Anda di halaman 1dari 56

RANCANG BANGUN PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANGAN

MENGGUNAKAN ESP32 CAM MENGGUNAKAN SOLENOID


DOORLOCK DENGAN METODE FACE DETECTION

TUGAS AKHIR

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang s1

Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Aji Yudha Abdillah

20170120015

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA YOGYAKARTA

2021
HALAMAN JUDUL

RANCANG BANGUN PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANGAN


MENGGUNAKAN ESP32 CAM MENGGUNAKAN SOLENOID
DOORLOCK DENGAN METODE FACE DETECTION

Disusun Oleh :

AJI YUDHA ABDILLAH

20170120015

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN I

PROPOSAL SKRIPSI

RANCANG BANGUN PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN


RUANGAN MENGGUNAKAN ESP32 CAM MENGGUNAKAN
SOLENOID DOORLOCK DENGAN METODE FACE DETECTION

Disusun Oleh :

AJI YUDHA ABDILLAH


20170120015

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing 2


1

Anna Nur Nazilah Chamim,S.T.,M.Eng


Widyasmoro, S.T.,M.Sc.
NIK.19831105201508123084 NIK.197608062005012001

Ketua Jurusan Teknik Elektro

Dr. Ramadoni Syahputra, S.T., M.T.


NIK.1974101020101012

iii
HALAMAN PENGESAHAN II

RANCANG BANGUN PROTOTYPE SISTEM KEAMANAN RUANGAN


MENGGUNAKAN ESP32 CAM MENGGUNAKAN SOLENOID
DOORLOCK DENGAN METODE FACE DETECTION

Disusun Oleh :

Aji Yudha Abdillah

20170120015

Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 5 November 2021 tugas


akhir ini telah dinyatakan sah sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana Teknik

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Widyasmoro, S.T., M.Sc. Anna Nur Nazilah Chamim, S.T., M.Eng

NIK.19831105201508123084 NIK.197608062005012001

Dosen Penguji

Yudhi Ardiyanto, S.T., M.Eng

NIK.19820528201510123089

Ketua Jurusan Teknik Elektro

Dr. Ramadoni Syahputra, S.T., M.T.

NIK.1974101020101012

iv
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Aji Yudha Abdillah

Nim : 20170120015

Program Studi : Teknik Elektro

Fakultas : Teknik

Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Judul Skripsi : RANCANG BANGUN PROTOTYPE SISTEM


KEAMANAN RUANGAN MENGGUNAKAN ESP32
CAM MENGGUNAKAN SOLENOID DOORLOCK
DENGAN METODE FACE DETECTION

Saya menyatakan bahwa naskah skripsi / Tugas Akhir yang berjudul


“Rancang Bangun Prototype Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32
Cam Menggunakan Solenoid Doorlock Dengan Metode Face Detection”
merupakan hasil karya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan tingkat Perguruan Tinggi serta dengan
sepengetahuan saya tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis sudah disebutkan sumber
penulisnya dalam naskah maupun daftar pustaka.

Yogyakarta, 14 November 2021

Penulis

Aji Yudha Abdillah

v
MOTTO

“Jangan merasa gagal sebelum berjuang, usaha dan doa akan membuat yang tidak
mungkin menjadi mungkin”

( senjaka.ig )

“Keyakinan merupakan suatu pengetahuan didalam hati, jauh tak terjangkau oleh
bukti”

( Khalil Gibran, pujangga )

“kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
Kembali setiap kali kita jatuh”

( Confusius )

“ ia mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih
dari apa yang dikerjakan”

( Napoleon Hill )

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada umat-Nya, sehingga skripsi dengan judul
“Rancang Bangun Prototype Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32
Cam Menggunakan Solenoid Doorlock Dengan Metode Face Detection”
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari seluruh pihak yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi pada penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Ir. Jazaul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D., IPM. Selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Ramadoni Syahputra, S.T., M.T., selaku Ketua Program
Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Widyasmoro, S.T., M.S.c. selaku dosen pembimbing I yang
bersedia meluangkan waktu untuk memberi masukan, kritik, dan saran
kepada penulis dalam menyusun skripsi.
4. Ibu Ir. Anna Nur Nazilah Chamim, S.T., selaku dosen pembimbing II
yang dengan penuh kesabaran memberikan masukan dan bimbingan
selama proses pengembangan sistem.
5. Seluruh dosen dan pengajar Prodi Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
6. Staff Tata Usaha Prodi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
7. Kedua orang tua ,abang dan mba yang telah memberikan motivasi dan
doa serta semangat selama ini.
8. Hamdika Munawar telah memberikan semangat serta motifasi untuk
mengerjakan skripsi.
9. Sunia Tri Putri yang selalu sabar mendengar keluh kesah dan
memberikan motivasi.
10. Aji haikal yang telah memberikan dukungan, motivasi.
11. Riskiya aulia yang selalu memberikan dukungan, motivasi.

vii
12. Ditha silfiani eka putri yang selalu memberikan dukungan dan
semangat.
13. Para sahabat sahabat saya oki,fajhar,aziz,ade,eling,febanal,abdur,fandy
izun,kalo. terimakasih sudah jadi bagian dari sepenggal kisah hidup saya
selama di jogja, terimakasih atas jalinan pertemanan yang begitu luar
biasa dan berarti
14. Teman seperjuangan Prodi Teknik Elektro 2017 Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah berbagi ilmu, cerita, dan
pengalaman.
15. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi, bantuan, dan
semangat dalam proses penyeesaian tugas akhir ini.
16. Last But Not Least, I wanna thank me. I wanna thank me for believing
in me. I wanna thank me for doing all these hard work. I wanna thank
me for having no days off. I wanna thank me for no quitting. I wanna
thank me for always being a giver. I wanna thank me and traying to give
more than I receive. I wanna thank me for trying to do more right than
wrong. I wanna thank me for just me all time.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan
masukan, kritikan, dan saran agar penyusunan tugas akhir ini menjadi lebih baik.
Harapan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini, semoga dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, 14 November 2021

Aji Yudha Abdillah

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN I…………………………………………………iii

HALAMAN PENGESAHAN II………………………………………………...iv

HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………v

MOTTO………………………………………………………………………….vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ix

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..xiv

ABSTRAK……………………………………………………………………...xv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1.1.Latar Belakang Masalah………………………………………………….1


1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………..2
1.3.Tujun Penelitian………………………………………………………….3
1.4.Manfaat Penelitian……………………………………………………….3
1.5.Batasan Masalah…………………………………………………………3
1.6.Sistematika Penulisan……………………………………………………4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI……………………….5

