SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Terapan D4 pada
Program Studi Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik
Jurusan Teknik Konversi Energi
disusun oleh
Rifki Nurul Shadikin
NIM: 091724024
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Terapan D4 pada
Program Studi Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik
Jurusan Teknik Konversi Energi
disusun oleh
Rifki Nurul Shadikin
NIM: 091724024
LEMBAR PENGESAHAN
: 091724024
Telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal 4 Juli 2013 dan
dinyatakan LULUS, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan di
Program Studi Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung.
Penguji I
Penguji II
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Konversi Energi
ii
195802051984031003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
Jenis Kelamin
: Laki Laki
Agama
: Islam
Alamat
No Telepon
: iqiwvikers@yahoo.com
Pendidikan :
2009 2013
2006 2009
SMAN 25 Bandung
2003 2006
SMPN 48 Bandung
1997 2003
Pengalaman :
2012
2010 2013
2006 2009
2003 2006
iii
ABSTRAK
Penstock adalah pipa bertekanan dan mengarahkan aliran air langsung menuju
turbin. Pemilihan dan perancangan penstock yang optimal akan mendapatkan hasil yang
optimum untuk memutarkan turbin sehingga dapat menekan biaya yang dipakai untuk
modal pembuatan PLTM. Tujuan khusus skripsi ini adalah melakukan perancangan
penstock pada PLTM Ciherang. Pada perancangan ini tahapannya adalah sebagai berikut:
persiapan perancangan menentukan debit desain menentukan bahan penstock menentukan
layout penstock menentukan jumlah belokan menentukan panjang penstock menentukan
diameter penstock menentukan tebal penstock menghitung rugi rugi penstock
menggambar desain. Selanjutnya akan menghasilkan data dari perhitungan tersebut. Data
yang diperoleh dianalisa agar mendapatkan hasil perancangan yang layak direalisasikan.
Setelah melakukan tahapan tersebut maka menghasilkan data dimensi penstock. Data
tersebut diantaranya bahan yang digunakan terbuat dari baja galvanize, diameternya
sebesar 1,34 m dengan tebal 0,024 m, panjang lintasannya sebesar 580 m, memiliki dua
belokan dan satu cabang untuk dua turbin, jumlah anchor block 4 buah dan jumlah slide
block 92 buah.
Kata kunci:PLTM, penstock.
iv
ABSTRACK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi ini,
penyusunan skripsi yang berjudul PERANCANGAN PENSTOCK PADA PLTM
CIHERANG
DI
DESA
CIAWI
KECAMATAN
WANAYASA
KABUPATEN
PURWAKARTA dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan di Program Studi Teknologi Pembangkit
Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung.
Semoga hasil penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya. Penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pelaksanaan dan penyusunan skripsi.
Penyusun
vi
Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih terhadap pihak - pihak yang membantu
dalam pelaksanaan dan penyusunan Skripsi:
1. Kepada Alloh SWT yang selalu memberikan kesehatan, kemudahan dan
kelancaran.
2. Orang tua Bapak Ajab Kosmara dan Ibu Euis Kartini yang selalu mendoakan dan
memberi dukungan moral maupun materi.
3. Kakak dan adik tiada hentinya memberi motivasi dan saran dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Ir. Sri Paryanto Mursid, M.T. sebagai dosen pembimbing I yang selalu
membimbing memberi masukan dan materi dalam skripsi ini.
5. Bapak Ir. Wahyu Budi Mursanto, M.Eng sebagai dosen pembimbing II telah
memberikan bimbingan dan memberikan ilmu untuk kelancaran skripsi
6. Bapak Ir. Teguh Sasono, M.T. sebagai koordinator Sidang Skripsi Jurusan Teknik
Konversi Energi dan sebagai Penguji yang memberikan arahan dalam pelaksanaan
Sidang Skripsi.
7. Bapak Drs. Djafar Sodiq M.Eng. selaku penguji pada sidang skripsi yang telah
memberikan masukan.
8. Bapak Aceng Daud, ST. M.Eng, sebagai ketua Jurusan Teknik Konversi Energi
memberikan motivasi.
9. Semua Dosen maupun Teknisi yang selalu memberikan masukan.
10. Rifani Siti Nabila tak hentinya memberikan motivasi dan semangat dalam
penyusunan skipsi ini.
11. Rekan kerja skripsi Andri Ichsan Ismail dan rekan rekan yang lain yang saling
membantu satu sama lain dalam pelaksanaan skripsi.
12. Mahasiswa Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik angkatan 2009 selalu
memberikan motivasi.
Semua pihak yang tidak bisa penyusun tuliskan satu per satu terima kasih untuk
semua hal yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi
vii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa, skripsi ini merupakan
karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan,
dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka
viii
DAFTAR ISI
COVER LEMBAR JUDUL .................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................. vii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiii
DAFTAR NOMENKLATUR .......................................................................................... xiv
BAB I .................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................................ 3
1.5 Metodologi ................................................................................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................... 6
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) ........................................................ 6
2.1.1 Definisi PLTM .................................................................................................... 6
2.1.2 Komponen Utama PLTM ................................................................................... 7
2.2 Penstock ..................................................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Penstock ............................................................................................ 8
2.2.2 Bahan Penstock ................................................................................................... 8
2.2.3 Sambungan Penstock ........................................................................................ 11
2.2.4 Katup................................................................................................................. 14
2.2.5 Perancangan Penstock ...................................................................................... 15
2.2.6 Suppots dan Anchors......................................................................................... 20
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kondisi Daerah PLTM CIHERANG ........................................................ L-1
Lampiran B LAYOUT PENSTOCK ............................................................................. L-16
xiii
DAFTAR NOMENKLATUR
Abase
= Diameter
= Esentrisitis
= Gaya
= Bilangan friksi
FDC
= grafitasi
= ketinggian
hgross
= Ketinggian kotor
hnet
= Ketinggian bersih
hsurge
htotal
= Jumlah ketinggian
hturb
= Arus
= Konstanta roughness
= Kilo watt
kWh
= Panjang pipa
= Meter
m2
= Meter persegi
m3
= Meter kubik
m/s
m3/s
m/s2
MW
= Mega watt
= Newton
Nm
= Newton meter
= Daya
= Polyvinyl cloride
= Debit
Qd
= Debit desain
Re No = Bilangan reynold
ROR = Run off river
S
= Kekuatan bahan
SF
= Safety factor
SNI
= tebal pipa
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Era globalisasi banyak manusia yang membutuhkan energi listrik, karena semakin
Kapasitas Terpasang
Pemanfaatan
(MW)
(MW)
(%)
Air
75.670
4.200
5.550
Biomassa
49.810
302,4
0,607
Panas Bumi
27.000
800
2.960
Mini/Mikro Hidro
458,75
84
18,30
Energi Surya
156,487
0,005
Energi Angin
9,286
0,50
0,005
Total
318.711,75
5.391,9
27,427
PLTM dapat membangkitkan energi listrik berupa daya antara 1 MW sampai dengan
10 MW. PLTM yang banyak digunakan di Indonesia adalah Run of River (ROR), dengan
memanfaatkan aliran sungai kemudian dibendung untuk dialirkan ke head race (saluran
1
penstock (pipa pesat), setelah itu menggerakkan turbin yang dikopel dengan generator
sehingga menghasilkan listrik, sedangkan air dari turbin dikeluarkan melalui tail race
(saluran pembuangan) untuk dikembalikan ke sungai.
