Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN KERJA PRAKTEK

“PEMELIHARAAN TURBIN FRANCIS HORIZONTAL PLTA JELOK ”

PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN MRICA SUB UNIT


PLTA JELOK

Disusun Oleh :

ABDUL SHOBHI NUGROHO

3060160181

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
LAPORAN KERJA PRAKTEK

“PEMELIHARAAN TURBIN FRANCIS HORIZONTAL PLTA JELOK ”

PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN MRICA SUB UNIT


PLTA JELOK

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat


Mata Kuliah Kerja Praktek
Pada Program Studi S1 Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung

Di susun oleh :
ABDUL SHOBHI NUGROHO
NIM : 30601601819

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. INDONESIA POWER UNIT
PEMBANGKIT MRICA SUB UNIT PLTA JELOK

Dengan judul :

“PEMELIHARAAN TURBIN FRANCIS HORIZONTAL PLTA JELOK ”


PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN MRICA SUB UNIT
PLTA JELOK
Telah diseminarkan dan disahkan

Disahkan pada tanggal :......................................................................

Dosen pembimbing,

Dr.Ir.H. Muhamad Haddin, MT


NIDN. 0618066301

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Elektro

Ir. Ida Widihastuti, MT


NIDN. 000503
PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Nama Pelaksana Kerja Praktek : ABDUL SHOBHI NUGROHO
NIM : 30601601819
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Judul Kerja Praktek : “PEMELIHARAAN TURBIN FRANCIS
HORIZONTAL PLTA JELOK”
PT. INDONESIA POWER UNIT
PEMBANGKITAN MRICA SUB UNIT
PLTA JELOK
Dosen Pembimbing : Dr.Ir.H. Muhamad Haddin, MT

Telah disetujui untuk dipublikasikan


Semarang, .......................................................
.2019

Menyetujui,
SPS PLTA Jelok, Pembimbing lapangan,

Joko Sunarno Wahyu Cahyono


NIP.6692016K3. NIP.7091047K3

Dosen pembimbing,

Dr.Ir.H. Muhamad Haddin, MT


NIDN. 0618066301
ABSTRAK
Sub unit PLTA Jelok adalah perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga air
berkapasitas 4x5 MW yang dikelola oleh PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan
Mrica yang merupakan anak perusahaan dari PT. Indonesia power. Dalam
memenuhi kebutuhan listrik terutama untuk konsumen di daerah Jawa Tengah
diharapkan PLTA Jelok bisa menjaga kualitas serta kontinuitas dalam hal
menyuplai listrik. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator
merupakan jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus
menerus tanpa berhenti).
Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator harus
dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat.
Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian transformator dan
bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya
Dalam kerja praktek ini, penulis ingin belajar tentang pemeliharaan
transformator yang meliputi pengujian – pengujian yang dilakukan pada
pemeliharaan transformator tersebut.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan Praktik

Kerja Lapangan sekaligus menyusun laporan dengan judul “Pemeliharaan Turbin

Francis Horizontal PLTA Jelok” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam hal penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa penyusunannya

masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang terasa jauh bila dikatakan

baik apalagi sempurna yang butuh banyak masukan. Namun penulis yakin

bagaimanapun wujudnya, laporan ini adalah salah satu kebanggaan tersendiri bagi

penulis.

Selanjutnya dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, perkenankanlah

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan dorongannya baik secara langsung maupun tidak langsung

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Ucapan

terima kasih ditujukan kepada :

1. Allah SWT, tuhan semesta alam atas kehendaknya telah

menghendaki atas terselesaikannya laporan ini.

2. Ir. Ida Widihastuti. MT selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro


Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
3. Dr.Ir.H. Muhammad Haddin., MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek

yang telah memberikan masukan dan nasihat selama Kerja Praktek berlangsung.

4. Munaf Ismail.,ST, MT selaku Koordinator Kerja Praktek Program

vi
Studi Teknik Elektro Universitas Islam Sultan Agung Semarang

5. Bapak Joko Sunarno, SPS PLTA JELOK Semarang

6. Bapak Wahyu Cahyono, Teknisi Listrik PLTA JELOK Semarang, selaku

pembimbing lapangan

7. Ibu Elok Langensari, pelaksana K3L PLTA JELOK;


8. Seluruh staff dan karyawan PT. Indonesia Power, dan staff bagian
maintenance yang sudah membantu dan berbagi ilmu;
9. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, dengan dukungan dan do’a serta

arahannya sehingga penulis dapat meyelesaikan Laporan Praktik Kerja

Lapangan ini;

10. Teman seperjuangan, Aris ipung yang sudah menemani Praktik Kerja
Lapangan selama sebulan ini.
11. Bapak yahudi, yang sudah mengizinkan menginap selama sebulan ini;
12. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan

laporan ini. Walaupun penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu. Tetapi,

percayalah bahwa kontribusi Anda sekalian begitu berarti.

Akhir kata penyusun berharap, semoga laporan ini tetap ada manfaatnya

khususnya bagi penyusun pribadi dan tentunya bagi para pembaca pada umumnya.

Semarang, 31 Mei 2019

Abdul Shobhi Nugroho

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LAPORAN KERJA PRAKTEK ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK ............................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Rumusan masalah .......................................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah ............................................................................. .....2
1.4. Tujuan ...................................................................................................... ...2
1.5. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek .........................................................2
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................. ..3
BAB II SEKILAS TENTANG PERUSAHAAN................................................... .5
2.1. Sejarah PLTA Jelok ................................................................................. .5
2.2. Letak Geografis PLTA Jelok ................................................................. .6
2.3. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan ............................................................... .6
2.3.1. Visi PT. Indonesia Power...................................................... .7
2.3.2. Misi PT. Indonesia Power ................................................. .....7
2.3.3. Motto PT. Indonesia Power .............................................. .....7
2.3.4. Kompetensi Inti ..................................................................... .7
2.3.5. Tujuan PT. Indonesia Power .................................................. 8
2.4. Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power .......................... 8
2.4.1. Bentuk dan Warna Logo PT. Indonesia Power ...................... 8
2.4.2. Budaya Perusahaan ............................................................... 10
2.5. Struktur Organisasi PLTA Jelok ........................................................... 12
BAB III ALUR PROSES PRODUKSI PLTA JELOK......................................... 15
3.1 Alur Proses produksi Sub Unit PLTA Jelok ........................................ 15
3.2 Sumber Air PLTA Jelok ......................................................................... 16
3.3 Komponen PLTA Jelok .......................................................................... 17
3.4 Unit Pembangkit PLTA Jelok .......................................................... 27
3.4.1. Turbin Francis ...................................................................... .28
3.4.2. Generator ............................................................................... 29
3.4.3. Transformator....................................................................... .30
viii
3.4.4. Serandang Hubung ( Switchyard ) .................................. ....31
3.5 Peralatan Bantu .................................................................................... ..31
3.5.1. Governor ............................................................................ .31
3.5.2. Main Inlet Valve (MIV) .................................................... ..32
3.5.3. Battery dan Inverter......................................................... ....32
3.5.4. Over Pressure Valve............................................................ 33
3.5.5. Mesin HA ........................................................................ ....34
3.5.6. Pemutus Tenaga (PMT) .................................................. ....34
3.5.7. Auxiliary Power Supply .................................................. ....35
3.5.8. Panel LVDB dan HVSG ................................................. ....35
BAB IV PEMELIHARAAN TURBIN FRANCIS POROS HORIZONTAL ... .36
4.1. Turbin Air ............................................................................................. .36
4.2. Komponen utama dan alat bantu turbin ........................................... .36
4.2.1. Rumah Turbin ................................................................... .36
4.2.2. Distributor Turbin ............................................................. .37
4.2.3. Runner ............................................................................... .38
4.2.4. Over Pressure Valve.......................................................... .38
4.2.5. Poros dan Bantalan............................................................ .39
4.2.6. Pipa pelepas air (draft tube) .............................................. .40
4.2.7. Perapat poros turbin .......................................................... .41
4.2.8. Pengatur Putaran Turbin (Governor) ................................ .42
4.2.9. Katup utama ...................................................................... .44
4.3. Alat-alat ukur ....................................................................................... .45
4.4. Peralatan Bantu ..................................................................................... 46
4.4.1. Sistem Pendingin Bantalan ................................................ 46
4.4.2. Sistem Penyediaan Minyak Teka....................................... 46
4.5. Indikator ............................................................................................... 46
4.6. Tujuan Pemeliharaan Turbin dan Alat Bantunya ............................ 47
4.7. Jenis – Jenis Pemeliharaan Turbin dan Alat Bantunya .................. 47
4.7.1. Pemeliharaan Rutin. .......................................................... 47
4.7.2. Pemeliharaan Periodik. ..................................................... 48
4.8. Perawatan Turbin ................................................................................ 50
4.8.1. Pemeriksaan Rumah Turbin. ............................................. 50
ix
4.8.2. Pemeriksaan Distributor Turbin ........................................50
4.8.3. Pemeriksaan Runner......................................................... 51
4.8.4. Pengaman Tekanan Air. ................................................... 51
4.8.5. Pemeriksaan Pipa Pelepas Air (Draft Tube) .................... 52
4.8.6. Pemeriksaan Pengatur Putaran Turbin (Governor)........... 52
4.8.7. Pemeriksaan Katup Utama (Main Inlet Valve). ............... 52
4.9. Prosedur Pekerjaan Pemeliharaan Turbin Air ................................ 52
4.9.1. Pemeriksaan dan perbaikan Rumah Turbin. .................... 53
4.9.2. Pemeriksaan dan perbaikan Sudu Atur ............................ 54
4.9.3. Pemeriksaan dan perbaikan Runner. ................................ 54
4.9.4. Pemeriksaan dan perbaikan Draft Tube. .......................... 54
4.9.5. Pemeriksaan dan perbaikan Bantalan (bearing) turbin. ... 55
4.9.6. Pemeriksaan dan perbaikan Poros turbin. ........................ 55
4.9.7. Pemeriksaan dan Perbaikan Pengatur Kecepatan (Governor)
...................................................................................................... 55
4.9.8. Pemeriksaan dan perbaikan pengaman tekanan air (over pressure
valve) ............................................................................. 56
4.9.9. Pemeriksaan dan perbaikan Katup Utama ....................... 56
4.10.Pelaksanaan Pemeliharaan Turbin dan Alat Bantunya ................ 56
BAB V PENUTUP............................................................................................ 58
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 58
5.2. Saran..................................................................................................... 58
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis energi yang melanda dunia dewasa ini telah menarik perhatian para
ahli untuk menemukan sumber-sumber energi baru yang lebih murah yang tersedia
dalam jumlah yang besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyak dan
meningkatnya pemakaian penggunaan energi. Sumber energi yang sudah lama
dipergunakan adalah sumber energi minyak bumi, gas alam dan batubara.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa persediaan sumber energi minyak
bumi, gas alam, dan batubara sangat terbatas yang demikian apabila terus
menerus digunakan akan habis. Kegunaan bahan bakar alternatif menjadi salah satu
cara yang seharusnya banyak dieksplorasi. Dewasa ini banyak sekali penggunaan
energi listrik berbahan alternatif, contohnya Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat
seolah menjadikan energi listrik menjadi kebutuhan pokok. PT. PLN selaku pemain
utama dalam industri ini di tuntut untuk terus mencari energy terbarukan, salah
satunya dengan energi air, mengingat air merupakan sumber energi yang murah dan
relatif mudah di dapat meskipun daya yang dihasilkan relatif kecil namun cukup
bisa diandalkan di tengah harga minyak dunia yang terus melambung tinggi. Salah
satu pembangkit listrik tenaga air yang sudah cukup lama beroperasi di Indonesia
adalah PLTA Jelok. PLTA Jelok merupakan bagian dari PT. Indonesia Power
yang juga merupakan anak perusahaan dari PT. PLN(Persero). PLTA Jelok
sendiri merupakan PLTA yang saat ini beroperasi di sektor Unit Bisnis
Pembangkitan Mrica.
Air dapat dialirkan melalui saluran ke turbin air yang dipasang dibawah
waduk, rawa atau danau. Salah satu komponen utama PLTA adalah turbin yang
berfungsi merubah energi potensial menjadi energi mekanik berupa putaran. Energi
tekanan pada air akan mendorong blade turbin sehingga menghasilkan putaran.
Beberapa komponen bantu dalam turbin diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi, salah satunya guide vane/sudu pengarah.
1
2

