Anda di halaman 1dari 79

PENGEMBANGAN KUNCI OTOMATIS PADA PINTU-PINTU

GEDUNG DENGAN ANTARMUKA KOMPUTER

Tugas Akhir
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Sistem Komputer

Disusun oleh
Ryco Adi Senjaya
3105211005

Kepada
PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2014

i
TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KUNCI OTOMATIS PADA PINTU-PINTU GEDUNG
DENGAN ANTARMUKA KOMPUTER

Dipersiapkan dan disusun oleh


Ryco Adi Senjaya
3105211005
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal ................................

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal

Arif Pramudwiatmoko,M.Eng
Ketua Penguji
NIK. 100205021 ............................. ................

Ikrima Alfi, M.Eng Penguji I


NIK. 120909013 ............................. ................

Penguji II
Satyo Nuryadi, M.Eng.
(Dosen
NIK. 100205023 ............................. ................
Pembimbing)

Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Sarjana

Yogyakarta, ........................

Ketua Program Studi Sistem Komputer

Arif Pramudwiatmoko, M.Eng.


NIK. 100205021

ii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Ryco Adi Senjaya


NIM : 3105211005
Program Studi : Sistem Komputer
Fakultas : Sains dan Teknologi

menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, tugas akhir ini tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dengan mengikuti tata cara dan etika
penulisan karya ilmiah yang lazim.

Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 21 Mei 2014


Penulis,

Ryco Adi Senjaya

iii
MOTTO

Semua keinginan itu berawal dari mimpi, maka dari itu jangan pernah

berhenti bermimpi untuk mencapai keinginan itu.

Pejuang meneriakan SEMANGAT 45 untuk mengobarkan semangat,

Mahasiswa meneriakan SEMANGAT BAB 45 untuk mengerjakan

skripsinya.

Cinta itu buta, kalau tidak buta bukan cemungud kaka namanya.

Ketika semua tindakan sudah dilakukan sertai dengan doa niscaya

semua akan diberi kemudahan dalam pengerjaannya.

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”

(QS.Al-Mujadalah:11)

iv
PERSEMBAHAN

 Terima kasih Allah SWT & Muhammad.SAW, jadikan hamba Mu ini

senantiasa Engkau ridhoi di dunia dan di akhirat kelak.

 Papa,mama dan seluruh keluarga yang selalu berdo’a dan selalu

mendukung baik materil dan Doa demi kelancaran anakmu ini.

 Arif Pramudwiatmoko,ST.,M.Eng selaku dosen pembibing sekaligus Prodi

Sistem Komputer yang memberikan judul dan inspirasi-inspirasi dalam

proyek Tugas Akhir ini.

 Satyo Nuryadi, M.Eng. selaku dosen pembimbing yang tidak bosan-

bosannya kalo bimbingan tak repotin whahahaha…. Makasih eaa pak.

 Semua teman-teman Prodi Sistem Komputer, khususnya angakatan 2010

yang sudah membantu dan ikut mendukung pembuatan Tugas Akhir ini.

 Terima kasih kepada fans-fansku dan someone yang selama ini telah

banyak mendukung dan mendo’akanku sampai akhirnya Tugas Akhir ini

selesai. Kaliman memang Luar Biasa (KLB)

v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan hidayah Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Tugas Akhir yang berjudul

“Pengembangan Kunci Otomatis Pada Pintu-Pintu Gedung Dengan Antar Muka

Komputer”.

Penyusunan laporan tugas akhir ini telah penulis usahakan dengan sebaik-

baiknya, tetapi penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam sistematika

penyusunan, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi hasil yang lebih

baik pada masa mendatang.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada semua pihak yang telah bersedia membantu memberikan bimbingan dan

pengarahan saat proses pembuatan tugas akhir ini, penulis ucapkan terimakasih

yang sebesar – besarnya kepada :

1. Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini dengan

baik dan lancar.

2. Bapak Prof. Bambang Hartadi, MM., Ph.D., CPA selaku Rektor

Universitas Teknologi Yogyakarta.

3. Bapak Satyo Nuryadi, M.Eng. selaku dosen pembimbing yang berkenan

membimbing dan mengarahkan serta memberikan masukan yang sangat

membangun untuk penulis, sehingga Laporan Proyek Tugas Akhir ini

dapat selesai.

vi
4. Rekan-rekan Sistem Komputer angkatan 2010 Universitas Teknologi

Yogyakarta serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Proyek Tugas Akhir

ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki

penulis sangat terbatas. Untuk itu diperlukannya saran dan masukan demi

sempurnanya penyusunan Laporan Proyek Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan Proyek Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan dengan tugas

akhir ini.

Yogyakarta, 21 Mei 2014

Penulis

vii
INTISARI
PENGEMBANGAN KUNCI OTOMATIS PADA PINTU-PINTU GEDUNG
DENGAN ANTARMUKA KOMPUTER

Berkembangnya teknologi dan mobilitas yang tinggi maka, alat-alat


dengan teknologi canggih telah banyak ditemukan seiring dengan kebutuhan
manusia yang semakin kompleks. Khususnya dibidang elekronika, segala aspek
kehidupan manusia tidak akan lepas dari perkembangan teknologi ini. Selain itu,
dalam perkembangannya, manusia selalu berfikir bagaimana cara untuk
mendapatkan kenyamanan dalam kehidupannya dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi tersebut. Mengunci atau membuka pintu merupakan hal yang wajib bagi
setiap orang untuk dapat meminimalisir tingkat kejahatan untuk kasus pencurian.
Dengan perkembangan zaman manusia selalu berfikir cepat dalam menangani
sebuah permasalahan yang terkait dengan teknologi. Fitur-fitur canggih dalam
bidang telekomunikasi juga bergerak tajam. Pengunci pintu biasa sudah mulai
ditinggalkan dan menuju era kunci pintu otomatis. Dengan fitur canggih
didalamnya sesorang dapat dengan mudah menginformasikan, memerintah dan
menjaga barang berharga miliknya. Kemudahan tersebut mendorong manusia
untuk dapat berfikir mengenai pengendalian otomatis. Pengendalian kunci
otomatis pada pintu gedung merupakan sebuah alat yang dapat dikendalikan dari
jarak jauh melalui antarmuka. Alat ini digunakan untuk membuka/mengunci kunci
pintu (solenoid) serta dapat melihat status solenoid telah mengunci/buka.Peralatan
ini dikendalikan oleh mikrokontroller Arduino Uno, alat ini telah terintegerasi
dengan sensor reed switch yang ditempatkan pada setiap pintu yang akan
dikontrol. Dengan hanya menekan sebuah tombol pada antarmuka, pengguna
dapat membuka atau mengunci pintu pada gedung.

Kata kunci: Pengendali kunci otomatis, sensor reed switch, Mikrokontroller


Arduino, selenoid.

viii
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT of AUTOMATIC KEY FOR BUILDING DOORS
WITH COMPUTER INTERFACE

The development of technology and high mobility so, the tool with
sophisticated technology has been found balance with the complex human
needing. Especially in Electronics field, whole human living aspect never away
from this technology development. Furthermore, in its development, human
always thinking for getting the convenient in their living using the forward of the
technology. Locking or opening the door both are a must thing for the human for
minimalize the crime row for robbing case. With the era development human
always think faster to handle the problem with the chosen technology. The
sophisticated features in Communication field also move sharp. An ordinary lock
door has been abandoned lead into automatic key door era. With the sophisticated
feature in it, everyone can inform, command, and keep their priceless stuff easily.
The easiness push people forward to think about the automatic control. The
automatic key control for building doors are tool that can be controlled distance
thru interfaces. This tool can be used for opening/locking key door (solenoid) also
can see the solenoid status after locking/opening.This tool controlled by
Microcontroller Arduino Uno, this tool has been integrated with reed switch
sensor that can be placed in every door which will be controlled by. Only by
pushing the interface button, user easily can open or lock the building door.
Keyword: automatic key door control, reed switch sensor, Microcontroller
Arduino, solenoid.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
MOTTO ................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
INTISARI............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
I.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 2
I.4 Tujuan Proyek Tugas Akhir ....................................................................... 2
I.5 Manfaat Proyek Tugas Akhir ..................................................................... 2
I.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
II.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 7
II.2 Dasar Teori .................................................................................................. 8
II.2.2 Arduino ................................................................................................... 9
II.2.3 Arduino Uno ......................................................................................... 10
II.2.4 Bahasa Pemrogramam Arduino ........................................................... 13
II.2.5 Arduino Development Environment ..................................................... 13
BAB III CARA PENELITIAN ............................................................................. 18
III.1 Identifikasi Permasalahan ........................................................................ 18
III.2 Pengumpulan Data.................................................................................... 18
III.3 Metode Perancangan Perangkat Keras ...................................................... 19
III.4 Perangkat Lunak ........................................................................................ 20
III.4.1 Perangkat Lunak Sistem Mikrokontroler ........................................... 20

x
III.5 Prototype ................................................................................................... 20
III.6 Penulisan Tugas Akhir .............................................................................. 21
III.7 Perangkat Pendukung Penelitian ............................................................... 21
III.7.1 Perangkat Lunak (Software) ............................................................... 21
III.7.2 Perangkat Keras (Hardware) ............................................................... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 46
IV.1 Rancangan Penelitian ................................................................................ 46
IV.2 Perencanaan ............................................................................................... 50
IV.3 Persiapan .................................................................................................. 51
IV.4 Perancangan Perangkat Lunak (Software) ................................................ 52
IV.4.1 Perancangan Antarmuka ................................................................... 52
IV.5 Perancangan Perangkat Keras (hardware) ................................................ 52
IV.5.1 Perancangan Pengendali Mikrokontroler Arduino Uno ..................... 52
IV.6 Pembuatan dan Pengujian Perangkat Keras (Hardware) ........................ 53
IV.6.1 Pembuatan Rangkaian Elektronik ...................................................... 53
IV.6.2 Pengujian Rangkaian Elektronika dan Mikrokontroler Arduino Uno 56
IV.7 Pembuatan Perangkat Lunak (Software) ................................................... 58
IV.7.1 Program Mikrokontroller Arduino Uno ............................................. 58
IV.7.2 Perancangan Program Mikrokontroller Arduino Uno ........................ 59
IV.7.3 Pembuatan dan Pengujian Program Antarmuka Delphi ..................... 62
IV.8 Pengembangan Kunci Otomatis Untuk Lebih Dari Tiga Pintu. ................ 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 73
V.1 Kesimpulan................................................................................................ 73
V.2 Saran .......................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
LAMPIRAN .......................................................................................................... 77