2.1.Tinjauan Pustaka………………………………………………………………5

2.2.Dasar Teori…………………………………………………………….............8

2.2.1. Esp32 CAM…………………………………………………………...8

2.2.2. Relay………………………………………………………………….9

2.2.3. Solenoid DoorLock…………………………………………………...9

ix
2.2.4. Power Suplay……………………………………………………......10

2.2.5. Internet of Things (IoT)……………………………………………..10

2.2.6. Modul StepDown LM 2596……………….………………………...11

2.2.7 USB TTL 2596………………………………………………………12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………......13

3.1. Alur Penelitian………………………………………………………………13

3.2.1. Alat Dan Bahan………………………………………………….......15

3.2.2. Perancangan Alat……………………………………………………16

3.2.3. Perancangan Perangkat Keras……………………………………….17

3.2.4. Perancangan Perangkat Lunak………………………………………19

3.2.4.1 Topologi Jaringan……………………………………………21

3.2.5. Pengujian……………………………………………………………22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..23

4.1 Hasil Implementasi Alat……………………………………………………...23

4.1.1 Hardware………………………………………………………………......23

4.1.2. Pengujian Software………………………………………………………..25

4.1. Pengujian Alat Keseluruhan………………………………………....26

4.2. Pengujian Face Detection……………………………...……………26

4.4. Pengujian Penambahan User………………………………………...27

4.5. Pengujian Mode Akses Masuk……………………………………....28

4.6 Pengujian Kondisi Gelap……………………………………………..29

4.7. Pengujian Dalam Keadaan Miring Sisi Kanan Dan Kiri……………31

x
4.8 Pengujian Waktu Delay Penambahan User………...……………….32

4.9. Pengujian Waktu Delay Face Detection……………………………33

4.10. Pengujian Waktu Delay Mode Akses Masuk………………………33

4.11. Pengujian Solenoid doorlock Saat Wajah Terdeteksi……………...34

4.12. Pengujian Wajah Yang Tidak Terdaftar Sebagai user……………..35

4.13. Pengujian Jarak Pengambilan Wajah User ………………………..36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...37

5.1. Kesimpulan………………………………………………………………….37

5.2. Saran…………………………………………………………………………38

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...39

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Esp 32 Cam…………………………………………………………..9
Gambar 2.2 Relay…………………………………………………………………9
Gambar 2.3 Solenoid DoorLock…………………………………………………..9
Gambar 2.4 Power Supplay 12 Volt……………………………………………...10
Gambar 2.5 Skema IoT…………………………………………………………..10
Gambar 2.6 Modul StepDown LM2596………………………………………….11
Gambar 2.7 Usb Ttl………………………………………………………………12
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian…………………………………………….13
Gambar 3.2 Blok Diagram……………………………………………………….17
Gambar 3.3 Bentuk Rangkaian Keseluruhan…………………………………….18
Gambar 3.4 Desain Rangkain……………………………………………………18
Gambar 3.5 Desain Pcb…………………………………………………………..19
Gambar 3.6 Diagram Alir Perangkat Lunak……………………………………..19
Gambar 3.7 Topologi Star………………………………………………………..21
Gambar 3.8 Ipconfig……………………………………………………………...21
Gambar 4.1 Hardware Bagian Dalam………………………...…….…………...24
Gambar 4.2 hardware Bagian Depan…………………………………………….24
Gambar 4.3 Hardware Bagian Samping………………………...……………….24
Gambar 4.4 Hardware Bagian Samping………………...……………………….25
Gambar 4.5 Tampilan Interface………………………………………………….25
Gambar 4.6 Tampilan Uji Coba Keseluruhan Alat………………………………26
Gambar 4.7 Tampilan Face Detection …………………………………………..26
Gambar 4.8 Tampilan Penambahan User ........................................................ ….27
Gambar 4.9 Tampilan Open DoorLock............................................................ ….28
Gambar 4.10 Tampilan Pengujian Kondisi Gelap ........................................... ….30
Gambar 4.11 Tampilan Pengujian Kondisi Miring Sisi Kanan Dan Kiri………..31
Gambar 4.12 Tampilan Interface………………………………………………...35

xii
Gambar 4.13 Tampilan Solenoid Terbuka……………………………………….35
Gambar 4.14 Tampilan Interface Wajah Tidak Dikenali………………………...35

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kajian Teori…………………………………………………………….5
Table 4.1 Hasil Analisa Data Face Detection……………………………………27
Tabel 4.2 Hasil Analisa Penambahan User………………………………………28
Table 4.3 Hasil Analisa Pengujian Mode Akses Masuk…………………………29
Table 4.4 Hasil Analisa Pengujian Dalam Keadaan Gelap………………………30
Table 4.5 Hasil Analisa Pengujian Muka Kondisi Miring Kiri Dan Kanan……..31
Table 4.6 Pengujian Waktu Delay Penambahan User……………………………….32
Table 4.7 Pengujian Waktu Delay Face Detection………………………………33
Table 4.8 Pengujian Waktu Delay Mode Akses Masuk………………………….34

xiv
ABSTRAK

Keamanan ruangan berbasis Internet of Thing (IoT) dapat berfungsi


untuk melakukan sebuah sistem keamanan ruangan atau pengunci pintu
ruangan, dengan adanya keamanan ruangan berbasis IoT dapat membuat upaya
pencegahan kehilangan atau memperkecil terjadinya kriminalitas yang marak
terjadi. Dalam tahap perancangan ini menggunakan mikrokontroler Esp 32
CAM yang dapat menunjang sistem keamanan ruangan atau pintu. Prinsip kerja
dari sistem ini adalah sistem keamanan dari sebuah ruangan dengan metode
pengaksesan wajah, tidak hanya pengaksesan masuk saja namun pemilik
rumah dapat mengakses dari jarak jauh, alat tersebut dapat digunakan
keperluan seperti mengambil gambar. konsep dan metode untuk kontrol jarak
jauh, monitoring, terhubung dengan suatu jaringan sehingga dapat di akses di
mana saja yang dapat mempermudah pengaksesan. Sistem pengamanan
pembukaan kunci otomatis menggunakan metode yang dapat menjadi inovatif
Salah satunya adalah dengan sistem pengenalan wajah. Sistem keamanan pintu
menggunakan pengenalan wajah adalah sebuah konsep modern yang tidak
membutuh kan akses kontrol dengan alat fisik. Dan juga dapat dikontrol dari
jarak yang jauh atau disebut Internet Of Things. Pada tahap pengujian
mendapatkan hasil pengujian face detection, penambahan user, mode akses
masuk tingkat keberhasilan 100%. Kondisi dalam keadaan gelap, dalam
keadaan miring sisi kanan dan kiri mendapatkan hasil yang gagal. Pada tahap
pengujian delay penambahan user rata – rata membutuhkan waktu 2 detik,
pengujian delay face detection rata – rata membutuhkan waktu 3 detik,
pengujian delay mode akses masuk rata – rata membutuhkan waktu 4 detik.

Kata kunci : Internet of Thing, ESP 32 CAM, Keamanan, Mikrokontroler

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi pada saat ini berkembang begitu pesat keperluan


sistem keamanan pada saat ini sangat diperlukan. Keperluan didasarkan dengan
begitu banyaknya motif atau kasus pencurian yang marak terjadi pada suatu
tempat atau daearh yang sangat kurang pengawasan. Keamanan merupakan
sebuah aspek yang sangat penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
dimana pada saat ini kasus kejahatan ataupun kasus kriminal sangat meningkat
pesat.(Saleha, 2020).
Sistem keamanan pintu otomatis adalah hasil dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini. sistem kemananan menggunakan kunci
konvensional yang banyak digunakan oleh masyarakat sangat mudah sekali di
jebol oleh pelaku kejahatan. Selain itu dengan menggunakan kunci
konvensional dalam sistem pengamanan juga kurang terpercaya karena kunci
konvensional mudah hilang dalam pengunaannya, sehingga sistem ini dirasa
kurang praktis dan rentang terhadap tindakan pencurian (Khozainuz Zuhri,
2020). Sejumlah sistem pengaman modern telah diciptakan antara lain dengan
menggunakan fingerprint sensor pada handle pintu, atau dengan sistem suara.
Kedua sistem pengaman ini memiliki kelemahan. Fingerprint sensor sangat
rentan pada debu, sidik jari yang rusak serta sidik jari yang basah. Sedangkan
sistem keamanan dengan suara seringkali dapat di sabotase karena banyak
manusia yang dapat menirukan suara manusia lain. Hal ini sering kali mudah
diatasi oleh pencuri profesional.
Dalam meningkatkan sebuah keamanan dari berbagai sisi untuk
menimbulkan rasa aman dan nyaman maka dibuatnya sebuah sistem keamanan
agar dapat terhindarnya dari tindakan kriminal. Maka sangat dibutuhkan
sebuah teknologi yang dapat mendeteksi atau mendapatkan akses pemantauan
untuk kondisi dari ruangan atau keadaan sekitar. Dengan kondisi saat ini

