Anda di halaman 1dari 86

RANCANG BANGUN SISTEM INTELLIGENT FIRE

DETECTOR RUMAH SUSUN BERBASIS IoT

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana

Disusun oleh:

IMAN NURJAMAN
172220035

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GLOBAL JAKARTA
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa berdasarkan hasil


penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang diteliti dan
diulas di dalam Naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran saya. Tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip
dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UUNo. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat
2 dan pasal 70).

Depok, 28 Agustus 2021


Mahasiswa,

\Materai Rp. 6000


{Tanda tangan}

Iman Nurjaman
NIM. 172220035

i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Iman Nurjaman
NIM : 172220035
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Skripsi : RANCANG BANGUN SISTEM INTELLIGENT
FIRE DETECTOR RUMAH SUSUN BERBASIS
IoT

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,
Universitas Global Jakarta.

DEWAN PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Ir.Mauludi Manfaluthy, ST., MT., IPU ( )

Pembimbing 2 : Agung Pangestu,S,Pd., M.Sc,Eng ( )

Ditetapkan di : Depok
Tangal : 28 Agustus 2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Iman Nurjaman
NIM : 172220035
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Skripsi : RANCANG BANGUN SISTEM INTELLIGENT
FIRE DETECTOR RUMAH SUSUN BERBASIS
IoT

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,
Universitas Global Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Sinka Wilyanti,S.T., M.T ( )

Penguji 2 : Arisa Olivia, S.ST., MIT ( )

Penguji 3 : Brainvendra Widi, S.ST., M.Sc.Eng ( )

Ditetapkan di : Depok
Tangal : 28 Agustus 2021

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Sinka Wilyanti, ST,MT, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Global Jakarta.
(2) Devan Junesco, S,ST., M.Sc.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Global Jakarta.
(3) Ir.Mauludi Manfaluthy, ST., MT., IPU selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dalam
penyusunan laporan ini.
(4) Agung Pangestu,S,Pd., M.Sc,Eng selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dalam
penyusunan laporan ini.
(5) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral.
(6) Terimakasih untuk Istriku Defanni Dwi Fitriandini, S.E yang sudah
memberikan dukungan dan support dalam laporan ini.
(7) Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Global Jakarta,
yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu, Semoga Laporan ini membawa
manfaat bagi pengembang ilmu pengetahuan.

Depok, 28 Agustus 2021


Penulis

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Global Jakarta, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Iman Nurjaman


NIM : 172220035
Program Studi : Teknik Elektro
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Global Jakarta Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (None-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

RANCANG BANGUN SISTEM INTELLIGENT FIRE DETECTOR RUMAH


SUSUN BERBASIS IoT

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Non-
eksklusif ini Universitas Global Jakarta berhak menyimpan, mengalih-
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Depok, 28 Agustus 2021

Yang menyatakan

Iman Nurjaman
NIM. 172220035

v
ABSTRAK

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman


potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. Perkembangan teknologi saat ini
sudah sedemikian pesat sehingga kemunculan sebuah teknologi baru semakin
memanjakan manusia. Hal ini disebabkan karena inovasi sebagai wujud dari
kemajuan teknologi yang dapat bermanfaat bagi manusia, rumah merupakan tempat
tinggal yang menjadi kebutuhan utama bagi setiap orang. Rumah beserta barang –
barang didalamnya harus kita jaga dan pelihara dari hal – hal yang tidak kita
inginkan seperti bencana kebakaran. bencana kebakaran biasanya terjadi ketika
rumah dalam keadaan kosong, dalam situasi seperti ini dibutuhkan suatu sistem
keamanan dan pengawasan dari permasalahan diatas maka penulis merancang suatu
sistem keamanan rumah untuk mengamankan rumah dari bahaya kebakaran yang
memiliki dashboard website untuk dapat mengontrol aktivitas dalam rumah dan
dapat dimonitoring. Bisa mengontrol water pump bila terjadinya kebakaran hal ini
dilakukan untuk keadaan emergency, memonitoring suhu ruangan untuk
menghindari panas dalam ruangan yang bisa juga menyebabkan kebakaran maka
fan akan menyala untuk mendinginkan ruangan pada saat suhu ruangan diluar batas
suhu manusia dan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran maka ada sensor api
yang akan mendeteksi adanya api atau terjadinya kebarakan, bila kebakaran sudah
terjadi maka fan akan mati otomatis untuk menghindari peluasan api karena udara
dan water pump akan menyala untuk memadamkan api dengan air serta smartphone
penggunna akan menerima telepon bahwa terjadi kebakaran dirumah.

Kata kunci: kebakaran, monitoring, suhu, teknologi, fan

vi
ABSTRACT

Fire hazard is a hazard caused by a potential threat and the degree of


exposure to fire emission from the beginning of the fire to the spread of fire, smoke
and gases generated. The development of technology today is so rapid that the
emergence of a new technology is increasingly pampering humans. This is because
innovation as a form of technological progress that can benefit humans, the house
is a place to live that is the main need for everyone. We have to take care of the
house and the goods in it and protect it from things we don't want, such as a fire
disaster. Fire disasters usually occur when the house is empty, in situations like this
a security and supervision system is needed from the above problems, the authors
design a home security system to secure the house from fire hazards that have a
website dashboard to be able to control activities in the house and can be
monitored. Can control the water pump in the event of a fire this is done for
emergency situations, monitoring the room temperature to avoid heat in the room
which can also cause a fire, the fan will turn on to cool the room when the room
temperature is outside the human temperature limit and to anticipate a fire there is
a sensor a fire that will detect a fire or a fire, if a fire has occurred, the fan will
turn off automatically to avoid the expansion of the fire because the air and water
pump will turn on to extinguish the fire with water and the smartphone user will
receive a call that there is a fire at home.

Keyword : fire, monitoring, temperature, technology, fan

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .............................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS ..............................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
1.5 Batasan Masalah ........................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................4
2.1 Pengertian Sistem ......................................................................................4
2.2 Pengertian Internet ....................................................................................4
2.3 Pengertian Internet of Things ....................................................................4
2.4 Pengertian Smartphone .............................................................................5
2.5 Pengertian Aplikasi Mobile .......................................................................5
2.6 Pengertian Sistem Operasi Android ..........................................................6
2.7 Pengertian Website ....................................................................................6
2.8 Pengertian PHP (Hypertext Preprocessor) ...............................................7
2.9 Pengertian Arduino Mega .........................................................................7
2.10 Pengertian Flame Sensor ...........................................................................8
2.11 Pengertian Mikrokontroler ........................................................................8
2.12 Pengertian Sistem Operasi Android ..........................................................9
2.13 Pengertian Bahasa C..................................................................................9
2.14 Pengertian UML (Unified Modelling Language) ....................................10

viii
2.15 Pengertian IFTTT (IF This Then That) ....................................................11
2.16 Pengertian Node MCU ESP8266 ............................................................11
2.17 Pengertian MYSQL (My Structured Query Language)............................12
2.18 Pengertian Sensor Api .............................................................................13
2.19 Pengertian Buzzer ....................................................................................13
2.20 Pengertian PCB Matrix Strip Board........................................................14
2.21 Pengertian Resistor ..................................................................................14
2.22 Pengertian Kapasitor ...............................................................................14
2.23 Pengertian Potensiometer ........................................................................15
2.24 Pengertian IC (Integrated Circuit) ..........................................................15
2.25 Pengertian Arduino IDE (Arduino Integrate Development Environment)
………………………………………………………………………….15
2.26 Pengertian VoIP (Voice over Internet Protocol) .....................................16
2.27 Pengertian Sensor MQ5 ...........................................................................16
2.28 Pengertian LPG ( Liquefied Petroleum Gas ) .........................................16
2.29 Pengertian Arduino Uno..........................................................................17
2.30 Pengertian LCD (liquid crystal display)..................................................17
2.31 Jenis-Jenis Gas ........................................................................................18
2.32 Tinjauan Penelitian Yang Berkaitan........................................................22
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................24
3.1 Metode Penelitian ...................................................................................24
3.2 Diagram Alir Penelitian ..........................................................................25
3.3 Diagram Blok Sistem ..............................................................................27
3.4 Metode Pengembangan Fire Detector ....................................................29
3.5 Desain Bangun dan Penempatan .............................................................31
3.6 Desain Program Monitoring ....................................................................32
3.7 Desain Alat Sebelum Pemasangan ..........................................................39
3.8 Desain Alat Sesudah Pemasangan...........................................................39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................40
4.1 Kalibrasi Sensor ......................................................................................41
4.1.1 Pengujian Kalibrasi jarak baca Flame Detector ..............................41

4.1.2 Pengujian Kalibrasi Sensor DHT22 .................................................41

ix
4.1.3 Pengujian Kalibrasi Sensor MQ5 .....................................................43

4.1.4 Pengujian Kalibrasi MQ9 ................................................................45

4.2 Pengujian Sensor DHT22 ........................................................................46


4.3 Pengujian Sensor MQ5............................................................................48
4.4 Pengujian Sensor MQ9............................................................................50
4.5 Pengujian Sensor Flame ..........................................................................52
4.6 Analisa Pengujian ....................................................................................55
4.6.1 Analisa Pengujian Sensor DHT22 ...................................................55

4.6.2 Analisa Pengujian Sensor MQ5 .......................................................55

4.6.3 Analisa Pengujian Sensor MQ9 .......................................................56

4.6.4 Analisa Pengujian Sensor Flame .....................................................56

BAB V PENUTUP ................................................................................................59


5.1 Kesimpulan..............................................................................................59
5.2 Saran……………………………………………………………………60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................61
LAMPIRAN ...........................................................................................................63

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Arduino Mega .....................................................................................7


Gambar 2. 2 Flame Sensor.......................................................................................8
Gambar 2. 3 Modul ESP8266 ................................................................................12
Gambar 2. 4 Sensor Api .........................................................................................13
Gambar 2. 5 Buzzer ................................................................................................13
Gambar 2. 6 Resistor..............................................................................................14
Gambar 2. 7 Kapasitor ...........................................................................................14
Gambar 2. 8 Arduino IDE ......................................................................................15
Gambar 2. 9 Liquid Crystal Display 2x16 .............................................................18
Gambar 3. 1 Tahapan SDLC……………………………………………………..24
Gambar 3. 2 Diagram Alir Penelitian ....................................................................25
Gambar 3. 3 Diagram Blok Sistem Fire Detector .................................................27
Gambar 3. 4 Flowchart Sistem Fire Detector ........................................................28
Gambar 3. 5 Desain 3D denah penempatan dan bangunan....................................31
Gambar 3. 6 Desain Program Login ......................................................................32
Gambar 3. 7 Desain Program Login Username Tidak Terdaftar ...........................33
Gambar 3. 8 Desain Program Login Password Tidak Sesuai ................................34
Gambar 3. 9 Desain Program Login Success .........................................................34
Gambar 3. 10 Program Dashboard Realtime .........................................................35
Gambar 3. 11 Desain Program Read More Tabel Flame.......................................36
Gambar 3. 12 Desain Program Upload Picture .....................................................37
Gambar 3. 13 Desain Program Setting ...................................................................37
Gambar 3. 14 Desain Program Log Out.................................................................38
Gambar 3. 15 Desain VoIP IFTTT .........................................................................38
Gambar 3. 16 Desain Alat Sebelum Pemasangan .................................................39
Gambar 3. 17 Desain Alat Sesudah Pemasangan ..................................................39
Gambar 4. 1 Realisasi Fire Detector…………………………………………………..40
Gambar 4. 2 Pengujian Sensor DHT22 ..................................................................46
Gambar 4. 3 Pengujian Sensor MQ5 .....................................................................48
Gambar 4. 4 Hasil Pembacaan Kepekatan Gas Pada Sensor MQ5 ........................49

xi
Gambar 4. 5 Hasil Pengukuran Nilai Tegangan pada Sensor MQ5.......................49
Gambar 4. 6 Pengujian Sensor MQ9 .....................................................................50
Gambar 4. 7 Hasil Pembacaan Kepekatan Asap Pada Sensor MQ9 ......................51
Gambar 4. 8 Hasil Pengukuran Nilai Tegangan Sensor MQ9 ...............................51
Gambar 4. 9 Pengujian Sensor Flame....................................................................53
Gambar 4. 10 Komunikasi VoIP Ketika Terjadi Kebakaran .................................54
Gambar 4. 11 Record Data Pembacaan Sensor Flame di Website.........................54
Gambar 4. 12 Grafik Perbandingan Sensor DHT22 dan Thermometer .................55

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Komposisi Udara Bersih .......................................................................21


Tabel 2. 2 Udara Bersih dan Udara Tercemar .......................................................21
Tabel 2. 3 Tinjuan Penelitian Terdahulu................................................................22
Tabel 4. 1 Perbandingan Sensor Flame dengan Penelitian Terdahulu……………41
Tabel 4. 2 Perbandingan Kalibrasi Sensor DHT22 dengan Penelitian Terdahulu.41
Tabel 4. 3 Pengujian Kalibrasi Sensor MQ5 Dengan Penelitian Terdahulu ..........43
Tabel 4. 4 Pengujian Kalibrasi Sensor MQ9 Dengan Penelitian Terdahulu ..........45
Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Perbandingan Sensor DHT22 Dengan Termometer47
Tabel 4. 6 Pengujian Sensor MQ5 .........................................................................50
Tabel 4. 7 Pengujian Sensor MQ9 .........................................................................52
Tabel 4. 8 Pengujian Sensor Flame .......................................................................53
Tabel 4. 9 Indikator Keberhasilan Sensor MQ5 ....................................................56
Tabel 4. 10 Indikator Keberhasilan Sensor MQ9 ..................................................56
Tabel 4. 11 Indikator Keberhasilan Sensor Flame.................................................57
Tabel 4. 12 Indikator Keberhasilan Pengujian Jarak Sensor Api ..........................57
Tabel 4. 13 Indikator Keberhasilan Sensor Api dengan Chart ..............................58