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Sensor reed switch .............................................................................. 9
Gambar 2. 2 Board Arduino Uno .......................................................................... 11
Gambar 2. 3 Arduino Development Environment ................................................ 14
Gambar 2. 4 Kunci Solenoid ................................................................................. 16
Gambar 2. 5 IC 74HC4051 ................................................................................... 16
Gambar 2. 6 Fungsional dan simbol ..................................................................... 17
Gambar 2. 7 Konfigurasi pin................................................................................. 18
Gambar 2. 8 Tampilan Delphi............................................................................... 19
Gambar 4. 1 Perancangan sistem .......................................................................... 46
Gambar 4. 2 Flowchart Arduino ........................................................................... 48
Gambar 4. 3 Flowchart Delphi .............................................................................. 49
Gambar 4. 4 Halaman tampilan utama .................................................................. 52
Gambar 4. 5 Design rangkaian .............................................................................. 54
Gambar 4. 6 rangkaian elektronika ....................................................................... 55
Gambar 4. 7 Rangkaian sensor reed switch .......................................................... 55
Gambar 4. 8 magnet pada pintu ............................................................................ 56
Gambar 4. 9 Pengujian prototype.......................................................................... 57
Gambar 4. 10 Tampilan program Arduino ............................................................ 59
Gambar 4. 11 Serial port arduino .......................................................................... 60
Gambar 4. 12 Tampilan antarmuka Delphi ........................................................... 62
Gambar 4. 13 Konfigurasi port ............................................................................. 65
Gambar 4. 14 Tampilan setelah di konfigurasi ..................................................... 66
Gambar 4. 15 Tampilan saat solenoid posisi terbuka ........................................... 67
Gambar 4. 16 Tampilan saat pintu dan solenoid sedang terbuka .......................... 68
Gambar 4. 17 Desain rangkaian ............................................................................ 69

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Bahan dan alat ...................................................................................... 51


Tabel 4. 2 Tabel tegangan solenoid pada pintu ..................................................... 57
Tabel 4. 3 Tegangan sensor reed switch ............................................................... 58

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan mobilitas yang tinggi

maka, alat-alat dengan teknologi canggih telah banyak ditemukan seiring

dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Khususnya dibidang

elekronika, segala aspek kehidupan manusia tidak akan lepas dari perkembangan

teknologi ini. Selain itu, dalam perkembangannya, manusia selalu berfikir

bagaimana cara untuk mendapatkan kenyamanan dalam kehidupannya dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut.

Dibalik kemajuan terknologi itu biasanya membuat manusia menjadi

semakin lupa akan keadaan sehingga tingkat kewaspadaannya berkurang.

Contohnya saja keamanan di rumah terkadang lupa untuk dikunci jika sedang

berpergian atau tidak ada orang, hal ini sering kali memicu tindak kejahatan

perampokan rumah atau kantor-kantor pada saat tidak sedang dijaga. Menurut

Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Pol Haka Astana selama

2013 kasus kejahatan yang ditangani sebanyak 5.944 kasus kejahatan yang dimana

sebanyak 801 merupakan kasus pencurian rumah.

Oleh karena itu diperlukan sebuah alat otomatis yang dapat meminimalisir

tindak kejahatan pada rumah yang sangat sederhana dalam penggunaannya,

sehingga alat dengan mudah dikendalikan oleh manusia.

1
2

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penyusun mengambil

judul “Pengembangan Kunci Pintu Otomatis pada Pintu-Pintu Gedung dengan

Antarmuka komputer”.

I.2 Rumusan Masalah

Dalam program ini terdapat perumusan masalah yang penyusun ambil

yaitu bagaimana merancang dan membuat aplikasi komputer yang dapat

mengunci pintu – pintu di suatu gedung dengan aplikasi tersebut dan dapat

dikembangkan untuk gedung besar dengan banyak ruangan.

I.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi cakupan permasalahan, maka dalam program ini penulis

membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang dan membuat alat pengunci pintu otomatis

menggunakan mikrokontroler Arduino Uno dan antarmuka komputer.

2. Bagaimana membuat antarmuka meliputi program untuk mengatur dan

melihat status pintu apakah terbuka atau tertutup dari alat tersebut.

3. Bagaimana merancang dan membuat sebuah sistem dapat mendeteksi

pintu tertutup namun belum terkunci.

I.4 Tujuan Proyek Tugas Akhir

Pembuatan proyek tugas akhir ini bertujuan untuk membuat sistem

pengunci pintu otomatis disebuah gedung menggunakan mikrokontroller dan

menghasilkan sebuah sistem kontrol yang dapat digunakan dengan mudah.

I.5 Manfaat Proyek Tugas Akhir

Adapun manfaat dari proyek tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
3

1. Melalui aplikasi ini dapat memberi kemudahan bagi pengguna dalam

memantau keadaan keamanan pintu pada gedung.

2. Melalui sistem ini tidak perlu khawatir jika lupa akan mengunci pintu saat

sedang berpergian.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang penyusun gunakan dalam penyusunan laporan

Proyek Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi penjelasan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, manfaat Proyek Tugas Akhir, tujuan Proyek Tugas Akhir,

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas tentang teori- teori mendasar dan teori-

teori penunjang yang berhubungan dengan system pengunci otomatis.

BAB III CARA PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metode pengambilan data, metode

pengumpulan data, metode analisis, metode desain dan konstruksi,

metode konsultasi, implementasi, penulisan Proyek Tugas Akhir, dan

perangkat pendukung penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Setelah

rancangan elektronik dan mekanik telah selesai dibuat, selanjutnya

dilakukan perakitan hingga terbentuk suatu kesatuan alat yang utuh


4

dan bekerja sesuai dengan program yang telah di masukkan pada

mikrokontroler Arduino.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini merupakan bab penutup dalam penyusunan laporan

Proyek Tugas Akhir yang berisi kesimpulan dan saran.


BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Pustaka

Dalam memperoleh data sekunder, penulis menggunakan studi pustaka, studi

online. Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku, literatur dan

mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti. Dari metode tersebut diperoleh keterangan-keterangan dan konsep teoritis

dengan cara menganalisis data pada pustaka dan bacaan lain yang dapat

membantu dalam pemecahan masalah.

Penulis mencari sumber-sumber tertulis seperti buku dan jurnal mengenai

sistem pengendalian pengunci pintu otomatis, dan beberapa buku panduan

mengenai mikrokontroler Arduino Uno untuk mengendalikan slenoid melalui

program delphi. Studi online dilakukan dengan cara mengakses beberapa situs

yang berhubungan dengan teori perancangan sistem pengunci pintu otomatis

menggunakan antarmuka komputer, serta situs yang memuat tentang pengetahuan

yang berhubungan dengan Proyek pembuatan perangkat keras dan lunak.

Tinjauan pustaka diambil dari tugas akhir Hariadi (2012), Universitas

Teknologi Yogyakarta (UTY). Tugas akhir dengan judul : “Sistem Pengendali

Otomatis Kunci Pintu Kantor Menggunakan Mikrokontroler Atmega 8535

Berbasis Sms Gateway”. Dalam laporannya (Hariadi) membahas tentang cara

kerja pengunci pintu otomatis yang memakai mikrokontroler dan sms gateway

7
8

sebagai inputnya. Dari tinjauan pustaka tersebut diambil sistem otomatisnya

dengan menggunakan mikrokontroler.

Tinjauan pustaka yang kedua penulis mempelajari dari Mujiman, Andi

Wahyu Widodo (2008) dari Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

tahun 2008. Tugas akhir dengan judul “Pintu Otomatis Berpengunci Waktu

Berbasis Mikrokontroler AT89C51”. Dalam laporannya (Mujiman) membahas

tentang cara mengontrol pintu dapat mengunci secara otomatis dengan setingan

waktu yang sudah ditentukan dan memakai mikro prosesor sebagai prosesornya.

Dari tinjauan pustaka tersebut penulis hanya mempelajari isi yang berhubungan

dengan mikrokontroler dan beberapa teknik yang digunakan.

Dengan adanya tinjauan pustaka yang tertera di atas, metode dan alat yang

digunakan pada umumnya sama, tetapi yang membedakan penelitian yang akan

dibuat oleh penulis adalah dengan tempat atau media penerapan, bahan-bahan

yang akan digunakan serta objek yang digunakan sebagai pengunci akan

menggunakan teknologi yang akan dirancang sendiri dan dibangun pada proyek

tugas akhir ini yaitu menggunakan layanan mikrokontroler dan antarmuka

komputer sebagai pengontrolnya untuk pengunci pintu otomatis ini.

II.2 Dasar Teori

II.2.1 Sensor Reed Switch

Reed switch merupakan sensor yang terdiri dari dua buah kontak plate

logam tipis yang mengandung besi. Pada sistem yang kami buat, sensor reed

switch diletakkan pada dinding bagian dalam dari tipping bucket. Sensor ini akan

bekerja bila terdapat magnet di sekitar sensor. Reed switch ditemukan oleh WB
9

Ellwood pada tahun 1936 di sebuah perusahaan di bidang teknologi komunikasi

bernama Bell Telephone Laboratories. Bell Laboratories merupakan bagian dari

organisasi riset dan pengembangan dari Alcatel-Lucent yang berada di Murray

Hill, Amerika Serikat. Alat ini terdiri dari sepasang kontak logam yang

mengandung besi dalam amplop tertutup rapat dalam kaca. Reed switch adalah

salah satu jenis sensor yang sering juga digunakan pada mesin-mesin industri

seperti halnya sensor photodiode dan proximity sensor (sensor kedekatan),

namun reed mempunyai cara kerja yang berbeda dan cukup unik. Reed switch

memiliki bentuk yang cukup kecil namun rentan terhadap benturan.

