e-mail : ayudhitya_88@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
Sistem Informasi S1
KUALITAS APLIKASI PELAYANAN PELANGGAN TERPUSAT (AP2T)
DAN PERANANNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN APJ
CIREBON
SKRIPSI
Oleh :
GITA YUDHITYA
NIM. 1.05.06.253
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
PADA PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN APJ
CIREBON”.
kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, pada
kepada Bapak Bambang S.Soedibjo yang telah memberikan bantuan serta saran
melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya. Amin. Tak lupa juga penulis dengan
penuh rasa syukur, mengucapkan terima kasih yang mendalam, serta penghargaan
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto M.MC, selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. Arry Akhmad Arman M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik
iii
dan Ilmu Komputer.
menyelesaikan skripsi
7. Manager dan semua staf karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Cirebon,
8. Kedua Orang Tua penulis yaitu bapak (Didi.Zaryadi) dan ibu (Iis Sutrisni),
Seperti ini dan memberikan dorongan baik moril maupun materil. Kakak-
adikku tercinta.
9. Seseorang yang paling spesial dalam hidup penulis yang paling penulis
sayangi dan cintai ( Freddi Immanuel Hutajulu ). Terima kasih atas semua
pengorbanan dan semua dukungannya selama ini. Semoga kita bisa selalu
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain kata terima kasih yang
ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
iv
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
vi
1.6. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ............................................... 8
vii
3.2.3. Metode Penarikan Sampel ........................................................ 41
viii
4.4. Hubungan Antara AP2T dengan Kinerja Karyawan……………77
4.4.1.Uji Validitas………………………………………………77
5.1. Kesimpulan....................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL KETERANGAN
Multi Dokumen
Aliran / Arus
xii
2. Diagram Konteks (DK)
NO SIMBOL NAMA KETERANGAN
1
Menggambarkan kegiatan
Entitas proses dari operasi program
komputer
2
Menggambarkan kegiatan
Proses atau kerja yang dilakukan
oleh manusia atau computer
2
Menggambarkan kegiatan
Proses atau kerja yang dilakukan
oleh manusia atau computer
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Andri Kristanto. 2003. Perancangan Sustem Informasi dan Aplikasinya. Gava Media.
Yogyakarta
Anwar Prabu Mangkunegara 2000 , Evaluasi Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia . PT .
Lensa AP2T. 2010. Modul Manual Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat PT.PLN (Persero)
Pin Luarn P and Huang K . 2009 . Factor Influencing Government Employee Performance Via
Pressman, Roger S. alih bahasa oleh LN Harnaningrum. 2002 Rekayasa Perangkat Lunak. Andi
offset. Yogyakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Jakarta
Zulkifli Amsyah. 2005. Manajemen Sistem Informasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat dewasa ini telah berkembang lebih
maju, dimana perkembangan tersebut tak lepas dari peran teknologi yang semakin lama semakin
maju.
Sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan dan sistem informasi tersebut digunakan
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Setiap perusahaan baik perusahaan milik pemerintahan
maupun milik swasta, sudah tentu di dalamnya terdapat suatu sistem informasi Kebutuhan sistem
informasi sekarang ini tentunya akan menjadi sangat penting sama halnya seperti kebutuhan
sehari-hari tidak sedikit suatu instansi atau perusahaan menggunakan sistem informasi yang
berjalan baik yang terkomputerisasi ataupun masih bersifat manual, oleh karena itu untuk
memelihara serta meningkatkan kegiatan secara optimal aplikasi yang sudah ada dalam sistem
perusahaan perlu dievaluasi ulang agar tercipta suatu sistem informasi yang lebih baik. Begitu
juga dengan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon sebagai
perusahaan penyedia listrik seluruh Indonesia dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik
untuk pelanggannya.
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon sendiri memiliki
aplikasi yang sebelumnya menggunakan C-M@X (customer multi @ccess explorer),tetapi masih
lambat dalam penggunaannya dan aplikasi C-M@X masih bersifat local karena hanya bisa di
akses dengan area cakupan tertentu dan tidak terintegritas dengan PT.PLN (Persero) Pusat.
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) sebagai sarana pendukungnya yang mulai di
2
terapkan pada tahun 2010. Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) merupakan sistem
pelayanan billing terpusat yang dimana semua proses pelayanan pelanggan terkelola dengan
integrasi antar fungsi yang dikelola secara otomatis dan terkonsolidasi, sehingga dapat
mengoptimalkan proses pengelolaan maupun monitoring, baik dalam hal mutasi, pengelolaan
dan monitoring.
meningkatkan pelayanan pelanggan ,Perubahan Orientasi PLN dari Bussiness Oriented menjadi
Pemanfaatan teknologi informasi sebagai salah satu alat pemberdayaan, Standarisasi operasi dan
data base. Mengingat begitu pentingnya Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) maka
sudah menjadi kewajiban bagi karyawan untuk memahami dan mengoperasikan Aplikasi ini
namun sebagian karyawan masih kurang paham dengan penggunaan Aplikasi Pelayanan
Pelanggan Terpusat (AP2T) sebagai akibat dari tidak meratanya tingkat pendidikan di masing-
masing bagian serta masih adanya keterbatasan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh
Pelanggan Terpusat (AP2T), sehingga dampak dari kurangnya pemahaman aplikasi ini masih
ada beberapa pekerjaan tidak terselesaikan secara optimal dan hingga saat ini belum ada
penelitian yang dilakukan terkait implementasi Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T)
ini PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon sehingga belum diketahui
efektif atau tidaknya penggunaan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) tersebut
terhadap kinerja para karyawan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ
Cirebon.
3
Berdasarkan wawancara dengan staf Sumber Daya Manusia (SDM) PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon. diperoleh informasi bahwa aplikasi pelayanan
diantaranya dapat mengintegrasikan sebagian besar dari proses bisnis, akses informasi dilakukan
secara Real Time / langsung dan sistem yang digunakan lebih canggih karena berbasis web.
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) terdapat beberapa fungsi yang digunakan untuk
menunjang kerja para karyawannya yaitu fungsi Pelayanan, fungsi Cater (Pembacaan Meter),
listrik secara umum juga melayani pelanggan/calon pelanggan dalam proses permintaan pasang
baru individu ,pasang baru kolektif , perubahan daya, perubahan tarif, perubahan nama/alamat
pelanggan, dan bongkar rampung. Fungsi Pencatatan Meter (Cater) memiliki tugas pokok dalam
perencanaan pembacaan meter, persiapan pembacaan meter, pelaksanaan pembacaan meter serta
pengawasan dan pengendalian pembacaan meter. Fungsi Penagihan adalah salah satu fungsi
yang mengakomodir semua kegiatan yang berhubungan dengan piutang lancar, baik yang dijual
ke pelanggan, dikirim ke badan usaha lain atau instansi lain yang terkait dengan PLN. Fungsi
pembuatan rekening bertujuan menghitung jumlah rupiah pemakaian listrik yang harus dibayar
oleh pelanggan berdasarkan data standmeter kwh atau pemakaian listrik dari fungsi pembacaan
pencetakan rekening dilakukan dan dikelompokan berdasarkan kode golongan dan Kode
Tempat Pembayaran (payment point). Fungsi Pembukuan adalah fungsi yang melaksanakan
sebagai bahan rekonsiliasi dengan bidang terkait sehingga didapatkan hasil laporan yang akurat .