Semakin menurunnya energi cadangan tak terbarukan maka dituntut untuk
memanfaatkan energi terbarukan/ non fosil salah satunya potensi PLTM/PLTMH, dengan
potensi yang berlimpah maka dilakukan perancangan PLTM untuk menghambat
penurunan energi cadangan tak terbarukan. Pembahasan ditekankan pada perancangan
penstock. Penstock adalah pipa bertekanan dan mengarahkan aliran air langsung menuju
turbin Pemilihan dan perancangan penstock yang optimal akan mendapatkan hasil yang
optimun untuk memutarkan turbin sehingga dapat menekan biaya yang dipakai untuk
modal pembuatan PLTM.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan skripsi ini adalah melakukan perancangan penstock pada PLTM
Ciherang di Desa Ciawi Kecamatan Wanasaya Purwakarta. Meliputi perancangan dimensi
penstock dan kekuatan beban terhadap tumpuannya.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu desain perancangan
penstock. Perancangan ini membutuhkan studi potensi berupa data hidrologi dan topografi.
Data tersebut penulis peroleh berdasarkan hasil kajian dari ahlinya. Data hidrologi berupa
data debit ketersediaan air dan data debit banjir. Data topografi berupa peta topografi dan
data kemiringan (bentuk) muka bumi lokasi PLTM. Perancangan penstock dilakukan
sesuai standar yang berlaku yaitu mengacu pada SNI 7-6405-2000 dan SNI 13-3472-1994.
Cakupan perancangan meliputi lokasi penstock, karakteristik air yang masuk, debit
desain, debit banjir, korosi pada penstock, menentukan ukuran vent pipe (pipa nafas) yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya low pressure (tekanan rendah) akibat tersumbatnya
ujung penstock selain itu bertujuan untuk mengeluarkan udara dari penstock ketika start
awat PLTM beroperasi, rugi rugi yang terjadi dan water hammer (tekanan air balik,
ketika katup intake turbin ditutup tiba - tiba).
Persiapan Perancangan
Tahap ini penulis mengumpulkan data data yang berkaitan dalam perancangan
penstock, meliputi data hidrologi dan data topografi.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengambilan Data
Potensi / Data Kriteria
Desain
Penentuan Diameter
Menghitung V, Re No,
Tidak
Head Loss
diterima
Ya
Desain
Penstok
Menghitung Head Loss
Blue Print
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTM ini cukup murah
karena menggunakan energi alam.
2.
3.
4.
5.
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) pada prinsipnya memanfaatkan beda
ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai
atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi
mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
Gambar 2.1 memperlihatkan prinsip kerja PLTM.
1.
Bendungan (Weir)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.2
Penstock[2]
Bahan Penstock[2][3]
Bahan yang digunakan untuk penstock bermacam macam mulai dari bahan
alami sampai bahan buatan. Bahan alami yang digunakan adalah bahan yang terbuat
dari kayu atau bambu. Bahan buatan terbuat dari baja, beton, unplasticized polyvinyl
chloride (uPVC), high density pyethylene (HDPE) dan glass reinforced plastic
(GRP). Tabel 2.1 memperlihatkan berbagai jenis bahan penstock.
Baja
Penstock berbahan baja banyak digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air.
Harganya relatif mahal dan diproduksi di tempat lokal, bisa di pesan mulai dari ukuran
medium di bengkel pembuatan baja. Penstock baja ini dibuat dari plat baja roll
kemudian plat tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan membuat bentuk silinder.
Memiliki gaya gesekan menengah, baja yang dilapis cat atau dilapis coating umur
10
11
2.2.3
gabungan dari beberapa pipa yang memiliki panjang disesuaikan kondisi di lokasi
perancangan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sambungan adalah
sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
Pada cuaca ekstrim sambungan yang digunakan harus tahan pada cuaca
tersebut.
Jenis sambungan yang digunakan ada empat , diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Sambungan Flanged
Flanged biasanya digunakan untuk menyambung berbahan logam campuran
dan baja. Pemasangan flanged sangat mudah dilakukan, akan tetapi biaya
sambungan jenis ini sangat mahal. Contoh gambar sambungan flanged ada pada
gambar 2.3 di bawah ini.
12
[2]
Sambungan Mekanik
Sambungan mekanik ini jarang digunakan untuk penyambungan pipa
karena biayanya mahal. Sistem sambungan ini dapat menyambungkan pipa yang
13
14
5. Expansion joint
Pada penstock umumnya akan terdapat perbedaan suhu. Perbedaan suhu yang
dimana pada suatu saat terjadi perbuahan suhu pada penstock. Expansion joint
merupakan sambungan yang didesain karena akibat dari pemuaian karena
perubahan suhu yang ekstrim pada pipa. Sehingga terjadi perubahan panjang pada
ujung-ujung pipa. Expansion joint biasanya diperhitungan di awal atau akhir
sambungan dari penstock. Tetapi expansion joint juga bisa didesain di setiap atau
sebelum anchor block. Berikut perhitungan dalam menentukan expansion joint
seperti yang tertera pada persamaan (1).
