi sehingga tingkat-tingkat energi saling bertumpukan dan membentuk pita energi.

Pita energi dalam sebuah atom dibagi dalam 3 kelompok yaitu:

(a) Pita Valensi

(b) Pita Konduksi

(c) Pita Larangan

1. Pita Valensi

Pita valensi adalah pita energi yang mungkin diisi oleh elektron dari zat padat hingga komplit,
dimana setiap pita memiliki 2N elektron dengan N adalah jumlah atom. Bila masih ada elektron yang
tersisa akan mengis pita konduksi. Pada suhu oo K., pita energi terisi sebagian untuk bahan
konduktor, sedangkan untuk isolator dan semikonduktor tidak ada elektron yang mengisi pita
konduksi.

2. Pita Konduksi

Pita konduksi adalah pita energi yang berada di atas pita valensi yang kosong atau terisi oleh
sebagain elektron-elektron. Celah diantara pita energi dan pita konduksi disebut dengan celah
energi.

3. Pita Larangan

Pita larangan adalah pita energi diantara pita valensi dan vita konduksi dimana elektron-elektron
tidak diperbolehkan ada pada pita energi ini. Energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron
dari pita valensi ke pita konduksi adalah sebesar energi pita larangan atau disebut juga celah energi.

Berdasarkan pita energi inilah dapat dikelompokkan 3 jenis bahan listrik yaitu;

a. Konduktor,

b. Semikonduktor

c. Isolator

Ringkasan

1. Atom yang memiliki jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral.
2. Model atom terdiri dari model atom Dalton, model atom J.J. Thomson, model atom
Rutherford, dan model atom Bohr.
3. 3 Model Atom Dalton menggambarkan atom sebagi bola padat yang tidak dapat dibagi lagi.
4. Menurut Thomson, atom merupakan bola bermuatan positif dan pada tempat tempat
tertentu di dalam bola terdapat elektron. elektron, seperti kismis dalam roti.
5. Menurut Rutherford atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dengan muatan positif yang
massanya merupakan massa atom tersebut.
6. Model atom menurut bohr, disekitar inti itu hanya mungkin terdapat lintasan – lintasan
elektron yang berjumlah terbatas, J pada setiap lintasan itu bergerak sebuah elektron yang
dalam gerakannya tidak memancarkan sinar.
7. Elektron dalam sebuah atom tunggal hanya boleh menepati tingkat-tingkat energi tertentu.
8. Pita energi dalam sebuah atom terdiri atas Pita Valensi, Pita V Konduksi, dan Pita Larangan.
9. Pita konduksi adalah pita energi yang berada di atas pita valensi yang kosong atau terisi oleh
sebagain elektron-elektron.
10. Pita larangan adalah pita energi diantara pita valensi dan vita konduksi dimana elektron-
elektron tidak diperbolehkan ada pada pita energi ini.
Bagian 3
Konduktor
Sifat Penting Bahan Pengantar
Bahan penghantar merupakan komponen pokok dalam sistem tenaga listrik sebagai
penyalur energi listrik dari pusat pembangkit tenaga listrik dapa ke beban (konsumen).
Pemilihan bahan penghantar menjadi salah satu garuh faktor yang dipertimbangkan dalam
efisiensi dan efektifitas dalam sistem pad tenaga listrik. Berdasarkan hal ini maka perlu
diketahui karakteristik terdir bahan penghantar yang akan dipilih dalam sistem tenaga listrik.
sarnya Karakteristik penting yang harus diketahui dari penghantar suatu bahan angkan
adalah sebagai berikut:
1) Daya Hantar Listrik.
uran. Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari
penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari pad jenis bahan, karena
setiap bahan memiliki daya hantar jenis yang )pada berbeda-beda. Besar hambatan tiap
meternya dengan luas penampang i mm2 pada temperatur 200C dinamakan hambatan
jenis. Hambatan jenis bahan (p) berbanding terbalik dengan konduktivitas bahan (o), yaitu
semakin besar nilai konduktivitas bahan maka nilai hambatan bahan menjadi semakin kecil
(persamaan 3.1) dan tabel 3.1. Beberapa bahan yang memiliki nilai konduktifitas tinggi
banyak digunakan sebagai kawat penghantar pada sistem tenaga listrik seperti tembaga dan
alumunium.
2) Koefisien Temperatur Hambatan
Sifat semua bahan logam adalah mengalami perubahan volume (memuai) bila bahan
tersebut mengalami peningkatan pada temperatur tertentu. Perubahan temeperatur dapat
disebabkan oleh faktor dari dalam dan faktor luar. Faktor dalam jika logam tersebut dialiri
arus listrik. Faktor dari luar dapat diakibatkan oleh terpaan sinar matahari atau berada di
tempat panas seperti dekat tanur peleburan logam atau tempat lain yang memiliki suhu
tinggi.
Perubahan volume bahan (pemuaian) terjadi jika terjadi kenaikan temperatur pada
bahan tersebut. Perubahan volume (pemuaian) setiap bahan logam tidak sama. Perubahan
volume bahan perlu diketahui karena perubahan suhu penting diketahui karena perubahan
volume bahan menyebabkan perubahan pada jarak ruang antar penghantar tau penghantar
dengan penyekat. Besarnya perubahan volume suatu bahan karena perubahan suhu seperti
dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
Vt= Vo (1+y x At)
(3.8)
Keterangan:
Vt = volume akhir (m³, cm³)
Vo = volume awal (m³, cm³)
y = 3a = koefisien muai volume (/oC)
At = selisih suhu awal dan akhir (oC)
Selain itu perubahan temperatur bahan berpengaruh terhadap besarnya hambatan
(resistansi bahan). Besarnya perubahan resistansi karena perubahan suhu bahan seperti
pada persamaan 7
RtRo{1+a (t-to)}
Keterangan
Rt = Hambatan pada suhu t
Ro = hambatan pada suhu ooC
To = suhu ooC
T = suhu pada toC
a = koefisien suhu pada bahan
Berdasarkan persamaan tersebut dinyatakan bahwa resistansi bahan akan
bertambah besar bila suhunya mengalami kenaikan. Terkecuali beberapa jenis penghantar
yang memiliki a (koefisien suhu pada bahan) bernilai negatif, artinya apabila suhu pada
bahan mengalami kenaikan maka nilai tahanannya menjadi lebih kecil dibandingkan pada
saat suhu yang lebih rendah. Hal ini seperti terjadi pada bahan nikron, sehingga banyak
digunakan pada penghantar untuk beban beban alat pemanas seperti setrika, kompor listrik,
oven dan lain sebagainya.
Bahan Bahan Bersifat Penghantar
Berbagai jenis bahan dapat digunakan sebagai bahan penghantar dan memiliki sifat
penghantar yang baik. Berikut ini bahan-bahan yang banyak digunakan sebagai penghantar
dalam sistem tenaga listrik.
1) Seng
Pemurnian logam seng diperoleh secara elektrolitis dari bahan oksida seng (ZnO), hasil
pemurnian dapat mencapai kadar 97.75% Zn. Seng (ZnO) berwarna abu-abu muda dengan titik lebur
419°C dan titik didih 906°C. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kekuatan daya mekanis Seng (ZnO) kurang kuat. Seng memiliki sifat lebih tahan terhadap karat
dibandingkan besi, sehingga dalam pemakaian sistem tenaga listrik banyak dipakai sebagai pelindung
dari karat khususnya pada tempat-tempat yang lembab seperti pada pelindung kabel dalam tanah.

