Anda di halaman 1dari 109

PENGEMBANGAN ALAT ELEKTROPLATING UNTUK PRAKTIK

SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk


Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Gilang Rizky Ramadhan
NIM 17503241023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

i
ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Gilang Rizky Ramadhan


NIM : 17503241023
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin
Judul : Pengembangan Alat Elektroplating untuk Praktik
Siswa SMK Muhammadiyah 1 Bantul
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah
yang telah lazim.

Yogyakarta, 7 Juli 2021


Yang menyatakan,

Gilang Rizky Ramadhan


NIM. 17503241023

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir Skripsi
PENGEMBANGAN ALAT ELEKTROPLATING UNTUK PRAKTIK
SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
Disusun oleh:
Gilang Rizky Ramadhan
NIM. 17503241023
Telah dipertahankan di depan TIM Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta pada
tanggal 7 Juli 2020

TIM PENGUJI
Nama/Jabatan Tanda Tanggal
Tangan
Arianto Leman Soemowidagdo, M.T.
Ketua Penguji/Pembimbing
………….. ………………
........
Sekretaris
………….. ………………
.........
Penguji Utama ………….. ………………

Yogyakarta, ... Juli 2020


Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan,

Prof. Herman Dwi Surjono Ph.D


NIP. 19640205 198703 1 001

iv
MOTTO

“When we sleep, on the road, and take a bath. We still have the ability to produce

creative works”

(Rhea)

“Pikirlah kebutuhan mereka bahkan sebelum mereka membutuhkanya”

(hygeia)

“Jangan bimbang dalam menghadapi macam-macam penderitaan, karena makin

dekat cita-cita kita tercapai makin berat penderitaan yang harus kita alami”

(Jendral Soedirman)

v
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya. Saya persembahkan sebuah karya berupa Tugas Akhir Skripsi ini

kepada:

1. Bunda saya Heny Setyorini, Ayah saya Heroe Boedi Himawan, kakak dan adik

saya Giaruri dan Ganesh, serta segenap keluarga yang telah memberi semangat,

motivasi, dan dukungan baik secara moral maupun material untuk dapat

menyelesaikan studi.

2. Civitas akademika yang telah dan akan selalu membimbing, mendidik, serta

telah memberikan pelayanan yang luar biasa demi terlaksananya cita cita luhur

bangsa

vi
PENGEMBANGAN ALAT ELEKTROPLATING UNTUK PRAKTIK
SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
Oleh:
Gilang Rizky Ramadhan NIM.
17503241023

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat elektroplating untuk praktik siswa SMK Muhammadiyah
1 Bantul (Musaba) dan Menguji kelayakan alat elektroplating yang telah dihasilkan. Dengan dikembangkanya alat
tersebut di SMK Musaba, Siswa dapat diajarkan dan mempraktikan proses elektroplating secara lengkap. Alat
tersebut juga dapat menggantikan alat etekroplating 1 bak yang dimiliki SMK Muhsaba yang sudah tidak
dioperasikan lagi
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development) dengan model pengembangan
Four-D Models. Model Four-D terdiri dari 4 tahap, yaitu: Pendefinisian
(Define), Desain (Design), Pengembangan (Develop), Penyebaran
(Disseminate). Pada tahap Disseminate atau Penyebaran hanya dilakukan
di SMK Musaba. Instrumen yang digunakan merupakan instrumen non tes
berupa angket dengan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban. Angket
divalidasi oleh dosen ahli. Angket digunakan untuk validasi dosen ahli
materi, dosen ahli media dan angket respon pengguna. Tingkat kelayakan
alat elektroplating yang dihasilkan ditinjau dari aspek materi dan media,
data hasil angket dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif.
Berdasarkan hasil pengembangan yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu, satu unit alat elektropating
untuk praktik siswa SMK Musaba yang dapat mengakomodasi proses elektroplating secara lengkap yaitu dengan
melewati 9 tahap (hot degreasing, rinsing, pickling, rinsing, activating, nikel strike, rinsing, nikel shiny, rinsing )
dengan dimensi keseluruhan alat 1440mm x 860mm x 750mm. Uji tingkat kelayakan alat elektroplating yang
dihasilkan dari validasi dosen ahli materi, dosen ahli media dan respon pengguna dinyatakan pada kategori sangat
layak.

Kata kunci: Penelitian Pengembangan, Alat Elektroplating, Praktik, SMK.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-
Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul Pengembangan Alat
Elekroplating untuk Praktik SMM Muhammadiyah 1 Bantul dapat disusun sesuai
dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ayah, ibu, kakak dan adik tersayang yang selalu memberikan support, kasih
sayang, serta doanya tanpa pamrih.
2. Prof. Herman Dwi Surjono Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik UNY yang
telah memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.
3. Dr. Ir. Apri Nuryanto, S.Pd., S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin yang telah memberikan bantuan dan izin fasilitas selama
penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
4. Bapak Arianto Leman Soemowidagdo, M.T. selaku Dosen Pembimbing TAS
yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama
penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
5. Dewan Penguji yang terdiri dari ....... yang telah memberikan banyak masukan
saat Ujian Akhir Skripsi.
6. Guru dan Karyawan SMK Muhammadiyah 1 Bantul yang telah memberikan
izin dan dukungan untuk membantu jalanya penelitian ini.
7. Iwe dan Kevin yang telah memberikan semangat, pengertian, canda tawa,
serta cerita yang luar biasa selama ini.
8. Dara Sely Trisyananda yang selalu memberikan dukungan, waktu, perhatian,
serta semangat selama menjalani masa kuliah hingga penyusunan tugas akhir
ini.
9. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan semangat serta motivasinya.

viii
10. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam menyelsaikan tugas akhir ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha
Esa dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau
pihak lain yang membutuhkan.

Yogyakarta, 7 Juli 2021


Penulis,

Gilang Rizky
Ramadhan
NIM. 17503241023

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................vi

ABSTRAK .........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 2

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 3

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5

A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 5

B. Kajian Penelitian yang Relevan .............................................................23

x
C. Kerangka Berpikir Penelitian .................................................................26

D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................28

A. Model Pengembangan.............................................................................28

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................28

C. Prosedur Pengembangan ........................................................................28

D. Subyek dan Objek Penelitian .................................................................32

E. Jenis Data ...............................................................................................32

F. Sumber Data ...........................................................................................33

G. Instrumen Penelitian ...............................................................................34

H. Teknik Analisis Data ..............................................................................39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................42

A. Hasil Penelitian ......................................................................................42

B. Pembahasan.............................................................................................61

C. Keterbatasan ...........................................................................................64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................67

LAMPIRAN .......................................................................................................70

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangkaian Proses Elektroplating.........................................................12

Gambar 2. Skematis rangkaian sistem pelapisan..................................................16

Gambar 3. Ilustrasi Rangkaian Elektroda pada Proses Elektroplating..................19

Gambar 4. Desain Rangka Alat Elektroplating.....................................................45

Gambar 5. Bak elektrolit.......................................................................................46

Gambar 6. Elektroda nikel dan Keranjang Titanium.............................................46

Gambar 7. Proses Pembuatan Larutan Elektrolit Bersama Guru SMK Musaba...47

Gambar 8. Rectifier...............................................................................................48

Gambar 9. Heater..................................................................................................49

Gambar 10.Termo Kontrol....................................................................................49

Gambar 11. Aerator...............................................................................................50

Gambar 12. Grafik Persentase Penilaian Ahli Materi...........................................53

Gambar 13. Grafik Persentase Penilaian Ahli Media............................................55

Gambar 14. Pelaksanaan Uji Coba Lapangan.......................................................56

Gambar 15. Grafik Persentase Penilaian Responden............................................58

Gambar 16. Pertemuan Pertama dengan Guru dan Siswa SMK Musaba..............85

Gambar 17. Proses Pemotongan dan Persiapan Bahan.........................................85

Gambar 18. Proses Pengelasan Rangka.................................................................86

Gambar 19. Proses Pelapisan Rangka dengan Resin.............................................86

Gambar 20. Proses Pelapisan Rangka dengan Cat Besi........................................86

Gambar 21. Proses Wiring Komponen Elektronik................................................87

Gambar 22. Finishing Alat....................................................................................87

xii
Gambar 23. Proses Validasi oleh Ahli..................................................................88

Gambar 24. Uji Coba Lapangan............................................................................88

Gambar 25. Hasil Pelapisan Benda Kerja oleh Siswa...........................................89

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi kisi instrumen wawancara studi pendahuluan.................................35

Tabel 2. Kisi kisi instrumen untuk ahli materi......................................................36

Tabel 3. Kisi kisi instrumen untuk ahli media.......................................................37

Tabel 4. Kisi kisi instrumen untuk respon pengguna............................................38

Tabel 5. Kriteria dan Skor Penilaian Kualitas Media Pembelajaran.....................40

Tabel 6. Kategori Penilaian Kualitas Media Pembelajaran...................................40

Tabel 7. KD 2 Mata pelajaran DPTM tentang pengolahan bahan logam.............33

Tabel 8. Daftar Larutan Elektrolit dan Komposisinya..........................................34

Tabel 9. Interval Nilai Kelayakan Validasi Materi...............................................34

Tabel 10. Hasil Penilaian Dosen Ahli Materi Pada Setiap Aspek.........................35

Tabel 11. Daftar Masukan dan Saran Oleh Dosen Ahli Materi............................38

Tabel 12. Interval Nilai Kelayakan Validasi Media..............................................51

Tabel 13. Hasil Penilaian Dosen Ahli Media Pada Setiap Aspek.........................63

Tabel 14. Daftar Masukan dan Saran Oleh Dosen Ahli Media.............................63

Tabel 15. Interval Nilai Kelayakan Responden.....................................................66

Tabel 16. Rerata Penilaian Responden Pada Setiap Aspek...................................67

Tabel 17. Daftar Masukan dan Saran Oleh Responden.........................................76

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .........................................................................69

Lampiran 2. Surat Permohonan Validasi Instrumen.............................................70

Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen...................................................................71

Lampiran 4. Hasil wawancara studi pendahuluan ................................................73

Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli Materi................................................................75

Lampiran 6. Hasil Validasi Ahli Media................................................................77

Lampiran 7. Instrumen Uji Coba Lapangan..........................................................79

Lampiran 8. Daftar Hadir Uji Coba Lapangan......................................................81

Lampiran 9. Hasil Uji Coba Lapangan..................................................................82

Lampiran 10. Kartu Bimbingan Tugas Akhir .......................................................83

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian..................................................................85

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

SMK Muhammadiyah 1 Bantul (Musaba) memiliki 6 jurusan dalam

kelompok Teknologi dan Rekayasa yaitu Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan,

Teknik Audio Video, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Bisnis Sepeda Motor dan

Rekayasa Perangka Lunak. Lokasi SMK ini adalah di Jl. Parangtritis km. 12,

Manding, Trirenggo, Bantul, Kabupaten Bantul, DIY. SMK dengan luas lahan

12.549 m2 ini terbagi atas 4 unit pada lokasi berbeda

Program keahlian Teknik Mesin (TPM) adalah salah satu kelompok bidang

kejuruan teknologi dan rekayasa yang menekankan pada bidang produksi barang-

barang Teknik dengan menggunaan berbagai macam mesin. Sebagian besar

produk yang di kerjakan program keahlian Teknik mesin berasal dari logam

(Widodo, dkk, 2016). Produk logam akan meningkat nilainya bila di finishing

dengan baik. Salah satu proses finishing adalah dengan pelapisan elektroplating.

Alat untuk pelapisan elektroplating telah dikembangkan untuk praktik di SMK

(Soeprapto, 2009). Namun alat ini didesain untuk diterapkan pada tempat yang

sempit seperti di Laboratorium (Soeprapto, dkk., 2007). Sehingga proses

elektroplaitng pada alat tersebut kurang menyeluruh karena hanya ada satu bak

untuk proses elektroplating nikel strike saja, tidak sampai nikel shiny, al ini

mengakibatkan hasil prosesnya tidak mengkilap. Proses elektorplating yang

menyeluruh meliputi tiga tahap yaitu pre-treatment, pelapisan dan post-treatment

yang membutuhkan minimal 9 bak.

1
Guru dan tenaga kependidikan (tendik) SMK Musaba telah dilatih tentang

teori elektroplating. (Heri, 2020). Guru dan tendik telah dilatih dan memahami

proses elektroplating yang menyeluruh. Namun pelatihan ini hanya sebatas teori

karena alat untuk melakukan proses elektroplating secara menyeluruh belum

tersedia, sehingga hasil pelatihan tidak dapat diajarkan atau ditransfer ke siswa.

Hal ini mengakibatkan siswa SMK Musaba saat ini belum memiliki kompetensi

elektroplating.