Gambar 2. 1 Sensor reed switch

II.2.2 Arduino

Arduino adalah platform pembuatan prototipe elektronik yang bersifat

open-source hardware yang berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat

lunak yang fleksibel dan mudah digunakan. Arduino ditujukan bagi para seniman,

desainer, dan siapapun yang tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan

yang interaktif. Arduino pada awalnya dikembangkan di Ivrea, Italia. Nama

Arduino adalah sebuah nama maskulin yang berarti teman yang kuat. Platform
10

Arduino terdiri dari Arduino board, shield, bahasa pemrograman Arduino, dan

Arduino development environment. Arduino board biasanya memiliki sebuah chip

dasar mikrokontroler Atmel AVR ATmega8 berikut turunannya. Shield adalah

sebuah papan yang dapat dipasang diatas Arduino board untuk menambah

kemampuan dari Arduino board. Bahasa pemrograman Arduino adalah bahasa

pemrograman yang umum digunakan untuk membuat perangkat lunak yang

ditanamkan pada Arduino board. Bahasa pemrograman Arduino mirip dengan

bahasa pemrograman C++ (Buletin Elektronika, 2012).

Arduino development environment adalah perangkat lunak yang digunakan

untuk menulis dan meng-compile program untuk Arduino. Arduino development

environment juga digunakan untuk mengunggah program yang sudah di-compile

ke memori program Arduino board.

II.2.3 Arduino Uno

Arduino Uno adalah Arduino board yang menggunakan mikrokontroler

ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai

output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz osilator kristal, sebuah koneksi

USB, sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header ICSP, dan sebuah tombol

reset. Arduino Uno memuat segala hal yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah

mikrokontroler. Hanya dengan menghubungkannya ke sebuah komputer melalui

USB atau memberikan tegangan DC dari baterai atau adaptor AC ke DC sudah

dapat membuanya bekerja. Arduino Uno menggunakan ATmega16U2 yang

diprogram sebagai USB to serial converter untuk komunikasi serial ke komputer

melalui port USB. Tampak atas dari Arduino Uno dapat dilihat pada Gambar 2.2.
11

Gambar 2. 2 Board Arduino Uno

Adapun data teknis board Arduino Uno adalah sebagai berikut:

Mikrokontroler : ATmega328

Tegangan Operasi : 5V

Tegangan Input (recommended) : 7 - 12 V

Tegangan Input (limit) : 6-20 V

Pin digital I/O : 14 (6 diantaranya pin PWM)

Pin Analog input : 6

Arus DC per pin I/O : 40 mA

Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA

Flash Memory : 32 KB dengan 0.5 KB digunakan untuk bootloader

SRAM : 2 KB

EEPROM : 1 KB

Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz (Arduino.cc)


12

a. Pin Masukan dan Keluaran Arduino Uno

Masing-masing dari 14 pin digital Arduino Uno dapat digunakan sebagai

masukan atau keluaran menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite() dan

digitalRead(). Setiap pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin mampu

menerima atau menghasilkan arus maksimum sebasar 40 mA dan memiliki

resistor pull-up internal (diputus secara default) sebesar 20-30 KOhm. Sebagai

tambahan, beberapa pin masukan digital memiliki kegunaan khusus yaitu:

 Komunikasi serial: pin 0 (RX) dan pin 1 (TX), digunakan untuk

menerima(RX) dan mengirim(TX) data secara serial.

 External Interrupt: pin 2 dan pin 3, pin ini dapat dikonfigurasi untuk

memicu sebuah interrupt pada nilai rendah, sisi naik atau turun, atau pada

saat terjadi perubahan nilai. Pulse-width modulation (PWM): pin

3,5,6,9,10 dan 11, menyediakan keluaran PWM 8-bit dangan

menggunakan fungsi analogWrite().

 Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO) dan

13 (SCK), pin ini mendukung komunikasi SPI dengan menggunakan SPI

library. LED: pin 13, terdapat built-in LED yang terhubung ke pin digital

13. Ketika pin bernilai HIGH maka LED menyala, sebaliknya ketika pin

bernilai LOW maka LED akan padam.

Arduino Uno memiliki 6 masukan analog yang diberi label A0 sampai A5,

setiap pin menyediakan resolusi sebanyak 10 bit (1024 nilai yang berbeda). Secara

default pin mengukur nilai tegangan dari ground (0V) hingga 5V, walaupun

begitu dimungkinkan untuk mengganti nilai batas atas dengan menggunakan pin
13

AREF dan fungsi analogReference(). Sebagai tambahan beberapa pin masukan

analog memiliki fungsi khusus yaitu pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang

digunakan untuk komunikasi Two Wire Interface (TWI) atau Inter Integrated

Circuit (I2C) dengan menggunakan Wire library.

II.2.4 Bahasa Pemrogramam Arduino

Arduino board merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler.

Perangkat lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah

mikrokontroller dapat bekerja. Arduino board akan bekerja sesuai dengan perintah

yang ada dalam perangkat lunak yang ditanamkan padanya. Bahasa Pemrograman

Arduino adalah bahasa pemrograman utama yang digunakan untuk membuat

program untuk Arduino board. Bahasa pemrograman Arduino menggunakan

bahasa pemrograman C sebagai dasarnya. Karena menggunakan bahasa

pemrograman C sebagai dasarnya, bahasa pemrograman Arduino memiliki

banyak sekali kemiripan, walaupun beberapa hal telah berubah.

II.2.5 Arduino Development Environment

Arduino development environment terdiri dari editor teks untuk menulis

kode, sebuah area pesan, sebuah konsol, sebuah toolbar dengan tomol-tombol

untuk fungsi yang umum dan beberapa menu. Arduino development environment

terhubung ke Arduino board untuk mengunggah program dan juga untuk

berkomunikasi dengan Arduino board. Perangkat lunak yang ditulis menggunakan

Arduino development environment disebut sketch. Sketch ditulis pada editor teks.

Sketch disimpan dengan file berekstensi .ino. Area pesan memberikan

memberikan informasi dan pesan error ketika kita menyimpan atau membuka
14

sketch. Konsol menampilkan output teks dari Arduino development environment

dan juga menampilkan pesan error ketika kita mengkompile sketch. Pada sudut

kanan bawah dari jendela Arduino development environment menunjukkan jenis

board dan serial port yang sedang digunakan. Tombol toolbar digunakan untuk

mengecek dan mengunggah sketch, membuat, membuka atau menyimpan sketch,

dan menampilkan serial monitor.

Gambar 2. 3 Arduino Development Environment

Dalam lingkungan Arduino digunakan sebuah konsep yang disebut

sketchbook, yaitu tempat standar untuk menumpang program (sketch). Sketch

yang ada pada sketchbook dapat dibuka dari menu File > Sketchbook atau dari

tombol open pada toolbar. Ketika pertama kali menjalankan Arduino development

environment, sebuah direktori akan dibuat secara otomatis untuk tempat

penyimpana sketchbook. Kita dapat melihat atau mengganti lokasi dari direktori

tersebut dari menu File > Preferences.


15

Serial monitor menampilkan data serial yang sedang dikirim dari Arduino

board. Untuk mengirim data ke board, masukkan teks dan klik tombol send atau

tekan enter pada keyboard. Sebelum mengunggah program, kita perlu mensetting

jenis board dan serial port yang sedang kita gunakan melalui menu Tools >

Board dan Tools > Serial Port. Pemilihan board berguna untuk mengeset

parameter (contohnya: kecepatan mikrokontroler dan baud rate) yang digunakan

ketika meng-compile dan meng-upload sketch. Setelah memilih board dan serial

port yang tepat, tekan tombol upload pada toolbar atau pilih menu File > Upload.

Arduino board akan mereset secara otomatis dan proses upload akan dimulai.

Pada kebanyakan board, LED RX dan TX akan berkedip ketika program sedang

di-upload. Arduino development environment akan menampilkan pesan ketika

proses upload telah selesai, atau menampilkan pesan error. Ketika sedang

mengunggah program, Arduino bootloader sedang digunakan, Arduino bootloader

adalah sebuah program kecil yang telah ditanamkan pada mikrokontroler yang

berada pada Arduino board. Bootloader ini mengijinkan kita mengunggah

program tanpa menggunakan perangkat keras tambahan.

II.2.6 Kunci Solenoid

Kunci solenoid pintu adalah alat elektronik yang dibuat khusus untuk

pengunci pintu. Alat ini sering digunakan pada Kunci Pintu Otomatis. Solenoid ini

akan bergerak/bekerja apabila diberi tegangan. Tegangan Solenoid kunci pintu ini

rata-rata 12 volt tapi ada juga yang 6 volt dan 24 volt. Pada kondisi normal

solenoid dalam posisi tuas memanjang / terkunci. Jika diberi tegangan tuas akan

memendek atau terbuka.


16

Gambar 2. 4 Kunci Solenoid

II.2.7 IC 74HC4051 (ANALOG)

74HC4051 adalah sirkit terpadu gerbang silikon berkecepatan tinggi (high-

speed Si-gate CMOS integrated circuit) dengan pin yang kompatibel dengan

seri 744051 lainnya seperti versi TTL Schottky berdaya rendah LSTTL / Low-

power Schottky TTL 74LS4051.

