Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKERIN

“PROSES PEMBUATAN DRIVE SHAFT [2636-70110 LOKAL]”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Laporan
Prakerin

Oleh :
NAMA :FAISAL AKBAR
KELAS :XII-TP3
NO.ABSEN :7
NIS :17.14228

JURUSAN TEKNIK PEMESINAN


SMK WISUDHA KARYA KUDUS
2019

YAYASAN PEMBINA SMK WISUDHA KARYA KUDUS


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN WISUDHA KARYA KUDUS
JalanMejobo Kudus 59319 (0291) 435950 fax. (0291) 4251105
Jalan AKBP R. AgilKusumadya Kudus 59301 (0291) 431602
Email : smk_wiskarkudus@yahoo.com Homepage : www.smkwiskarkudus.sch.id
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan prakerin yang berjudul“Proses Pembuatan DRIVE SHAFT


[2636-70110 LOKAL] “ bertujuan tidak lain untuk melengkapi salah satu syarat
mengikuti ujian nasional dan mempresentasikan kegiatan industri yang telah saya
laksanakan selama 3 bulan di PT Djarum engineering workshop, yang disusun oleh:

Nama : Faisal Akbar


Program Studi : Teknik Pemesinan
Kelas / NIS : XII TP 3/ 17.14228

Laporan prakerin ini telah diperiksa dan disetujui oleh guru pembimbing dan Ketua
Jurusan Teknik Pemesinan.
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Ketua Program Keahlian Guru Pembimbing


Teknik Pemesinan

Bagus Pujo Cahyono, S.Pd Rifki Atmaja, S.Pd.,M.T.

2
MOTTO

MOTTO :
1. Banyak bertindak sedikit bicara yang tidak perlu.
2. Hidup berguna bagi diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
3. Pendidikan bukan persiapan untuk hidup tapi pendidikan adalah hidup
itu sendiri
4. Janganlah membuang buang waktu untuk hal yang tidak berguna.
5. Berfikir dahulu sebelum bertindak.
6. Pergunakan waktumu sebaik mungkin karna waktu tidak akan kembali.
7. Kemarin adalah pengalaman, dan esok adalah misteri.
8. Berfikirlah positif karna pikiran negatif akan merusak dirimu.
9. Kesabaran merupakan obat terbaik dari segala kesulitan.
10. Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak tahu.

3
PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN :

1. ALLAH SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah kepada


penulis selama melaksanakan kerja praktik sampai penyusunan laporan
ini.
2. Kepada orang tua tercinta yang selaku mendukung secara moril dan
materi kepada penulis.
3. Bapak Fakhrudin,S.Pd selaku kepala sekolah SMK WISUDHA
KARYA KUDUS.
4. Bapak Rifki Atmaja,S.Pd.,M.T selaku guru pembimbing dari SMK
WISUDHA KARYA KUDUS.
5. Bapak Bagus Pudji Cahyono,S.Pd selaku Ketua Program Keahlian
Teknik Pemesinan SMK WISUDHA KARYA KUDUS.
6. Bapak Dedy Dwi Kuncoro Johanes, selaku koordinator pembimbing
Praktik Kerja Lapangan di PT. DJARUM yang telah membimbing
penulis selama Praktik Kerja Lapangan.
7. Bapak Sigit Purwanto, selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan di
PT. DJARUM.
8. Semua karyawan di PT. DJARUM yang telah memberikan pengetahuan
dan terima kasih atas wawancaranya.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. DJARUM.