Pada penelitian ini akan dikembangkan alat elektroplating yang dapat

digunakan untuk melaksanakan praktik pelapisan logam sebagai kompetensi

pendukung peningkatan SDM yang sebelumnya belum dapat terlaksana di SMK

Musaba. Alat elektroplating yang akan dikembangkan pada penelitian ini

memiliki 9 bak sehingga dapat mengakomodasi 3 tahap seperti yang di butuhkan

SMK Muhsaba. Dengan dikembangkanya seperangkat alat tersebut di SMK

Musaba, Siswa dapat diajarkan dan mempraktikan proses elektroplating secara

lengkap. Alat tersebut juga dapat menggantikan alat etekroplating 1 bak yang

dimiliki SMK Muhsaba yang sudah tidak dioperasikan lagi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, teridentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Siswa belum memiliki kompetensi pelapisan elektroplating

2. Praktik pelapisan elektroplating belum dilaksanakan di SMK Musaba.

3. Alat elektroplating yang sudah ada kurang tepat/kurang mengakomodasi

proses elektrpoplating secara menyeluruh.

2
4. Guru Guru dan tendik telah memahami proses elektroplating, namun belum

dapat mentransfer kompeensi ke siswa.

5. SMK Musaba belum mampu mengembangkan dan membuat alat

elektroplating yang menyeluruh.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu mengembangkan alat

elektroplating yang mengakomdasi proses secara menyeluruh dan memenuhi

kebutuahn untuk praktik siswa di SMK Musaba.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana spesifikasi alat elektroplating yang dibuat dan dikembangkan

untuk praktik siswa SMK Musaba?

2. Bagaimanakah tingkat kelayakan alat elektroplating yang dikembangkan

untuk melaksanakan praktik siswa SMK Musaba menurut ahli Media, ahli

Materi dan respon pengguna?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui spesifikasi alat elektroplating yang dibuat dan dikembangkan

untuk praktik siswa SMK Musaba.

2. Mengetahui tingkat kelayakan alat elektroplating yang dikembangkan untuk

melaksanakan praktik siswa SMK Musaba menurut ahli Media, ahli Materi

dan respon pengguna.

F. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

3
1. Bagi Mahasiswa

Melalui penelitian ini diharapkan peneliti mempunyai pengalaman serta

wawasan mengenai pengembangan dan pembuatan alat elektroplating 9 bak

2. Bagi Universitas

Terbangunnya jejaring Kerjasama dengan SMK Muhammadiyah 1 Bantul

3. Bagi SMK Muhammadiyah 1 Bantul

Berkembangnya salah satu sarana pembelajaran

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Sekolah Menegah Kejuruan

a. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuran pada

jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain

yang sederajat. Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat .

PP No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah pasal 1 ayat 3

menjelaskan, pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang

pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa

untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sedangkan Evans (1971)

menjelaskan bahwa pendidikan menengah kejuruan adalah bagian dari sistem

pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu

kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari bidang pekerjaan lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa pendidikan menengah

kejuruan merupakan salah satu satuan pendidikan menengah yang fokus

mempersiapkan siswa secara khusus untuk memasuki lapangan kerja. Siswa

5
diharapkan memiliki bekal kemampuan dalam bekerja untuk menopang

kehidupannya setelah lulus.

b. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

pendidikan menengah kejuruan adalah :

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang

Maha Esa

2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan

bertanggung jawab

3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,

memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia

4) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif

dan efisien.

Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat

menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang

dipilihnya

6
2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam

berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap

profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya

3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar

mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun

melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi

4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai

dengan program keahlian yang dipilih.

2. Pembelajaran Praktik

Praktik merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta

mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar berdasarkan pengalaman

mendorong peserta pelatihan untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman-

pengalaman yang mereka yang pernah alami. Pembelajaran praktek merupakan

suatu proses untuk meningkatkan keterampilan peserta dengan menggunakan

berbagai metode yang sesuai dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan

yang digunakan. Selain itu, pembelajaran praktek merupakan suatu proses

pendidikan yang berfungsi membimbing peserta didik secara sistematis dan

terarah untuk dapat melakukan suatu keterampilan (Syahrir & Masjudin, 2014:22-

24)

Menurut riana (2016), Pembelajaran praktik merupakan suatu proses

pendidikan yang berfungsi membimbing peserta didik secara sistematis dan

terarah untuk dapat melakukan suatu keterampilan. Dalam pembelajaran praktik,

proses pembelajaran yang terjadiadalah upaya untuk memberi kesempatan kepada

7
peserta didik mendaatkan pengalaman langsung. Belajar berdasarkan pengalaman

akan mendorong peserta didikuntuk merefleksikan kembali pengalaman-

pengalaman yang dialami.

Menurut Marwanto (2017), Pembelajaran praktik merupakan suatu proses

untuk meningkatkan keterampilan. Pembelajaran praktik yang merupakan bagian

pembelajaran kompetensi yang membentuk kemampuan terutama pada ranah

psikomotor dan sikap, memerlukan pengelolaan kelas praktik agar peserta didik

mendapat kesempatan mengalami pembelajaran yang sama baik dari jenis

kompetensi yang dipelajarinya maupun kesempatan untuk menggunakan fasilitas

praktik. Pembelajaran praktik menjadi satu aspek penting untuk peningkatan

kompetensi keahlian anak didik, khususnya untuk pendidikan kejuruan.

Pentingnya pengalaman langsung terhadap proses belajar telah dikaji oleh

Kolb (1984) dan Wallace (1994) .Kolb mengatakan bahwa pembelajaran orang

dewasa akan lebih efektif jika pembelajar lebih banyak terlibat langsung daripada

hanya pasif menerima dari pengajar. Kolb (1984) dengan teori experiential

learning-nya menjabarkan ide-ide dari pengalaman dan refleksi. Kolb

mendifinisikan empat modus belajar yaitu: Concrete experience (pengalaman

nyata), reflective observation (merefleksikan observasi), abstract

conceptualization (konsep yang abstrak), dan active experimentation (eksperimen

aktif).

Wallace (1994) mengatakan bahwa ada dua sumber pengetahuan yaitu

pengetahuan yang diterima/diperoleh melalui belajar baik secara formal maupun

informal (received knowledge)dan pengetahuan yang diperoleh melalui

8
pengalaman (experiential knowledge) Kedua sumber pengetahuan tersebut

merupakan unsur kunci bagi pengembangan profesionalisme. Wallace berasumsi

bahwa masing-masing peserta pelatihan membawa pengetahuan dan pengalaman

ketika memasuki diklat baru. Wallace lebih lanjut menjelaskan bahwa efektifnya

pelatihan tergantung pada bagaimana peserta pelatihan melakukan refleksi

mengkaitkan antara pengetahuan dan pengalaman serta praktek untuk

memperbaiki pembelajarannya lebih lanjut. Kemampuan melakukan refleksi dari

praktek yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan menentukan

pencapaian kompetensi profesional.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran praktek

sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik.

3. Sarana/Fasilitas Bengkel

Pembelajaran praktik sangat terikat dengan keberadaan sarana dan prasarana

yang mendukung. Tanpa tersedianya fasilitas bengkel yang memadai maka

pembelajaran praktik tidak mungkin mencapai tujuan instruksional.

Menurut Suharno (2008), Sarana pendidikan adalah peralatan dan

perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses

pendidikan. Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan.

Dalam kompri (2014:194), secara garis besar sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Lahan, yaitu sebidang tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan

sekolah

9
b. Ruangan, yaitu tempat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran, kegiatan penunjang, dan kegiatan administrasi.

c. Perabot, yaitu seperangkat bengku, meja, lemari dan sejenisnya yang

digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, kegiatan penunjang

dan kegiatan administrasi.

d. Alat, yaitu sesuatu yang digunakan untuk membuat atau melaksanakan hal-

hal tertentu bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran, kegiatan

penunjang dan kegiatan administrasi.

e. Bahan praktik, yaitu semua jenis bahan alami dan buatan yang digunakan

untuk praktik.

f. Bahan ajar, yaitu sumber bacaan yang berisi tentang ilmu pengetahuan

untuk menunjang kegiatan pembelajaran pada program normatif, adaptif dan

produktif, yang mencakup dan modul, yang terdiri atas buku pegangan,

buku pelengkap, buku sumber (referensi) dan buku bacaan.

g. Sarana olahraga, baik di luar maupun di dalam ruangan.

Menurut Rinanto Roesman (1988: 157) fasilitas bengkel menjadi sarana

yang penting untuk pembelajran praktik kejuruan. dalam memilih mesin dan

peralatan yang dibutuhkan harus memperhatikan:

a. Ruang yang tersedia

b. Tersedianya listrik, air, dan lain tenaga

c. Disusun memenuhi kebutuhan praktik dan melakukan pembersihan,

perbaikan, dan pemeliharaan.

d. Mutu tahan perlakuan kasar dalam pemakaian dan tahan benturan

10
e. Cocok untuk pengajaran keterampilan dasar maupun pekerjaan yang lebih

rumit.

f. Peralatan mempunyai kesamaan dengan yang ada di lapangan pekerjaan dan

pabrik.

g. Hal-hal yang khusus sebaiknya diusahakan mendapat persetujuan pihak

yang ahli.

Sarana dan Prasarana yang lengkap serta relevan bertujuan membantu

proses belajar mengajar secara optimal. Mengingat bahwa fasilitas merupakan

susuatu yang penting, maka pengembanganya perlu direncanakan dengan baik.

4. Elektroplating

a. Prinsip Dasar Elektroplating

Menurut Sugiyarta et al. (2012) pelapisan logam merupakan metode yang

digunakan untuk memberikan sifat tertentu pada permukaan di mana diharapkan

benda tersebut akan mengalami perbaikan maupun ketahanan yang lebih baik dari

sifat aslinya. Pelapisan logam ada banyak jenisnya, salah satunya adalah

elektroplating. Elektroplating atau yang sering disebut electrodeposition

merupakan proses melapisi logam menggunakan logam lain dengan cara

mencelupkan sebuah benda yang akan dilapisi dalam suatu larutan elektrolit yang

dialiri arus searah melalui elektroda. Dengan menggunakan proses elektroplating

kualitas logam pelapis juga akan dimiliki oleh materi yang akan dilapis. Menurut

Sheehy et al. (1984) elektroplating dilakukan pada suatu logam untuk beberapa

tujuan yaitu meningkatkan kekerasan permukaan, wear resistance,

mengingkatkan ketahanan aus dan korosi, memperbaiki permukaan, dan

11
memperbaiki keausan. Logam yang akan dilapisi dapat berupa baja, stainless

steel, aluminium, nikel, alloy dan lain sebagainya. Elektroplating telah diterapkan

di berbagai industri antara lain otomotif, konstruksi, peralatan listrik, sanitasi,

pengepakan, dan lain sebagainya.

Menurut Sutomo et al. (2010:14) proses elektroplating melibatkan beberapa

komponen di antaranya arus listrik, elektroda (anoda dan katoda), larutan

elektrolit, dan benda kerja. Keempat komponen ini disusun sedemikian rupa

membentuk rangkaian sistem proses elektroplating (Gambar 9). Anoda

dihubungkan pada kutub positif dan katoda dihubungkan pada kutub negatif.

Keduanya direndam dalam suatu larutan elektrolit.

Gambar 1. Rangkaian Proses Elektroplating


Sumber: Wahab et al. (2013)

Aliran arus bermuatan positif terjadi dari anoda menuju ke katoda.

Sedangkan aliran elektron atau muatan negatif mengalir dengan arah yang

sebaliknya, dari katoda menuju ke anoda. Proses pengendapan terjadi pada benda

kerja yang berlaku sebagai katoda. Karakteristik hasil endapan tergantung pada

banyak faktor seperti temperatur, rapat arus, waktu, dan komposisi larutan.

12
Variabel-variabel tersebut dapat diatur sesuai kebutuhan untuk menghasilkan

lapisan tebal atau tipis, kusam atau cerah, lunak atau keras, dan ulet atau getas

(Fontana, 1986).

b. Tahapan Proses Elektroplating

Tahapan proses elektroplating secara menyeluruh yang terdiri dari tiga tahap

adalah sebagai berikut :

1) Pembersihan mekanik

Permukaan logam yang akan diproses harus bebas dari kotoran agar proses

pelapisan dapat bekerja dengan baik. Pembersihan mekanik bertujuan untuk

memperhalus permukaan dan menghilangkan goresan serta geram pada

permukaan logam. Pembersihan mekanik dapat dibatu dengan mesin gerida untuk

menghilangkan goresan dan geram, proses buffing untuk memperhalus

permukaan. Proses lain seperti sand blasting, brushing atau lainya juga dilakukan

jika diperlukan

2) Hot degreasing

Lapisan minyak yang tersisa pada permukaan logam tetap perlu dihilangkan

karena berpotensi meghambat kontak antara permukaan logan dengan material

yang akan melapisi. Terdapat dua macam cara pembersihan dengan alkali yaitu

pembersihan dengan larutan alkali biasa (hot degreasing) atau dengan dialiri arus

listrik (electronic degreasing). Hot degreasing dilakukan dengan merendam

logam/benda di dalam larutan sabun alkalin atau metal cleaner pada suhu 50-60°C

selama 1-5 menit. Jika lapisan minyak yang tersisa pada permukaan logam lebih

banyak, diperlukan perendaman dengan waktu yang lebih lama juga. Metode

13
(electro degreasing) akan memberi pembersihan yang lebih efektif dengan waktu

yang lebih singkat.