4
Fungsi Pengawasan Kredit adalah fungsi yang melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan
dan pengendalian dalam kegiatan pemutusan sementara, pembongkaran rampung dan Laporan-
Berdasarkan penjelasan diatas yang terjadi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten APJ Cirebon tentang adanya Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T), maka
KINERJA KARYAWAN PADA PT. PLN DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti dapat
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) sebagai akibat dari tidak meratanya tingkat
pendidikan di masing-masing bagian serta masih adanya keterbatasan kemampuan dan keahlian
yang dimiliki oleh karyawan, sehingga mengakibatkan ada beberapa pekerjaan tidak
terselesaikan secara optimal. Karena Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) belum
lama digunakan sampai saat ini belum ada penelitian yang dilakukan terkait implementasi
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) ini di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten APJ Cirebon sehingga belum diketahui efektif atau tidaknya penggunaan AP2T
(Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) tersebut terhadap kinerja para karyawan di PT. PLN
1. Bagaimana kualitas aplikasi pelayanan pelanggan terpusat (AP2T) yang sedang berjalan di
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon.
(AP2T) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon.
3. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ
4. Seberapa besar peranan kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) terhadap
kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon.
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) dan kinerja karyawan yang ada pada PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon sehingga dapat dijadikan bahan bagi
peneliti dan ingin menerapkan ilmu yang telah di peroleh dari belajar mengajar di kampus dan di
1. Untuk mengetahui Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) yang sedang berjalan di
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon.
Terpusat (AP2T) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon.
Terpusat (AP2T) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon .
4. Untuk mengetahui seberapa besar peranan kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat
(AP2T) terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
APJ Cirebon.
Adapun kegunaan penelitian dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Bagi Perusahaan
Semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan masukan mengenai Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) untuk meningkatkan efektifitas kerja karyawan di PT.
b. Bagi Karyawan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh karyawan di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon dalam menggunakan Aplikasi Pelayanan
Pelanggan Terpusat (AP2T) secara maksimal agar dapat meningkatkan kerja karyawannya.
7
Untuk dijadikan suatu obyek dalam rangka mengukur keberhasilan penyerapan ilmu yang
diberikan oleh lembaga dan mengukur keberhasilan kurikulum pendidikan yang diajarkan.
Selain itu, dapat pula dijadikan rujukan bagi para mahasiswa selanjutnya bagi yang ingin
melakukan penelitian dalam masalah yang relatif sama maupun dalam persoalan-persoalan
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi peneliti lain dan dapat menjadi bahan referensi dalam kajian yang sama.
c. Bagi Penulis
Dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan baik teori maupun praktek dalam hal
menganalisa pengaruh suatu sistem informasi terhadap penggunanya dalam suatu perusahaan
sehingga dapat nantinya dapat dijadikan referensi bagi penulis dalam menghadapi dunia
kerja.
yang biasa digunakan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon yaitu
Dimensi kualitas software yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah dimensi yang
yang dikemukakan diatas hanya digunakan 4(empat) dimensi yang penulis untuk menguji
8
kualitas AP2T dikarenakan tidak semua dimensi kualitas software yang ada dapat digunakan dan
sesuai untuk menguji kualitas AP2T. Adapun 4 dimensi tersebut yaitu: Functionality, Usability,
Tidak dapat dipungkiri bahwa Implementasi teknologi informasi saat ini telah memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap lingkungan organisasi. Pengaruh ini tidak saja dirasakan
oleh kinerja organisasi akan tetapi juga terhadap individu-individu yang menjalankan roda
organisasi. Inilah yang mendasari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ
meningkatkan pelayanan pelanggan. Sudah barang tentu implementasi aplikasi ini juga
Dampak teknologi informasi terhadap kinerja karyawan keberhasila ini sangat tergantung pada
kualitas aplikasi yang diterapkan. “Implementasi AP2T merupakan pengembangan dari C-M@X
(Customer Multi @ccess Explorer) bertujuan untuk Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
Adapun dimensi yang menentukan kualitas suatu aplikasi atau kualitas suatu perangkat lunak
Dinilai melalui evaluasi bentuk himpunan dan kemampuan program, generalitas fungsi-
2. Kemampuan (Usability)
dokumentasi.
Diukur melalui kecepatan pemrosesan, waktu respon, konsumsi kode sumber, throughput
dan efesiensi.
4. Kehandalan (Reliability)
Dievaluasi melalui pengukuran frekuensi dan besarnya kegagalan, akurasi hasil output,
Kinerja karyawan salah satu modal dasar bagi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi
dan efektifitas kerja. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2002:67) pengertian kinerja
adalah “Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.
Mangkunegara adlah kualita sdan kuantitas. Kualitas kerja menunjukan hasil kerja yang
dicapai atau tingkat kesesuaian jumlah pekerjaan dan kecepatan dalam mynyelesaikan
meningkatkan kualitas kerja karyawan yang akhirnya akan bermuara kepada kinerja
karyawan. Peranan sistem informasi yang telah terbukti memberikan pengaruh terhadap
kinerja pegawai seperti diteliti oleh Pin Luarn and Kuo-Liang Huang (2009). Dengan
demikian secara logika aplikasi adalah bagian dari sistem informasi yang juga berperan
dalam meningkatkan kinerja karyawan disuatu organisasi. Teori penghubung dan kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 1.1 dan 1.2.
Task – Technologi
Fit (TFF)
Computer
Self-Efficacy
Emplooyes
Performance
Menurut Bandura dalam Pin Luarn and Kuo-Liang Huang (2009) konsep Self-Efficacy
didefinisikan sebagai pertimbangan manusia atas kemampuan mereka dalam menata dan
diinginkan. Jadi dalam hal ini computer self-efficacy pertimbangan seseorang ketika
menggunakan computer. Jadi jelas disini terlihat bahwa computer self-efficacy merupakan
sebagai berikut :
11
Kinerja Karyawan
(Variabel Y)
Kualitas Aplikasi Pelayanan
Pelanggan Terpusat (AP2T) 1. Kualitas
2. Kuantitas
(Variabel X)
(Hewlett-Packard [GRA87]
dalam Roger S. Pressman
(2002:614)
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) dan variabel tidak bebas (Kinerja Karyawan)
serta teori yang menghubungkan kedua variabel tersebut maka dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut : Kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) berperan dalam
meningkatkan Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ
Cirebon.
12
Lokasi penelitian ini, dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Tahun 2010-2011
No Aktifitas September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pemyusunan
1 Proposal
Penyerahan
2 Proposal
3 Observasi
4 Pembuatan Skripsi
5 Seminar Riset
6 Sebar Kuesioner
7 Pengolahan Data
8 Sidang
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Aplikasi
instruksi (instruction), atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga
dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa
pemrograman tertentu”.
1) Aplikasi merupakan suatu produk, sekaligus sarana untuk membangun suatu produk
dibuat dengan suatu perancangan yang kemudian setelah jadi dapat dikembangkan lebih
3) Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang (wear out) namun memburuk
(deteriorate). Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang karena adanya perawatan
kebutuhan baru. Namun sekali Perangkat Lunak (software) rusak, maka tidak dapat
diganti dengan Perangkat Lunak (software) lain, namun harus dilakukan pembuatan
14
ulang karena tidak ada suku cadang dalam Perangkat Lunak (software) (berbeda dengan
hardware).
4) Sampai saat ini kebanyakan Perangkat Lunak (software) masih dibuat menurut pesanan
(custom built)
3. Proses bisnis mengacu pada TUL-94 (F1-6 terintegrasi), SIP3, TDL, dan kebutuhan
4. Teknologi: Multi platform hardware dan open system, portability yang mendukung
sebuah karakteristik atau atribut dari sesuatu. Berdasarkan sifat pengukurannya ada 2 jenis
kualitas yang ada yaitu : kualitas desain dan kualitas konformansi. Menurut Pressman kedua
kualitas tersebut adalah sebagai kualitas desain dan kualitas konformansi. Kualitas desain
mrngacu pada karakteristik yang ditentukan oleh desainer terhadap suatu item tertentu. Kualitas
konformansi adalah tingkat dimana spesifikasi desain terus diikuti selama pembuatan.