1.2. Rumusan masalah


Adapun Rumusan Masalah dari pembuatan laporan Kerja Praktek (KP)
ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana proses pembangkitan energi listrik PLTA Jelok?
Komponen – komponen apa saja yang ada di PLTA Jelok?
Bagaimana karakteristik turbin francis?
Bagaimana proses pemeliharaan turbin francis di PLTA Jelok
1.3. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang ditinjau dalam kerja praktek di PT Indonesia
Power Unit Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA Jelok “ Pemeliharaan Turbin
Francis Horizontal PLTA Jelok
1.4. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek (KP) ini adalah
sebagai berikut
Memenuhi mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Sebagai perbandingan antara ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahandengan ilmu
yang didapat pada industri selama masa Kerja Praktek (KP).
Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai situasi, kondisi kerja dan
permasalahan yang terdapat pada perusahaan dengan segala aspeknya.
Mampu menuangkan pengamatan langsung di tempat Kerja Praktek dalam
bentuk laporan tertulis.
Mengetahui struktur organisasi perusahaan PT Indonesia Power Unit
Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA Jelok
Mempelajari sistem produksi listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) Jelok
Mengetahui apakah Sistem Pemeliharaan Turbin Pada PLTA JELOK
masih dalam keadaan standar.
1.5. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penyusunan
laporan Kerja Praktek ini adalah :
1. Observasi

2
3

Metode ini mencakup tentang pengamatan secara langsung terhadap


kegiatan di lapangan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan
permasalahan.
2. Interview
Metode ini mencakup wawancara secara langsung kepada sumber-
sumber yang memahami permasalahan-permasalahan dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan objek penulisan dalam laporan Kerja Praktek ini.
3. Data Sekunder
Dalam metode ini dilakukan pengumpulan data dari berbagai bahan dan
referensi terkait dengan pembuatan laporan Kerja Praktek
ini.Dilakukan juga pengumpulan materi yang terkait dengen beberapa
buku referensi serta bahan pendukung dari beberapa situs di internet. Dengan
berbagai metode yang digunakan di atas maka terangkum
menjadi satu bentuk laporan yang sistematis sesuai dengan data yang ada
sehingga mudah dalam pembelajaranya serta pemahamannya.
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan Kerja Praktek menggunakan sistematika untuk
memperjelas pemahaman terhadap materi yang dijadikan objek pelaksanaan Kerja
Praktek. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, pembatasan
masalah, metode pelaksanaan kerja praktek, obyek penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II : SEKILAS TENTANG PERUSAHAAN
Dalam bab ini penulis membahas mengenai sejarah singkat perusahaan,
lokasi perusahaan, struktur organisasi, K3, teori dasar PLTA, siklus PLTA,
komponen utama PLTA, komponen bantu PLTA.
BAB III : SIKLUS PLTA
Bab ini berisikan deskripsi kegiatan kerja praktek selama 1 bulan di PT
Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA Jelok, gambaran

3
4

umum proses produksi pada PLTA Jelok, siklus pembangkitan PLTA Jelok,
sistem operasional dan peralatan utama pada PLTA Jelok.
BAB IV: SISTEM PEMELIHARAAN TURBIN FRANCIS
HORIZONTAL
PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA Jelok Pada
Bab ini penulis menerangkan secara khusus tentang pemeliharaan Pemeliharaan
Turbin di PLTA Jelok.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dari laporan Kerja Praktek dan saran untuk
menyempurnakan laporan.
4

4
BAB II
SEKILAS TENTANG PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PLTA Jelok
PLTA Jelok terletak di desa Delik, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. PLTA
ini diresmikan pada tahun 1938 oleh Belanda. Pada tahun 1927
Pemerintah Belanda membentuk S’Lands Waterkracht Bedrijven (LB) yaitu
perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA
Tonsea Lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu beberapa
Kotapraja di bentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.
PLTA Jelok terletak di Kabupaten Semarang kurang lebih 45 km dariKota
Semarang,atau 15 km ke arah timur laut Kota Salatiga. Pada Tahun
1955PLTA Jelok berhasil diambil alih Indonesia dari ANIEM (Algence
Nederlansch Indisce electricitiet maatschappy). PLTA Jelok saat ini
dikelola oleh PT Indonesia Power, salah satu anak Perusahaan PLN yang
bergerak di bidang Pembangkitan tenaga listrik, diantara 16 PLTA di Jawa
Tengah di bawah tanggung jawab Unit Bisnis Pembangkitan Mrica. Tiga
Unit mesin dibangun tahun 1938 dan tahun 1962 ditambah 1 unit lagi.
Dengan tinggi terjun air 144 meter dan daya terpasang 4 X 5,12 MW PLTA
Jelok dapat menghasilkan energi listrik sebesar 93 GWh/tahun. Pada tahun
1973 dibangun GI jelok dengan 150 KV guna memenuhi kebutuhan
transmisi 150 KV.tahun 1975 dibangun rel 30 KV yang baru untuk
menggantikan rel lama yang sering terjadi gangguan Turbin buatan Werk
Spoor Escher Wyss Holland dengan tipe Francis poros datar memutarkan
Generator buatan AG Brown Hemaf Oerlikon dalam putaran sekitar 600
rpm.
Air penggerak turbin diambil dari Rawa pening yang disadap melalui
sungai Tuntang yang kemudian dibendung dengan sebuah dam yang dilengkapi
dengan 6 buah pintu air. Walaupun usianya sudah lebih dari 70 tahun, Mesin
Pembangkit PLTA Jelok masih tetap dioperasikan karena kondisinya masih
baik dengan biaya operasi relatif murah.

5
6

Sedangkan untuk menjaga dan memelihara keandalan,


PLTAbergabung dengan PT.PLN KJB sektor mrica pada tahun 1991,
pada tahun1994 mesin pembangkit ini direnovasi dengan mengganti
governor dan MainInlet Valve, Retrofit 9 sistem control, dan Rewinding
stator generator.
Dahulu kala sebelum terhubungnya sistem interkoneksi listrik di pulau
Jawa, PLTA Jelok-Timo merupakan salah satu pusat pembangkit tenaga
listrik yang sangat vital untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Tengah.
Berdasarkan Daya Terpasang, saat ini kontribusi PLTA Jelok-Timo
terhadap produksi UBP Mrica berkisar sebesar 6,37 %.pada tahun 1995
PLTA Jelok berubah nama menjadi PT.PLN PJB, kemudian sejak tanggal 3
oktober 2005 berubah nama menjadi PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkit Mrica Sub Unit PLTA Jelok hingga sekarang.
2.2. Letak Geografis PLTA Jelok
PLTA jelok berlokasi 17 km dari arah barat laut kota Salatiga dan sekitar
72 km dari kota Semarang, PLTA Jelok memanfaatkan air dari rawa pening
dengan saluran masuk (intake) yang berlokasi di bendungan tuntang ksbupsten
Semarang, PLTA Jelok berlokasi di dusun Susukan desa Delik, kecamatan
Tuntang, kabupaten Semarang. Perincian luas keseluruhan dari
PLTA Jelok ini adalah sebagai berikut :
1. Luas bangunan sentral : 1433,25 �2
2. Luas bangunan kantor gudang : 217 �2
3. Luas bangunankantor kepala : 16 �2
4. Luas bangunan satpam : 9 �2
5. Luas tanah : ±34 Ha
2.3. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan
Setiap perusahaan memiliki visi,misi,dan tujuan untuk kepentingan dan
kemajuan perusahaan tersebut. Visi, Misi, dan Tujuan PT. Indonesia Power adalah
sebagai berikut :
7

Gambar 1. 1 IP AKSI

2.3.1. Visi PT. Indonesia Power


Visi PT. Indonesia Power yaitu :
“Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan”

2.3.2. Misi PT. Indonesia Power


Untuk perkembangan sebuah perusahaan tentunya memiliki misi
adalah hal yang sangat penting, berikut merupakan misi dari PT.
Indonesia Power :
“Menyelenggarakan bisnis pembangkit tenaga listrik dan jasa
terkait yang bersahabat dengan lingkungan”

2.3.3. Motto PT. Indonesia Power


Motto PT. Indonesia Power adalah TRUST US FOR POWER
EXCELLENCE
2.3.4. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power saat
ini adalah sebagai berikut:
8