Gambar 2. 5 IC 74HC4051

74HC4051 terdiri dari 8-kanal analog multiplexer/demultiplexer dengan

tiga pilihan digital input (S0-S2), active-low enable input (E), 8 pin I/O (Y0

- Y7) dan pin I/O keluaran bersama (Z). Ketika pin E bernilai LOW, satu

dari delapan saklar dipilih (kondisi nyala berimpedansi rendah,ON-state)

oleh kombinasi pin pemilih S0 ‐ S2. Sebaliknya ketika E bernilai HIGH,


17

semua saklar memasuki kondisi mati dengan impedansi tinggi / OFF-state,

terlepas dari apapun nilai pada S0 ‐ S2.

VCC & GND adalah penyedia pin tegangan untuk kontrol input digital

(S0-S2, & E). Range/rentang daya VCC ke GND adalah 2.0 - 10.0 V DC.

Pin I/O analog (Y0-Y7, &7) dapat dijalankan antara lain, VCC digunakan

sebagai batas positif dan VEE sebagai batas negatif. VCC & VEE tidak

memerlukan daya sampai 10.0 V DC. Untuk pengoperasian sebagai digital

multiplexer/demultiplexer, VEE terhubung ke GND

Berikut ini adalah diagram fungsional dan simbol logika dari IC

74HC4051:

Gambar 2. 6 Fungsional dan simbol


18

Konfigurasi Pin :

Gambar 2. 7 Konfigurasi pin

II.2.8 Delphi

Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang

digunakan untuk merancang suatu aplikasi program.

Delphi termasuk dalam pemrograman bahasa tingkat tinggi (high level

language). Maksud dari bahasa tingkat tinggi yaitu perintah-perintah programnya

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh manusia. Bahasa pemrograman

Delphi disebut bahasa prosedural artinya mengikuti urutan tertentu. Dalam

membuat aplikasi perintah-perintah, Delphi menggunakan lingkungan

pemrograman visual.

Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal. Pemrograman

Delphi dirancang untuk beroperasi dibawah sistem operasi Windows. Program ini

mempunyai beberapa keunggulan, yaitu produktivitas, kualitas, pengembangan

perangkat lunak, kecepatan kompiler, pola desain yang menarik serta diperkuat
19

dengan bahasa perograman yang terstruktur dalam struktur bahasa pemrograman

Object Pascal.

Sebagaian besar pengembang Delphi menuliskan dan mengkompilasi kode

program di dalam lingkungan pengembang aplikasi atau Integrated Development

Environment (IDE). Lingkungan kerja IDE ini menyediakan sarana yang

diperlukan untuk merancang, membangun, mencoba, mencari atau melacak

kesalahan, serta mendistribusikan aplikasi. Sarana-sarana inilah yang

memungkinkan pembuatan prototipe aplikasi menjadi lebih mudah dan waktu

yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi menjadi lebih singkat.

Berikut adalah gambar dari keseluruhan tampilan Delphi

Gambar 2. 8 Tampilan Delphi


BAB III
CARA PENELITIAN

III.1 Identifikasi Permasalahan

Yaitu metode yang digunakan untuk mencari permasalahan yang ada yang

terjadi pada lingkungan masyarakat, melihat kendala-kendala yang sering terjadi

adalah sistem kerja piranti kunci pada umumnya masih manual, sehingga banyak

orang yang lupa mengunci pintu. Adanya permasalahan yang timbul, apabila pintu

belum terkunci saat mereka beranjak pergi dapat mengakibatkan terjadinya

pencurian. Dengan mencari permasalahan yang ada dilingkungan masyarakat,

maka dari itu akan dibangun sebuah alat yang dapat memudahkan mereka untuk

mengontrol pengunci pintu otomatis menggunakan antarmuka komputer.

III.2 Pengumpulan Data

Mengumpulkan data-data yang terkait dengan proyek pembuatan perangkat

keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) yang sedang dikerjakan.

1. Observasi

Mengamati bentuk pintu rumah atau kantor, jenis kunci pintu dan cara

menguncinya sebagai bahan referensi dalam pembuatan prototype.

2. Studi Litelatur

Mempelajari dari penelitian yang sudah dikerjakan orang lain untuk

menjadi bahan ukur penelitian penulis.

18
19

III.3 Metode Perancangan Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan adalah perangkat yang berfungsi sebagai

pengunci pintu otomatis. Perangkat pengendali ini menggunakan mikrokontroler

Arduino Uno. Sistem minimum mikrokontroler ini digunakan untuk mengambil

dan mengirim data dari sensor. Data yang telah diolah, digunakan untuk

mengendalikan pengunci pintu otomatis.

III.3.1 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroller Arduino

Mikrokontroller ini dirancang sebagai suatu rangkaian pengunci pintu

otomatis yang berfungsi sebagai pemutus dan penyalur listrik dari arus listrik ke

peralatan rumah. Arduino ini hanya membutuhkan beberapa komponen catu daya

untuk arduino sendiri. Relay dan kapasitor digunakan untuk memutus dan

menyambung arus listrik.

III.3.2 Mekanik

Mekanik yang digunakan menggunakan solenoid, dimana solenoid itu

sendiri adalah alat elektronik yang dibuat khusus untuk mengunci pintu otomatis

dan memanfaatkan tegangan untuk menggerakkannya. Jika diberi tegangan tuas

akan memendek atau terbuka, sebaliknya jika tidak di beri tegangan maka tuas

akan posisi atau memanjang atau mengunci.

III.3.3 Antarmuka

Sistem pengunci pintu otomatis rumah ini dirancang untuk dapat

memberikan status keamanan berupa:

a. Dengan menggunakan antarmuka komputer, pengunci pintu

otomatis dapat dikendalikan dari jarak jauh.


20

b. Perancangan antarmuka pada komputer digunakan sebagai media

pengunci pintu otomatis.

III.4 Perangkat Lunak

III.4.1 Perangkat Lunak Sistem Mikrokontroler

Perancangan perangkat lunak di sini dimaksudkan untuk memprogram

mikrokontroller agar bekerja sesuai keinginan. Dalam hal ini penulis

menggunakan bahasa pemrograman C di dalam Arduino IDE sehingga dapat

dimengerti oleh mikrokontroller.

III.4.2 Perancangan Perangkat Lunak Antarmuka

Antarmuka yang digunakan adalah bahasa pemrograman Delphi. Karena

Delphi menggunakan bahasa pemrograman yang terstruktur dan syntax yang jelas,

sehingga mudah dibaca, dipelajari dan dipahami. Antarmuka ini dibuat untuk

mengendalikan solenoid dan menampilkan indikator pintu yang datanya didapat

dari sensor reed switch.

III.5 Prototype

Prototype merupakan bentuk miniatur dari alat yang diciptakan meniru

fungsi, bentuk dan guna dari alat yang sebenarnya. Prototype bisa dikembangkan

menjadi skala yang lebih besar. Prototype ini menggunakan 3 pintu, 3 sensor reed

switch, 3 magnet, 3 selenoid dan rangkaian elektronika.

Alat ini dibuat dengan menggunakan sensor reed switch sebagai modal

utama, yang akan membaca data dan meneruskan ke Arduino Uno untuk

mengeksekusi perintah.
21

Alur kerja sistem :

Sensor mendeteksi adanya pintu-pintu pada gedung yang belum terkunci, sensor

mengirim data ke mikrokontroler arduino dan dari arduino mengirim semua hasil

pembacaan data ke antarmuka. User melihat antarmuka dan memberikan perintah

untuk membuka atau menutup pintu menggunakan selenoid.

Setelah perancangan sistem telah direalisasikan, selanjutnya akan

diperlihatkan hasil pengujian dan analisis sistem karena banyak parameter yang

mempengaruhi unjuk kerja pada aplikasi nyata. Sehingga diharapkan model

perangkat yang diwujudkan pada akhirnya dapat memberikan kinerja sesuai

dengan yang diharapkan.

III.6 Penulisan Tugas Akhir

Di mulai dari pembuatan proposal sampai dengan pembuatan kesimpulan

dari implementasi Hardware dan Software yang telah dilakukan.

III.7 Perangkat Pendukung Penelitian

Perangkat pendukung pada penelitian terdiri atas perangkat keras

(Hardware) dan perangkat lunak (Software).

III.7.1 Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak merupakan sistem komputer yang digunakan dalam

pembuatan dan pengoperasian sistem pengunci pintu otomatis dengan aplikasi

yang memerlukan standar minimal perangkat lunak. Adapun standar software

yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Sistem Operasi : Microsoft Windows 8.1 Pro 64 Bit

2. Pengolahan Kata : Microsoft Office Word 2013


22

3. Bahasa Pemrograman : C Arduino IDE 1.0

4. Sistem Antar Muka : Borland Delphi 7

III.7.2 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras merupakan alat yang digunakan dalam pembuatan dan

pengoperasian yang memerlukan standar minimal perangkat keras. Adapun

standar hardware yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Notebook Asus K45DR.

2. Arduino Uno.

3. Sensor Reed switch dan magnet.

4. Selenoid 5 V.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan merancang, membahas dan memaparkan tentang

pembuatan alat dan perangkat lunak yang digunakan serta implementasi kunci

otomatis pada pintu-pintu menggunakan antarmuka komputer

IV.1 Rancangan Penelitian

Merupakan proses dari perencanaan serta pelaksanaan penelitian.

Pelaksananan penelitian dilakukan dengan cara observasi mengamati bentuk pintu

dan kinerja sistem penguncinya, selanjutnya penulis akan membuat sebuah sistem

pengendali kunci otomatis yang menggunakan program aplikasi Delphi sebagai

antarmuka untuk mengendalikan solenoid dengan memakai laptop atau komputer

sebagai media untuk menjalankan antarmuka dan arduino sehingga dapat

mengontrol dari jarak jauh.

IV.1.1 Perancangan Sistem

Gambar 4. 1 Perancangan sistem

46
47

Untuk penjelasan dari diagram di atas, sebagai berikut :

1. Aplikasi antarmuka akan mengirim sebuah perintah ke mikrokontroler

yang nanti hasilnya, mikrokontroler memberikan sinyal ke solenoid untuk

menutup atau membuka pintu dimana status led jika solenoid dalam

keadaan terbuka akan berwarna hijau, sebaliknya jika dalam keadaan

tertutup atau mengunci maka led akan berwarna merah.