3) Pickling Asam

Pickling asam digunakan untuk menghilangkan kerak atau karat dan

sejenisnya dengan cara melakukan perendaman pada larutan asam. Proses

pencelupan asam ini dilakukan setelah proses pembersihan alkali dilakukan. Asam

yang lazim dipergunakan untuk pickling ialah: sulfat, klorida, nitrat, fosfat,

fluorida, fluosilikat, fluoborat, khromat dan sulfamat. Garam asam seperti natrium

bisulfat, ferri chlorida, dan amonium persulfate juga sering digunakan. Yang

terbanyak dipergunakan ialah asam sulfat (H 2SO4) dan asam chlorid (HCL)

dengan konsentrasi larutan sebagai berikut:

a) Asam chlorid (HCl) konsentrasi 5 sampai 15 % (proses perendaman 5

menit)

b) Asam sulfat (H2SO4) konsentrasi 15 sampai 20 persen (proses perendaman

1 menit)

Perendaman menggunakan asam chlorid memberikan keuntungan sebagai berikut:

a) Menghasilkan keseragaman permukaan benda kerja

b) Mudah dibilas

c) Terjadinya over pickling lebih kecil

d) Operasinya lebih mudah

Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari perendaman dengan asam sulfat

adalah:

a) Ongkos lebih rendah

14
b) Pencemar rendah/kecil, namun uap cukup berbahaya untuk kesehatan.

Apabila setelah dilakukan perendaman kerak pada benda masih sulit dihilangkan,

pembersihan dapat lebih mudah dengan asam encer. Proses Pickling dapat lebih

efektif apabila disertai arus listrik

4) Pembilasan

Pembilasan dilakukan antar tahap pencelupan, yaitu setelah tahap hot

degreasing, pickling, dan setelah proses plating. Pembilasan ini dilakuakan untuk

membersihkan larutan pada proses sebelumnya yang masih menempel

dipermukaan sebelum memasuki tahap berikutnya. Pembilasan dapat dilakukan

dengan dicelup kedalam bak yang berisi air bersih, proses pembilasan ini lebih

efektif jika menggunakan air mengalir

5) Aktivasi

Proses aktivasi dilakukan dengan cara mencelupkan baja tahan karat ke

dalam larutan H2SO4 konsentrasi 30 % dalam kurun waktu kurang lebih 15 detik

sampai 1 menit. Proses ini dilakukan sebelum tahapan pelapisan. Aktivasi dapat

dihentikan apabila telah muncul gas dari baja tahan karat.

6) Pelapisan dengan listrik

Pada proses elektroplating diperlukan dua kali pelapisan untuk memperoleh

hasil yang mengkilap. Dua kali pelapisan tersebut terdiri dari pelapisan Nikel

Strike (Nikel Dasar) yang dilanjutkan dengan pelapisan Nikel Shiny (Nikel Kilap).

Rangkaian sistem pelapisan dan proses pelapisan tampak pada gambar 2.

15
Gambar 2. Skematis rangkaian sistem pelapisan

a) Nikel Strike (Nikel Dasar)

Komposisi larutan elektrolit yang digunakan pada proses nikel dasar ini

adalah Nikel sulfat dengan konsentrasi 150 - 200 gr/L, Nikel Khlorida dengan

konsentrasi 20 – 30 gr/L dan Asam Borat dengan konsentrasi 25 – 35 gr/L.

Larutan elektrolit pada proses ini membutuhkan PH 4,5, kemudian rangkaian

sistem pelapisan di aliri arus DC sebesar 1-3 A setiap dm2 dari luasan permukan

spesimen yang akan dilapis. Proses ini berjalan dalam 2-3 menit pada suhu ruang.

Untuk menghindari endapan pada larutan elektrolit diperlukan pengadukan

dengan semburan udara dalam air

b) Nikel Shiny (Nikel Kilap)

Komposisi larutan elektrolit yang digunakan pada proses nikel kilap ini

adalah Nikel sulfat dengan konsentrasi 250 - 325 gr/L, Nikel Khlorida dengan

konsentrasi 45 – 65 gr/L, Asam Borat dengan konsentrasi 25 – 40 gr/L dan

16
Brightener sebanyak 5 cc/L. Larutan elektrolit pada proses ini membutuhkan PH

5, kemudian rangkaian sistem pelapisan di aliri arus DC sebesar 2-4 A setiap dm2

dari luasan permukan spesimen yang akan dilapis. Proses ini berjalan dalam 5-10

menit pada suhu 50-60 derajat celcius. Untuk menghindari endapan pada larutan

elektrolit diperlukan pengadukan dengan semburan udara dalam air

c) Parameter proses pelapisan

Berikut adalah hal hal yang menentukan keberhasilan proses pelapisan

elektroplating :

(1) Rapat arus (current density).

Rapat arus dapat mempengaruhi laju pelapisan dan ukuran/bentuk kristal

bahan pelapis yang menempel pada permukaan benda kerja. Semakin besar arus

yang mengalir semakin cepat laju pelapisan dan memperkecil ukuran/bentuk

kristal. Namun, jika rapat arus terlalu besar dapat mengakibatkan lapisan kasar,

bersisik dan hangus. Satuan rapat arus dinyatakan dalam amper per satuan luas.

(2) Tegangan arus (voltage)

Umumnya tegangan yang digunakan pada proses elektroplating berkisar

antara 6 sampai 12 volt. Pada proses elektroplating harga tegangan yang

digunakan harus konstran, jika luas pemukaan benda kerja bermacam macam

maka rapat arus yang diubah ubah menyesuaikan kebutuhan.

(3) Suhu larutan

Suhu larutan mempengaruhi ukuran kristal partikel pelapis yang

menempel pada permukaan benda kerja. pada suhu tinggi, daya larut meningkat

dan mengakibatkan terjadinya penguraian garam logam yang meningkatkan

17
konduktifitas dan mobilitas ion logam, namun pada suhu yang tinggi dapat

mengakibatkan viskositas larutan berkuran yang mengakibatkan sirkulasi endapan

ion logam pada katoda lebih cepat.

(4) pH Larutan

pH pada proses elektroplting berarti juga pOH-. pH dan pOH- merupakan

angka yang menunjukan derajat keasaman suatu larutan elektrolit yang dapat

diukur menggunakan alat ukur pH meter atau colorimeter. Kadar pH ini

menentukan kemampuan elektrolit dalam menghasilkan lapisan yang lebih baik.

Untuk larutan yang bersiat basa/alkali pada proses elektroplating ini pH nya

berkisar antara 11 sampai 14, sedangkan untuk larutan asam pH nya berkisar

antara 4,5 sampai 5,6. Untuk mencapai pH yang diinginkan dapat menggunakan

sodium atau potassium hydroksida dan atau asam sulfat untuk larutan yang

bersifat asam.

7) Pengerjaan akhir (post-treatment)

Benda kerja setelah selesai dielektroplating umumnya bisa langsung dibilas

dan dikeringkan Namun, terkadang juga diperlukan pengerjaan lanjut antara lain

seperti dipasifkan, di beri lapis pelindung kromat (chromatting), atau lapisan

lindung transparan dengan lacquar. Proses ini dilakukan dengan teknik dipping

biasa, tetapi untuk lapisan lacquar umumnya dengan teknik elektro dan dipping.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Elektroplating

Hasil elektroplating sangat dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya:

1) Rangkaian Elektroda

18
Mark et al. (2016) menjelaskan susunan elektroda pada bak elektroplating

berpengaruh terhadap hasil lapisan. Gambar 11 merupakan ilustrasi susunan

elektroda pada proses elektroplating. Idealnya benda yang akan di lapisi harus

dikelilingi oleh material pelapis dengan merata agar didapatkan ketebalan yang

seragam pada semua sisi substrak.

Gambar 3. Ilustrasi Rangkaian Elektroda pada Proses Elektroplating


Sumber: TIFOO Handbook for Plating, 2016

Pada Gambar 11 A elektroda saling diletakkan berseberangan. Permukaan

substrak yang menghadap anoda (+) akan mendapatkan endapan yang belih

banyak dari pada sisi belakang substrak. Gambar B menggunakan dua buah anoda

(+) yang diletakkan menghadap sisi depan dan belakang katoda (-) Kedua anoda

dihubungkan pada sumber arus yang sama. Hasil endapan yang dihasilkan lebih

merata. Gambar C menggunakan anoda berbentuk ring yang mengelilingi seluruh

permukaan substrak. Bentuk ini merupakan yang paling bagus di antara yang lain.

Endapan yang dihasilkan lebih merata seluruh permukaan objek. Selain susunan

elektroda, jarak antar elektroda juga berpengaruh terhadap hasil elektroplating.

Wahab et al. (2013) menjelaskan hasil ketebalan optimal dengan indikator

kemerataan lapisan diperoleh pada jarak tertentu. Semakin jauh jarak antara anoda

dengan katoda akan didapatkan keseragaman ketebalan lapisan yang optimal.

19
2) Konsentrasi Larutan Elektrolit

Santosa (2007) menjelaskan Konsentrasi ini akan berkaitan dengan nilai pH

dari larutan. Pada larutan elektrolit nikel mempunyai batas-batas pH yang

diijinkan. Jika nilai pH melebihi dari nilai yang diijinkan maka akan terjadi

sumuran pada permukaan produk dan lapisan nikel kasar pada permukaan benda

yang dilapisi.

3) Rapat Arus

Hartomo & Kaneko (1992) menjelaskan dalam sirkuit listrik, arus dikatakan

mengalir dari kutub positif ke negatif, sedangkan aliran elektron adalah

sebaliknya. Proses elektroplating menggunakan arus searah (DC). Proses

elektroplating memerlukan tegangan jauh lebih rendah dari tegangan PLN (220 V)

namun arus cukup besar dibandingkan untuk rumah tangga bisasa. Laju alir listrik

atau kuat arus diungkapkan dalam ampere.

Hartomo & Kaneko (1992) juga menyebutkan bahwa proses pengendapan

pada elektroplating memenuhi hukum elektrolisis faraday yang berbunyi:

a) Jumlah perubahan kimia oleh satuan arus listrik sebanding dengan

banyaknya arus yang mengalir.

b) Jumlah aneka bahan berbeda yang dibebaskan oleh sejumlah tertentu listrik

sebanding dengan berat ekuivalen kimianya.

4) Temperatur

Suhu dalam bak plating sangatlah berpengaruh pada hasil lapisan

elektroplating. Suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivasi larutan elektrolit,

20
sehingga semakin tinggi suhu operasional pada bak plating maka akan semakin

cepat pula ketebalan lapisan yang didapatkan. Sehingga untuk mendapatkan hasil

pelapisan dengan ketebalan dan kerataan yang bagus diperlukan suhu optimum.

Dini & Snyder (2010) menjelaskan bahwa suhu yang banyak digunakan dalam

proses elektroplating antara 32 sampai dengan 43°C. Peningkatan suhu akan dapat

mengurangi konduktivitas anoda dan katoda. Temperatur kerja di atas 30°C

sangat direkomendasikan untuk mendapatkan hasil lapisan tembaga yang

mengkilap.

5) Waktu Pelapisan

Waktu pelapisan akan berpengaruh terhadap kuantitas atau berat hasil

lapisan yang menempel pada permukaan benda kerja. Hasil deposit logam pelapis

berbanding lurus dengan lama waktu pelapisan. Yurikho et al. (2013) menyajikan

konsep tersebut dalam persamaan 1.

I .t.e
B= ..............................................................................................(1)
F

Keterangan:

B = Berat zat yang terbentuk (gram)

I = Jumlah arus yang mengalir (A)

t = Waktu (detik)

e = Berat ekivalen zat yang dibebaskan

F = Jumlah arus yang diperlukan untuk membebaskan sejumlah gram

ekivalen suatu zat (1F = 96.500 C)

Berdasarkan rumus tersebut dapat dipahami bahwa berat hasil lapisan yang

terbentuk (B) berbanding lurus terhadap arus yang mengalir (I), lama waktu

21
pelapisan (t), dan berat ekuivalen zat yang dibebaskan (e). Artinya semakin besar

niai ketiga variabel tersebut maka akan didapatkan hasil lapisan yang lebih banyak

pula.

d. Alat elektroplating yang pernah dikembangkan

Soeprapto, dkk (2007) pernah mengembangkan alat elektroplating dengan

spesifikasi : 1) reqtifier dengan input 220 V 500Watt output DC 12 Volt 0-35. 2)

bak larutan volumenya 95 liter 3)pompa larutan inputnya 45 watt, 4)filter ukuran

300mm x 150mm x 125mm dan penyaring pada filter ini menggunakan kapas

sintetis milik akuarium5) pengaduk menggunakan aliran yang kuat dari pompa

2000L/jam. Alat tersebut dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan lab

pengujian bahan JPTM FT UNY

Seoprapto (2014) juga pernah mengembangkan alat elektroplating untuk

diberikan kepada SMK Diponegoro untuk praktik melapis logam dengan bentuk

konstruksi segi empat dengan ukuran rangka panjang 1000 mm, lebar 400 mm

dan tinggi 750 mm. Ukuran bak electroplating panjang 560 mm, lebar 300 mm

dan tinggi 400 mm. Volume larutan nikel 55 liter. Rangka dilengkapi troli supaya

mudah dipindahkan dan dilengkapi meja untuk tempat jirigen dan alat-alat seperti

power supply dan tang dan kabel.