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman
potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. Kebakaran adalah terjadinya api
yang tidak dikehendaki. Bagi penghuni/pemilik rumah, kebakaran rumah dapat
merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap mereka yang tertimpa
musibah dan dapat berakibat cacat fisik, trauma, bahkan kehilangan pekerjaan.
Sedangkan bagi rumah sendiri akan dapat menimbulkan banyak kerugian, seperti
terbakarnya dokumen penting dan rusaknya properti. Kebakaran merupakan salah
satu kecelakaan yang paling sering terjadi. Selain menimbulkan korban jiwa dan
kerugian material, kebakaran juga dapat merusak lingkungan serta gangguan
kesehatan yang diakibatkan dari asap kebakaran tersebut.
Sistem alarm kebakaran yang umum di gunakan adalah sistem kebakaran
konvensional. Sistem ini memiliki kelemahan dimana penghuni bangunan tidak
mendapatkan informasi secara cepat bila terjadi kebakaran di rumah yang
dihuninya, detektor tidak dapat membedakan jenis gas yang menyebabkan adanya
false alarm dan api menyebar lebih cepat karena tidak segera dipadamkan (Suharto
& Wiweko, 2018).
Berdasarkan data yang diperoleh dari web BNPB 2018 (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) terjadi 6 dari 979 bencana kebakaran yang terjadi di
beberapaa tempat di Indonesia yang disebabkan oleh api yang berasal dari lilin, dari
keenam kebakaran tersebut terdapat 11 rumah penduduk yang mengalami
kerusakan yang sangat parah. Kerugian yang terjadi dari bencana kebakaran
tersebut lebih dari 1 miliar. Selain kerugian biaya, kejadian kebakaran tersebut juga
menelan korban jiwa (BNBP, 2018).
Rumah merupakan tempat tinggal yang menjadi kebutuhan utama bagi
setiap orang. Bencana kebakaran biasanya terjadi ketika rumah dalam keadaan
kosong dimana pemilik rumah harus meninggalkan rumah untuk kegiatan sehari –

1
2

hari atau terlebih lagi ketika pemilik rumah harus meninggalkan rumah dalam
waktu yang lama.
Dalam situasi seperti ini dibutuhkan suatu sistem keamanan dan
pengawasan yang baik pada sebuah rumah yang tidak ada penghuninya agar
bencana kebakaran bisa dihindari. Perkembangan zaman ikut meningkatkan
teknologi sistem keamanan pada sebuah rumah. Oleh sebab itu, sebuah sistem
pemadam kebakaran harus dapat mendeteksi tanda-tanda kebakaran serta
menanggulanginya secara otomatis (Permana, 2017), (Putra, 2017), (Sasmoko,
2017), (Yenri, 2017), (Permana, 2016). Semakin cepat dan akurat sebuah sistem
mengetahui tanda-tanda kebakaran, maka akan semakin cepat pula sistem tersebut
untuk mengambil keputusan dalam mencegah meluasnya api.
Dari permasalahan diatas, perlu dirancang suatu sistem keamanan rumah
untuk mengamankan rumah dari bahaya kebakaran. dengan perangkat android
digunakan untuk memonitor kondisi rumah ketika rumah ditinggalkan oleh
pemiliknya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul
untuk perancangan ini yaitu “RANCANG BANGUN SISTEM INTELLIGENT
FIRE DETECTOR RUMAH SUSUN BERBASIS IoT” Dengan sistem tersebut
diharapkan dapat mengurangi terjadinya bencana kebakaran.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari perancangan sistem ini adalah :
1. Bagaimana merancang prototype sistem pendeteksi kebakaran rumah susun
berbasis intenet of things?
2. Apakah perancangan perangkat lunak dapat mengontrol dan monitoring
rumah susun?
3. Bagaimana sistem pendeteksi kebakaran, mengamankan rumah dari
kebakaran?

1.3 Tujuan Penelitian


Pada penelitian yang dilakukan berdasarkan kebutuhan yang ada pada
lokasi penelitian memiliki tujuan-tujuan penelitian seperti berikut :
1. Merancangan dan membangun sistem intelligent fire detector berbasis IoT
3

2. Mempermudah pengontrolan rumah susun dari jarak jauh dan


pemberitahuan layanan VoIP yang menelepon smartphone pengguna dan
pemadam dengan akurat.
3. Mengamankan rumah dari kebakaran menggunakan sensor pendeteksi api
dan pompa air yang akan menyala apabila sensor mendeteksi adanya api.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Keamanan rumah lebih terjamin, dimana ketika mudik rumah ditinggalkan
dalam kondisi kosong yang akan menyebabkan terjadinya musibah
kebakaran.
2. Pemilik rumah akan lebih merasa tenang walaupun jauh dari rumahnya,
karena adanya sistem keamanan didalam rumah.
3. Memudahkan pemilik rumah untuk mengontrol sistem rumah dari jarak
jauh.
4. Diharapkan hasil penulisan laporan tugas akhir ini dapat menjadi tambahan
referensi untuk penulisan dan penelitian selanjutnya tentang sistem tersebut.

1.5 Batasan Masalah


Dalam penyusuan laporan akhir ini, tentu saja harus dibatasi harus sesuai
dengan kemampuan, situasi, kondisi, biaya, dan waktu yang ada atau tersedia agar
masalah itu dapat tepat pada sasarannya, maka penulis membatasi ruang
lingkupnya, yang nantinya diharapkan hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dalam hal ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Aplikasi ini hanya digunakan untuk mendeteksi adanya kebakaran rumah.


2. Penelitian ini hanya prototipe rumah susun dengan 1 tingkat.
3. Aplikasi ini berjalan di web untuk monitoring dan android untuk VoIP.
4. Hardware dalam penelitian menggunakan Mega 2560 ESP8266, Arduino
Uno, DHT22, Colling Fan, Flame Detector, Sensor Mq5, Sensor Mq9,
Buzzer Active, Modul Relay.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem


Menurut Risdiansyah (2017:86) “Sistem didefinisikan sebagai
sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk
melakukan suatu tugas bersama-sama”.
Menurut (Fathansyah, 2016) sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan)
yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi dan tugas
khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk
memenuhi suatu proses tertentu. Dengan demikian, secara sederhana sistem dapat
diartikan sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dan bekerja sama satu
sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.2 Pengertian Internet (Interconnected network)


Internet merupakan singkatan dari interconnected network karena
fungsinya yang menghubungkan jaringan dari jaringan-jaringan komputer yang ada
di dunia. Dari satu fungsi itu, internet semakin berkembang dan memiliki banyak
manfaat bagi perkembangan dunia. Secara definitif, internet adalah sebuah sistem
jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dari berbagai belahan dunia
untuk saling terhubung dan bertukar data serta bertukar informasi. Dalam
prakteknya, sebuah komputer untuk saling terhubung dengan komputer lainnya
membutuhkan bantuan dari sebuah program kecil bernama browser. Di dunia ini,
perkembangan aplikasi browser telah berkembang secara cepat mengikuti
perkembangan teknologi pada internet, khususnya koneksi internet dengan segala
kelebihan dan kekurangannya (Jubilee Enterprise, 2018)

2.3 Pengertian Internet of Things


Kevin Ashton seorang pelopor teknologi yang juga membuat sistem
standar global untuk RFID dan sensor lainnya mengatakan bahwa hampir semua
data yang beredar di internet berasal dari hasil input atau hasil capture yang
dilakukan oleh manusia ke dalam sistem. Dari sudut pandang sistem, manusia
adalah obyek yang lambat, rawan kesalahan, pengantar data yang tidak efisien dan

4
5

memiliki batasan dalam hal kualitas dan kuantitas, bahkan kadang mencoba
menterjemahkan dan mengubah data tersebut. Sebagai alternatif akan lebih
efisien jika system dapat terkoneksi dengan sensor yang dapat menterjemahkan
kejadian di dunia nyata secara langsung. Jadi, di masa depan, sistem tidak
memerlukan perantara manusia dan tersambung secara langsung ke sensor dan
internet untuk mencatat data yang diambil dari dunia nyata. (Peter Waher, 2015).
2.4 Pengertian Smartphone
Smartphone (telepon cerdas) adalah telepon genggam yang mempunyai
kemampuan tingkat tinggi membuat dan menerima telepon dari jaringan (Nathdan
Mukherjee, 2015). Belum ada standar pabrik yang menentukan arti telepon cerdas.
Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan telepon yang bekerja.

2.5 Pengertian Aplikasi Mobile


Menurut (Lim, 2015) Selama lima tahun terakhir, perangkat mobile,
seperti smartphone, dan tablet telah jauh lebih populer daripada perangkat
desk-based tradisional seperti komputer pribadi dan laptop. Sejak iOS telah
dirilis pada iPhone pada 2007, dan Android telah dirilis pada berbagai smartphone
dan tablet pada tahun 2008, Sistem Operasi paling populer yang berjalan pada
perangkat komputasi telah menjadi sistem operasi mobile. Dengan demikian,
semakin banyak aplikasi yang berjalan pada Sistem Operasi mobile dari pada
Sistem Operasi desktop. Perkembangan aplikasi berbasis sistem operasi mobile
telah menjadi populer. Program aplikasi yang berjalan pada smartphone dan
tablet disebut aplikasi mobile. Aplikasi mobile biasanya dikembangkan dan
dioperasikan sesuai dengan Sistem Operasi mereka, dan biasanya tersedia dari
aplikasi distribusi platform, seperti Google Play, Apple App Store. Popularitas
aplikasi mobile terus meningkat, dimana penggunaan mereka telah menjadi
semakin lazim diantara pengguna ponsel. Sebuah studi com Score Mei 2012
melaporkan bahwa selama kuartal sebelumnya, lebih banyak pelanggan selular
yang menggunakan aplikasi daripada melakukan web browsing pada perangkat
mereka: masing-masing 51,2% vs 48,8%.
6

2.6 Pengertian Sistem Operasi Android

Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk


perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tabelt.Android,
Inc. didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh Andy Rubin
(pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.), Nick Sears
(mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan pengembangan
antarmuka WebTV) untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih
sadar akan lokasi dan preferensi penggunanya". Tujuan awal pengembangan
Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang
diperuntukkan bagi kamera digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk
perangkat tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan
bagi pasar telepon pintar untuk menyaingi Symbian danWindows Mobile( iPhone
Apple belum dirilis pada saat itu). (Rumopa, 2015).

2.7 Pengertian Website


Dalam dunia teknologi yang pesat ini diperlukan suatu jaringan yang bias
mempermudahkan serta mempercepat penyampaian informasi secara luas, dan
dapat dengan mudah dan cepat oleh siapapun yang mendapatkan akses internet.
Menurut Bekti (2016:35) menyimpulkan bahwa: Website merupakan kumpulan
halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar
diam atau gerak, animasi, suara,dan atau gabungan dari semuanya, baik yang
bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang
saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman. Untuk bisa mengakses informasi yang terdapat didalam home page
diperlukan suatu sofware tool yang disebut web browser untuk membaca HTML
yang terdapat dalam suatu komputer.
Sedangkan menurut Ippho Santoso dalam Rahmadi (2016:1) “membagi
website menjadi golongan kanan dan golongan kiri. Dalam website dikenal dengan
sebutan website dinamis dan website statis.

1. Website statis
Website statis adalah website yang mempunyai halaman konten yang tidak
berubah-ubah.
7

2. Website dinamis
Website dinamis merupakan website yang secara struktur ditujukan untuk update
sesering mungkin.

2.8 Pengertian PHP (Hypertext Preprocessor)


Ardhana (2018:88), PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis server-
side yang dapat melakukan parsing script php menjadi script web sehingga dari sisi
client menghasilkan suatu tampilan yang menarik. PHP pertama kali dibuat oleh
Rasmus Ledorf pada tahun 1995 yang diberi nama FI (Form Interpreted) dan
digunakan untuk mengelola form dan web. Pada perkembanganya, kode tersebut
dirilis ke umum sehingga mulai banyak dikembangkan oleh programmer diseluruh
dunia.
Menurut (Das & Saikia, 2016) PHP : Hypertext Preprocessor merupakan
Bahasa scripting yang sangat diketahui sering dipakai dalam pengembangan web
walaupun sebenarnya tidak hanya itu kegunaannya. Berdasarkan w3techs.com PHP
merupakan basaha scripting yang sering dipakai di internet sebesar 82%.

2.9 Pengertian Arduino Mega


LCD Display merupakan bentuk media yang digunakan untuk menampilkan
suatu informasi data dari salah satu komponen elektronik karakter, huruf ataupun
grafik. LCD (Liquid Crystal Display) adalah perangkat yang berfungsi sebagai
media penampil dengan memanfaatkan kristal cair sebagai objek penampil utama
(Kho, 2019).