Untuk mengukur kualitas perangkat lunak perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas tersebut. Mc.Call dan kawan-kawannya dalam Pressman 2002
faktor-faktor kualitas perangkat lunak terdiri dari 11 (sebelas) faktor yaitu : kebenaran, efisiensi,
perangkat lunak yang disingkat FURPS yaitu Functionality, Usability, Reliability, Performance,
1. Functionality (Bekerja sesuai fungsinya) Dinilai melalui evaluasi bentuk himpunan dan
keseluruhan system.
16
4. Reliability ( Kehandalan )
Dievaluasi melalui pengukuran frekuensi dan besarnya kegagalan, akurasi hasil output,
5. Supportability
Kinerja karyawan dalam penelitian ini merupakan variabel (Y) yang dioengaruhi variabel
(X) yaitu Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) dimana kinerja karyawan akan sangat
dipengaruhi oleh adanya aplikasi dalam menunjang pekerjaannya. Dengan adanya harapan
aplikasi ini dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat
dan efektif.
17
Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67)
”Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
Menurut Veithzal Rivai (2006:309) ”Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan”.
Sedangkan menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001:34) ”Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya
Standar Penilaian Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2002:69) terdiri dari beberapa
faktor, yaitu :
2. Kualitas kerja yang meliputi output rutin serta output non rutin(ekstra).
3. Keandalan atau dapat tidaknya diandalkan yakni meliputi instruksi, kemampuan, inisiatif,
4. Sikap yang meliputi sikap terhadap perusahaan, pegawai lain, pekerjaan, serta kerjasama.
Tujuan Penilaian Kinerja menurut Veitzal Rivai (2004:311) perusahaan melakukan penilaian
1. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu
yang digunakan untuk membuat keputusan dibidang sumber daya manusia dimasa yang
akan dating.
Menurut Veitzal Rivai (2004:309) penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah penilaian
b. memberhentikan karyawan.
3. Keperluan Perusahaan:
a. Perencanaan SDM.
4. Dokumentasi:
b. Penyesuaian Kompensasi
c. Keputusan Penempatan
20
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau
antisipasinya. Promosi merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan kebutuhan latihan. Demikian juga prestasi
Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan karier yaitu tentang jalur karier tertentu
Prestasi yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan dan kelemahan prosedur staffing
departemen personalia.
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan kesalahan dalam informasi analisis
jabatan.rencana sumber daya manusia atau komponen lain sistem informasi manajemen
atau komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada
informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan personalia yang diambil tidak
tepat.
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam dsain
Penilaian kerja secara akurat akan menjamin keputusan penempatan internal diambil
tanpa diskriminasi.
21
Kadang kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar lingkungan kerja
Suatu aplikasi sangat berperan bagi sebuah instansi atau perusahaan. Karena aplikasi
Selain itu dalam Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat terdapat 3 fungsi yaitu fungsi
pelayanan pelanggan, fungsi pembacaan meter (cater), fungsi penagihan. Penerapan aplikasi
BAB III
Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Penentuan
objek penelitian sangat penting dikerenakan untuk menunjang kegiatan selama penelitian ,
sehingga hal-hal yang diperlukan dalam penelitian akan mudah dicapai. Objek penelitian dalam
penelitian ini adalah kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) penelitian ini
dilaksanakan di PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan Dan
Pada masa pemerintahan hindia belanda tahun 1905 berdiri Bandung Electriciteit,
disingkat BEM yang bertugas untuk membuat atau membangun jaringan listik dikota
Bandung dan sekitarnya. Selanjutnya pada tahun 1913 berdiri Land Waterkracht Bedrijf
disingkat LWB yang bertugas dan bergerak dibidang pengusahaan pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik yang mempunyai wilayah kerja diseluruh Indonesia. Pada tahun
1919 dibuat akte pendirian perusahaan pelistrikan dihadapan notaries Mr.Adrian Hendrik
Van Phuisen di Batavia. Akte no 213 tanggal 31 Desember 1919, kemudian BEM dihapus
dan digabung menjadi GEBEO Bandung. Setelah pendirian akte notaries dibuat maka pada
Pada masa ini pendistribusian tenaga listrik diusahakan Djawa Denki Djigyo Sha
Bandoeng Shi Sha, sedangkan untuk pembangkitan dan penyalurannya dilakukan oleh dua
Pada masa perjuangan pelistrikan dinegara kita khususnya di Jawa Barat dilaksanakan
Pada tahun 1948 Belanda masuk, maka Pemerintahan Indonesia hijrah ke Yogyakarta,
pengusahaan dan pendistribusian tenaga listrik khususnya di Jawa Barat termasuk Jakarta
diusahakan kembali oleh GEBEO kembali. Sedangkan pembangkitan dan penyebarannya tetep
dikuasai dan dikelola oleh Pemerintahan RI, yaitu oleh “Perusahaan Listrik Negara Untuk
Pada tahun 1957 terjadi nasionalisasi perusahaan milik asing, maka GEBEO diambil alih
tepatnya pada tanggal 27 Desember 1957. Sehubungan dengan nasionalisasi ini dikeluarkan
peraturan pemerintah No.86 tahun 1958, peraturan pemerintah No.18 tahun 1959, peraturan
pemerintah pengganti undang-undang No.19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, maka
berdasarkan peraturan pemerintah No.19 tahun 1959 diatas maka GEBEO di Bandung
dinyatakan menjadi Perusahaan Milik Negara dengan nama Perusahaan Listrik Negara (PLN).
26
Berdasarkan peraturan pemerintah No.19 tahun 1965 dan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Tenaga No. 01/PRT/1965 tanggal 21 Januari 1965 diadakan reorganisasi dimana
BPU-PLN dihapus dan ditingkatkan daerah dibentuk susunan organisasi PLN yang disebut
Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi, dan di Jawa Barat disebut PLN Eksploitasi XI, yang
tahun 1972 tentang Perum Listrik Negara dalam BAB 1 pasal 1 ayat 1 disebutkan hal yang
PLN yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1965 yang lalu Peraturan
Pemerintah tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1965, PP No.11 tahun 1969 dan
PP No.30 tahun 1970, sepanjang mengenai anggaran dasar listrik negara dinyatakan tidak
berlaku lagi berdasarkan Peraturan Pemerintah PUTL No. 013/PLT/1975 tanggal 9 September
1975 tentang organisasi dan tata kerja. Perusahaan Listrik Negara maka PLN mengadakan
reorganisasi yang meyangkut nama, tugas dan wilayah kerjanya di daerah, kemudian
negara eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perum Listrik Negara Distribusi II disingkat PLN
JABAR.
tahun 1981 tentang PERUM LISTRIK NEGARA. Maka PP No.18 tahun 1972 dinyatakan masih
tetap berlaku, hanya saja didalamnya terdapat beberapa pasal yang diubah dan disesuaikan. Yang
Jawa Barat No.23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994 tentang pengalihan bentuk PULN menjadi
27
Perusahaan Persero (Persero) maka bentuk PULNDJ menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dengan sebutan PT.PLN Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994 sesuai akte pendirian.
2. Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area
Sejarah kelistrikan di Cirebon dimulai pada tahun 1970, diawali dengan keluarnya
Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang
menyebutkan status PLN menjadi perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian berdasarkan
pengumuman PLN Eksploitasi XI No.5/DIII/ SEK/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Eksploitasi
XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat dan untuk
wilayah Cirebon namanya adalah Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat
Cabang Cirebon.
sejalan dengan perubahan dan perkembangan daerah yang terus terjadi. Memasuki era 1990-an
dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.23 tahun 1994 tanggal 16 Juni
1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat cabang Cirebon diubah lagi
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
cabang Cirebon sejak tanggal 30 Juli 1994. PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Cabang
Cirebon yang berkantor di Jl.Yos Sudarso No.16 Cirebon, membawahi beberapa unit ranting,
diantaranya Ranting Indramayu, Ranting Jatibarang, Ranting Sumber, Ranting Ciledug, Ranting
Cilimus, dan Ranting Kuningan. Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan
kelistrikan yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah
yang menjadi landasan hokum perubahan nama PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Cabang
Cirebon menjadi PT.PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat Cabang Cirebon. Pada
120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT.PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa
Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaring dan Cirebon, yang kini berkantor di Jl.Tuparev
No.100 Cirebon, yang membawahi Unit Pelayanan dan Jaringan Cirebon Kota, Unit Pelayanan
dan Jaringan Sumber, Unit Pelayanan dan Jaringan Kuningan, Unit Pelayanan dan Jaringan
Cilimus, Unit Pelayanan dan Jaringan Ciledug, Unit Pelayanan dan Jaringan Jatibarang, Unit
Pelayanan dan Jaringan Indramayu serta Unit Pelayanan dan Jaringan Hargeulis.
Sifat Usaha PT.PLN (Persero) adalah menyediakan tenaga listrik yang memadai
serta turut aktif dalam menunjang pelaksanaan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.
tenaga listrik untuk umum dalam negeri, dalam arti seluas-luasnya guna meningkatkan taraf
keputusan Direksi, Nomor 40. K/010/DIR/2002 yang mengatur tentang pola susunan organisasi
PT.PLN (Persero) Distribusi Se-Jawa Bali, dimana tingakatan cabang berada pada level kedua
sebagai Area Pelayanan dan Jaringan. Adapum struktur organisasi sebagai berikut :
30
31
Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) mencakup seluruh fungsi distribusi tegangan
menengah dan tegangan rendah sengan batas sisi hulu yaitu kwh meter digardu induk sisi
tegangan menengah dan seluruh fungsi penjualan tegangan rendah, tegangan menengah dan
tegangan tinggi dengan pelaksanaan adalah unit-unit garis depan wilayah kerjanya.
1. Manajer Area :
Mensinergikan seluruh unit garis depan dan seluruh fungsi di APJ dalam
mengoptimalkan sumberdaya dan kemitraan untuk memaksimalkan kinerja unit dan citra
perusahaan berdasarkan hukum dan ketentuan yang berlaku, termasuk surat kuasa dan
Menjalin komunikasi dan hubungan kerja internal dan eksternal yang efektif dan
perusahaan (integritas, saling percaya, peduli dan pembelajar) dan good government
pembinaan SDM.
Berkoordinasi dengan unit P3B terkait, APD (bila ada), unit distribusi lain (bila ada), dan
Melengkapi pengaturan lebih lanjut (yang belum diatur oleh kantor distribusi),
2. Ahli :
a. Membuat rekomendasi solusi masalah dan konsep realitas untuk memaksimalkan kinerja
APJ.
b. Melaksanakan kegiatan tertentu, bekerjasama dengan unit garis depan dan atau dengan
a. Fungsi utama asisten manajer niaga adalah memfasilitasi unit garis depan dalam
andal (komitmen proses bisnis, password dan data logger), pengembangan sistem
informasi untuk meminimalkan proses bisnis manual a.l. RBM berbasis GIS dan
Gardu.
Membuat laporan yang benar (rekonsiliasi dengan fungsi keuangan dan akutansi
tagihan tertentu “terpusat” a.l. TNI, Polri, Pemda, Investasi Vertikal, SPT.
33
otomatisasi (RBM, PDE), TMP, LHL, one stop service, kehumasan (a.l TDL),
pelatihan.
khususnya segmen konsumen tegangan tinggi dan tegangan menengah, a.l. account
executives, CIS, DPP, AIL, PB/PD dan daftar tunggu, captive, impor, felksibilitas
dan lain-lain.
b. Bekerja sama dengan asisten manajer perencanaan dan distribusi, Asisten SDM dan
keuangan, Ahli, fungsi terkait di APJ dan Unit Garis Depan untuk memaksimalkan
kinerja APJ dan Distribusi Jawa Barat dan Banten, khususnya penekanan susut dan
tunggakan antara lain ; upaya Unit Garis Depan untuk program gardu sisipan (sekaligus
program sambungan jenis “compression” untuk mengatasi “asimetris dan los kontak”,
melanjutkan perbaikan data pelanggan (DIL) terpadu (sekaligus program analisis susut
per penyulang dan per gardu dan program pengurangan tagihan listrik akibat TMP tidak
a. Fungsi utama asisten manajer perencanaan dan distribusi adalah : Mengelola fungsi
perencanaan terpadu dan fungsi pengelolaan sistem distribusi, bekerjasama dengan ahli
dan fungsi terkait di APJ, untuk memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan
kinerjanya.
b. Fungsi Perencanaan
c. Fungsi Distribusi
Memonitor dan merekap data jaringan TM/TR eksisting dan merekap data UPJ
TM/TR.
reading.
SDM dan keuangan unit garis depan utnuk memaksimalkan kinerja, khususnya
penekanan susut dan tunggakan antara lain upaya unit garis depan untuk program gardu
sisipan (sekaligus untuk perbaikan tegangan dan pemasaran), pemutusan sementara dan
rampung, program sambungan jenis “compression” untuk mengatasi “asimetris dan los
analisis susut per penyulang dan per gardu dan program pengurangan tagihan listrik
akibat TMP tidak terpenuhi), pengembangan unit garis depan baru, dan lain-lain.
Mengelola fungsi keuangan, fungsi SDM dan organisasi, fungsi administrasi, hokum
dan komunikasi, bekerjasama dengan ahli dan fungsi terkai di APJ, untuk memfasilitasi
pegawai, penyediaan material pada setiap saat dibutuhkan, pengembangan unit garis
36
depan baru, dan lain-lain. Bersama asisten manajer niaga, asisten perencanaan dan
1. Pembangunan Jaringan
tenaga atau aliran listrik kepada langganan melalui jaringan tegangan rendah (TR) merupakan
perlengkapan KWH.
3. Pembangunan tiang
5. Penyambungan baru
konsumen baru.
6. Tambah daya
7. Perubahan tarif
Merupakan jenis tarip dari pelanggan kelompok lainnya atau sebaliknya, misalnya
rumah
9. Pembacaan meter
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan
kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan taat kaidah dalam upaya untuk
kesenian.
Faktor yang akan diteliti adalah Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T)
di Terhadap Kinerja Karyawan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ
Cirebon. Metode penelitian yang dirancang untuk penelitian ini menggunakan metode Deskriptif
dan metode Asosiatif. Menurut Bambang S.Soedibjo (2005:6) Metode Deskriptif adalah
penelitian untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu atau lebih tanpa membuat
perbandingan atau dihubungkan dengan variabel lainnya. Menurut Bambang S.Soedibjo (2005:7)
Metode Asosiatif yang dikenal juga sebagai metode korelasional digunakan untuk melihat
hubungan antara dua atau lebih variabel. Metode asosiatif dapat dikatakan sebagai kelanjutan
dari metode deskriptif dimana kita hanya menghimpun,menyajikan data secara cermat dan teliti.