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena telah memberikan kasih karunia
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri ini dengan
baik dan dapat menjadi persembahan bagi pembacaa.
Laporan Praktik Kerja Industri pada tahun pelajaran 2019/2020 dibuat
dengan maksud menjadi bukti bahwa penulis telah mengikuti prakerin selama 3
bulan terhitung mulai tanggal 1 April hingga 30 Juni 2019 sebagai salah satu proses
pembelajaran di SMK Wisudha Karya Kudus.
Dalam menulis laporan ini, penulis menerima bimbingan dan arahan dari
beberapa pihak.Untuk itu, ucapan terimakasih secara pribadi ingin penulis utarakan
kepada:
1. Bapak Drs. Fakhrudin selaku kepala SMK Wisudha Karya Kudus.
2. Bapak Bagus Pujo Cahyono S.Pd Selaku ketua program keahlian
Teknik Pemesinan.
3. Bapak Rifqi Atmaja, S.Pd., MT. Guru-guru dan Staf Karyaan Smk
Wisudha Karya.
4. Bapak Sigit Purwanto dan Dedy Dwi Kuncoro Johanes selaku
pembimbing dari PT. ENGINEERING WORKSHOP DJARUM.
5. Bapak Alfonsus Lie Foe Djiang selaku salah satu pimpinan di PT.
ENGINEERING WORKSHOP DJARUM.
6. Para karyawan PT. ENGINEERING WORKSHOP DJARUM.
7. Semua pihak yang mendukung dalam proses penulisan laporan.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktek kerja industri ini dapat
memberikan manfaat yang baik dan juga memperluas wawasan pembaca dan
menjadi persembahan yang baik bagi pembaca.

Kudus, Agustus 2019

Penulis

5
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL.....................................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................2
MOTTO...................................................................................................................3
PERSEMBAHAN....................................................................................................4
KATA PENGANTAR.............................................................................................5
DAFTAR ISI............................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................9
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................10
B. Tujuan......................................................................................................11
C. Manfat Prakein.........................................................................................12

BAB II Profil PT. DJARUM


A. Sejarah Singkat........................................................................................13
B. Lokasi .....................................................................................................14
C. Strukrur Organisasi..................................................................................14
D. Tata Tertib................................................................................................14
E. Visi dan Misi............................................................................................15

BAB III Dasar Pembuatan drive shaft


A. Teori mesin sawing..................................................................................16
B. Teori mesin turning..................................................................................16
C. Teorimesin frais/milling...........................................................................18
D. Teori mesin cyl grinding..........................................................................19
E. Teori mesin blackened.............................................................................21

6
Halaman
BAB IV Proses Pengerjaan dan Hasil
A. Proses pengerjaan............................................................................... .22
B. Hasil.....................................................................................................27

BAB V Penutup
A. Kesimpulan.........................................................................................28
B. Saran...................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

7
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Mesin Sawing......................................................................................16
Gambar 2 Mesin Turning....................................................................................17
Gambar 3 Mesin Milling.....................................................................................19
Gambar 4 Mesin Grinding..................................................................................20
Gambar 5 Proses Blackened................................................................................22
Gambar 6 Proses Turning ...................................................................................23
Gambar 7 Proses Blackened...............................................................................26
Gambar 8 Hasil Akhir pembuatan Drive Shaft...................................................27

8
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI


LAMPIRAN 2 DENAH LOKASI
LAMPIRAN 3 PROSES PEMBUATAN
LAMPIRAN 4 NILAI PRAKERIN
LAMPIRAN 5 ABSENSI PRAKERIN
LAMPIRAN.6 LEMBAR KONSULTASI
LAMPIRAN 7 FOTO KEGIATAN
LAMPIRAN 8 PERTANYAAN

