Anda di halaman 1dari 20

RANGKUMAN

PEMELIHARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

Dosen Pembimbing : Yanti Suprianti, M.T

Disusun Oleh :

Nama : Niken Raniah Warad


Nim : 151711019

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu jenis pembangkit listrik
yang ada di Indonesia. PLTA merupakan pembangkit listrik yang sumber energinya berasal dari
air yang nantinya akan memutar turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga
menghasilkan listrik. Saat ini PLTA merupakan pembangkit listrik yang memiliki potensi yang
tinggi untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki sumber air yang memadai. Selain itu,
pembangkit listrik yang digunakan Indonesia saat ini untuk memenuhi kebutuhan energi
listriknya, sebagian besar merupakan pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil, seperti
minyak bumi, gas alam, dan batubara. Apabila Indonesia terus bergantung dengan sumber energi
ini, tentu saja hal ini bukan pilihan yang bijaksana karena hanya akan menimbulkan
permasalahan dikemudian hari akibat persediaan bahan bakarnya di dunia yang terbatas. Kondisi
keterbatasan sumber energi di tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun
ketahun, serta tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global/polusi lingkungan
menjadikan tantangan buat Indonesia untuk segera menguasai teknologi baru sumber energi
yang terbarukan yang salah satunya yaitu memanfaatkan air sebagai energi dalam menghasilkan
energi listrik diantara sumber-sumber energi alternatif lain yang sedang dikembangkan seperti
tenaga nuklir, angin, air, gelombang air laut, surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan bio-
energi.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan (Maintenance)

Perawatan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk meyakinkan suatu asset dapat memenuhi
fungsinya. Defenisi lain dari perawatan yaitu peluang kegagalan suatu komponen yang akan
diperbaiki bias seperi kondisi semula. Kesimpulannya perawatan membuat suatu komponen atau
mesin tidak mengalami kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka
waktu yang ditentukan tercapai.

2.2 Tujuan pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan secara umum antara lain adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan baik unit dalam keadaan beroperasi maupun stand by, mempertahankan unjuk
kerjanya.
MAINTENANCE

PLANED UNPLANED
MAINTENANCE MAINTENENCE

DESIGN OUT PREVENTIVE CORECTIVE BREAK-DOWN


MAINTENANCE MAINTENANCE MAINTENANCE MAINTENANCE

TIME BASE CONDITION-BASE Perbaikan peralatan dari


MAINTENNANCE MAINTENANCE kerusakan karena
gangguan

Routine Periodic Yearly


Maintenance Maintenance Penggantian parts yang
rusak/tidak berfungsi
dengan baik
Untuk meningkatkan Prinsip utama dari
operasi, realibilitas dan preventive maintenance
kapasitas adalah berpikir ke depan
(thinking ahead)

Pemeliharaan dilaksanakan secara Disebut juga predictive maintenance


berkala berdasarkan jam operasi atau pemeliharaan dilakukan berdasarkan
lainnya dengan unit tetap beroperasi atau kondisi peralatan yang dianalisa
sewaktu berhenti
keluar dari pengusahaan

Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang dilaksanakan secara berulang-


ulang dengan interval kurang dari 6 bulan,kondisi unit dalam beroperasi atau keluar dari
pengusahaan

Pemeliharaan yang dilakukan 1 tahun satu kali yang disebut Annual inspection, atau 3
tahun sekali biasa disebut General inspection atau 5 tahun sekali yang disebut Major
overhaul atau mengacu pada buku petunjuk atau sumber lain yang relevan
2.3 JENIS JENIS PEMELIHARAAN TURBIN AIR DAN ALAT BANTUNYA

Pada umumnya pemeliharaan komponen turbin air dan alat bantunya dilakukan dalam 2
katagori, yaitu :

Pemeliharaan yang bersifat Rutin.


Pemeliharaan yang bersifat Periodik.