1
penulis mempunyai inovasi untuk membuat alat yang dapat meningkatkan
sebuah sistem keamanan. Dimana alat tersebuat dapat mendeteksi sebuah
kejahatan terutama pada saat ruangan atau rumah dalam keadaan kosong yang
berbasis internet.(Saleha, 2020)
Dengan demikian laporan Tugas Akhir ini akan membuat “Rancang
Bangun Prototype Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 CAM
Menggunakan Solenoid DoorLock Dengan Metode Face Detection “. Dimana
peran alat tersebut berfungsi sebagai sistem keamanan dari sebuah ruangan
dengan metode pengaksesan wajah, tidak hanya pengaksesan masuk saja
namun pemilik rumah dapat mengakses dari jarak jauh, alat tersebut dapat
digunakan dengan berbagai keperluan seperti mengambil gambar maupun
video. konsep dan metode untuk kontrol jarak jauh, monitoring, terhubung
dengan suatu jaringan sehingga dapat di akses di mana saja yang dapat
mempermudah pengaksesan. Oleh sebab itu diperlukan sistem pengamanan
pembukaan kunci otomatis menggunakan metode yang dapat menjadi inovatif
untuk mencegah tingkat pencurian pada rumah mengingat tingginya tingkat
kriminalitas saat ini dan solusi sistem pembukaan kunci konvensional tanpa
menggunakan kontrol akses fisik. Salah satunya adalah dengan sistem
pengenalan wajah. Sistem keamanan pintu menggunakan pengenalan wajah
adalah sebuah konsep modern yang tidak membutuh kan akses kontrol dengan
alat fisik. Dan juga dapat dikontrol dari jarak yang jauh atau disebut Internet of
Things.

Dengan demikian diharapkan sistem tersebut dapat menjaga dan melindungi


suatu benda dan barang yang berharga tetap aman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara merancang dan mengimplementasikan sistem Prototype
Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 CAM Menggunakan
Solenoid DoorLock Dengan Metode Face Detection?

2
2. Bagaimana pengujian dan analisa hasil pengujian Rancang Prototype
Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 CAM Menggunakan
Solenoid DoorLock Dengan Metode Face Detection?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dibuat oleh penulis dari sistem keamanan Face Detection
adalah :
1. Merancang, membuat dan menguji prototype sistem keamanan
ruangan menggunakan Esp32 cam menggunakan solenoid doorlock
dengan metode Face detection.
2. Mengimplementasikan prototype sistem keamanan ruangan
menggunakan Esp32 cam menggunakan solenoid doorlock dengan
metode face detection.
3. Mengetahui kinerja dan menganalisi hasil kerja prototype sistem
keamanan ruangan menggunakan Esp32 cam menggunakan
solenoid doorlock dengan metode face detection.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari perancangan ini yaitu untuk sistem keamanan menggunakan


Face Detection dan mengontrol solenoid DoorLock agar dapat memperkuat
keamanan dari barang – barang berharga supaya tetap aman.

1.5 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, terdapat beberapa
Batasan masalah antara lain sebagai berikut :
a. Perangkat yang dibuat difokuskan untuk pengaksesan masuk pada sebuah
ruangan untuk menjaga keamanan.
b. Mikrokontroler yang digunakan adalah Esp32 cam yang sudah dilengkapi
dengan kamera OV2640.
c. Data pergerakan terbagi dalam beberapa kelompok (pagi, siang, sore,
malam).
d. Sistem monitoring berbasis webserver.

3
e. Pada perangkat yang dirancang berfungsi sebagai pengambilan gambar
yang berguna untuk pengaksesan masuk maupun melihat kondisi sekitar.
f. Jarak pengambilan gambar dan pencahayaan saat mengambil gambar.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam rangka memudahkan penulis dan pemahaman, maka penulisan tugas


akhir ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu :

1. BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, Batasan maslah, manfaat
penulisan, tujuan penulisan, sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas uraian sistematis tentang informasi penelitian yang
telah disajikan sebelumnya .
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab III membahas tentang diagram alir penelitian, alat dan bahan yang
digunakan, serta metode penelitian yang digunakan untuk mengerjakan
tugas akhir ini.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian, pembahasan, pengujian,
sistem, dan tingkat keberhasilan kedua metode yang diusulkan dari
pengujian “Rancang Bangun Prototype Sistem Keamanan Ruangan
Menggunakan Esp32 cam Menggunakan Solenoid Doorlock Dengan
Metode Face Detection”
5. BAB V PENUTUP
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang
diperoleh dari hasil penelitian “Rancang Bangun Prototype Sistem
Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 cam Menggunakan Solenoid
Doorlock Dengan Metode Face Detection”

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Beberapa penelitian tentang sistem keamanan ruangan menggunakan Esp


32 cam yang pernah dilakukan dan dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah.

2.1 Kajian Teori


Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian Judul Penelitian Metode Hasil
(Tahun)
(Fauzan, KOTAK prototyping, modul Esp32-
2020) PENERIMA mengirimkan cam dapat
PAKET notifikasi dan terkoneksi
BERBASIS IoT mengambil gambar dengan
MENGGUNAKA menggunakan kamera jaringan
N MODUL dan dikirm ke aplikasi internet pada
ESP32-CAM telegram untuk jarak hingga 5
menggerakkan motor meter hingga
servo. 30 meter.

Implementasi eksperimental, Dari hasil


(Wicakson Arduino dan Arduino akan pengujian alat
o& ESP32 CAM untuk membaca data dari ini sudah
Rahmatya, Smart Home sensor suhu, sensor berjalan
2020) PIR serta LDR data dengan baik
sensor akan terus dimana data
dikirim ke server oleh semua sensor
Arduino melalui terkirim dan
modul Esp32 cam. dapat
tersimpan di
database,

5
pengaktifan
dan
penonaktifan
secara manual
dapat
dilakukan,
gambar yang
diambil
terkirim ke
aplikasi Line
pengguna
dengan
persentase
keberhasilanny
a 100%

(Susanto et Sistem Keamanan Fisherface.pengambila Mendapatkan


al., 2017) Pintu Berbasis n gambar wajah akses masuk
Pengenalan Wajah menggunakan web apakah
Menggunakan cam pintunya
Metode Fisherface dan dimasukkan ke terbuka atau
mikrokontroler terkunci
arduino.
(Anggraini Sistem Akses Face Recognition Dapat
et al., Pintu Berbasis menggunakan modul mengontrol
2021) Face Recognition Esp32 dan Aplikasi objek wajah
Menggunakan Telegram sebagai alat sehingga dapat
ESP32 Module monitoring sistem memonitoring
dan Aplikasi sistem
Telegram pengambilan
wajah.