Akan tetapi metode deskriptif tidak melakukan uji hipotesis tentang hubungan antar variabel.
Penelitian ini ditujukan untuk menguji hubungan antar dua variabel yaitu Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) sebagai variabel bebas (Independent Variable) dan
Kinerja Karyawan sebagai variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dianggap
bepengaruh terhadap variabel lainnya, sedangkan variabel terikat (Dependent Variable) adalah
variabel yang memberikan respons atas perubahan variabel lainnya. Teknik pengambilan data
39
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT.PLN (persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon. Menurut Bambang S.Soedibjo (2005:92) Kuesioner adalah
sehimpunan pertanyaan yang telah dirancang terlebih dahulu dimana responden diberi alternatif
pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Setelah data terkumpul kemudian akan
apakah penulis telah mengukur sesuatu yang secara benar (konsep) dan Uji Reliabilitas
dilakukan untuk melihat stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran. Kemudian dilakukan
pengujian hipotesis, untuk perhitungan dan pengujiannya dibantu dengan menggunakan SPSS 12
satu langkah setelah kita melakukan konseptualisasi dan merupakan suatu proses untuk
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, variabel bebas (Variable Independent)
yaitu kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) sebagai variabel X, dan variabel
terikat (Dependent Variable) yaitu Kinerja karyawan sebagai variabel Y. Menurut Bambang
S.Soedibjo (2005:9) Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang dianggap
berpengaruh terhadap variabel lainnya, sedangkan variabel yang memberikan respons atas
Tabel 3.1
Operasional Variabel
3.2.3.1. Populasi
1. Menurut Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
2. Menurut Bambang S.Soedibjo (2005:10) populasi adalah kumpulan dari subjek atau
pengukuran dari masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ilmiah, populasi ini selalu
memiliki batas baik ditinjau dari karakteristik, atribut atau aspek wilayah.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah para karyawan
yang menggunakan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) PT.PLN (persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten APJ Ciebon untuk mengetahui bagaimana tanggapannya tentang
penggunaan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) Dalam penelitian ini populasi yang
42
akan diteliti adalah karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon
berjumlah 23 orang.
3.2.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
Penelitian ini, digunakan sampel dari populasi yang ada, dikarenakan populasi dalam
penelitian ini kurang dari 100, maka menurut Umi Narimawati (2008:173) bahwa dalam
penelitian yang populasinya kurang dari 100, maka sebaiknya diambil seluruhnya, sehingga
Demikian sampling yang digunakan adalah sampling jenuh menurut Sugiyono (2010:85)
adalah sebagai berikut: “Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.” Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas dengan
menggunakan teknik sampling Jenuh dari jumlah populasi sebanyak 23 orang, yang terdapat
pada 6 fungsi, namun penulis membatasi jumlah sampel yaitu hanya pada 3 fungsi yaitu fungsi
pelayanan 7 orang, fungsi pembacaan meter(Cater) 8 orang dan fungsi penagihan 9 orang
Jenis dan metode Pengumpulan Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap objek
yang diteliti. Perolehan data primer dilakukan dengan cara peneliti mengumpulkannya
secara langsung dengan menggunakan tehnik pengumpulan data primer yaitu melalui
penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder
diperoleh dari berbagai sumber yaitu buku, laporan dan internet. Dalam hal ini Profil
penelitian.
1. Observasi
Yaitu suatu cara untuk mendapatkan suatu data-data yang diperlukan oleh peneliti dengan
melakukan pengamatan langsung pada PT. PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
APJ Cirebon. Observasi dilakukan pada karyawan PT. PLN (persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten APJ Cirebon yang menggunakan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat
(AP2T). Hal ini dilakukan dengan cara mengamati cara kerja atau mengoperasikan
ataupun hasil outputnya dan dampak yang ditimbulkannya terhadap kinerja karyawan.
44
2. Kuesioner
Penyebaran kuesioner hanya dilakukan pada seluruh karyawan di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon yang menggunakan atau berhubungan dengan
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T). Hal ini untuk memudahkan karyawan dalam
menjawab pertanyaan peneliti dalam mendampingi objek penelitian tersebut pada saat
muncul dari objek penelitian terhadap keadaan yang sesungguhnya dengan yang diinginkan.
kesunggunhan responden dalam menjawab setiap pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan atau kesahihan suatu
hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang
digunakan tidak valid atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak
Dalam mengatasi hal tersebut, maka diperlukan dua macam pengujian yaitu uji validitas
dan uji realibilitas. Jika validitas dan realibilitas tidak diketahui, maka akibatnya menjadi fatal
variabel, bahkan secara luas validitas dan realibilitas mencakup mutu seluruh proses
pengambilan data sejak konsep disiapkan sampai data siap untuk dianalisis. Pengujian validitas
merupakan pengujian yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan pengujian reliabilitas merupakan pengujian yang
Menurut Bambang S. Soedibjo (2005:76) Uji validitas data dilakukan untuk mengetahui
tingkat validitas data dan derajat kebenaran (valid atau tidaknya suatu item pernyataan pada
kuesioner yang diberikan pada responden) dari suatu proses pengumpulan data pada instrument
penelitian. Untuk pengujian validitas ini instrumen penelitian ini yang berupa skor yang
memiliki tingkatan, menggunakan software SPSS 17.0 For Windows dan Microsoft Excel 2007
dan rumus yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment dengan :
Keterangan :
n = banyaknya responden.
Koefisien validitas dianggap valid jika rhitung > rkritis pada α = 3%.
1. Jika r positif, serta r hitung ≥ 0,3 (r kritis) maka item pertanyaan tersebut valid
2. Jika r tidak positif, serta r hitung ≤ 0,3 (r kritis) maka item pertanyaan tersebut tidak valid
Untuk pengujian validitas ini instrumen penelitian yang berupa skor yang memiliki
tingkatan, menggunakan software SPSS 17.0 For Windows dan Microsoft Excel 2007 dan
Uji relibilitas instrumen dilakukan untuk melihat sampai seberapa besar kendala alat ukur
yang digunakan. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah α-cronbach.
Menurut Purbayu dan Ashari (2005: 251) Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan
konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Dalam
koefisien Cronbach seperti yang disarankan Bambang S.Soedibjo (2005;70) sebagai berikut
47
Dimana k jumlah butir pertanyaan, Vi = varians dari butir ke-i dan Vt varians total butir.
koefisien α-Cronbach adalah jika koefisien α kurang dari 0,6 maka instrumen dikatakan
kurang reliabel, jika diatanra 0,6 dan 0,8 dikatakan cukup reliabel, sedangkan jika α lebih
Metode analisis dalam penelitian ini akan menggunakan Metode Deskriptif dan
Metode Asosiatif.
pola atau karakteristik data serta mendeteksi ketidak wajaran respon dalam bentuk tabel atau
secara visual untuk membantu memahami apa yang telah dihasilkan penelitian.
Analisis Asosiatif, pada dasarnya untuk mengetahui adanya hubungan antar dua
digunakan variabel X terhadap variabel Y yang diteliti, dalam hal ini dampak kualitas Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) terhadap kinerja karyawan. Alat uji yang digunakan
adalah analisis korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan
antara variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kualitas Aplikasi Pelayanan Pelanggan
Terpusat (AP2T) dan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan. Korelasi
yang digunkan adalah korelasi Pearson Product Moment, ditunjukan untuk mengukur derajat
48
keeratan hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Rumus untuk koefisien korelasi Pearson
Keterangan :
= Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba.
a. r = 0 atau mendekati 0 artinya: tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y.
dan variabel Y.
untuk melihat seberapa besar derajat hubungan yang dihasilkan dari rumus diatas, maka
Tabel 3.3
Dengan terdapatnya angka perhitungan koefisien korelasi, maka akan didapat besarnya
angka koefisien determinasi, dimana akan dinyatakan besarnya kontribusi variabel X terhadap
variabel Y. Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh
variabel bebas (variabel X) terhadap variabel tergantung (variabel Y). Koefisien determinasi di
hitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100%.
Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi
= Koefisien korelasi
50
Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian di atas maka
penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis nol (Ho)
yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif (H1) yaitu hipotesis penulis yang
kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ
Dikarenakan penelitian ini bersifat sensus maka tidak dilakukan uji hipotesis statistic
sedangkan criteria untuk menolak hipotesis langsung dilihat dari hasil yang dihitung.
51
BAB IV
sistem aplikasi yang sedang berjalan pada PT.PLN (perseto) Distribusi Jabar dan Banten
APJ Cirebon, terdiri dari 3 fungsi yaitu : Fungsi pelayanan pelanggan, Fungsi pencatatan Meter
(cater), dan Perhitungan Rekening. Aliran dokumen dari sistem AP2T adalah sebagai berikut :
Flowmap ini menggambarkan proses pelayanan pasang baru. Adapun prosedur yang terjadi
b. Setelah itu staff PP memeriksa SJPS, JIL, SPJBTL,BA, PILR/KONSUIL, jika sesuai
SPJBTL akan di acc tapi jika tidak maka akan dikembalikan kepada calon pelanggan
baru.
e. Staff keuangan dan ADM mengarsipkan SPJBTL yang sudah dibayar dan ditanda
tangani.
g. Staff PP menerima kwitansi dari calon pelanggan dan langsung mencetak TUL.
h. Setelah itu TUL akan diserahkan pada SPV PP dan SPV PP melakukan verifikasi serta
i. Setelah di acc maka SPV PP mengirim berkas pasang baru kepada SPV TUSBAG.
j. Kemudian SPV TUSBAG meng acc berkas pasang baru dan akan diserahkan pada
Staff PP.
k. Setelah itu Staff PP menerima berkas pasang baru yang telah di acc dan
mengarsipkannya.
53
Staff Keuangan
Calon Pelanggan Staff PP SPV PP SPV TUSBAG
dan ADM
arsip
sesuai
ACC
SPJBTL
SPJBTL SPJBTL
sah sah
Menandatang
ani SPJBTL
SPJBTL yang sudah
dibayar dan
ditandatangani
Kwitansi dan
SPJBTL
Kwitansi dan
SPJBTL TUL
Verifikasi
Input data kwitansi
& Ttd TUL
yang sudah di
acc
Acc
berkas
pasang
Mencetak TUL
baru
Berkas pasang
baru yang di acc
arsip
Gambar 4.1
Keterangan :
BA = Berita Acara
Flow map ini menggambarkan proses pelayanan perubahan tarif. Adapun prosedur yang
a. Pelanggan membawa persyaratan rubah tarif dan menyerahkan kepada Staf PP.
b. Setelah itu Staff PP memeriksa persyaratan rubah daya lalu menginputkan data
e. SPV HRKN menerima TUL dan buku monitoring perubahan tarif dan menandatangani
f. Buku monitoring perubahan tarif yang sudah di tandatangani diserahkan ke SPV PP.
g. SPV PP membuat SJPS ,dan menandatangani SJPS tersebut dan diberikan kepada
Staff PP.
55
j. Bukti pembayaran diserahkan kepada Staf KEU dan ADM kemudian mencetak
PERUBAHAN TARIF
Memeriksa
persyaratan
rubah daya
Input data
Pelanggan
Db AP2T
Cetak TUL
TUL TUL
buku moniroting
perubahan tarif
Tandata
ngan Menandatan
TUL gani buku
monitoring
perubahan
tarif
TUL yg di acc TUL yg di acc
Buku monitoring
Membuat PT yang sidah di
Mengagend SJPS tandatangani
akan TUL
SJPS
Buku monitoring
perubahan tarif
Menand
atangani
SJPS
Mencetak SPJBTL
SJPS yang sudah
ditandatangani
SPJBTL
SPJBTL
SPJBTL
SPJBTL
Menandatan Menand
gani buku atangani
monitoring SPJBTL
perubahan arsip
tarif
SPJBTL yg di acc
Buku monitoring
PT yang sidah di
tandatangani
arsip
Bukti pembayaran
Membay
ar biaya
perubah
an tarif Mencetak kwitansi
Kwitansi
Kwitansi
Gambar 4.2
Staff PP menginputkan data Capel TUL 1-01 ke database lalu mencetak TUL.
c. TUL diserahkan kepada pelanggan lalu ditanda tangani, setelah ditanda tangani TUL
d. SPV PP memeriksa berkas, TUL (SJPS) yang telah diperiksa lalu ditandatangani
h. Staf keuangan dan ADM mencetak kwitansi pembayaran lalu diserahkan kepada Staff
PP.
pelanggan.
58
STAF
STAF SPV STAF
PELANGGAN KEUANGAN & MANAGER
PP PP TUSBNG
ADM
Perayaratan Perayaratan
perubahan nama perubahan nama
pelanggan pelanggan
Verifikasi
persyarata
n
Persyaratan yg
sudah di verifikasi
Input data
capel TUL I-
01
DB AP2T
Mencetak TUL
TUL TUL
Tandatan
gan TUL
Memeriksa
berkas
Mencetak SPJBTL
SPJBTL
SPJBTL
SPJBTL
SPJBTL SPJBTL Tandata
ngan
SPJBTL SPJBTL
A Mencetak Kwitansi
SPJBTL
SPJBTL yang
sudah di acc
Kwitansi
Kwitansi Pembayaran
Pembayaran
Surat perubahan
Membuat
nama pelanggan
Surat
Surat perubahan
nama pelanggan
Gambar 4.3
a. STAFF CATER membawa print out belangko BA dan menyerahkannya kepada SPV
CATER.
b. Setelah SPV CATER melakukan verifikasi blangko, setelah blangko diverifikasi maka
c. Bagian SPV OPDIST menandatangani begitu juga dengan SPV CATER dan STAF
CATER.
d. Setelah ditandatangani oleh ketiga bagian tersebut maka BA diserahkan kepada STAFF
CATER.
i. Kemudian akan dihasilkan BA dan akan diarsipkan oleh bagian SPV CATER.
60
SPV SPV
STAF CATER KONSUMEN
CATER OPDIST
Blangko BA Blangko BA
Verifikasi BA
Mendatangani
BA
Mandownload
KWH meter dari
APJ
Verifikasi
KWH
Meter
Data yg sdah di
verifikasi
Tidak Sesuai
Memeriksa
data yg sdh di
dwonload
sesuai
BA
Arsip
Gambar 4.4
Berikut adalah diagram konteks dari aplikasi pelayanan pelanggan terpusat (AP2T) yang
meliputi :
STAF Cater
Data Pembayaran
Dok SJPS,JIL,SPJBTL, BA PILR/KONSUIL
Berkas Persyaratan ubah tarif
Dok. Persyaratan ubah nama pelanggan
Kwitansi Pembayaran
Gambar 4.5
DFD ini adalah digunakan untuk membuat sebuah model sistem informasi dalam
bentuk jaringan proses yang saling berhubungan satu sama lainnya oleh aliran data. Fungsi dari
DFD adalah untuk memperjelas gambaran mengenai sistem tersebut terutama aliran data dalam
62
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T). Berikut adalah DFD dari sistem yang sedang
4.