Sudana (2014) pernah mengembangkan alat simulasi pelapisan logam

dengan metode elektroplating sebagai media pembelajaran pelapisan logam pada

permukaan. Alat pelapisan logam menggunakan bak kaca tebal 10 mm, volume

54,72 liter, larutan nikel, Aerator dan trafo 50 amper, tegangan 12 volt, dengan

waktu pelapisan 30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit dan 90 menit.

22
B. Kajian Penelitian yang Relevan

Berbgai penelitian tentang pengembangan alat elektroplating untuk praktik

di SMK sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Penelitian hasil rekayasa alat

elektroplating yang efisien untuk melapis permukaan logam Mild Steel yang

dilakukan oleh Soeprapto, dkk (2007). Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengembangkan seperangkat alat elektroplating yang akan digunakan untuk

keperluan praktik teknik pelapisan di laboratorium pengujian bahan Jurusan

Mesin FT UNY yang pada saat itu belum memiliki alat elektroplating, penelitian

yang dilakukan oleh Soeprapto, dkk (2007) berhasil mengembangkan seperangkat

alat elektroplating dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Reqtifier dengan spesifikasi input 220 V 500Watt output DC 12 Volt 0-35

Amper, mudah mengatur alur sesuai yang dibutuhkan.

2. Bak larutan volumenya 95 liter dan volume larutan yang dibolehkan 70 liter,

bak dapat dipindah-pindah dengan mudah tanpa tumpah larutannya.

3. Pompa larutan inputnya 45 watt, kapasitas 3000l/jam dijadikan 2 output

yaitu output pertama menuju kesaringan 1000l/jam dan output kedua unutk

mengaduk 2000l/jam.

4. Filter ukuran 300mm x 150mm x 125mm dan penyaring pada filter ini

menggunakan kapas sintetis milik akuarium, filter ini dapat menyaring

kotoran dengan baik sehingga larutan tetap bersih.

5. Pengaduk menggunakan aliran yang kuat dari pompa 2000L/jam dan larutan

dapat teraduk sehingga tidak ada kotoran yang mengendap.

23
Penelitian lainya yang dilakukan oleh Soeprapto, dkk (2009), penelitian

tersebut bertujuan untuk mengembangkan seperangkat alat elekroplating yang

ukurannya sesuai dengan keperluan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul, mudah

dipindah-pindah, aman, minim polusi, dan mudah digunakan. Penelitian ini

menghasilkan alat elektroplating dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Dimensi rangka: panjang = 850 mm; lebar = 315 mm; dan tinggi = 700 mm.

2. Dimensi bak larutan: Panjang = 555 mm; lebat = 255 mm; dan tinggi = 400

mm.

3. Volume ideal larutan dalam bak = 40 Liter.

4. Power input AC: 250 watt, 220 Volt, dan Power output DC: 120 watt ( 0 –

10 Amper, 0 – 12 Volt).

5. Pelatihan penggunaan alat elektroplating yang diikuti ikuti oleh 9 orang

guru teknik mesin dan 2 orang guru otomotif yang meliputi:

a. Pelatihan menyiapkan benda kerja untuk dilapis

b. Kegiatan cara membersihkan permukaan benda kerja yang akan dilapis.

c. Cara menghaluskan permukaan benda kerja

d. Cara mengoperasikan alat dengan prosedur yang benar

e. Cara mengisi dan menguras larutan pada bak

f. Cara mencelup benda kerja pada larutan.

g. Cara mengangkat benda kerja dari bak dan membersihkan benda kerja

h. Cara merakit alat hingga siap digunakan

i. Cara mengoperasikan alat

j. Kriteria hasil pelapisan yang baik dan yang kurang baik

24
k. Cara memelihara alat dan larutan agar umur pakainya panjang (lama).

Selain penelitian tentang pengembangan alat elektroplating, Antoro (2014)

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Fasilitas Bengkel dan Peran Guru

dalam Proses Pembelajaran Praktik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII di SMK Muhammadiyah 1 Bantul”

dalam penelitan tersebut menghasilkan : (1) Fasilitas Bengkel berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik

Pemesinan Siswa Kelas XII di SMK Muhammadiyah 1 Bantul pada taraf

signifikansi 5%; (2) Peran Guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII di

SMK Muhammadiyah 1 Bantul pada taraf signifikansi 5%; (3) Fasilitas Bengkel

dan Peran Guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII di

SMK Muhammadiyah 1 Bantul pada taraf signifikansi 5%.

Dengan memperhatikan penelitian-penelitian diatas, dimana telah terdapat

beberapa alat elektroplating zang šernah dikembangkan sebelumnya,

pengembangan alat elektroplating untuk mendukung pembelajaran praktik masih

perlu dilakukan. Pengembangan mendasar dalam penelitian ini adalah alat

elektropating yang memiliki 9 bak, yang dapat mengakomodasi proses

elektroplating secara lebih menyeluruh dan diharapkan dapat menjadi sarana yang

layak dalam proses belajar mengajar praktik elektroplating untuk siswa SMK

Musaba

25
C. Kerangka Berfikir

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, membutuhkan dan dipengruhi

beberapa hal, yaitu pendidik (guru), peserta didik (siswa), fasilitas (sarana

prasarana) dan media pendidikan. Sarana prasarana merupakan alat yang

mendukung serta membantu baik pendidik maupun peserta didik dalam

menempuh proses belajar mengajar. Sarana prasarana yang kurang lengkap akan

menghambat jalannya proses belajar mengajar. Sehingga perlu adanya sarana

prasarana yang memadai. Terlebih dalam bidang praktik elektropating karena

pada saat ini alat elektroplating yang dimiliki SMK Musaba sudah tidak dapat

dipakai dan tidak mengakomodasi proses elektroplating secara menyeluruh.

Walaupun guru SMK Musaba sudah mendapatkan pelatihan dan memahami

proses elektroplating secara menyeluruh, pelatihan tersebut hanya sebatas teori

karena keterbatasan sarana yang dimiliki.

Pengembangan alat elektroplating yang dapat mengakomodasi proses secara

lengkap adalah salah satu proses pemecahan masalah diatas. Pengembangan alat

elektroplating tersebut bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kompetensi

siswa SMK Musaba. Selain itu pengembangan alat elektroplating ini dapat

menjadi sarana pembelajaran yang membantu memperjelas materi sehingga akan

mempermudah siswa menangkap isi materi.

Proses pengembangan alat elektroplating ini dimulai dengan pembuatan

rangka dan dudukan bak elektroplating kemudian proses pengadaan peralatan

pendukung yang dilanjutkan modifikasi jika diperlukan. Setelah peralatan

elektroplating sudah siap, guru dan siswa SMK Musaba diajak untuk

26
mempraktikan secaralangsung proses elektroplating secara menyeluruh dangan

alat tersebut. Sehingga dengan pengembangan alat elektroplating yang

menyeluruh ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi siswa dalam

ilmu pelapisan permukaan terutama elektroplating.

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan sementara pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah tahapan proses pengembangan alat elektroplating yang

mengakomodasi proses secara menyeluruh untuk praktik di SMK Musaba

berdasarkan rincian sebagai berikut :

a. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian

b. Subjek dan Objek dalam Penelitian

c. Model Pengambilan data yang digunakan

d. Teknik analisis data yang digunakan

2. Bagaimanakah kelayakan alat elektroplating yang dikembangkan

berdasarkan sumber penilaian sebagai berikut :

a. Penilaian kelayakan menurut ahli materi

b. Penilaian kelayakan menurut ahli media

c. Penilaian kelayakan menurut guru dan siswa SMK Musaba

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau

biasa di sebut Research And Development (R&D). Metode penelitian dan

pengembangan merupakan sebuah metode penelitian yang produk dari hasil

penelitiannya apabila digunakan untuk membantu melaksanakan pekerjaan maka

pekerjaannya akan semakin efektif, produktif dan efisien (Sugiyono, 2015: 528).

Penelitian R&D ini menggunakan model 4-D Models yang terdiri dari 4 tahap,

yaitu: Define, Design, Develop, dan Disseminate pada tahap Disseminate hanya

dilaksanakan pada lingkup yang terbatas saat penelitian yaitu pada SMK Musaba.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Musaba. Lokasi SMK ini berada di Jl.

Parangtritis km. 12, Manding, Trirenggo, Bantul, Kabupaten Bantul, DIY

2. Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilaksnaakan pada maret 2021 disesuaikan dengan perjanjian

dengan pihak SMK Musaba

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam peneitian ini berisi langkah langkah yang

harus ditempuh untuk menghasilkan pengembangan alat elektroplating sesuai

yang diharapkan. Prosedur pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini

28
menggunakan model pengembangan Four-D Models, model pengembangan ini

memiliki langkah langkah Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop

(pengembengan), Disseminate (Penyebaran)

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap define bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan berbagai

sumber informasi berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Tahap

define meliputi 4 (empat) langkah, yaitu:

a. Analisis Awal

Analisis awal atau identifikasi kebutuhan berguna untuk mengidentifikasi

masalah dasar yang muncul dalam pembelajaran elektroplating di SMK Musaba.

Analisis awal bertujuan untuk memperoleh gambaran fakta, harapan dan alternatif

penyelesaian masalah.

b. Analisis Siswa

Analisis siswa bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) berlangsung. Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan

wawancara yang berisi pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajaran kepada

siswa SMK Musaba.

c. Analisis Materi

Anilisis materi dilaksanakan dengan wawancara kepada guru SMK

Musaba. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang diberikan

siswa sudah sesuai dengan kurikulum yang dipakai dan untuk mengetahui apakah

alat elektroplating yang dikembangkan sudah sesuai degan materi yang diberikan

dalam pembelajaran pelapisan logam di SMK Musaba.

29
d. Analisis Tujuan Pembelajaran

Anilisis tujuan pembelajaran dilakukan dengan model ABCD dan

wawancara dengan guru terkait. Tujuan pembelajaran tersusun dari 4 (empat)

unsur pokok yang terdiri dari ABCD (Audience, Behavior, Condition dan

Degree). Berikut ini penjelasan masing-masing unsur:

1) Audience adalah menyebutkan sasaran/audiens yang dijadikan sebagai

sasaran pembelajaran

2) Behavior adalah menyebutkan periklaku yang diharapkan setelah

pembelajaran berlangsung

3) Condition adalah menyebutkan bentuk atau kondisi pembelajaran dimana

sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuan atau keterampilannya.

4) Degree adalah meyebutkan tingkatan keberhasilan minimum yang

ditargetkan kepada peserta didik.

Analisis tujuan pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan tujuan pembelajran, kesesuaian tujuan pembelajaran dengan

kurikulum yang digunakan dan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran

tersebut sudah dapat dicapai atau belum.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap design bertujuan untuk merancang produk yang akan dikembangkan

berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam tahap pendefinisian. Tahap ini

terdiri dari empat langkah yaitu: (a) desain rangka (b) pemilihan komponen non

elektronik yang digunakan pada alat (c) pemilihan komponen elektronik yang

digunakan pada alat

30
3. Tahap Pengembangan (Develop)

Setelah produk selesai dibuat, selanjutnya produk memasuki tahap

pengembangan. Tahap pengembangan bertujuan agar menghasilkan produk yang

sudah direvisi berdasarkan masukan dari pada ahli. Adapun langkah langkah yang

dilakukan pada tahap pengembangan sebagai berikut:

a) Validasi ahli/praktsi

Validasi ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kelayan produk yang

telah dikembangkan sebelum dilaksanakanya uji coba lapangan. Validasi ahli ini

juga ditujukan untuk melakukan revisi pada produk awal. Produk yang telah

dikembangkan pada tahap ini akan dinilai oleh ahli materi dan ahli media serta

guru mata pelajaran di SMK Musaba, sehingga dapat diketehui produk yang

dikembangkan layak diterapkan atau tidak. Hasil dari validasi produk dapat

digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan yang selanjutnya akan

diterapkan uji coba kepada siswa SMK Musaba dalam tahap uji coba lapangan

terbatas.

b) Uji coba pengembangan (Development Testing)

Tahap uji coba ditujakan untuk mengetahui kelayakan produk dengan uji

coba peserta didik, sehingga akan diketahui produk yang dikembangkan memiliki

tingkat kelayakan yang layak atau tidak

4. Tahap Penyebaran (Desseminate)

Tahap akhir penelitian dan pengembangan 4-D, ini adalah tahap

penyebaran. Pada tahap penyebaran ini seharusnya dilakukan pada penyebaran ke

lingkup yang lebih luas seperti ke sekolah lain, dikelas lain, dan guru lain. Tahap

31
penyebaran dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan karena lingkup penelitian

yang sempit yakni dibatasi hanya pada satu sekolah. Shingga tahap penyebaran ini

hanya sampai di sekolah dimana dilakukan penelitian saja.

D. Subyek dan Objek Penelitian

Subyek pada penelitian ini meliputi ahli materi, ahli media, guru mata

pelajaran SMK Musaba, dan siswa SMK Musaba. Validasi ahli media dan ahli

materi diserahkan kepada dosen JPTM FT UNY, untuk uji coba lapangan adalah

guru mata pelajaran dan siswa SMK Musaba. Sedangkan objek penelitian ini

adalah alat elektroplating yang dapat mengakomodasi seluruh tahapan

elektroplating,

E. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menilai

kelayakan dari produk agar dapat digunakan dalam pembelajaran elektroplating.

Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif yaitu data pokok

yang diperoleh dari hasil penyebaran angket dan data kualitatif berupa masukan

dan saran dari validator dan responden sebagai data pendukung. Data yang

diperoleh akan menggambarkan kualitas produk sebagai berikut:

1. Data dari ahli materi : berupa kualitas produk yang ditinjau dari aspek

kualitas materi dan kualitas pembelajaran dari produk yang dikembangkan. Selain

itu terdapat masukan dan saran dari ahli.

2. Data dari ahli media : berupa kualitas produk ditinjau dari aspek

komunikasi, tampilan dan kemudahan penggunaan media pembelajaran. Selain itu

terdapat masukan dan saran dari ahli

32
3. Data dari siswa dan guru mata pelajaran : berupa kualitas produk ditinjau

dari aspek Tampilan, kualitas pembelajaran dan kemudahan penggunaan.

F. Sumber Data

Ada beberapa sumber data yang diperoleh dari beberapa teknik

pengumpulan data dengan harapan data yang diperoleh merupakan data yang

sahih dan valid. Teknik dan alat dalam pengumpulan data di penelitian ini antara

lain:

1. Wawancara

Teknik wawancara digunakan pada saat studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang dapat diselesaikan dengan penelitian ini, selain

itu teknik ini digunakan untuk menggali hal hal dari responden yang lebih

mendalam. Terdapat dua macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur yang

digunakan bila sudah diketahui dengan pasti informasi apa yang diperoleh

sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedomam wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan

(Sugiyono, 2015: 194- 197). Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur

dengan guru mata pelajaran. Informasi yang ingin diperoleh dari wawancara

tersebut berkaitan dengan kurikulum, materi, tujuan pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran.

2. Kuesioner/Angket

33
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas (Sugiyono, 2015:

199).

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, dimana angket tersebut

sudah disediakan jawaban. Responden diminta untuk memberikan keterangan atau

jawaban atas butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

Kuesioner ini digunakan pada proses penilaian kelayakan produk oleh ahli materi,

ahli media dan mahasiswa. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan 4

(empat) alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak

setuju

G. Instrumen Penelitian

Ada beberapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen

penelitian menurut Margono (2009:157). Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub

penelitian

sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data

yang diinginkan peneliti.

34
2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel/subvariabel/indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin dapat diukur

oleh satu jenis instrumen.

3. Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay

out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur,

jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup

materi pertanyaan didasarkan dari indikator variabel. Artinya setiap indikator akan

menghasilkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang diukurnya.

4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan

sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisikisi.

Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari yang telah ditetapkan sebagai item

cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban

yang diharapkan. Artinya perkiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat

peneliti.

5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi

instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya

dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasannya

Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini disiapkan kisi kisi

instrument wawancara untuk studi pendahuluan dan kisi kisi angket untuk uji

kelayakan media, uji kelayakan materi, kisi kisi angket responden siswa dan guru

sebagai berikut

a. Instrumen Wawancara Studi Pendahuluan

35
Instrumen Wawancara Studi Pendahuluan berfungsi untuk memperoleh

gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah pada proses

pembelajaran elektroplating , kisi kisi instrumen wawancara dapat dilihat

pada tabel

Tabel 1. Kisi kisi instrumen wawancara studi pendahuluan

No Komponen Sub Komponen Nomor

1 Masalah Pelaksanaan pembelajaran elektroplating 1

Pembelajaran Keefektifan pembelajaran elektroplating 2

Kendala yang dialami siswa 3

Kendala yang dialami guru 4

2 Alternatif Alat elektroplating yang dimiliki Musaba 5

Penyelesaian Kebutuhan pengembangan alat 6


elektroplating
Kriteria alat elektroplating yang 7
dibutuhkan

b. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi

Instrumen uji kelayakan untuk ahli materi berfungsi untuk menilai alat

yang dikembangkan ditinjau dari aspek kualitas materi dan kualitas

pembelajaran, kisi kisi instrumen uji kelayakan dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2. Kisi kisi instrumen untuk ahli materi

No Aspek Indikator Butir

1. Kualitas Materi Kesesuaian dengan dunia industri 1

Kesesuaian dengan silabus 2

36
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3

Kesesuaian dengan kemampuan siswa 4

Kesesuaian dengan K3 5

Cakupan job yang dapat dikerjakan 6

Memberikan motivasi 7

2 Kemanfaatan Mempermudah KBM 8

Materi Memberikan fokus perhatian 9

Kemudahan memahami materi 10

Keefektifan alat untuk pembelajaran 11

Meningkatkan kompetensi siswa 12

c. Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media

Instrumen uji kelayakan untuk ahli media berfungsi untuk menilai alat

yang dikembangkan ditinjau dari aspek komunikasi, tampilan dan

kemudahan penggunaan, kisi kisi instrumen uji kelayakan dapat dilihat

pada tabel.

Tabel 3. Kisi kisi instrumen untuk ahli media

No Aspek Indikator Butir

1. spesifikasi Kebutuhan ruang pada bengkel 1

Kebutuhan listrik 2

Ketahanan material 3

Perawatan dan perbaikan alat 4

2. Tampilan Layout alat 5

37
Kualitas display 6

Kejelasan simbol pada alat 7

Kejelasan indikator 8

Visibilitas penggunaan 9

3. Kemudahan Efektif dan efisien dalam penggunaan 10

Penggunaan Kehandalan alat saat digunakan 11

Kemudahan pengoprasian alat 12

Kenyamanan penggunaan 13

Kejelasan petunjuk penggunaan 14

d. Instrumen Kuesioner Responden

Instrumen uji kelayakan untuk responden yang akan diberikan kepada

siswa dan guru SMK Musaba berfungsi untuk menilai alat yang

dikembangkan ditinjau dari aspek kualitas pembelajaran, tampilan, dan

kemudahan penggunaan kisi kisi instrumen uji kelayakan dapat dilihat

pada tabel.

Tabel 4. Kisi kisi instrumen untuk respon pengguna

No Aspek Indikator Butir

1. Kualitas Kemudahan memahami materi 1

pembelajaran Memberikan fokus perhatian 2

Relevansi dengan kemampuan siswa 3

Memberikan motivasi 4

Meningkatkan kompetensi siswa 5

38
2. Tampilan Layout alat 6

Kualitas display 7

Kejelasan simbol pada alat 8

Kejelasan indikator 9

Visibilitas penggunaan 10

3. Kemudahan Efektif dan efisien dalam penggunaan 11

Penggunaan Kehandalan alat saat digunakan 12

Kemudahan pengoprasian alat 13

Kenyamanan penggunaan 14

Kejelasan petunjuk penggunaan 15

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan melalui angket siswa dan

wawancara dengan guru mata pelajaran serta hasil observasi di SMK Musaba

dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai

bahan pengembangan media pembelajaran. Teknik analisis data secara deskriptif

juga digunakan untuk data yang berupa masukan, kritik, dan saran yang diperoleh

dari responden (ahli media, ahli materi, dan siswa) melalui angket. Hasil data

tersebut digunakan sebagai dasar merevisi produk dan untuk mengetahui

kelayakan produk yang dikembangkan.

2. Anailsis Data Angket Penilaian

Analisis data angket penilaian dilakukan dengan dua tahap yaitu:

a. Mengubah nilai kategori menjadi skor penilaian

39
Penilaian yang berupa nilai kategori kemudian diubah menjadi skor

penilaian (Sugiyono, 2011: 93-94). Kriteria pengubahan nilai kategori menjadi

skor penilaian dalam angket kualitas produk oleh dosen ahli media, dosen ahli

materi, guru, dan siswa Musaba ditunjukan pada Tabel 4

Tabel 4. Kriteria dan Skor Penilaian Kualitas Media Pembelajaran Menurut

(Sugiyono, 2011: 93-94)

Kriteria Skor

Sangat Baik 4

Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

b. Menganalisis skor dengan cara menghitung skor yang diperoleh dari

penelitian dibagi dengan skor ideal untuk seluruh item dikalikan dengan 100%.

(Sugiyono, 2011: 95).

Tabel 5. Kategori Penilaian Kualitas Media Pembelajaran Menurut (Sugiyono,

2011: 95)

No Tingkat Penilaian Kategori

1. 75,1% - 100% Sangat baik

2. 50,1% - 75% Baik

3. 25,1% - 50% Kurang Baik

4. 0% - 25% Tidak Baik

40
Hal diatas dapat dinyatakan dengan persamaan (2)

Σ Skor yang diperole h dari peneliti


Presentase Tingkat Penilaian=
Σ Skor ideal seluru hitem

𝑥100% ....................(2)

41
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Pengembangan alat elektroplating ini menggunakan metode Research And

Development (R&D) dengan model pengembangan Four-D Models yang terdiri

dari tahapan Define, Design, Develop, Disseminate. Tahap pendefinisian (Define)

bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan berbagai sumber informasi

berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, serta mengidentifikasi

beberapa aspek yang melandasi pentingya pengembangan alat elektroplating ini

dilakukan. Alat elektroplating yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah alat

elektropating yang dapat mengakomodasi proses elektroplating secara lengkap

yang akan dipakai untuk praktik siswa SMK Musaba. Proses elektroplating secara

lengkap yang dimaksud yaitu dengan melewati 9 tahap (hot degreasing, rinsing,

pickling, rinsing, activating, nikel strike, rinsing, nikel shiny, rinsing). Tahap

perencanaan (Design) dilakukan untuk mempermudah proses pembuatan produk

yang akan dikembangkan. Pada tahap perancangan ini terdapat 3 langkah yaitu,

design rangka, pemilihan komponen non elektronik, dan pemilihan komponen

elektronik

Tahap selnjutnya yaitu tahap pengembangan (Develop) Tahap ini bertujuan

untuk menghasilkan produk yang telah dinilai tingkat kelayakannya dan sudah

melalui tahap revisi berdasarkan kritik dan saran ahli materi, ahli media dan

responden. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengembangan ini antara lain:

42
validasi ke ahli media, validasi ke ahli materi dan respon dari pengguna. Tahap

akhir penelitian dan pengembangan 4-D ini adalah tahap penyebaran. Pada tahap

penyebaran ini seharusnya dilakukan pada penyebaran produk akhir ke lingkup

yang lebih luas setelah teruji kelayakanya namun, pada penelitian ini tahap

penyebaran hanya dilaksanakan di lingkup SMK Musaba saja.

1. Tahap Pendefinisian (Define)

a. Analisis Awal

Analisis awal atau identifikasi kebutuhan berguna untuk mengidentifikasi

masalah dasar yang muncul dalam pembelajaran elektroplating di SMK Musaba.

Wawancara yang telah dilakukan dengan guru SMK Musaba, beberapa masalah

yang sudah teridentifikasi anatara lain yaitu keterbatasan sarana untuk melakukan

praktik elektroplating. Hal ini terjadi karena SMK Musaba belum memiliki alat

elektrolpating yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran praktik.

Berdasarkan fakta dilapangan tersebut, alternatif penyelesaiannya yaitu

dengan mengembangkan alat elektroplating untuk menunjang praktik di SMK

Musaba. Alat elektroplating yang dikembangkan yaitu alat elektroplating yang

dapat mengakomodasi proses elektroplating secara lengkap. Sarana praktik yang

dikembangkan diharapkan dapat digunakan untuk mengasah ketrampilan dan

kompetensi siswa Musaba dengan melakukan praktik pelapisan logam khususnya

elektroplating.

43
b. Analisis Siswa

Wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi terhadap siswa

SMK Musaba, terkait dengan pelaksanaan pembelajaran pelapisan logam selama

ini. Pada pelaksanaan pembelajaran pelapisan logam selama ini dilakukan hanya

dalam kelas tanpa adanya kegiatan praktik. Penjelasan tentang proses

elektroplating yang didapat oleh siswa SMK Musaba hanya bersumber dari

internet.

Tanpa adanya praktik langsung, siswa SMK Musaba lebih sulit untuk

memahami proses elektroplating dengan baik. Terbatas nya informasi yang ada di

internet menjadi permasalahan yang harus diatasi dalam pembelajaran

elektroplating di SMK Musaba. Pengembangan alat elektroplating untuk prktik

dinilai akan ekektif menyelesaikan masalah dalam pembelajaran elektroplating di

SMK Musaba karena dapat memberikan pengalaman langsung.

c. Analisis Materi

Analisis materi dilaksanakan dengan cara melakukan wawancara dengan

guru SMK Musaba. Tahapan analisis materi ini bertujuan untuk mengetahui

apakah alat elektroplating yang akan dikembangkan sudah sesuai dengan materi

dan silabus yang diterapkan. Setelah dilakukan wawancara dengan guru terkait,

diketehui bahwa materi elektroplating merupakan salah satu sub bab dari materi

pelapisan logam pada mata pelajaran Dasar perancangan Teknik Mesin (PDTM)

yang diberikan pada siswa kelas X SMK Musaba

44
d. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Analisis tujuan pembelajaran dilakukan pada silabus dengan 4 (empat)

unsur pokok yaitu ABCD (Audience, Behavior, Condition dan Degree).