6
(Sun et al., Perancangan peringatan sensor Dapat
2021) Sistem Iot Pada sebelum pintu masuk melakukan
Smart Door Lock dan kemudian pengontrolan
Menggunakan bergerak menuju akses masuk
Aplikasi Blynk sensor pemberitahuan jarak jauh dan
yang telah memberikan
direncanakan dengan akses masuk
aplikasi blynk, ESP32 atau tidak
CAM digunakan untuk kepada wajah
mengambil gambar di yang dikenali
depan kamera dan melalui
menjalankan fungsi aplikasi blynk
komponen

7
Pada penilitian ini merupakan Rancang Bangun Prototype Sistem
Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 cam Menggunakan Solenoid Door-
Lock Dengan Metode Face Detection. Serta penelitian diatas belum dapat
melakukan deteksi wajah (face detection) untuk sistem keamanan, Oleh karena
itu dibuat penelitian ini yang berfokus pada Esp32 cam, solenoid door lock,
serta relay untuk membuat sistem keamanan dengan metode deteksi wajah, alat
tersebut terkoneksi dengan jaringan wifi sehingga dapat mempermudah akses
untuk memonitoring jarak jauh, serta dapat difungsikan dan digunakan dalam
memperkuat keamanan dengan demikian alat keamanan tersebut semoga dapat
menjadi solusi dalam menjaga keamanan. Dengan demikian penulis
melakukan penelitian berjudul “Rancang Bangun Prototype Sistem Keamanan
Ruangan Menggunakan Esp32 cam Menggunakan Solenoid DoorLock Dengan
Metode Face Detection”.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Esp32 cam
Esp32-cam merupakan mikrokontroler yang dapat diprogram dengan
built-in WiFi dan Bluetooth, dengan tambahan 4MB RAM eksternal. Esp32-
cam memiliki modul camera dengan ukuran kecil yang sangat kompetitif
yang dapat beroprasi dengan cara independent. Esp32-cam bisa
dipergunakan secara luas di berbagai aplikasi IoT. sangat direkomendasikan
untuk home smart devices, industrial wireless control, wireless monitoring,
QR wireless identification, wireless positioning system signals dan aplikasi
IoT lainnya. Esp32-cam menggunakan DIP package dan bisa secara
langsung diaplikasikan ke dalam backplane untuk mewujudkan produksi
produk yang cepat, mode koneksi dengan keandalan tinggi. Tampilan Esp
32 cam ditunjukkan pada gambar 2.1. (Saleha, 2020).

8
Gambar 2.1 ESP 32 CAM

(Sumber: https://www.google.com/imgres?-
reichelt.de%2Fbilder%2Fweb%2Fxxl_ws%2FA300%2FDEBO_CAM_ES
P32 )

2.2.2 Relay
Relay merupakan sebuah kompenen elektronik yang dapat digunakan
sebagai saklar tegangan AC. Relay juga dapat menjadi saklar dari remot
listrik yang dapat digunakan dalam penggunaan arus kecil seperti Arduino
uno R3, yang mana printah dari mikrokontroler untuk mengontrol arus yang
lebih besar seperti heater AC. Tampilan relay ditunjukkan pada gambar 1.2
sebagai berikut. (Iskandar et al., 2017).

Gambar 2.2 Relay 12 Volt

(Sumber: https%3A%2F%2Fwww.indiamart.com%2Fproddetail%2F12-
volt-1-channel-arduino-relay- )

2.2.3 Solenoid Doorlock


Solenoid Dooorlock merupakan terminal blok yang dapat terhubung
dengan rangkaian driver relay. Dimana solenoid doorlock akan berfungsi
jika mendapatkan tegangan daru catu daya power suplay. Tampilan solenoid
doorlock ditunjukkan pada gambar 2.3 sebagai berikut. (Iskandar et al.,
2017).

9
Gambar 2.3 DoorLock
(Sumber: https%3A%2F%2Fdigiwarestore.com%2F8592%2Fsolenoid-
door-lock-12v-dc-2. )
2.2.4 Power Supplay
Power supplay merupakan sebuah piranti dapat difungsikan sebagai
pengirim energi listrik untuk piranti. Proses pengiriman energi listrik ini
dapat diartikan sebagai yang dapat membangkitkan listik, mengubah
maupun dapat menyesuaikan listrik dari satu sumber menuju beban maupun
sekedar hanya untuk menstabilkan daya listik yang masuk. Tampilan power
suplay ditunjukkan pada gambar 2.4 sebagai berikut. (Supriyadi et al.,
2020).

Gambar 2.4 Power Suplay 5 Volt

(Sumber: https%3A%2F%2Fwww.mpja.com%2F5-Volt-DC-Plug-
Power-Supply-4A- )

2.2.4 Internet of things (Iot)


Internet of things (IoT) merupakan salah satu jaringan yang dapat
menghubungkan objek dan software dengan jaringan internet melalui alamat
IP addres. Pada saat ini belum ada sebuah konsesus global yang menjelaskan
tentang IoT, akan tetapi IoT dapat diartikan dengan salah satu kemampuan
untuk mengintegrasikan berbagai macam objek cerdas supaya dapat

10
berintraksi dengan objek yang lain dengan jaringan internet. Tampilan
internet of thing ditunjukkan pada gambar 2.5 sebagai berikut.

Gambar 2.5 Skema IoT


(Sumber: https%3A%2F%2Fwww.advanced.edu.in%2Fthe-
internet-of-things% )

2.2.5 Modul StepDown LM2596

Tegangan masukan (input voltage) dapat dialiri tegangan minimal 3


Volt sampai 40 Volt DC, yang dapat menurunkan tegangan menjadi lebih
rendah dari tegangan input. Modul stepdown LM2596 dapat merupakan
komponen tambahan yang diperlukan Esp32 - cam yang berfungsi sebagai
penurun tegangan dari power supplay. Gambar modul stepdown
ditunjukkan pada gambar 2.6 sebagai berikut. (Kurniawan et al., 2019).

Gambar 2.6 Modul StepDown LM2596

(Sumber: https://www.google.com/iFlm2596-dc-to-dc-buck-
adjustable-step-down-power-supply-converter- )

11
2.2.6 USB TTL LM 2596

Board Esp32 cam tidak memiliki port komunikasi antarmuka USB ke


serial. Pemprograman pada Esp-32 cam harus dilakukan melalui antarmuka
eksternal. Untuk komunikasi antar muka dapat menggunakan Arduino Uno,
atau juga dapat menggunakan USB TTL yang terdapat pin RX TX yang
akan digunakan untuk komunikasi antarmuka. Pada Esp 32-cam terdapat
sebuah slot MicroSD Card yang difungsikan sebagai penyimpan data
gambar yang telah diambil oleh kamera. Tampilan usb ttl ditunjukkan pada
gambar 2.7 sebagai berikut. (Rofifah, 2020).

Gambar 2.7 USB TTL

(Sumber: https://www.google.com/ PL2303-Converter-USB-to-


TTL-Serial-PL-2303-H- )

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alur Penelitian

Diagram alir di bawah digunakan untuk mempermudah dalam


melakukan penelitian pembuatan alat Rancang Bangun Prototype
Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 cam menggunakan
Solenoid DoorLock Dengan Metode Face Detection. Setiap tahapan
pada diagram alir tersebut memiliki fungsi dan penjelasannya masing-
masing. Tampilan diagram alir ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai
berikut.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

13
1. Analisa Kebutuhan

Melakukan Analisa kebutuhan untuk melakukan Rancang Bangun


Prototype Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 cam Menggunakan
Solenoid DoorLock Dengan Metode Face Detection.

2. Spesifikasi

Perancangan alat ini memiliki beberapa spesifikasi yaitu :

a. Alat sistem keamanan ruangan ini mengunakan Esp32 cam .


b. Alat sistem keamanan ruangan ini menggunakan metode pengaksesan
wajah.
c. Dapat melakukan pengaksesan jarak jauh.
3. Pembuatan Alat.
Setelah mengetahui semua kebutuhan yang diperlukan, selanjutnya
membuat alat yang akan diuji dalam penelitian tersebut. Tahapan ini dimulai
dari pembuatan desain dan hardware hingga diimplementasikan menjadi
sebuah alat yang dapat digunakan.
4. Verifikasi.

Tahapan ini merupakan tahapan pengkoreksian sistem pada alat. Jika


sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai maka akan dilakukan tahapan
selanjutnya, namun jika sistem belum sesuai maka akan dianalisis kembali
ke tahapan sebelumnya yaitu tahapan perancangan alat.