Pelaksanaan Staf cater
BA hasil baca meter BA Pembacaan meter
Baca Mater
Data Pembayaran
5.
Kwitansi Pembayaran
Cetak Kwitansi
Pembayaran
Gambar 4.6
Data Flow Diagram Yang sedang berjalan
63
1. Tampilan program awal menu utama pada gambar 4.7 di bawah ini adalah langkah
awal ketika user masuk kedalam Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T)
Gambar 4.7
Jika berhasil meload address tersebut maka dilayar akan menampilkan menu login seperti
dibawah ini :
Gambar 4.8
Berdasarkan gambar 4.8 diatas, dimana tampilan awal ini dilakukan oleh User, user
melakukan login untuk mengawali kegiatan operasional penginputan data. Dimana dalam menu
Jika berhasil memasukan User ID dan Password dengan benar, maka akan ditampilkan
Gambar 4.9
Tampilan awal menu aplikasi pelayanan pelanggan terpusat (AP2T) setelah login
tenaga listrik secara umum juga melayani pelanggan/calon pelanggan dalam proses permintaan
Gambar 4.10
Fungsi pembacaan meter memiliki tugas pokok dalam perencanaan pembacaan meter,
persiapan pembacaan meter, pelaksanaan pembacaan meter serta pengawasan dan pengendalian
pembacaan meter.
Gambar 4.11
Fungsi Perhitungan rekening adalah salah satu fungsi yang mengakomodir semua kegiatan
yang berhubungan dengan piutang lancar, baik yang dijual ke pelanggan, di kirim ke KUD,
dikirim ke badan usaha lain atau instansi lain yang terkait dengan PLN
4.12
Sebelum membahas tentang tanggapan responden maka terlebih dahulu akan dijelaskan
Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner
terpusat (AP2T) pada PT.PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan
67
(APJ) Cirebon. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 23 orang responden yang menjadi
sampel penelitian. Untuk mendapat gambaran tentang responden berikut adalah karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin, usia, status, tingkat pendidikan, dan masa kerja.
Tabel 4.1
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat dari 23 orang responden, diperroleh frekuensi responden
perempuan sebesar 8 orang dengan persentase 34,8% sedangkan frekuensi responden laki-laki
sebesar 15 orang dengan persentase 65,2%. Hal ini didasarkan karena perusahaan membutuhkan
Terpusat (AP2T) dikarenakan karyawan laki-laki umumnya lebih paham terhadap Aplikasi
Tabel 4.2
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat dari 23 orang responden diperoleh frekuensi
responden berdasarkan usia adalah berusia 25-30 tahun sebesar 9 orang dengan presentase
39,13% sedangkan frekuensi responden yang berusia 31 – 35 tahun sebesar 5 orang dengan
presentase 21,74%, frekuensi responden yang berusia 36 – 40 tahun sebesar 7 orang dengan
presentase 30,43%. Dimana karyawan yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 2 orang atau
8,70%, merupakan karyawan yang telah mempunyai pengalaman dalam bekerja tetapi dalam hal
pengoperasian Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) karyawan usia ini tidak begitu
paham perihal kinerja Sistem. Disini terlihat pula bahwa usia 25-30 merupakan usia yang paling
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Status Jumlah Persentase (%)
Menikah 17 73,9
Lajang 6 26,1
Total 23 100
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah 2011
69
Dari tabel 4.8 dapat dilihat dari 23 orang responden, dapat diperoleh frekuensi responden
berdasarkan status yaitu bahwa responden yang sudah menikah sebanyak 17 orang atau 73,9%
dan yang belum menikah sebanyak 6 orang atau 26,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden atau karyawan PT.PLN APJ Cirebon sudah menikah dan berkeluarga,
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat dari 23 orang responden diperoleh frekuensi
persentase 39,1%, frekuensi responden yang tingkat pendidikannya Diploma/D3 sebesar 8 orang
Sarjana/S1 sebesar 6 orang dengan presentase 26,1 %. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
sebagian besar responden berpendidikan D3 keatas. Ini menunjukan bahwa sumber daya di
PT.PLN (persero) APJ Cirebon memiliki sumber daya yang berpendidikan baik sehingga dapat
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat dilihat dari 23 orang responden diperoleh frekuensi
responden berdasarkan masa kerjanya yaitu, 0-5 tahun responden yang bekerja sebanyak 10
orang atau 43,5%, 6-10 tahun sebanyak 8 orang atau 34,8%, dan 11-15 tahun sebanyak 5 orang
atau 21,7%. Dari kondisi tersebut dapat dapat disimpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas karyawan telah mempunyai masa kerja antara 0-5 tahun dan ini mencerminkan di APJ
digunakan 4 dimensi seperti yang dijelaskan dalam bab 3 yaitu : dimensi functionality diwakili
oleh 5 pernyataan, dimensi usability diwakili oleh 2 pernyataan, dimensi performance diwakili 5
pernyataan, dan dimensi reliability diwakili oleh 4 pernyataan. Berikut ini adalah tanggapan
1. Dimensi Functionality
Yang dimaksud dengan dimensi funcitionality dsni adalah bahwa aplikasi bekerja sesuai
Pernyataan STS TS TT S SS
Dari tabel diatas rata-rata responden yang tidak setuju terhadap dimensi ini sebesar
6,94%, sedangkan yang setuju sebesar 81,72%, dan menjawab tidak tahu sebanyak 11,28%. Hal
ini berarti dari sisi fungsi AP2T ditanggapi baik oleh mayoritas responden. Suatu hal yang
menarik untuk diperhatikan masih banyak responden tidak mengetahui apakah AP2T mampu
mengolah sesuai fungsinya. Kemungkinan besar mereka tidak memahami pernyataan yang
diberikan karena tingkat pendidikan karyawan masih banyak yang berpendidikan SLTA.
72
2. Dimensi Usability
Tanggapan responden atas dimensi ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
Pernyataan STS TS TT S SS
Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata tingkat persetujuan responden mencapai 76,05 %
sedangkan yang tidak setuju hanya 8,7% dan yang tidak tahu sebanyak 15,2%. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas responden setuju bahwa kualitas AP2T di PT.PLN (Persero) APJ
Cirebon sudah memenuhi dimensi Usability (Kemampuan). Dari tabel tersebut juga dilihat masih
banyak responden yang tidak tahu apakah aplikasi tersebut sudah menjalankan fungsinya.
Kemungkinan besar ini juga berkaitan dengan tingkat pendidikan karyawan yang di dominasi
3. Dimensi Performance
kecepatan pemrosesan, waktu respon, konsumsi sumber, throughput dan efisiensi. Tanggapan
Pernyataan STS TS TT S SS
menjawab tidak setuju sebesar 3,44%, dan yang tidak tahu 23,64 %. Hasil ini mencerminkan
bahwa mayoritas responden mengakui bahwa dari sisi kinerja sistem AP2T cukup baik. Namun
demikian masih banyak juga reponden yang menjawab tidak tahu khususnya pada butir 3 yang
memperhatikan kecepatan proses dari sistem yang berjalan karena pendidikan mereka masih
tergolong rendah yaitu tingkat SLTA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa AP2T dapat
4. Reliability
Dimensi ini untuk melihat kehandalan dari sebuah aplikasi. Dimensi ini diukur dengan 4
Pernyataan STS TS TT S SS
Dari tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden (84,78%) menjawab setuju bahwa
AP2T sudah handal, sedangkan yang menjawab tidak tahu relative kecil yaitu sebesar 13,03%.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa AP2T memiliki kehandalan yang sesuai dengan keinginan
pengguna.