2. Sensor reed switch mengirim data ke mikrokontroler sebagai indikator

untuk mengetahui jika pintu dalam posisi terbuka maka led pada

antarmuka akan berwarna hijau dan jika tertutup maka lednya berwarna

merah..
48

Gambar 4. 2 Flowchart Arduino


49

Gambar 4. 3 Flowchart Delphi


50

IV.2 Perencanaan

Pada tahap ini hal yang harus dikerjakan adalah tahap pembuatan atau

desain, mulai dari pencarian judul tugas akhir, referensi-referensi serta mencari

bahan-bahan. Setelah merancangan sebuah skema gambar aplikasi, berikut adalah

berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perancangan antarmuka

Delphi dan juga perangkat keras elektronika.

1. Pertimbangan desain aplikasi Delphi.

Sebuah perancangan antarmuka sangatlah penting untuk

memudahkan seorang pengguna dalam menjalankan akses pengendalian,

maka dari itu sebuah pertimbangan desain dapat menjadikan acuan untuk

kemudahan sesorang dalam memahami setiap detail hasil desain.

2. Pertimbangan harga rangkaian hardware.

Harga dari komponen elektronik dan mikrokontroler Arduino Uno

yang menjadi bahan utama dalam perancangan sistem kendali merupakan

hal yang paling utama, oleh sebab itu hal yang harus diperhatikan adalah

mempertimbangkan harga dan keadaan dari komponen tersebut.

3. Fungsi dan kegunaan.

Sebelum perancangan sebuah alat pengendali hal yang terpenting

adalah melihat kegunaan atau fungsi untuk kedepannya. Sama halnya

dengan keaslian, fungsi dan kegunaan merupakan syarat utama dalam

pembuatan proyek tugas akhir ini, dengan memperhatikan fungsi dan

kegunaan agar nantinya sistem akan berguna bagi pihak yang

membutuhkan.
51

IV.3 Persiapan

Pada tahap ini merupakan tahap mempersiapkan semua bahan yang akan

digunakan dalam perancangan, adapun tahap persiapan yang akan dikerjakan

adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan bahan dan alat (hardware)

Setelah bahan dan alat sudah di beli, langkah selanjutnya adalah

dengan mengumpulkan semua bahan dan alat menjadi satu dalam satu

tempat. Hal ini dilakukan agar nantinya saat akan merancangan sistem

kendali tidak mengalami gangguan seperti kehilangan komponen-

komponen atau sebagainya.

Tabel 4. 1 Bahan dan alat

BAHAN ALAT
Mikrokontroler Arduino Uno Solder dan timah
Sensor reed switch Obeng + -
Solenoid
PCB
Transistor
Resistor 1k Ω
Resistor 220 Ω
Kabel Downloader
Adaptor Catu Daya DC
Magnet

2. Pengumpulan peralatan (Software)

 Arduino IDE.

Untuk membuat pemrograman mikrokontroler Arduino Uno.

 Borland Delphi.

Untuk aplikasi antarmuka.


52

IV.4 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

IV.4.1 Perancangan Antarmuka

Pertama-tama yang harus dilakukan adalah membuat desain tampilan

utama dari aplikasi antarmuka ini.

Gambar 4. 4 Halaman tampilan utama

IV.5 Perancangan Perangkat Keras (hardware)

IV.5.1 Perancangan Pengendali Mikrokontroler Arduino Uno

Mikrokontroler dapat dikatakan sebagai otak dalam perancangan ini.

Karena kegunaan mikrokontroler adalah memberi sinyal ke solenoid untuk

membuka atau menutup. Tanpa mikrokontroler perangkat ini tidak akan dapat

bekerja. Maka oleh sebab itu perancangan hardware yang pas akan membawa

kemudahan dalam pengendalian kunci otomatis menggunakan selenoid. Pemilihan

mikrokontroler ini berdasarkan dengan kemampuan dan daya yang kuat untuk

melakukan tugasnya. Arduino Uno dapat mengendalikan setidaknya 8 selenoid


53

yang berada di setiap port-nya sehingga dapat memaksimalkan dan tidak

memberatkan kinerja mikrokontroler sendiri

IV.6 Pembuatan dan Pengujian Perangkat Keras (Hardware)

Pada tahap pembuatan perangkat keras, hal yang akan dibahas adalah

tahap pembuatan sistem pengendali, pada sistem pengendali ini pertama kali yang

akan dibuat adalah rangkaian komponen elektronika.

IV.6.1 Pembuatan Rangkaian Elektronik

Rangkaian elektronika ini terdiri dari resistor 220Ω 3 buah, transistor TIP

120 3 buah, solenoid 3 buah, sensor reed switch 3 buah dan magnet 3 buah. Pada

sistem ini dibuat untuk mengalirkan arus DC dari Arduino uno ke pin di dalam

rangkaian lalu ke resistor 220Ω kemudian ke transistor TIP 120 lalu menuju pin

pada motor atau solenoid yang akan menggerakan solenoid untuk membuka dan

menutup pintu dan juga arus DC dari Arduino mengalir ke resistor 1kΩ kemudian

ke sensor.

Berikut ini adalah desain rangkaian elektronika untuk menerima data dari

sensor dan untuk memberi sinyal ke solenoid :


54

Gambar 4. 5 Design rangkaian

IV.6.1.1 Pemasangan Komponen Elektronika

Dalam pemasangan komponen-komponen elektronika, hal yang harus

diperhatikan adalah cara pemasangan komponen. Usahakan pemasangan

komponen dilakukan dengan mendahulukan komponen yang lebih kecil terlebih

dahulu kemudian komponen yang besar. Komponen kecil seperti resistor,

transistor dan sensor baru komponen besar yaitu solenoid. Hal ini dilakukan, agar

nantinya pada pemasangan komponen tidak terlalu sulit dan sempit.


55

Selanjutnya, hal paling diutamankan adalah keadaan suhu solder, suhu

solder yang digunakan adalah sekitar 300C sampai 40oC. Jika menggunakan suhu

solder yang begitu panas hingga suhu 70oC atau lebih, maka dapat merusak

komponen.

Gambar 4. 6 rangkaian elektronika

Gambar 4. 7 Rangkaian sensor reed switch


56

Gambar 4. 8 magnet pada pintu

IV.6.2 Pengujian Rangkaian Elektronika dan Mikrokontroler Arduino Uno

Pada pengujian ini dilakukan agar dapat mengetahui mekanika kerja dari

rangkaian elektronika dan mikrokontroler, cara yang dilakukan dengan mencoba

memberi tegangan pada mikrokontroler sehingga dapat menyalakan semua

solenoid dan sensor secara bergantian dan melihat cara kerja rangkaian dalam

melakukan proses. Untuk mengetahui rangkaian berfungsi dengan baik atau tidak,

dengan cara rangkaian elektronika dihubungkan dengan mikrokontroller dan

mencoba untuk menghidupkan solenoid. Pada saat solenoid diberi tegangan maka

posisi solenoid akan terbuka itu sebagai tanda bahwa arus telah mengalir dan

sudah bekerja dengan baik. Jika solenoid masih posisi mengunci, itu menandakan

bahwa rangkaian elektronka dan mikrokontroler belum berfungsi dengan baik dan

benar.
57

Gambar 4. 9 Pengujian prototype

Perancangan desain pengendalian perangkat elektronik pada mikrokontroler

ini terdapat pada dua bagian yaitu :

1. Bagian kontrol solenoid, saklar On dan saklar Off terdapat pada GPIOs

Pin digital nomor 11,12 dan 13.

2. Bagian penerima sensor reed switch berada pada bagian Power pins. Pin

yang digunakan adalah Analog A3, A4 dan A5. Untuk kedua bagian ini

juga menggunakan pin Ground (GND) dan juga pin power 5v.

Tabel 4. 2 Tabel tegangan solenoid pada pintu

Tegangan Tegangan
Pintu ON (posisi OFF (posisi
buka) tutup)
Pintu 1 4,06V 0V
Pintu 2 4,06V 0V
Pintu 3 4,06V 0V
58

Tabel 4. 3 Tegangan sensor reed switch

Tegangan
Tegangan OFF
Sensor ON (posisi
(posisi tutup)
buka)
Sensor 1 5,02V 0V
Sensor 2 5,02V 0V
Sensor 3 5,02V 0V
IV.7 Pembuatan Perangkat Lunak (Software)

IV.7.1 Program Mikrokontroller Arduino Uno

Pada pengujian perangkat lunak ini, dilakukan setelah perangkat keras

selesai dikerjakan, pembuatan program dimulai dengan membuat program untuk

dimasukkan kedalam mikrokontroller Arduino Uno. Untuk membuat perangkat

lunak mikrokontroller, program yang digunakan adalah Arduino IDE dengan versi

1.1, berikut adalah tampilan program Arduino IDE :


59

Gambar 4. 10 Tampilan program Arduino

IV.7.2 Perancangan Program Mikrokontroller Arduino Uno

Pada perancangan ini terdiri dari beberapa tahapan pemrograman. Langkah

pertama yang dilakukan adalah pembuatan file header setelah itu dilanjutkan pada

pembuatan konfigurasi sistem baik pembacaan sensor dan pembacaan solenoid.

Berikut ini adalah petikan program yang akan dimasukkan kedalam

Arduino dalam melakukan semua perintah. Masing-masing perintah mempunyai


60

fungsi tertentu, berikut ini adalah petikan perintah file header dan inisialisasi. Hal

ini yang akan dijadikan tautan utama dalam menuliskan listing program.