9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka untuk mendekatkan kesesuaian antara mutu dan tamatan
pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) perlu adanya dukungan dari
berbagai pihak yang terkait dengan bidang keahlian yang dibutuhkan oleh
lapangan kerja . Salah satu pihak yang ikut serta dalam menghasilkan tamatan
dan mutu pendidikan yang berkualitas dan berdedikasi tinggi serta berdisiplin
ilmu adalah pihak DU/DI(dunia usaha/dunia industri).
Pelajaran praktek yang diterima disekolah masih belum ada artinya jika
para siswa tidak dibekali/diberikan Praktek Kerja Lapangan seperti yang terjadi
langsung didunia usaha/dunia industri. Kegiatan belajar seperti ini masih belum
cukup untuk bisa menyiapkan tenaga kerja yang professional dalam bidangnya.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kegiatan belajar dalam bentuk lain disekolah
yang berbentuk Praktek Kerja Industri.
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan sarana yang paling tepat
bagi para siswa untuk mengetahui dan mempraktekkan secara langsung
bagaimana proses produksi yang sedang berlangsung disebuah industri dan juga
sebagai tahapan awal untuk beradaptasi sebelum nantinya para siswa bekerja
setelah keluar dari sekolah . Dengan begitu , siswa diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan belajarnya disekolah dengan berpijak bahwa kalau
mereka nantinya bekerja didunia usaha/ dunia industri sudah betul betul siap dan
matang , sebab para siswa lebih dahulu mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman tentang situasi dan kondisi pada saat melaksanakan Praktek Kerja
Industri.
Kegiatan praktek kerja industri disekolah menengah kejuruan (SMK)
Wisudha Karya Kudus adalah sebagai kebijakan dari proses cara belajar link and
match , yang merupakan program bersama antara sekolah dan industri yang
dilaksanakan di dunia usaha / dunia industri (DU/DI), dalam perwujudannya
dilaksanakan pada 2 tempat yaitu disekolah dan dunia industri.

10
Kegiatan praktek kerja industri ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan produktif sekaligus memberikan peluang
kepada para siswa untuk mendapatkan pengakuan dalam bentuk sertifikat
kompetensi berstandart nasional bahkan internasional dan untuk
meningkatkan mutu almamater sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam
mencapai tujuan dengan kebutuhan kerja.
Dengan terjalinnya kerjasama antara sekolah dan pihak industri , itu
sangat bermanfaat sekali bagi para siswa untuk lebih banyak
mengambangkan kemampuan dan pengetahuannya tentang beragam banyak
mesin yang ada sehingga mutunya naik dan akan berakibat sangan baik bagi
pertumbuhan negeri perindustrian ini.
Praktek kerja industri memiliki manfaat yang sangat baik juga untuk
menjadikan referensi/ tolak ukur bagi sekolah untuk mengetahui
kemampuan dari siswa siswanya sehingga pihak sekolah lebih bisa
meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada murud muridnya.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan praktik kerja industri,antara lain :
1. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa sehingga dapat bekerja dengan
baik.
2. Menambah kreatifitas siswa agar dapat mengembangkan bakat pada dirinya
3. Melahirkan sikap tanggung jawab, disiplin, sikap mental,etika yang baik,
serta dapatbersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4. Membuat drive shaft yang berfungsi untuk memindahkan/menggerakkan
dari tenaga mesin.
5. Meningkatkan efisiensi penyelenggaran pendidikan menengah kejuruan
melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja.

11
C. Manfaat Prakerin
Dengan adaya prakerin yang telah dilaksanakan, maka manfaat prakerin
yang diperoleh adalah :
1. Bagi penulis
a) Meningkatkan proses pembelajaran teknik pemesinan yang diperoleh
saat sekolah
b) Dapat mengetahui proses pembuatan drive shaft dengan mesin tertentu
c) Dengan melaksanakan praktik kerja lapangan dapat berguna nantinya
dalam dunia kerja
d) Mampu memahami situasi kerja yang sesungguhnya

2. Bagi PT.DJARUM
a) Dapat mengenal SMK WISUDHA KARYA KUDUS
b) Dapat menjalin hubungan dengan SMK WISUDHA KARYA KUDUS
c) Dapat mengenali sikap-sikap murid dari SMK WISUDHA KARYA
KUDUS

3. Bagi Sekolah
a) Hasil prakerin ini diharapkan berguna bagi SMK WISUDHA KARYA
KUDUS sebagai bahan informasi
b) Dapat digunakan sebagai gambaran atau petunjuk dalam membuat
laporan prakerin
c) Sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menuntut ilmu di SMK
WISUDHA KARYA KUDUS dan dapat dijadikan bahan referensi bagi
pihak yang membutuhkan.