2.3.1 Pemeliharaan Rutin.

Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan
periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu meliputi

Pemeriksaan temperatur bearing, air pendingin, minyak tekan dan sebagainya dilakukan
setiap hari.
Pemeriksaan kebocoran pada perapat poros (seal) dilakukan setiap hari, apabila terjadi
kebocoran melebihi batas yang ditentukan, maka untuk mengatasinya adalah dengan
cara mengencangkan baut penekan perapat poros sedikit-sedikit dan merata, sampai
bocorannya mengecil, seandainya tidak dapat diatasi maka unit distop dan seal diganti
dengan yang baru.
Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan.
Pemeriksaan tekanan air dan tekanan minyak tekan dilakukan setiap hari.
Pemeriksaan kebocoran air pada pemegang sudu atur / bos sudu atur.
Pemeriksaan kebisingan atau terjadinya suara yang aneh didalam rumah turbin.
Pemeriksaan pada pipa pelepas air apakah timbul kavitasi dan bila perlu stel tekanan
hampanya.
Pemeriksaan pada servomotor apakah ada kebocoran minyak, bila bocor diperbaiki.
Pemeriksaan tekanan udara pada akumulator, bila kurang ditambah/menambah sendiri
(otomatis)
Pemeriksaan air pendingin dan saringan dibersihkan setiap hari.
Pemeriksaan level minyak tekan dan minyak bantalan, bila kurang ditambah

2.3.2 Pemeliharaan Periodik.

Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama operasi
dari turbin air, yang diklasifikasikan :

Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam.


Pemeriksaan sedang, setiap 20.000 jam.
Pemeriksaan serius, setiap 40. 000 jam.

Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly),


pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus
semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi pemeriksaan
periodiknya.

Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan
sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut diatas dilakukan
secara menyeluruh terhadap turbin dan alat bantunya.

Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam Pemeriksaan Serius, meliputi :

Pengosongan air didalam rumah turbin.


Pelepasan pipa-pipa ukur (manometer dan vacuummeter).
Pelepasan draft tube atau manhole draft tube.
Pelepasan manhole rumah turbin.
Penutupan lubang saluran pembuangan.
Pelepasan bos sudu atur bagian luar atau bagian bawah.
Pelepasan tutup turbin bagian luar atau bagian bawah.
Pelepasan distributor turbin : sudu atur, cincin pengatur dan batang penggerak.
Pelepasan rumah bantalan turbin.
Pelepasan perapat poros turbin.
Pelepasan tutup turbin bagian luar atau bagian bawah.
Pelepasan distributor turbin : sudu atur, cincin pengatur dan batang penggerak.
Pelepasan rumah bantalan turbin.
Pelepasan perapat poros turbin.
Run out test sebelum lepas kopling.
Pelepasan baut kopling poros turbin dengan poros generator.
Pelepasan tutup turbin bagian dalam atau bagian atas.
Pengangkatan runner.
Pemeriksaan dan perbaikan runner, poros, kopling dan bearing.
Pemeriksaan dan perbaikan tutup turbin.
Pemeriksaan dan perbaikan rumah turbin dan pengaman tekanan air (relief valve).
Pemeriksaan dan perbaikan draft tube.
Pemeriksaan dan perbaikan sudu-sudu atur.
Pemeriksaan dan perbaikan katup utama (main inlet valve).
Pemeriksaan dan perbaikan perapat poros (seal).
Pemeriksaan dan perbaikan bushing sudu atur.
Penyetelan sudu atur dan penggurisan spie sudu atur.
Pembuatan alur spie sudu atur
Pemasangan poros runner dan pengukuran centering runner.
Pemasangan sudu-sudu atur.
Pemasangan tutup turbin.
Pengukuran clearance antara runner dengan pelindung tutup turbin.
Pemasangan dan penyetelan perapat poros.
Pemasangan mekanik sudu atur.
Pemasangan dan penyetelan bantalan turbin.
Pembongkaran tutup draft tube.
Pemasangan draft tube.
Pemasangan manhole.
Pemasangan pipa manometer dan vacuummeter.
Pengisian minyak bantalan (bearing) dan minyak governor

Pemeriksaan Rumah Turbin.