X = a (Thot Tcold) L [m]
(1)
Katup
Katup merupakan bagian dari penstock yang berfungsi untuk mengontrol
aliran fluida dalam penstock. Katup yang sering digunakan untuk kontrol pada
pentock yaitu gate valve, butterfly valve, globe valve, ball valve dan pilot valve.
Posisi katup tersebut biasanya berapa di saluran masuk penstock dan saluran masuk
turbin. Gambar 2.7 memperlihatkan berbagai macam katup.
15
Perancangan Penstock
1. Diameter Penstock[3]
Menentukan diameter penstock menggunakan persamaan (2) seperti yang
tertera di bawah ini.
D = 0,72 . Q0,5
Dimana
(2)
2. Tebal Penstock[2]
Menentukan ketebalan batang penstock menggunakan persamaan (3) yang
dijelaskan sebagai berikut.
t=
Dimana
(3)
16
(4)
Menghitung faktor friksi ini dibutuhkan data dengan melihat faktor friksi dari diagram
moody pada gambar 2.9 dengan menentukan terlebih dulu nilai nilai roughness dapat
dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini. Setelah mendapat nilai k maka dilanjutkan pada
perhitungan mencari nilai k/d dan Q/d agar dapat menemukan nilai friksi.
Tabel 2.3 Nilai Koefisien Roughness [2]
Tabel 2.3 menjelaskan berbagai jenis bahan yang digunakan penstock berhubungan
dengan koefisien roughness semakin pendek umur pemakain penstock maka koefisien
roughness semakin kecil, sebaliknya jika umurnya panjang maka koefisien roughness
semakin besar.
17
Gambar 2.8 Diagram Moody untuk Faktor Friksi pada Pipa [2]
18
4. Menghitung hfriction[2]
Menghitung hfriktion dapat menggunakan persamaan (5)
hfriction loss = hwall loss + hturb loss
Dimana
: hfriction loss
hwall loss
hturb loss
(5)
19
Rugi - rugi yang terjadi pada penstock dapat dilihat pada gambar 2.10, meliputi rugi
pada jenis entrance profile yang dipilih, belokan, penyempitan pipa, dan katup yang
dipilih. Persamaan (6) dan (7) memperlihatkan persamaan untuk menghitung losses di
beberapa tempat.
hwall loss =
Dimana
(6)
: Q = debit (m3/s)
L = panjang penstock (m)
d = diameter (m)
f = konstanta friksi (dari diagram moody)
hturb loss =
Dimana
:v
(7)
Menghitung hsurge dan cepat rambat gelombang dilihat pada persamaan (8) dan (9).
Surge pressure
hsurge =
Dimana
(8)
: v = kecepatan aliran
a = kecepatan rambat gelombang
a=
Dimana
(9)
: d = diameter (m)
t = ketebalan dinding penstock (m)
E = modulus youngs elastisitas (N/m2)
(10)
20
Dimana
: SF = safety factor
t = ketebalan dinding penstock (m)
S = kekuatan bahan (N/m2)
d = diameter (m)
htotal = Rugi rugi total (m)
Gambar 2.11 Self-Weight Pada Bagian Penstock Antara Dua Anchor Block[4]
2. Gaya aktual pada Sliding Block[4]
Sliding block dirancang untuk menahan penstock agar tetap pada posisinya
dan hanya memungkinkan arah gaya aksial. Desain bervariasi tergantung pada
ketahanan terhadap pergeseran bearing, semakin banyak gesekan bearing penstock,
21
semakin besar gaya aksial dan semakin besar massa beton yang dibutuhkan.
Gambar 2.12 memperlihatkan gaya yang menekan penstock pada slide block.
(11)
Ffriction =
(12)
Fpen
Dimana Fpen
dan air, Ffriction adalah bagian gesekan penstock bergerak naik atau turun (k adalah
koefisien gesek kinetik tergantung pada desain slide block yang mungkin berbeda
dari k = 0,2 - 0,5).
(13)
Wb adalah gaya berat blok geser dihitung dengan volume Vb dan kepadatan b
bahan yang digunakan.
22
Kekuatan gaya horizontal dapat dihitung menurut persamaan (14), (15) dan
(16).
Fpen
x= Fpen . sin
(14)
(15)
F X = Fpen
(16)
x +Ffriction X
Kekuatan gaya vertikal dapat dihitung menurut persamaan (17), (18) dan (19).
Fpen
z= Fpen .. cos
(17)
(18)
Fz = - Fpen
(19)
z + Ffriction z - Wb
(20)
23
Gaya akibat berat beban air dan penstock dapat dihitung dengan persamaan
(21) dan (22).
Fpen up = Lup (qw + qp) cos up
(21)
(22)
Dimana:
qw =
qp = dext teff
steel
Komponen berat pipa disepanjang gerak (aksial) pipa dapat dihitung dengan
persamaan (23) dan (24).
(23)
(24)
24
(25)
Fv =
(26)
(27)
F8 = 2,5 x 103
sin
(28)
Wb = Vb .
.g
(29)
BAB III
PERANCANGAN PENSTOCK
3.1 Penentuan Lintasan Penstock
25
26
berfungsi untuk mengatur jumlah air yang mengalir di penstock dan berfungsi
untuk menutup aliran air ketika akan dilakukan overhaul.
3.4 Diameter Penstock[3]
Menentukan diameter penstock dengan mengetahui terlebih dahulu Qd yang
telah ditentukan. Qd tersebut sebesar 3,5 m3/s. Diameter penstock ditentukan
menurut persamaan (2):
Qd
= 3,5 m3/s
= 0,72 x Qd0,5
= 0,72 x 3,5 m3/s
= 1,34 m
Diameter penstock dihitung menggunakan persamaan (2). Diameter
= 65 m
= 0,8 m
= 1,34 m
= 65000
+ es
= 0,024 m
Tebal minimal penstock :
tmin
=
= 0,182 inchi
27
= 0,00462 m
= 0,46 cm
Bahan penstock yang dipakai adalah baja (steel). Dari hasil perhitungan di
atas maka diperoleh tebal penstock 0,024 m. Tebal minimum yang dijinkan
adalah 0,00463 m.