12
BAB II
PROFIL PT DJARUM

A. Sejarah Singkat
PT. Djarum adalah sebuah perusahaan rokok di Indonesia yang bermarkas
di Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok
terbesar di Indonesia (dua lainnya adalah Gudang Garam dan HM,Sampoerna).
Perusahaan ini awalnya bernama Djarum Gramophon, tetapi ketika
perusahaan Djarum ini diakuisisi pada tahun 1951 oleh Oei Wie Gwan, ayah dari
pemilik sekarang, dia memendekkan namanya menjadi Djarum saja. Wie Gwan
memulai usaha Djarum ini dengan tujuh puluh karyawan dan sejak awal ia terus
mencengkeram seluruh aspek produksi rokok kretek, rumusan campuran
tembakau Djarum tersendiri, campuran cengkeh Djarum tersendiri untuk
memastikan bahwa kualitas dari rokok kreteknya berbeda dengan yang lain dan
bisa dipertahankan. Perusahaan merek pertama adalah Djarum dan Kotak Adjaib
dan awalnya mereka hanya dijual di wilayah Kudus.
Karena mereka menyadari kebutuhan akan manajemen yang profesional,
Wie Gwan putra, Budi dan Bambang menyewanya dengan harga pasar pasar
terbaik saat itu dan pada tahun 1970, mereka mendirikan departemen penelitian
dan pengembangan untuk menghasilkan produk tembakau Djarum yang baru
sekaligus inovatif. Budi dan Bambang juga melihat bahwa saat itu Indonesia bisa
menyediakan pasar yang besar bagi rokok kretek Djarum mereka, bahkan potensi
untuk ekspor Djarum lebih besar. Pada tahun 1972, mereka mulai mengekspor
eceran rokok kretek lintingan Djarum untuk tembakau di seluruh dunia, dari
Jepang ke Belanda dan merek rokok kretek yang paling terkenal di luar Indonesia,
dengan jarum gramofon yang terkenal disertai logo sebuah pemandangan di
tobacconists. Pada pertengahan 1970-an, Budi dan Bambang dengan cepat
menyadari bahwa jika mereka ingin tetap berkompetitif, mereka harus mengikuti
petunjuk dan mekanisasi Bentoel. Rokok kretek pertama mereka yang dibuat
dengan mesin adalah Djarum Filter yang kemudian diluncurkan pada tahun 1976,

13
diikuti pada tahun 1981 oleh Djarum Super, yang pada saat itu menjadi best seller
rokok kretek filter Indonesia.
Sejauh ini produk mereka termasuk innovativer. Djarum Kretek adalah cerutu
pertama di dunia yang dibumbui dengan cengkeh. Pada tahun 1984, perusahaan
mengirimkan dua karyawannya ke Kampen Oud pabrik cerutu di Belanda untuk
mempelajari seluk-beluk membuat Cigarillos. Butuh beberapa waktu untuk
menyempurnakan seni campuran tembakau cerutu dengan cengkeh tetapi
akhirnya Djarum mendapatkan formula yang tepat dan memperkenalkan rokok
kretek itu kepada publik. Sejarah Perusahaan Djarum Kudus.

B. Lokasi
Lokasi PT DJARUM adalah di jalan lingkar barat kudus No. 77 Psuruhan
Kidul, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59349 dan untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada lampiran 2.

C. Struktur Organisasi
Chief Executive Officer adala jabatan tertinggi di PT DJARUM
ENGINEERING WORKSHOP dalam proses produksi komponen mesin, kemudian
di bawahnya ada jabatan R&D Develpoment dan Finance Departement dan untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 1.

D. Tata Tertib
1. Masuk jam 07.00 WIB karyawan harus sudah berada di perusahaan.
2. Apabila terlambat karyawan bersedia menerima konsekuensi.
3. Jika izin sakit harus menggunakan surat keteangan dokter.
4. Dilarang mengambil foto di dalam perusahaan kecuali izin.