Gambar 2. 1 Arduino Mega


(Sumber : arduino.cc, 2018)
8

2.10 Pengertian Flame Sensor


Sensor Flame Detector Rangkaian Sensor Flame Detector Berikut adalah
gambar rangkaian sensor api dengan mikrokontroler.

Gambar 2. 2 Flame Sensor


(Sumber: Hutagalung, 2018:49)

Rangkaian Flame Detektor Gambar diatas menjelaskan hubungan dari


modul sensor api dengan mikrokontroler dimana modul sensor api ini dihubungkan
ke port A di mikrokontroler yang kemudian akan mendeteksi adanya api yang
menyulut ke arah sensor. Input yang diterima oleh mikrokontroler dari sensor api
juga akan dibandingkan dengan input data dari sensor suhu.

2.11 Pengertian Mikrokontroler


Mikrokontroller adalah sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian
besar elemennya dikemas dalam satu keping IC (Integreted Circuit) sehingga sering
disebut mikrokomputer chip tunggal. Mikrokontroler juga disebut chip cerdas yang
menjadi tren dalam pengendali dan otomasi. Mikrocontroller merupakan komputer
didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang
menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut
“pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak
memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat
direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh microcontroller
ini. (Hutagalung, 2018:45).
9

2.12 Pengertian Sistem Operasi Android


XAMPP adalah sebuah website yang menjalankan peran sebagai local web
server yang berperan menjalankan web server dan juga sistem database.
didalamnya terdapat Apache yang berfungsi sebagai web server, PHP (Hypertext
Preprocessor) merupakan bahasa web server side yang bersifat open source dan
MySQL adalah basis data yang menghubungkan script PHP menggunakan perintah
query dan escape character yang sama dengan PHP. PHP memang mendukung
banyak jenis basis data, tetapi untuk membuat sebuah basis data yang dinamis dan
selalu up to date, MySQL merupakan pilihan basis data tercepat saat ini. Selain itu,
terdapat juga Php MyAdmin sebagai tempat melakukan konfigurasi keseluruhan
(Yusdiardi, 2014).

Penggunaan dari Xampp dibutuhkan untuk dapat mengembangkan website


ataupun tampilan website dengan lebih mudah, cepat, dan terstruktur. Terdapat tiga
komponen penyusun utama dari XAMPP yaitu HTDocs, Control Panel, dan
PhpMyAdmin.

2.13 Pengertian Bahasa C


Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada di
antara bahasa beraras rendah dan beraras tinggi. Bahasa beraras rendah artinya
bahasa yang berorientasi pada mesin dan beraras tinggi berorientasi pada manusia.
Bahasa beraras rendah, misalnya bahasa assembler, bahasa ini ditulis dengan sandi
yang dimengerti oleh mesin saja, oleh karena itu hanya digunakan bagi yang
memprogram mikroprosesor. Pencipta bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan
Denis M. Ritchi, sekitar tahun 1972. Penulisan program dalam bahasa C dilakukan
dengan membagi dalam blok-blok, sehingga bahasa C disebut dengan bahasa
terstruktur. Bahasa C dapat digunakan di berbagai mesin dengan mudah, mulai dari
PC sampai dengan mainframe, dengan berbagai sistem operasi misalnya DOS,
UNIX, VMS dan lain-lain. (Hutagalung, 2018:47)
Akar dari bahasa c adalah dari bahasa yang dikembankan oleh Martin
Richards pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thomson yang
kemudian mengembangkan bahasa yang disebut dengan B pada tahun 1970.
Perkembangan selanjutnya dari bahasa B adalah Bahasa C oleh Dennis Ricthie
10

sekitar tahun 1970-an di Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang adalah AT dan
T Bell Laboratories). Bahasa C pertama kali digunakan di komputer Digital
Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX C adalah
bahasa yang standar, artinya suatu program yang ditulis dengan bahasa C tertentu
akan dapat dikonversi dengan bahasa C yang lain dengan sedikit modifikasi.
Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Patokan dari standar UNIX
ini diambil dari buku yang ditulis oleh Brian Kerninghan dan Dennis Ricthie
berjudul “The C Programming Language”, diterbitkan oleh Pretice-Hall tahun
1978. Deskrisi C dari kernighan dan Ritchie ini kemudian dikenalkan secara umum
sebagai “K dan R C”. (Iswanto dan Raharja, 2015: 31)
Bahasa program yang sering banyak digunakan ialah C++. Bahasa
pemrograman tersebut di ciptakan oleh Bjarne Stroustrup, Bahasa C++ sendiri
merupakan perkembangan dari pendahulunya yaitu Bahasa C yang dikembangkan
oleh Bong Labs (Dennis Ritchie) di tahun 1970-an. Bahasa program tersebut di
jalankan pada sistem bernama Unix. Dan pada perkembangannya versi ANSI
(American National Standart Institute) bahasa tersebut menjadi versi dominan.
Bahasa C++ adalah Bahasa pemrograman yang sifatnya case sensitif yang artinya
compiler akan membedakan huruf besar dan huruf kecil, jadi misalkan menuliskan
kata printf dan Printf bahasa C++ akan menganggap kedua tulisan tersebut
mempunyai arti yang berbeda. (Setiawan, 2020).

2.14 Pengertian UML (Unified Modelling Language)


Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang
banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat
analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman
berorientasi objek. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan
komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks
pendukung. UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk
menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem
perangkat lunak. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi
penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada
kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek
(Rosa A.S dan M. Shalahudin, 2017:133). 2.1.15. Pengertian Use Case Diagram.
11

Rosa A.S dan M. Shalahudin (2018:140), pada UML terdiri dari 13 macam
diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Berikut ini penjelasan singkat dari
pembagian kategori tersebut.
1. Structure diagram, yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
Structure diagram terdiri dari class diagram, object diagram, component
diagram, composite structure diagram, package diagram dan deployment
diagram.
2. Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi
pada sebuah sistem. Behavior diagram terdiri dari Use case diagram,
Aktivity diagram, State Machine System.
3. Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi
antar subsistem pada suatu sistem. Interaction diagram terdiri dari
Sequence
2.15 Pengertian IFTTT (IF This Then That)
IFTTT merupakan aplikasi otomatisasi pekerjaan digital pada smartphone
dengan dasar logika “IF This” (jika begini) yang menjadi sebuah trigger atau
keadaan tertentu. Logika “Then That” (maka begitu) atau keadaan akan dihasilkan
dari trigger logika “IF This”. IFTTT aplikasi layanan otomatis yang dapat
menggabungkan beberapa layanan internet menjadi satu. Bukan hanya untuk
layanan web, IFTTT juga bisa digunakan untuk mempermudah peralatan yang
terhubung dengan internet. Web IFTTT yang tersedia di Google dapat diakses
secara gratis dan digunakan sesuai kebutuhan. (Saputra:2019).
2.16 Pengertian Node MCU ESP8266
ESP8266 adalah sebuah modul WiFi yang akhir-akhir ini semakin digemari
para hardware developer. Selain karena harganya yang sangat terjangkau, modul
WiFi serbaguna ini sudah bersifat SOC (System on Chip), sehingga kita bisa
melakukan programming langsung ke ESP8266 tanpa memerlukan mikrokontroller
tambahan. (Sasmoko:2017)
12

Modul ESP8266 yang banyak digunakan untuk aplikasi Internet Of Thing


(IOT) seperti mengendalikan aktuator dan membaca sensor. Sistem pengendalian
tersebut dapat berbentuk protokol MQTT ataupun webserver yang tertanam dalam
memory IC ESP8266 tersebut. Komputer, handphone dan tabelt yang dapat
mengakses web (Pratama, 2017) ESP8266 merupakan mikrokontroler yang
mempunyai fasilitas koneksi WIFI. Karena merupakan mikrokontroler, modul
ESP8266 ini mempunyai prosessor dan memory, yang dapat diintegrasikan dengan
sensor dan aktuator melalui pin GPIO. Modul ini mempunyai fitur seperti
mendukung standar IEEE 802.11 b/g/n, bisa digunakan untuk WiFi direct,
AccesPoint soft-AP, memunyai RAM 81 Mb dan Flash memory 1 Mb, kecepatan
hingga 160 MHz, serta daya keluaran sebesar 19.5 dBm. (Pratama, 2017)

Gambar 2. 3 Modul ESP8266


(Sumber : Pratama, 2017)

2.17 Pengertian MYSQL (My Structured Query Language)


Menurut (Arizona, 2017) “MySQL adalah bahasa yang digunakan untuk
mengelola data pada RDBMS”. Sedangkan menurut (Risdiansyah, 2017) “MySQL
merupakan database server yang bersifat multiuser dan multi-threaded. SQL adalah
bahasa database standar yang memudahkan penyimpanan, pengubahan dan akses
informasi. Pada MySQL dikenal istilah database dan tabel. Tabel adalah sebuah
struktur data dua dimensi yang terdiri dari baris-baris record dan kolom”.

Dari definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sebuah perangkat
lunak sistem manajemen basis dataSQL atau yang dikenal dengan DBMS
(Database Management System), databaseini multithread, multi user
13

2.18 Pengertian Sensor Api


Sensor api digunakan untuk mendeteksi api atau radiasi. Sensor ini juga
dapat mendeteksi sumber cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 760 nm
hingga 1100 nm. Sensor ini biasa dikemas dalam bentuk modul. Modul ini
mempunyai empat pin, dengan fungsi masing-masing, seperti berikut, VCC Pin ini
dihubungkan ke sumber tegangan antara 3,3V hingga 5V, GND Pin ini
dihubungkan ke ground, D0 Pin ini dihubungkan ke pin digital, dan memberikan
keluaran berbentuk digital (LOW atau HIGH) dan A0 Pin ini dihubungkan ke pin
analog dan memberikan nilai integer antara 0 dan 1023. (Kadir, 2017)

Gambar 2. 4 Sensor Api


(Kadir, 2017)

2.19 Pengertian Buzzer


Buzzer adalah komponen berukuran kecil penghasil suara yang paling
sederhana digunakan untuk mengeluarkan suara. Komponen ini bekerja atas dasar
tekanan pada lempengan yang diubah menjadi isyarat listrik dan menghasilkan
getaran atau suara. (Kadir, 2017)

Gambar 2. 5 Buzzer
(Kadir, 2017)
14

2.20 Pengertian PCB Matrix Strip Board


Merupakan jenis PCB yang bentuknya terdiri atas lubang-lubang.
Kekurangan PCB ini adalah sulitnya mengatur pengkabelan yang menghubungkan
antara komponen satu dengan komponen lain sehingga menyebabkan kabel-kabel
yang dihubungkan saling menyilang. Kesulitan lain adalah saat penyolderan kaki-
kaki komponen dengan 2 kabel penghubung atau lebih. (Sonsank dkk, 2015).

2.21 Pengertian Resistor


Resistor atau tahanan adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik. Resistor adalah komponen
dasar elektronika yang dipergunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir
dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
biasanya komponen ini terbuat dari bahan karbon. (Arifin dkk, 2016)

Gambar 2. 6 Resistor
(Apriani dan Barlian, 2018)
2.22 Pengertian Kapasitor
Pengertian lain kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat
menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari
2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan
dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas, elektrolit dan
lain-lain. (Arifin dkk, 2016)

Gambar 2. 7 Kapasitor
(Apriani dan Barlian, 2018)
15

2.23 Pengertian Potensiometer


Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam kategori
variable resistor. Secara struktur, potensiometer terdiri dari 3 kali terminal dengan
sebuah shalf atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. (Noviardi dan Andri,
2018)

2.24 Pengertian IC (Integrated Circuit)


IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri
dari gabungan ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya
yang diintegrasi menjadi sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan
kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang
berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). (Arifin dkk, 2016).

2.25 Pengertian Arduino IDE (Arduino Integrate Development Environment)


Untuk mempermudah dalam memprogram produk-produk berbasis Arduino,
alat pengembangan yang dinamakan Arduino Integrate Development Environment
(Kadir, 2017).
Sesungguhnya, Arduino tidak hanya berupa perangkat keras, melainkan
juga menyatakan perangkat lunak. Arduino Integrated Development Environment
(Arduino IDE) adalah nama perangkat keras yang bersifat “open source” yang
digunakan untuk membuat sketsa (istilah program di Arduino) hingga
mengompilasi dan menggunggahkannya ke papan Arduino. (Kadir, 2017).

Gambar 2. 8 Arduino IDE


(Kadir, 2017)
16

2.26 Pengertian VoIP (Voice over Internet Protocol)


Voice over Internet Protocol (VoIP) merupakan implementasi komunikasi
yang digunakan melalui jaringan IP dalam proses pengiriman paket. VoIP adalah
teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet.
Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang
mengirimkan paket-paket data. Saat ini teknologi VoIP mulai dikembangkan pada
Raspberry Pi (komputer berkuran mini). (Khuluq dkk: 2016).

2.27 Pengertian Sensor MQ5


Sensor pendeteksi gas memiliki nama lain yaitu sensor MQ-5, dan sensor
gas sendiri mampu mendeteksi berbagai gas sepeti hidrogen, karbon monoksida,
metana, dll. Sensor MQ-5 ini memiliki spesifikasi seperti , power supply 5V,
Output atau data keluaran, dan sensitivitas yang tinggi terhadap LPG. Sensor MQ-
5 berfungsi untuk mengukur kadar gas diudara yang berada dalam jangkauan
sensor. Sensor berguna untuk menginput data kadar gas ke mikrokontroler, semakin
banyak kadar gas dalam ruangan akan makin kecil hambatannya. Sensor MQ5
memiliki spesifikasi yaitu sensitivitas yang tinggi terhadap gas alam namun sangat
rendah terhadap asap dan alkohol, memiliki respon yang cepat dan stabil serta daya
tahan pakai yang lama. Memiliki jangkauan deteksi yaitu 200ppm sampai
10000ppm. (Seriawan, 2020).

2.28 Pengertian LPG ( Liquefied Petroleum Gas )


LPG ialah gas yang memiliki bentuk dari hasil produksi kilang minyak dan
gas, LPG sendiri memiliki unsur karbon dan hydrogen yang merupakan senyawa
Hidrokarbon Propana (C3H8) dan Butana (C4H10) dengan komposisi 30% propana
dan 70%butana. LPG memiliki sifat yang mudah terbakar jika persenyawaan di
udara, untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan maka sangat perlu
diketahui karakteristik LPG diantaranya memiliki tekanan yang cukup besar, dapar
menghambur secara perlahan di udara, memiliki massa jeni lebih besar
dibandingkan dengan udara, serta tidak mengandung racun dan memiliki daya
pemanasnya yang cukup tinggi. (Seriawan, 2020).
17

2.29 Pengertian Arduino Uno


Arduino uno merupakan arduino yang paling mudah didapat, murah serta
sering sekali digunakan. Arduino ini menggunakan mikrokontroler ATMEGA328P
yang merupakan versi terakhir yang dibuat ialah versi R3. ATMega328 ialah
mikrokontroler keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC( Reduce
Instruction Set Computer ) yang artinya setiap proses eksekusi data akan lebih cepat
dari arsitektur CISC ( Completed Instruction Set Computer ). Arduino Uno versi R3
mempunyai 14 pin digital I/O dimana 6 pin digunakan untuk Output PWM dan 6
pin lainnya sebagai analog input, 2x3 pin ICSP yang berfungsi untuk memprogram
arduino dengan software, dan kabel USB. Untuk dayanya sendiri arduino uno
cukup dengan menghubungkan kbael USB ke komputer atau menggunakan adaptor
5 VDC. Untuk pemula menggunakan arduino uno sangat disarankan, dikarenakan
banyak refrensi yang mengulik arduino uno itu sendiri. Arduino uno ini
menggunakan mikrokontroler dengan tipe ATMEGA328 yang mempunya 14 pin
I/O dan 6 input analog. (Seriawan, 2020).

2.30 Pengertian LCD (liquid crystal display)


LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair
sebagai penampil utama. LCD (liquid crystal display) bisa memunculkan gambar
atau dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu
buah kristal cair sebagai titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun
Kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah
perangkat LCD (liquid crystal display) adalah lampu neon berwarna putih di bagian
belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu
bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang
dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetic yang
timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan
sedangkan warna lainnya tersaring. (Setiawan, 2017: 24).
18

Gambar 2. 9 Liquid Crystal Display 2x16


(Sumber sainsmart)

Pada gambar 2.10 terlihat gambar tampilan bagian depan dari LCD 2X16,
sedangkan pada gambar 2.10 adalah gambar tampilan bagian belakang pada LCD
2X16 yang dilengkapi dengan modul I2C.

2.31 Jenis-Jenis Gas


A. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah pembunuh yang tidak tampak, karena keberadaannya


tidak dapat dideteksi dengan penglihatan atau bau. Lazimnya orang mengaitkan
keracunan karbon monoksida dengan mobil yang beroperasi di daerah tertutup atau
pemanas ruangan (heater) yang dirancang kurang baik. Namun demikian setiap hari
jutaan manusia menghirup udara yang tercemar dengan karbon monoksida (Arty,
2005:398). Karbon monoksida merupakan senyawa molekul kembar yang berupa
gas, tidak berwarna, tidak berbau, mudah terbakar, dipakai dalam pembuatan
berbagai macam senyawa organik dan anorganik. Gas ini juga sangat toksik
terhadap manusia. Setelah udara dihirup, karbon monoksida berikatan dengan
molekul hemoglobin pada sel darah merah, menggantikan oksigen. Karbon
monoksida mengikat hemoglobin dua ratus kali lebih efektif daripada oksigen. Hal
ini mencegah butir darah merah membawa oksigen ke jaringan tubuh. Oleh karena
itu karbon monoksida merupakan racun yang kerjanya cepat. Karbon monoksida
terbentuk, bila senyawa yang mengandung karbon dibakar dalam udara yang
mengandung sedikit oksigen (miskin oksigen). Pada puncak kesibukan jalan-jalan
di jalan raya, karbon monoksida diudara dapat mencapai 100 ppm. Di USA mobil
baru harus dilengkapi dengan pengubah katalitik, yang merubah karbon monoksida
toksik menjadi karbon dioksida yang tidak toksik. Karbon monoksida juga terdapat
19

pada asap rokok. Seseorang setelah menghisap rokok, memerlukan beberapa jam
untuk menggantikan karbon monoksida yang terikat pada hemoglobinnya. Pada
jam sibuk, udara di jalanan mengandung karbon monoksida yang menyebabkan
kepala terasa pening, atau merasa ingin muntah.

B. Karbon Dioksida (CO2)

Pada bentuk padat dan cair, karbon dioksida bersifat sangat mudah menguap
sehingga dapat melepaskan gas dengan segera. Pada konsentrasi 2- 10 % dapat
menimbulkan rasa asam, dyspnea, sakit kepala, vertigo, mual, kesulitan bernafas,
lemah, mengantuk, mental confusion, peningkatan tekanan darah, peningkatan
denyut jantung, peningkatan laju pernafasan. Paparan 10% karbon dioksida selama
beberapa menit dapat menyebabkan gangguan penglihatan, tinnitus, tremor,
keringat berlebih, gelisah, parestesi, ketidaknyamanan secara umum, hilang
kesadaran, dan koma. Pada konsentrasi 25-30 % dapat menyebabkan koma dan
konvulsi dalam satu menit. Takikardia dan aritmia juga mungkin terjadi. Pada
konsentrasi 50% dapat menimbulkan gejala hipokalsemia termasuk spasme
karpopedal (Badan POM RI, 2010). Kelebihan karbon dioksida untuk waktu tidak
lebih dari 5 menit dapat menimbulkan efek pada penglihatan berupa penyempitan
area penglihatan, pembesaran blind spot, fotofobia, hilangnya konvergensi dan
akomodasi, berkurangnya adaptasi terhadap gelap, sakit kepala, insomnia,
perubahan kepribadian, sebagian besar depresi dan iritabilitas. Meskipun terdapat
cukup oksigen untuk mencegah terjadinya asfiksia karena karbon dioksida,
konsentrasi tinggi dapat menimbulkan efek berat melalui gangguan eliminasi
normal dari tubuh. Pada mulanya, peningkatan konsentrasi paparan karbon dioksida
menimbulkan peningkatan laju dan kedalaman ventilasi. Melewati titik tertentu,
dapat berbalik menjadi hipoventilasi yang menghasilkan pernafasan asidosis.
Kematian karena asfiksia dapat terjadi jika konsentrasi dan durasi paparan
memadai.

C. Metana (CH4)
Sampah adalah salah satu sektor hasil dari aktivitas manusia yang
berkonstribusi dalam pemanasan global. Sampah menyumbang gas rumah kaca
dalam bentuk gas metana (CH4) dan gas karbondioksida (CO2). Sampah yang
20

tertimbun dalam jangka waktu tertentu akan mengalami dekomposisi dan


menghasilkan gas-gas yang menyebar diudara, Gas-gas yang dihasilkan dari
proses degradasi sampah organik diantaranya yang paling banyak dihasilkan
yaitu gas metanaa (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Gas metana yang
dilepaskan ke udara begitu saja memiliki emisi gas rumah kaca sebesar 21 kali
lebih buruk dari CO2. (Hapsari dan Wilujeng, 2011) Metana merupakan
komponen utama dari gas alam. Komposisi gas alam adalah: 75% methane,
15% ethane, 5% hidrocarbon lain seperti: propane, butane. Pembakaran satu
molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2
(karbondioksida) dan dua molekul H2O (air): CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Metana termasuk salah satu gas rumah kaca atau (greenhouse gas) disingkat
GHG dan merupakan penyebab terbesar pemanasan global dalam beberapa
tahun terakhir. Konsentrasi metana di atmosfer pada tahun 1998, dinyatakan
dalam fraksi mol, adalah 1.745 nmol/mol (bagian per miliar), naik dari 700
nmol/mol pada tahun 1750. Pada tahun 2008, kandungan gas metana di
atmosfer sudah meningkat kembali menjadi 1.800 nmol/mol. Metana adalah
molekul tetrahedral dengan empat ikatan C-H yang ekuivalen. Struktur
elektroniknya dapat dijelaskan dengan 4 ikatan orbital molekul yang dihasilkan
dari orbital valensi C dan H yang saling melengkapi. Energi orbital molekul
yang kecil dihasilkan dari orbital 2s pada atom karbon yang saling berpasangan
dengan orbital 1s dari 4 atom hidrogen. Pada suhu ruangan dan tekanan standar,
metana adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Bau dari metana (yang
sengaja dibuat demi alasan keamanan) dihasilkan dari penambahan odoran
seperti metanathiol atau etanathiol. Metana mempunyai titik didih −161 °C
(−257.8 °F) pada tekanan 1 atmosfer. Sebagai gas, metana hanya mudah
terbakar bila konsentrasinya mencapai 5- 15% di udara. Metana yang berbentuk
cair tidak akan terbakar kecuali diberi tekanan tinggi (4-5 atmosfer). Efek akut
dari terpapar oleh gas metana adalah kekurangan oksigen, yaitu < 16%. Masalah
kesehatan akan timbul jika terhirup gas metana dalam konsentrasi tinggi.
Gejala-gejala yang timbul adalah kekurangan oksigen, nafas menjadi cepat,
denyut nadi meningkat, koordinasi otot menurun, emosi meningkat, mual,
muntah, kehilangan kesadaran, gagal nafas, dan kematian.
21

D. Udara
Udara merupakan salah satu unsur alam yang pokok bagi makhluk hidup yang
ada di muka bumi terutama manusia. Tanpa udara yang bersih maka manusia
akan terganggu terutama kesehatannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti.

Tabel 2. 1 Komposisi Udara Bersih


(Sumber: http://www.trunitydemo3.net)

Tabel 2. 2 Udara Bersih dan Udara Tercemar


22

2.32 Tinjauan Penelitian Yang Berkaitan

Tinjauan penelitian terdahulu bertujuan untuk membandingkan dan acuan


dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Selain itu, untuk menghindari
anggapan kesamaan dengan penelitin ini, maka dalam tinjuan penelitian yang
berkaitan akan mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu seperti berikut:

Tabel 2. 3 Tinjuan Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan


Dani Rancang Bangun Memliki akses internet Masih
Sasmoko, Sistem Pendeteksi yang bisa digunakan menggunakan
Arie Kebakaran dimana saja karena kartu GSM dan
Mahendra. Berbasis Iot Dan menggunakan kartu cukup boros
(2017) Sms Gateway GSM, Dapat mengakibatkan
Menggunakan digunakan secara tidak efesien bila
Arduino simple dan mudah diproduksi masal
digunakan
Marselinus Sistem Alarm Kecepatan Belum
M. Kali, Kebakaran mengiriman dengan menggunakan
Jonshon Menggunakan LCD display dan dapat notifikasi jarak
Tarigan, Sensor Infra Red memudahkan untuk jauh.
Andreas Ch. Dan Sensor Suhu dilihat secara
Louk (2016) Berbasis Arduino langsung.
Uno
Yudi Perancangan Dan Komponen sensor Masih
Muchtar PK Pembuatan Sistem lengkap untuk menggunakan
Siregar. Keamanan Rumah pengaman GSM, boros dan
Menggunakan Sms rumah,Kecepatan tidak
Gateway Berbasis informasi yang didapat mempunyai
Mikrokontroler cepat, bisa digunakan output untuk
Arduino Atmega dimana saja .
meminimalisir
2560
kebakaran
Hari Alarm Kebakaran Metode yang Belum
Wahyudiono, Multisensor digunakan sangat menggunakan
Ponco Dengan sesuai dengan sistem notifikasi jarak
Siwindarto, Implementasi yang dibuat. jauh.
Bambang Fuzzy Dua Level
Siswojo.
(2019)
23

Iman Rancang Bangun Memiliki notifikasi Masih memiliki


Nurjaman Sistem Intelligent jarak jauh delay dalam
(2021) Fire Detector memudahkan kecepatan
Rumah Susun pengguna untuk transfer data.
Berbasis Iot mengontrol,
monitoring.

Di dalam penelitian sebelumnya pada jurnal penulis (Dani Sasmoko, Arie


Mahendra. 2017) berjudul Rancang bangun sistem pendeteksi kebakaran berbasis
iot dan sms gateway menggunakan Arduino [1] mempunyai kelebihan Memiliki
akses internet yang bisa digunakan dimana saja karena menggunakan kartu GSM,
Dapat digunakan secara simpel dan mudah digunakan. Namun masih memiliki
kekurangan yaitu Masih menggunakan kartu GSM dan cukup boros mengakibatkan
tidak efesien bila diproduksi masal. Dipenelitian lainnya (Marselinus M. Kali,
Jonshon Tarigan, Andreas Ch. Louk, 2016) berjudul Sistem alarm kebakaran
menggunakan sensor infra red dan sensor suhu berbasis arduino uno [2], (Yudi
Muchtar PK Siregar. Poltak Sihombing. Dahlan Sitompul, 2017) berjudul
Perancangan Dan Pembuatan Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Sms
Gateway Berbasis Mikrokontroler Arduino Atmega 2560, (Hari Wahyudiono,
Ponco Siwindarto, Bambang Siswojo, 2019) berjudul Alarm kebakaran multisensor
dengan implementasi fuzzy dua level [4] memiliki beberapa kelebihan yaitu
kecepatan mengiriman dengan LCD display dan dapat memudahkan untuk dilihat
secara langsung, Kecepatan informasi yang didapat sangat akurat dengan sensor
yang digunakan dan beberapa komponen lainnya, Metode yang digunakan sangat
sesuai dengan sistem yang dibuat, Dari beberapa kelebihan tersebut masih ada
kekurangan yaitu tidak menggunakan notifikasi jarak jauh sehingga tidak bisa
mengontrol dan monitoring dari jarak jauh secara realtime, (Iman Nurjaman, 2021)
Berjudul Rancang bangun sistem intelligent fire detector rumah susun berbasis iot
[5], mempunyai kelebihan bisa memonitoring melalui website secara realtime,
menginformasikan melalui smartphone pengguna, pos satpam dan pemadam
kebakaran ketika terjadi musibah kebakaran, serta ada water pump otomatis Ketika
terjadi kebakaran untuk meminalisir kebakaran semakin luas.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Pada penelitian ini menggunakan model SDLC (System Development Life
Cycle). System Development Life Cycle (SDLC) adalah proses pembuatan dan
pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sebuah sistem. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk
mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari beberapa tahap:
1. Rencana (Planning)
2. Analisa (Analysis)
3. Desain (Design)
4. Implementasi (Implementation)
5. Uji coba (Testing)
6. Pengelolaan (Maintenance)
Dilihat dari berbagai sisi, SDLC memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai
sarana komunikasi antara tim pengembang dengan pemegang kepentingan. SDLC
juga berfungsi membagi peranan dan tanggung jawab yang jelas antara
pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek. Fungsi lain dari SDLC
ialah dapat memberikan gambaran input dan output yang jelas dari satu tahap
menuju tahap selanjutnya(Denis et al., 2015).

Gambar 3. 1 Tahapan SDLC

24
25

3.2 Diagram Alir Penelitian


Pada penggambaran diagram alir penelitian dapat digambarkan dengan
tahapan-tahapan yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3. 2 Diagram Alir Penelitian


26

Berdasarkan pada gambar 3.2 maka dapat diuraikan pembahasan masing-


masing tahap dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah mengumpulkan segala kebutuhan pada
penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menunjang kebutuhan penelitian
yang dilakukan
2. Perencanaan
Pada perencanaan dilakukan dengan memikirkan kebutuhan yang akan di
realisasikan berupa sistem monitoring dengan kebutuhan masalah yang ada.
3. Design Program
Design program merupakan tahapan merancangan prototype program guna
pembangunan program yang akan dilakukan pada tahapan selanjutnya
4. Pembangunan Program
Pembangunan program adalah tahapan membangun program sesuai
kebutuhan yang ada bertujuan memonitoring kebakaran rumah susun
5. Pengujian Program
Pada pengujian program adalah tahapan uji yang dilakukan guna
memastikan modul yang dibangun sudah layak pakai
6. Implementasi
Implementasi adalah tahap menerapkan program yang telah dibangun
kemudian pengujian berhasil maka tahap terakhir adalah tahap
implementasi.
27

3.3 Diagram Blok Sistem

Gambar 3. 3 Diagram Blok Sistem Fire Detector

Pada gambar 3.2 terlihat bahwa sistem kelistrikan dan kontrol alat, terdapat
beberapa komponen yang dapat dibagi menjadi tiga menurut fungsinya, yaitu input,
proses, dan output. Input adalah suatu peralatan listrik yang memberi input berupa
data yang telah direkam oleh komponen tersebut, biasanya komponen input ini akan
mengirim data menuju komponen kontrol. Komponen input yang terdapat pada alat
adalah sensor MQ5, sensor MQ9, Sensor DHT22, dan flame sensor. Komponen
proses adalah komponen yang menjadi pusat kontrol terhadap aktifitas beban, yang
mengacu pada input data yang diberikan oleh komponen input atau sensor.
Komponen kontrol pada alat adalah Arduino Uno. Komponen output adalah
komponen yang aktifitasnya diatur oleh kontroller berdasarkan input data dari
komponen input. Komponen output pada alat dibagi menjadi 3, yaitu NodeMCU
(ESP8266), relay arduino, dan buzzer.
28

Mulai

Inisiasi
I/O
Arduino
Uno

Sensor MQ5 Sensor MQ9 Sensor DHT22 Flame Sensor


Flame Sensor DHT 22

Tidak Apakah sensor Tidak Tidak Tidak


Apakah sensor Apakah sensor Apakah sensor
mendeteksi mendeteksi mendeteksi mendeteksi

Ya Ya Ya Ya

Fan Menyala
Buzzer Menyala Buzzer Menyala Pump Menyala Fan Menyala

NodeMCU ESp8266

Mysql

Web Web

Selesai

Gambar 3. 4 Flowchart Sistem Fire Detector

Berikut penjelasan dari diagram blok:


1. Sensor MQ5 berfungsi sebagai pengukur kadar gas di udara yang berada
dalam jangkauan sensor
29

2. Sensor MQ9 berfungsi sebagai pendeteksi apakah kebocoran asap yang


terjadi dalam batas aman atau tidak.
3. Sensor DHT22 berfungsi sebagai pengukur besaran suhu pada rangkaian
atau sistem.
4. Flame sensor berfungsi sebagai pendeteksi api pada sistem
5. Arduino Uno berfungsi sebagai mikrokontroller yaitu memproses data hasil
pembacaan sensor.
6. NodeMCU ESP8266 berfungsi sebagai penerima data dari arduino uno
terhadap pembacaan kontrol jarak jauh melalui Mysql untuk ditampilkan
pada website.
7. Relay berfungsi sebagai pengatur aktifitas beban listrik, seperti kipas DC,
dan pompa.
8. Buzzer berfungsi sebagai alarm ketika telah terjadi kebocoran asap dan
adanya api

Pada gambar 3.4 flowchart sistem pendeteksi kebakaran pada alat dimulai
dengan inisiasi input dan output arduino uno. Selanjutnya sistem kontrol akan
mengecek apakah ada input data dari sensor MQ5, sensor MQ5, sensor DHT22,
dan flame sensor. Jika ada input data dari salah satu sensor tersebut, sistem kontrol
yang berupa Arduino Uno akan mengatur agar fan, buzzer, dan pump menyala.
Kemudian, NodeMCU yang terintegrasi dengan Arduino Uno akan mengirim ke
Mysql agar situasi pada rumah susun beserta log data dapat ditampilkan dan
direkam pada website. Selanjutnya pengguna akan mendapatkan notifikasi yang
dikirim oleh sensor flame, bila sensor diatas suhu normal maka fan akan menyala
dan data akan dipost ke mysql untuk ditampilkan pada website.

3.4 Metode Pengembangan Fire Detector


Saat ini konsep smarthome memang sudah banyak diciptakan untuk
memudahkan masyarakat dalam mengantisipasi bahaya kebakaran sebagai upaya
meminimalisir korban jiwa dan kerugian materi. Seperti rumah susun yang
memiliki kondisi bangunan luas dan memiliki banyak penghuni yang apabila
terjadinya kebakaran, api akan terus meluas dan akan lebih sulit dipadamkan. Hal
itu akan menjadi urgensi pada penelitian ini.
30

Pada penelitian ini akan merancang sistem fire detector yang fungsinya
mendeteksi penyebab-penyebab kebakaran seperti kebocoran gas, adanya asap,
terdeteksinya api atau percikan api dan terjadinya perubahan suhu yang mengikat.
Apabila fire detector mendeteksi bahaya yang timbul, fire detector akan
mengantisipasi hal itu seperti terjadi kebocoran gas dan asap, fire detector akan
aktif langsung memberi peringatan melalui buzzer dan peringatan melalui
smartphone.

Fire detector ini akan dilengkapi dengan hexsaus atau kipas yang digunakan
untuk menghisap gas atau asap yang terdeteksi dan juga dilengkapi dengan pompa
air yang berfungsi untuk memadamkan api apabila sensor flame mendeteksi adanya
api. Dengan terealisasinya fire detector ini diharapkan dapat membantu masyarakat
khususnya yang tinggal dirumah susun untuk meminimalisir terjadinya kebakaran.

Salah satu hal yang penting dalam mencegah terjadinya kebakaran adalah
pengetahuan tentang kebakaran. Pengetahuan tentang kebakaran merupakan hasil
tahu dan ini terjadi setelah proses penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan suatu obyek dapat terjadi melalui panca indera manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan, faktor lain yang mungkin
berkontribusi terhadap besarnya kejadian kebakaran yaitu perilaku yang dapat
memicu kebakaran seperti penggunaan alat listrik yang ceroboh, kelalaian
pemakaian minyak tanah dan lilin, perilaku merokok yang membahayakan dan
lainnya. Penduduk pemukiman seringkali secara tidak sadar mengabaikan besarnya
risiko yang akan diterima akibat pandangan dan perilakunya atas suatu bahaya. Hal
ini diperkuat dengan hasil studi mengungkapkan bahwa 90% agen penyebab
kecelakaan kerja adalah faktor kesalahan manusia dan hanya 10% yang disebabkan
oleh peralatan yang tidak sesuai.

Oleh karena itu, perilaku dan tindakan manusia dalam kaitannya dengan
kejadian kebakaran menjadi satu hal penting untuk ditinjau Tersedianya alat
pemadaman api tersebut merupakan fasilitas yang diberikan oleh Dinas Perumahan
dan Pemukiman sebagai salah satu upaya pengendalian kebakaran.
31

3.5 Desain Bangun dan Penempatan


Dari hasil perancangan terdapat desain bangun dan penempatan elektrik
seperti berikut:

Gambar 3. 5 Desain 3D denah penempatan dan bangunan


32

Keterangan Gambar :

1. Sensor MQ9
2. Sensor MQ5
3. Sensor Flame
4. Sensor DHT22
5. Fan/Kipas
6. Panel komponen Fire Detector
7. Pump Pemadam Api
8. Buzzer
Desain yang yang dibuat berisi tentang penempatan alat elektrik pada
sebuah prototipe satu tipe rumah susun yang memiliki luas rumah susun 60cm x
50cm berisi sensor MQ5, sensor MQ9 dan fan pada bagian dapur, memiliki sensor
dht22 pada bagian kamar tidur dan fan, memiliki flame sensor pada bagian ruang
tamu, memiliki buzzer pada bagian pos yang ukurannya akan disesuakan dan pada
bagian ruang panel sistem memiliki beberapa kabel listrik/input listrik, power
supply, Arduino Uno, Esp8266, modul relay, water pump.

3.6 Desain Program Monitoring


Dari hasil perancangan terdapat desain program monitoring seperti berikut:

Gambar 3. 6 Desain Program Login


Pada gambar 3.6 desain yang dibuat berisi tentang halaman login untuk
pertama kali program dimulai agar bisa melakukan monitoring pada rumah susun,
33

jika berhasil login maka akan dialihkan ke halaman dashboard pada program yang
dibuat, bila username tidak ada pada database maka akan ada pemberitahuan pada
bagian login bahwa username yang digunakan tidak terdaftar dan bila username
sudah sesuai maka program akan melakukan pengecekan pada bagian password
bila tidak sesuai maka akan ada pemberitahuan password salah atau tidak sesuai.

Gambar 3. 7 Desain Program Login Username Tidak Terdaftar

Pada gambar 3.7 adanya pemberitahuan “Username Invalid!” disebabkan


karena pada database yang digunakan tidak menemukan username tersebut saat
melakukan login pada dashboard website.
34

Gambar 3. 8 Desain Program Login Password Tidak Sesuai

Pada gambar 3.8 adanya pemberitahuan “Wrong Password!” disebabkan


karena pada database yang digunakan tidak menemukan username dengan
password tersebut atau password tersebut yang digunakan salah saat melakukan
login pada dashboard website.

Gambar 3. 9 Desain Program Login Success


Pada gambar 3.9 adanya pemberitahuan “Success” disebabkan karena pada
database yang digunakan menemukan username dengan password tersebut atau
35

password tersebut yang digunakan adalah benar saat melakukan login pada
dashboard website.