1) Audience dalam pembelajaran elektroplating ini merupakan siswa SMK

Musaba Jurusan Teknik Pemesinan kelas X

2) Behavior dalam pembelajaran ini adalah siswa diharapkan dapat memiliki

pengalaman langsung dan kompetensi dalam proses elektroplating.

3) Condition dalam pembelajaran ini adalah berdiskusi praktik yang dapat

memberikan pengalaman langsung kepada siswa SMK Musaba, namun selama ini

hanya berlangsung dengan berdiskusi saja

4) Degree menurut Bloom dalam taksonomi tujuan kognitif dibagi menjadi 6

yaitu, Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4),

Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6). Sedangkan pada taksonomi tujua psikomotor di

bagi menjadi 4 yaitu, Meniru (P1), Memanipulasi (P2). Pengalamiahan (P3),

Artikulasi (P4).

Klasifikasi tujuan pembelajaran pada materi terkait, dapat diketahui dengan

melihat kata kerja yang melekat pada tabel KD jurusan Teknik Pemesinan, mata

pelajaran DPTM, terkhusus materi tentang pengolahan logam. Berikut merupakan

tabel 7 yang memperlihatkan KD 2 tentang pengolahan bahan logam.

Tabel 7. KD 2 Mata pelajaran DPTM tentang pengolahan bahan logam


KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.2 memahami prinsip pengolahan 4.2 mengidentifikasi pengolahan bahan

45
bahan logam logam

Dari data tabel 7 dapat diketahui bahwa KD 3.2 dengan kata kerja memahami

termasuk dalam klasifikasi Pemahaman (C2) dan KD 4.2 dengan katakerja

mengidentifikasi termasuk dalam klasifikasi Memanipulasi (P2).

2. Tahap Perancangan (Design)

a. Desain rangka

Gambar 4. Desain Rangka Alat Elektroplating

Proses ini bertujuan untuk mengasilkan gambar kerja sebagai panduan

manufaktur rangka alat elektroplating yang akan dikembangkan. Rangka yang

akan dibuat menggunakan material besi holow ukuran 20mm x 20mm dengan

tebal 2mm. Kemudian dilakukan proses pengelasan seperti gambar kerja diatas

lalu dilapisi resin dengan penguat serat katun lalu difinishing dengan proses

pengecatan.

b. Pemilihan komponen non elektronik

1) Bak elektrolit

46
Gambar 5. Bak elektrolit

Bak yang digunakan untuk menampung elektrolit dipilih menggunakan

ember bekas cat dengan bahan plastik dengan volume 15 liter. Selain agar tidak

bereaksi dengan larutan elektrolit yang ditampung, pemilihan ember bekas cat ini

bertujuan agar mudahnya perawatan dan perbaikan bak penampung elektrolit ini

jika sewaktu waktu terjadi kebocoran atau kerusakan, karena ember bekas cat

sangat mudah dicari dan relatif murah harganya

2) Elektroda nikel

Gambar 6. Elektroda nikel dan Keranjang Titanium

Elektroda nikel yang dipilih untuk alat elektroplating yang dikembangan

menggunakan balok nikel dengan ukuran 20mm x 20mm x 10mm ukuran ini

47
paling banyak di jual dipasaran sehingga jika nikel telah habis SMK Musaba lebih

gampang untuk membeli nikel yang baru. Balok nikel ditempatkan dalam

keranjang yang terbuat dari material titanium selain material titanium tidak

gampang bereaksi, pemakaian keranjang titanium merupakan standar industri

elektroplating.

3) Cairan elektrolit

Gambar 7. Proses Pembuatan Larutan Elektrolit Bersama Guru SMK Musaba

Proses pembuatan cairan elektrolit dilakukan bersama guru SMK Musaba,

hal ini dilakuakan dengan harapan ketika cairan elektrolit sudah harus diganti,

guru SMK Musaba sudah dapat melakukan pencampuran larutan elektrolit secara

mandiri. Larutan elektrolit yang digunakan dan komposisi nya dapat di lihat pada

tabel 6

48
Tabel 8. Daftar Larutan Elektrolit dan Komposisinya
No Nama Larutan Komposisi

1. Hot Degreasing KOH 56 gr / 1 liter air

2. Pickling HCl 20 %

3. Activating H2SO4 30 %

4 Nikel Strike (HCl 76 gr + NiCl2 270 gr) / 1 liter air

5 Nikel Shiny (NiSO4 270gr + NiCl2 76gr + H3BO3 37,5gr

+ Brightener 4cc) / 1 liter air

c. Pemilihan komponen elektronik

1) Rectifier

Gambar 8. Rectifier

Rectifier yang dipakai pada alat elektroplating yang diekmbangkan memiliki

2 komponen utama yaitu power supply DC dengan input 220 V AC dan output

12V 20A DC dan regulator volt dan ampere dengan output max 12V 12A. Dua

komponen utama tersebut di rangkai di dalam casing akrilik dan terdapat sebuah

layar untuk menampilkan pengaturan pada regulator

49
2) Heater

Gambar 9. Heater

Heater yang digunakan pada alat elektroplating yang dikembangkan

menggunakan heater kaca yang biasa dipakai pada Aquarium, selain heater kaca

tidak bereaksi denagan Larutan elektrolit. Heater kaca lebih mudah ditemukan di

pasaran dan harganya jauh lebih murah dari heater keramik yang biasa digunakan

untuk proses elektroplating. Heater ditempatkan pada bak hot degreasing dan

nikel shiny. 1 bak berisi 10l larutan dapat mencapai suhu 60 0C dengan waktu 30

menit menggunakan 3 buah heater kaca dengan kapasitas masing-masing 150

Watt.

3) Termo Kontrol

50
\
Gambar 10. Termo Kontrol

Termo kontrol yang digunakan pada alat elektroplating yang dikembangkan

menggunakan Termo Kontrol dengan kode STC 100 yang banyak dijual dipasran.

Termo kontrol ini berfungsi untuk memutus arus listrik heater ketika suhu larutan

pada bak Hot Degreasing dan Nikel Shiny telah mencapai 600 C, sehingga suhu

larutan tetap terjaga.

4) Aerator

51
Gambar 11. Aerator

Aerator berfungsi untuk mengaduk larutan sehingga larutan elektrolit tidak

mudah menggumpal. Aerator yang digunakan juga banyak di jual di toko

Aquarium sehingga mudah didapatkan. Aerator yang dipilih memiliki output dua

lubang udara yang langsung disalurkan pada bak Nikel Strike dan Nikel Shiny.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan dilakukan setelah proses produksi alat elektroplating

yang melalui beberapa langkah yaitu: Proses manufaktur rangka, pada proses ini

dilakukan proses pengelasan sesuai dengan sesuai dengan design yang ada,

kemudian dilanjutkan dengan melapisi rangka dengan resin dan cat besi untuk

mencegah proses oksidasi pada rangka. Langkah selanjutnya yaitu proses

52
assembly atau perakitan komponen-komponen yang dipakai pada alat, selain

perakitan komponen pada langkah ini dilakukan juga proses pengkabelan

komponen elektronik dan merapikan kabel-kabel yang sekiranya menggagu.

Langkah terakhir yaitu melakukan proses finishing alat dengan menempelkan

beberapa stiker untuk memberikan informasi kepada pengguna dan memperindah

tampilan alat.

a. Validasi ahli

Validasi ahli dilakukan untuk menilai Alat elektroplating yang telah

dikembangkan. Dari hasil validasi, validitor memberikan nilai kelayakan serta

keritik dan saran terkait produk yang dikembangkan tersebut. Kritik dan saran

selanjutnya digunakan untuk memperbaiki produk yang dikembangkan sebelum

disebarkan. Validasi dan penilaian produk terdiri dari 2 aspek yaitu validasi materi

dan validasi media. Validasi dilakukan oleh dosen Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin FT UNY. Setelah proses

1) Validasi Ahli Materi

Pada validasi materi ini, terdapat 2 aspek yang dinilai oleh validator yaitu

aspek kualitas materi dan aspek kemanfaatan materi. Terdapat 4 kategori penilaian

yaitu sangat layak, layak, tidak layak, dan sangat tidak layak. Skor penilaian

menggunakan model skala Likert dengan interval 1-4 dengan total 12 butir

pertanyaan.

Tabel 9. Interval Nilai Kelayakan Validasi Materi


Interval Skor Kategori

53
X ≥ 36 Sangat Layak
36 > X ≥ 30 Layak
30 > X ≥ 24 Tidak Layak
X < 24 Sangat Tidak Layak

Tabel diatas merupakan tabel interval skor yang mengelompokan kategori tingkat

kelayakan materi dari produk yang dikembangkan. Model yang digunakan yaitu

skala Likert denagn rentang 1-4 untuk 12 butir penilaian, diperoleh hasil skor

terendah indealnya (Xmin) = 12 dan untuk skor tertinggi idealnya (Xmax) = 48, maka

dari itu diperoleh rerata idelnya (Mi) = 30 dan simpangan baku idealnya (SBi)

adalah 6

Tabel 10. Hasil Penilaian Dosen Ahli Materi Pada Setiap Aspek
Validitor Aspek yang dinilai Jumlah
Kualitas Materi Kemanfaatan materi
Ahli Materi 25 18 43
Persentase (%) 89% 90% 89,5%

Tabel diatas menyajikan skor hasil validasi ahli materi pada 2 aspek yaitu aspek

kualitas materi dan kemanfaantan materi. Penilaian dosen ahli materi didapatkan

skor secara keseluruhan sebesar 43, apabila merujuk pada tabel interval skor, nilai

tersebut masuk pada interval X ≥ 36 dengan kategori sangat layak.

54
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

Kualitas Materi Kemanfaatan Materi Jumlah

Gambar 12. Grafik Persentase Penilaian Ahli Materi

Grafik diatas menyajikan persentase penialaian pada setiap aspek yang dinilai

oleh dosen ahli materi. Persentase penilaian diperoleh dengan perhitungan

sederhana, julah skor yang diperoleh yaitu 43 dibagi dengan skor maksimal yaitu

46 lalu dikalikan dengan 100% dan diperoleh persentase penilaian ahli Materi

dengan pembulatan 89,5%. Selain memberikan penilaian dalam beberapa aspek

terhadap produk yang dikembangkan, dosen ahli juga memberikan masukan dan

saran untuk perbaikan pada produk yang dikembangkan.

Tabel 11. Daftar Masukan dan Saran Oleh Dosen Ahli Materi
No Masukan dan Saran Tindak Lanjut
1. benda uji praktik elektroplating Mengusulkan penambahan redaksi pada
siswa seauaikan dengan silabus, silabus mata pelajara DPTM KD 2
jika belum ada pada silabus khususnya materi pelapisan logam
bisa ditambahkan kepada bagian kurikulum SMK Musaba

55
Berdasarkan data hasil validasi oleh dosen ahli materi, dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat kelayakan alat elektroplating yang dikembangkan berdasarkan

penilaian desen ahli materi termasuk kepada kategori “sangat layak” dengan

persentase kelayakan 91%.

2) Validasi Ahli Media

Pada validasi media ini, terdapat 3 aspek yang dinilai oleh validator yaitu

Aspek Spesifikasi, Aspek Tampilan dan Aspek Kemudahan Penggunaan.

Terdapat 4 kategori penilaian yaitu sangat layak, layak, tidak layak, dan sangat

tidak layak. Skor penilaian menggunakan model skala Likert dengan interval 1-4

dengan total 14 butir pertanyaan.

Tabel 12. Interval Nilai Kelayakan Validasi Media


Interval Skor Kategori
X ≥ 42 Sangat Layak
42 > X ≥ 35 Layak
35 > X ≥ 28 Tidak Layak
X < 28 Sangat Tidak Layak

Tabel diatas merupakan tabel interval skor yang mengelompokan kategori tingkat

kelayakan materi dari produk yang dikembangkan. Model yang digunakan yaitu

skala Likert denagn rentang 1-4 untuk 14 butir penilaian, diperoleh hasil skor

terendah indealnya (Xmin) = 14 dan untuk skor tertinggi idealnya (Xmax) = 56, maka

dari itu diperoleh rerata idelnya (Mi) = 35 dan simpangan baku idealnya (SBi)

adalah 7

56
Tabel 13. Hasil Penilaian Dosen Ahli Media Pada Setiap Aspek
Validitor Aspek yang dinilai Jumlah
Spesifikasi Tampilan Kemudahan
Penggunaan
Ahli Media 15 19 20 54
Persentase (%) 94% 95% 100% 96%

Tabel diatas menyajikan skor hasil validasi ahli media pada 3 aspek yaitu Aspek

Spesifikasi, Tampilan dan Kemudahan Penggunaan. Penilaian dosen ahli media

didapatkan skor secara keseluruhan sebesar 54, apabila merujuk pada tabel

interval skor, nilai tersebut masuk pada interval X ≥ 42 dengan kategori sangat

layak.

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

Spesifikasi Tampilan
Kemudahan Penggunaan Jumlah

Gambar 13. Grafik Persentase Penilaian Ahli Media

Grafik diatas menyajikan presentase penialaian pada setiap aspek yang dinilai

oleh dosen ahli media. Persentase penilaian diperoleh dengan perhitungan

sederhana, julah skor yang diperoleh yaitu 54 dibagi dengan skor maksimal yaitu

56 lalu dikalikan dengan 100% dan diperoleh persentase penilaian ahli Media

57
dengan pembulatan 96%. Selain memberikan penilaian dalam beberapa aspek

terhadap produk yang dikembangkan, dosen ahli media juga memberikan

masukan dan saran untuk perbaikan pada produk yang dikembangkan.