Seng juga digunakan sebagai pelapis bahan. Pelapisan seng dilakukan dengan cara
galvanis seperti pada tembaga. Sifat Seng yang lain adalah mudah dituang, sehingga sering
dipakai sebagai pencampur bahan lain yang sukar dituang, misalnya tembaga. Pemakaian
pelapisan seng yang lain dalam teknik listrik yaitu dipakai sebagai bahan selongsong elemen
kering (batrey kering) (pada kutub negatifnya), batang-batang (elektroda) elemen galvani.
Seng (ZnO) memiliki tahanan jenis sebesar 0,12 ohm mm2/m. Seng (ZnO) alat
biasanya diperdagangkan dalam bentuk pelat lembaran dengan antul permukaan rata atau
bergelombang yang digunakan dalam bangunan. ondis Selain itu Seng (ZnO) juga
diperdagangkan dalam bentuk kawat dan Balam bentuk tuangan yang berbentuk balok.
2) Timah Hitam (Plumbum)
Timah hitam terkenal dengan nama timbel dengan warna abu-abu. Timah hitam
memiliki berat jenis 11,4. sedangkan tahanan jenisnya sebesar 0,94 ohm mmz/m. Timah
hitam secara fisis sifatnya lunak, sehingga mudah dicetak dengan cara dicairkan terlebih
dahulu. Titik cair timbel mencapai 325°C dengan titik didihnya 1560°C.
Timah hitam (Timbel) tahan terhadap udara, air, air garam, dan asam belerang.
Berdasarkan sifat tersebut timah hitam (timbel) dalam teknik listrik banyak digunakan
sebagai pelindung untuk kabel listrik yang ditanam dalam tanah atau pada kabel listrik untuk
pemasangan didasar laut. Kabel yang dibungkus dengan timbel tidak mudah rusak jika
dipakai di laut, karena sifat timah hitam tahan air dan tahan air garam. Namun demikian
timbel memiliki kelemahan yaitu memiliki berat jenis yang besar, sehingga kabel yang diberi
pelindung timbel menyebabkan pertambahan berat yang relatif besar. Selain memiliki berat
jenis yang besar timah hitam juga memiliki sifat fisis cukup lunak, sehingga kabel menjadi
mudah terluka/tergores bila bersinggungan dengan benda tajam. Kelemahan yang lain dari
timbel adalah kurang tahan terhadap getaran, sehingga apabila kabel mengalami getaran
akan menyebabkan keretakan pada pelindung timbel dan dapat menyebabkan air masuk ke
dalam kabel. Pada umumnya untuk mengatasi kelemahan dari timah hitam sebagai
pembalut kabel dicampur dengan tembaga, antimony atau cadmium sehingga didapatkan
kekuatan mekanis yang lebih baik.
Selain meningkatkan kekuatan mekanis pada kabel bersalut timah hitam dalam
pemasangannya harus, maka penghantar dijauhkan dari tempat yang banyak terjadi getaran,
seperti dekat rel kereta api, jembatan, jalur kapal laut dan sebagainya. Timbel juga tidak
tahan terhadap asam cuka, asam sendawa, dan kapur, sehingga adonan beton yang masih
basah juga dapat merusak timbel. Oleh karena itu kabel bersalut timbel apabila dipasang
pada beton harus diberi perlindungan terlebih dahulu.
Timah hitam selain digunakan sebagai bahan pelindung kabel dipakai untuk pelat-
pelat aki (Accumulator), kutub-kutub aki, penghubung sel- sel aki, dan sebagainya. Timah
hitam (timbel) juga sebagai bahan campuran timah putih yang dipakai untuk bahan soldir.
Timah hitam (timbel) juga mengandung racun maka apabila seseorang setelah bekerja
elektronik pem dengan timbel sebaiknya menggunakan sarung tangan dan harus mencuci
tangan sampai bersih (menggunakan sabun) sebelum dipakai Hal ini dapat d untuk
memegang makanan atau minuman.
Ringkasan
1. Jika suatu bahan memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron, maka
bahan tersebut memiliki sifat penghantar listrik yang baik, sebaliknya jika elektron
bebasnya sedikit maka sifat penghantarnya kurang baik.
2. Kualitas bahan penghantar dalam sistem tenaga listrik ditentukan oleh karakteristik
bahan yaitu tahanan jenis, koefisen suhu, koefisien muai panjang/ruang, sifat
terhadap reaksi kimia, dan daya mekanis.
3. Sebuah penghantar dengan nilai resistivitas tinggi dan penghantarnya cukup panjang