5. Pengujian Alat.
Setelah alat pada penelitian dibuat, maka langkah selanjutnya adalah
pengujian alat. Dalam tahap ini pengujian dilakukan dengan melakukan
pengujian hardware, pengujian software, pengujian alat keseluruhan,
pengujian face detection, pengujian penambahan user, pengujian mode
akses masuk, pengujian kondisi gelap, pengujian kondisi wajah dalam
keadaan miring sisi kanan dan kiri, pengujian waktu delay penambahan
user, pengujian waktu delay face detection, pengujian waktu delay mode

14
akses masuk, pengujian jarak pengambilan gambar, pengujian wajah tidak
terdaftar sebagai user, pengujian solenoid doorlock.
6. Verifikasi
Tahapan ini merupakan tahapan mengkoreksi sistem pada alat. Jika
sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai maka akan dilakukan tahapan
selanjutnya, namun jika sistem belum sesuai maka akan dianalisa kembali
ke tahapan sebelumnya yaitu tahapan pembuatan alat.
7. Validasi
Setelah dilakukannya semua tahap dalam proses pembuatan alat dan sudah
ter- verifikasi maka bisa disimpulkan alat sudah bekerja sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan alat.

3.2.1 Alat Dan Bahan

Alat dan Bahan merupakan tahapan terpenting dalam sebuah perancangan


alat agar dapat terwujudnya alat yang ingin dibuat, dalam tahapan ini berikut alat
dan bahan yang diperlukan berupa hardware dan software sebagai berikut :

1. Laptop Asus vivobook


Laptop asus vivobook 14 yang memiliki ram 4gb dan memiliki prosesor
intel pentinum gold.
2. Proteus 8
Proteus 8 digunakan untuk membuat desain PCB maupun membuat
jalur rangkaian dari alat yang ingin digunakan.
3. Arduino IDE
Dalam pembuatan program alat yang ingin dibuat menggunakan
Arduino IDE.
4. Fritzing
Fritzing digunakan untuk membuat atau mendesain bentuk 3d dari
rangkaian alat yang ingin digunakan.
5. Led
Led berfungsi sebagai indikator berhasilnya sebuah alat yang telah
dirancang sesuai dengan yang difungsikan.

15
6. Resistor
Resistor berfungsi untuk menghambat serta mengatur arus listrik
didalam suatu rangkaian elektronika yang memiliki satuan Ohm.
7. Modul StepDown
Modul step- down LM2596 dapat merupakan komponen tambahan
yang diperlukan Esp 32 - cam yang berfungsi sebagai penurun tegangan dari
power supplay.
8. Relay 2 Channel
Relay 2 Channel berfungsi sebagai saklar penghubung untuk dua
rangkaian.
9. Solenoid DoorLock
Solenoid Dooorlock merupakan terminal blok yang dapat terhubung
dengan rangkaian driver relay. Dimana solenoid doorlock akan berfungsi
jika mendapatkan tegangan daru catu daya
10. Power supply 12V / 2A
Power suplay merupakan sebuah piranti dapat difungsikan sebagai
pengirim energi listrik untuk piranti. Proses pengiriman energi listrik ini
dapat diartikan sebagai yang dapat membangkitkan listrik, mengubah
maupun dapat menyesuaikan listrik dari satu sumber menuju beban.
11. PCB
PCB merupakan sebuah papan rangkaian cetak atau sering disebut
papan sirkuit cetak yang berfungsi untuk menghubungkan komponen -
komponen elektronika dengan lapisan konduktornya.
12. USB TTL
USB TTL merupakan alat untuk menyambungkan komunikasi alat
dengan perangkat eksternal dengan menggunakan port USB.

3.2.2 Perancangan Alat

Pembuatan Rancang Bangun Prototype Sistem Keamanan Ruangan


Menggunakan Esp32 cam Menggunakan Solenoid DoorLock Dengan Metode Face
Detection. Pada pembuatannya, dibutuhkan beberapa langkah untuk merancang alat

16
yaitu dubutuhkan keperluan komponen, mendesain rancangan alat, pembuatan
perograman alat dan membuat desain 3D rangkaian.

3.2.3 Perancangan Perangkat Keras

1. Blok Diagram

Gambaran rangkaian untuk pembuatan alat akan dibuat dalam bentuk


diagram blok, supaya memudahkan dalam perancangan dan pembuatan serta
mengelompokkan fungsi kerja komponen. Blok diagram 3.2 dapat dilihat pada blok
diagram berikut.

Gambar 3.2 Blok Diagram

2. Rangkaian Keseluruhan

Pada rangkaian dibawah ini merupakan rangkaian keseluruhan yang memiliki


power supplay 12 volt, Esp32 cam, web server, relay, solenoid doorlock, led
indicator, modul stepdown LM2596.

Dimana modul stepdown LM2596 berfungsi untuk menurunkan tegangan


dari 12 volt menuju 5 volt dan Esp32 cam berfungsi sebagai mikrokontroler. Pada
rangkaian ini menggunakan web server yang berfungsi untuk memonitoring alat
dari jarak jauh dan indicator LED sebagai penanda jika alat ini befungsi. Tampilan
rangkaian keseluruhan ditunjukkan pada gambar 3.3 sebagai berikut.

17
Gambar 3.3 Bentuk Rangkaian Keseluruhan

Bentuk rangkaian keseluruhan diatas mempunyai komponen sebagai berikut :

1. Stepdown
2. Kamera Esp 32 cam
3. Led
4. Power supplay 12 volt / 2 ampere
5. Relay
6. Solenoid doorlock

3. Desain PCB

Gambar Pada penelitian ini diperlukan desain sistem yang terdiri dari desain
rangkaian dan desain PCB yang dibuat menggunakan aplikasi proteus 8. Desain
rangkaian ini dubuat bertujuan untuk dapat mensimulasikan awal jalannya sistem.
Tampilan desain rangkaian dan desain d ditunjukkan pada gambar 3.4 dan 3.5
sebagai berikut.

3.4 Desain Rangkaian

18
Gambar 3.5 Desain PCB

3.2.4 Perancangan Perangkat Lunak

Pada sistem diagram alir dibawah program sistem kerja dari


interface untuk mengakses masuk ruangan. Tampilan Diagram alir
perangkat lunak ditunjukkan pada gambar 3.6 sebagai berikut.

Gambar 3.6 Diagram Alir

19
a. Inisiasi Esp 32 cam
Merupakan sudah terkoneksinya alat yang telah dirancang
dan siap di jalankan.
b. Terkoneksi Wifi
Ketika sudah alat di siapkan, maka alat disambungkan
dengan wifi dan membuka interface melalui web server. Wifi yang
digunakan menggunakan wifi dari smart phone, setelah itu
memasukkan ip addres dari smart phone tersebut maka akan muncul
interface. Apabila belum terkoneksi jaringan wifi maka Esp 32 cam
maka akan mencari jaringan yang telah di program.
c. Tersambung Menuju Web Server
Setelah tersambung menuju web server menggunakan wifi
dan ip addres dari smart phone yang digunakan.
d. Add User
Add user bisa dilakukan setelah tersambung menuju web
server, jika sudah tersambung maka aka ada tampilan add user yang
mana dalam add user tersebut meminta akses untuk pendeteksi
wajah untuk ditambahkan sebagai user dan setelah wajah terdeteksi
maka secara otomatis data user akan tersimpan.
e. Wajah Terdeteksi
Setelah tersambung menuju web server maka interface
meminta akses pendeteksi wajah dan jika wajah berhasil terdeteksi
maka pendeteksian berhasil, jika pendeteksi tidak berhasil kembali
lagi untuk pendekteksian wajah.
f. Akses Kontrol
Akses kontrol dapat dijalankan ketika sudah melakukan add
user, pendeteksian wajah yang sudah tersimpan, setelah semua
sudah dilakukan maka interface dapat mengakses wajah user.
Ketika sudah mangakses wajah user maka akan terdeteksi lalu pintu
akan terbuka, jika tidak terbuka maka kembali lagi ke deteksi wajah
user.