Pemeriksaan bagian dalam rumah turbin, tutup turbin dan pelindung tutup turbin
terhadap kerusakan.
Bila ada kelainan harus diperbaiki/diganti. Pemeriksaan
baut-baut dudukan rumah turbin.
Pemeriksaan dan pengukuran celah (clearance) sisi masuk dan sisi keluar antara tutup
turbin dan runner.
Bila harga clearance melebihi batas maximal yang telah ditentukan, harus diganti.
Pengukuran celah (clearance) dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.
Pemeriksaan Distributor Turbin

Pemeriksaan sudu-sudu atur terhadap kerusakan, bila rusak harus diperbaiki.


Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur menutup rapat.
Bila diperoleh celah yang melebihi harga yang ditentukan harus diperbaiki atau distel
kembali.

Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur menutup rapat.
Bila diperoleh celah yang melebihi harga yang ditentukan harus diperbaiki atau distel
kembali.

Pemeriksaan dan pengukuran jarak antara masing-masing sudu atur pada posisi sudu
atur membuka penuh.
Pengukuran kerapatan dan jarak dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.

Pemeriksaan dan pengukuran celah antara sudu atur dengan cincin dudukan sudu atur.
Bila harga celah melebihi toleransi yang ditentukan, harus diperbaiki (sudu atur diganti
atau cincin dudukan sudu atur diganti)
Pengukuran celah dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.

Gambar 13 : Pengukuran Gap Antara Sudu Atur Dan Cincin Dudukan Sudu Atur

Pemeriksaan Runner.

Pemeriksaan terhadap kerusakan (kavitasi, keausan, keretakan). Bila ada


kelainan harus diperbaiki atau diganti.
Pemeriksaan dan pengukuran celah antara runner dengan tutup turbin.
Pemeriksaan pasak dan baut antara poros dan runner.
Pengaman Tekanan Air.

Pemeriksaan bagian dalam terhadap kerusakan.


Bila rusak ringan harus diperbaiki dan bila rusak berat harus diganti.

Pemeriksaan dan pengukuran kerapatan katup terhadap dudukannya pada posisi


tertutup.
Bila tidak rapat harus diperbaiki dengan cara diskir atau diganti.
Pengukuran kerapatan dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.

Pengujian bekerjanya pengaman tekanan air pada waktu percobaan pelepasan beban
(percobaan unit berbeban setelah semua peralatan siap beroperasi).

Pemeriksaan Poros.

Pemeriksaan dan pengukuran celah antara poros dan bantalan.


Bila harga celah melebihi toleransi yang ditentukan, harus diperbaiki/diganti.

Pemeriksaan/pengukuran kelurusan poros turbin generator (run out shaft).


Pemeriksaan dan pengukuran getaran poros pada bantalan. Bila getaran melebihi batas,
harus diperbaiki.
Pengukuran getaran dilakukan sebelum dan sesudah inspection

Pemeriksaan Pipa Pelepas Air.

Pemeriksaan bagian dalam pipa pelepas air terhadap kerusakan (terutama pada sisi
masuk pipa pelepas air akibat kavitasi).
Pemeriksaan pipa dan katup injeksi apakah mengalami kerusakan. Bila rusak harus
diperbaiki/diganti.

Pemeriksaan Pengatur Putaran Turbin (Governor).

Pemeriksaan dan membersihkan cooler (pendingin) minyak regulator.


Pemeriksaan viskositas minyak. Bila sudah tidak memenuhi syarat minyak diganti
dengan yang baru.
Pemeriksaan kebocoran minyak pada servomotor, bila bocor diperbaiki
Pemeriksaan Katup Utama (Main Inlet Valve).