maka nilai resistansi atau hambatan (R) menjadi lebih besar.
4. Kuat arus listrik didefinikan sebagai jumlah muatan (coulumb) yang mengalir dalam
satuan waktu (second).
5. Besarnya tahanan (resistansi) pada saluran rangkaian sebagai suatu kerugian daya
listrik (daya listrik yang hilang/ terdisipasi pada penghantar) dan menyebabkan turun
tegangan (voltage drop) pada ujung penerima.
6. Karakteristik penting yang harus diketahui dari penghantar suatu bahan adalah daya
hantar listrik, koefisien temperatur hambatan, daya hantar panas, tegangan tarik,
timbulnya daya elektro- motoris termo, sifat dwilogam.
7. bahan-bahan yang banyak digunakan sebagai penghantar dalam sistem tenaga listrik
adalah seng, timah hitam, timah putih, tembaga, alumunium, dan logam mulia.
Bagian 4
Penghantar pada Penyaluran Energi Listrik
Nomenklatur Kabel
Pada saluran udara tegangan tinggi, ekstra tinggi serta tegangan menengah
menggunakan kabel telanjang yang direntangkan antar tower besi atau tiang beton. Jenis
bahan penghantar yang digunakan seperti aluminium, tembaga, paduan aluminium dan besi
atau baja. Beberapa Jenis kawat penghantar telanjang yang sering digunakan untuk saluran
udara tegangan ekstra tinggi, tegangan tinggi atau tegangan menengah seperti: kawat
tembaga telanjang (BCC, singkatan dari Bare Cooper Cable), Aluminium telanjang (AAC,
singkatan dari All Aluminium Cable), Campuran yang berbasis aluminium (Al-Mg-Si),
Aluminium berinti baja (ACSR, singkatan dari Aluminium Cable Steel Reinforced) dan Kawat
baja yang berisi lapisan tembaga (Cooper Weld).
Penentuan besarnya luas penampang kabel dan jumlah serabut/inti yang digunakan
menggunakan standar yang dikeluarkan dari PUIL (Persyaratan umum Instalasi Listrik).
Semua jenis kabel harus dilengkapi dengan simbol simbol tertentu untuk menunjukkan
bahan penghantar, jenis isolasi, jumlah inti, jumlah serabut, bentuk inti kabel. Berdasarkan
simbol simbol yang ada maka pemakai kabel dapat menyesuaikan dalam penggunaannya.
Dengan demikian kesalahan pemilihan kabel dalam menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan, beban arus, tegangan dapat dihindari.
Standar Warna
Warna kabel dipergunakan dalam sistem tenaga listrik 3 fasa khususnya dalam
pemakaian di kotak-kotak panel atau penggunaan kabel berisolasi, sementara itu kabel
sistem informasi dan data sampai saat ini belum ada standar pemberian warna kabel. Warna
kabel diperlukan untuk memudahkan perbedaan antara kabel fasa R, Fasa S, Fasa T dan
kabel Nol atau Pentanahan, sehingga dalam penyambungan terhindar dari kesalahan dan
memudahkan dalam pengukuran. Warna kabel dalam sistem tenaga listrik sesuai dengan
standar yang dikeluarkan PUIL. Hal ini berlaku untuk pemasangan instalasi listrik di
Indonesia.
Pewarnaan kabel meliputi:
a. kabel pentanahan (Earth) : warna majemuk hijau-kuning
b. Kabel netral : warna biru,
c. Kabel Fase :
Faser (fase R) : Merah
Fase2 (fase S) : Kuning
Fase 3 (fase T) : Hitam
Atau
a. kabel pentanahan(earth) : hijau / kuning + garis kuning
b. Kabel Netral : hitam
c. Kabel fasa :
Fase 1 (fase R) : Merah
Fase 2 (fase S) : Kuning
Fase 3 (fase T) : Biru
Saluran Udara
Saluran udara untuk penyeluran energi listrik adalah pemasangan penghantar yang dilakukan
di udara dengan menggunakan penghantar telanjang atau penghantar berselubung. Saluran udara
banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang ditanam dalam tanah, walaupun juga memiliki
kekurangan. Saluran udara lebih mudah dalam pemasangan dan perawatan serta lebih ekonomis.
Akan tetapi saluran udara dari segi estetika mengurangi keindahan khususnya kalau untuk
pemasangan di kota-kota. Demikian juga dari segi keamanan/gangguan misalnya terhadap sambaran
petir dan cuaca lebih rentan dibandingkan dengan saluran bawah tanah (ditanam).