“Operasi pemeliharaan pembangkit dan pengembangan


pembangkit.”
2.3.5. Tujuan PT. Indonesia Power
Demi kemajuan perusahaan, setiap perusahan memiliki tujuan.
Tujuan PT. Indonesia Power adalah:
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus
menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan;
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara
berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga
listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar
yang berwawasan lingkungan;
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh
pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntuntungan;
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif;
5. Serta mencapai standart kelas dunia dalam hal keamanan,
kendala, efisisensi, maupun kelestarian lingkungan;
6. Menggambarkan budaya perusahaan yang sehat selain saling
menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
2.4. Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power
Makna dari bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan suatu
identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Secara keseluruhan nama Indonesia
Power merupakan nama yang erat kaitannya untuk melambangkan lingkup usaha
perusahaan sebagai power utility company di Indonesia bahwa di Indonesia
sebagai kawasannya, maka nama Indonesia Power dapat dijadikan brand name.
2.4.1. Bentuk dan Warna Logo PT. Indonesia Power

Gambar 2. 1 Bentuk dan logo PT. Indonesia Pow er


9

Berikut arti dari bentuk dan warna dari logo PT. Indonesia Power :
a. Bentuk
Karena nama yang kuat INDONESIA dan POWER ditampilkan
dengan menggunakan jenis huruf (font) yang tegas dan kuat, yaitu
futura book/regular dan futura bold.
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan
tenaga listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan
simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT PLN
PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar
materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
b. Warna
a) Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas
yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk
memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia,
dan juga di luar negeri.
b) BiruDiaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada
kata power, maka warna ini menunjukkan produksi tenaga listrik
yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri:
- Berteknologi tinggi-
Efisien- Aman- Ramah
lingkungan
10

2.4.2. Budaya Perusahaan


IP – AKSI
 Integritas
Insan IP senantiasa bertindak sesuai etika perusahaan erta
memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
 Kata Kunci:
Demi Perusahaan
 Indikator Perilaku
- Bangga sebagai insane IP
- Mengambil tindakan yang bertanggung jawab
- Mengharumkan nama Indonesia Power
- Mengajak kebaikan dan mencegah penyimpangan
- Sesuai kata denngan perbuatan
- Teladan dan mengajak orang lain dalam beretika dan
meaksanakan GCG
- Melaksanakan IP Bersih
 Profesional
Insan IP senantiasa meguasai pengetahuan, keterampilan dan
kode etik bidang pekerjaan serta melaksanakannya secara akurat dan
konsisten.
 Kata Kunci:
Tahu, Mampu, dan Mau, serta Menyenangi Perusahaan
 Indikator Perilaku:
- Melaksanakan tugas dengan pengetahuan, keterampilan, OP,
dan kode etik
- Mencapai kinerja terbaik
- Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
anisipasi tuntutan pekerjaan terus menerus
- Bekerja secara cerdas, terencana dan sistematis
- Menentukan prioritas
- Mengambil keputusan terintegrasi
11

- Menyampaikan pendapat sesuai pengetahuan dan


keterampilan
- Melakukan tugas secara teliti dan akurat
 Proaktif
Insan IP senantiasa peduli dan cepat tanggap melakukan
peningkatan kinerja untuk emndapatkan kepercayaan stakeholder
 Kata Kunci:
Peduli, cepat, Tanggap, Peningkatan Kinerja
 Indikator Perilaku:
- Mengantisipasi perkembangan teknologi melalui
perbaikan berkelanjutan dan inovasi
- Mencari peluang baru secara aktif untuk peningkatkan
kinerja secara pribadi mapun perusahaan.
- Mencari tahu secara aktif dan segera mengambil
tindakan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder.
- Cepat tanggap terhadap kondisi kerja dan lingkungan
- Segera mengambil tindakan perbaikan untuk peningkatan
kinerja
- Mencari solusi secara aktif untuk mengatasi hambatan
tugas
- Menyelesaikan masalah hingga tuntas
 Sinergi
Insan IP senantiasa membangun hubungan kerja ama yang
prduktif atas dasar saling percaya untuk menghailkan karya unggul.
 Kata Kunci:
Saling Percaya, Kerja Sama, Karya Unggul
 Indikator Perilaku:
- Menjadi bagian dari keseluruhan bisnis proes perusahaan
serta menjalankannya sesuai dengan peran dan fungsi
masing-masing
- Memastikan hasil kerja optimal mendukung keberhasilan
proses kerja berikutnya dan keseluruhan
12

- Memberikan kontribusi ide dan bantuan sesuai denngan


keahlian dan tanggung jawab
- Berbagi pengetahuan dan keterampilan secara aktif
- Mengarahkan kelompok kerja secara aktif

2.5. Struktur Organisasi PLTA Jelok

SPS PLTA Jelok


JOKO SUNARNO

Teknisi Senior
Pelaksana K3L Teknisi Mesin
Listrik
ELOK LANGENSARI HAMDANI P
WAHYU C

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Sub Unit PLTA Jelok

A. Supervisor Senior (SPS PLTA Jelok)


Tugas Supervisor Senior selain memiliki tanggung jawab yang besar
kepada kemajuan perusahaan adalah :
1. Memimpin sera mengkoordinir tugas dan pekerjaan yang menyangkut
segi operasional baik mesin maupun listrik pemeliharaan dan kebersihan
serta mengawasi dan mengatur pengamanan fisik teknis.
2. Mengusahakan efektifitas dan produktifitas pekerjaan antara lain :
a. Pembinaaan dan bimbingan bawahnya
b. Menentukan sistem kerja mesin dan peralatannya agar tercapai
efisiensi pembangkitan yang tinggi
c. Mengevaluasi Rencana Kerja Anggaran (RKA) Sub Unit PLTA
Jelok sesuai dengan target yang telah disusun serta mengupayakan
kebutuhan material, suku cadang, dan biaya yang diperlukan.
d. Membuat laporan-laporan tentang seluruh kegiatan permasalahan
yang terjadi di pusat pembangkit.
B. Pelaksana K3L
Pelaksanaan K3L merupakan petugas yang berada dibawah wewenang
Supervisor Senior yang memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan tata usaha keuangan dan akutansi yang meliputi
pengajuan serta penyelenggaraan uang kas administrasi kiriman uang
melalui bank, pembuatan rekapitulasi, memeriksa kebenaran dokumen,
pembayaran biaya pegawai dan biaya – biaya lainnya.
b. Melakukan pembukuan dan pencatatan kedalam buku kas dan buku bank
serta memerikasa saldo harian.
c. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas serta laporan
lain sesuai kebutuhan manajemen.
d. Melaksanakan administrasi penilaian kinerja pegawai serta memberi
masukan kepada atasan dan pejabat terkait untuk pembinaan dan
pengembangan.
e. Menyelenggarakan dan mengelola sistem kearsipan data pegawai dan
pensiunan, mencatat perubahan data serta menjaga keamanan dan
kerahasian sesuia dengan ketentuan yang berlaku.
f. Melaksanakan tata usaha kepegawaian, penghasilan dan emolument sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
g. Melayani kebutuhan pegawai yang berkaitan dengan administrasi
pegawai.
h. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas serta
laporan sesuai dengan kebutuhan manajemen.
i. Melaksanakan tata usaha umum, pengadaan sarana kerja dan pelayanan. j.
Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas serta
laporan lain sesuai dengan kebutuhan manajemen. C.
Teknisi Senior Listrik / KI (Kontrol Instrument)
Teknisi Senior Listrik merupakan petugas yang berada dibawah
wewenang Supervisor Senior yang memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh pihak luar
termasuk membantu menyiapkan kebutuhan suku cadang dan material yang
dibutuhkan serta mengurus administrasi yang berkaitan dengan sistem
pergudangan.
b. Melaksanakan uji coba hasil perbaikan dan modifikasi peralatan serta
membuat laporan pelaksanaan pekerjaan sekaligus berita acara pekerjaan
selesai.
c. Mebuat Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) motor-motor listrik,
jaringan dan instalasi listrik yang meliputi daftar kebutuhan suku cadang
dan material, kebutuhan jasa dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
d. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan motor-motor listrik lainnya
berdasarkan batasan RPP yang telah disetujui yang meliputi pemeliharaan
rutin, perbaikan, inspeksi tahunan maupun modifikasi peralatan terkait.
e. Melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada
peralatan jaringan dan instalasi listrik.
f. Membantu melaksanakan uji coba hasil peralatan dan perbaikan pada
peralatan.
g. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas, kondisi
peralatan setelah pemeliharaan atau perbaikan.
h. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik yang terdapat
pada unit pembangkit berdasarkan batasan rencana pelaksanaan
pemeliharaan yang telah ditetapkan oleh Supervisor Senior.
i. Membantu mengawasi peeliharaan yang dilakukan oleh pihak luar.
j. Membantu melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan pada
peralatan listrik yang berada pada unit pembangkit.
D. Teknisi Mesin
1. Melaksanakan perbaikan bila terjadi kerusakan pada peralatan mesin
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
2. Merawat dan memelihara peralatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
BAB III
ALUR PROSES PRODUKSI PLTA JELOK

3.1 Alur Proses produksi Sub Unit PLTA Jelok


Sistem pembangkit listrik tenaga air PLTA Jelok terdiri dari dua
bangunan utama yaitu Power House dan Inlet House seperti ditunjukkan pada
gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3. 1 Alur Proses Produksi PLTA Jelok

GENER
PINTU AIR DAM ATOR TRAFO
TUNTANG

TUNNEL

SWITCHYA
PENSTOCK RD
TURBIN (SERANDA
MIV NG)

SALURAN BUANG GAR


DU
IND
UK

Gambar 3. 2 Alur proses produksi Sub Unit PLTA Jelok

1. Proses produksi listrik pada PLTA Jelok dimulai dari dam Tuntang.
Ketinggian elevasi minimal pada dam Tuntang sebesar 460.50 mdpl.
Bila kurang dari itu maka PLTA tidak dapat beroperasi. Air dari
dam Tuntang di saring melalui saringan kasar dan halus serta
kemudian

15
16

masuk ke saluran intake dan mengalir menuju rumah katup. Pada


rumah katup air dibagi ke dua pipa pesat sebelum menuju turbin
2. Air kemudian mengalir dan melewati MIV, lalu memutar turbin yang
seporos dengan generator, sehingga generator ikut berputar dan
menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan generator sebesar 6 kV
di naikkan tegangannya pada transformator menjadi 30 kV. Kemudian
tegangan 30 kV tadi digabungkan dengan tegangan dari PLTA Timo
menuju serandang dan disalurkan menuju Gardu Induk (GI) 150 kV.

3.2 Sumber Air PLTA Jelok


Sumber air dan pemakaian air Unit Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA
Jelok berasal dari Rawa Pening.
Rawa Pening berfungsi untuk mengumpulkan air dari aliran sungai,
mengumpulkan air pada musim hujan untuk persediaan dan pemakaian air pada
musim kemarau atau waduk beban puncak.