3.6
= 1,34 m
=
= 2,45 m/s
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan ,maka kecepatan aliran yang
:
=
=
=
=
=
28
h wall loss
=
= 4,87 m
Koefisien nilai Roughness untuk bahan Mild Steel dari tabel adalah 0,15
dipilih pada keadaan normal umur bahan sekitar 5 15 tahun. Faktor friksi didapat
dari grafik Moody pada gambar 2.9, mencari nilai k/D dan Q/D maka diperoleh
nilai faktor friksi sebesar 0,038. Setelah dilakukan perhitungan maka nilai gesekan
pada dinding penstock adalah 4,87 m.
Menghitung rugi rugi gesekan pada belokan, katup, konstruksi dan saluran masuk
K enterance
K bend 1
K bend 2
K bend 3
K bend 4
K contraction
K valve
=
=
=
=
=
=
=
0,2
0,01
0,02
0,185
0,36
0,35
0,1
0,3
Total
jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
total
0,2
0,01
0,02
0,185
0,36
0,35
0,1
0,3
1,525
<5
<10
<60
<20
d1/d2=2
gate valve
butterfly valve
Kenterance adalah koefisien saluran masuk penstock dipilih nilai yang paling
kecil yaitu 0,2 data tersebut diambil dari gambar 2.10. Kbend adalah koefisien pada
belokan, sudut belokannya adalah 50, 100, 600, 200 maka masing masing
koefisiennya adalah 0,01; 0,02; 0,185; 0,36. Kcontraction adalah koefisien konstruksi
yang nilainya d1/d2 yang hasilnya adalah 1 , untuk Kcontraction d1/d2 = 2 adalah 0.
Kvalve adalah koefisien dari katup yang digunakan, jumlah katup yang digunakan
ada dua yaitu satu gate valve dan satu butterfly valve masing masing koefisiennya
adalah 0,1 dan 0,3.
H turb loss
= 0,46 m
Setelah parameter yang dibutuhkan terkumpul maka dilakukan perhitungan.
Hasil perhitungan rugi rugi turbulensi pada penstock tersebut adalah 0,46 m.
29
=
=
Mendapatkan nilai hfriction , parameter yang dibutuhkan adalah hwall loss dan
hturb loss. Nilainya adalah 4,87 m dan 0,46 m. Setelah dilakukan perhitungan maka
diperoleh nilai h friction adalah 5,33 m.
3.8
=
=
=
70
m
h gross h friction
64,6
m
=
=
h friction x 100%
h gross
7,6
%
30
= 1110,5 m/s
Menggunakan persamaan Surge pressure
hsurge
=
= 278,4 m
Hsurge yang diperoleh dari perhitungan adalah 278,4 m. Data ini digunakan
untuk menghitung htotal.
Menghitung Rugi Rugi Total
h total
= h gross + hsurge
= 70 + 278,4
= 348,4 m
Tinggi surge yang diperoleh adalah 278,4 m , setelah itu maka head total
sebesar 348,4 m. Htotal ini digunakan untuk mengitung safety factor.
Menghitung Safety Factor[2]
SF =
=
= 3,5
Safety factor yang diperoleh adalah 3,5 maka penstock ini sudah memenuhi
kriteria untuk dilakukan instalasi.
Mengitung Jarak Ekspansion Joint[2]
x = a (Thot Tcold) L
Dik : Tcold
= 20
31
Thot
= 35
= 50 m
= 12 x 10-6 m/m
maka :
x = 12 x 10-6 m/m
. (35
- 20
). 50 m
x = 9 mm
X sebesar 9 mm ini dipasang di setiap sambungan awal dari pipa penstock. X
tersebut adalah jarak expansion joint. Perhitungan di atas adalah contoh
perhitungan yang digunakan untuk mencari jarak expansion joint yang digunakan
menggunakan expansion joint pertama dengan panjang penstock 50 m. Data yang
diperoleh untuk masing masing jarak expansion joint dapat dilihat pada tabel 3.1
di bawah ini.
Tabel 3.1 Jarak Expansion Joint
Expansion Joint
x (mm)
Pertama
50
Ke-dua
250
45
Ke-empat
185
33,3
Ke-lima
20
0,9
32
anchor block akan dihitung agar memenuhi kriteria. Menentukan jumlah anchor
block dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut.
Kebutuhan beton untuk setiap anchor block menggunakan pendekatan
sebagai berikut[4]
Kebutuhan beton
= d/ 300 mm x 2 m3
= 1340 mm/ 300 mm x 2 m3
= 8,93 m3
Dari perhitungan di atas maka diperoleh volume beton anchor block adalah
8,93 m3. Volume tersebut untuk satu anchor block pada satu tikungan. Jumlah
anchor block adalah berjumlah 4 buah untuk menahan tumpuan penstock.
Slide block ditempatkan pada setiap sambungan pipa. Pada sisi slide block
untuk menahan penstcok dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
Kebutuhan slide block = (jumlah panjang penstock / panjang tiap pipa)
jumlah anchor block
= (580/6) 4
= 96 4 = 92 slide block
3.12 Perhitungan Gaya yang Terjadi Anchor Block dan Slide Block pada Penstock [4]
Pada anchor block dan slide block terjadi gaya yang diakibatkan gaya lain
yang timbul gaya tersebut dapat mengakibatkan pergeseran pada posisi anchor block
dan slide block. Penjelasan perhitungan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2
penjelasan di bawah ini.
33
water
g
=
=
=
=
0,8
m
3,14
1000 kg/m3
9,81 m/s2
qw
qw
= (d2/4) g
= 4928,544
N/m
Diketahui :
steel
t eff
d ext
qp
= 7800
= 0,54
= 1,34
=
=
Diketahui:
Lup
kg/m3
m
m
= 3 m
34
cos up
= 1
= 0
up (qw qp) cos up
536356,1936 N
=
=
Fpen up
Diketahui:
Ldown
= 3
cos down = 0,996
= 5
Fpen down
=
=
= 6
= 0
= 0
Fpenup
=
=
up (qp) in up
0N
Diketahui:
Ldown
i down
=
=
=
Fpendown =
=
3.