20
3.2.4.1 Topologi jaringan

Pada penelitian ini menggunakan Topologi Star atau biasa disebut point to
point terdiri dari end device dan coordinator, dalam topologi ini semua perangkat
tehubung langsung ke coordinator, sehingga komunikasi akan sangat baik apabila
masih dijangkau oleh end device dan coordinator. Topologi Star memiliki tingkat
keamanan yang lebih tinggi, mudah dalam mendeteksi jaringan yang mengalami
gangguan, dan tidak akan menggangu jaringan secara keseluruhan apabila ada kabel
yang mengalami gangguan serta dapat menambah dan mengurangi tanpa
mengganggu komputer lain(Rasminto et al., 2019) . Gambar 3.7 merupakan bentuk
topologi star dan gambar 3.8 merupakan Ipconfig.

Gambar 3.7 Topologi Star

(sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_bintang )

Gambar 3.8 Ipconfig

21
3.2.5 Pengujian

Pada pengujian alat adalah untuk mengetahui alat yang sudah dibuat sesuai
dengan apa yang telah dirancang. Pada pengujian ini meliputi delay dari setiap
percobaan alat yang telah dibuat. Langkah untuk melakukan pengujian adalah
sebagai berikut:

1. Pengujian delay penambahan user


Pengujian penambahan user dilakukan untuk akses lebih dari satu
orang dan untuk pengambilan waktu delay dari penambahan user
dengan cara menghitung waktu menggunakan timer yang secara
bersamaan dilakukannya pada saat penambahan user melalui interface
yang berintegrasi dengan webserver.
2. Pengujian delay face detection
Pengujian delay face detection dilakukan untuk mendeteksi apakah
wajah sudah tersimpan oleh sistem, dalam tahap perhitungan waktu
delay membutuhkan timer agar dapat menghitung berapa waktu delay
yang dihasilkan saat proses face detection. Pengujian tersebut melalui
interface yang berintegrasi dengan webserver.
3. Pengujian waktu delay akses masuk
Pada tahap pengujian waktu delay akses masuk wajah yang sudah
tersimpan oleh sistem dapat meminta akses untuk masuk kedalam
ruangan. Dalam tahap perhitungan waktu delay akses masuk
membutuhkan timer untuk mendapatkan hasil delay. Pengujian
dilakukan menggunakan interface yang berintegrasi dengan webserver.

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

pada analisa dan pembahasan akan membahas mengenai hasil penelitian


dalam Rancang Bangun Prototype Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan
Esp32 cam Menggunakan Solenoid DoorLock Dengan Metode Face Detection.
Tujuan dilakukan pengujian yaitu untuk mengetahui bahwa alat bekerja dengan
baik dengan fitur yang diinginkan. Pengujian alat terdiri dari fungsional alat,
pengujian relay, pengujian solenoid, pengujian Esp 32-cam.

4.1Hasil Implementasi Alat

Pada bagian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara kerja setiap
komponen yang ada pada alat “Rancang Bangun Prototype Sistem Keamanan
Ruangan Menggunakan Esp32 cam Menggunakan Solenoid DoorLock Dengan
Metode Face Detection’’. Prinsip kerja alat tersebut mendeteksi wajah yang
mana wajah tersebut telah dikenali atau ditambahkan sebagai user menggunakan
interface yang terintegrasi dengan webserver untuk mendapatkan akses masuk
kedalam ruangan.

Untuk menambahkan user terlebih dahulu menambahkan nama dari user


baru setelah itu meng-klik add user apabila nama sudah ditambahkan dan user
baru sudah ada lalu untuk mengaktifkan kontrol masuk maka di klik access
control. Sistem akan memberikan access masuk ketika sistem sudah mendeteksi
wajah yang telah ditambahkan sebagai user.

4.1.1 Hardware

Pada hardware ini terdapat relay dua chanel dan Esp32 cam yang mana
relay dua chanel tersebut berfungsi sebagai saklar untuk menyalakan solenoid
doorlock. hardware bagian dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 4.1.

23
Gambar 4.1 Hardware Bagian Dalam

Pada tampilan depan hardware terdapat Esp 32 cam yang berfungsi


sebagai kamera detection untuk user. hardware bagian depan penelitian ini
ditunjukkan pada gambar 4.2 sebagai berikut.

Gambar 4.2 Hardware Bagian Depan

Pada tampilan samping hardware terdapat colokan soket untuk


menyambungkan doorlock. hardware bagian samping penelitian ini
ditunjukkan pada gambar 4.3 sebagai berikut.

Gambar 4.3 Hardware Bagian Samping

24
Pada tampilan samping hardware terdapat colokan power suplay untuk
menyalurkan listrik kepada alat. hardware bagian samping pada penelitian ini
ditunjukkan pada gambar 4.4 sebagai berikut.

Gambar 4.4 Hardware Bagian Samping

4.1.2 Pengujian Software

Pada bagian Pengujian software penulis menggunakan webserver yang


dikombinasikan dengan interface dimana tampilan interface akan muncul ketika
alamat IP yang sudah terkoneksi dengan alat, tampilan interface ditunjukkan
pada gambar 4.5 sebagai berikut.

Gambar 4.5 Tampilan interface

Pada gambar 4.5 diatas merupakan hasil dari pengujian software yang mana
pengujian diatas berjalan sesuai harapan. Pengujian diatas merupakan tata cara
masuk interface menggunakan webserver menggunakan ip addres dari wifi atau
hotspot smartphone.

25
4.2 Pengujian Alat Keseluruhan

Pada percobaan 4.2 dilakukannya pengujian alat keseluruan yang dimana


power supplay di sambungkan ke terminal sebagai penghantar listrik dan
membuka interface di google crome lalu untuk menjalankan interface
menggunakan IP addres yang digunakan. Tampilan uji coba keseluruhan alat
ditunjukkan pada gambar 4.6 sebagai berikut.

Gambar 4.6 Tampilan Uji Coba Keseluruhan alat

4.3 Pengujian Face Detection

Pada percobaan 4.3 dilakukannya face detection user yang mana


dilakukannya uji coba pengambilan gambar atau wajah sebagai user akses
masuk. Tampilan face detection ditunjukkan pada gambar 4.7 sebagai berikut.

Gambar 4.7 Tampilan Face Detecion

Pada tabel 4.1 merupakan hasil dari uji coba face detection dan hasilnya
berhasil, Tabel hasil Analisa data face detection ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai
berikut.

26
Tabel 4.1 hasil Analisa data face detection

User Keterangan

Aji Berhasil

Pada tabel diatas mendapatkan hasil berhasil dikarenkan objek user


menghadap kamera disertai dengan pencahayaan yang cukup dalam sebuah ruangan
yang dapat menampilkan wajah shingga dapat dikenali oleh sistem dengan
menampakkan wajah saat menghadap kamera, sehingga hal tersebut menjadi acuan
dari keberhasilan face detection.

4.4 Pengujian Penambahan User

Pada percobaan 4.4 dilakukannya percobaan penambhan user agar


akses masuk kedalam ruangan bisa digunakan lebih dari satu user. Tampilan
penambahan user ditunjukkan pada gambar 4.8 sebagai berikut.

Gambar 4.8 Tampilan Penambahan User

27
Pada tabel 4.2 merupakan hasil dari uji coba penambahan user dan hasilnya
berhasil, Tabel hasil analisa penambahan user ditunjukkan pada tabel 4.2 sebagai
berikut.