Gambar 3. 3 Rawa Pening


Sumber air yang digunakan berasal dari Rawa Pening yang menampung
air sungai candi dukuh, sungai prapat dan sungai-sungai lain disekitarnya dengan
keadaan sebagai berikut:
Data Teknik Rawa Pening:
1. Luas Rawa Pening maksimum : 2500 Ha
2. Luas Rawa Pening minimum : 650 Ha
17

3. Elevasi luas rawa pening maksimum : 463,30 mdpl


4. Elevasi luas rawa pening minimum : 460,75 mdpl
5. Volume Rawa Pening maksimum : 47.500.000 m3
6. Volume Rawa Pening minimum : 25.000.000 m3

3.3 Komponen PLTA Jelok


Komponen PLTA Jelok terdiri dari: dam, water way, turbin, generator,
transformator, pemutus tenaga (PMT), rumah katup, tail race, main inlet valve
(MIV), over pressure valve, sistem pendinginan, sistem pelumasan, mesin HA,
auxiliary power supply, battery, inverter, Low Voltage Distribution Board
(LVDB), dan High Voltage Switchgear (HVSG).

A. Bendungan (DAM) Tuntang PLTA Jelok


Dam atau bendungan merupakan penampung air yang digunakan
sebagai tenaga utama pada proses produksi listrik di PLTA. Pada PLTA Jelok
digunakan dam Tuntang dengan sumber air dari Rawa Pening. Dam sendiri
komponennya terdiri dari:
 Saringan kasar
Saringan kasar berfungsi sebagai penyaring kotoran berukuran besar
seperti enceng gondok. Saringan kasar terbuat dari besi yang dibentuk
seperti pagar dengan jarak antar tiangnya 15 cm.
 Saringan Halus
Saringan halus berfungsi sebagai penyaring kotoran yang berukuran
kecil seperti sampah plastik. Saringan halus berbentuk pagar besi yang
jarak antar tiangnya 2cm.
 Bangunan Pelimpah (Spillway)

Spillway merupakan katup pengaman suatu bendungan berfungsi


sebagai tempat pembuangan air bila terjadi kelebihan kelebihan
elevasi air pada dam Tuntang maka air akan langsung dialirkan menuju
sungai Tuntang.
 Saluran Intake
18

Saluran Intake berfungsi sebagai tempat masukan air ke waterway.


19

 Pos Pemantauan
Pos Pemantauan berguna untuk mengatur buka tutup dam dan
pemantauan tinggi elevasi air.

Data teknis DAM Tuntang PLTA Jelok :


a. Elevasi DAM tuntang maksimum : 463,00 mdpl
b. Elevasi DAM tuntang minimum : 460,50 mdpl
c. Volume waduk maksimum : 47.500.000 m 3
d. Volume waduk minimum : 25.000.000 m 3
e. Type : pintu radial gate
f. Tinggi : 7,75 m
g. Panjang : 38,50 m

Gambar 3. 4 Dam Tuntang,Pos Pemantauan dan Saringan Kasar

Gambar 3. 5 Saringan Halus dan Saluran Intake


20

Gambar 3. 6 Bangunan Pelimpah (Spillway)


B. Water way
Water way sendiri merupakan tempat mengalirnya air dari intake
dam menuju ke turbin. Pada PLTA Jelok total panjang dari water way
3.267,9 m yang terdiri dari 2676 m untuk terowongan dan 591,9 m untuk
penstock.
Terowongan merupakan saluran air yang menghubungkan saluran
intake dam dengan pipa pesat (penstock). Terowongan ini sendiri terdiri dari
3 bagian yaitu: bangunan terowongan bawah tanah (tunnel), pipa tunggal atas
tanah (leiding) dan pipa tunggal menggantung di atas air (aquaduct).
Diameter pada terowongan sendiri sebesar 2,3 m serta memiliki tebal 2 cm
untuk tunnel dan 0,85 cm untuk pipa.
Adapun bagian-bagian dari water way sebagai berikut:
1. Aquaduct
Aquaduct adalah pipa baja yang diberi penguat bentuknya silinder
dipasangkan secara melintang diatas sungai Tuntang dengan cerobong
untuk pemuaian fluida jika terjadi perubahan aliran air. Aquaduct ini
berfungsi untuk menempatkan saluran air diatas rawa pening sehingga air
dapat mengalir melewati sungai tuntang.
Gambar 3. 7 Aquaduct

2. Venting Udara
Suatu alat yang dilengkap klep dan keran di bagian atas di
sepanjang pipa pada jarak tertentu. Venting udara ini berfungsi untuk
mengeluarkan udara dan mengurangi gelembung-gelembung udara
didalam yang dapat merusak pipa.

Gambar 3. 8 Venting udara

3. Katup Spui (Aftaf)


Katup spui berfungsi untuk saluran pembuangan endapan berupa
lumpur yang mengendap dibagian bawah terowongan. Katup spui ini
terdapat pada terowongan yang letaknya didaerah rendah yang
diperkirakan terdapat endapan, katup spui dibuka setiap sebulan sekali
selama 15 menit.
Gambar 3. 9 Katup Spui

4. Pintu Air
Pintu air ini berfungsi untuk mengatur penyaluran air dari sungai
tuntang yang selanjutnya digunakan untuk menggerakan turbin.
5. Saluran Pendatar/Pendatar
Saluran ini berfungsi menampung pelimpahan air dan untuk
menyerap tekanan air dari pipa pesat apabila terjadi gangguan pada
turbin yang mendadak ataupun saat turbin dimatikan maka air akan
kembali keatas melalui pipa pesat, tekanan balik tersebut dapat
menyebabakan pecahnya pipa pesat. Saluran pendatar memiliki dimensi
yang lebih besar dengan diameter 4 m dan panjang 125 m serta tinggi 16
meter, pada pipa pendatar ini bagian atasnya terbuka.
Selain mengatasi tekanan balik yang kembali melalui pipa pesat
saluran pendatar ini juga berfungsi untuk menambah tekanan dari tenaga
air yang masuk ke pipa pesat, hal ini dapat terjadi dikarenakan udara
yang masuk dari bagian atas saluran pendatar yang terbuka menambah
tekanan ke permukaan air.
6. Sumuran/buffershact
Sumuran berfungsi untuk menghindari tekanan lebih apabila katup
utama pada turbin ditutup dengan cepat sehingga tekanan balik
pada pipa pesat ke saluran pendatar dapat dihindari karena disalurkan
melalui sumuran menuju permukaan tanah sampai tekanan kembali
menjadi normal. Letak dari sumuran sendiri terdapat pada ujung awal
pipa pesat.
7. Pipa pesat/penstock
Pipa pesat dipasang pada rumah klep sampai ke turbin, terbuat dari
pipa baja bertekanan tinggi atau plat baja yang disambung dengan cara
di-las atau di-keling, pipa pesat berfungsi untuk mengalirkan air dari
rumah klep menuju turbin, tekanan dan kecepatan aliran air mutlak
untuk menggerakan turbin.pada PLTA Jelok menggunakan 2 (dua) buah
pipa pesat, diameter pipa pesat bagian atas lebih besar dibandingkan
dengan diameter bagian bawah hal tersebut untuk memperoleh kecepatan
dan tekanan air yang lebih besar.
Data teknis penstock PLTA Jelok sebagai berikut :
a. Tinggi terjun air : 144,4 meter b.
Jumlah penstock : 2 buah
c. Panjang : ± 591,9 meter d.
Tebal : 10 mm
e. Variasi diameter : 1,5-1,95 meter f.
Diameter awal/ujung : 1,95 meter
g. Diameter akhir : 1,5 meter h.
Jumlah anker block :8
i. Jumlah sambungan muai : 7
j. Jumlah main hole : 9 buah tiap penstock ST41 dan M41B
3
k. Jenis pemasangan : ST 41 dan M 41 B 9,45 m /detik l.
3
Aliran maksimal pipa 1 : 9,45 m /detik
3
m. Aliran maksimal pipa 2 : 9,7 m /detik
Gambar 3. 10 Pipa pesat (penstock)
Pada konstruksi penstock terdapat konstruksi atau bangunan lain
sebagai bagian dan merupakan kesatuan dari penstock, yaitu :
a. Anker block
Anker block dipasang pada jarak tertentu atau pada belokan
pada penstock agar pada saat terjadi perubahan suhu panjang penstock
tidak berubah,anker block dipasang setiap 120-150 meter sebagai
penyangga berat atau penahan geser.

Gambar 3. 11 Anker Block


b. Sambungan expansi
Perubahan suhu akan menyebabkan pemuaian atau penyusutan
penstock, pada pemuaian dapat melengkung keatas
atau bawah. Untuk menghindari hal tersebut maka pada penstock
dilengkapi dengan sambungan expansi yang terdapat didekat anker
block.

Gambar 3. 12 Sambungan Expansi

Keterangan :
1. Cincin penekan
2. As mur dan baut pengikat
3. Packing
4.Pipa II
5.Pipa I
c. Pondasi penyangga
Pondasi penyangga ini dibangun pada tiap-tiap anker block,
masing-masing berjarak ± 6-12 meter. Pondasi ini dibuat agar
penstock dapat memungkinkan melakukan pergerakan apabila terjadi
pemuaian ataupun penyusutan sehingga pondasi ini juga berfungsi
sebagai penyangga penstock.
d. Saluran pengelak
Saluran pengelak adalah saluran untuk mengurangi tekanan air
serta untuk mengalirkan air yang ada di dalam pipa saluran apabila
terjadi gangguan dimana katup pada ujung penstock menutup secara
tiba-tiba
e. Surge Tank (Pipa Udara)
Pipa udara terletak pada bagian awal penstock, pipa berupa
menara dengan ketinggian kurang lebih 16 meter. Fungsi dari pipa
udara adalah :
1) Untuk mengurangi tekanan tinggi apabila Inlet valve menutup
karena terjadi gangguan
2) Pada waktu penstock dikosongkan, udara di dalam dan di luar
tetap sama
3) Untuk membuang udara saat akan dilakukan pengisian
penstock.
f. Rumah Katup
Rumah katup terletak pada ujung akhir dari pipa saluran tekan
dan merupakan awal dari saluran pipa pesat (penstock).
Di dalam rumah katup terdapat beberap jenis katup antara lain:
1) Katup tangan (manual)
2) Katup hydrolis/otomatis (security valve)
3) Katup buang (Drain Valve)
4) Katup by-pass (By-pass Valve)
Katup-katup ini dipasangkan pada penstock melalui rumah
katup dan digunakan pada saat akan dilakukan pengisian serta
pengosongan penstock.