2,4 m
0,087
5
up (qp) in down
36301,31109 N
Diketahui:
Q
= 3,5 m3/s
35
Vup
Vdown
Cos
=
=
=
=
Fv
=
=
2,4573406 m/s
2,4573406 m/s
1
0
=
=
=
=
=
Fv
=
=
3,5 m3/s
2,4573406 m/s
2,4573406 m/s
1
0
= 379,94229 m
= 1,2969917 m
= 0,0500049 m
F7
=
=
=
=
=
=
0,0436
2,5
0
5
36
F8
793,758129 N
8.
E
A
T cold
T out
=
=
=
=
F5
=
=
2E+11
N/m2
0,000012 m/m0C
20 0C
32 0C
E . a (Thot - Tin) d t wall
5865058,168 N
Gaya Anchor Block yang Dibutuhkan untuk Menahan Semua Gaya yang Terjadi di
beban anchor block
Diketahui:
Fpen up
= 536356,19
Fpen down
= 534210,77
F3
= 429140,25
F8
= 793,75813
Wb
Vb . b . g
=0
1500500,972 N
37
=
=
=
=
=
4928,544
N/m
173856,8539 N/m
0,996
5
6m
=
=
0,5
1068421,538 N
38
V block = 0,48 m3
block = 2300 kg/m3
g
= 9,81 m/s2
Wb
V block . block . g.
10830,24 N
in
= 1068421,538 N
= 5
= 0,087
Fpen x
=
=
Fpen . in
92952,67378 N
Diketahui:
F friction =
Cos
=
F friction x
Fx
534210,7688 N
0,996
5
=
=
=
=
F friction . Cos
532073,9258 N
Fpen x + F friction x
625026,5995 N
=
=
1068421,538 N
0,996
39
Fpen . Cos
1064147,852 N
=
=
Fpen z
Diketahui:
F friction =
in
=
F friction z
534210,7688 N
0,087
=
=
F friction . in
46476,33689 N
Diketahui:
Fpen z
F friction z
Wb
= 1064147,852 N
= 46476,33689 N
= 10830,24
N
Fz
=
=
.-Fpen z +F friction z Wb
-1028501,75 N
negatif karena arah gaya ke bawah
=
=
Diketahui :
D
= 1,34 m
t wall
= 0,006 m
steel
= 7800 kg/m3
water
= 1000 kg/m3
= 9,8 m/s2
= 3,14
40
Wp
Ww
. d. t wall . steel . g.
1929,7 N
13813,5 N
Dari perhitungan di atas maka diperoleh hasil nilai Wp adalah 1929,7 N dan
Ww adalah 13813,5 N. Nilai berat penstock (Wp) dan berat air (Ww) ini digunakan
untuk menghitung gaya F1 dan F2. Untuk lebih jelasnya dapat melihat uraiannya di
bawah ini. L disini adalah panjang penstock antara dua slide block dan alfa ()
adalah sudut kemiringan penstock itu sendiri.
F1
F2
(Wp+Ww) L . Cos
66792,6 N
0,5 x F1
0,5 x 66792,6
33396,31 N
tinggi
=2m
x = 0,8
Slide area
= tinggi + (x/2)
= 2 + (0,8/2)
= 2,4 m
Slide area ini merupakan area yang dibutuhkan untuk slide block. Setelah
dilakukan perhitungan maka diperoleh nilai slide area-nya adalah 2,4 m.
Diketahui :
= 2,2 m
concrete
= 2300 kg/m2
41
Wb
119011 N
Dari uraian di atas diperoleh bahwa nilai berat slide block (Wb) adalah
14425,6 N.
b
0,4 m
Gaya yang terjadi pada penstock adalah gaya F1, F2, dan Wb. Gaya tersebut
diproyeksikan pada sumbu x dan z, dimana sumbu x bernilai negatif. Sudut
kemiringan () adalah 450. Gaya pada penstock tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2
sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Tabel 3.2 Data Gaya Proyeksi Sumbu x dan z Negatif
x (N)
z (N)
66792,6
F1 in = -47229
F1 Cos
F (N)
F1
F2
33396,3
Wb
119011
F2 Cos
F2 in
= -23615
= +47229
= -23615
0
H
Total
+119011
V
= -70844
= +142625,7
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai Wb pada sumbu x adalah 0
karena tidak ada gaya yang terjadi pada posisi tersebut sehingga nilainya adalah 0.
Sehingga jumlah gaya pada H adalah -70844 N. Nilai Wb pada sumbu z adalah
+119011 N, sehingga total gaya yang terjadi pada V adalah +142625,7 N.
M
Nm. Data ini digunakan untuk mengetahui berapa besar terjadi pergeseran pada
penstock.
vertical force
= M/V
0,41
42
Nilai yang diperoleh dari perhitungan vertical vorce adalah 0,41 m. Nilai
tersbut masih dalam ambang normal.
Gaya yang terjadi pada penstock adalah gaya F1, F2, dan Wb. Gaya tersebut
diproyeksikan pada sumbu x dan z, dimana sumbu x bernilai positif. Sudut
kemiringan () adalah 450. Gaya pada penstock tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3
seperti di bawah ini.
Tabel 3.3 Data Gaya Proyeksi Sumbu x dan z Positif
x (N)
z (N)
66792,6
F1 in = -47229
F1 Cos = +47229
F (N)
F1
F2
33396,3
Wb
119011
F2 Cos = +23615
F2 Sin
= +23615
0
H
Total
= -23614,53
+119011
V
= +189854,8
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai Wb pada sumbu x adalah 0
karena tidak ada gaya yang terjadi pada posisi tersebut sehingga nilainya adalah 0.
Sehingga jumlah gaya pada H adalah -23614,53 N. Nilai Wb pada sumbu z adalah
+119011 N, sehingga total gaya yang terjadi pada V adalah +189854,8 N.
M
vertical vorce
= M/V
0,69 m
Nilai yang diperoleh dari perhitungan vertical vorce adalah 0,69 m. Nilai
tersbut masih dalam ambang normal.