Tabel 14. Daftar Masukan dan Saran Oleh Dosen Ahli Media
No Masukan dan Saran Tindak Lanjut
1. SOP yang tersedia kurang Menambahkan keterangan foto
informatif, perlu ditambah foto pada SOP alat elektroplating.
untuk memperjelas prosedur
penggunaan.
Berdasarkan data hasil validasi oleh dosen ahli media, dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat kelayakan alat elektroplating yang dikembangkan berdasarkan

penilaian desen ahli media termasuk kepada kategori “sangat layak” dengan

persentase kelayakan 96%.

b. Uji coba Lapangan dan Respon Pengguna.

Gambar 14. Pelaksanaan Uji Coba Lapangan

58
Setelah melaksanakan revisi sesuai saran dan masukan pada ahli serta

mendapat penilaian dengan kategori “sangat layak”, maka alat elektroplating yang

dikembangkan dapat meneruskan ke tahap uji coba lapangan. Karena keterbatasan

waktu dan masih berada dalam masa pandemi Covid-19, uji coba lapangan hanya

dilakukan dengan satu kali kegiatan praktik elektroplating oleh 19 siswa dan 1

guru SMK Musaba. Setelah dilakukan kegiatan praktik elektroplating dilakukan

pengumpulan data berupa respon dari siswa dan guru SMK Musaba.

Pada penilaian respon pengguna, terdapat 3 aspek yang dinilai oleh

responden yaitu Aspek Kualitas Pembelajaran, Tampilan dan Kemudahan

Penggunaan. Terdapat 4 kategori penilaian yaitu sangat layak, layak, tidak layak,

dan sangat tidak layak. Skor penilaian menggunakan model skala Likert dengan

interval 1-4 dengan total 16 butir pertanyaan.

Tabel 15. Interval Nilai Kelayakan Responden


Interval Skor Kategori

X ≥ 48 Sangat Layak

48 > X ≥ 40 Layak

40 > X ≥ 32 Tidak Layak

X < 32 Sangat Tidak Layak

Tabel diatas merupakan tabel interval skor yang mengelompokan kategori tingkat

kelayakan materi dari produk yang dikembangkan. Model yang digunakan yaitu

skala Likert denagn rentang 1-4 untuk 16 butir penilaian, diperoleh hasil skor

terendah indealnya (Xmin) = 16 dan untuk skor tertinggi idealnya (Xmax) = 64, maka

59
dari itu diperoleh rerata idelnya (Mi) = 40 dan simpangan baku idealnya (SBi)

adalah 8

Tabel 16. Rerata Penilaian Responden Pada Setiap Aspek


Keterangan Aspek yang dinilai Jumlah

Kualitas Tampilan Kemudahan


Pembelajaran Penggunaan

Rata-Rata Skor 16 17 19 52

Presentase (%) 81% 84% 80% 81,5%

Tabel diatas menyajikan skor hasil penilaian responden pada setiap aspek.

Penilaian responden didapatkan skor secara keseluruhan sebesar 52, apabila

merujuk pada tabel interval skor, nilai tersebut masuk pada interval X ≥ 48

dengan kategori sangat layak.

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

Kualitas Pembelajaran Tampilan


Kemudahan Penggunaan Jumlah

Gambar 15. Grafik Persentase Penilaian Responden

Grafik diatas menyajikan presentase penialaian pada setiap aspek yang dinilai

oleh responden. Persentase penilaian diperoleh dengan perhitungan sederhana,

60
jumlah skor yang diperoleh yaitu 52 dibagi dengan skor maksimal yaitu 64 lalu

dikalikan dengan 100% dan diperoleh persentase penilaian responden dengan

pembulatan 81,5%. Selain memberikan penilaian dalam beberapa aspek terhadap

produk yang dikembangkan, responden juga memberikan masukan dan saran

untuk perbaikan pada produk yang dikembangkan.

Tabel 17. Daftar Masukan dan Saran Oleh Responden.


No Masukan dan Saran Tindak Lanjut

1. Diberi Penomoran pada bak Penambahan stiker nomor 1 – 9 pada


sesuai urutan prosesnya bak larutan sesuai ururtan prosesnya

2 Belum ada rambu rambu K3 Penambahan stiker simbol cairan


pada ciran yang korosif korosif pada bak Pickling, Activivating,
Nikel strike, Nikel Shiny.
3 Jumlah peralatan K3 hanya satu Penggandaan peralatan K3
set, lebih baik kalau ditambah
Berdasarkan data hasil penilaian responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa

tingkat kelayakan alat elektroplating yang dikembangkan berdasarkan uji coba

lapangan dan respon pengguna termasuk kepada kategori “sangat layak” dengan

persentase kelayakan 81,5%.

4. Tahap Penyebarluasan (Disseminate)

Tahap penyebarluasan (Disseminate) merupakan tahap penggunaan Alat

elektroplating yang telah dikembangkan dalam skala yang lebih luas. Tahap ini

dilaksanakan hanya dalam lingkungan Jurusan Teknik Pemesinan SMK Musaba

yang kemudian akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pelapisan

logam.

61
B. PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau bias

di sebut Research And Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan Alat Elektroplating untuk praktik siswa SMK Musaba. Tahapan

pengembangan pada penelitian ini menggunakan moel Four-D yaitu Define,

Design, Develop, Dissaminate.

Pada tahap Define atau pendefinisian ini, pengambilan dilakukan dengan

menggunakan metode wawancara. Pada tahap Define ini kegiatan yang dilakukan

yaitu analisis awal, analisis siswa, analisis materi, dan analisis tujuan pembelajran.

Hasil dari analisis awal yaitu keterbatasan sarana untuk melakukan praktik

elektroplating yang dimiliki SMK Musaba. Pada analisis siswa diketahui

bagaimana proses pembelajaran pelapisan logam selama ini hanya mengandalkan

informasi dari internet saja tanpa ada kegiatan praktik. Hal tersebut juga

dikarenakan SMK Musaba belum memiliki alat elektroplating. Sehingga

diperlukan pengembangan alat elektroplating untuk praktik siswa SMK Musaba.

Pada analisis materi, setelah dilakukan wawancara dengan guru terkait,

diketehui bahwa materi elektroplating merupakan salah satu subab dari materi

pelapisan logam pada mata pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin (DPTM)

yang diberikan pada siswa kelas X SMK Musaba. Pada analisis tujuan

pembelajaran diketahui bahwa secara keseluruhan klasifikasi taksonomi tujuan

kognitif dan psikomotor, KD 3.2 mapel DPTM dengan kata kerja memahami

62
termasuk dalam klasifikasi Pemahaman (C2) dan KD 4.2 mapel DPTM dengan

katakerja mengidentifikasi termasuk dalam klasifikasi Memanipulasi (P2).

Langkah selanjutnya yaitu tahap Design atau pernacangan. Tahap

perencanaan ini dilakukan untuk mempermudah proses pembuatan produk yang

akan dikembangkan. Pada tahap perancangan ini terdapat 3 langkah yaitu design

rangka, pemilihan komponen non elektronik, dan pemilihan komponen elektronik.

Hasil dari proses design rangka, rangka yang dipakai untuk alat elektroplating

yang dikembangkan dibuat menggunakan material besi holow ukuran 2cm x 2cm

dengan tebal 2mm. kemudian dilakukan proses pengelasan seperti gambar kerja

diatas lalu dilapisi resin dengan penguat serat katun lalu difinishing dengan proses

pengecatan.

Pada tahap pemilihan komponen non elektronik antara lain bak elektrolit,

elektroda nikel, dan cairan elektrolit. Bak elektrolit dipilih menggunakan ember

bekas cat terbuat dari plastik dengan volume 15 liter. Elektroda nikel yang dipilih

menggunakan balok nikel dengan ukuran 2cm x 2cm x 1cm, yang ditempatkan

dalam keranjang yang terbuat dari material titanium. Proses pembuatan cairan

elektrolit dilakukan bersama guru SMK Musaba, hal ini dilakuakan dengan

harapan ketika cairan elektrolit sudah harus diganti, guru SMK Musaba sudah

dapat melakukan pencampuran larutan elektrolit secara mandiri.

Selanjutnya pada tahap pemilihan komponen elektronik antara lain reqtifier,

heater, termo kontrol, aerator. Reqtifier yang dipilih memiliki 2 komponen utama

yaitu power supply DC dengan input 220 V AC dan output 12V 20A DC dan

63
regulator volt ampere dengan output max 12V 12A. Dua komponen utama

tersebut di rangkai di dalam casing akrilik dan terdapat sebuah layar untuk

menampilkan pengaturan pada regulator. Heater dipilih menggunakan heater kaca

yang biasa dipakai pada Aquarium. 1 bak berisi 10l larutan dapat mencapai suhu

600C dengan waktu 30 menit menggunakan 3 buah heater kaca dengan kapasitas

masing-masing heater 150 Watt. Termo kontrol yang digunakan pada alat

elektroplating yang dikembangkan menggunakan termo kontrol dengan kode STC

100 yang banyak dijual dipasaran. Aerator yang digunakan juga banyak di jual di

toko Aquarium sehingga mudah didapatkan. Aerator yang dipilih memiliki output

dua lubang udara yang langsung disalurkan pada bak Nikel Strike dan Nikel Shiny.

Tahap Develop atau tahap pengembangan, Kegiatan yang dilakukan dalam

tahap pengembangan ini antara lain: validasi ke ahli media, validasi ke ahli materi

dan respon dari pengguna. Pada validasi materi validitor merupakan dosen JPTM

FT UNY. Terdapat 2 aspek yang dinilai oleh validator yaitu aspek kualitas materi

dan aspek kemanfaatan materi. Penilaian dosen ahli materi didapatkan skor secara

keseluruhan sebesar 43 dari skor maksimal 48, apabila merujuk pada tabel interval

skor, nilai tersebut masuk pada interval X ≥ 36 dengan kategori sangat layak.

Selain melakukan penilaian dosen Ahli Materi juga memberikan saran dan

masukan yaitu benda uji praktik elektroplating siswa seauaikan dengan silabus,

jika belum ada pada silabus bisa ditambahkan dan sudah ditindaklanjut dengan

Mengusulkan penambahan redaksi pada silabus mata pelajara DPTM KD 2

khususnya materi pelapisan logam kepada bagian kurikulum SMK Musaba.

64
Pada validasi media validitor merupakan dosen JPTM FT UNY. Terdapat 3

aspek yang dinilai oleh validator yaitu aspek spesifikasi, tampilan dan kemudahan

penggunaan. Penilaian dosen ahli media didapatkan skor secara keseluruhan

sebesar 54 dari skor maksimal 56, apabila merujuk pada tabel interval skor, nilai

tersebut masuk pada interval X ≥ 42 dengan kategori sangat layak. Selain

melakukan penilaian dosen Ahli Materi juga memberikan saran dan masukan

yaitu SOP yang tersedia kurang informatif, perlu ditambah foto untuk

memperjelas prosedur penggunaan. Saran tersebut sudah ditindak lanjuti dengan

menambahkan keterangan foto pada SOP alat elektroplating.

Pada tahap uji coba lapangan dan respon pengguna responden merupakan

siswa dan guru SMK Musaba. Selain melaksanakan kegiatan praktik pada uji coba

lapangan, responden melakukan penilaian pada 3 aspek yaitu aspek kualitas

pembelajaran, tampilan dan kemudahan penggunaan. Penilaian responden

didapatkan skor secara keseluruhan sebesar 52 dari skor maksimal 64, apabila

merujuk pada tabel interval skor, nilai tersebut masuk pada interval X ≥ 48

dengan kategori sangat layak. Selain melakukan penilaian responden juga

memberikan saran dan masukan yaitu belum ada penomoran pada bak, belum ada

rambu ramu korosif, dan jumlah peralatan K3 hanya satu set dan sudah

ditindaklanjut dengan penambahan stiker pada bak sesuai dengan urutanya,

penambahan stiker korosif pada bak larutan asam, dan penggandaan peralatan K3.

Tahap terakhir yaitu (Disseminate) atau tahap penyebarluasan merupakan

tahap penggunaan Alat elektroplating yang telah dikembangkan dalam skala yang

lebih luas. Tahap ini dilaksanakan hanya dalam lingkungan Jurusan Teknik

65
Pemesinan SMK Musaba,yang kemudian akan digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran pelapisan logam.

Apabila dibandingkan dengan sebelumnya, di SMK Musaba belum terdapat

Alat elektroplating yang dapat digunakan sebagai sarama pembelajaran pelapisan

logam, setelah dilakukan penelitian dan pengembangan maka dihasilakan alat

elektroplating yang dapat mengakomodasi proses elektroplating secara lengkap

yang akan dipakai untuk praktik siswa SMK Musaba. Proses elektroplating secara

lengkap yang dimaksud yaitu dengan melewati 9 tahap (hot degreasing, rinsing,

pickling, rinsing, activating, nikel strike, rinsing, nikel shiny, rinsing).