Gambar 3. 13 Rumah Katup


g. Tail Race (Saluran Buang)
Bagian akhir dari suatu sistem PLTA adalah pipa lepas, saluran
buang berfungsi untuk membuang air dari turbin setelah air tersebut
digunakan untuk memutar sudu turbin. Selain itu pipa lepas memiliki
kelebihan antara lain :
a. Memanfaatkan energi kinetik yang keluar untuk recovery
b. Memanfaatkan tinggi jatuh antara rotor dengan muka air
bawah (tail water) secara efisien
Air buangan dari PLTA Jelok ini dimanfaatkan untuk kebutuhan
memutar sudu turbin dari PLTA Timo yang ditampung pada kolam
tandon harian PLTA Timo yang letakya sekitar 6 Km
dari PLTA Jelok.

Gambar 3. 14 Saluran Buang

h. Bangunan Sentral
Bangunan sentral merupakan bangunan utama yang berisi turbin,
generator serta penguatannya, mesin-mesin pembantu panel kontrol,
pengaman dan operator. Selain itu bangunan sentral memiliki fungsi
sebagai tempat akomodasi bagi peralatan- peralatan utama
pembangkit dan sebagai pusat kegiatan bagi para operator-operator
dalam menjalankan tugasnya
Gambar 3. 15 Bangunan Sentral

Bangunan sentral di PLTA Jelok terdiri dari :


a. Ruang bawah tanah, terdiri dari ruang kabel, ruang battery,
ruang alat dan gudang
b. Lantai 1 berisi : generator, turbin, goverenor dan generator
bantu
c. Lantai 2 berisi : PMT, Trafo Ps, HVSG, Ruang Operator dan
Panel kontrol
d. Bangunan penunjang terdiri dari kantor, bengkel dan
gudang. Semua kegiatan dapat berjalan lancar dan terkontrol
karena adanya bangunan sentral.

3.4 Unit Pembangkit PLTA Jelok


Penggerak utama adalah sesuatu yang dapat merubah baik tenaga panas,
uap, air, dan sebagainya menjadi tenaga kinetik (putaran). Penggerak utama pada
PLTA adalah turbin air. Dimana air sebagai fluida kerjanya mengalir dari tempat
tinggi ke tempat yang lebih rendah sehingga air memiliki energi potensial.
Proses pengaliran di dalam pipa, energi potensial tersebut berangsur- angsur
menjadi energi kinetik, di dalam turbin energi kinetik diubah menjadi energi
mekanik berupa putaran yang selanjutnya digunakan untuk memutar
turbin, pada turbin tenaga yang dihasilkan merupakan perpaduan antara tekanan
air dan debit air semua itu memenuhi sudu runner dengan pemasangannya
berjenis horizontal. Turbin tersebut digunakan untuk memutar generator untuk
menghasilkan listrik.
3.4.1. Turbin Francis
PLTA Jelok menggunakan 4 (empat) unit turbin air dengan type francis
horizontal dan satu turbin pelton, setiap tubrin dikopel langsung dengan
generator. Turbin pelton digunakkan ntuk memenuhi kebutuhan listrik
perusahaan itu sendiri yaitu untuk menjalankan mesin-mesin listrik di
bengkel, penerangan halaman dan penerangan dalam bangunan sentral
PLTA Jelok. Putaran turbin searah dengan jarum jam jika dilihat dari sisi
depan generator dan berlawanan dengan arah jarum jam ika dilihat dari sisi
depan turbin.
Data Teknik Turbin Francis :
Merk : Werkspoor-Escher Wyss(Holland)
Type : Horizontal Francis Turbine – HEPP
Jumlah :4
Speed : 600 rpm
Flow rate : 4,25 m3/s
Head max. : 144 m Head
medium : 135,2 m Head min.
: 129,6 m Tahun perakitan :
1937
Tahun commissioning : 1994(setelah renovasi)
Effesiensi : 86,5%
Main valve : DN 750 mm
Runner : DI 1200 mm
Sudu antar (guide vane) : 20 buah
Sudu putar : 13 buah
Diameter dalam : 750 mm
Tekanan hidrolik : 62 bar
Gambar 3. 16 Turbin Air

3.4.2. Generator
Generator merupakan mesin listrik yang dapat membangkitkan
energi lisrik apabila rotor di dalamnya berputar. Pada PLTA Jelok 4 unit
generator nya merupakan jenis generator sinkron 3 fasa.
Data teknik generator :
Merk : ELIN Energieversorgung Gesellschaft
Jumlah Generator : 4 unit
Tipe : AC sinkron 3 Phase
Daya : 6100 kV
Tegangan : 6kV Arus
: 587A Frekuensi : 50
Hz
Cos� : 0,9
Isolasi : Class F
Kecepatan putaran : 600 rpm Over Speed
: 1.079 rpm Hubungan : Star/
Bintang/ Y Eksitasi : 430 A
Gambar 3. 17 Generator

3.4.3. Transformator
Transformator merupakan sebuah alat untuk menaikan atau
menurunkan tegangan listrik. Pada PLTA Jelok transformator digunakan
untuk menaikan tegangan 6 kV yang dihasilkan generator menjadi 30 kV.

Gambar 3. 18 Transformator
3.4.4. Serandang Hubung ( Switchyard )
Serandang hubung merupakan terminal dari enegi yang keluar dari
transformator pada level tegangan ekstra tinggi untuk kemudian
ditranmisikan ke gardu induk.

Gambar 3. 19 Switchyard

3.5 Peralatan Bantu

3.5.1. Governor
Governor merupakan alat untuk mengatur kecepatan turbin agar dapat
stabil pada putaran nominalnya sehingga mendapatkan frekuensi normal
(50 Hz). Pada PLTA Jelok menggunakan governir tipe DTL
525 ( Digital Turbin Logic ). Digital elektronik ini sebagai otak dari
turbin untuk perantara drai signyal digital ke analog dan analog ke
mekanik hidrolik. Governor dilengkapi dengan :
a) Motor pompa minyak hidrolik 3 fasa 380 Volt b)

Pendingin minyak

c) Katup pengaman d)

Katup servo

e) Katup emergency stop


Gambar 3. 20 Govenore

3.5.2. Main Inlet Valve (MIV)


Main inlet valve (MIV) merupakan sebuah katup yang
berfungsi untuk mengatur masuk nya air dari penstock menuju ke
turbin. MIV pada PLTA Jelok bekerja secara mekanis dan diatur oleh
sebuah governor.

Gambar 3. 21 Governor MIV

3.5.3. Battery dan Inverter


Battery mempunyai fungsi sebagai penyimpan daya untuk
digunakan pada system control PLTA Jelok. Inverter berguna untuk
mengubah arus DC menjadi AC dengan tegangan sesuai kebutuhan.
Di PLTA Jelok listrik yang didapatkan dari trafo akan masuk ke
inverter, dirubah menjadi arus AC dan di supply ke battery sebelum
menjadi tenaga dari sistem kontrol.

Gambar 3. 22 battery dan inverter

3.5.4. Over Pressure Valve


Over pressure valve merupakan katup pengaman tekanan berlebih
pada turbin dan bekerja secara mekanik. Bila terjadi tekanan berlebih
maka PLC memerintahkan katup over pressure membuka dan
mengalirkan air menuju tail race untuk menyelamatkan guide vane
agar tidak rusak.

Gambar 3. 23 Over Pressure Valve


3.5.5. Mesin HA
Mesin HA merupakan 1 unit pembangkitan kecil dari PLTA
Jelok yang berguna untuk menyuplai kebutuhan listrik di PLTA Jelok
sendiri. Mesin HA terdiri dari turbin Pelton dan generator yang
memiliki daya 0,56 MW. Kontrol Mesin HA diatur oleh LVDB (Low
Voltage Distribution Board) dan dialirkan untuk penerangan
pembangkit serta sebagai sumber tenaga penggerak pintu dam Tuntang.

Gambar 3. 24 Mesin HA

3.5.6. Pemutus Tenaga (PMT)


Pemutus Tenaga merupakan peralatan switching mekanis yang
mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi
normal maupun gangguan. Terdapat 4 PMT pada PLTA Jelok yang
masing-masing melayani satu unit pembangkit.

Gambar 3. 25 Pemutus Tenaga


3.5.7. Auxiliary Power Supply
Auxiliary Power Supply memiliki beberapa fungsi yaitu:

 Suplai arus untuk membangkitkan medan magnet generator

 Suplai tegangan pada control room dan Main Circuit Breaker

(MCB)

 Suplai tegangan sistem eksitasi generator 1-4

 Suplai tegangan control unit 1-4

Gambar 3. 26 Auxiliary Power Supply

3.5.8. Panel LVDB dan HVSG


Panel LVDB (Low Voltage Distribution Board) berfungsi untuk
mengatur tegangan listrik yang dihasilkan oleh Mesin HA. Panel
HVSG (High Voltage Switchgear) berfungsi untuk mengatur tegangan
listrik yang dihasilkan oleh generator sebelum masuk ke trasformator.

Gambar 3. 27 High Voltage Switchgear (HVSG) PLTA Jelok


BAB IV

PEMELIHARAAN TURBIN FRANCIS POROS HORIZONTAL


4.1. Turbin Air
Turbin air dalam instalasi turbin air yang dimaksud disini adalah peralatan
yang dipergunakan sebagai penggerak mula pada Pusat Listrik Tenaga Air.
Prinsip kerja turbin air adalah merubah energi air dengan ketinggian dan debit
tertentu (energi potensial air dan energi kinetic air) menjadi energi mekanik
berupa berputarnya poros turbin yang membawa daya untuk memutarkan
generator pembangkit tenaga listrik. PLTA Jelok menggunakan 4 (empat) unit
turbin air dengan type francis horizontal.
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan
air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin Francis dapat merupakan
suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur
sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu
pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
4.2. Komponen utama dan alat bantu turbin
4.2.1. Rumah Turbin
Rumah turbin terdiri dari :
a. Casing
Casing pada turbin reaksi sesuai dengan bentuknya disebut rumah keong
(scroll casing), berfungsi untuk mendistribusikan air ke sekeliling sudu
atur dengan tekanan dan kecepatan yang sama.