Soil movement
Pada soil movement dihitung Pbase , dimana Pbase ini adalah momen yang terjadi
padapenstock, Pbase digunakan dapat agar dapat dianalisis terhadap Psoil menurut
persamaan (30).
43
(30)
Dari uraian di atas maka diperoleh nilai Pbase adalah 393331 N/m2. Psoil nya
adalah 200000-300000 . Pbase< Psoil maka kondisinya stabil. Pada analisis ini Pbase =
393331< Psoil = 200000-300000 kondisinya adalah stabil.
Sliding
Pada sliding ini kondisi H lebih kecil dari V maka kondisinya stabil
tetapi jika sebaliknya maka kondisinya tidak stabil.
H
<
70843,601 <
0,5 x
142626
<
0,1
<
2/6
0,1
<
0,33
44
<
0,4
<
2/6
0,4
>
0,33
kondisi penstock
konstruksi e lebih besar dari Lbase/6 dengan nilai 0,1 < 0,33, maka kondisinya
stabil. Pada kondisi pipa saat ekspanding e lebih besar dari Lbase/6, namun pada
uraian diatas e lebih kecil dari Lbase/6 dengan nilai 0,4 > 0,33. Maka kondisi slide
blok tidak stabil ketika ekspanding.
BAB IV
ANALISIS PERANCANGAN
4.1
Pendahuluan
Perancangan ini dimulai dengan jumlah tersedianya air yang menjadi sumber
utama pembangkit listrik tenaga air dalam skala kecil disebut Pembangkit Listrik
Tenaga Mini Hidro. Sumber air tersebut diperoleh dari sungai yang memiliki beda
ketinggian relatif tinggi dan memiliki jumlah debit yang tinggi pula. Mengingat
Pembangkit ini memanfaatkan kedua hal tersebut agar dapat memperoleh daya yang
optimal.
Perancangan penstock telah dilakukan pada bab sebelumnya meliputi
perancangan penentuan bahan , kemudian dimensi dari penstock itu sendiri terdiri dari
penentuan panjang penstock, diameter penstock, tebal dinding penstock yang diizinkan
agar bisa menghindari terjadinya korosi dan dapat menahan tekanan pukulan air ketika
katup keluaran penstock ditutup secara tiba tiba. Menentukan jumlah belokan dan
sudut kemiringannya. Menentukan jumlah katup dan jenis katup yang digunakan pada
penstock.
Selanjutnya adalah menentukan ukuran ukuran pada Slide Block yang
memiliki fungsi untuk menahan penstock agar tetap kokoh pada posisinya dan
menahan gaya - gaya yang terjadi pada penstock yang dapat mengakibatkan
pergeseran pada penstock dan posisi anchor block.
Data perancangan
Hasil Perancangan
Bahan Penstock
Panjang Penstock
580 m
Diameter Penstock
1,34 m
Tebal Penstock
0,024 m
Kecepatan Aliran
2,457 m/s
45
46
Jumlah belokan
4 belokan
Belokan Pertama
50
Belokan Ke-dua
100
Belokan Ke-tiga
600
10
Belokan Ke-empat
200
11
Jumlah Katup
2 katup
12
Gate Valve
1 katup
13
Butterfly Valve
1 katup
14
4 buah
15
92 buah
Psoil maka kondisinya stabil. Pada analisis ini Pbase = 393331< Psoil = 200000-
47
slide block ini sudah memenuhi kriteria, karena H lebih kecil dari V. Maka
kondisi sliding dalam kondisi stabil.
Pada uraian Bab III mengenai Toppling dapat dijelaskan bahwa pada kondisi
penstock konstruksi e lebih besar dari Lbase/6 dengan nilai 0,1 < 0,33, maka
kondisinya stabil. Pada kondisi pipa saat ekspanding e lebih besar dari Lbase/6, namun
pada uraian di atas e lebih kecil dari Lbase/6 dengan nilai 0,4 > 0,33. Maka kondisi
slide block tidak stabil ketika ekspanding.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan perancangan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Bahan penstock yang digunakan adalah penstock yang terbuat dari baja.
Panjang lintasannya adalah 580 m dengan jumlah belokan sebanyak dua buah
dan satu cabang dengan sudut belokan 50, 100, 600, 150.
Jarak renggang ada 4 Expansion Joint masing masing sejauh 9 mm, 45 mm,
33,3 mm, 0,9 mm.
Pbase dari penstock ini adalah 393331 N/m2 maka keadaan permukaan tanah
dapat menahan gaya geser yang terjadi.
5.2 Saran
Pada perancangan ini agar lebih baik maka penulis memberikan saran
dengan manambahkan analisis ekonomi secara rinci agar perancangan penstock
lebih baik.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
LAMPIRAN A
KONDISI DAERAH PLTM CIHERANG
Pada perancangan penstock ini dilakukan di PLTM Ciherang,
Deskripsi proyek PLTM Ciherang Kabupaten Purwakarta ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
Nama Sungai
: Ciherang
Desa
Kecamatan
Kabupaten
: Purwakarta
Propinsi
: Jawa Barat
Letak geografis
Peta lokasi PLTM Ciherang dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.
Lokasi
PLTM Ciherang
Gambar L 1
Lokasi Studi PLTM Ciherang
(Peta Administrasi Jawa Barat)
L-1
Lokasi
PLTM
Gambar L 2
Lokasi PLTM Ciherang
(Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta)
L-2
Data Hidrologi
Analisa Data Debit Sungai Ciherang
PLTM ini akan mengandalkan ketersediaan debit sungai karena
skema PLTM ROR (Run off River) tidak memiliki waduk genangan,
sehingga sangat bergantung kepada prakiraan distribusi debit yang
tersedia sepanjang tahun di sungai tempat PLTM dibangun. Di sinilah
besaran "debit optimal" berperan. Debit optimal dapat diperoleh dari data
debit langsung, apabila tersedia dalam jangka waktu yang panjang, atau
dari simulasi debit andalan berdasarkan data klimatologi, yang dalam hal
ini dilakukan dengan Metoda Mock.