Sementara itu untuk saluran tegangan rendah atau saluran tegangan menengah
saluran udara dapat dipilih apakah menggunakan kabel telanjang atau kabel berisolasi. Hal
ini berdasarkan pertimbangan dimana saluran tegangan rendah/menengah tersebut
dipasang, yaitu guna menjaga keamanan manusia, peralatan listrik dan lingkungan sekitar.
Apabila dipasang di daerah yang banyak terjadi aktivitas manusia dan banyak pohon-pohon
besar didekat saluran tegangan menengah/rendah pada umumnya menggunakan kabel yang
berisolasi untuk menghindari pergesekan antara dahan-dahan pohon dengan kawat
bertegangan yang dapat mengakibatkan hubung singkat dan membahayakan keamanan
manusia/hewan yang ada di sekitarnya, khususnya bila terjadi hujan atau angin kencang.
Namun apabila dipasang pada tempat yang bersifat terbuka seperti di jalan raya atau
persawahan dapat menggunakan kabel telanjang, sehingga biayanya menjadi lebih murah.
a) ACSR
Merupakan jenis Kabel Alumunium yang diperkuat dengan baja pada inti kabelnya
dengan tujuan meningkatkan kekuatan daya tarik kabel. Penamaan kabel sesui dengan
jumlah konduktor alumunium dan inti baja. Misalnya kabel ACSR memiliki 72 konduktor
alumunium dan 7 inti baja maka akan dinamakan kabel ACSR 72/7. Kabel ini banyak
digunakan untuk mentransmisikan daya listrik dari tegangan 35 kV atau lebih rendah. Kabel
ini memiliki karakteristik dengan struktur kabel yang sederhana, mudah dalam pemasangan
dan pemeliharaannya. Ukuran kabel mulai dari 16 mm2 sampai dengan 680 mm2.
b) Kabel AAC
Kabel AAC hampir sama dengan kabel ACSR hanya saja kabel ini tanpa inti baja.
Bahan yang digunakan adalah aluminium-magnesium-silikon campur logam. Magnesium
silicide memiliki daya hantar elektris yang baik sehingga meningkatkan daya hantar kabel.
Aluminium yang digunakan adalah paduan aluminium 6201. Sifat kabel ini adalah anti karat
dan kekuatan tarik dan daya hantar lebih baik.
Saluran Kabel Tanah
Pemakaian saluran kabel tanah pada umumnya digunakan pada daerah tertentu saja
dan dapat dilakukan pada jaringan listrik tegangan rendah, menengah dan tinggi.
Pertimbangan pemakaian saluran kabel tanah lebih banyak dengan pertimbangan keamanan
bagi jaringan listrik dan manusia serta lingkungan disekitarnya. Hal ini dikarenakan biaya
pemasangan dan bahan kabel jauh lebih mahal dibandingkan kabel untuk saluran udara.
Kabel yang ditanam dalam tanah memerlukan isolasi lebih baik dibandingkan kabel
yang dipasang di udara. Kabel tanah pada umumnya berinti ganda (3 atau 4) dengan isolasi
penyekat pada setiap penghantarnya. Kabel tanah memerlukan banyak persyaratan dalam
pemakaiannya seperti mampu menghadapi tekanan dan getaran, pengaruh sifat kimia
tanah, kelembaban dan lain sebagainya.
Jenis bahan penghantar yang digunakan dalam kabel tanah pada umumnya dari jenis
tembaga dan aluminium. Perkembangan teknologi yang sangat dominan pada saluran kabel
tanah adalah dari sisi pengembangan bahan isolasinya, sehingga meningkatkan kemampuan
melindungi kabel jaringan listrik dari tekanan luar yang lebih besar, tidak mudah bocor dan
sebagainya. Awal perkembangan isolasi yang banyak digunakan adalah menggunakan isolasi
berbahan kertas dengan perlindungan mekanik berupa timah hitam. Perkembangan