Gambar 4. 1 Casing
36
37

b. Tutup turbin (Turbine Cover)


Tutup turbin pada turbin reaksi mempunyai fungsi utama sebagai
pemegang sudu atur, disamping sebagai penutup runner.
c. Cincin aus
Umumnya dipasang pada tutup turbin, pelindung tutup turbin dan runner
pada bagian sisi masuk dan sisi keluar dari celah antara tutup turbin dan
runner. Berfungsi untuk melindungi bagian sisi masuk dan sisi keluar dari
celah tersebut dari kikisan air yang melalui celah akibat dari perubahan
aliran air masuk dan keluar dari celah (clearance).
4.2.2. Distributor Turbin
Distributor turbin pada turbin reaksi. Berfungsi untuk mengarahkan
aliran air yang masuk ke runner dan mengatur debit air sesuai dengan besarnya
beban.
Bagian-bagiannya terdiri dari :
a. Sudu atur (guide vane)
Mempunyai penampang berbentuk aerofoil (seperti penampang sayap
pesawat terbang) untuk mengurangi terjadinya turbulensi aliran air dari
spiral casing ke runner.
Berfungsi untuk mengarahkan dan mengatur jumlah air yang masuk ke
runner.

Gambar 4. 2 Guide Vane

b. Cincin Pengatur
38

Cincin pengatur digerakkan oleh batang pengatur untuk


mengatur/menggerakkan guide vane secara serempak melalui pengaman
guide vane dan tuas pengatur. Pengaman guide vane dipasang sebagai
penghubung tuas penggerak guide vane berfungsi sebagai pengaman
guide vane apabila terdapat benda yang mengganjal guide vane
c. Batang pengatur
Berfungsi untuk meneruskan gerakan dari servomotor distributor
kepada cincin pengatur.
4.2.3. Runner
Runner pada turbin reaksi berfungsi untuk merubah tenaga kinetik dari
aliran air yang keluar dari sudu-sudu atur menjadi tenaga mekanis berupa
putaran poros turbin yang membawa daya.
Runner pada turbin fancis dan turbin propeller mempunyai sudu-sudu jalan
yang posisinya tetap.
Runner turbin francis poros horizontal selain dapat dirancang dengan satu
aliran air (single flow), dapat juga dengan dua arah aliran air (double
flow).

Gambar 4. 3 Runner

4.2.4. Over Pressure Valve


Bekerjanya pengaman tekanan air dikomando oleh tekanan lebih itu
sendiri dengan cara membuka katup tekanan lebih untuk membuang air.
Gambar 4. 4 Over Pressure Valve

4.2.5. Poros dan Bantalan


a. Poros Turbin
Poros turbin berfungsi untuk meneruskan daya putar yang diperoleh dari
runner ke poros generator melalui kopling.

Gambar 4. 5 Poros Turbin

b. Bantalan
Bantalan berfungsi sebagai pemegang poros yang mampu menerima gaya-
gaya radial dan atau gaya aksial dari poros.
Antara poros dan bantalan terdapat celah (clearance) dimana pada waktu
operasi akan terjadi lapisan minyak pelumas bantalan pada celah (clearance)
tersebut.
Jenis-jenis bantalan turbin :
 Bantalan luncur (guide bearing) digunakan untuk menerima gaya
radial dari poros.
 Bantalan tekan (thrust bearing) digunakan untuk menerima gaya
aksialdari poros.
 Bantalan kombinasi luncur dan tekan digunakan untuk menerima
gaya- gaya radial dan aksial dari poros.

Gambar 4. 6 Guide Bearing dan Thrust Bearing

4.2.6. Pipa pelepas air (draft tube)


Pipa pelepas air dipasang pada sisi keluar runner berfungsi untuk
mengalirkan air yang keluar dari runner ke saluran pembuangan (tail race) dan
untuk memanfaatkan tinggi terjun air (energi potensial) dan memanfaatkan
energi kinetik air.
Pipa pelepas air pada turbin reaksi. Mempunyai bentuk konis dengan
penampang yang membesar ke arah sisi keluar (divergent). Dengan bentuk ini
akan diperoleh dua hal yang saling berkaitan, yaitu :
- Kecepatan air pada sisi keluar lebih kecil dari pada kecepatan air pada sisi
masuk.
- Tekanan pada sisi keluar lebih besar dari pada tekanan pada sisi masuk,
sehingga seolah-olah aliran air terhisap dari sisi masuk ke sisi keluar, oleh
karena itu disebut pula pipa hisap (draft tube).
Pada runner yang dipasang diatas permukaan saluran pembuangan
(tail water level), maka pipa pelepas air mempunyai fungsi yaitu :
a. Untuk memanfaatkan sisa energi potensial air , yaitu beda tinggi
antara runner dengan permukaan saluran pembuangan.
Bila air dibiarkan keluar dari runner secara bebas, maka turbin hanya
akan berkerja pada beda tinggi antara permukaan kolam atau waduk
sampai dengan sisi keluar runner.
- Untuk memanfaatkan sisa energi kinetik air yaitu
memanfaatkan kecepatan air yang masih cukup tinggi keluar dari
runner. Dengan dipasangnya pipa lepas, maka kecepatan air pada
sisi keluar pipa lepas akan lebih kecil dari pada kecepatan air pada
sisi masuk pipa lepas atau sisi keluar runner.
- Dengan perbedaan kecepatan air tersebut, berarti sisa energi
kinetik air diambil untuk menambah daya turbin.
Catatan :
Sisa energi kinetik = ½ Massa air x [(Kecepatan air keluar
runner)² • (Kecepatan air keluar pipa pelepas air)²].
Jenis-jenis pipa pelepas air
Pada turbin poros horizontal : Jenis siku (elbow type)

Gambar 4. 7 Draft Tube

4.2.7. Perapat poros turbin


Berfungsi untuk mengurangi (memperkecil) kebocoran air dari celah
(clearance) antara poros turbin dan tutup turbin.
Adapun jenis dari perapat ini antara lain :
 Perapat (seal) yang menggunakan paking dan penekan paking, perapat
jenis ini biasanya digunakan pada turbin dengan poros mendatar
(horizontal).
 Labirint seal dengan menggunakan tekanan air, perapat jenis ini
biasanya digunakan pada turbin dengan poros tegak lurus (vertikal).
4.2.8. Pengatur Putaran Turbin (Governor)
Governor adalah suatu peralatan yang dapat mengatur putaran turbin
secara otomatis pada beban yang bervariasi, agar putaran turbin tetap pada
putran nominalnya.
Governor dapat digolongkan menurut jenis penggeraknya sebagai
berikut :
 Governor Mekanis
 Governor Eloktromekanis
 Governor Elektrohidrolis

a. Bagian-bagian governor dan fungsinya :


1. Tangki penampung minyak berfungsi untuk menyediakan dan
menampung minyak.
2. Pendingin minyak governor berfungsi untuk mendinginkan
miyak governor agar viscositasnya dapat dipertahankan.
3. Pompa minyak tekan berfungsi untuk menyalurkan minyak bertekanan
ke sistem governor.
4. Sistem penggerak berfungsi untuk menggerakan tuas torak distributor
minyak.
5. Distributor minyak berfungsi untuk mendistribusikan minyak ke
servomotor, baik pada saat terjadi perubahan putaran turbin maupun
pada saat menaikan / menurunkan beban.
6. Servomotor berfungsi untuk mengatur pembukaan/penutupan
distributor. Pada turbin reaksi mengatur pembukaan/penutupan sudu
atur dan pada turbin pelton mengatur pembukaan/penutupan nosel.
7. Akumulator berfungsi untuk menstabilkan tekanan minyak.
8. Batang penggerak distributor
9. Katup operasi governor berfungsi untuk mengoperasikan governor.
10. Pembatas beban (load limit) berfungsi untuk membatasi beban
sesuai dengan yang diinginkan.

b. Prinsip kerja governor


Governor mekanis (lihat skema) :
Apabila terjadi putaran lebih pada turbin, maka bandul sentrifugal akan
naik dan mengakibatkan tuas A menekan tuas B . Dengan turunnya tuas
B, maka torak distributor minyak akan turun dan tekanan minyak akan
menggerakan torak servomotor, kemudian dengan perantaraan tuas C,
gerakan torak servomotor tadi akan menutup distributor turbin (menutup
sudu atur pada turbin rekasi atau menutup nosel pada turbin pelton).

Demikian pula sebaliknya apabila putaran turbin turun.


Dalam keadaan normal, kedua saluran minyak ke servomotor akan
tertutup oleh torak distributor minyak.
Untuk menaikan/menurunkan beban :
Apabila dikehendaki menaikan/menurunkan beban pada turbin, maka
dapat dilakukan dengan memperbesar/memperkecil volume minyak tekan
yang disalurkan ke servomotor melalui distributor minyak yang akan
diatur oleh suatu alat secara manual/otomatis yang disebut alat pengatur
beban. Untuk menghindari terjadinya tekanan lebih dalam rumah turbin
yang diakibatkan oleh gerakan menutup cepat sudu-sudu atur, maka
sistem governor akan bekerja menggerakan torak pengaman tekanan
lebih, sehingga air dalam rumah turbin terbuang sampai tekanan dalam
rumah turbin normal kembali.
Gambar 4. 8 Diagram Governor Mekanis

Governor Elektromekanis :
Pada prinsipnya cara kerja governor elektromekanis ini sama saja dengan
cara kerja governor mekanis. Perbedaannya terletak pada jenis
penggeraknya, dimana pada governor elektromekanis ini bandul
centrifugal digerakan oleh motor listrik yang mendapat sumber listrik
dari pilot generator atau dari generatornya sendiri.
Governor Elektrohidrolis :