Gambar 4. 11 Serial port arduino

#include <TextFinder.h>

int motor1 = 11; //pin motor atau solenoid dipasang pada pin 11
int motor2 = 12;
int motor3 = 13;

int sensor1 = A3; //pin sensor reed switch dipasang pada pin A3
(analog)
int sensor2 = A4;
int sensor3 = A5;
int kondisi = 500; //kondisi diberi nilai 500

Listing dibawah ini adalah perintah untuk memulai perintah baik berupa

pembacaan sensor reed switch dan solenoid.

void setup(){
Serial.begin(9600);
Serial.println("mulai");
pinMode(motor1, OUTPUT);
pinMode(motor2, OUTPUT);
pinMode(motor3, OUTPUT);
pinMode(sensor1, INPUT);
digitalWrite(A3, LOW);
pinMode(sensor2, INPUT);
digitalWrite(A4, LOW);
pinMode(sensor3, INPUT);
digitalWrite(A5, LOW);
}
61

Perintah dibawah ini digunakan untuk mengontrol setiap selenoid baik

menghidupkan atau mematikan. Dengan inisialisasi bahwa angka 0,2,4 digunakan

untuk membuka kunci, sedangkan angka 1,3,5 digunakan untuk menutup atau

mengunci.

if(a[0]=='0'){
digitalWrite(motor1,1);
}
if(a[0]=='1'){
digitalWrite(motor1,0);
}
if(a[0]=='2'){
digitalWrite(motor2,1);
}
if(a[0]=='3'){
digitalWrite(motor2,0);
}
if(a[0]=='4'){
digitalWrite(motor3,1);
}
if(a[0]=='5'){
digitalWrite(motor3,0); }

Perintah dibawah ini digunakan untuk membaca kondisi sensor.

Serial.print("*");
Serial.print(digitalRead(motor1));
Serial.print(digitalRead(motor2));
Serial.print(digitalRead(motor3));
Serial.print("-");
if(analogRead(sensor1)<kondisi){Serial.print("0");
//jika sensor1 kurang dari kondisi (500) maka angka nol
dikirim, selain itu angka satu dikirim.
}else{Serial.print("1");}
if(analogRead(sensor2)<kondisi){Serial.print("0");
}else{Serial.print("1");}
if(analogRead(sensor3)<kondisi){Serial.print("0");
}else{Serial.print("1");}
Serial.println("#");

Langkah penulis selanjutnya setelah menuliskan program adalah

mengupload program yang telah dituliskan di Arduino IDE ke Arduino melalui

komunikasi serial USB. Dengan menekan tombol Compile/ Upload program pada

software Arduino IDE.


62

IV.7.3 Pembuatan dan Pengujian Program Antarmuka Delphi

Setelah selesai membuat program mikrokontroller maka untuk

mengendalikan kunci otomatis dengan antarmuka komputer adalah membuat

sistem antarmuka di komputer menggunakan Delphi.

Tampilan berikut merupakan antarmuka yang akan digunakan untuk

menjalankan masukan dari pengguna sehingga memudahkan dalam

penggunaannya.

Gambar 4. 12 Tampilan antarmuka Delphi

Pada hasil gambar diatas menerangkan bahwa sistem yang akan

dikendalikan adalah 3 buah solenoid. Sistem tersebut dibuat 3 buah solenoid

karena pada pembuatan rangkaian elektroniknya hanya mencakup 3 buah saja.

Sehingga pada mode default-nya dibuat sebanyak 3 buah solenoid. Apabila


63

pengguna akan menambah perangkat yang akan dikendalikan, maka pengguna

juga harus menambah perangkat driver untuk solenoidnya.

Program dibawah ini untuk mengeksekusi perintah pada solenoid, apakah

tombol telah ditekan untuk membuka atau mengunci pintu.

if Button1.Caption = 'Buka' then


begin
ComPort1.WriteStr('*1#');
Button1.Caption := 'Kunci';
End
else
begin
ComPort1.WriteStr('*0#');
Button1.Caption := 'Buka';
end;

if Button2.Caption = 'Buka' then


begin
ComPort1.WriteStr('*2#');
Button2.Caption := 'Kunci';
end
else
begin
ComPort1.WriteStr('*3#');
Button2.Caption := 'Buka';
end;

if Button3.Caption = 'Buka' then


begin
ComPort1.WriteStr('*4#');
Button3.Caption := 'Kunci';
end
else
begin
ComPort1.WriteStr('*5#');
Button3.Caption := 'Buka';
end;

Dengan adanya perintah ini pengguna dapat mengetahui apakah indikator

led pada pintu dan selenoid sedang terbuka atau tertutup. Kalau pintu atau

solenoid dalam keadaan terbuka makan led akan berwarna hijau, sedangkan jika

dalam keadaan tertutup maka led akan berwarna merah.

var
p1,p2,p3: string;
k1,k2,k3: string;
begin
if not(data = '') then
begin
edit1.Text:=data;
p1:=MidStr(data,6,1);
64

p2:=MidStr(data,7,1);
p3:=MidStr(data,8,1);
k1:=MidStr(data,2,1);
k2:=MidStr(data,3,1);
k3:=MidStr(data,4,1);
if k1='1' then ComLed1.Kind:=lkGreenLight else ComLed1.Kind:=lkRedLight;
if k2='1' then ComLed2.Kind:=lkGreenLight else ComLed2.Kind:=lkRedLight;
if k3='1' then ComLed3.Kind:=lkGreenLight else ComLed3.Kind:=lkRedLight;
if p1='1' then ComLed4.Kind:=lkGreenLight else ComLed4.Kind:=lkRedLight;
if p2='1' then ComLed5.Kind:=lkGreenLight else ComLed5.Kind:=lkRedLight;
if p3='1' then ComLed6.Kind:=lkGreenLight else ComLed6.Kind:=lkRedLight;
data:='';
end;

Perintah dibawah ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan comport.

begin
ComPort1.ShowSetupDialog;
combuka.Enabled:=true;
end;

Perintah ini digunakan untuk membaca data melalui comport.

var
s: string;
begin
ComPort1.ReadStr(s,9);
data:=data+s;
end;

Perintah dibawah ini digunakan untuk membuka dan menutup jalur komunikasi

data.

if combuka.Caption='Open' then
begin
ComPort1.Open;
Timer1.Enabled:=true;
combuka.Caption:='Close';
end else begin
Comport1.Close;
timer1.Enabled:=false;
combuka.Caption:='Open';
end;
65

Gambar 4. 13 Konfigurasi port

Pertama-tama jalankan program, kemudian klik tombol Config lalu setting

portnya menjadi COM8. Langkah selanjutnya klik tombol open yang berfungsi

untuk membuka jalur komunikasi comport.


66

Gambar 4. 14 Tampilan setelah di konfigurasi

Ini tampilan setelah awal tadi telah di konfigurasi , pada edit diatas

menunjukan posisi awal *000-000# yang artinya tiga angka 0 sebelah kiri untuk

menunjukan posisi solenoid, sedangkan tiga 0 sebelah kanan untuk menunjukan

posisi pintu. Setiap satu nilai 0 mewakili 1 pintu solenoid. Kalau 0 berarti sedang

dalam keadaan tertutup dan led akan berwarna merah atau terkunci dan jika angka

1 untuk posisi terbuka maka led akan berwarna hijau.


67

Gambar 4. 15 Tampilan saat solenoid posisi terbuka

Pada gambar diatas menunjukan posisi kunci solenoid sedang membuka

sehingga nilai data pada tampilan diatas berubah menjadi 1 atau led berwarna

hijau.
68

Gambar 4. 16 Tampilan saat pintu dan solenoid sedang terbuka

Pada gambar diatas menunjukan posisi kunci solenoid dan pintu sedang

dalam keadaan terbuka sehingga nilai data menjadi 111-111 dan led akan menyala

menjadi hijau semua. Setelah selesai menjalankan aplikasi ini harus mengklik

tombol close untuk menutup jalur komunikasi comport, karena bila tidak di tutup

maka jalur komunikasi comport akan tetap terbuka meskipun aplikasi telah di

tutup dan dapat mengakibatkan error jika dibuka kembali.

IV.8 Pengembangan Kunci Otomatis Untuk Lebih Dari Tiga Pintu.

Berikut ini adalah desain rangkaian elektronika untuk menerima data dari

sensor dan untuk memberi sinyal ke solenoid :


69

Gambar 4. 17 Desain rangkaian

Pada rangkaian di atas memakai 4 IC analog 74HC4051, 1 buah arduino, 2

motor (pengganti solenoid), 2 switch (sebagai reed switch).

Cara kerja rangkaian :

2 IC analog yang sebelah kanan pada gambar berfungsi sebagai switch untuk

mengatur hidup atau matinya motor pada 2 IC analog yang sebelah kiri.

Pemasangan switch pada IC 1 (posisi atas) diatas terpasang pada pin X7 yang

dimana pin motor solenoid pada IC juga terpasang pada pin X7 dan pada IC 0

terlihat pada gambar switch terpasang pada pin X5, kemudian pemasangan pin

pada motor solenoid juga terpasang di pin X5. Jika switch di nyalakan atau dalam

keadaan nyala maka motor juga akan hidup, sebaliknya jika switch dalam keadaan

mati maka motor juga akan mati. Dengan rangkaian seperti ini maksimal dapat

mengontrol 16 sensor reed switch dan 16 solenoid.


70

Berikut ini adalah petikan program yang akan dimasukkan ke dalam

Arduino dalam melakukan semua perintah. Masing-masing perintah mempunyai

fungsi tertentu, berikut ini adalah petikan perintah file header. Hal ini yang akan

dijadikan tautan utama dalam menuliskan listing program.

int pin1=3; //pin C input


int pin2=4; //pin B input
int pin3=5; //pin A input
int pin_en=6; //pin en input
int data=2; //pin data input

int pout3=12; //pin A output


int pout2=11; //pin B output
int pout1=10; //pin C output
int pout_en=9;//pin en output
int kunci=13; //pin out motor

int temp=0; // digunakan untuk milih pin, perhitungan sementara


boolean ic=true; //untuk milih ic reed switch
boolean ou=true; //untuk milih ic selenoid
int simpan[2][8]; // 2 ic 8 pin

Listing di bawah ini adalah perintah untuk memulai perintah berupa

pembacaan sensor reed switch dan solenoid.

void setup()
pinMode(data,INPUT);
pinMode(pin1,OUTPUT);
pinMode(pin2,OUTPUT);
pinMode(pin3,OUTPUT);
pinMode(pin_en,OUTPUT);
pinMode(pout1,OUTPUT);
pinMode(pout2,OUTPUT);
pinMode(pout3,OUTPUT);
pinMode(pout_en,OUTPUT);
pinMode(kunci,OUTPUT);
Serial.begin(9600);

Perintah di bawah ini digunakan untuk mengontrol setiap solenoid baik

menghidupkan atau mematikan.