Gambar 3. 10 Program Dashboard Realtime

Pada gambar 3.10 desain yang dibuat berisi tentang halaman dashboard
untuk memonitoring alat elektrik yang digunakan, yang bisa dilakukan adalah
mengganti foto profil, mengganti username, mengganti nama, mengganti npm,
melakukan log out, memonitoring suhu secara realtime dengan interval update 10
detik sekali, memonitoring secara realtime flame sensor dengan chart bila terjadi
kebakaran maka line pada chart akan naik atau bertambah dikarenakan ada data
36

yang masuk ke database lalu memonitoring secara realtime dengan tabel flame
sensor pada website yang berisi tentang nomor urutan pada baris, jam terjadinya
kebakaran atau terjadinya sensor api mendeteksi adanya api, tanggal terjadinya
kebarakan atau terjadinya sensor api mendeteksi adanya api. Pada tabel akan
diurutkan berdasarkan data terbaru dari tahun terbaru, tanggal terbaru dan jam
terbaru yang ditampilkan dalam 5 data, data tabel tersebut dapat dilihat dengan
keseluruhan data yang masuk dengan cara klik pada bagian read more maka akan
menampilkan semua data yang tersimpan pada database dalam bentuk tabel.

Gambar 3. 11 Desain Program Read More Tabel Flame

Pada gambar 3.11 menunjukan pada saat klik read more pada tabel yang
berisi 5 data paling terbaru maka akan muncul tabel dengan semua data yang
tersimpan pada database.
37

Gambar 3. 12 Desain Program Upload Picture


Pada gambar 3.12 menunjukan pada saat klik change photo akan muncul
pop up dengan tittle Uplaod Picture yang digunakan untuk mengupload foto yang
akan mengganti foto profile pada dashboard.

Gambar 3. 13 Desain Program Setting


Pada gambar 3.13 menunjukan pada saat klik setting yang akan
menampilkan menu pop up yang berisi tentang data pengguna atau user seperti
nama lengkap, nim, username dan password yang bisa diupdate sesuai dengan
keinginan pengguna atau user.
38

Gambar 3. 14 Desain Program Log Out


Pada gambar 3.14 menunjukan pada saat klik Sign Out maka akan keluar
dari halaman dashboard dan kembali lagi ke halaman login dngan pemberitahuan
“You have been logged out!”.

Gambar 3. 15 Desain VoIP IFTTT

Pada gambar 3.15 menunjukan pada saat sensor api mendeteksi adanya api
maka akan menelpon smartphone pengguna dengan memicu webwork ditrigger
VoIp Voice dari IFTTT.
39

3.7 Desain Alat Sebelum Pemasangan


Berikut adalah desain alat sebelum pemasangan dilakukan pada miniatur
rumah susun, yang dimana alat tersebut masih dalam tahap uji coba sampai alat
tersebut dapat menjalankan sistem yang diinginkan oleh penulis, sebagai berikut:

Gambar 3. 16 Desain Alat Sebelum Pemasangan

3.8 Desain Alat Sesudah Pemasangan


Berikut adalah desain alat sesudah pemasangan dilakukan pada miniatur
rumah susun, yang dimana alat tersebut sudah dipasang dan disusun kedalam
miniatur rumah susun agar alat tersebut dapat menjalankan sistem yang diinginkan
oleh penulis, sebagai berikut:

Gambar 3. 17 Desain Alat Sesudah Pemasangan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang hasil pengujian dari sistem yang telah
dirancang pada bab sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan fire
detector rumah susun yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kebakaran
pada rumah susun.

Gambar 4. 1 Realisasi Fire Detector

Dari hasil perancangan yang telah dibuat akan dilakukan serangkaian uji
coba untuk memasitikan efektivitas alat yang dibuat. Percobaan akan dilakukan di
masing-masing blok rangkaian dengan menggunakan teknik pengumpulan data tes
yang kemudian dicatat dalam bentuk tabel kemudian dilakukan Analisa dari hasil
percobaan yang didapat.

40
41

4.1 Kalibrasi Sensor


4.1.1 Pengujian Kalibrasi jarak baca Flame Detector

Tabel 4. 1 Perbandingan Sensor Flame Detector


dengan Penelitian Terdahulu

Sensor flame detector


percobaan Jarak Sensor Keterangan
1 1 cm Terbaca
2 3 cm Terbaca
3 5 cm Terbaca
4 10 cm Terbaca
5 15 cm Terbaca
Sensor flame detector Penelitian Terdahulu
(Pratama, 2019)
1 5 cm Terbaca
2 10 cm Terbaca
3 15 cm Terbaca
4 20 cm Terbaca
5 25 cm Terbaca

4.1.2 Pengujian Kalibrasi Sensor DHT22

Tabel 4. 2 Perbandingan Kalibrasi Sensor DHT22


dengan Penelitian Terdahulu

Percobaan Sensor DHT22 Uji Sekarang


Percobaan Sensor Termometer (°C) Kesalahan
DHT22 (°C) Pengukuran (%)
1 25.7 26.2 1.91
2 25.7 26 1.15
3 24.3 25.7 5.45
4 24.1 25.5 5.49
5 24 25.4 5.51
6 23.8 25.2 5.56
7 23.6 25.1 5.98
8 23.5 25 6.00
9 23.5 25 6.00
42

10 23.4 24.8 5.65


Presentase Error Rata-Rata 4.87

Percobaan Sensor Uji DHT22 Penelitian Terdahulu (Yaqub, 2018)


Percobaan Sensor Termometer (°C) Kesalahan
DHT22 (°C) Pengukuran (%)
1 25,90 C 25,8 0%
2 25,90 C 25,8 0%
3 25,70 C 25,8 0%
4 25,50 C 25,8 1%
5 24,30 C 25,8 6%
6 25,20 C 25,8 2%
7 25,10 C 25,8 3%
8 25,10 C 25,8 3%
9 25,10 C 25,8 3%
10 25,00 C 25,8 3%
11 25,00 C 25,8 3%
12 25,00 C 25,9 3%
13 24,90 C 25,9 4%
14 24,80 C 25,8 4%
15 24,70 C 25,8 4%
16 24,70 C 25,8 4%
17 24,60 C 25,7 4%
18 24,50 C 25,7 5%
19 24,50 C 25,7 5%
20 24,40 C 25,7 5%
21 24,40 C 25,6 5%
22 24,30 C 25,6 5%
23 24,30 C 25,6 5%
24 24,30 C 25,6 5%
25 24,30 C 25,7 5%
Presentase Error Rata-Rata 3,5%

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan banyaknya hasil pengujian pada nilai


suhu. Dapat dilihat selisih pengukuran dari perbandingan hasil nilai suhu pada
sensor DHT22 terhadap termometer. Perbandingan antara data sensor DHT22 dan
termometer dapat dihitung menggunakan rumus:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
43

24,90 − 25,70
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
24,90
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0,032
Kemudian untuk mengetahui ketelitian kinerja pada sensor adalah dengan
menghitung menggunakan rumus:
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 100% − 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%)
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 100% − 4,87 %
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 95.13%

Sedangkan data yang diperoleh oleh DHT22 pada penelitian terdahulu yaitu
:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟


% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
24,90 − 25,90
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
24,90
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0,040
Kemudian untuk mengetahui ketelitian kinerja pada sensor adalah dengan
menghitung menggunakan rumus:
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 100% − 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%)
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 100% − 3,5 %
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 96,5%
4.1.3 Pengujian Kalibrasi Sensor MQ5

Tabel 4. 3 Pengujian Kalibrasi Sensor MQ5 Dengan Penelitian Terdahulu

Uji Coba Perbandingan MQ5


Jarak Nilai Status Tegangan
Percobaan Sumber Kepekatan Buzzer & Keluaran
Gas Gas Fan (V)
1 1 Cm 360 ppm Menyala 3.66V
2 3 Cm 314 ppm Meyala 3.43V
3 5 Cm 236 ppm Off 2.94V
4 10 Cm 193 ppm Off 1.90V
5 15 Cm 156 ppm Off 1.34V
44

Uji Coba Perbandingan MQ5 Pada Penelitian Terdahulu


(Kartawijaya, 2009)
Waktu Nilai Status Tegaangan
Percobaan Alat Kepekatan Buzzer & Keluaran
Merespon Gas Fan (V)
1 8 Detik 800 ppm On 4.02V
2 2 Detik 400 ppm On 1.95V
3 1 Detik 300 ppm On 1.60V
4 1 Detik 200 ppm Off 1.02V
5 0,8 Detik 100 ppm Off 0.64V

Hasil pengujian perbandingan dan pengukuran nilai kepekaan gas yang


dideteksi oleh sensor MQ5 memberikan stimulasi berupa gas dalam jangka waktu
10 detik di setiap pengujiannya, hal ini dilakukan untuk memastikan stimulasi gas
sudah mengelilingi area sensor. Hasil pengujian nilai kepekaan gas yang dideteksi
oleh sensor MQ5 menunjukakan bahwa semakin jauh sumber gas, maka semakin
sedikit nilai kepekatan gas yang diterima oleh sensor MQ5 dan tegangan keluaran
pun semakin mengecil. Dari hasil percobaan yang diakukan, sensor MQ5 sudah
sesuai standar pemrograman yang mana ketika sensor mendeteksi kepekatan gas
lebih dari 300 ppm, maka indicator buzzer dan fan atau kipas akan menyala untuk
mengurai gas yang dideteksi.

Hasil pengujian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Kartawijaya,


2009) Hasil pengujian dan pengukuran nilai kepekaan gas yang dideteksi oleh
sensor MQ5 menunjukakan bahwa semakin sedikit waktu terdetectnya sumber gas,
maka semakin sedikit nilai kepekatan gas yang diterima oleh sensor MQ5 dan nilai
keluaran tegangan pun semakin mengecil. Dari hasil percobaan yang diakukan,
sensor MQ5 sudah sesuai standar pemrograman yang mana ketika sensor
mendeteksi kepekatan gas kurang dari 300 ppm, maka indicator buzzer dan fan atau
kipas akan mati.
45

4.1.4 Pengujian Kalibrasi MQ9

Tabel 4. 4 Pengujian Kalibrasi Sensor MQ9 Dengan Penelitian Terdahulu

Uji Sensor Kalibrasi MQ9


Jarak Nilai Status Tegangan
Percobaan Sumber Kepekatan Buzzer & Delay Keluaran (V)
Asap Asap Fan
1 1 Cm 377 ppm Menyala 0 4.01V
2 3 Cm 304 ppm Menyala 0 3.54V
3 5 Cm 185 ppm Off Off 2.98V
4 10 Cm 148 ppm Off Off 2.41V
5 15 Cm 118 ppm Off Off 1.94V

Uji Kalibrasi Sensor MQ9 Penelitian Terdahulu (Mandarani et al., 2016)


Percobaan Jarak Nilai Status Delay Tegangan
Waktu Kepekatan Buzzer & Keluaran (V)
Asap Fan
1 1 Menit 66 ppm Off Off 0.66V
2 2 Menit 66 ppm Off Off 0.65V
3 3 Menit 74 ppm Off Off 0.99V
4 4 Menit 99 ppm Off Off 1.57V
5 5 Menit 150 ppm Off Off 2.01V
6 6 Menit 210 ppm Off Off 2.59V
7 7 Menit 350 ppm Menyala 0 4.05V
8 8 Menit 400 ppm Menyala 0 5.09V

Hasil dari 5 pengujian yang dilakukan, memberikan stimulasi berupa asap


dalam jangka waktu 1 menit di setiap pengujiannya, hal ini dilakukan untuk
memastikan stimulasi asap sudah mengelilingi area sensor. Dari hasil pengujian
kepekatan asap dapat di lihat semakin jauh jarak semakin sedikit juga nilai
kepekatan asap dan semakin sedikit kepekatan asap sedikit juga keluaran tegangan
yang di hasilkan. pembacaan sensor MQ9 berhasil mendeteksi adanya asap dengan
46

jarak maksimal 3 cm dengan kepekatan asap relative sedikit. Hal ini untuk
memastikan bahwa sensor MQ9 benar-benar responsive ketika mendeteksi sedikit
asap.

Sedangkan pada penelitian terdahulu Hasil dari 8 pengujian yang dilakukan,


pembacaan sensor MQ9 berhasil mendetaksi adanya asap dengan jarak maksimal
1-8 menit dengan kepekatan asap relative sedikit dan semakin tinggi kepekatan asap
semakin tinggi juga tegangan keluaran yang di hasilkan. Hal ini untuk memastikan
bahwa sensor MQ9 benar-benar responsive ketika mendeteksi sedikit asap.

4.2 Pengujian Sensor DHT22

Gambar 4. 2 Pengujian Sensor DHT22

Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat akurasi pembacaan


suhu ruangan dari sensor DHT22 dengan termometer secara real time. Pengujian
yang akan dilakukan sebanyak 10 kali percobaan dengan rentan waktu 5 menit pada
pengujian berikutnya dan dengan memberikan efek panas di sekitar sensor untuk
memastikan sensor mendeteksi perubahan suhu ruangan.
47

Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Perbandingan Sensor DHT22 Dengan


Termometer

Sensor Kesalahan Ketelitian


Termometer
Percobaan Jam DHT22 Pengukuran Pengukuran
(°C)
(°C) (%) (%)
1 9:40 25.7 26.2 1.91 98.09
2 9:45 25.7 26 1.15 98.85
3 9:50 24.3 25.7 5.45 94.55
4 9:55 24.1 25.5 5.49 94.51
5 10:00 24 25.4 5.51 94.49
6 10:05 23.8 25.2 5.56 94.44
7 10:10 23.6 25.1 5.98 94.02
8 10:15 23.5 25 6.00 94.00
9 10:20 23.5 25 6.00 94.00
10 10:25 23.4 24.8 5.65 94.35
Presentase Error Rata-Rata 4.87
Akurasi Sensor Rata-Rata 95.13

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan banyaknya hasil pengujian pada nilai


suhu. Dapat dilihat selisih pengukuran dari perbandingan hasil nilai suhu pada
sensor DHT22 terhadap termometer. Perbandingan antara data sensor DHT22 dan
termometer dapat dihitung menggunakan rumus:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
24,90 − 25,70
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
24,90
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0,032
Kemudian untuk mengetahui ketelitian kinerja pada sensor adalah dengan
menghitung menggunakan rumus:
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 100% − 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%)
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 100% − 4,87 %
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 (%) = 95.13%

Pada tabel 4.5 pengujian suhu dilakukan pada alat atau sistem. Berdasarkan
data, pengujian ke-1 sampai pengujian ke-10 dilakukan perbandingan. Pada
48

pengujian tersebut mendapatkan presentase error atau kesalahan pengukuran rata-


rata sebesar 4.87% dan rata rata akurasi sensor sebesar 95,13%.