Apabila terjadi perubahan putaran pada turbin, maka torak distributor


akan bergerak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan medan magnit
karena adanya perubahan frekuensi dari pilot generator atau dari
generatornya sendiri. Urut-urutan cara kerja selanjutnya sama dengan
cara kerja governor mekanis.
4.2.9. Katup utama
Dipasang pada sisi masuk turbin berfungsi untuk :
- Menghentikan aliran air dari pipa pesat ke turbin pada waktu diadakan
pemeliharaan.
- Menghilangkan tekanan air dalam turbin pada waktu turbin tidak
beroperasi.
- Ada pula yang berfungsi sebagai pengaman yaitu katup segera menutup
aliran air ke turbin untuk membantu menghentikan putaran turbin pada
waktu terjadi gangguan.
Katup utama dilengkapi dengan katup by-pass yang berfungsi untuk
membuat tekanan air yang sama di kedua sisi katup utama, sebelum katup
utama dioperasikan. Pada umumnya katup utama yang digunakan adalah : a.
Katup sorong (sluice gate)
Cara kerja membuka (naik) dan menutup (turun) piring katup dengan
perantara batang penggerak, digerakan oleh servomotor yang diatur dengan
tekanan air pipa pesat atau tekanan minyak dan ada juga dengan mekanisme
roda gigi (manual).
b. Katup kupu-kupu
Cara kerja membuka dan menutup katup dengan memutar poros piring
katup, digerakan oleh servomotor yang diatur dengan tekanan minyak dari
sistem minyak tekan atau oleh mekanisme roda gigi (manual).
Posisi membuka dimana piring katup sejajar dengan arah aliran air, dan
posisi menutup dimana piring katup tegak lurus dengan arah aliran air.
c. Katup putar (rotary valve)
Cara kerja membuka dan menutup katup dengan memutar sumbat katup
yang merupakan silinder kosong dalam badan katup yang digerakan oleh
servomotor yang diatur dengan tekanan minyak dari sistem minyak tekan
atau oleh mekanisme roda gigi (manual).
4.3. Alat-alat ukur
Alat-alat ukur yang terpasang pada turbin air meliputi :
1. Manometer : Berfungsi untuk mengukur besaran tekanan fluida (air),
dengan satuan Bar atau kg/cm².
2. Vacuum meter : berfungsi untuk mengukur besaran hampa udara pada
draft tube, dengan satuan mm Hg atau cm Hg
3. Thermometer : Berfungsi untuk mengukur besaran temperatur/panas pada
bantalan atau panas minyak tekan, dengan satuan º (derajat) celcius.
4. Flow meter : berfungsi untuk mengukur besaran air (debit air) yang masuk ke
turbin, dengan satuan M³/detik.
5. Vibrasi meter : berfungsi untuk mengukur besaran getaran atau vibrasi
pada poros yang terpasang pada bearing turbin, dengan satuan mm p-p
atau µm p-p.
4.4. Peralatan Bantu
4.4.1. Sistem Pendingin Bantalan
Untuk pendinginan bantalan terdapat dua cara pendinginan dengan
minyak pelumas yaitu :
a. Minyak pelumas didinginkan setempat oleh sirkulasi air dari pipa pesat
setelah tekanan airnya diturunkan menggunakan katup penurun tekanan
(reducer valve)
b. Minyak pelumas disirkulasi kemudian didinginkan pada suatu bak oleh air
dari pipa pesat setelah tekanan airnya diturunkan menggunakan katup
penurun tekanan (reducer valve)
Disamping itu untuk bantalan kombinasi luncur dan tekan terdapat pula
cara pendinginan bantalan, dalam hal ini rumah bantalan berikut minyak
pelumas bantalannya masing – masing didinginkan oleh sirkulasi air dari pipa
pesat setelah tekanan airnya diturunkan menggunakan katup penurun tekanan
(reducer valve).
4.4.2. Sistem Penyediaan Minyak Tekan
Sistem Penyediaan Minyak Tekan (sistem hidrolik) dibutuhkan untuk
menjalankan pengatur kecepatan (governor), katup utama, pengaman beban
hilang, alat kontrol operasi dan lain – lain.
Dikenal dua macam sistem, yaitu :
a. Sistem Unit, mempunyai seperangkat alat minyak tekan untuk satu unit
turbin air.
b. Sistem Bersama, mempunyai satu atau dua perangkat alat minyak tekan
untuk beberapa unit turbin air.
4.5. Indikator
Untuk mengawasi / memonitor selama turbin air beroperasi, maka
dipasang adanya beberapa indikator sebagai berikut :
a) Indikator suhu minyak pelumas bantalan b)
Indikator suhu air pendingin bantalan
c) Indikator debit minyak pelumas bantalan
d) Indikator debit air pendingin bantalan
e) Indikator tekanan minyak pelumas bantalan f)
Indikator tekanan air pendingin bantalan
g) Indikator tekanan hampa pada bagian sisi keluar runner h)
Indikator putaran turbin
i) Indikator debit air yang digunakan memutar turbin
j) Dan lain – lainnya.
4.6. Tujuan Pemeliharaan Turbin dan Alat Bantunya
Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat
unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar
/ fatal dan peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama,
menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih
terjamin.
Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa
klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah
pemeliharaan jenis preventif.
4.7. Jenis – Jenis Pemeliharaan Turbin dan Alat Bantunya
Pada umumnya pemeliharaan komponen turbin air dan alat bantunya
dilakukan dalam 2 katagori, yaitu :
4.7.1. Pemeliharaan Rutin.
Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan
secara berulang dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan
kondisi sedang beroperasi, yaitu meliputi :

- Pemeriksaan temperatur bearing, air pendingin, minyak tekan dan


sebagainya dilakukan setiap hari.
- Pemeriksaan kebocoran pada perapat poros (seal) dilakukan setiap hari,
apabila terjadi kebocoran melebihi batas yang ditentukan, maka untuk
mengatasinya adalah dengan cara mengencangkan baut penekan perapat
poros sedikit-sedikit dan merata, sampai bocorannya mengecil,
seandainya tidak dapat diatasi maka unit distop dan seal diganti dengan
yang baru.
- Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan.
- Pemeriksaan tekanan air dan tekanan minyak tekan dilakukan setiap hari.
- Pemeriksaan kebocoran air pada pemegang sudu atur / bos sudu atur.
- Pemeriksaan kebisingan atau terjadinya suara yang aneh didalam rumah
turbin.
- Pemeriksaan pada pipa pelepas air apakah timbul kavitasi dan bila perlu stel
tekanan hampanya.
- Pemeriksaan pada servomotor apakah ada kebocoran minyak, bila bocor
diperbaiki.
- Pemeriksaan tekanan udara pada akumulator, bila kurang
ditambah/menambah sendiri (otomatis).

- Pemeriksaan air pendingin dan saringan dibersihkan setiap hari.


- Pemeriksaan level minyak tekan dan minyak bantalan, bila kurang
ditambah.
4.7.2. Pemeliharaan Periodik.
Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan
berdasarkan lama operasi dari turbin air, yang diklasifikasikan :

- Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam.

- Pemeriksaan sedang, setiap 20.000 jam.

- Pemeriksaan serius, setiap 40. 000 jam.


Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran
(disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan
pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan
tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya.
Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak
seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-
kegiatan seperti tersebut diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap turbin
dan alat bantunya.
Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam Pemeriksaan
Serius, meliputi :
- Pengosongan air didalam rumah turbin.
- Pelepasan pipa-pipa ukur (manometer dan vacuummeter).
- Pelepasan draft tube atau manhole draft tube.
- Pelepasan manhole rumah turbin.
- Penutupan lubang saluran pembuangan.
- Pelepasan bos sudu atur bagian luar atau bagian bawah.
- Pelepasan tutup turbin bagian luar atau bagian bawah.
- Pelepasan distributor turbin : sudu atur, cincin pengatur dan batang
penggerak.
- Pelepasan rumah bantalan turbin.
- Pelepasan perapat poros turbin.
- Run out test sebelum lepas kopling.
- Pelepasan baut kopling poros turbin dengan poros generator.
- Pelepasan tutup turbin bagian dalam atau bagian atas.
- Pengangkatan runner.
- Pemeriksaan dan perbaikan runner, poros, kopling dan bearing.
- Pemeriksaan dan perbaikan tutup turbin.
- Pemeriksaan dan perbaikan rumah turbin dan pengaman tekanan air
(relief valve).
- Pemeriksaan dan perbaikan draft tube.
- Pemeriksaan dan perbaikan sudu-sudu atur.
- Pemeriksaan dan perbaikan katup utama (main inlet valve).
- Pemeriksaan dan perbaikan perapat poros (seal).

- Pemeriksaan dan perbaikan bushing sudu atur.

- Penyetelan sudu atur dan penggurisan spie sudu atur.


- Pembuatan alur spie sudu atur
- Pemasangan poros runner dan pengukuran centering runner.
- Pemasangan sudu-sudu atur.
- Pemasangan tutup turbin.
- Pengukuran clearance antara runner dengan pelindung tutup turbin.
- Pemasangan dan penyetelan perapat poros.
- Pemasangan mekanik sudu atur.
- Pemasangan dan penyetelan bantalan turbin.
- Pembongkaran tutup draft tube.
- Pemasangan draft tube.
- Pemasangan manhole.
- Pemasangan pipa manometer dan vacuummeter.
- Pengisian minyak bantalan (bearing) dan minyak governor.
4.8. Perawatan Turbin
4.8.1. Pemeriksaan Rumah Turbin.
- Pemeriksaan bagian dalam rumah turbin, tutup turbin dan pelindung
tutup turbin terhadap kerusakan.
Bila ada kelainan harus diperbaiki/diganti.
- Pemeriksaan baut-baut dudukan rumah turbin.
- Pemeriksaan dan pengukuran celah (clearance) sisi masuk dan sisi
keluar antara tutup turbin dan runner.
Bila harga clearance melebihi batas maximal yang telah ditentukan,
harus diganti.
Pengukuran celah (clearance) dilakukan sebelum dan sesudah
diperbaiki.
4.8.2. Pemeriksaan Distributor Turbin
- Pemeriksaan sudu-sudu atur terhadap kerusakan, bila rusak harus
diperbaiki.
- Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur
menutup rapat.
Bila diperoleh celah yang melebihi harga yang ditentukan harus
diperbaiki atau distel kembali.
- Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur
menutup rapat.
Bila diperoleh celah yang melebihi harga yang ditentukan harus
diperbaiki atau distel kembali.
- Pemeriksaan dan pengukuran jarak antara masing-masing sudu atur
pada posisi sudu atur membuka penuh.
- Pengukuran kerapatan dan jarak dilakukan sebelum dan sesudah
diperiksa/diperbaiki.
- Pemeriksaan dan pengukuran celah antara sudu atur dengan cincin
dudukan sudu atur.
Bila harga celah melebihi toleransi yang ditentukan, harus diperbaiki
(sudu atur diganti atau cincin dudukan sudu atur diganti)
Pengukuran celah dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.

Gambar 4. 9 Pengukuran Gap Antara Sudu Atur

4.8.3. Pemeriksaan Runner.


- Pemeriksaan terhadap kerusakan (kavitasi, keausan, keretakan). Bila ada
kelainan harus diperbaiki atau diganti.
- Pemeriksaan dan pengukuran celah antara runner dengan tutup turbin.

Bila ada kelainan harus diganti.