//mulai memerintah motor


//tahap 1 --- menentukan IC selenoid yang dipakai secara
bergantian
if(ou){
digitalWrite(pout_en,HIGH);
}else{
digitalWrite(pout_en,LOW);
}
71

//tahap 2 --- mengecek tiap pin dari IC


for(int i=0;i<8;i++){
temp=i;
if((temp/4) > 0){
digitalWrite(pout1,HIGH);
temp=temp-4;
}else{
digitalWrite(pout1,LOW);
}
if((temp/2) > 0){
digitalWrite(pout2,HIGH);
temp=temp-2;
}else{
digitalWrite(pout2,LOW);
}
if((temp/1) > 0){
digitalWrite(pout3,HIGH);
}else{
digitalWrite(pout3,LOW);
}
//tahap 3 --- kondisi
if(simpan[ou][i] > 0){
digitalWrite(kunci,HIGH);
Serial.print(ou);
Serial.print(" - pin ");
Serial.print(i);
Serial.println(" Nyala");
}else{
digitalWrite(kunci,LOW);
}
delay(100);
}
ou=!ou;
//selesai memerintah motor

Perintah di bawah ini digunakan untuk membaca sensor.

//mulai membaca sensor


//tahap 1 --- menentukan IC reed switch yang dipakai secara
bergantian
if(ic){
digitalWrite(pin_en,HIGH);
}else{
digitalWrite(pin_en,LOW);
}

//tahap 2 --- mengecek tiap pin dari IC


for(int i=0;i<8;i++){
temp=i;
if((temp/4) > 0){
digitalWrite(pin1,HIGH);
temp=temp-4;
}else{
digitalWrite(pin1,LOW);
}
if((temp/2) > 0){
digitalWrite(pin2,HIGH);
temp=temp-2;
72

}else{
digitalWrite(pin2,LOW);
}
if((temp/1) > 0){
digitalWrite(pin3,HIGH);
}else{
digitalWrite(pin3,LOW);
}
simpan[ic][i]=digitalRead(data);
delay(100);
}
//tahap 3 --- kondisi
Serial.print(ic);
Serial.print(" - ");
for(int j=0;j<8;j++){
Serial.print(simpan[ic][j]);
}
Serial.println();
ic=!ic;
//selesai pembacaan sensor
73

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari proses perancangan, pembuatan, pengamatan dan hasil

uji sistem yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran

sebagai berikut :

1. Hasil pengujian baik dengan melihat jalur dan mencoba menjalankan

program didapat hasil bahwa solenoid dapat membuka dan mengunci pintu

dengan baik ketika dapat inputan dari aplikasi antarmuka Delphi

sedangkan untuk sensor dengan baik dapat membaca keadaan pintu sedang

terbuka atau tertutup kemudian mengirim data ke mikrokontroler lalu

hasilnya akan ditampilkan di aplikasi antarmuka Delphi.

V.2 Saran

Dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini diharapkan bagi pengguna

untuk lebih mengembangkan dan merealisasikan langung sistem kendali yang

telah dikerjakan. Mengembangkan dan menyempurnakan yang lebih efisien,

adapun saran-saran yang di butuhkan adalah sebagai berikut:

1. Alat ini menggunakan catu daya dari listrik, untuk menanggulangi

terjadinya listrik padam maka dibutuhkan tenaga listrik berupa 12V.

2. Alat ini hanya sebagai pengendalian pengunci pintu otomatis

menggunakan solenoid, untuk perkembangan lebih lanjut dapat


74

digunakan untuk mengendalikan peralatan yang lain, misal pintunya

dapat menutup dan buka secara otomatis.

3. Sensor yang digunakan adalah sensor reed switch yang mempunyai

ketahanan yang kurang memadai jika digunakan pada pintu yang

sebenarnya, maka dari itu dapat digunakan sensor lain yang lebih peka

dan dapat bertahan lama.


75

DAFTAR PUSTAKA

Hariadi, 2012. Sistem Pengendali Otomatis Kunci Pintu Kantor Menggunakan


Mikrokontroler Atmega 8535 Berbasis Sms. Tugas Akhir. Yogyakarta:
Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Teknologi Yogyakarta.

Mujiman dan Andi, W.W. 2008. Pintu Otomatis Berpengunci Waktu Berbasis
Mikrokontroler AT89C51. Tugas Akhir. Yogyakarta: Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.

Kadir, A. 2012. From Zero to a Pro Delphi. Yogyakarta : Andi Offset.

Gammon,N. 74HC4051 multiplexer / demultiplexer 2013,


http://www.gammon.com.au/forum/?id=11976, diakses pada
19 mei 2014, jam 21.22 WIB.

Modul praktikum. 2012. multiplekser-demultiplekser.


http://www.docstoc.com/docs/110933171/P4-MULTIPLEKSER-
DEMULTIPLEKSER. diakses pada 18 mei 2014. jam 16.38 WIB.

- , 2014, Pengenalan dasar Delphi,


http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=143046 , diakses 7 Mei 2014,
jam 09.03 WIB.

- , 2014, Reed switch arduino demo, http://learn.parallax.com/reed-switch-


arduino-demo, diakses pada 10 mei 2014, jam 23.10 WIB.

- , 2008, System, http://www.delphibasics.co.uk/ByUnit.asp?Unit=System,


diakses pada 12 mei 2014, jam 16.05 WIB.

- , 2012, 8-channel analog multiplexer/demultiplexer,


http://www.nxp.com/documents/data_sheet/74HC_HCT4051.pdf,
diakses pada 17 mei 2014, jam 14.10 WIB.

- , 2014, Datasheet Arduino Uno, http://docs-


asia.electrocomponents.com/webdocs/0e8b/0900766b80e8ba21.pdf,
diakses pada 15 Mei 2014, jam 22.32 WIB.

- , 2014, DC Model Solenoid, http://electromechanicalcomponents.guardian-


electric.com/Asset/DC-FrameModel11.pdf, diakses pada 15 Mei 2014,
jam 20.32 WIB.
76

- , 2014, Datasheet Reed Switch, http://datasheet.octopart.com/ORD-


213/15-20-OKI-datasheet-8356894.pdf, 15 diakses pada Mei 2014, jam
23.44 WIB.
77

LAMPIRAN
78

DATASHEET

The Arduino Uno is a microcontroller board based on the ATmega328 (datasheet). It has
14 digital input/output pins (of which 6 can be used as PWM outputs), 6 analog inputs, a
16 MHz crystal oscillator, a USB connection, a power jack, an ICSP header, and a reset
button. It contains everything needed to support the microcontroller; simply connect it to a
computer with a USB cable or power it with a AC-to-DC adapter or battery to get started.
The Uno differs from all preceding boards in that it does not use the FTDI USB-to-serial
driver chip. Instead, it features the Atmega8U2 programmed as a USB-to-serial
converter.

"Uno" means one in Italian and is named to mark the upcoming release of Arduino 1.0.
The Uno and version

1.0 will be the reference versions of Arduno, moving forward. The Uno is the latest in a
series of USB Arduino boards, and the reference model for the Arduino platform; for a
comparison with previous versions, see the index of Arduino boards.

Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12 V
79

Input Voltage (limits) 6-20 V


Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
32 KB of which 0.5 KB used by bootloader
Flash Memory
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock Speed 16 MHz

The Arduino Uno can be powered via the USB connection or with an external power
supply. The power source is selected automatically.

External (non-USB) power can come either from an AC-to-DC adapter (wall-wart) or
battery. The adapter can be connected by plugging a 2.1mm center-positive plug into the
board's power jack. Leads from a battery can be inserted in the Gnd and Vin pin headers
of the POWER connector.
80

The board can operate on an external supply of 6 to 20 volts. If supplied with less than
7V, however, the 5V pin may supply less than five volts and the board may be unstable. If
using more than 12V, the voltage regulator may overheat and damage the board. The
recommended range is 7 to 12 volts.

The power pins are as follows:

• VIN. The input voltage to the Arduino board when it's using an external power
source (as opposed to 5 volts from the USB connection or other regulated power
source). You can supply voltage through this pin, or, if supplying voltage via the
power jack, access it through this pin.
• 5V. The regulated power supply used to power the microcontroller and other
components on the board. This can come either from VIN via an on-board
regulator, or be supplied by USB or another regulated 5V supply.
• 3V3. A 3.3 volt supply generated by the on-board regulator. Maximum current
draw is 50 mA.
• GND. Ground pins.

The Atmega328 has 32 KB of flash memory for storing code (of which 0,5 KB is used for
the bootloader); It has also 2 KB of SRAM and 1 KB of EEPROM (which can be read and
written with the EEPROM library).

Each of the 14 digital pins on the Uno can be used as an input or output, using
pinMode(), digitalWrite(), and digitalRead() functions. They operate at 5 volts. Each pin
can provide or receive a maximum of 40 mA and has an internal pull-up resistor
(disconnected by default) of 20-50 kOhms. In addition, some pins have specialized
functions:

• Serial: 0 (RX) and 1 (TX). Used to receive (RX) and transmit (TX) TTL serial
data. TThese pins are connected to the corresponding pins of the ATmega8U2
USB-to-TTL Serial chip .
• External Interrupts: 2 and 3. These pins can be configured to trigger an
interrupt on a low value, a rising or falling edge, or a change in value. See the
attachInterrupt() function for details.
• PWM: 3, 5, 6, 9, 10, and 11. Provide 8-bit PWM output with the analogWrite()
function.
• SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). These pins support SPI
communication, which, although provided by the underlying hardware, is not
currently included in the Arduino language.