14
E. Visi dan Misi
1. Misi
Kami hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok pada perokok.
a) Fokus pada pelanggan.
b) Profesionalisme.
c) Organisasi yang harus berkembang.
d) Tanggung jawab sosial.
e) Satu keluarga.
2. Visi
Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profesionalitas di industri
rokok Indonesia.
a) Kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk-produk
yang berkualitas.
b) Tinggi secara konsisten dan inovatif untuk memuaskan konsumen.
c) Penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan .
d) Manajemen profesioanal yang berdedikasi serta sumber daya manusia
yang kompeten.

15
BAB III
MATERI TEKNIK PROSES PEMBUATAN HEAD ROLL

A. Teori Mesin Sawing


Mesin Sawing merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong
benda kerja. Mesin gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan
proses lebih lanjut. Mesin gergaji yang akan dibahas dalam laporan ini adalah
mesin gergaji besi (hacksaw) dan mesin gergaji bolak-balik (hacksawing
machine). Gergaji besi (hacksaw) biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan
yang sederhana dalam jumlah produksi yang rendah. Untuk pekerjaan-
pekerjaan dengan persyaratan ketelitian tinggi dengan kapasitas yang tinggi
diperlukan mesin-mesin gergaji khusus yang bekerja secara otomatik dengan
bantuan mesin.

(Gambar 1 Mesin Sawing)

B. Teori Mesin TURNING


Mesin turning merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak
utama berputar. Prinsip kerjanya adalah benda kerja dicekam oleh chuck dan
berputar sedangkan pahat potong bergerak maju untuk melakukan pemotongan
dan pemakanan. Proses bubut adalah proses pemesianan untuk menghasilkan

16
bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
mesin bubut.
Komponen – Komponen Utama Mesin turning
1) Kepala Tetap (Headstock)
Kepala tetap terletak pada bagian sebelah kiri mesin bubut. Pada bagian
ini terdapat spindel yang berfungsi untuk memutar benda kerja. Pada bagian
headstock juga terdapat tuas – tuas yang berguna untuk mengatur kecepatan
putar spindel.
2) Kepala Lepas (Tailstock)
Kepala lepas terletak pada bagian sebelah kanan mesin bubut. Kepala
lepas berfungsi pada pekerjaan bubut dengan dua center, untuk menghindari
benda kerja bengkok pada saat proses pembubutan, misalnya pada pekerjaan
pembubutan As dan kepala lepas juga dapat dipasangi mata bor untuk
pekerjaan pengeboran.
3) Eretan (Carriage)
Carriage merupakan penopang dan pembawa pahat bubut. Pada
Carriage terdapat eretan melintang dan eretan kombinasi yang berguna untuk
mengatur gerak dan posisi pahat. Pada carriage juga terdapat tool holder dan
juga tuas menggerakkan carriage secara manual maupun otomatis.
4) Meja Mesin (Lathe Bed)
Lathe bed merupakan kerangka mesin bubut. Di bagian atasnya terdapat
kepala lepas dan carriage.

(Gambar 2 mesin turning)

17
C. Teori Mesin MILLING / FRAIS
Mesin milling adalah mesin perkakas yang digunakan untuk
mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan
pisau frais (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin.
Mesin termasuk perkakas yang mempunyai gerakan utama berputar, Pisau frais
dipasang pada sumbu arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran
motor listrik maka pisau frais akan berputar, arbor mesin dapat berputar
kekanan atau kekiri sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan
kebutuhan. Mesin frais melepaskan logam ketika benda kerja dihantarkan
terhadap suatu pemotongan berputar. Kecuali untuk putaran, pemotong
berbentuk bulat tidak mempunyai gerakan lain.
Pemotong frais memiliki satu deretan mata potong pada keliling yang
masing-masing berlaku sebagai pemotong tersendiri pada daur putaran. Benda
kerja dipegang pada meja yang mengendalikan hantarannya terhadap
pemotong. Pada mesin umumnya terapat tiga kemungkinan gerakan meja-
logitudinal, menyilang, dan vertikal-tetapi pada beberapa meja juga memiliki
gerakan putar.
Mesin frais yang paling mampu melakukan banyak tugas dari segala
mesin perkakas. Permukaan yang datar mampu berlekuk dapat dimensi dengan
penyelesaian dan ketelitian istimewa. Pemotongan sudut, cela, roda gigi dan
ceruk dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pemotong. Pahat gurdi,
peluasan lubang dan bor dapat di pegang dalam soket arbor dengan melepas
pemotong dan arbor. Karena semua gerakan meja mempunyai penyetelan
micrometer, maka lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak secara
tetap. Operasi pada umumnya yang dilakukan oleh ketam, kempah gurdi, mesin
pemotong roda gigi dan mesin peluas lubang dapat dilakukan pada mesin frais.
Mesin ini mempunyai penyelesaian dan lubang baik sampai batas ketelitian
dengan jauh lebih mudah dari pada ketam. Pemotongan berat dapat diambil
tanpa banyak merugikan pada penyelesaian atau ketepatannya.
Pemotongannya efisien pada gerakannya dan dapat dipakai untuk waktu yang