Pemeriksaan kebocoran. Bila kebocoran air melebihi batas yang ditentukan, maka harus
diganti seal main gasketnya.
Pemeriksaan dan pengencangan baut-baut.
Pemeriksaan kebocoran minyak pada servomotor, bila bocor diperbaiki

JENIS & KEGIATAN PEMELIHARAAN

Overhaul

Batasan jam kerja tersebut sebelumnya telah disepakati pada forum diskusi pemeliharaan
tanggal 06 Februani 1987, dimana pada diskusi tersebut batas selang waktu untuk Major
Overhaui (MO) dibagi tiga pola yaitu :

Pola A, pada pola ini unit pernbangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit mencapai.
interval 40.000 jam kerja.
Pola B. pada pola mi unit pembangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit mencapai
interval 60.000 jam kenja.
Pola C, pada pola ini unit pembangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit mencapal.
interval 80.000 jam kerja
Untuk pemeliharaan Annual Inspection dan General Inspection pelaksanaannya disesuaikari
dengan selang waktu tiap-tiap pola tersebut. Kegiiatan pemeliharaan yang dilakukan mencakup
pemeriksaan, perbaikan, penyempunaan, penggantian, penyetelan, pengujian dan lain
sebagainya.

Kegiatan yang.dilakukan tiap jenis pemeliharaan adalah sebagai benikut :

1. Annual lnspection :

Ruang lingkup kegiatan Annual Inspection meliIputi pemeriksaan, pengukuran


dengan_membuka manhole atau bagian lain tanpa melepaskan bagian utama, penyetelan,
perbatikan kecil dan dilakukan pengujian.

Al ini biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam satu tahun anggaran. Karena ruang
lingkup pekerjaan seperti tersebut di atau maka memenlukan waktu relatif pendek.

2. General Inspection

Ruang lingkup kegiatan General Inspection meliputi pemeriksaan, pengukuran dengan


membuka manhole dan bagian lain tampa atau melepas bagian utama bila perlu , penyetelan,
perbaikan, penggantian (bukan peralatan utama) dan dilakukan pengujian.

Dengan demikian pelaksanaan GI memenlukan waktu lebih lama dari Al dan dilaksanakan
pada pertengahan MO

3. Major Overhaul

Ruang lingkup kegiatan Major Overhaul meliputi pembongkaran total, perbaikan,


pemeriksaan, pengukuran , penyetelan , penggantian peralatan dan dilakukan pengujian .
karena dilakukan pembongkaran dibagian utama maka waktu yang diperlukan relative lebih
lama dari GI

Sedangkan sasaran pemeliharaan PLTA adalah sebagai berikut

Annual Inepection (Al)

Sesuai dengan ruang lingkup kegiatannya, sasaran Annual Inspection adalah menjaga
keandalan. Yang dimaksud Keandalan disini adalah unit pemhangkit PLTA tersebut beroperasi
dengan baik, aman dan sesuai kernampuanya (beban nominalnya) dengan force outage yang
serendah-rendahnya.
General Inepection (GI)

Sesuai dengan ruang lingkup kegiatannya, sasaran General Inspection disamping untuk
meningkatkan keandalan dan juga diharapkan mampu/dapat mengantisipasi beban lebih diluar
beban nominalnya tanpa merusak peralatan utama maupun peralatan bantunya akibat adanya
relay pengaman.

Major Overhaul (MO)

Meningkatkan daya rnarnpu mendekati install capacity


Meningkatkan keandalan
Meningkatkan efisiensi

Dan ketiga sasaran MO yang harus dicapai, maka waktu kegiatan yang dibutuhkan relatif lebih
lama karena memerlukan pembongkaran peralatan utama untuk diadakan pemeriksaan,
penyetelan, perbaikan, penggantian dan pergujian agar ketiga sasar.an tersebut dapat tercapai

PEMBONGKARAN TURBIN DAN ALAT BANTUNYA (DISASSEMBLY)

4. Air didalam rumah turbin dikosongkan.


5. Lepaskan pipa-pipa ukur (manometer dan vacuummeter).
6. Keluarkan power supply yang ke sensor dan motor governor.
7. Lepaskan sensor bantalan (bearing).
8. Buka manhole rumah turbin dan draft tube.
9. Pengukuran gap dan pembongkaran turbin bearing (bantalan)
10. Pembongkaran mekanik sudu-sudu atur.
11. Pembongkaran servomotor sudu-sudu atur.
12. Pembongkaran perapat poros (shaft seal) & accessory.
13. Pembongkaran baut kopling turbin dan pengangkatan lower shaft.
14. Pengangkatan mekanik sudu atur.
15. Pengangkatan tutup turbin bagian atas.
16. Pengangkatan bak pelumas.
17. Pengangkatan shaft seal.
18. Pengangkatan tutup turbin bagian atas.
19. Pengangkatan runner.
20. Pengangkatan sudu atur.
21. Pembongkaran pengaman tekanan air.
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN TURBIN DAN ALAT BANTUNYA