selanjutnya menggunakan minyak (jenis kabel ini dinamakan GPLK atau Gewapend Papier
Lood Kabel dengan standar Belanda dan NKBA atau Normal Kabel mit Bleimantel
Aussenumheullung yang merupakan standar Jerman.
Perkembangan jenis bahan isolasi terkini adalah dengan isolasi buatan (sintetis)
berupa PVC (Polyvinyl Chloride) dan XLPE (Cross-Linked Polyethylene). Jenis bahan isolasi
PVC dan XLPE pada saat ini telah berkembang pesat dan merupakan bahan isolasi yang
andal. Pada awal perkembangannya bahan penghantar untuk kabel tanah banyak
menggunakan jenis tembaga (Cu). Oleh karena harga tembaga yang inggi dan tidak stabil
bahkan cenderung naik, membuat produsen beralih menggunakan bahan aluminium untuk
dimanfaatkan sebagai bahan kawat saluran listrik, baik saluran udara maupun saluran kabel
tanah.
Ringkasan
1. Penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit tenaga listrik sampai pada konsumen
memerlukan penghantar listrik.
2. Sistem tegangan pada penyaluran energi listrik tersebut dibagi menjadi tiga jenis yaitu: (1)
saluran transmisi tegangan tinggi atau ekstra tinggi (150 KV, 500 KV): (2) saluran tegangan
menengah (6 KV-20 KV); dan (3) saluran tegangan rendah (220 V-380 V).
3. Pada saluran udara tegangan tinggi, ekstra tinggi serta tegangan menengah menggunakan
kabel telanjang seperti: kawat tembaga telanjang (BCC, singkatan dari Bare Cooper Cable).
Aluminium telanjang (AAC, singkatan dari All Aluminium Cable). Campuran yang berbasis
aluminium (Al- Mg-Si), Aluminium berinti baja (ACSR, singkatan dari aluminium Cable Steel
Reinforced) dan Kawat baja yang berisi lapisan tembaga (Cooper Weld).
4. Warna kabel dipergunakan dalam sistem tenaga listrik 3 fasa khususnya dalam pemakaian
di kotak-kotak panel atau penggunaan kabel berisolasi untuk memudahkan perbedaan
antara kabel fasa R, Fasa S, Fasa T dan kabel Nol atau Pentanahan
5. kabel pentanahan bewarna warna majemuk hijau-kuning, kabel netral bewarna biru,
sedangkan untuk fasa, fasa 1 (R) bewarna merah, fasa 2 (S) bewarna kuning, dan fasa 3 (T)
bewarna hitam.
6. Saluran udara pada umumnya lebih banyak menggunakan penghantar (Kabel) dari bahan
Alumunium murni maupun yang campuran karena penghantar berbahan alumunium
memiliki berat yang lebih ringan dan memiliki tahanan jenis mendekati tahanan jenis
penghantar berbahan tembaga dan harganya relatif lebih murah dibandingkan bahan yang
lainnya.
7. Pemakaian saluran kabel tanah pada umumnya digunakan pada daerah tertentu saja baik
untuk jaringan listrik tegangan rendah, menengah dan tinggi dengan pertimbangan lebih
banyak pada keamanan bagi jaringan listrik dan manusia serta lingkungan disekitarnya.
8. Jenis bahan penghantar yang digunakan dalam kabel tanah pada umumnya dari jenis
tembaga dan aluminium dengait perlindungan isolasi dari tekanan luar yang lebih besar,
tidak mudah bocor dan sebagainya.
9. Berdasarkan konstruksi pembentuk konduktor diklasifikasikan menjadi 1) kawat padat
(solid wire), 2) kawat berlilit (stranded wire), dan 3) kawat berongga (hallow wire).
Bagian 5
Bahan Magnetik
Sifat Bahan Magnet
Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan magnet dapat
digolongkan menjadi beberapa macam antara lain yaitu:
1. Diamagnetik