18
lama sampai perlu di asah kembali. Dalam kasus pada umumnya, benda kerja
diselesaikan dalam satu lantaran dari meja. Keuntungan ini ditambah dengan.
ketersediaan dari pemotong yang sangat beraneka ragam membuat mesin frais
sangat penting dalam bengkel.

Gambar 3 Mesin Frais

D. Teori Mesin Cylindrical Grinding


Cylindrical Grinding Adalah proses finishing atau akhir pada proses
machining dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat kehalusan benda kerja
sesuai toleransi yang ditetapkan.
Terjadinya proses grinding dimana terdapat material bersifat abbrasive (
grinder ) berputar dan mengikis sebagian kecil permukaan benda kerja untuk
menghilangkan serpihan logam dan menghaluskannya.
Grinding dapat mencapai tingkat yang sangat presisi yang tinggi. Benda
kerja dapat di perketat tingkat toleransinya sampai dengan plus atau minus
0,002 milimeter dari ukuran diameter benda kerja, bahkan lebih. Bagi mereka
yang masih memiliki cara pengukuran dalam satuan inci, hal tersebut pasti
sangat mengesankan, karena toleransi yang dapat dicapai adalah plus atau
minus sepuluh seperseribu inci – sekitar 1/30 dari diameter rambut manusia.
Untuk mencapai tingkat toleransi yang tinggi toleransi, tentu saja mesin
cylindrical grinding ini membutuhkan seorang operator yang terlatih dan
berpengalaman untuk dapat mengoperasikan mesin ini dengan benar dan
konsisten. Namun, di era abad 21,mesin ini menggunakan program
komputerisasi ( CNC / Computer Numerical Control ) untuk meningkatkan

19
hasil output dan mencapai tingkat presisi yang dibutuhkan. Mereka dapat
diprogram untuk melakukan operasi rumit,dapat mengurangi waktu
operasional dan memastikan hasil yang konsisten.
Sebagimana proses machining dioperasikan, coolant tetap dibutuhkan untuk
menjaga suhu permukaan benda kerja dalam batas yang telah di-standar-kan,
serta untuk melumasi benda kerja beserta batu grinding untuk memastikan
hasil akhir yang lebih baik dan halus.
Batu grinding terbuat dari bahan yang berbeda. Yang paling sulit, dan
karena itu jenis umumnya digunakan untuk grinding berat, terbuat dari
industrial diamond atau cubic boron nitride ( boron nitrida kubik ). Namun,
aluminium oksida atau silikon karbida batu grinding lebih sering digunakan
karena mereka lebih murah untuk memproduksi dan menggunakan.

Hasil akhir dari proses grinding yang efisien biasanya jauh lebih halus dari
hasil operasional mesin bubut. Permukaan yang sangat halus dan berkilau mirip
sebuah kaca dapat dihasilkan dari proses grinding ditambah dengan tingkat
toleransi yang sangat tinggi dan halus membuat cylindrical grinding sangat
cocok untuk operasional manufacture yang membutuhkan presisi mutlak.

