Anda di halaman 1dari 36

RANCANG BANGUN E-MODUL PADA MATERI SUBNETTING

JARINGAN DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN


BOX METHOD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
COMPUTATIONAL THINKING PADA SISWA SMK

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Prasyaratan dan Penulisan Skripsi Akhir Studi S1 Pendidikan Ilmu


Komputer

Oleh :

Muhammad Rizqi Anugrah

2006762

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-
Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul “Rancang bangun E-Modul Pada Materi Subnetting Jaringan
Dengan Menerapkan Metode Pembelajaran Box Method Untuk Meningkatkan
Kemampuan Computational Thinking Pada Siswa SMK”. Laporan proposal
skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada
program S-1 di Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan
Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan


selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T., selaku Dosen Pengampu Mata


Kuliah Seminar.
2. Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom. dan Nusuki Syariati Fatimah, S.Pd.,
M.P.d Selaku Dosen Penguji/pembimbing.
3. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer, Universitas
Pendidikan Indonesia yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
4. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang
yang selalu tercurah selama ini.

Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai


kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikannya sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.

Bandung, Januari 2023

Muhammad Rizqi Anugrah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah Penelitian.......................................................................11

1.3 Batasan Masalah..........................................................................................11

1.4 Tujuan Masalah............................................................................................12

1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................12

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................13

2.1 Peta Literatur................................................................................................13

2.2 Kajian Literatur............................................................................................14

2.3 Metode Pembelajaran Box Method..............................................................15

2.4 Kemampuan Computational Thinking.........................................................16

2.5 Mata Pembelajaran Subnetting....................................................................16

BAB III : METODE PENELITIAN......................................................................19

3.1 Metode Penelitian.......................................................................................19

3.2 Desain Penelitian..........................................................................................20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................21

3.4 Prosedur Penelitian......................................................................................22

3.5 Instrumen Penelitian....................................................................................24

3.6 Teknik Analisis Data....................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metode Kotak..........................................................................................11


Gambar 2.1 Peta Literatur...........................................................................................13
Gambar 2.2 Langkah ke 1 box method ......................................................................15
Gambar 2.3 Langkah ke 2 box method.......................................................................15
Gambar 2.4 Langkah ke 3 box method.......................................................................15
Gambar 3.1 Research and Development.....................................................................19
Gambar 3.2 Uji Validitas Product Moment.................................................................26
Gambar 3.3 Rumus Uji Realibitas................................................................................27
Gambar 3.4 Rumus Uji Tingkat Kesukaran.................................................................28
Gambar 3.5 Rumus Uji Daya Pembeda Soal...............................................................29
Gambar 3.6 Rumus Analisis Instrumen Tanggapan Guru..........................................30
Gambar 3.7 Rating Scale Instrumen Tanggapan Guru................................................30
Gambar 3.8 Rumus Analisis Instrumen Tanggapan Siswa..........................................30
Gambar 3.9 Rating Scale Instrumen Tanggapan Siswa...............................................31
Gambar 3.10 Rumus N Gain.......................................................................................31

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data kuesioner Siswa.............................................................................21


Tabel 1.2 Kriteria Uji Validitas..............................................................................27
Tabel 1.3 Kriteria Uji Realibitas............................................................................28
Tabel 1.4 Kriteria Uji Kesukaran...........................................................................28
Tabel 1.5 Kriteria Daya Pembeda..........................................................................29
Tabel 1.6 Kriteria N Gain......................................................................................32

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Teknologi jaringan komputer sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan
kinerja dalam kehidupan manusia. Dengan jaringan komputer manusia dapat saling
berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer mereka yang membentuk sebuah
jaringan. Melalui jaringan itu mereka dapat saling bertukar informasi, dan data satu sama
lainnya. Dalam IP Address juga dikenal sebuah istilah subnetting yang bertujuan untuk
membagi jaringan kedalam subnet-subnet sehingga memudahkan dalam pembagian network
dan pengontrolan dari sebuah jaringan.

Suatu jaringan komputer terdiri dari berbagai macam komputer yang saling
terhubung dan memerlukan suatu aturan hubungan. Aturan hubungan tersebut dibuat untuk
menjaga agar pengiriman dan penerimaan data antar komputer dapat berjalan dengan baik
dan tepat. Salah satu aturan hubungan tersebut adalah protokol TCP/IP.

Protokol TCP/IP mempunyai aturan bahwa setiap komputer yang terhubung


dalam suatu jaringan harus diberi identitas atau alamat agar tujuan paket data dari satu
komputer ke komputer yang lain dapat dilaksanakan. Alamat yang diberikan ke jaringan
dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP sering disebut IP Address atau
alamat IP. Alamat IP dirancang untuk memungkinkan sebuah komputer dalam suatu
jaringan dapat berkomunikasi dengan komputer lain didalam jaringan tersebut atau juga
berkomunikasi diluar jaringan.

Pembentukan suatu jaringan kadangkala harus memperhatikan kebutuhan akan


alamat dan sub alamat dari jaringan yang akan dibentuk. Hal itu merupakan tugas
administrator jaringan, agar jaringan yang terbentuk mempunyai fleksibilitas dan efisiensi
alamat. Kadang kala seorang pengelola jaringan mengelola jaringan besar sering kali merasa
perlu membagi-bagi jaringan mereka menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau disebut
SubNetworks. Proses membagi-bagi suatu jaringan tersebut di atas disebut juga Subnetting.

IP addressing dan subnetting adalah dua faktor penting dalam memanajemen


dan merancang suatu desain jaringan komputer. IP address dirancang untuk memungkinkan
host dalam suatu netwok dapat berkomunikasi dengan host lain dalam network yang
berbeda. Selain dua faktor tersebut terdapat beberapa faktor lain yang perlu
dipertimbangkan dalam mendesain jaringan, diantaranya : faktor geografis, teknologi
6
jaringan yang digunakan, peralatan yang dipakai, biaya yang dibutuhkan, sumber daya
manusia yang dimiliki untuk membangun dan merawat desain jaringan sehingga sistem
dapat terus diberdayakan. Berbagai macam faktor pendukung di atas saling memiliki
keterikatan dan tidak mungkin dipisahkan. Proses penetapan IP address di setiap host
merupakan proses yang sangat mudah dilakukan, cukup dengan menentukan pilihan kelas
IP addres dan netmask host telah memiliki IP address yang kemudian dapat digunakan
untuk berkomunikasi dengan host lain di dalam satu jaringan maupun jaringan yang lain.
Proses tersebut dilakukan tanpa memperhatikan pertumbuhan jaringan di masa yang akan
datang. Pertumbuhan jaringan dapat terjadi pada jumlah jaringan atau jumlah host di setiap
network. Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan beberapa hal :

1. Lalu lintas jaringan jadi sulit terpantau sehingga berakibat pada unjuk kerja jaringan
yang semakin lama berkurang sampai akhirnya dapat menyebabkan jaringan tidak dapat
digunakan.

2. Kesulitan dalam memanajemen jaringan.

3. Pemborosan IP address sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian
dalam penentuan IP address network dan IP address host dalam network tersebut.
Pentingnya siswa SMK menguasai subnetting dikarenakan beberapa jaringan
yang sulit memanajemen jaringan, sehingga diperlukan metode yang tepat untuk
mempelajari materi subnetting.
Menurut artikel dari Zulfitri pada mata pelajaran IP address dan Subnetting di
SMKN 2 Wajo, berdasarkan wawancara dengan guru SMKN 2 Wajo, diperoleh informasi
bahwa 67% - 75% peserta didik kurang sengan dengan materi ini, karena pada saat
pengaturan IP address peserta didik dipandu oleh guru dalam praktek dan membutuhkan
beberapa komputer sehingga dapat melihat komputer tersebut saling terhubung, jika dibagi
beberapa kelompok praktek, tidak maksimal karena ada peserta didik yang hanya
mengandalkan teman sekelompoknya, pada pemakaian bersama laboratorium komputer,
peserta didik langsung tidak semangat lagi belajar ketika guru menyuruh kembali ke kelas
untuk belajar karena laboratorium digunakan oleh kelas lain, untuk pengalamatan banyak
komputer, diperlukan perhitungan subnetting yang memecah suatu jaringan besar menjadi
jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk
dijadikan Network ID baru. Sulit bagi peserta didik karena mempunyai banyak aturan pakai
dan pola perhitungan seperti dapat dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif

7
lambat dan cara khusus yang lebih cepat, namun masih membutuhkan perhitungan yang
mengikuti pola pengalamatan.
Menurut artikel dari Fachrul Nur Fajar (2016). Berdasarkan hasil studi lapangan
di salah satu SMKN di Kota Bandung mengungkapkan bahwa dari 35 peserta didik kelas X
yang diberi angket, 29% diantaranya memilih mata pelajaran Jaringan Dasar sebagai mata
pelajaran kejuruan yang dianggap sulit untuk dipahami. Mata pelajaran Jaringan Dasar yang
sulit dipahami tersebut terdapat pada materi Protokol Pengalamatan Jaringan dan materi
Subnetting. Menurut peserta didik, kesulitan dalam memahami materi Protokol
Pengalamatan Jaringan dan materi Subnetting dikarenakan terdapat proses perhitungan yang
mengharuskan mereka untuk memahami konsep dasar dari kedua materi tersebut
sebelumnya. Selain itu, kurangnya motivasi dalam proses pembelajaran yang terdapat
perhitungan menjadikan peserta didik kesulitan untuk memahami kedua materi tersebut. Hal
itu diperkuat oleh data yang didapatkan berdasarkan wawancara dengan salah satu tenaga
pendidik di SMK tersebut yang menyebutkan bahwa mata pelajaran Jaringan Dasar
merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik khususnya
materi Subnetting yang terdapat proses perhitungan dalam penyelesaiannya. Selanjutnya
kurangnya rasa ingin tahu dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran yang melibatkan
angka-angka dan perhitungan menjadikan peserta didik kesulitan dalam memahami materi
Subnetting. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kendala yang dialami peserta didik
dalam proses pemahaman materi dalam pembelajaran Jaringan Dasar yang berakibat pada
kualitas pembelajaran.
Menurut Hazmi Nur Fadhilah Tauhid (2017) Dalam penelitian pendahuluan
yang dilakukan di SMK Negeri 2 Bandung jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ),
penelitian ditujukan kepada siswa kelas X jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
yang berjumlah 37 orang siswa yang telah mempelajari jaringan dasar. Dalam angket
(terlampir ) bahwa materi jaringan dasar yang dianggap sulit oleh siswa adalah 23% Protokol
Pengalamatan, 21% Protokol Jaringan, 20% OSI Layer, 17% Topologi Jaringan, 14%
Perangkat Keras Jaringan, dan 5% Media Jaringan. Sehingga Materi yang dianggap sulit
oleh siswa lebih banyak pada bagian materi Protokol Pengalamatan. Hal ini sejalan dengan
hasil wawancara dengan guru bahwa materi jaringan dasar yang dianggap sulit adalah
Subnetting pada Protokol Pengalamatan. karena kurangnya siswa dalam memahami konsep
dan perhitungan pada subnetting dan perlu adanya pendalaman materi mengenai bilangan
biner agar siswa tersebut paham dan tidak mengalami kesulitan untuk mempelajari materi
subnetting.
8
Berdasarkan permasalah artikel diatas, maka siswa perlu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis terhadap materi subnetting. Oleh karena itu proposal ini
memberikan pemahaman terhadap mata pelajaran subnetting dengan menngunakan e-modul
dengan metode Box Method.
E-modul memiliki kelebihan yaitu :
1. Lebih menarik, karena dapat dilengkapi dengan fasilitas multimedia (gambar, animasi,
audio dan video).

2. Lebih interkatif karena siswa dapat melakukan evaluasi diri terhadap suatu kompetensi
sekaligus dapat melakukan tindak lanjut setelah mengetahui hasil evaluasi yang
dilakukannya secara mandiri.

3. Paperless, dengan demikian penggunaan kertas dapat

4. Multiplatform, e-Modul dapat digunakan pada berbagai peralatan (device) baik


komputer dekstop, laptop maupun

E-Modul memiliki manfaat yaitu :


1. Mengalihkan perhatian siswa dari membuka konten-konten pada smartphone dan
jaringan internet yang kurang bermanfaat ke konten-konten pembelajaran yang lebih
bermanfaat.

2. Memberikan pilihan kepada peserta untuk menggali sumber belajar yang menarik,
interaktif dan menjawab rasa keingin tahuan mereka.

3. Memberikan solusi kepada siswa untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi secara bijak dan

4. Memberikan pilihan pada guru untuk menjawab tantangan kemajuan teknologi dan
informasi suka maupun tak suka akan berdampak pada dunia pendidikan dan
pembelajaran.

E-Modul ini dapat digunakan siswa dalam pembelajaran agar lebih dipahami
siswa sehingga siswa dapat mempelajari materi dengan mudah. E-modul ini lebih menarik
lagi apabila ditentukan metode yang dapat memudahkan siswa untuk mengikuti alur dalam
e-modul. Pada proposal ini metode yang akan diterapkan yaitu metode Box Methode.
Metode pembelajaran Box Method merupakan Metode kotak atau box
method merupakan salah satu metode subnetting yang dilakukan dengan cara
memvisualisasikan rincian subnet dan alamat IP ke jaringan yang lebih kecil dalam bentuk
9
kotak-kotak sesuai dengan jumlah subnet dan host. Setiap kotak mewakili 1 subnet,
sedangkan angka dalam kotak tersebut merupakan alamat host.

Box Method memiliki Kelebihan yaitu :

1.bagian kotak akan diberi warna atau arsiran akan mempermudah memecahkan subnet
tanpa tumpeng tindih dengan alamat IP yang tidak digunakan sesuaikan setiap subnet dengan
ukuran yang tepat dan sesuai dengan yang diperlukan.

Box Method memiliki manfaat yaitu :

1.Memberikan Solusi kepada Siswa agar bisa cepat lebih memahami subnetting
menggunakan metode box method tanpa harus menggunakan cisco packet trcer

Berdasarkan dengan masalah diatas maka penulis membuat proposal skripsi ini
yang berjudul “Rancang E-Modul Pada Materi Subbnetting Jaringan Dengan
Menerapkan Metode Pembelajaran Box Method Untuk Meningkatkan Kemampuan
Computational Thinking Pada Siswa SMK” yang ditujukan kepada siswa SMK kelas X
jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Materi jaringan subnetting yang dipelajari
siswa SMK yaitu cara menentukan subnet-subnet, dimana hasil perhitungan subnet ini
menghasilkan IP Adress. IP Adress inilah yang digunakan perangkat komputer agar saling
berhubungan dalam jaringan internet. Tujuan pembelajaran yang dapat siswa SMK dapatkan
adalah dapat memahami konsep subnetting, dan mampu menentukan IP address dengan
menggunakan metode box method. Cara menentukan subnet-subnet ini memerlukan
kemampuan kognitif yang dapat menimbulkan berpikir kritis. Untuk memudahkan cara
menghitung subnet-subnet ini maka penulis menuangkan metode Box Method, agar dapat
meningkatkan aktivitas dan menghasilkan kemampuan berpikir kritis.

Materi subnetting yang akan siswa pelajari dengan menggunakan metode Box
Method, dimana siswa akan membuat kotak persegi, seluruh kotak adalah satu subnet yang
terdiri dari 256 alamat. Untuk 2 subnet pisahkan kotak menjadi dua yang tediri dari 128
alamat. Bagilah kotak menjadi empat bagian dan siswa akan mendapatkan empat subnet
dengan 64 alamat. Pisahkan setiap kotak individu dan siswa akan mendapatkan delapan

10
subnet dengan 32 alamat. Pisahkan kotak menjadi dua lagi dan siswa akan mendapatkan
enam belas subnet dengan enam belas alamat. Perpecahan berikutnya memberi siswa tiga
puluh dua subnet dengan delapan alamat. Pemisahan terakhir memberikan enam puluh empat
subnet dengan masing-masing empat alamat.

Metode kotak adalah cara sederhana untuk memvisualisasikan rincian subnet


dan alamat menjadi ukuran yang lebih kecil. Siswa dapat mengarsir atau mewarnai kotak-
kotak dapat dengan mudah memecah subnet tanpa tumpang tindih alamat. Sesuaikan setiap
subnet dengan ukuran yang tepat yang diperlukan. Perhatikan contoh metode kotak
berikut:
Gambar 1.1. Metode Kotak

Metode kotak berfungsi untuk memvisualisasikan subnet. Memvisualisasikan


subnet merupakan perincian jumlah subnet dan alamat IP ke jaringan yang lebih kecil dalam
bentuk kotak-kotak sesuai dengan jumlah subnet dan host.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:


1. Apakah metode box method dapat diterapkan pada materi pembelajaran subnetting
jaringan pada siswa SMK?
2. Apakah metode box method pada materi pembelajaran subnetting jaringan dapat berhasil
pada siswa SMK?
3. Apakah metode box method dapat meningkatkan computational thinking pada siswa
SMK?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, masalah yang muncul sangatlah luas,


11
sehingga perlu dibatasi agar penelitian lebih fokus kepada penelitian yang akan dilaksanakan
dan agar tidak terjadi perluasaan masalah. Penelitian ini hanya membatasi pada masalah
sebagai berikut :
“Rancang E-Modul Pada Materi Subbnetting Jaringan Dengan Menerapkan
Pembelajaran Box Method Untuk Meningkatkan Kemampuan Computational
Thinking Pada Siswa SMK”

12
1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dala
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan materi pembelajaran Subnetting jaringan dengan menggunakan metode
Box Method
2. Meningkatkan keberhasilan materi Subnetting dengan menggunakan metode Box
Method
3. Menggunakan metode Box Method dapat meningkatkan Computational Thinking
pada mata pelajaran Subnetting Jaringan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat-manfaat dari penelitian yang diharapkan, antara lain;


1. Bagi Siswa
a. Dapat memberikan motivasi belajar siswa dengan hal yang baru sehingga situasi
belajar siswa tidak membosankan.
b. Dapat memberikan kemudahan untuk siswa dalam memahami materi pelajaran dan
mampu memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru
2. Bagi Guru
a. Dengan adanya E-modul, pembelajaran ini diharapkan dapat mempermudah guru
dalam menyampaikan materi-materi dan mencapai tujuan pembelajaran.
b. Memberikan inovasi kepada guru dalam penyampaian materi kepada siswa.
3. Bagi Peneliti
a. Sebagai sarana untuk mengetahui sejauh mana Metode Box Method pada Mata
Pelajaran Jaringan Dasar untuk Meningkatkan Computational Thinking Siswa
SMK.

b. Mengetahui efektifitas E-modul pada materi Subnetting Jaringan dengan


menggunakan metode Box Method dengan meningkatkan Computational Thinking

13
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Peta Literatur

Rancang E-Modul Pada Materi Subbnetting Jaringan Dengan Menekan


Menerapkan Pembelajaran Box Method Untuk Meningkatkan
Kemampuan Computational Thinking Pada Siswa SMK

E-modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,

E-Modul Subnetting Box Computational batasan-


Imansari & Ach. Khozaimi, Method Thinking
batasan
Sunaryatiningsih, S.Kom., M.Kom. Robb Jones Wing (2008)
(2017) (2021) (2021) dan cara

mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik (Imansari &
Sunaryatiningsih, 2017). 
Menurut buku Pemrograman Jaringan dengan JAVA karangan Ach. Khozaimi,
S.Kom., M.Kom., Subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuah
network menjadi beberapa network yang lebih kecil.
Metode pembelajaran Box Method merupakan Metode kotak atau box
method merupakan salah satu metode subnetting yang dilakukan dengan cara
memvisualisasikan rincian subnet dan alamat IP ke jaringan yang lebih kecil dalam bentuk
kotak-kotak sesuai dengan jumlah subnet dan host. Setiap kotak mewakili 1 subnet,
sedangkan angka dalam kotak tersebut merupakan alamat host.
Wing (2008) berpendapat bahwa Computational Thinking (CT) melengkapi
pemikiran dalam matematika dan teknik dengan fokus pada perancangan sistem yang
membantu memecahkan masalah kompleks yang dihadapi manusia. Konsep CT ini meliputi,
abstraksi (alat mental komputasi, yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah), layers
(masalah perlu diselesaikan pada tingkat yang berbeda) dan hubungan antara layers dan
abstraksi. Gagasan abstraksi dan kemampuan siswa untuk menghadapi berbagai tingkat
abstraksi, serta untuk berpikir secara algoritmik dan untuk memahami konsekuensi dari skala
(data besar), dan sangat mendasar bagi CT .

2.2 Kajian Literatur


14
Metode pembelajaran Box Method merupakan Metode kotak atau box
method merupakan salah satu metode subnetting yang dilakukan dengan cara
memvisualisasikan rincian subnet dan alamat IP ke jaringan yang lebih kecil dalam bentuk
kotak-kotak sesuai dengan jumlah subnet dan host. Setiap kotak mewakili 1 subnet,
sedangkan angka dalam kotak tersebut merupakan alamat host.
Setiap bagian dari subnet dalam kotak tersebut terdapat angka yang
menunjukkan alamat jaringan (network Id) dan alamat broadcast (broadcast Id), sehingga
untuk rentang IP yang tersedia adalah antara alamat Network Id dan Broadcast Id tersebut.
Angka yang paling rendah dalam subnet tersebut merupakan Network Id sedangkan angka
yang paling tinggi merupakan Broadcast Id.
Subnetting merupakan teknik umum yang digunakan untuk membagi atau
memecah suatu jaringan menjadi jaringan yang lebih kecil atau sederhana. Secara umum
tujuan dari subnetting adalah untuk melakukan efisiensi alamat IP dan lebih mudah dalam
perawatan maupun manajemen jaringan.
Subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuat network
menjadi beberapa network yang lebih kecil, atau Subnetting merupakan sebuah teknik yang
mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang
tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak
dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B dan C yang sudah di atur. Dengan subnetting,
maka kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis kebutuhan
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari
sebuah 32 bit IP address yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host
ID. Dengan kelas-kelas IP address standart, hanya 3 kemungkinan network ID yang
tersedia : 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B dan 24 bit untuk kelas C.
Banyak orang di bidang pendidikan, khususnya teknologi pendidikan, setuju
dengan komunitas pendidikan sains komputer bahwa CT adalah keterampilan di abad ke-21
yang penting. Berdasarkan definisi dan konsep inti CT seperti yang diberikan oleh para
ilmuwan komputer, beberapa definisi telah muncul untuk apa CT dimasukkan ke dalam
pelajaran wajib di sekolah. Kunci dalam semua definisi ini adalah fokus pada keterampilan,
kebiasaan dan disposisi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks
dengan bantuan komputasi dan komputer. CT mencakup kemampuan untuk membedakan
beberapa tingkat abstraksi dan menerapkan penalaran matematis dan pemikiran berbasis
desain. Mishra dan Yadav (2013) berpendapat bahwa CT melampaui interaksi komputer
manusia yang khas; sebaliknya, mereka juga berpendapat bahwa kreativitas manusia dapat
15
ditambah dengan pemikiran komputasi, khususnya dengan penggunaan otomatisasi dan
pemikiran algoritmik. Secara khusus, Mishra dan Yadav menyarankan bahwa pemikiran
komputasi dapat memindahkan siswa dari konsumen teknologi menjadi produsen teknologi
untuk menciptakan bentuk-bentuk baru alat bantu ekspresi dan menumbuhkan kreativitas.

2.3 Metode Pembelajaran Box Method

Langkah-langkah metode Box Method sebagai berikut:


1. Mulai dengan membuat persegi. Seluruh kotak
adalah satu subnet yang terdiri dari 256 alamat.
0

/24

Gambar Langkah ke 1 box method 2.2 255.255.255.128


256 Host
1 Subnet
255

2. Pisahkan kotak menjadi dua dan akan


0
mendapatkan dua subnet dengan 128 alamat. 128

/25
Gambar Langkah ke-2 Box Method 2.3
255.255.255.128
128 Host
2 Subnet

127 255

3. Bagilah kotak menjadi empat bagian dan Anda


mendapatkan empat subnet dengan 64 alamat. 0
128
/25
Gambar Langkah ke-3 Box Method 2.4 255.255.255.128 63 191
128 Host
2 Subnet

127 255
16
2.4 Kemampuan Computational Thinking

pada tahun 1980, Seymour Papert dari Massachusetts Institute of Technology


memelopori teknik yang disebutnya sebagai ―Procedural Thinking‖. Procedural Thinking
merupakan sebuah pemikiran yang sekarang kita anggap sebagai CT. Dengan menggunakan
pemikiran prosedural, Papert bertujuan untuk memberikan metode kepada siswa untuk
memecahkan masalah menggunakan komputer sebagai alat. Idenya tersebut dimaksudkan
agar siswa akan belajar bagaimana membuat solusi algoritmik yang kemudian dapat
dilakukan oleh komputer, untuk ini dia menggunakan bahasa pemrograman Logo.
Wing (2008) berpendapat bahwa CT melengkapi pemikiran dalam matematika dan
teknik dengan fokus pada perancangan sistem yang membantu memecahkan masalah
kompleks yang dihadapi manusia. Konsep CT ini meliputi, abstraksi (alat mental komputasi,
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah), layers (masalah perlu diselesaikan pada
tingkat yang berbeda) dan hubungan antara layers dan abstraksi. Gagasan abstraksi dan
kemampuan siswa untuk menghadapi berbagai tingkat abstraksi, serta untuk berpikir secara
algoritmik dan untuk memahami konsekuensi dari skala (data besar), dan sangat mendasar
bagi CT .
Kemampuan CT pada dasarnya adalah seperangkat keterampilan yang
diperlukan untuk mengubah masalah di dunia nyata yang kompleks dan berantakan menjadi
permasalahan yang mudah dipahami, sebagian didefinisikan menjadi bentuk yang dapat
ditangani oleh komputer yang tidak memikirkan bantuan lebih lanjut dari manusia (BCS,
2014).

2.5 Mata Pembelajaran Subnetting

Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang
lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan
Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa
subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP
Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa
network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network
tersebut.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu
17
jaringan lokal (LAN)  agar dapat mencakup seluruh organisasi  :
1. Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan
bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai
LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI.
2. Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah
performanasi. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang
baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host
yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan.
Pemecahan yang paling sederana adalah memecah menjadi 2 LAN. Departemen tertentu
membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.

Tujuan dari network administrator melakukan subnetting antara lain :

1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10


host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak
terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas
jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan
suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu
network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan
media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya
host dalam suatu network.

18
Fungsi subnetting antara lain :
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan
bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimalisasinya untuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.

19
BAB III :
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah yang dipergunakan untuk


mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Sementara, prosedur penelitian
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara teratur dan sistematis untuk
mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Reseach and Development (R&D), jenis penilitian ini digunakan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu lalu menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2016). Research and Development (R&D) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk mengembangkan
suatu produk yang ada.

Sugiyono (2016) menggambarkan langkah-langkah penggunaan Metode


Research and Development dalam alur langkah di bawah ini:

Gambar 3. 1 : Research and Development

20
3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk
memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian (Mc Millan dalam
Ibnu Hadjar, 1999:102). Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikann masalah dalam penelitian.
Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain
penelitian yang baik akan mengasilkan penelitian yang efektif dan efisien.

Informasi yang hendak diambil dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan kesulitan
Siswa dalam memahami materi subnetting , Siswa di harapkan lebih memahami materi
subnetting dengan cara metode pembelajaran box method, dan dengan Menerapkan metode
pembelajaran box method Siswa dapat meningkatkan kemamapuan computational
thinking.Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Yang populasinya adalah
Siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Cara pengumpulannya menggunakan
wawancara , angkat atau kuesioner, tes, dan observasi . Cara pengambilan sampelnya
menggunakan metode angkat atau kuesioner, metode angket yang dimaksud adalah dengan
menggunakan pertanyaan (kuisioner) yang terpola dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan
data yang mengacu pada judul penelitian.

21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut (Sugiyono P. D., 2016) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Sedangkan (Sugiyono P. D., 2016) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu”.
Populasi tidak terbatas pada orang melainkan objek atau benda-benda lain yang
ada di sekitar tergantung dengan konteks penelitian yang akan dilakukan. Sesuai dengan
permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu Siswa sulit
memahami materi subnetting Di SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer. Adapun jumlah
keseluruhan SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan beserta guru yang menjadi
populasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Table 1.1 Data kuesioner Siswa

No Data Kuesioner Hasil Persentase


1 Siswa yang tidak menyukai pembelajaran 40%
Subnetting Jaringan
2 Siswa yang nilai rendah 40%
3 Siswa yang menyukai Subnetting 10%
4 Siswa yang nilai tertinggi 10%

22
3.4 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam metode penelitian ini yaitu:

1. Potensi dan Masalah

Tahap ini adalah proses mengidentifikasi masalah mulai dari latar


belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
ini.

2. Pengumpulan Informasi/Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap guru


di SMK khususnya jurusan Teknik Komputer dan Jaringan guna mengetahui
permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran Subnetting Jaringan
berlangsung. Tempat yang digunakan sebagai lokasi penelitian dan
pengembangan ini adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di
Kota/Kabupaten Bandung. Terdapat 3 cara dalam melakukan Pengumpulan
Informasi, yaitu :

a. Obervasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data yang


sistematis terhadap obyek penelitian baik secara langsung maupun tidak
langsung. Observasi langsung adalah mengadakan pengamatan secara
langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik
pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan
di dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Sedangkan observasi tak
langsung adalah mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek
yang diselidiki dengan perantara sebuah alat. Pelaksanaannya dapat
berlangsung di dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi
buatan. (Hardani, 2020)

b. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode


pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah
bahan penelitian.

c. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun


dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
23
maupun elektronik, Sukmadinata (2007).

24
3. Desain Produk

Dibagi menjadi dua bagian, yaitu Analisa dan perancangan e-modul. Analisa data
terdiri atas Analisa data, Analisa kebutuhan e-modul, dan Analisa Metode Box
Method. Sementara Perancangan Produk yaitu perancangan e-modul dengan
konsep.

4. Uji Coba Produk

Uji Coba Produk yaitu pengujian terhadap produk dengan metode testing tertentu
dengan penilaian Guru.

5. Revisi Produk

Setelah Uji coba, akan dilakukan perbaikan apabila e-modul tidak berjalan,
terdapat Perbaikan Metode, dan kesalahan lainnya yang mungkin terjadi saat
pengujian.

6. Implementasi Produk

Ketika Produk sudah dianggap layak, maka Pengujian pada sample penelitian bisa
dilakukan.

7. Penyusunan Laporan dan pengolahan data

Finishing dari hasil uji coba terhadap sample.

25
3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,


karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
Instrumen Penelitian, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. (Hardani, 2020). Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara
atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan
keempatnya.

3.5.1 Instrumen Penelitian


Observasi ialah pengamatan dengan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila: (1)
sesuai dengan tujuan penelitian (2) direncanakan dan dicatat secara sistematis, dan (3)
dapat dikontrol keadaannya (reliabilitasnya) dan kesahihannya (validitasnya).
(Hardani, 2020).

Menurut Donald Ary dalam Hardani (2020). Bahwa ada lima langkah
pendahuluan yang harus diambil pada waktu melakukan pengamatan langsung,
yaitu:

1. Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih.

2. Tingkah laku yang masuk ke dalam kategori yang telah dipilih harus
dirumuskan dengan jelas.

3. Orang yang akan melakukan pengamatan harus dilatih.

4. Suatu sistem untuk mengukur pengamatan harus dikembangkan.

5. Prosedur terperinci untuk mencatat tingkah laku harus dikembangkan


(Furchan, 2012).

26
3.5.2 Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung atau percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
(Hardani, 2020). Wawancara berguna untuk: (1) mendapatkan data ditangan
pertama (primer) (2) pelengkap teknik pengumpulan lainnya (3) menguji hasil
pengumpulan data lainnya.

3.5.3 Tes

Tes umumnya bersifat mengukur, walaupun beberapa bentuk tes


psikologis terutama tes kepribadian banyak yang bersifat deskriptif, tetapi
deskripsinya mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga
mirip dengan interpretasi dari hasil pengukuran. Tes yang digunakan dalam
pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar (achievement tests) dan tes
psikologi (psychological tests) (Sukmadinata, 2012). Dalam penelitian ini akan
menggunakan tes hasil belajar yang mengukur hasil belajar yang dicapai siswa.

3.5.4 Angket atau Kuesioner

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2014: 142). Sementara Suharsimi (1995: 136-138) mengatakan
angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden tinggal memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai.
Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikaian rupa sehingga
responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket
campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Angket atau kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup.
27
3.6 Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik untuk menganalisis keseluruhan data dari hasil pengambilan
instrumen penelitian seperti analisis data instrumen lapangan, soal, validasi ahli, respon
siswa, dan peningkatan kemampuan.

3.6.1 Analisi Data Instrumen Lapangan

Peneliti melakukan analisis data dari studi lapangan yang dilakukan, pada data yang
diperoleh dari angket yang disebar pada studi lapangan telah diberikan kepada guru dan
siswa untuk mendapatkan berbagai komponen kebutuhan pada multimedia karenanya data
dapat langsung dideskripsikan.

3.6.2 Analisis Instrumen Soal

1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu kriteria yang menilai apakah suatu tes uji itu valid atau tidak.
Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dimana
dalam hal ini hasil penelitian dapat dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Rumus yang
digunakan adalah rumus kolerasi Product Moment.

Gambar 3. 2 : Uji Validitas Product Moment

Keterangan :

r : Koefisien korelasi yang antara X dan Y


N : Banyaknya siswa
X : Skor tiap butir soal
Y : Skor total tiap siswa
XY : Perkalian antara skor suatu butir soal dengan skor normal

28
Tabel 1.2 : Kriteria Uji Validitas

Nilai rxy Kriteria


0,80 < 𝑟xy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < 𝑟xy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝑟xy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝑟xy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟xy ≤ 0,20 Sangat Rendah

2. Uji Realibitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan
dengan pertanyaan apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Reabilitas juga didefinisikan sebagai ketetapan suatu tes apabila diteskan
pada subjek yang sama. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Gambar 3. 3 : Rumus Uji Realibitas


Keterangan :

ri : Reliabilitas instrumen

Pi : Subjek dengan skor 1/N

Q1 : 1-pi

St2: Varian total

29
Tabel 1. 3: Kriteria Uji Realibitas

Koefisien Reliabilitas Kriteria


0,80 < 𝑟i ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < 𝑟i ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝑟i ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝑟i ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟i ≤ 0,20 Sangat Rendah

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal dapat dikategorikan baik ialah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit.
Fungsi utamanya adalah untuk mengetahui apakah soal termasuk kategori mudah, sedang,
atau sukar. Digunakanlah rumus berikut :

Gambar 3. 4: Rumus Uji Tingkat Kesukaran


Keterangan :

P : index kesukaran

B : total siswa yang menjawab benar

J : jumlah total seluruh siswa

Tabel 1.4: Kriteria Uji Kesukaran

Index Kesukaran Tingkat Kesukaran


0,00 − 0,30 Sukar
0,31 − 0,70 Sedang
0,71 − 1,00 Mudah

30
4. Uji Daya Pembeda Soal

Uji daya pembeda merupakan pengukuran sejauh mana suatu soal mampu membedakan
peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai kompetensi.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Gambar 3. 5 : Rumus Uji Daya Pembeda Soal


Keterangan :
𝐷 : Daya pembeda soal

𝑃A: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan salah

𝑃B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab salah

𝐽A: Jumlah semua peserta yang termasuk kelompok atas

𝐽B: Jumlah semua peserta yang termasuk kelompok bawah

𝐵A: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan


benar butir item

𝐵B: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan


benar butir item

Tabel 1. 5 : Kriteria Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria


𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖f Buruk Sekali
0,00 − 0,20 Buruk
0,21 − 0,40 Cukup
0,41 − 0,70 Baik
0,71 − 1,00 Sangat Baik

31
5. Analisis Data Instrumen Validasi Ahli

Analisis validasi ahli media dan ahli materi pada media ini menggunakan rating scale
(Sugiyono, 2016). Rumus perhitungan rating scale adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 6 : Rumus Analisis Instrumen Tanggapan Guru


Keterangan :

𝑃 : Angka persentase

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 : Skor tertinggi × Jumlah responden × Jumlah butir

Kemudian tingkat validasi media dalam penelitian ini digolongkan ke dalam empat kategori
sebagai berikut:

Gambar 3. 7 : Rating Scale Instrumen Tanggapan Guru

6. Analisis Data Instrumen Tanggapan Siswa

Instrumen siswa setelah menggunakan media menggunakan rating scale. Hasil perolehan
skor akan dijumlahkan kemudian dilakukan perhitunggan dengan rumus berikut:

Gambar 3. 8 : Rumus Analisis Instrumen Tanggapan Siswa

32
Keterangan :

𝑃 : Angka persentase

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 : Skor tertinggi × Jumlah responden × Jumlah butir

Kemudian tingkat validasi media dalam penelitian ini digolongkan ke dalam empat kategori
sebagai berikut:

Gambar 3. 9 : Rating Scale Instrumen Tanggapan Siswa

7. Analisis Normalized Gain (N-Gain)

Uji gain dikembangan oleh Richard R. Hake dari University of Indiana, Normalized gain
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan suatu perlakuan. Uji ini juga untuk
melihat peningkatan pemahaman siswa. Perhitunggan ini berdasarkan nilai pretest dan
posttest.

Gambar 3. 10 : Rumus N Gain


Keterangan:

𝑔 : n-gain

𝑇1 : Nilai Pretest

33
𝑇2: Nilai Posttest

𝑇3 : Skor maksimum

Tabel 1.6 : Kriteria N Gain

Daya Pembeda Kriteria


0,70 < N gain Tinggi
0,30 <=N gain < 0,70 Sedang
N gain < 0,30 Rendah

34
DAFTAR PUSTAKA

Hardani, d. (2020). Metode Penelitian Cetakan 1. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta.

Hardani, d. (2020). Metode Penelitian Cetakan 1. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta.

Ary, Donald, Jacob Lucy Chasar, Rajavieh Agshars. 1985. Introduction to Research in
Education. New York: Halt Rinehart and Winston.

Khasnudin, Dzikri. 2021. Pengertian dan Tujuan Penyusunan E-Modul, dari


https://www.dzikrikhasnudin.com/2021/02/pengertian-dan-tujuan-penyusunan-e-modul.html
Februari 2021
Tekno, 2022. Subnetting : Pengertian, Contoh, Tujuan dan Fungsinya, dari
https://kumparan.com/kabar-harian/subnetting-pengertian-contoh-tujuan-dan-fungsinya-
1xbYgI0bHhl Maret 2022
Pendidikan3, Dosen, 2022. Materi Subnetting, dari
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-subnetting/ tahun Desember 2022

35
36

Anda mungkin juga menyukai