Table 4.2 Hasil analisa penambahan user

User Keterangan

Awal Berhasil

Gading Berhasil

Hal tersebut dikarenakan objek user menghadap kamera disertai dengan


pencahayaan yang cukup dalam suatu ruangan sehingga sistem dapat mengenali
wajah user, sehingga hal tersebut menjadi acuan dari keberhasilan penambahan
user.

4.5 Pengujian Mode Akses Masuk

Pada percobaan 4.5 dilakukannya pengujian mode akses masuk, yang


dimana sebelumnya sudah dilakukan detection wajah dan penambahan user pada
interface. Setelah itu ketika user ingin masuk ruangan dengan mendeteksi face
maka tampilan wajah yang sudah dikenali akan secara otomatis doorlock akan
terbuka. Tampilan gambar pengujian mode akses masuk ditunjukkan pada gambar
4.9 sebagai berikut.

Gambar 4.9 Tampilan Open Doorlock

28
Pada tabel 4.3 merupakan hasil dari uji coba pengujian mode akses masuk
dan hasilnya berhasil, hal tersebut dikarenakan objek user menghadap kamera
disertai dengan pencahayaan yang cukup terang dalam sebuah ruangan.Tampilan
tabel analisa hasil pengujian mode akses masuk ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai
berikut.

Tabel 4.3 Analisa hasil pengujian mode akses masuk

User Keterangan

Aji Berhasil

Awal Berhasil

Gading Berhasil

Pada tabel diatas dimana wajah yang sudah terdeteksi atau wajah yang
sudah disimpan sebagai user maka secara otomatis dikenali oleh sistem sehingga
hal tersebut menjadi acuan dari keberhasilan penambahan user.

4.6 pengujian kondisi gelap

Pada pengujian 4.6 dilakukannya pengujian dalam keadaan gelap ketika


wajah tidak dapat dikenali oleh sistem, pengujian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui seberapa akuratnya kamera Esp 32 cam. Tampilan pengujian kondisi
gelap ditunjukkan gambar 4.10 sebagai berikut.

29
Gambar 4.10 Pengujian kondisi gelap

Pada tabel 4.4 merupakan hasil dari uji coba pengujian dalam kondisi
keadaan gelap dan hasilnya gagal. Tampilan hasil analisa pengujian dalam keadaan
gelap ditunjukkan pada tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Analisa pengujian dalam keadaan gelap

User Keterangan

Aji Gagal

Awal Gagal

Gading Gagal

Pada tabel diatas dimana pengujian tersebut gagal dikarenakan sistem tidak
dapat mendeteksi wajah sebagai user dikarenakan pencahayaan yang gelap dalam
suatu ruangan, sehingga hal tersebut menjadi acuan dari kegagalan pengujian dalam
kondisi gelap.

30
4.7 pengujian wajah dalam keadaan miring sisi kanan dan kiri

Pada pengujian 4.7 muka dalam keadaan miring sisi kanan dan kiri ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa akurat nya kamera Esp 32 cam. Tampilan
wajah dalam keadaan miring sisi kanan dan kiri ditunjukkan pada gambar 4.11
sebagai berikut.

Gambar 4.11 Pengujian muka dalam keadaan miring sisi kanan dan kiri

Pada table 4.5 merupakan hasil dari uji coba pengujian muka dalam kondisi
miring kiri dan kanan dan hasilnya gagal, Tampilan hasil analisa pengujian muka
kondisi miring kiri dan kanan ditunjukkan pada tabel 4.5 sebagai berikut.

Table 4.5 Hasil Analisa pengujian muka kondisi miring kiri dan kanan

User Keterangan

Aji Gagal

Awal Gagal

Gading Gagal

31
Pada tabel diatas terdapat hasil gagal dikarenakan objek user tidak
menghadap kamera sehingga sistem tidak dapat mendeteksi wajah sebagai
user.sehingga hal tersebut menjadi acuan dari tidak keberhasilan pengujian wajah
dalam kondisi miring kiri dan kanan.

4.8 pengujian waktu delay penambahan user

Pengujian dilakukan dengan penampilan wajah pada interface lalu


melakukan penambahan user melalui button add user yang terdapat pada
webserver, hasil pengujian ini yaitu dengan cara menghitung waktu delay melalui
timer. Tampilan penguian waktu delay penambahan user ditunjukkan pada tabel 4.6
sebagai berikut.

Tabel 4.6 Pengujian waktu delay penambahan user

Waktu yang

sample keterangan Dibutuhkan


(detik)

Aji Berhasil 2.40

gading Berhasil 2.52

awal Berhasil 2.60

Pada tabel diatas dapat menghasilkan data dari pengujian waktu delay
penambahan user yang dilakukan menggunakan interface. Hasil yang didapatkan
rata-rata membutuhkan waktu dua detik, dimana hasil tersebut didapatkan dari
perhitungan stopwatch yang secara bersamaan dilakukan dengan pengujian. Selisih
data disebabkan oleh terjadinya gangguan jaringan internet sehingga sistem
menghasilkan data berbeda saat penambahan user maupun pencahayaan didalam
ruangan saat waktu melakukan uji coba penambahan user.

32
4.9 pengujian waktu delay face detection

Pengujian dilakukan penampilan wajah dengan Esp 32 cam sebagai


penangkap gambar, setelah itu dilakukannya add user pada interface dan untuk
melakukan pengenalan wajah maka akan dilakukannya detect face, hasil pengujian
ini yaitu dengan cara menghitung waktu delay melalui timer. Tampilan pengujian
waktu delay face detection ditunjukkan pada tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Pengujian waktu delay face detection

Waktu yang

sample keterangan Dibutuhkan


(detik)

Aji Berhasil 3.00

gading Berhasil 3.33

awal Berhasil 3.40

Pada tabel diatas dapat menghasilkan data dari pengujian waktu delay face
detection yang dilakukan menggunakan interface. Hasil yang didapatkan rata- rata
membutuhkan waktu 3 detik, dimana hasil tersebut didapatkan dari perhitungan
stopwatch yang secara bersamaan dilakukan dengan pengujian. Selisih data
disebabkan oleh terjadinya gangguan jaringan internet pada saat melakukan uji face
detection maupun pencahayaan didalam ruangan saat waktu melakukan uji coba.

4.10 pengujian waktu delay mode akses masuk

Pengujian dilakukan dengan meminta printah access control pada interface


yang sebelumnya sudah dilakukan penangkapan gambar sebagai user dan detect
face untuk user. Setelah melakukan semua perintah tersebut maka akan diberikan
accsess control masuk kepada user, hasil pengujian ini yaitu dengan cara
menghitung waktu delay melalui timer. Tampilan pengujian delay mode akses
masuk ditunjukkan pada tabel 4.8 sebagai berikut.

33
Tabel 4.8 Pengujian waktu delay mode akses masuk

Waktu yang

sample keterangan Dibutuhkan


(detik)

Aji Berhasil 4.30

gading Berhasil 5.22

awal Berhasil 4.40

Pada table diatas dapat menghasilkan data dari pengujian waktu delay mode
akses masuk yang menggunakan interface. Hasil yang didapatkan rata – rata 4
detik, hasil tersebut didapatkan dari perhitungan stopwatch yang secara bersamaan
dilakukannya dengan pengujian. Selisih data disebabkan oleh terjadinya gangguan
jaringan internet maupun pencahayaan didalam ruangan saat waktu melakukan uji
coba mode akses masuk.

4.11 Pengujian solenoid doorlock saat wajah terdeteksi

Pada tahap pengujian solenoid doorlock yang mana saat wajah sudah dapat
dideteksi oleh sistem dan secara ototmatis sistem akan memberikan akses masuk
dan solenoid doorlock akan terbuka. Tampilan interface pada web server
ditunjukkan pada gambar 4.12 serta tampilan solenoid terbuka ditunjukkan pada
gambar 4.13.

34
Gambar 4.12 Tampilan interface

Gambar 4.13 Tampilan solenoid terbuka

4.12 Pengujian pengujian orang yang tidak terdaftar sebagai user

Pada tahap pengujian ini merupakan pengujian ketika wajah tidak tedeteksi
atau tidak terdaftar sebagai user. Hasil yang didapatkan pada pengujian ini yaitu
recognising yang mana sistem mendeteksi adanya wajah akan tetapi sistem tidak
dapat memberikan akses masuk, dikarenakan sistem tidak mengenali wajah yang
dideteksi. Tampilan interface wajah yang tidak dikenali pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Tampilan interface wajah tidak dikenali

35
4.13 Pengujian jarak pengambilan wajah user

Pada tahap pengujian ini yaitu pengambilan wajah user yang didapatkan
pada titik terjauh kurang lebih berkisar dalam jarak 85 cm dan hasil dari
pengambilan gambar dari jarak tersebut dapat terdeteksi oleh kamera namun
apabila jarak melebihi 85 cm maka kamera tidak dapat mendeteksi wajah user, hal
tersebut dikarenakan terbatasnya resolusi pada kamera yang rendah, sehingga jarak
pandang kamera terhadap user semakin jauh maka akan semakin melemah. Gambar
4.15 merupakan jarak pengambilan wajah user.

Gambar 4.15 Jarak pengambilan wajah user.

36
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perancangan, pembuatan, pembuatan dan pengujian


Prototype Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Esp32 cam
Menggunakan Solenoid DoorLock Dengan Metode Face Detection. Maka
dapat disimpulkan bahwa :

1. Alat dapat bekerja dengan baik sesuai perancanaan menggunakan


mikrokontroler yang terintegrasi dengan webserver berhasil dibuat
sesuai dengan tujuan dan konsep yang ditentukan.
2. Alat dapat di implementasikan sesuai perencanaan yang mana alat
berhasil di uji coba sebagai pengaman ruangan mengguakan face
detection.Alat mampu mendeteksi wajah ( alat berfungsi dengan
baik add user, access control, accsess masuk ).
3. Pengambilan wajah dalam jarak terjauh 85cm berhasil dilakukan
hal tersebut dikarenakan kamera masih dapat mendeteksi wajah
yang sudah tersimpan oleh sistem sebagai user.
4. Namun alat tidak dapat mengakses wajah apabila dalam kondisi
gelap dalam suatu ruangan dan wajah dalam kondisi menyamping
dikarenakan sistem tidak dapat mendeteksi wajah user dan untuk
jarak pengambilan wajah memiliki batas maksimal agar kamera
dapat mendeteksi wajah yang mana batas maksimal tersebut
diakibatkan oleh kurangnya resolusi dari kamera esp 32 cam.
5. Alat tidak dapat memberikan akses masuk kepada wajah yang tidak
terdaftar oleh sistem akan tetapi pada tampilan interface akan
muncul recognising yang mana alat mendeteksi adanya wajah
namun tidak mengenalinya.
6. terdapat perbedaan waktu delay dalam percobaan penambahan
user, face detection dan mode akses masuk. Hal yang

37
mempengaruhi perbedaan waktu dikarenakan jaringan internet,
pencahayaan yang kurang dalam sebuah ruangan dan resolusi dari
kamera Esp 32 cam tersebut.
7. Terjadinya kegagalan dalam pengujian pengambilan wajah dalam
keadaan miring. Hal tersebut di karenakan sistem tidak dapat
mengenali wajah dalam kondisi miring.

38
5.2 Saran

1. Pada alat ini dibutuhkan batera, atau power bank ketika listrik padam
atau saat kehilangan sinyal sebagai sistem back up pada alat.
2. Penambahan kunci manual pada alat agar dapat mem-back up pada
saat listrik padam.
3. Penambahan fungsi integrasi pada alat tersebut supaya dapat
dikontrol dalam satu server.
4. Menambahkan jenis kamera yang memiliki resolusi tinggi supaya
gambar yang ditangkap lebih jernih serta dapat mengambil wajah
dari samping.

39
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, I., B, N. I. H., Ramadhani, I. P., & Hadis, M. S. (2021). Sistem Akses Pintu
Berbasis Face Recognition Menggunakan ESP32 Module dan Aplikasi Telegram.
Jurnal MediaTIK : Jurnal Media Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer,
4(3), 115–119.
Fauzan. (2020). Menggunakan Modul Esp32-Cam.
Iskandar, A., Muhajirin, M., & Lisah, L. (2017). Sistem Keamanan Pintu Berbasis
Arduino Mega. Jurnal Informatika Upgris, 3(2), 99–104.
https://doi.org/10.26877/jiu.v3i2.1803
Khozainuz Zuhri, A. I. (2020). Perancangan Sistem Keamanan Ganda Brangkas Berbasis
Telegram Menggunakan Mikrokontroler ESP32-CAM. Jurnal Teknologi Dan
Informatika (JEDA), 1(2), 1.
http://jurnal.umitra.ac.id/index.php/JEDA/article/view/470
Kurniawan, H., Triyanto, D., Nirmala, I., Rekayasa, J., & Komputer, S. (2019). Rancang
Bangun Sistem Pendeteksi Dan Monitoring Banjir Menggunakan Arduino Dan
Website. Jurnal Komputer Dan Aplikasi, 07(01), 11–22.
Rasminto, H., Siswanto, S., Danang, D., & Silalahi, F. D. (2019). Terpadu Menggunakan
Metode Berorientasi Objek. 429–437.
Rofifah, D. (2020). 済無No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 05(4), 12–26.
Saleha, R. (2020). Klasifikasi Data Time Series Pola Pergerakan Manusia Di Depan
Rumah Menggunakan Sensor Passive Infrared Dan Camera Ov2640 Dengan
Metode SVM. 1(1), 1–65.
Sun, K. Y., PerSun, K. Y., Pernando, Y., & Safari, M. I. (2021). MENGGUNAKAN
APLIKASI BLYNK PENDAHULUAN Dunia teknologi saat ini banyak
menginspirasi para produsen untuk mampu menghasilkan dan mengaplikasikan
teknologi yang inovatif , dampak dengan adanya perubahan y, Y., & Safari, M. I.
(2021). Sun, K. Y., Pernando, Y., & Safari, M. I. (2021). MENGGUNAKAN
APLIKASI BLYNK PENDAHULUAN Dunia teknologi saat ini banyak
menginspirasi para produsen untuk mampu menghasilkan dan mengaplikasikan
teknologi yang inovatif , dampak dengan adanya perubahan yang. 1(3), 289–296.
Supriyadi, E., Studi, P., Elektro, T., Industri, F. T., Sains, I., Moh, J., Ii, K., & Sawah, S.
(2020). PERANCANGAN BANGUN ALAT DETECTOR START FINISH BERBASIS
NodeMCU NodeMCU BASED START FINISH DETECTOR DESIGN. 29–34.
Susanto, B. M., Purnomo, F. E., & Fahmi, M. F. I. (2017). S istem Keamanan Pintu
Berbasis Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Fisherface Security System
Based On Face Recognition Using Fisherface Method. Jurnal Ilmiah INOVASI,
17(1), 10.
Wicaksono, M. F., & Rahmatya, M. D. (2020). Implementasi Arduino dan ESP32 CAM
untuk Smart Home. Jurnal Teknologi Dan Informasi, 10(1), 40–51.
https://doi.org/10.34010/jati.v10i1.2836

40
41

Anda mungkin juga menyukai