1. Pemeriksaan dan perbaikan Rumah Turbin.

Pemeriksaan bagian rumah turbin, tutup turbin dan pelindung tutup turbin, meliputi :

Keausan
Kekencangan baut-baut tanam pada pelindung tutup turbin.
Kekencangan baut-baut dudukan rumah turbin.
Pemeriksaan gap antara runner dengan pelindung tutup turbin.

Perbaikan rumah turbin dan tutup turbin, meliputi :

Pengelasan atau coating bagian dalam rumah turbin.


Pengelasan bagian yang cacad pada pelindung dan clampring tutup turbin.

2. Pemeriksaan dan perbaikan Sudu Atur

Pemeriksaan sudu-sudu atur meliputi :

Keausan / ketebalan daun sudu atur.


Kelurusan as
Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur menutup rapat dan
membuka penuh.
Kecacadan.

Perbaikan sudu-sudu atur, meliputi :

Pengelasan.
Penyetelan gap antara masing-masing sudu atur.

3. Pemeriksaan dan perbaikan Runner.

Pemeriksaan runner meliputi :

Keausan akibat kikisan air.


Kavitasi.
Keretakan.
Pemeriksaan pasak atau baut kopling runner dengan poros
Perbaikan runner, meliputi :

Pengelasan / penambahan daging bagian yang aus dan retak (rusak).


Balancing
Pengencangan baut kopling.

4. Pemeriksaan dan perbaikan Draft Tube.

Pemeriksaan draft tube, meliputi :

Keausan
Korosi / kavitasi
Keretakan
Kekencangan baut-baut dudukan.

Perbaikan draft tube yaitu pengelasan, grouting, sand blasting dan coating.

5. Pemeriksaan dan perbaikan Bantalan (bearing) turbin.

Pemeriksaan babit metal, meliputi :

Cacad
Retak
Kerusakan material
Pemeriksaan dalam kondisi terakit adalah pengukuran dan penyetelan gap antara poros
dengan bantalan.

6. Pemeriksaan dan perbaikan Poros turbin.

Pemeriksaan poros turbin, meliputi :

Keretakan
Kelurusan
Kerusakan / cacad

Perbaikan poros turbin yaitu pengelasan pada bagian yang rusak / cacad. Bila ada keretakan
maka poros harus diganti.
7. Pemeriksaan dan Perbaikan Pengatur Kecepatan (Governor

Pemeriksaan Governor, meliputi :

Kebocoran minyak pada tangki


Keausan as servomotor
Kebocoran minyak servomotor
Pemeriksaan minyak

Perbaikan Governor, meliputi :

Pembersihan filter-filter atau penggantian filter


Perbaikan bocoran minyak, bila ada.
Penggantian minyak.

8. Pemeriksaan dan perbaikan pengaman tekanan air (relief valve)

Pemeriksaan pengaman tekanan air, meliputi :

Kerusakan seal
Kerapatan katup
Keausan guide tube
Keausan main diaphragm
Filter / saringan

Perbaikan pengaman tekanan air, meliputi :

Menghaluskan / penyekiran kerapatan katup


Penggantian seal
Penggantian guide tube
Menghaluskan main diaphragm
Pembersihan / penggantian saringan.