Bahan diamagnetik adalah bahan yang sulit menyalurkan garis gaya magnit (ggm), yaitu
bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Permeabilitasnya sedikit lebih kecil dari dan tidak
mempunyai dwikutub yang permanen. Bahan-bahan diamagnetik antara lain: Bismut (Bi), Tembaga
(Cu), Seng (Zn), Emas (Au), dan Perak (Ag).

2. Paramagnetik

Bahan paramagnetic adalah bahan yang dapat menyalurkan garis gaya magnit (ggm) tetapi
tidak banyak, yaitu benda yang dapat ditarik oleh magnet dengan lemah. Benda-benda ini misalnya
adalah alumunium, platina, dan mangan. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari 1. Susunan
dwikutubnya tidak beraturan. Bahan-bahan paramagnetik antara lain: Alumunium (Al), Platina (Pt),
Mangan (Mn), dan Perak (Ag).

3- Ferromagnetik

Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mudah menyalurkan ggm, yaitu bahan yang dapat
ditarik dengan kuat oleh magnet dan dapat dibuat menjadi magnet. Ferro berasal dari bahasa Latin
ferrum yang berarti besi dengan permeabilitas jauh lebih besar dari 1. Bahan ini juga mudah untuk
dijadikan magnet dengan beberapa cara seperti dengan cara induksi, digosok dan dialiri arus listrik.
Bahan ferromagnetic antara lain: Besi (Fe). Kobalt (Co), Nikel (Ni), dan Kadmium (Cd).

Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:

 Bahan yang mudah dijadikan magnet disebut bahan magnetik lunak, bahan ini banyak
digunakan untuk inti transformator, inti motor atau generator, relai, peralatan, sonar, atau
radar
 Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi magnet tidak
mudah hilang disebut bahan magnetik keras. Bahan ini digunakan untuk pabrikasi magnet
permanen (tetap). Bahan untuk membuat magnet tetap yaitu diantaranya, nikel, besi dan
kobalt.

4. Ferrimagnetik

Material ini mempunyai susceptibilitas magnetik yang sangat besar dan tergantung pada
suhu, elemen-elemen magnetik dalam material ini terbagi-bagi dalam keadaan daerah yang
menyearah saling berlawanan akan tetapi momen magnetik totalnya tak nol jika medan luar nol.
Semua mineral magnetik merupakan ferrimagnetik, walaupun dalam beberapa hal magnetisasi
batuan bergantung terutama pada kekuatan sesaat dari medan magnetik bumi di sekeliling dan
kandungan mineral magnetiknya.
Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding bahan
ferromagnet, selain itu arus-eddy yang terjadi pada bahan tersebut kecil. Berdasarkan hal ini
ferrimagnetik (ferrit) sangat cocok digunakan pada peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi.
Bahan ferrimanetic contohnya yaitu: ferrit, seng, dan nikel.

Bahan Magnet

1. Laminasi Baja Kelistrikan

Bahan magnetik lunak dapat diubah menjadi baja kelistrikan dengan cara yang paling praktis
dengan menambah silicon ke dalam komposisinya.

Cara ini akan mengurangi rugi histerisis dan arus pusar dengan tajam karena resistivitasnya
bertambah. Paduan baja dengan silicon saat ini sangat penting untuk bahan magnetik lunak pada
teknik listrik. Namun demikian penambahan silicon dapat membuat bahan menjadi lebih rapuh.

Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 46, sedangkan untuk jangkar
motor listrik kandungan Si nya 1-2%. Ketebalan laminasi baja transformator untuk inti peralatan
listrik adalah 0,1 hingga 1 mm.

2. Bahan Magnetik Lunak Lain

Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel Paduan yang terdiri
dari besi-nikel dengan tambahan molybdenum, chromium atau tembaga disebut Permalloy.
Permalloy dapat dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya yaitu permalloy nikel rendah yaitu
permalloy yang mengandung nikel 40 hingga 50% dan permalloy tinggi yang mengandung nikel 72
hingga 80%.

Bahan lunak yang lain adalah alfiser yaitu bahan yang konturnya keras sehingga sangat
mudah dijadikan bubuk untuk dibuat bahan dielektrik magnet. Harganya lebih murah daripada
permalloy karena komposisinya tidak tergantung Ni.

3. Bahan Magnet Permanen

Baja karbon sebagai bahan dasar pembuatan magnet permanen. Baja karbon merupakan
campuran baja dengan komposisi karbon 0,4 hingga 1,7%. Peningkatan kemagnetannya dengan cara
menambahkan wolfram, kromium, dan baja kobal yang harus dilakukan sebelum dimagnetisasi.

Bahan magnet permanen lain yaitu Alni yang merupakan campuran dari alumunium, nikel,
dan besi. Sedangkan alnico adalah bahan paduan yang terdiri dari alumunium, nikel, dan kobal.
Pemakain bahan ini untuk magnet pada pengeras suara, perangkat penggandeng magnetik.
Pemakaian magnet permanen banyak digunakan pada instrumen penginderaan, rele, mesin-mesin
listrik yang kecil dan banyak lagi.

4. Magnetostriksi

Apabila bahan ferromagnetik dimagnetisasi pada umumnya secara fisik mengalami


perubahan dimensi. Gejala seperti ini disebut magnetostriksi.

Terdapat 3 jenis magnetostriksi yaitu:

(a) Magnetostriksi longitudinal adalah perubahan panjang searah dengan magnetisasi.


Perubahan ini dapat bertambah dan berkurang.
(b) Magnetostriksi transversal yaitu perubahan dimensi tegak lurus dengan arah magnetisasi.
(c) Magnetostriksi volume yaitu perubahan volume sebagai akibat dari kedua efek atas.