Dari keempat dimensi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat persetujuan
yang paling tinggi adalah dimensi reliability (84,78%), sedangkan yang paling rendah adalah
dimensi performance (73,02%). Rata–rata tingkat persetujuan dari 4 dimensi ini adalah 78,89%
yang dapat dikatakan baik. Baiknya penilaian kualitas aplikasi ini kemungkinan dikarenakan
75
karyawan PT.PLN (Persero) APJ Cirebon mayoritas berjenis kelamin pria. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kualitas AP2T sudah baik menurut persepsi pemakai.
Kinerja karyawan diukur melalui 2 dimensi yaitu : dimensi kualitas dan dimensi kuantitas.
Masing-masing dimensi diwakili oleh 4 pernyataan. Tanggapan responden atas 2 dimensi ini
1. Dimensi Kualitas
Tanggapan responden atas pernyataan yang diberikan untuk dimensi ini tersaji dalam tabel
berikut ini.
Pernyataan STS TS TT S SS
Rata-rata tingkat persetujuan responden terhadap dimensi kualitas sangat tinggi yaitu
mencapai 94,56%. Hal ini mencerminkan hampir seluruh responden telah bekerja dengan
memperhatikan kualitas kerja mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan
PT.PLN (Persero) APJ Cirebon adalah karyawan yang dapat diandalkan hasil kerjanya.
76
mayoritas responden masih tergolong baru dan usia yang masih tergolong muda sehingga mereka
mempunyai semangat kerja yang tinggi dan motivasi untuk mendapatkan penghargaan dari
instansi. Selain itu juga kemungkinan disebabkan oleh status karyawan yang mayoritas sudah
menikah, sehingga mereka termotivasi untuk dapat lebih maju guna meningkatkan kesejahteraan
mereka melalui.
2. Dimensi Kuantitas
Dimensi kuantitas merupakan ukuran seberapa banyak dan cepat atau keluaran yang dapat
dikerjakan oleh karyawan dalam suatu periode tertentu. Tanggapan responden terhadap dimensi
Pernyataan STS TS TT S SS
Jumlah pekerjaan yang saya selesaikan sudah - 4,3 30,4 43,4 21,7
sesuai dengan target waktu yang diterapkan
perusahaan
Realisasi pekerjaan saya sesuai dengan rencana - - 17,4 43,5 34,8
yang ditentukan
Saya tepat waktu dalam menyelesaikan 4,3 - 8,7 73,9 13,0
pekerjaan
Kuantitas kerja saya berlebihan - - 4,3 60,9 30,4
Rata-rata Tingkat persetujuan responden sebesar 79,81% sedangkan yang menjawab tidak
setuju hanya 2,16% dan tidak tahu sebanyak 15,2%. Untuk pertanyaan 1 terlihat banyak
responden yang menjawab tidak tahu (30,4%). Kemungkinan besar hal ini disebabkan responden
77
tidak tahu apakah tugas yang mereka kerjakan sesuai dengan target yang diterapkan. Umumnya
hal ini kemungkinan terkait dengan karyawan yang berjenis kelamin perempuan. Dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu menyelesaikan tugas-tugas mereka baik
dari sisi jumlah maupun waktu yang ditetapkan. Dengan demikian karyawan PT.PLN (Persero)
Dari kedua dimnensi diatas ternyata mayoritas responden memiliki kualitas kerja yang lebih
terhadap variabel kinerja adalah sebesar 87,19% yang dapat di kategorikan sangat baik.
4.4. Hubungan Antara Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) dengan Kinerja
Karyawan Pada PT.PLN (persero) Distribusi Jabar dan Banten APJ Cirebon
Sebelum analisis hubungan dilakukan, maka terlebih dahulu instrument penelitian diuji
Uji validitas dimaksudkan untuk melihat apakah butir-butir pernyataan bersifat valid atau
tidak. Uji ini menggunakan analisis korelasi antara butir-butir pernyataan dengan total skor untuk
masing-masing variabel. Hasil pengolahan menggunakan program SPSS.17 dapat dilihat dalam
tabel berikut.
78
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Dari tabel diatas semua skor pernyataan berkorelasi secara signifikan dengan total
skornya. Hal ini menunjukan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan untuk mengukur variabel
79
kualitas aplikasi dan kinerja karyawan bersifat valid. Dengan demikian semua skor yang
Uji relibilitas instrumen dilakukan untuk melihat sampai seberapa besar kendala alat ukur
yang digunakan. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah α-cronbach.
Menurut Purbayu dan Ashari (2005: 251) Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan
konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan.
perhitungan diperoleh nilai untuk kualitas aplikasi sebesar 0,958 dan untuk kinerja sebesar
0,889 (hasil output dapat dilihat dilampiran). Berdasarkan criteria yang dijelaskan diatas maka
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas yaitu
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) dengan variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan.
Analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson dimana variabel X adalah total skor
dari variabel kualitas AP2T sedangkan variabel Y adalah total skor dari kinerja karyawan. Hasil
pengolahan dengan menggunakan SPSS 17 for windows diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,475 (hasil output SPSS dapat dilihat dalam lampiran). Dikarenakan penelitian ini bersifat
80
sensus maka tidak ada uji signifikansi atau hipotesis dari korelasi ini. Namun untuk melihat
berapa besar kekuatan hubungan maka digunakan kriteria Champion seperti yang dijelaskan
dalam bab 3. Berdasarkan kriteria Champion maka hubungan antara kualitas AP2T dengan
Untuk melihat besarnya peranan kualitas AP2T terhadap kinerja karyawan PT.PLN
(Persero) APJ Cirebon maka digunakan koefisien determinasi yang rumusnya adalah :
Kd = ryx2 × 100%
= (0,475)2 x 100%
= 0,225625 x 100%
= 22,56%
Nilai koefisien determinasi diatas menunjukan bahwa kontribusi kualitas AP2T terhadap
kinerja karyawan PT.PLN (Persero) APJ Cirebon hanya sebesar 22,56%. Nilai ini boleh
dikatakan relatif kecil karena variabel kinerja juga ditentukan oleh variabel-variabel lain yang
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi masalah yang ingin dikaji, tujuan penelitian yang ingin dicapai,
hipotesis yang ingin diteliti, serta hasil-hasil pengolahan data dan analisisnya, maka peneliti
aplikasi C-M@X (customer multi access), aplikasi ini memiliki 3 fungsi yaitu :
Fungsi pelayanan pelanggan, Fungsi pencatatan meter (cater), dan Fungsi perhitungan
rekening. Aplikasi ini sudah berbasis web dan database yang digunakan adalah
Oracle. Kelebihan dari aplikasi ini adalah dapat mengintegrasikan sebagian besar dari
software lebih sulit digunakan dari software sebelumnya sehingga banyak karyawan
(AP2T) diperoleh bahwa 81,72% responden setuju AP2T telah berjalan sesuai
kinerja yang baik dan 84,78% setuju aplikasi bersifat handal. Dengan demikian
3. Tanggapan responden mengenai kinerja karyawan boleh dikatakan baik. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata persentase yang setuju terhadap dimensi kualitas sebesar 94,56%
dan dimensi kuantitas sebesar 79,81 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
82
kriterian Champion hubungan ini termasuk dalam kategori cukup lemah. Dari
koefisen korelasi ini diperoleh besarnya peranan kualitas AP2T terhadap kinerja
menunjukan masih banyak variabel lain yang berperan dalam meningkatkan kinerja
5.2 Saran
Distribusi Jabar dan Banten APJ Cirebon relative kecil. Oleh karena itu perlu diteliti variabel-
variabel lain yang dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga perusahaan dapat lebih