FLOW DURATION CURVE (FDC)
PLTM CIHERANG
16.00
14.00
Q (m3/dt)
12.00
10.00
FDC (pra FS)
8.00
FDC (rata-rata)
4.00
2.00
0.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
Probabilitas (%)
Gambar L 3
Kurva Durasi Debit
L-3
Prob
(%)
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
Q mock 1
(m3/dt)
10.69
9.61
8.69
7.77
6.60
5.75
5.37
5.09
4.59
4.04
3.66
3.19
2.61
2.35
2.16
1.98
1.79
1.49
1.32
Q mock 2
(m3/dt)
12.21
10.81
10.03
9.46
8.51
7.89
7.55
7.12
6.69
6.27
5.76
4.94
4.55
4.21
3.79
3.55
2.96
2.70
1.59
Q rata-rata
(m3/dt)
10.95
9.71
8.86
8.11
7.05
6.32
5.96
5.61
5.14
4.65
4.21
3.57
3.08
2.78
2.47
2.27
1.87
1.59
0.96
Debit Banjir
Debit banjir diperlukan untuk perancangan bangunan bendung
pada sungai. Sesuai dengan kaidah perancangan bangunan sipil, bendung
direncanakan untuk dapat bertahan terhadap keadaan paling berbahaya.
Tingkat bahaya banjir dalam teknik keairan dinyatakan dengan periode
ulang. Untuk perancangan bendung PLTM Ciherang ini digunakan
periode ulang 100 tahun.
Untuk keperluan studi dan perencanaan ini, telah dilakukan analisa
terhadap data curah hujan dan untuk selanjutnya akan diperoleh data
debit banjir yang dihitung dengan menggunakan metoda analisis terhadap
curah hujan rancangan yaitu Metoda Mononobe.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai debit banjir yang
optimal yaitu nilai hasil analisa terhadap data hujan rancangan dengan
menggunakan metoda terpilih yaitu metode yang menghasilkan nilai
L-4
Nama
sungai
Nama
Embun
g
Luas
DPS
(km2
)
Panjan
g
Sungai
(km)
Ciheran
g
Desa
Ciawi,
Bungur
Jaya
dan
Pondok
Bungur
68,0
0
20,00
Q5
Q10
Q25
Q50
Q100
164,2
1
253,5
7
312,7
3
387,4
8
442,9
4
497,9
9
Dari tabel diatas terlihat bahwa debit banjir yang digunakan adalah
debit yang diperoleh dari hasil perhitungan metoda Mononobe, yaitu
sebesar 479,99 m3/det.
Penentuan Debit Desain Optimal
Pada tahap ini akan ditetapkan nilai debit optimal sebagai dasar
perencanaan hidraulik bangunan utama PLTM Ciherang. Debit optimal
yang dimaksud disini adalah debit yang memberikan Unit Construction
Cost (UCC) yang paling rendah. Artinya, diusahakan agar biaya
pembangunan PLTM untuk setiap satuan energi yang dihasilkan
(Rp/kWh) adalah nilai yang paling murah. Untuk itu perlu dihitung
prakiraan biaya konstruksi untuk setiap nilai debit tertentu serta besarnya
energi yang dapat dibangkitkan oleh besarnya nilai debit tersebut.
Harga Satuan yang digunakan untuk menghitung biaya didasarkan
atas data harga satuan (unit price) dan harga dasar (basic price) yang
dikeluarkan oleh dinas pekerjaan umum, Kabupaten Purwakarta. Untuk
harga satuan yang tidak/belum tercantum pada data di atas, dilakukan
analisis harga satuan dari berbagai sumber yang ada.
L-5
b.
L-6
Debit Desain
Tabel L 3
Debit Desain dan Biaya Energi yang Dibangkitkan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Prob
(%)
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
55%
60%
65%
70%
75%
80%
85%
90%
95%
Head (m)
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
Debit
Energi Pembangkit Biaya Total Konstruk
Daya
(kW)
(m3/det)
(kWh)
Rp. x 106 )
10.949011
5604.509
11,660,659.58
74,259
9.5494256
4888.098
12,843,564.50
66,835
8.8626749
4536.569
13,468,659.76
63,146
7.9127762
4050.341
14,023,886.22
57,974
6.9314368
3548.019
14,395,340.71
52,595
6.2577784
3203.191
14,543,717.37
48,841
5.9598508
3050.690
14,462,753.83
47,165
5.6066336
2869.887
14,363,082.82
44,563
5.1381282
2630.072
13,944,854.01
41,931
4.6505988
2380.518
13,363,079.21
38,588
4.2099471
2154.961
12,713,149.26
36,568
3.5657362
1825.206
11,733,957.37
33,199
3.0787731
1575.942
10,789,344.30
30,300
2.7770918
1421.520
10,115,370.58
28,432
2.4748672
1266.819
9,409,712.93
26,531
2.2654113
1159.604
8,809,905.95
25,192
1.8741933
959.350
7,553,916.41
23,114
1.5919455
814.875
6,547,631.42
20,741
0.9561931
489.450
4,073,202.43
16,218
L-7
UMUM
Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 971.72 km2, atau sekitar 2,81
persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Jenis penggunaan tanah yang paling
luas adalah untuk Tanaman Tahunan/ Perkebunan dengan luas 27.806 Ha.
Kemudian untuk Hutan Produksi seluas 18.558 Ha. Kabupaten Purwakarta terdiri
dari 17 kecamatan dan 119 pedesaan.
Potensi PLTM Ciherang berada di Sungai Ciherang yang termasuk di wilayah
Kabupaten Purwakarta. Secara lebih detail, pencapaian lokasi di tampilkan pada
tabel L 4.
Tabel L 4 Pencapaian Lokasi Rencana PLTM Ciherang
Rute Jalan
Kecamatan
Jakarta
Wanayasa
Kecamatan Wanayasa
Desa Ciawi
Desa Ciawi - Lokasi
Jarak
Waktu
Moda
Tempuh
Transportasi
117 km
2,5 jam
4 km
`1,15 jam
0.5 km
0,15 jam
Kendaraan roda
4
Kendaraan roda
4
Jalan Kaki
Kondisi Jalan
Aspal bagus
Aspal bagus
Jalan Setapak
TOPOGRAFI
Sebagian besar wilayah Purwakarta adalah daratan. Lahan-lahan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan
kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang
dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber daya pengairan tanaman pertanian.