(Gmabar 4 Mesin Cilindrical Grinding)

E. BLACKENED

20
Blackened merupakan sebuah proses "Penghitaman" atau pemberian
warna hitam pada sebagian permukaan besi (metal), steel dsb dengan
tujuan dekoratif (merubah penampilan dari permukaan besi sehingga
lebih menarik). Juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan terhadap
korosi ringan,
Perbedaan dan persamaan dengan proses Manganese Phosphate :
a) Pada Manganese phosphate, di peruntukkan untuk Part-part
yang membutuhkan Friksi (gesekan), sedangkan pada Part yang
di Blackening tidak, hanya berfungsi untuk menghitamkan saja
(dekoratif).
b) Proses pada Manganese Phosphate menggunakan suhu yang
relatif lebih rendah, yaitu 96-100°C dan additive berupa steel
wool, sedangkan untuk Proses Blackening membutuhkan suhu
yang relatif lebih tinggi, yaitu ± 140°C.

21
BAB IV
PROSES PENGERJAAN DAN HASIL
A. Proses Pengerjaan Drive Shaft
Dalam proses pembuatannya Drive Shaft memiliki beberapa proses
yang harus dilalui yaitu sebagai berikut :
1. Proses Sawing
Pada proses sawing ini cari Benda Kerja CVL 140 yang awal panjang
dipotong menjadi ukuran 152 mm menggunakan mesin MEP SHARK
yang memiliki prinsip kerja seperti gergaji namun memiliki system semi
automatic dan hanya memiliki satu axis atau sumbu.
a) Pahami gambar yang akan di kerjakan.
b) Tentukan material yakni VCL 140 mm diameter 65 mm.
c) Kemudian ambil material, taruh di meja mesin gergaji.
d) Ukur panjang sesuai dalam gambar 150mm.
e) Dekatkan gergaji dengan BK, potong sedikit untuk menentukan
permukaan.
f) Cekam BK, atur kecepatan putar dan kecepatan turun gergaji.
g) Hidupkan mesin, tunggu sampai proses selesai.

(Gambar 5 Proses Sawing)

22
2. Proses Turning
Proses turning yaitu: pada benda ini cukup penting berfunsi
sebagai AS penggerak mesin.
a) Cekam BK
b) Fashing kanan kiri sampai mencapai mencapai panjang 148mm
c) Bor drill center lalu boor diameter 42 mm.
d) Turning kembali 105mm sampai mencapai diameter 35,6mm
(selisih untuk proses grinding).
e) Turning untuk membuat selisih ulir yang dari diameter 35 mm
menjadi 34,8 mm sepanjang 16 mm.
f) Buat alur / Grove dari diameter 35 mm menjadi 34,4 mm
sepanjang 3 mm
g) Kemudian buat alir dalam kanan M 20X1,5 sepanjang 8 mm
h) Champer 1x45 di kepala ulir bagian B
i) Cekam benda kerja
j) Turning sisa pencekaman tadi dari diameter 65 mm menjadi
diameter 60 mm
k) Sisanya / sepanjang 39 mm
l) Kemdian champer 1X45

(Gambar 6 proses turnin)

23
3. Proses Milling atau Frais
Pada proses milling yang pertama ini milling bertugas untuk
membuat center dari benda tersebut dan juga membuat center
eksentrik pada benda tersebut.Adapun langkah-langkah yang harus
dilalui yaitu:
a) Benda kerja posisi alur pasak / (keyway) berlawanan dengan
slot kepala AS
b) Pahami ukuran alur pasak yang akan di buat yakni 10 depth
5 dan 6 depth 3
c) Setting 0 AS dengan pisau / cutter dengan ketentuan benda
kerja di sentuhkan cutter bagi setengah dari ukuran pisau /
cutter dan setengah diameter AS benda kerja
d) Setelah itu ambil ukuran garis tepi material pada benda
kerja.
e) Sentuhkan pisau / cutter benda kerja dari tepi (untuk
mencari jarak tepi).
f) Tarik jarak 15 mm dari tepi benda kerja dab ganti bor
diameter 8 (sebagai awalan).
g) Bor kedalaman 5,5 mm
h) Ganti pisau diameter 10 mm untuk mengebor alur pasak
i) Lanjutkan untuk membuat alur pasak dengan menarik jarak
AS tengah 18 mm (ukuran 28 mm dan 10 mm ukuran cutter)
j) Lanjutkan dengan pembuatan alur pasak 6 mm dengan
kedalaman 3 mm dari garis tepi ( sampai menembus alur
pasak 10 mm)
k) Kemudian setting BK untuk pembuatan alur T (T slot cutter)
dengan ketentuan BK berlawanan arah dari lubang alur
pasak.
l) Kemudian setting pisau di tengah garis sumbu BK untuk
patokan perngerjaan selanjutnya