• LED: 13. There is a built-in LED connected to digital pin 13. When the pin is
HIGH value, the LED is on, when the pin is LOW, it's off.

The Uno has 6 analog inputs, each of which provide 10 bits of resolution (i.e. 1024
different values). By default they measure from ground to 5 volts, though is it possible to
change the upper end of their range using the AREF pin and the analogReference()
function. Additionally, some pins have specialized functionality:
81

• I2C: 4 (SDA) and 5 (SCL). Support I2C (TWI) communication using the Wire
library.

There are a couple of other pins on the board:

• AREF. Reference voltage for the analog inputs. Used with analogReference().
• Reset. Bring this line LOW to reset the microcontroller. Typically used to add a
reset button to shields which block the one on the board.

See also the mapping between Arduino pins and Atmega328 ports.

The Arduino Uno has a number of facilities for communicating with a computer, another
Arduino, or other microcontrollers. The ATmega328 provides UART TTL (5V) serial
communication, which is available on digital pins 0 (RX) and 1 (TX). An ATmega8U2 on
the board channels this serial communication over USB and appears as a virtual com
port to software on the computer. The '8U2 firmware uses the standard USB COM
drivers, and no external driver is needed. However, on Windows, an *.inf file is required..

The Arduino software includes a serial monitor which allows simple textual data to be
sent to and from the Arduino board. The RX and TX LEDs on the board will flash when
data is being transmitted via the USB-toserial chip and USB connection to the computer
(but not for serial communication on pins 0 and 1).

A SoftwareSerial library allows for serial communication on any of the Uno's digital pins.

The ATmega328 also support I2C (TWI) and SPI communication. The Arduino software
includes a Wire library to simplify use of the I2C bus; see the documentation for details.
To use the SPI communication, please see the ATmega328 datasheet.

The Arduino Uno can be programmed with the Arduino software (download). Select
"Arduino Uno w/ ATmega328" from the Tools > Board menu (according to the
microcontroller on your board). For details, see the reference and tutorials.

The ATmega328 on the Arduino Uno comes preburned with a bootloader that allows you
to upload new code to it without the use of an external hardware programmer. It
communicates using the original STK500 protocol (reference, C header files).

You can also bypass the bootloader and program the microcontroller through the ICSP
(In-Circuit Serial Programming) header; see these instructions for details.

The ATmega8U2 firmware source code is available . The ATmega8U2 is loaded with a
DFU bootloader, which can be activated by connecting the solder jumper on the back of
the board (near the map of Italy) and then resetting the 8U2. You can then use Atmel's
FLIP software (Windows) or the DFU programmer (Mac OS X and Linux) to load a new
firmware. Or you can use the ISP header with an external programmer (overwriting the
DFU bootloader).
82

Rather than requiring a physical press of the reset button before an upload, the Arduino
Uno is designed in a way that allows it to be reset by software running on a connected
computer. One of the hardware flow control lines (DTR) of the ATmega8U2 is connected
to the reset line of the ATmega328 via a 100 nanofarad capacitor. When this line is
asserted (taken low), the reset line drops long enough to reset the chip. The Arduino
software uses this capability to allow you to upload code by simply pressing the upload
button in the Arduino environment. This means that the bootloader can have a shorter
timeout, as the lowering of DTR can be well-coordinated with the start of the upload.

This setup has other implications. When the Uno is connected to either a computer
running Mac OS X or Linux, it resets each time a connection is made to it from software
(via USB). For the following half-second or so, the bootloader is running on the Uno.
While it is programmed to ignore malformed data (i.e. anything besides an upload of new
code), it will intercept the first few bytes of data sent to the board after a connection is
opened. If a sketch running on the board receives one-time configuration or other data
when it first starts, make sure that the software with which it communicates waits a
second after opening the connection and before sending this data.

The Uno contains a trace that can be cut to disable the auto-reset. The pads on either
side of the trace can be soldered together to re-enable it. It's labeled "RESET-EN". You
may also be able to disable the auto-reset by connecting a 110 ohm resistor from 5V to
the reset line; see this forum thread for details.

The Arduino Uno has a resettable polyfuse that protects your computer's USB ports from
shorts and overcurrent. Although most computers provide their own internal protection,
the fuse provides an extra layer of protection. If more than 500 mA is applied to the USB
port, the fuse will automatically break the connection until the short or overload is

removed.

The maximum length and width of the Uno PCB are 2.7 and 2.1 inches respectively, with
the USB connector and power jack extending beyond the former dimension. Three screw
holes allow the board to be attached to a surface or case. Note that the distance between
digital pins 7 and 8 is 160 mil (0.16"), not an even multiple

Arduino can sense the environment by receiving input from a variety of sensors and can
affect its surroundings by controlling lights, motors, and other actuators. The
microcontroller on the board is programmed using the Arduino programming language
(based on Wiring) and the Arduino development environment (based on Processing).
Arduino projects can be stand-alone or they can communicate with software on running
on a computer (e.g. Flash, Processing, MaxMSP).
83

Arduino is a cross-platoform program. You’ll have to follow different instructions for your
personal OS. Check on the Arduino site for the latest instructions.
http://arduino.cc/en/Guide/HomePage

Once you have downloaded/unzipped the arduino IDE, you can Plug the Arduino to your
PC via USB cable.
84
85

J2R0012-38-22

REED SWITCH

ORD213
Super Ultraminiature

 GENERAL DESCRIPTION
The ORD213 is a small single-contact reed switch designed for general
control of low-level loads less than 24 V. The reed contacts are sealed within
the glass tube within inert gas to maintain contact reliability.

 FEATURES
(1) Reed contacts are hermetically sealed within a glass tube with inert gas
and do not receive any influence from the external atmospheric
environment.
(2) Quick response
(3) The structure comprises the operating parts and electrical circuits
arranged coaxially. Reed switches are suited to applications in radio
frequency operation.
(4) Reed switches are compact and light weight.
(5) Superior corrosion resistance and wear resistance of the contacts assures
stable switching operation and long life.
(6) With a permanent magnet installed, reed switches economically and
easily become proximity switches.

 EXTERNAL DIMENSIONS (Unit: mm)


f 0.3 MAX f 1.8

MAX 7.0

35.8 ± 0.3

 APPLICATIONS
 Automotive electronic devices l
 Control equipment
 Communication equipment
86

 Measurement equipment
 Household appliances

 ELECTRICAL CHARACTERISTICS
Parameter Rated value Unit
Pull-in Value (PI) 10~40 AT
Drop-out Value (DO) 5min AT
Contact resistance (CR) 200max mW
Breakdown voltage 150min VDC
Insulation resistance 109min W
Electrostatic capacitance 0.4max pF
Contact rating 1.0 VA
Maximum switching voltage 24 (DCAC ) V
Maximum switching current 0.1 A
Maximum carry current 0.3 A
87

74 HC4051; 74HCT 4051


8- channel analog multiplexer/demultiplexer
Rev. 7 — 19 July 2012 Product data sheet

1. General description

The 74HC4051; 74HCT4051 is a high-speed Si-gate CMOS device and is pin


compatible with Low-power Schottky TTL (LSTTL). The device is specified in
compliance with JEDEC standard no. 7A.

The 74HC4051; 74HCT4051 is an 8-channel analog multiplexer/demultiplexer


with three digital select inputs (S0 to S2), an active-LOW enable input (E), eight
independent inputs/outputs (Y0 to Y7) and a common input/output (Z). With E
LOW, one of the eight switches is selected (low impedance ON-state) by S0 to
S2. With E HIGH, all switches are in the high-impedance OFF-state,
independent of S0 to S2.

VCC and GND are the supply voltage pins for the digital control inputs (S0 to S2,
and E). The VCC to GND ranges are 2.0 V to 10.0 V for 74HC4051 and 4.5 V to
5.5 V for 74HCT4051. The analog inputs/outputs (Y0 to Y7, and Z) can swing
between VCC as a positive limit and VEE as a negative limit. VCC VEE may not
exceed 10.0 V.

For operation as a digital multiplexer/demultiplexer, VEE is connected to GND


(typically ground).

2. Features and benefits

 Wide analog input voltage range from 5 V to +5 V


 Low ON resistance:
 80 (typical) at VCC VEE = 4.5 V
 70 (typical) at VCC VEE = 6.0 V
 60 (typical) at VCC VEE = 9.0 V
 Logic level translation: to enable 5 V logic to communicate with 5 V analog
signals
 Typical ‘break before make’ built-in
 ESD protection:
 HBM JESD22-A114F exceeds 2000 V
 MM JESD22-A115-A exceeds 200 V
88

 CDM JESD22-C101E exceeds 1000 V


 Multiple package options
 Specified from 40 C to +85 C and 40 C to +125 C

3. Applications

 Analog multiplexing and demultiplexing


 Digital multiplexing and demultiplexing
 Signal gating

4. Pinning information

4.1 Pin description

Table 2. Pin description


Symbol Pin Description
E 6 enable input (active LOW)
VEE 7 supply voltage
GND 8 ground supply voltage

S0, S1, S2 11, 10, 9 select input

Y0, Y1, Y2, Y3, Y4,


Y5, Y6, Y7 13, 14, 15, 12, 1, 5, 2, 4 independent input or output

Z 3 common output or input

VCC 16 supply voltage

8- channel analog multiplexer/demultiplexer


89

5. Functional description

5.1 Function table


[1]
Table 3. Function table
Input Channel ON
E S2 S1 S0
L L L L Y0 to Z
L L L H Y1 to Z
L L H L Y2 to Z
L L H H Y3 to Z
L H L L Y4 to Z
L H L H Y5 to Z
L H H L Y6 to Z
L H H H Y7 to Z
H X X X switches off

H = HIGH voltage level;


L = LOW voltage level;
X = don’t care.

Anda mungkin juga menyukai