Cara Menghilangkan Sifat Kemagnetan

1) Magnet dipanaskan hingga berpijar atau dibakar

Pemanasan pada magnet menyebabkan sifat kemagnetannya berkurang atau bahkan hilang.
Hal ini terjadi karena tambahan energi akibat pemanasan menyebabkan partikel-partikel bahan
bergerak lebih cepat dan lebih acak, maka sebagian magnet elementernya tidak lagi menunjuk arah
yang sama seperti semula. Bahkan setiap benda di atas suhu tertentu sama sekali tidak dapat dibuat
menjadi magnet.

2) Magnet dipukul atau ditempa hingga bentuknya berubah atau rusak

Magnet yang mengalami pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet


elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak
searah. Magnet-magnet elementer yang tadinya segaris (searah) menjadi berarah sembarangan,
sehingga benda kehilangan sifat magnetiknya.

3) Magnet diletakkan pada solenoida (kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan
yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik bolak-balik. Penggunaan arus AC menyebabkan arah anus
listrik yang selalu berubah-ubah. Apabila letak dan arah elementer berubah, sifat kemagnetannya
hilang. magnet

Pemakaian Magnet dalam Kehidupan Sehari-hari

Penggunaan magnet sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari yaitu antara lain

1) Kompas
Kompas menggunakan magnet jarum yang selalu menunjuk arah utara dan selatan.
2) Alat Pengangkut Besi Tua
Alat pengangkut besi tua menggunakan elektromagnet yang dialiri arus lisrik kuat sehingga
besi tua akan menampel pada magnet.
3) Ujung Gunting dan Obeng
Ujung gunting dibuat dari magnet supaya dapat digunakan untuk mengambil jarum dan
pisau silet. Ujung obeng dibuat dari magnet agar dapat lebih mudah mengambil sekrup dan
dan memasangnya pada lubang
4) Pintu Kulkas
Pada bagian dalam pintu kulkas terdapat sekat karet yang melapisi magnet di dalamnya.
Tujuannya agar pintu kulkas selalu tertutup rapat sehingga makanan di dalamnya tetap segar.
5) Buah Catur
Bagian bawah papan catur memiliki magnet agar buah catur tetap menempel kuat pada
tempatnya.
6) Kereta Api Maglev (Magnetic Levitation)
Kereta api jenis ini tidak memiliki roda dan dapat meluncur di atas udara Rel kereta api ini
terbuat dari magnet untuk menyangga kereta api dan membuat kereta api melayang dan
bergerak.
7) Dinamo Sepeda
Dinamo sepeda di dalamnya terdapat magnet permanen yang berputar dalam sebuah
kumparan, sehingga membangkitkan listrik sebagai sumber tegangan lampu sepeda
8) Bel listrik
Bel listrik menggunakan inti besi yang dialiri arus listrik. Magnet yang timbul akan manarik
jangkar besi yang selanjutnya pemukul mengenai bel dan bel berbunyi.
9) Mesin-mesin listrik
Generator listrik memerlukan magnet remanen dan magnet induksi yang diperlukan untuk
membangkitkan energy listrik dengan menggunakan hokum Farady. Motor listrik juga
menggunakan magnet untuk menimbulkan kutub-kutub magnet di bagian rotor maupun
statotor dengan menggunakan pronsif dasar hukum lenz dan gaya Lorenz.

Ringkasan

1. Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. berupa dua
kutub yaitu: kutub utara (North/N) dan kutub selatan (South/S)
2. Sifat magnet lainnya adalah dapat menarik benda lain, khususnya bahan logam walaupun
dengan kekuatan yang tidak sama tergantung jenis logamnya.
3. Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan 3- magnet dapat
digolongkan menjadi beberapa macam antara lain yaitu: Diamagnetik, Paramagnetik,
Ferromagnetik dan Ferrimagnetik.
4. Parameter magnet yang akan sering dijumpai dalam menentukan kuat magnet dari sebuah
benda antara lain, permeabilitas magnetik, saturasi, magnetisasi, laminasi baja kelistrikan,
bahan magnetik lunak lain, bahan magnetik permanen, dan magnetostriksi.
5. Sifat magnet umumnya dapat dibuat dan dihilangkan. Agar sebuah benda menjadi magnet
buatan, maka dapat dialiri arus listrik.
6. Sifat kemagnetan dapat dilakukan dengan cara memanaskan atau dipukul dan dibanting
dengan keras.
7. Kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai dalam bentuk kompas, ujung
obeng, pintu kulkas, dinamo sepeda, generator dan motor, bel listrik dan lain sebagainya.
Bagian 6

Super Konduktor

Sifat Kelistrikan Superkonduktor

Sebelum membahas prinsip superkonduktor, akan lebih jelas apabila terlebih dahulu
bagaimana prinsip kerja logam konduktor pada umumnya Bahan logam konduktor tersusun dari kisi-
kisi dan basis serta elektron bebas, maka pada saat arus listrik melalui bahan yang menyebabkan
medan listrik maka elektron akan mendapat percepatan Medan listrik akan menghamburkan
elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Kecepatan hamburan elektron inilah
yang menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor.

Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom. Namun
elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh
Teori BCS. Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron yang
bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar.

Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan mendekati elektron
pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak
antar elektron sehingga kedua elektron bergerak berpasangan.

Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan islah Phonons. Ketika
elektron pertama pada Cooper Pairs melewati inti atom kisi. Elektron yang mendekati inti atom kisi
akan bergetar dan memancarkan Phonon. Sedangkan elektron lainnya menyerap Phonon Pertukaran
Phonon ini mengakibatkan gaya tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi
tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.

Sifat Kemagnetan Superkonduktor

Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah
superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam
superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan
yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika
medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai menjadi
superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak Efek ini dinamakan Efek Meissner.

Sifat Quantum Superkonduktor

Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan Bardeen, Cooper
dan Schriefer pada tahun 1957 sehingga terkenal dengan nama Teori BCS. Teori ini menyatakan
bahwa di bawah temperatur kritisnya (Tc), elektron-elektron konduksi pembawa muatan akan
mencapai suatu tingkatan keadaan baru dan membentuk pasangan elektron yang disebut Cooper
Pairs.

Teori BCS menjelaskan bahwa:

a. Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah
dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
b. Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap yang
diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi ketika satu elektron
berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan
dari deformasi kisi. Kedua elektron ini berinteraksi melalui deformasi kisi.
c. London Penetration Depth merupakan konsekuensi dari Teori BCS.
d. Teori BCS memprediksi suhu kritis.

Efek Meissner

Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan magnet akan
menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth.
Pada bahan superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan
magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan merupakan karakteristik dari
superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor menghasilkan medan magnet.

Suhu dan Medan Magnet Kritis

Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan superkonduktor. Jika
suhu suatu bahan dinaikkan, maka getaran electron akan bertambah sehingga banyak Phonons yang
dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper Pairs
dan bahan kembali ke keadaan normal.

Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga Jalan superkonduktor
memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka
bahan superkonduktor tak akan mengalami efek meissner lagi.

Tipe Superkonduktor

Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi


menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe 1 dan superkonduktor Tipe II.

1. Superkonduktor Tipe I

Superkonduktor tipe 1 menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan
dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron
bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif.

Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan
merata dan superkonduktivitas akan terjadi Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut
superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala
penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila
kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada
superkonduktor tipe I akan terus-menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai
medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba- tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal.

2. Superkonduktor Tipe II

Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila
superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov
berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. la mendasarkan
teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi
gelombang, Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan
pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan
dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan
jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan
dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat
kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke
keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari superkonduktor
tipe I.

Aplikasi Superkonduktor

Aplikasi Superkonduktor dalam kehidupan diantaranya:

1) Kabel Listrik.

Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak akan mengalami disipasi
karena hambatan pada bahan superkonduktor bernilai nol. Maka penggunaan energi listrik akan
semakin hemat.

2) Alat Transportasi

Penggunaan superkonduktor dalam bidang transportasi adalah Kereta Listrik super cepat yang
dikenal dengan sebutan Magnetik Levitation (MAGLEV).

Ringkasan

1. Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan di bawah suatu nilai
suhu tertentu.
2. Konduktor, semikonduktor ataupun suatu isolator pada keadaan suhu tertentu (temperatur
kritis) dapat terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi superkonduktor disebut dengan
(Tc).
3. Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh
Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911 dengan mencairkan helium dengan
mendinginkan hingga 4 K atau -2690C. cara.
4. Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan inti atom, namun
elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi.
5. Teori BCS yaitu ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron
yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar.
6. Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna, jika sebuah
superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet
dalam superkonduktor.
7. Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan Bardeen, Cooper
dan Schriefer pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa di bawah temperatur kritisnya (Tc).
elektron-elektron konduksi pembawa muatan akan mencapai suatu tingkatan keadaan baru
dan membentuk pasangan elektron yang disebut Cooper Pairs.
8. Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan superkonduktor. Jika
suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron akan bertambah sehingga banyak
Phonons yang dipancarkan dan ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan
memecahkan Cooper Pairs dan bahan kembali ke keadaan normal.
9. Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi
menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan superkonduktor Tipe II. Superkonduktor
tipe I dijelaskan dengan teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer).
10. Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS tetapi dengan teori
Abrisokov.
11. Berdasarkan nilai suhu kritisnya, superkonduktor dibagi menjadi dua kelompok yaitu,
superkonduktor bersuhu kritis rendah dan superkonduktor bersuhu kritis tinggi.
12. Suhu pemadaman merupakan batas suhu untuk merusak sifat superkonduktor yaitu apabila
semakin tinggi suhu diberikan pada bahan superkonduktor.
13. Aplikasi dari superkonduktor antara lain, kabel listrik dan alat transportasi.
BUKU 2

Bagian 1

Bahan Penghantar / Konduktor

Anda mungkin juga menyukai