9. Pemeriksaan dan perbaikan Katup Utama

Pemeriksaan Katup Utama, meliputi :

Kebocoran
Kerusakan as servomotor
Kebocoran minyak pada seal servomotor
Pengujian

Sebenarnya kegiatan pengujian yang dilakukan adalah merupakan bagian dari pemeliharaan.
Pengujian ini dilakukan ntuk mengeta hui atau sebagai tolok ukur bahwa pemeliharan yang
dilaksanakan telah sesuai dengan tujuannya

Pengujian yang dilakukan paling tidak akan memberi gambaran unjuk kerja mesin nantinya
bila beroperasi kembali atau paling tidak untuk mengetahui keberhasilan pemeliharaan
dengan membandingkan hasil pengujian sebelun dan sesudah pemeliharaan. Mengingat
pentignya pengujian maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hati. teliti dan tepat
Hasil pengujian harus dipelajari, dicatat dan disusun dengan sebaik-baiknya.

Jenis pengujian yang dilakukan tergantung jenis pemeliharaan, karena masing-masing


berlainan tergantung pada tingkat pemeliharaan itu sendiri. Pengujian sebelum pemeliharaan
digunakan sebagai pembanding pengujian sesudah pemeliharaan sehingga dapat diketahui
tingkat keberhasilan dari pemeliharaan tersebut.

Pelaksanaan pengujian

Pelaksanaan pengujian dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan yang disesuaikan


dengan tingkat pemeliharaan

Pengujian sebelun pemeliharaan ini penting dilakukan untuk melihat keberhasilan


pemeliharaan tersebut.

Macam-macam pengujian yang dilakukan antara lain :

A. Percobaan putar (running test)


Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak ada kelainan pada saat pemutaran
pertama kali. Pelaksanaannya adalah sesudah main valve dibuka, sedikit demi sedikit
sudu antar (inlet guide vane) dibuka. Setelah turbin berputar sudu antar ditutup kembali,
meskipun sudu antar tertutup turbin tetap berputar karena adanya momen kelembaman.
Sementara turbin berputar, kelainan bunyi, gesekan-gesekan, arah poros, dan kelainan
lainnya diperiksa. Kemudian sudu antar dibuka lagi sampai putaran poros mencapai
putaran nominalnya dengari memperhatikan suara , suhu, vibrasi. Setelah itu turbin tetap
dijalankan sampai suhu bantalan mencapai harga jenuhnya. Besaran yang dicatat dalam
pengujian adalah putaran poros, suhu bantalan, suhu pendinging, langkah servo motor,
tekanan air penstock, tekanan air di draft tube dan runner.
B. Putaran pengeringan (dray out running operation test) . Apabila percobaan. putar telah
selesai harus dilakukan pemutaran pengeringan. Pemutaran ini dilakukan agar nilai
tahanan isolasi stator generator meningkat.
Cara yang dilakukan biasanya adalah sebagal benikut :

Hubung singkat tiga phasa yang dilakukan antara pemutus beban (PMT) dan terminal
generator pada saat putaran nominal dengan tegangan generator tertentu tanpa beban.
Kemudian arus hubung singkat diperbesar sedikit demi sedikit dan diatur sehingga suhu
kumparan stator mencapai suhu tertentu dan diusahakan suhu stator tersebut konstan.
Selama pemutaran berjalan suhu kumparan, suhu udara pendirigin, nilai tahanan isolasi
diukur dengan interval waktu tertentu. Nilai tahanan isolasi akan naik dan setelah
mencapai titik jenuh percobaan ini harus dihentikan.

C. Pembebanan bertahap. Pengujian ini dilakukan untuk menyelidiki sifat-sifat turbin


dengan mengukur antara bukaan sudu antar dengan daya turbin atau mengukur panjang
langkah servo motor. Pengujian ini dilakukan dengan pengatur putaran (governor) yang
dipasang pada posisi manual. Sudu antar (inlet guide vane)dibuka sedikit demi sedikit
mulai bukaan tanpa beban sampai dengan beban penuh, kemudian ditutup sedikit demi
sedikit dari bukaan penuh sampai dengan tanpa beban. Pada saat percobaan ini
dilakukan pengukuran/pencatatan terhadap beban, tekanan, langkah servo motor,
tegangan, arus eksitasi, vibrasi, suara (noise), level air, dan lain-lain. Apabila draft tube
dilengkapi dengan katup isap udara, katup isap tersebut harus dikontrol sedemikian rupa
sehigga turbin dapat bekenja dengan efisiensi yang tinggi akan tetapi aman.