- Pemeriksaan pasak dan baut antara poros dan runner.
4.8.4. Pengaman Tekanan Air.
- Pemeriksaan bagian dalam terhadap kerusakan.
Bila rusak ringan harus diperbaiki dan bila rusak berat harus diganti.
- Pemeriksaan dan pengukuran kerapatan katup terhadap dudukannya
pada posisi tertutup.
Bila tidak rapat harus diperbaiki dengan cara diskir atau diganti.
Pengukuran kerapatan dilakukan sebelum dan sesudah
diperiksa/diperbaiki.
- Pengujian bekerjanya pengaman tekanan air pada waktu percobaan
pelepasan beban (percobaan unit berbeban setelah semua peralatan siap
beroperasi).
- Pemeriksaan dan pengukuran celah antara poros dan bantalan.
Bila harga celah melebihi toleransi yang ditentukan, harus diperbaiki.
- Pemeriksaan/pengukuran kelurusan poros turbin generator (run out
shaft).
- Pemeriksaan dan pengukuran getaran poros pada bantalan. Bila getaran
melebihi batas, harus diperbaiki.
Pengukuran getaran dilakukan sebelum dan sesudah inspection.
4.8.5. Pemeriksaan Pipa Pelepas Air (Draft Tube)
- Pemeriksaan bagian dalam pipa pelepas air terhadap kerusakan
(terutama pada sisi masuk pipa pelepas air akibat kavitasi).
Bila rusak harus diperbaiki.
- Pemeriksaan pipa dan katup injeksi apakah mengalami kerusakan. Bila
rusak harus diperbaiki/diganti.
4.8.6. Pemeriksaan Pengatur Putaran Turbin (Governor).
- Pemeriksaan dan membersihkan cooler (pendingin) minyak regulator.
- Pemeriksaan viskositas minyak. Bila sudah tidak memenuhi
syarat minyak diganti dengan yang baru.
- Pemeriksaan kebocoran minyak pada servomotor, bila bocor diperbaiki.
4.8.7. Pemeriksaan Katup Utama (Main Inlet Valve).
- Pemeriksaan kebocoran. Bila kebocoran air melebihi batas yang
ditentukan, maka harus diganti seal main gasketnya.
- Pemeriksaan dan pengencangan baut-baut.
- Pemeriksaan kebocoran minyak pada servomotor, bila bocor diperbaiki.
4.9. Prosedur Pekerjaan Pemeliharaan Turbin Air
- Persiapan alat kerja
- Pengamanan dan tagging
- Melepas draft tube dan membersihkannya
- Melepas deksel turbin dan bersihkan
- Ukur kelonggaran antar guide vane posisi menutup
- Re-setting antar guide vane
- Melepas RTD pada turbine bearing, couple, exciter, bersihkan dan uji
tahanan RTD
- Melepas turbine bearing bagian sisi atas, bersihkan dan ukur clearancennya
- Kuras minyak pelumas turbine bearing dan mengganti dengan oli baru
- Lepas couple bearing sisi atas bersihkan dan ukur clearancennya
- Kuras minyak pelumas cuople bearing dan ganti baru
- Lepas exciter bearing sisi atas,bersihkan,ukur clearannya
- Kuras minyak pelumas exciter bearing dan ganti baru
- Ukur kelurusan poros
- Pasang kembali semua komponen bearing
- Pasang deksel turbine
- Pasang draft tube
- Ganti gland packing pada perapat poros turbine
- Lepas tagging dan bersihkan alat kerja
- Bearing run sampai pembebanan
- Pengambilan data setelah pemeliharaan
4.9.1. Pemeriksaan dan perbaikan Rumah Turbin.
- Pemeriksaan bagian rumah turbin, tutup turbin dan pelindung tutup
turbin, meliputi :
a. Keausan
b. Kekencangan baut-baut tanam pada pelindung tutup turbin. c.
Kekencangan baut-baut dudukan rumah turbin.
- Perbaikan rumah turbin dan tutup turbin, meliputi :
a. Pengelasan atau coating bagian dalam rumah turbin.
b. Pengelasan bagian yang cacad pada pelindung dan clampring
tutup turbin.
4.9.2. Pemeriksaan dan perbaikan Sudu Atur
- Pemeriksaan sudu-sudu atur meliputi :
a. Keausan / ketebalan daun sudu atur. b.

Kelurusan as.

c. Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi


sudu atur menutup rapat dan membuka penuh.
- Perbaikan sudu-sudu atur, meliputi :
a. Pengelasan.
b. Penyetelan gap antara masing-masing sudu atur.
4.9.3. Pemeriksaan dan perbaikan Runner.
- Pemeriksaan runner meliputi :
a. Keausan akibat kikisan air. b.
Kavitasi.
c. Keretakan.
d. Pemeriksaan pasak atau baut kopling runner dengan poros.
- Perbaikan runner, meliputi :
a. Pengelasan / penambahan daging bagian yang aus dan retak
(rusak).
b. Balancing
c. Pengencangan baut kopling.
4.9.4. Pemeriksaan dan perbaikan Draft Tube.
- Pemeriksaan draft tube, meliputi :
a. Keausan
b. Keretakan
c. Kekencangan baut-baut dudukan.
- Perbaikan draft tube yaitu a.
Pengelasan
b. Grouting
c. sand blasting
d. coating.
4.9.5. Pemeriksaan dan perbaikan Bantalan (bearing) turbin.
- Pemeriksaan babit metal, meliputi :
a. Cacad b.
Retak
c. Kerusakan material
d. Pemeriksaan dalam kondisi terakit adalah pengukuran
dan penyetelan gap antara poros dengan bantalan.
- Perbaikan babit metal yaitu
a. rebabit atau meratakan permukaan babit.
4.9.6. Pemeriksaan dan perbaikan Poros turbin.
- Pemeriksaan poros turbin, meliputi :
a. Keretakan b.
Kelurusan
c. Kerusakan / cacad
- Perbaikan poros turbin yaitu
a. pengelasan pada bagian yang rusak / cacad. Bila ada
keretakan maka poros harus diganti.
4.9.7. Pemeriksaan dan Perbaikan Pengatur Kecepatan (Governor)
- Pemeriksaan Governor, meliputi :
a. Kebocoran minyak pada tangki b.
Keausan as servomotor
c. Kebocoran minyak servomotor d.
Pemeriksaan minyak
- Perbaikan Governor, meliputi :
a. Pembersihan filter-filter atau penggantian filter b.
Perbaikan bocoran minyak, bila ada.
c. Penggantian minyak.
4.9.8. Pemeriksaan dan perbaikan pengaman tekanan air (over pressure
valve)
- Pemeriksaan pengaman tekanan air, meliputi :
a. Kerusakan seal b.
Kerapatan katup
c. Keausan guide tube
d. Keausan main diaphragm e.
Filter / saringan
- Perbaikan pengaman tekanan air, meliputi :
a. Menghaluskan / penyekiran kerapatan katup b.
Penggantian seal
c. Penggantian guide tube
d. Menghaluskan main diaphragm
e. Pembersihan / penggantian saringan.
4.9.9. Pemeriksaan dan perbaikan Katup Utama
- Pemeriksaan Katup Utama, meliputi :
a. Kebocoran
b. Kerusakan as servomotor

c. Kebocoran minyak pada seal servomotor


- Perbaikan Katup Utama yaitu penggantian seal main gasket
4.10. Pelaksanaan Pemeliharaan Turbin dan Alat Bantunya
Gangguan-gangguan yang terjadi pada turbin air adalah gangguan dari
dalam sehingga turbin air menjadi rusak. Kerusakan pada umumnya terjadi
akibat kikisan air, gesekan dua buah benda, kavitasi, korosif dll.
Jenis – Jenis Kerusakan pada Turbin dan Alat Bantunya :
- Rumah turbin aus
- Draft tube terjadi keausan, rusak, kavitasi dan korosif
- Sudu atur terjadi keausan
- Boshing sudu atur terjadi keausan dan korosif
- Poros aus pada bagian perapat (glenparking werboost)
- Bantalan turbin pada bagian babitnya terjadi keausan dan keretakan

- Kerusakan seal mainset


- Poros guidevane melintir
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga air dibangun dengan menggabungkan ilmu
tenik pembangkitan listrik yang terdiri dari beberapa unsur dan ilmu
meramal alam. Banyaknya hambatan seperti sampah dan sedimentasi
menuntut untuk menghitung secara matang agar dapat digunakan dalm
jangka yang lama. Kegunaan PLTA menjadi yang terakhir setelah irigasi,
penanggulangan banjir dan penyediaan air bersih dalam fungsi waduk itu
sendiri. Melalui ketersediaan air yang berlebih maka dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik. Dari pembahasan dan analisa lapangan
yang sudah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. PLTA Jelok adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber air
dari rawa pening, dan menghasilkan daya sebesar 15,5 MW. PLTA Jelok
dikelola oleh PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN (UP)
MRICA.
2. Tujuan pemeliharaan Turbin dan alat bantuya adalah untuk mencegah
terjadinya gangguan pada saat unit beroperasi, sehingga tidak
mengakibatkan kerusakan yang lebih besar / fatal dan peralatan tersebut
mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja yang
lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin.
3. Turbin yang digunakan pada PLTA Jelok adalah turbin reaksi tipe
Turbin Francis poros Horizontal.

5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil Praktik Kerja Lapangan di PLTA Jelok
terdapat beberapa saran yang disampaikan. Adapun saran-saran tersebut
adalah :
1. Sebagai perusahaan negara yang bergerak di bidang pembangkitan,
PT. INDONESIA POWER dituntut untuk mempertahankan prestasi
58
59

kinerja yang telah dicapai selama ini. Selain mempertahankan,


peningkatan dan terobosan perlu dilaksanakan sehingga di kemudian hari
PT. INDONESIA POWER dapat menjadi pedoman atau acuan bagi
perusahaan perusahaan negara maupun swasta lainnya.
2. Penerapan K3 dilingkungan PLTA harus lebih diperhatikan walaupun
dikira hal yang sepele tapi wajib harus dipatuhi.
3. Pengarahan dan bimbingan kepada siswa yang sedang PKL harus
lebih terorganisir dengan baik agar ilmu yang didapatkan oleh mereka
banyak dan bermanfaat dengan baik.
4. Perlunya peningkatan dan tinjauan mengenai sistem air admission
guna meningkatkan kinerja turbin dikarenakan sistem tersebut tidak
sepenuhnya memberikan kinerja yang baik. Ada dibeberapa tidak
tertentu yang dapat membuat efisiensi berkurang.
5. Agar peralatan di setiap unit berjalan dengan lancar maka perlu
adanya pengecekan serta perawatan secara berkala dari alat tersebut
berdasarkan inspeksi dan perbaikan yang telah dilakukan sehingga
perawatan akan berjalan lebih efisien dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai