PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
2006762
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-
Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul “Rancang bangun E-Modul Pada Materi Subnetting Jaringan
Dengan Menerapkan Metode Pembelajaran Box Method Untuk Meningkatkan
Kemampuan Computational Thinking Pada Siswa SMK”. Laporan proposal
skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada
program S-1 di Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan
Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu jaringan komputer terdiri dari berbagai macam komputer yang saling
terhubung dan memerlukan suatu aturan hubungan. Aturan hubungan tersebut dibuat untuk
menjaga agar pengiriman dan penerimaan data antar komputer dapat berjalan dengan baik
dan tepat. Salah satu aturan hubungan tersebut adalah protokol TCP/IP.
1. Lalu lintas jaringan jadi sulit terpantau sehingga berakibat pada unjuk kerja jaringan
yang semakin lama berkurang sampai akhirnya dapat menyebabkan jaringan tidak dapat
digunakan.
3. Pemborosan IP address sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian
dalam penentuan IP address network dan IP address host dalam network tersebut.
Pentingnya siswa SMK menguasai subnetting dikarenakan beberapa jaringan
yang sulit memanajemen jaringan, sehingga diperlukan metode yang tepat untuk
mempelajari materi subnetting.
Menurut artikel dari Zulfitri pada mata pelajaran IP address dan Subnetting di
SMKN 2 Wajo, berdasarkan wawancara dengan guru SMKN 2 Wajo, diperoleh informasi
bahwa 67% - 75% peserta didik kurang sengan dengan materi ini, karena pada saat
pengaturan IP address peserta didik dipandu oleh guru dalam praktek dan membutuhkan
beberapa komputer sehingga dapat melihat komputer tersebut saling terhubung, jika dibagi
beberapa kelompok praktek, tidak maksimal karena ada peserta didik yang hanya
mengandalkan teman sekelompoknya, pada pemakaian bersama laboratorium komputer,
peserta didik langsung tidak semangat lagi belajar ketika guru menyuruh kembali ke kelas
untuk belajar karena laboratorium digunakan oleh kelas lain, untuk pengalamatan banyak
komputer, diperlukan perhitungan subnetting yang memecah suatu jaringan besar menjadi
jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk
dijadikan Network ID baru. Sulit bagi peserta didik karena mempunyai banyak aturan pakai
dan pola perhitungan seperti dapat dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif
7
lambat dan cara khusus yang lebih cepat, namun masih membutuhkan perhitungan yang
mengikuti pola pengalamatan.
Menurut artikel dari Fachrul Nur Fajar (2016). Berdasarkan hasil studi lapangan
di salah satu SMKN di Kota Bandung mengungkapkan bahwa dari 35 peserta didik kelas X
yang diberi angket, 29% diantaranya memilih mata pelajaran Jaringan Dasar sebagai mata
pelajaran kejuruan yang dianggap sulit untuk dipahami. Mata pelajaran Jaringan Dasar yang
sulit dipahami tersebut terdapat pada materi Protokol Pengalamatan Jaringan dan materi
Subnetting. Menurut peserta didik, kesulitan dalam memahami materi Protokol
Pengalamatan Jaringan dan materi Subnetting dikarenakan terdapat proses perhitungan yang
mengharuskan mereka untuk memahami konsep dasar dari kedua materi tersebut
sebelumnya. Selain itu, kurangnya motivasi dalam proses pembelajaran yang terdapat
perhitungan menjadikan peserta didik kesulitan untuk memahami kedua materi tersebut. Hal
itu diperkuat oleh data yang didapatkan berdasarkan wawancara dengan salah satu tenaga
pendidik di SMK tersebut yang menyebutkan bahwa mata pelajaran Jaringan Dasar
merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik khususnya
materi Subnetting yang terdapat proses perhitungan dalam penyelesaiannya. Selanjutnya
kurangnya rasa ingin tahu dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran yang melibatkan
angka-angka dan perhitungan menjadikan peserta didik kesulitan dalam memahami materi
Subnetting. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kendala yang dialami peserta didik
dalam proses pemahaman materi dalam pembelajaran Jaringan Dasar yang berakibat pada
kualitas pembelajaran.
Menurut Hazmi Nur Fadhilah Tauhid (2017) Dalam penelitian pendahuluan
yang dilakukan di SMK Negeri 2 Bandung jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ),
penelitian ditujukan kepada siswa kelas X jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
yang berjumlah 37 orang siswa yang telah mempelajari jaringan dasar. Dalam angket
(terlampir ) bahwa materi jaringan dasar yang dianggap sulit oleh siswa adalah 23% Protokol
Pengalamatan, 21% Protokol Jaringan, 20% OSI Layer, 17% Topologi Jaringan, 14%
Perangkat Keras Jaringan, dan 5% Media Jaringan. Sehingga Materi yang dianggap sulit
oleh siswa lebih banyak pada bagian materi Protokol Pengalamatan. Hal ini sejalan dengan
hasil wawancara dengan guru bahwa materi jaringan dasar yang dianggap sulit adalah
Subnetting pada Protokol Pengalamatan. karena kurangnya siswa dalam memahami konsep
dan perhitungan pada subnetting dan perlu adanya pendalaman materi mengenai bilangan
biner agar siswa tersebut paham dan tidak mengalami kesulitan untuk mempelajari materi
subnetting.
8
Berdasarkan permasalah artikel diatas, maka siswa perlu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis terhadap materi subnetting. Oleh karena itu proposal ini
memberikan pemahaman terhadap mata pelajaran subnetting dengan menngunakan e-modul
dengan metode Box Method.
E-modul memiliki kelebihan yaitu :
1. Lebih menarik, karena dapat dilengkapi dengan fasilitas multimedia (gambar, animasi,
audio dan video).
2. Lebih interkatif karena siswa dapat melakukan evaluasi diri terhadap suatu kompetensi
sekaligus dapat melakukan tindak lanjut setelah mengetahui hasil evaluasi yang
dilakukannya secara mandiri.
2. Memberikan pilihan kepada peserta untuk menggali sumber belajar yang menarik,
interaktif dan menjawab rasa keingin tahuan mereka.
3. Memberikan solusi kepada siswa untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi secara bijak dan
4. Memberikan pilihan pada guru untuk menjawab tantangan kemajuan teknologi dan
informasi suka maupun tak suka akan berdampak pada dunia pendidikan dan
pembelajaran.
E-Modul ini dapat digunakan siswa dalam pembelajaran agar lebih dipahami
siswa sehingga siswa dapat mempelajari materi dengan mudah. E-modul ini lebih menarik
lagi apabila ditentukan metode yang dapat memudahkan siswa untuk mengikuti alur dalam
e-modul. Pada proposal ini metode yang akan diterapkan yaitu metode Box Methode.
Metode pembelajaran Box Method merupakan Metode kotak atau box
method merupakan salah satu metode subnetting yang dilakukan dengan cara
memvisualisasikan rincian subnet dan alamat IP ke jaringan yang lebih kecil dalam bentuk
9
kotak-kotak sesuai dengan jumlah subnet dan host. Setiap kotak mewakili 1 subnet,
sedangkan angka dalam kotak tersebut merupakan alamat host.
1.bagian kotak akan diberi warna atau arsiran akan mempermudah memecahkan subnet
tanpa tumpeng tindih dengan alamat IP yang tidak digunakan sesuaikan setiap subnet dengan
ukuran yang tepat dan sesuai dengan yang diperlukan.
1.Memberikan Solusi kepada Siswa agar bisa cepat lebih memahami subnetting
menggunakan metode box method tanpa harus menggunakan cisco packet trcer
Berdasarkan dengan masalah diatas maka penulis membuat proposal skripsi ini
yang berjudul “Rancang E-Modul Pada Materi Subbnetting Jaringan Dengan
Menerapkan Metode Pembelajaran Box Method Untuk Meningkatkan Kemampuan
Computational Thinking Pada Siswa SMK” yang ditujukan kepada siswa SMK kelas X
jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Materi jaringan subnetting yang dipelajari
siswa SMK yaitu cara menentukan subnet-subnet, dimana hasil perhitungan subnet ini
menghasilkan IP Adress. IP Adress inilah yang digunakan perangkat komputer agar saling
berhubungan dalam jaringan internet. Tujuan pembelajaran yang dapat siswa SMK dapatkan
adalah dapat memahami konsep subnetting, dan mampu menentukan IP address dengan
menggunakan metode box method. Cara menentukan subnet-subnet ini memerlukan
kemampuan kognitif yang dapat menimbulkan berpikir kritis. Untuk memudahkan cara
menghitung subnet-subnet ini maka penulis menuangkan metode Box Method, agar dapat
meningkatkan aktivitas dan menghasilkan kemampuan berpikir kritis.
Materi subnetting yang akan siswa pelajari dengan menggunakan metode Box
Method, dimana siswa akan membuat kotak persegi, seluruh kotak adalah satu subnet yang
terdiri dari 256 alamat. Untuk 2 subnet pisahkan kotak menjadi dua yang tediri dari 128
alamat. Bagilah kotak menjadi empat bagian dan siswa akan mendapatkan empat subnet
dengan 64 alamat. Pisahkan setiap kotak individu dan siswa akan mendapatkan delapan
10
subnet dengan 32 alamat. Pisahkan kotak menjadi dua lagi dan siswa akan mendapatkan
enam belas subnet dengan enam belas alamat. Perpecahan berikutnya memberi siswa tiga
puluh dua subnet dengan delapan alamat. Pemisahan terakhir memberikan enam puluh empat
subnet dengan masing-masing empat alamat.
12
1.4 Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dala
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan materi pembelajaran Subnetting jaringan dengan menggunakan metode
Box Method
2. Meningkatkan keberhasilan materi Subnetting dengan menggunakan metode Box
Method
3. Menggunakan metode Box Method dapat meningkatkan Computational Thinking
pada mata pelajaran Subnetting Jaringan.
13
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
E-modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik (Imansari &
Sunaryatiningsih, 2017).
Menurut buku Pemrograman Jaringan dengan JAVA karangan Ach. Khozaimi,
S.Kom., M.Kom., Subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuah
network menjadi beberapa network yang lebih kecil.
Metode pembelajaran Box Method merupakan Metode kotak atau box
method merupakan salah satu metode subnetting yang dilakukan dengan cara
memvisualisasikan rincian subnet dan alamat IP ke jaringan yang lebih kecil dalam bentuk
kotak-kotak sesuai dengan jumlah subnet dan host. Setiap kotak mewakili 1 subnet,
sedangkan angka dalam kotak tersebut merupakan alamat host.
Wing (2008) berpendapat bahwa Computational Thinking (CT) melengkapi
pemikiran dalam matematika dan teknik dengan fokus pada perancangan sistem yang
membantu memecahkan masalah kompleks yang dihadapi manusia. Konsep CT ini meliputi,
abstraksi (alat mental komputasi, yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah), layers
(masalah perlu diselesaikan pada tingkat yang berbeda) dan hubungan antara layers dan
abstraksi. Gagasan abstraksi dan kemampuan siswa untuk menghadapi berbagai tingkat
abstraksi, serta untuk berpikir secara algoritmik dan untuk memahami konsekuensi dari skala
(data besar), dan sangat mendasar bagi CT .
/24
/25
Gambar Langkah ke-2 Box Method 2.3
255.255.255.128
128 Host
2 Subnet
127 255
127 255
16
2.4 Kemampuan Computational Thinking
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang
lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan
Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa
subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP
Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa
network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network
tersebut.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu
17
jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi :
1. Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan
bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai
LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI.
2. Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah
performanasi. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang
baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host
yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan.
Pemecahan yang paling sederana adalah memecah menjadi 2 LAN. Departemen tertentu
membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.
18
Fungsi subnetting antara lain :
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan
bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimalisasinya untuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.
19
BAB III :
METODE PENELITIAN
20
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk
memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian (Mc Millan dalam
Ibnu Hadjar, 1999:102). Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikann masalah dalam penelitian.
Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain
penelitian yang baik akan mengasilkan penelitian yang efektif dan efisien.
Informasi yang hendak diambil dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan kesulitan
Siswa dalam memahami materi subnetting , Siswa di harapkan lebih memahami materi
subnetting dengan cara metode pembelajaran box method, dan dengan Menerapkan metode
pembelajaran box method Siswa dapat meningkatkan kemamapuan computational
thinking.Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Yang populasinya adalah
Siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Cara pengumpulannya menggunakan
wawancara , angkat atau kuesioner, tes, dan observasi . Cara pengambilan sampelnya
menggunakan metode angkat atau kuesioner, metode angket yang dimaksud adalah dengan
menggunakan pertanyaan (kuisioner) yang terpola dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan
data yang mengacu pada judul penelitian.
21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut (Sugiyono P. D., 2016) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Sedangkan (Sugiyono P. D., 2016) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu”.
Populasi tidak terbatas pada orang melainkan objek atau benda-benda lain yang
ada di sekitar tergantung dengan konteks penelitian yang akan dilakukan. Sesuai dengan
permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu Siswa sulit
memahami materi subnetting Di SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer. Adapun jumlah
keseluruhan SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan beserta guru yang menjadi
populasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
22
3.4 Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam metode penelitian ini yaitu:
2. Pengumpulan Informasi/Data
24
3. Desain Produk
Dibagi menjadi dua bagian, yaitu Analisa dan perancangan e-modul. Analisa data
terdiri atas Analisa data, Analisa kebutuhan e-modul, dan Analisa Metode Box
Method. Sementara Perancangan Produk yaitu perancangan e-modul dengan
konsep.
Uji Coba Produk yaitu pengujian terhadap produk dengan metode testing tertentu
dengan penilaian Guru.
5. Revisi Produk
Setelah Uji coba, akan dilakukan perbaikan apabila e-modul tidak berjalan,
terdapat Perbaikan Metode, dan kesalahan lainnya yang mungkin terjadi saat
pengujian.
6. Implementasi Produk
Ketika Produk sudah dianggap layak, maka Pengujian pada sample penelitian bisa
dilakukan.
25
3.5 Instrumen Penelitian
Menurut Donald Ary dalam Hardani (2020). Bahwa ada lima langkah
pendahuluan yang harus diambil pada waktu melakukan pengamatan langsung,
yaitu:
2. Tingkah laku yang masuk ke dalam kategori yang telah dipilih harus
dirumuskan dengan jelas.
26
3.5.2 Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung atau percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
(Hardani, 2020). Wawancara berguna untuk: (1) mendapatkan data ditangan
pertama (primer) (2) pelengkap teknik pengumpulan lainnya (3) menguji hasil
pengumpulan data lainnya.
3.5.3 Tes
Peneliti menggunakan teknik untuk menganalisis keseluruhan data dari hasil pengambilan
instrumen penelitian seperti analisis data instrumen lapangan, soal, validasi ahli, respon
siswa, dan peningkatan kemampuan.
Peneliti melakukan analisis data dari studi lapangan yang dilakukan, pada data yang
diperoleh dari angket yang disebar pada studi lapangan telah diberikan kepada guru dan
siswa untuk mendapatkan berbagai komponen kebutuhan pada multimedia karenanya data
dapat langsung dideskripsikan.
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu kriteria yang menilai apakah suatu tes uji itu valid atau tidak.
Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dimana
dalam hal ini hasil penelitian dapat dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Rumus yang
digunakan adalah rumus kolerasi Product Moment.
Keterangan :
28
Tabel 1.2 : Kriteria Uji Validitas
2. Uji Realibitas
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan
dengan pertanyaan apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Reabilitas juga didefinisikan sebagai ketetapan suatu tes apabila diteskan
pada subjek yang sama. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
ri : Reliabilitas instrumen
Q1 : 1-pi
29
Tabel 1. 3: Kriteria Uji Realibitas
Soal dapat dikategorikan baik ialah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit.
Fungsi utamanya adalah untuk mengetahui apakah soal termasuk kategori mudah, sedang,
atau sukar. Digunakanlah rumus berikut :
P : index kesukaran
30
4. Uji Daya Pembeda Soal
Uji daya pembeda merupakan pengukuran sejauh mana suatu soal mampu membedakan
peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai kompetensi.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
31
5. Analisis Data Instrumen Validasi Ahli
Analisis validasi ahli media dan ahli materi pada media ini menggunakan rating scale
(Sugiyono, 2016). Rumus perhitungan rating scale adalah sebagai berikut:
𝑃 : Angka persentase
Kemudian tingkat validasi media dalam penelitian ini digolongkan ke dalam empat kategori
sebagai berikut:
Instrumen siswa setelah menggunakan media menggunakan rating scale. Hasil perolehan
skor akan dijumlahkan kemudian dilakukan perhitunggan dengan rumus berikut:
32
Keterangan :
𝑃 : Angka persentase
Kemudian tingkat validasi media dalam penelitian ini digolongkan ke dalam empat kategori
sebagai berikut:
Uji gain dikembangan oleh Richard R. Hake dari University of Indiana, Normalized gain
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan suatu perlakuan. Uji ini juga untuk
melihat peningkatan pemahaman siswa. Perhitunggan ini berdasarkan nilai pretest dan
posttest.
𝑔 : n-gain
𝑇1 : Nilai Pretest
33
𝑇2: Nilai Posttest
𝑇3 : Skor maksimum
34
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, d. (2020). Metode Penelitian Cetakan 1. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta.
Hardani, d. (2020). Metode Penelitian Cetakan 1. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta.
Ary, Donald, Jacob Lucy Chasar, Rajavieh Agshars. 1985. Introduction to Research in
Education. New York: Halt Rinehart and Winston.
35
36