4.3 Pengujian Sensor MQ5


Pengujian sensor MQ5 dilakukan bertujuan untuk memastikan seberapa
responsive sensor MQ5 ketika mendeteksi adanya kebocoran gas pada ruangan.
Sensor MQ5 ini akan diletakan di ruangan dapur yang berdekatan dengan gas.
Skema pengujian yang akan dilakukan dengan memberikan stimulasi gas dengan
waktu 10 detik yang berasal dari gas korek api dengan sumber jarak yang berbeda-
beda.

Gambar 4. 3 Pengujian Sensor MQ5


Sebelumnya pemrograman mikrokontroler untuk sensor MQ5 di setting
dengan batas mimum ppm yang diterima oleh sensor MQ5 sebesar 300 ppm karena
konsentrasi udara baik harus di bawah 300 ppm sesuai tabel 2.1 , apabila nilai ppm
yang dideteksi oleh sensor MQ5 melebihi batas minimal, maka sensor akan
memberikan sinyal kepada mikrokontroler Esp82666 yang kemudian di proses dan
dieksekusi berupa perintah untuk mengaktifkan hexsaus dan memberikan notifikasi
berupa buzzer.
49

Gambar 4. 4 Hasil Pembacaan Kepekatan Gas Pada Sensor MQ5


Gambar diatas merupakan tampilan layar LCD yang menunjukan nilai
kepekatan gas saat dilakukan pengujian. Hasil pengujian sensor MQ5 dapat dilihat
pada tabel 4.6

Gambar 4. 5 Hasil Pengukuran Nilai Tegangan pada Sensor MQ5


Gambar diatas merupakan Hasil pengukuran nilai tegangan pada sensor
MQ5 pada saat pengujian. Hasil pengujian sensor MQ5 dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut ini :
50

Tabel 4. 6 Pengujian Sensor MQ5

Jarak Nilai Status Tegangan


Percobaan Sumber Kepekatan Buzzer & Delay Keluaran
Gas Gas Fan (V)
1 1 Cm 360 ppm Menyala 0 3.66V
2 3 Cm 314 ppm Menyala 0 3.43V
3 5 Cm 236 ppm Off Off 2.94V
4 10 Cm 193 ppm Off Off 1.90V
5 15 Cm 156 ppm Off Off 1.34V

Hasil pengujian dan pengukuran nilai kepekaan gas yang dideteksi oleh
sensor MQ5 menunjukakan bahwa semakin jauh sumber gas, maka semakin sedikit
nilai kepekatan gas yang diterima oleh sensor MQ5 dan semakin tinggi nilai
kepekatan gas semakin tinggi juga nilai tegangan keluaran yang di hasilkan. Dari
hasil percobaan yang diakukan, sensor MQ5 sudah sesuai standar pemrograman
yang mana ketika sensor mendeteksi kepekatan gas lebih dari 300 ppm, maka
indicator buzzer dan fan atau kipas akan menyala untuk mengurai gas yang
dideteksi.

4.4 Pengujian Sensor MQ9


Penggunaan sensor MQ9 yaitu untuk mendeteksi adanya asap dalam
ruangan, alasan penggunaan sensor MQ9 untuk mendeteksi adanya asap karena
sensor MQ9 memiliki spesifikasi yang lebih responsif disbanding dengan sensor
MQ versi lainya.

Gambar 4. 6 Pengujian Sensor MQ9


51

Pengujian sensor MQ9 akan dilakukan dengan cara yang sama dengan
sensor MQ5 yaitu dengan memberikan stimulasi berupa asap disekitar sensor
dengan stimulasi waktu 1 menit setiap pengujiannya. Nilai kepekatan sensor MQ9
sebelumnya telah diseting dengan nilai minumin 300 ppm. Artinya ketika sensor
MQ9 mendeteksi asap dengan kepekatan melebihi 300 ppm, sensor akan
mengirimkan sinyal kepada Esp8266 dan kemudian Esp8266 akan mengeksekusi
perintah untuk memberikan notifikasi melalui buzzer kemudian mengaktifkan
hexsaus untuk mengurai asap dalam ruangan, selanjutnya Esp8266 akan mencatat
data pembacaan sensor menuju website.

Gambar 4. 7 Hasil Pembacaan Kepekatan Asap Pada Sensor MQ9

Gambar diatas menunjukan hasil pembacaan sensor MQ9 ketika diberikan


stimulasi asap yang melebihi batas minimum. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.

Gambar 4. 8 Hasil Pengukuran Nilai Tegangan Sensor MQ9


52

Gambar diatas menunjukan hasil pengukuran nilai tegangan sensor MQ9


ketika diberikan stimulasi asap yang melebihi batas minimum. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4. 7 Pengujian Sensor MQ9

Jarak Nilai Status Tegangan


Percobaan Sumber Kepekatan Buzzer & Delay Keluaran
Asap Asap Fan (V)
1 1 Cm 377 ppm Menyala 0 4.01V
2 3 Cm 304 ppm Menyala 0 3.54V
3 5 Cm 185 ppm Off Off 2.98V
4 10 Cm 148 ppm Off Off 2.41V
5 15 Cm 118 ppm Off Off 1.94V

Hasil pengujian kepekatan asap dan pengukuran nilai tegangan keluaran


yang dideteksi oleh sensor MQ9 menunjukakan bahwa semakin jauh sumber asap,
maka semakin sedikit nilai kepekatan asap yang diterima oleh sensor MQ9 dan
semakin tinggi nilai kepekatan asap semakin tinggi juga nilai tegangan keluaran
yang di hasilkan. Dari hasil percobaan yang diakukan, sensor MQ9 sudah sesuai
standar pemrograman yang mana ketika sensor mendeteksi kepekatan asap lebih
dari 300 ppm, maka indicator buzzer dan fan atau kipas akan menyala untuk
mengurai gas yang dideteksi dan akan termonitoring di website untuk menunjukan
waktu dan tanggal sensor MQ9 terbaca.

4.5 Pengujian Sensor Flame


Pengujian selanjutnya yaitu pengujian sensor flame yang bertujuan untuk
memastikan akurasi pembacaan sensor flame tehadap api. Dan tujuan lainya untuk
memastian koneksi antara perangkat hardware yang dikontrol oleh mikrokontroler
Esp8266 dengan software IFTTT. Penggunaan software IFTTT dimaksudkan
sebagai penghubung antara perangkat fire detector dengan smartphone penghuni
rumah susun dan pemadam kebakaran dengan cara melakukan panggilan telefon
melalui VoIP.
53

Gambar 4. 9 Pengujian Sensor Flame

Skema pengujian yang akan dilakukan adalah dengan mendekatkan api


disekitar sensor flame. Cara kerja sensor ini yaitu dengan mengidentifikasi atau
mendeteksi nyala api dengan menggunakan metode optik. Pada sensor ini
menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor.
Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada panjang
gelombang tertentu. Hasil pengujian sensor flame dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Tabel 4. 8 Pengujian Sensor Flame

Delay
Jarak Api Indikator Delay Water
Percobaan Komunikasi
Pada Sensor Buzzer Pump Menyala
VoIP
1 5 Cm Aktif 0 Detik 0 Detik
2 10 Cm Aktif 0 Detik 0 Detik
3 15 Cm Aktif 0 Detik 0 Detik
4 20 Cm Aktif 0 Detik 10 Detik
5 25 Cm Aktif 0 Detik 0 Detik

Dari hasil pengujian sensor flame yang didekatkan dengan sumber api,
sensor dapat mendeteksi adanya api, kemudian mikrokontroler berhasil menerima
sinyal dari sensor flame yang selanjutnya di eksekusi dengan memberikan notifikasi
buzzer berbunyi dan mengaktifkan water pump untuk memadamkan api.
Selanjutnya mikrokontroler berkomunikasi dengan software IFTTT menggunakan
54

VoIP untuk menghubungi penghuni rumah susun dan pemadam kebakaran bahwa
telah terdeteksi api didalam ruangan seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4. 10 Komunikasi VoIP Ketika Terjadi Kebakaran

Ketika sensor flame mendeteksi adanya api, mikrokontroler juga akan


mengirimkan data menuju website, fungsinya untuk mencatat waktu kejadian

Gambar 4. 11 Record Data Pembacaan Sensor Flame di Website


55

Hasil pembacaan dari sensor flame juga terrecord didalam database website
berupa grafik dan waktu terdeteksinya api seperti pada gambar diatas.

4.6 Analisa Pengujian


Berdasaran hasil pengujian di setiap sistem yang ada pada prototipe sistem
kebakaran rumah susun maka didapat analisa sebagai berikut:

4.6.1 Analisa Pengujian Sensor DHT22


Berdasarkan datasheet, sensor suhu DHT22 memiliki akurasi dengan error
± 0.5°C. Hasil analisa data menunjukkan bahwa nilai error pada sensor lebih besar
dibandingkan dengan yang tertera pada spesifikasi sensor. Nilai presentase error
yang besar dapat terjadi karena panjang kabel sensor dengan terminal blok serta ke
pin data arduino terganggu, maka sinyal pembacaan dapat tidak sesuai dengan
pengukuran.

AN ALISA PEN GUJ IAN SEN SO R D H T 22


Sensor DHT22 (°C) Termometer (°C) Kesalahan Pengukuran (%)
26.2
25.7

25.7

25.7

25.5

25.4

25.2

25.1

24.8
26

24.3

24.1

23.8

25

25
23.6

23.5

23.5

23.4
24

5.98

5.65
5.56
5.51
5.49
5.45

6
1.91

1.15

9:40 9:45 9:50 9:55 10:00 10:05 10:10 10:15 10:20 10:25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4. 12 Grafik Perbandingan Sensor DHT22 dan Thermometer


Dari hasil yang perhitungan tingkat kesalahan pengukuran terbilang cukup
tinggi yaitu +- 5%.

4.6.2 Analisa Pengujian Sensor MQ5


Serangkaian uji coba yang dilakukan pada sensor MQ5 dengan 5 kali
percobaan dengan standar pengukuran yang uji yaitu memberikan stimulasi berupa
56

gas disekitar sensor,dengan konsetrasi gas 300 ppm. Ppm di setting 300 karena
konsentrasi udara yang baik di bawah 300 ppm, untuk 300 ppm ke atas sudah
termasuk udara yang tercemar yang akan membahayakan manusia di dalam
rumah.hasilnya sensor dapat dengan baik mendeteksi gas dan mikrokontroler dapat
mengeksekusi sinyal hasil pendeteksian sensor MQ5.

Tabel 4. 9 Indikator Keberhasilan Sensor MQ5

Notifikasi
Pembacaan
NO Post Api Web Buzzer & Fan Keterangan
Maksimal MQ5
Aktif
1 Ppm > 300 Mengirim data Aktif Sesuai
Tidak mengirim
2 Ppm < 300 Non Aktif Sesuai
data

4.6.3 Analisa Pengujian Sensor MQ9


Analisa pengujian sensor MQ9 yang dilakukan telah sesuai dengan standar
ujicoba. Dibuktikan dengan eksekusi sinyal yang diberikan oleh sensor MQ9
apabila sensor MQ9 mendeteksi adanya asap dengan jumlah kepekatan diatas batas
minimum yang ditentukan yaitu 300 ppm. Ppm di setting 300 karena konsentrasi
udara yang baik di bawah 300 ppm, untuk 300 ppm ke atas sudah termasuk udara
yang tercemar yang akan membahayakan manusia di dalam rumah.

Tabel 4. 10 Indikator Keberhasilan Sensor MQ9

Notifikasi
Pembacaan
NO Post Api Web Buzzer & Fan Keterangan
Maksimal MQ9
Aktif
1 Ppm > 301 Mengirim data Aktif Sesuai
Tidak mengirim
2 Ppm < 301 Non Aktif Sesuai
data

4.6.4 Analisa Pengujian Sensor Flame


Analisa pengujian Integrasi Sensor Api menunjukan jika sensor api
mendeteksi adanya api maka VoIP akan menyala dengan menghubungi smartphone
pengguna dan pemadam kebakaaran, buzzer akan berbunyi, relay akan menyala
57

untuk menyalakan water pump dan akan melakukan pengiriman pada ke website
untuk ditampilkan pada dashboard dan jika sensor api tidak mendeteksi adanya api
maka VoIP tidak akan menyala, buzzer tidak akan berbunyi, relay tidak akan aktif
untuk menyalakan water pump dan tidak akan melakukan pengiriman pada ke api
website untuk ditampilkan pada dashboard.