Berdasarkan
kondisi
topografi,
wilayah
Kabupaten
Purwakarta
L-8
2.
3.
L-9
No
Uraian
Nilai Rata-rata
1.
18 - 30
2.
3.
4.
2-6
5.
145
6.
70
85 - 89
3000 - 4000
L-10
LOKASI
STUDI
Gambar L 3
Gambaran Tinggi Curah Hujan Lokasi Rencana PLTM Ciherang
(Peta Curah Hujan)
GEOLOGI
Penyelidikan geologi dapat memberikan informasi berbagai aspek geologi
mencakup kondisi fisik suatu daerah yang merupakan bagian dari daya dukung
lahan guna pembangunan fisik Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTM).
Dalam pembahasan geologi di daerah tapak/proyek PLTM mencakup
antara lain: morfologi, sebaran batuan, sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan,
serta bahaya lingkungan beraspek geologi seperti erosi, longsor dan sebagainya.
Arahan atau kecenderungan pembangunan PLTM sesuai kemampuan dengan
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya beberapa penyimpangan aspek
geologi akibat pembangunan tersebut yang dapat berdampak terhadap kekuatan
dan umum PLTM.
L-11
A. Geologi Teknik
Bila didasarkan atas peta geologi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Geologi (skala 1: 250.000) diperoleh posisi lokasi studi dibawah ini.
Lokasi
PLTM Ciherang
Keterangan :
Qos
Batu pasir Tufaan dan Konglomerat : Batupasir dan Konglomerat berasal dari endapan lahar Qob
(Hasil Gunungapi Tua).
Msc
Formasi Subang, Anggota Batulempung : Umumnya batu lempung yang mengandung lapisan-lapisan
dan nodula batugamping napalan keras, napal dan lapisan-lapisan batugamping abu-abu tua setebal 2
atau 3 m, kadang-kadang mengandung sisipan batupasir glaukonit hijau.
Qa
Pt
Formasi Cilanang : Lapisan-lapisan napal tufaan berselingan dengan batupasir tufaan dan breksi
tufaan. Mengandung lapisan-lapisan konglomerat.
Gambar L 4
Peta Geologi Lokasi PLTM Ciherang
L-12
Tapak lokasi proyek, berdasarkan peta geologi lembar Cianjur yang berada
diatas :
1) Formasi Cilanang (Pt) : Lapisan-lapisan napal tufaan berselingan
dengan batupasir tufaan dan breksi tufaan.
2) Aluvium (Qa) : Lempung, lanau, pasir dan kerikil.
3) Formasi
Subang,
batulempung
yang
Anggota
Batulempung
mengandung
(Msc)
lapisan-lapisan
Umumnya
dan
nodula
L-13
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat sudah mencapai 67,40%
dan rasio desa berlistrik sebesar 99,81%. Sementara daftar tunggu PLN telah
mencapai 131.718 permintaan atau sebesar 176,9 MVA.
Gambar L 5
Kondisi Kelistrikan Propinsi Jawa Barat
B.
Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada
jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal dengan nama
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian, neraca daya seluruh
provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Interkoneksi JawaMadura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011 sistem berada pada kondisi baik,
sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 kapasitas sistem belum dapat
memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami defisit.
L-14
Tabel L 6
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa - Madura - Bali
C.
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan sebesar
6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan permintaan energi
listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
L-15
Tabel L 7
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Listrik Propinsi Jawa Barat
L-16
Tabel L 8
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Jawa Barat
L-17
L-18
D.
Panjang Transmisi
Mengingat bahwa energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit ini akan
L-19
1. Kependudukan
Survey demografi / kependudukan ini dilakukan dengan pencarian data
kependudukan Desa Ciawi, Bungur Jaya dan Pondok Bungur bulan Februari
2013.
Tabel L 9 Kependudukan
No
Jumlah Penduduk
Desa
Laki-laki
Perempuan
Total
Ciawi
1.539
1.444
2.983
Bungur Jaya
1.017
1.008
2.025
Pondok Bungur
1.566
1.466
3.032
Ds. Pondok
Jaya
Bungur
(orang)
(orang)
344
399
536
923
65
1.225
Mata Pencaharian
Ds. Ciawi
Penduduk
(orang)
No
Petani
Buruh
Harian
Lepas
L-20
Pedagang
124
14
127
Peternak
86
29
57
Pegawai
15
10
16
Negeri
Sipil
6
Pensiunan
3. Penggunaan Lahan
Survey dilakukan dengan mencari data statistik di tingkat kecamatan.
Tabel L 11 Penggunaan Lahan
No
Uraian
Ds. Ciawi
(Ha)
Ds. Bungur
Ds. Pondok
Jaya
Bungur
(Ha)
(Ha)
Luas Pemukiman
9,75
20,00
92
Luas Pesawahan
72,20
52,00
170
Luas Perkebunan
25,00
38,00
48
Luas Kuburan
1,00
0,80
Luas
34,00
15,30
63
Prasarana
Lainnya
4. Agama
Data mengenai agama dilakukan dengan peninjauan langsung ke lapangan
dan data dari instansi terkait, diketahui bahwa di Desa Ciawi, Bungur Jaya dan
Pondok Bungur semuanya agama islam, banyak terdapat masjid, mushola dan
pesantren.
L-21
5. Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan yang ditunjang oleh kemudahan dan
terjangkaunya pelayanan kesehatan, merupakan faktor utama dalam menunjang
perbaikan kualitas hidup masyarakat. Data mengenai kesehatan dilakukan dengan
peninjauan langsung ke lapangan dan data dari instansi terkait, diketahui bahwa di
Desa Ciawi, Bungur Jaya dan Pondok Bungur terdapat sarana kesehatan seperti
posyandu dan bidan.
6.
Pendidikan
No
Lembaga
Ds. Ciawi
Pendidikan
(unit)
Ds. Bungur
Ds. Pondok
Jaya
Bungur
(unit)
(unit)
TK / TPA
SD / Sederajat
SLTP
Sederajat
4
SLTA
L-22
LAMPIRAN B
LAYOUT PENSTOCK
L-23
L-24