D. Pelepasan beban (load rejection test) pada beban 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 % bila
memungkinkan. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui transient tekanan air
penstock. kenaikan putaran, kepekaan governor, dan kenaikan tegangan generator.
PLTA tersebut dioperasikan kemudian dibebani. Putaran dan tegangan generator
sebelumnya diatur pada harga nominal kemudian masing-masing beban diputuskan
dengan melepas. Circuit Breakernya. Pencatatan pada percobaan ini adalah variasi
tegangan, frekuensi, variasi putaran, variasi tekanan air penstock, waktu untuk
mencapai kesetabilan, langkah servomotor, dan lain-lain.
E. Pembebanan kejutan (sudden load increase test) Latar belakang percobaan ini adalah untuk
mengetahui bahwa tiap-tiap peralatan kontrol telah beroperasi dengan baik dan
pelaksanaannya tekanan air kejut penstock dijaga sampai dengan harga yang diijinkan
pada kondisi sudden load increase. PLTA tersebut dioperasikan setelah tekanan penstock
stabil, beban dinaikkan dengan tiba-tiba tertentu tanpa beban. Kemudian arus hubung
singkat diperbesar sedikit demi sedikit dan diatur sehingga suhu kumparan stator
mencapai suhu tertentu dan diusahakan suhu stator tersebut konstan. Selama pemutaran
berjalan suhu kumparan, suhu udara pendirigin, nilai tahanan isolasi diukur dengan
interval waktu tertentu. Nilai tahanan isolasi akan naik dan setelah mencapai titik jenuh
percobaan ini harus dihentikan.

F. Pembebanan bertahap. Pengujian ini dilakukan untuk menyelidiki sifat-sifat turbin dengan
mengukur antara bukaan sudu antar dengan daya turbin atau mengukur panjang langkah
servo motor. Pengujian ini dilakukan dengan pengatur putaran (governor) yang dipasang
pada posisi manual. Sudu antar (inlet guide vane)dibuka sedikit demi sedikit mulai bukaan
tanpa beban sampai dengan beban penuh, kemudian ditutup sedikit demi sedikit dari bukaan
penuh sampai dengan

G. tanpa beban. Pada saat percobaan ini dilakukan pengukuran/pencatatan terhadap beban,
tekanan, langkah servo motor, tegangan, arus eksitasi, vibrasi, suara (noise), level air, dan
lain-lain. Apabila draft tube dilengkapi dengan katup isap udara, katup isap tersebut harus
dikontrol sedemikian rupa sehigga turbin dapat bekenja dengan efisiensi yang tinggi akan
tetapi aman.

H. Pelepasan beban (load rejection test) pada beban 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 % bila
memungkinkan. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui transient tekanan air penstock.
kenaikan putaran, kepekaan governor, dan kenaikan tegangan generator. PLTA tersebut
dioperasikan kemudian dibebani. Putaran dan tegangan generator sebelumnya diatur pada
harga nominal kemudian masing-masing beban diputuskan dengan melepas. Circuit
Breakernya. Pencatatan pada percobaan ini adalah variasi tegangan, frekuensi, variasi
putaran, variasi tekanan air penstock, waktu untuk mencapai kesetabilan, langkah
servomotor, dan lain-lain.
I. Pembebanan kejutan (sudden load increase test) Latar belakang percobaan ini adalah untuk
mengetahui bahwa tiap-tiap peralatan kontrol telah beroperasi dengan baik dan
pelaksanaannya tekanan air kejut penstock dijaga sampai dengan harga yang diijinkan pada
kondisi sudden load increase. PLTA tersebut dioperasikan setelah tekanan penstock stabil,
beban dinaikkan dengan tiba-tiba

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/131455326/3-Pemeliharaan-PLTA
Handbook Online Prinsip Kerja dan Pemeliharaan PLTA milik PT Indonesia Power

Anda mungkin juga menyukai