Tabel 4. 11 Indikator Keberhasilan Sensor Flame

Sensor Post
NO VoIP Buzzer Relay Keterangan
Flame Mysql
Mendeteksi Menghubungi Menyala Menyala Mengirim Sesuai
1
Api Smartphone Data
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Sesuai
2 Mendeteksi Menghubungi Menyala Menyala Mengirim
Api Smartphone Data

Tabel 4. 12 Indikator Keberhasilan Pengujian Jarak Sensor Api

NO Jarak Keterangan
1 5 cm Terbaca
2 10 cm Terbaca
3 15 cm Terbaca
4 20 cm Terbaca
5 25 cm Terbaca

Data pada tabel 4.12 Pengujian Jarak Sensor Api menunjukan hasil
pengujian sensor api dengan jarak 5cm, 10cm, 15cm, 20cm, 25cm dan masih
terbaca oleh sensor api.
58

Tabel 4. 13 Indikator Keberhasilan Sensor Api dengan Chart

NO Flame Sensor Chart Interval Keterangan


1 Mendeteksi Line naik adanya 1 Detik Sesuai
penambahan data
2 Tidak Line tetap karena tidak ada - Sesuai
Mendeteksi penambahan data

Data tabel 4.13 Pengujian Integrasi Sensor Api dengan Chart menunjukan
hasil pengujian chart realtime pada website, bila sensor api mendeteksi adanya api
maka line akan bergerak naik karena adanya penambahan data dengan interval 1
dan bila sensor api tidak mendeteksi adanya api maka line tidak akan bergerak naik
atau tetap karena tidak ada penambahan data.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah merancang dan membangun
sebuah sistem intelligent fire detector rumah susum berbasis IOT. Pada hasil yang
didapat adalah alat yang dapat mengontrol dari jarak jauh dengan pemberitahuan
layanan VoIP yang menelepon smartphone pengguna dan meminimalisir terjadinya
kebakaran dengan water pump . Adapun poin-poin yang dapat dipaparkan seperti
berikut :

1. Alat pendeteksi kebakaran rumah susun yang telah dibuat terdiri dari
beberapa Blok rangkaian diantaranya yaitu rangkaian sensor DHT22, sensor
MQ5 dan MQ9 serta sensor flame detector, rangkaian wifi, rangkaian Lab
View, rangkaian LCD, rangkaian alarm, dan rangkaian penunjang dalam
optimalisasi fungsi prototype.
2. Rangkaian sensor DHT22 menunjukkan bahwa nilai keluaran berupa suhu
dan kelembaban yang termonitoring pada dashboard website serta akan
memberikan peringatan buzzer Ketika suhu di atas 32°C dan hexsaus akan
menyala untuk mengurai hawa panas dalam ruangan . Sedangkan pada
sensor MQ5 bergantung pada jarak sumber gas dengan waktu 10 detik untuk
mendeteksi nilai kepekatan gas, di dapat hasil 360 ppm dengan jarak 1cm
dari sumber gas ke sensor MQ5 serta akan menyalakan hexsaus untuk
membuang gas di ruangan. Dan sensor MQ9 bergantung pada banyaknya
asap pada sensor di area ruangan tersebut dan di dapat hasil 377 ppm
dengan sumber asap 1 cm dalam waktu 1 menit dan intensitas api pada
rumah saat terjadinya kebakaran bisa meminimalisir kebakaran karena
adanya water pump otomatis. Adapun nilai keluaran dari sensor-sensor
tersebut ditampilkan pada LCD dan dashboard website, sehingga
memudahkan dalam mengirim notifikasi ke smartphone pemilik rumah.
3. Fire detector memberikan sebuah alat yang dapat mengatur keamanan
didalam rumah, sebagai contoh alat untuk mendeteksi kebakaran secara

59
60

realtime dan dapat memberitahukan secara efektif dan bisa meminimalisir


saat terjadi kebakaran .

5.2 Saran
Adapun saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil dari keseluruhan
untuk peningkatan penelitian selanjutnya:
1. Penelitian ini masih berupa prototipe dimana rumah susun ini hanya di buat
1 tingkat.
2. Pada penelitian ini hanya memberitahu penghuni rumah dan pemadam
kebakaran dengan cara menelpon dengan VOIP, di harapkan untuk
penelitian selajutnya bisa memakai GPS untuk memberitahu pemadam
kebakaran dimana titik alamat kebakaran terjadi.
3. Dalam melakukan perancangan perangkat lunak perlu adanya desain
prototype yang bagus pada perangkat keras agar dapat digunakan secara
reallife serta perangkat lunak dapat berjalan dengan baik diperangkat keras
untuk bisa diproduksi.
4. Agar dapat mengamankan rumah dari bahaya kebakaran hendaknya pemilik
rumah lebih sensitif terhadap lingkungan rumah pada saat melakukan
aktifitas keluar rumah seperti mematikan listrik.
61

DAFTAR PUSTAKA

Kho, D. (2019). Pengertian LCD (Liquid Crystal Display) dan Prinsip Kerja LCD.
Teknik Elektronika.
Yusdiardi. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan. Jurnal Sistem
Informasi, 57.
Apriani Y, Barlian T. 2018. Inverter Berbasis Accumulator Sebagai Alternatif
Penghemat Daya Listrik Rumah Tangga(3): 214.
Kartawijaya, L. (2009). BAB IV Pengujian dan Analisis. In Universitas Mercu
Buana. Universitas Mercu Buana.
Mandarani, P., Ariani, R., Jurusan, D., Informatika, T., Industri, F. T., Jurusan, M.,
Informatika, T., Industri, F. T., & Nanggalo, K. (2016). Perancangan Sistem
Deteksi Asap Rokok Menggunakan Layanan Short Message Service ( Sms )
Alert Berbasis Arduino. Jurnal TEKNOIF, 4(2), 66–75.
https://doi.org/10.21063/JTIF.2016.V4.2.66-75
Permana, Rijal, dkk. 2017,Perancangan Sistem Keamanan dan Kontrol Smart
Home Berbasis Internet of Things,e-Proceeding of Engineering: Vol.4, No.3,
Desember 2017, Hal. 4015-4022, Universitas Telkom, Bandung.
Pratama, N. D. (2019). Sistem Peringatan Kebocoran Gas LPG Dengan Panggilan
Telpon Bersuara dan Pendeteksi Api Berbasis Arduino - Lumbung Pustaka
UNY. Universitas Negeri Yogyakarta.
Putra,SA, dkk, 2017. Perancangan Aplikasi Monitoring dan Kendali Sistem pada
Keamanan Smarthome Berbasis Android,e-Proceeding of Engineering:
Vol.4, No.3, Desember 2017, Hal. 4131-4137, Universitas Telkom, Bandung.
Sasmoko, Dani; Mahendra, Arie, 2017. Rancang Bangun Sistem Pendeteksi
Kebakaran Berbasis IOT dan Sms Gateway Menggunakan Arduino, Jurnal
SIMETRIS, Vol. 8, No. 2, November 2017, Hal. 469- 476.
Yaqub, M. (2018). LKP _ Analisis Sensor DHT-22 untuk Memantau Proses
Fermentasi Daun Tembakau, dengan Pengiriman Data Menggunakan
Protocol Zigbee - Repositori Universitas Dinamika. Universitas Dinamika
Surabay.
62

Kho, D. (2019). Pengertian LCD (Liquid Crystal Display) dan Prinsip Kerja LCD.
Teknik Elektronika.
Yusdiardi. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan. Jurnal Sistem
Informasi, 57.
Slamet ., M.Miftakhul., Adi., Aldo., (2017). Rancang Bangun Alat Monitoring
Kadar Udara Bersih dan Gas Berbahaya CO, CO2, dan CH4 di dalam Ruangan
Berbasis Mikrokontroler, Jurnal Pseudocode, Vol IV No 2, September 2017,
ISSN 2355-5920.
63

LAMPIRAN

A. Hasil Interview Alat Pendeteksi Kebakaran

Beberapa pertanyaan yang diajukan saat wawancara adalah sebagai berikut:


a. Bagaimana peranan alat deteksi kebakaran di rumah susun?
Jawab : Peranan alat deteksi kebakaran adalah untuk dapat mendeteksi
bahaya kebakaran di rumah susun.
b. Apakah alat deteksi kebakaran sangat penting dalam pencegahan bahaya
kebakaran di rumah susun?
Jawab : Sangat penting karena dapat untuk menunjukkan adanya bahaya
kebakaran.
c. Apakah pencegahan kebakaran itu?
Jawab : Pencegahan bahaya kebakaran sama halnya menyelamatkan kita
dari kebakaran.
d. Bagaimana cara pengetesan alat deteksi kebakaran?
Jawab : Cara pengetesannya dilakukan rutin seminggu sekali.
e. Jika terjadi kebakaran bagaimana reaksi alat deteksi kebakaran tersebut?
Jawab : Dengan cara menerima asap yang berlebihan.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan salah satu ketua RW dirumah
susun pinus elok Jakarta timur provinsi DKI Jakarta dapat disimpulkan bahwa alat
pendeteksi kebakaran cerdas dirumah susun sangat di perlukan untuk mendeteksi
adanya kebakaran agar bisa di tanggulangi apabila terjadi kebakaran. Untuk desain
denah rumah susun pinus elok memiliki 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruangan
dapur dan 1 ruangan tamu seperti gambar berikut ini :
64

Gambar denah rumah susun pinus elok Jakarta timur

B. Pin Yang Digunakan


1. Pin Dht22 Dan Arduino

Berikut adalah koneksi sensor yang digunakan dan dengan mikrokontroler


yang digunakan, yaitu koneksi Dht22 dan Arduino sebagai berikut:
65

Tabel Pin Yang Digunakan Dht22


DHT ARDUINO
+ (PLUS) → VCC
OUT → 2
- (MINUS) → GND

2. Pin Sensor Api Dan Arduino

Berikut adalah koneksi sensor yang digunakan dan dengan mikrokontroler


yang digunakan, yaitu koneksi Sensor Api dan Arduino sebagai berikut:

Tabel Pin Yang Digunakan Sensor Api

Sensor Api ARDUINO


VCC → VCC
DIGITAL OUT → 4
GND → GND

3. Pin Sensor MQ5 Dan Arduino

Berikut adalah koneksi sensor yang digunakan dan dengan mikrokontroler


yang digunakan, yaitu koneksi MQ5 dan Arduino sebagai berikut:

Tabel Pin Yang Digunakan MQ5


Sensor Api ARDUINO
VCC → VCC
Analog INPUT → A0
GND → GND

4. Pin Sensor MQ9 Dan Arduino

Berikut adalah koneksi sensor yang digunakan dan dengan mikrokontroler


yang digunakan, yaitu koneksi MQ9 dan Arduino sebagai berikut:

Tabel Pin Yang Digunakan MQ9


66

Sensor Api ARDUINO


VCC → VCC
Analog INPUT → A1
GND → GND

5. Pin Relay Dan Arduino

Berikut adalah koneksi sensor yang digunakan dan dengan mikrokontroler


yang digunakan, yaitu koneksi Relay dan Arduino sebagai berikut:

Tabel Pin Yang Digunakan Relay


Sensor Api ARDUINO
VCC → VCC
IN1 → 7
IN2 → 8
GND → GND

6. Pin ESP Dan Arduino

Berikut adalah koneksi module wifi yang digunakan dan dengan


mikrokontroler yang digunakan, yaitu koneksi ESP01 dan Arduino sebagai berikut:

Tabel Pin Yang Digunakan ESP01


ESP01 ARDUINO
VCC → VCC
D1 → 5
D2 → 6
GND → GND

C. Library Pada Arduino IDE Yang Digunakan

Berikut adalah beberapa library yang digunakan pada program di Arduino


IDE yang bertujuan untuk membantu menjalankan program pada system:

1. #include <SoftwareSerial.h>
67

2. #include "DHT.h"
3. #include <ESP8266WiFi.h>
4. #include <ESP8266HTTPClient.h>
1 Program Arduino Uno

Library program pada Arduino Uno:

Inisialisai pin dan variable yang digunakan:

Setup pin mode:


68

Pembuatan looping menggunakan millis agar data akan terus berjalan secara
realtime:

Berikut adalah void dht22 yang berisi tentang read temperature, kondisi bila gagal
membaca sensor dht22, print suhu pada serial monitor, pengiriman data pada esp01,
kondisi bila suhu diatas 32.45C maka relay akan menyala untuk menjalankan fan:
69

Berikut adalah void MQ5 yang berisi tentang membaca ppm gas pada sensor, print
nilai ppm pada serial monitor dan kondisi bila ppm melebihi 900 maka relay akan
menyala untuk menjalankan fan:

Berikut adalah void Sensor APi yang berisi tentang mendeteksi adanya api pada
sekitar sensor, memiliki kondisi saat mendeteksi adanya api maka relay untuk
menyalakan water pump akan aktif, setelah itu suara buzzer akan berbunyi dan data
akan dikirimkan ke esp01:
70

D. Pogram ESP

Library program pada ESP01:

Inisialisai pin dan variable yang digunakan:

Setup pin mode dan connection wifi:


71

Looping saat penerimaan data dari Arduino:


72

Kondisi pengiriman data ke database untuk ditampilkan pada dashboard web:

5.

Anda mungkin juga menyukai