C. KETERBATASAN

Berdasarkan proses pelaksanaan penelitian pengembangan Alat

elektroplating untuk praktik siswa SMK Musaba terdapat keterbatasan yang

dialami yaitu pada tahap penyebaran atau disseminate. Pada tahap ini penyebaran

tidak dapat dilakukan secara luas, penyebaran hanya dilakukan pada lingkungan

Jurusan Teknik Pemesinan SMK Musaba, yang kemudian akan digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran pelapisan logam.

66
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam pengembangan alat

elektroplating untuk praktik siswa SMK Musaba diperoleh simpulan:

1. Hasil pengembangan alat elektroplating yang dilakukan dengan model

Four-D memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a. Dimensi keseluruhan alat 1440mm x 860mm x 750mm

b. Rangka dari besi hollow 20mm x 20mm tebal 2mm dilapis resin dan cat besi

c. Bak elektrolit dan rinsing berjumlah 9 buah dengan volume masing-masing

15 L

d. Elektroda nikel ukuran 20mm x 20mm x 10mm dibungkus keranjang

titanium.

e. Tersedia 2 macam larutan elektrolit Nikel Strike dan Nikel Shiny dan

dilengkapi larutan Hot Degreasing, Pickling dan Activating

f. Rectifier dengan power input 360 Watt 220 Volt, AC dan power output

adjustable 0-12 Ampere dan 0-12 Volt, DC

g. 3 unit heater kaca 150 Watt pada bak hot degreasing dan 3 unit heater kaca

150 Watt pada bak nikel shiny.

h. 2 unit termo kontrol dengan tipe STC 100

i. Aerator pengaduk larutan elektrolit

2. Uji kelayakan pada alat elektroplating yang dikembangkan yaitu: Penilaian

kelayakan oleh dosen ahli materi memperoleh persentase 89,5% dengan kategori

67
sangat layak. Penilaian kelayakan oleh dosen ahli media memperoleh persentase

96% dengan kategori sangat layak. Hasil respon pengguna memperoleh persentase

81,5% dengan kriteria sangat layak.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut ini saran yang mungkin

nantinya akan bermanfaat bagi akademisi maupun mahasiswa yang akan

melakukan penelitian pada masa yang akan datang:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas pengunaan

alat elektroplating yang telah di kembangkan dalam proses pembelajaran.

2. Alat elektroplating yang dikembangkan perlu dilengkapi dengan Modul

elektroplating, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengembangan modul elektroplating.

68
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Depdikbud. (1990). Peraturan Pemerintah RI Nomor 29, Tahun 1990, tentang


pendidikan menengah.

Dini, J.W. & Snyder, D.D., (2010), Electrodeposition of Copper, Diunduh


pada tanggal 16 Mei 2021, dari https://pdfs.semanticscholar.or
g/

Evans, R.N. (1971). Foundations of vocational education. Columbus, Ohio:


Charless E. Merrill Pub. Co

Fontana, M.G., (1986), Corrosion of Engineering, McGraw-Hill Book


Co, Singapura

Hartomo, A.J. & Kaneko, T., 1992, Mengenal Pelapisan Logam (Elekt
roplating), Andi Offset, Yogyakarta.

Kolb, D. (1984). Experiental Learning. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.


Kompri. (2014) . Manejemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta

Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK,


Jakarta: PT Rineka Cipta

Mark, J., Raster, P. & Weib, S., 2016, TIFOO Handbook for Plating.

Marwanto, A., Ardian, A., & Suyanto. (2017) Evaluasi pelaksanaan praktik
pembentukan bahan bengkel fabrikasi jurusan pendidikan teknik mesin
fakultas teknik universitas negeri yogyakarta. Jurnal Dinamika Vokasional
Teknik Mesin. 2, 49-5.

Riana, T.M. (2016). Implementasi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran


praktik instalasi listrik. Jurnal Kependidikan, 46, 110-120
Rinanto Roesman. (1988). Ketrampilan Psikomotor. Jakarta: DIKTI

Said, R.S., Marwanto, A., & Ardian, A., (2007). Performa alat elektroplating hasil
rekayasa (modifikasi) yang efisien untuk melapis permukaan logam mild
steel. Laporan Penelitian Iptek, UNY Yogyakarta.

69
Santosa, B. & Syamsa, M. (2007). Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel
Terhadap Ketebalan Lapisan, Jurnal Teknik Mesin, 9(1) 25-30.

Sheehy, J.W., Mortimer, V.D., Jones, J.H. & Spottswood, S.E., (1984).
Metal Plating and Cleaning Operations, U.S. Department of H
ealth and Human Services, Washington D.C

Soeprapto R.S., Arif M., Heri W., & Abdul M. (2009). Pemanfaatan hasil
penelitian electroplating untuk meningkatkan kualitas penampilan produk
hasil praktik. di akses 17 April 2021 dari
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/3611

Sudana et al., 2014, Alat Simulasi Pelapisan Logam Dengan Metode


Elektroplating, Jurnal Logic, 14(2), 190-198.

Sugiyarta S., Bayuseno, A.P., & Nugroho, S., (2012), Pengaruh Konsentrasi
Larutan dan Kuat Arus Terhadap Katebalan Pada Proses Pelap
isan Nikel Untuk Baja Karbon Rendah, Rotasi, 14(4), 23-27.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta.

Suharno. (2008). Manajemen Pendidikan. Surakarta : UNS Press

Sutomo, S. ., Senen, S. ., & Rahmat, R., (2010) Pengaruh Arus dan Waktu P
ada Pelapisan Nikel dengan Elektroplating Untuk Bentuk Plat,
Metana, 6(2), 12-20.

Syahrir & Masjudin. (2014). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika


Sekolah Dasar yang Menyenangkan. Laporan Penelitian internal LPPM
IKIP Mataram.

Wahab, H.A., Noordin, M. Y., Izman, S. & Kurniawan, D., (2013), Qu


antitative Analysis of Electroplated Nickel Coating on Hard M
etal, The Scientific World Journal Hindawi Publishing Corpor
ation, 2013(631936), 1-6.

Wallace, J. (1994). Knowing and teaching science: The constructivist paradox.


International Journal of Science Education. 16(6), 649-657.

70
Wibowo, H., (2020). Pelatihan Pelapisan Logam dengan Elektroplating di SMK
Muhammadiyah 1 Bantul. Laporan PPM Mandiri. FT-UNY.

LAMPIRAN

71
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

72
Lampiran 2. Surat Permohonan Validasi Instrumen

73
74
Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen

75
Lanjutan

76
Lampiran 4. Hasil wawancara studi pendahuluan
INSTRUMEN PENELITIAN
Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Bantul
Alamat Sekolah : Jl. Parangtritis, Jl. Manding Kidul
No.Km. 12, Area Sawah, Trirenggo,
Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Nama Guru : Agung Widadi, S.Pd.
Tanggal Wawancara : Senin, 3 Mei 2021
Tempat : Unit 2 SMK Musaba

Pertanyaan Wawancara
1. Apakah di SMK Musaba sudah ada materi tentang pelapisan logam,
khususnya elektroplating ? jika ada materi tersebut terdapat pada
mata pelajaran apa?

“Sudah ada mas, materi tersebut diberikan pada kelas sepuluh pada mata
pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin”

2. Metode dan media pembelajaran apa yang digunakan dalam


pembelajaran elektroplating selama ini?

“Karena keterbatasan alat, hanya menyampaikan materi dari internet


mas, karena kemarin alat elektroplatingnya itu gagal fungsi jadi tidak bisa
dipakai lagi mas”

3. Apakah dengan pembelajaran seperti yang disebutkan sudah dapat


membantu siswa memahami materi dan memiliki kompetensi
ketrampilan elektroplating?

“Sebetulnya kurang mas karena kita sendiri tidak bisa melaksanakan


praktik dan hanya belajar teorinya di kelas, itu pun dengan informasi
yang terbatas.”

77
Lanjutan

4. Apakah yang menjadi kendala siswa saat proses pembelajaran


berlangsung?

“Ya kendala utamanya karena kita tidak bisa melaksanakan praktik mas,
jadi siswa tidak bisa merasakan dan melakukan secara langsung.”

5. Apakah yang menjadi kendala guru pada saat proses pembelajaran


berlangsung?

“Sama mas utama nya karena keterbatasan alat”


6. Apakah selama ini sudah pernah merencanakan atau telah membuat
sarana pembelajaran elektropalting untuk membantu siswa?

“ Kalau selama ini kami cuman berupaya memperbaiki yang ada mas, itu
pun tidak berhasil”

7. Menurut Anda apakah dengan Pengembangan Alat Elektroplating


Untuk Praktik di SMK Muhammadiyah 1 Bantul dapat mengatasi
kesulitan yang dialami guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaraan?

“Sangat membantu sekali mas, apalagi kita sekarang ingin berorientasi


pada tefa mas, Teaching Factory”

8. Menurut pendapat Anda, bagiamanakah seharusnya kriteria Alat


Elektroplating Untuk Praktik di SMK Muhammadiyah 1 Bantul ?

“Kalau bisa ya medekati dengan yang di industri lah mas, mudah


digunakan, dan hemat tempat”

78
Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli Materi

79
Lanjutan

80
Lampiran 6. Hasil Validasi Ahli Media

81
Lanjutan

82
Lampiran 7. Instrumen Uji Coba Lapangan

INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR KUESIONER RESPON PENGGUNA

Judul Penelitian : Pengembangan Alat Elektroplating Untuk Praktik di SMK


Muhammadiyah 1 Bantul
Sasaran : Siswa SMK Musaba
Peneliti : Gilang Rizky Ramadhan
Nama Responen : ..........................

Petunjuk :
Berilah tanda centang (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu terhadap setiap pernyataan tentang, Pengembangan Alat Elektroplating
Untuk Praktik di SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Atas ketersediaan Bapak/Ibu
untuk mengisi lembar eveluasi ini, diucapkan terimaksih

Keterangan :
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Baik
4 : Sangat Baik

No Kriteria Penilian Skor


1 2 3 4
Aspek Kualitas Pembelajaran
1 Kemudahan pengoprasian alat untuk KBM
2 Fokus yang diberikan alat pada siswa saat KBM
berlangsung
3 Kesesuaian alat dengan kemampuan siswa
4 Motivasi yang diberikan kepada siswa
5 Pengalaman langsung yang diberikan kepada siswa

83
Aspek Tampilan
6 Kerapihan layout komponen pada alat
7 Kualitas display saat memberikan informasi kepada
pengguna
8 Kejelasan simbol yang berada pada alat
9 Kejelasan indikator saat memberikan informasi kepada
pengguna
10 Visibilitas benda kerja dan komponen alat saat digunakan
Aspek Kemudahan Penggunaan
11 Efektifitas dan efisiensi alat untuk digunakan KBM
12 Kehandalan alat saat digunakan untuk KBM
13 Kemudahan pengoprasian alat untuk KBM
14 Kenyamanan penggunaan alat untuk KBM
15 Kejelasan petunjuk penggunaan
16 Keberadaan K3 pada alat

Yogyakarta,.....................
Responden,

.........................................

84
Lampiran 8. Daftar Hadir Uji Coba Lapangan

85
Lampiran 9. Hasil Uji Coba Lapangan
Responden Aspek yang dinilai Jumlah % kategori
Kualitas Tampilan Kemudahan
pembelajaran penggunaan
1 17 18 23 58 90.6 Sangat Layak
2 16 15 20 51 79.6 Sangat Layak
3 16 15 19 50 78.1 Sangat Layak
4 15 18 22 55 85.9 Sangat Layak
5 12 15 18 45 70 Sangat Layak
6 17 18 20 55 85.9 Sangat Layak
7 18 19 18 55 85.9 Sangat Layak
8 17 18 20 55 85.9 Sangat Layak
9 17 19 21 57 89 Sangat Layak
10 15 15 19 49 76.5 Sangat Layak
11 15 15 18 48 75 Sangat Layak
12 15 15 18 48 75 Sangat Layak
13 20 16 24 58 90.6 Sangat Layak
14 15 15 18 48 75 Sangat Layak
15 16 16 16 48 75 Sangat Layak
16 15 20 15 50 78.1 Sangat Layak
17 15 20 15 50 78.1 Sangat Layak
18 19 14 22 52 81.2 Sangat Layak
19 20 18 20 58 90.6 Sangat Layak
Rata-rata 51 81,4 Sangat Layak

86
Lampiran 10. Kartu Bimbingan Tugas Akhir

Lanjutan.

87
88
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Gambar 16. Pertemuan Pertama dengan Guru dan Siswa SMK Musaba

Gambar 17. Proses Pemotongan dan Persiapan Bahan

89
Gambar 18. Proses Pengelasan Rangka

Gambar 19. Proses Pelapisan Rangka dengan Resin

Gambar 20. Proses Pelapisan Rangka dengan Cat Besi

90
Gambar 21. Proses Wiring Komponen Elektronik

Gambar 22. Finishing Alat

91
Gambar 23. Proses Validasi oleh Ahli

Gambar 24. Uji Coba Lapangan

92
Gambar 25. Hasil Pelapisan Benda Kerja oleh Siswa

93
94

Anda mungkin juga menyukai