24
m) Pembuatan alur T di mulai dengan pissau yang agak kecil
diameternya yakni diameter 23 sampai tahap yang terakhir
yakni diameter 32 mm.
n) Setting 0 kepala cekam dengan titik tengah collet cutter
menggunaksn senter AS sudut 60 derajat ( ujung yang lancip
dalam 1 titik)
o) Tarik ke luar 25 mm dari titik tengah diameter BK.
p) Settting posisi tengah pada alur 20 mm setelah proses
pembuatan alut T.
q) Kemudian awali pengeboran dengan center drill diameter 5
r) Lanjutkan dengan bor tembus menggunakan diameter 6 mm
sampai selesai ( sesekali pisau di angkat karena ada gram
dalam proses tersebut).
s) Champer seedikit untuk menghilangkan gram dari proses
tadi.

4. Proses Cylindrycal Grinding


Pada proses ini benda akan dihaluskan permukaannya melalui
proses grinding yang menggunakan Computer Numerical Control
atau CNC sehingga hasil dari proses ini sangat presisi. Langkah
kerjanya yaitu:
a) Setting benda kerja pada mesin.
b) Buat program untuk pengerjaan bagian diameter 35 mm dengan
panjang 6 mm.
c) Grinding diameter 35-js 6 dengan ukuran se detail mungkin.

25
5. Proses Blackened
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghindari BK agar tidak
mudah korosi atau berkarat. Pelapisan ini menghasilkan lapisan
oksida yang memiliki sifar adhesif yang baik. Proses ini dapat
dilakukan secara thermal, kimiawi ataupun secara elekrokimia.
Ketebalan lapisan oksida iniadalah kurag dari 2,5 mikron
a) Larutkan Produk Blackening (DIA BLACK) dan Air, dengan
perbandingan 55% : 45%
b) Panaskan Suhu larutan ± 140°C
c) Celupkan BK, selama 5 - 15 menit (tergantung tingkat kehitaman yang
diinginkan).
d) Bilas dengan air, untuk menghindari kontaminasi ke proses selanjutnya.
e) Jika menginginkan hasil yang lebih mengkilap, tidak ada bercak seperti
white rust (tampilan mirip bedak putih), dan ketahanan terhadap korosi
yang lebih maksimal, tambahkan Rust Preventive Oil (Diacote RP-91)
pada part.

(Gambar 7 proses blackened)

26
B. HASIL SETELAH PROSES
Proses diatas di hasilkan dari beberapa proses antara lain :
1. Proses Sawing
2. Proses Turning
3. Proses milling
4. Proses Cylindrycal Grinding
5. Proses Blackened

(Gambar 8 hasil akhir pembuatan drive shaft)

27
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan dari laporan tentang Proses Pembuatan Countershaft Delphi ini
adalah
1) Drive Shaft adalah komponen mesin rokok yang memiliki fungsi
mengubah gerak putar menjadi gerak bolak-balik yang biasa digunakan
untuk menggerakan AS berputar .
2) Dalam pembuatan Drive Shaft melalui beberapa proses pemesinan yaitu
Sawing,Turning,Milling,Cylindrycal Grinding, dan blackened.
3) Komponen yang dapat diproduksi sendiri oleh pabrik bisa mengurangi
biaya pengeluaran yang biasanya digunakan untuk membeli suku cadang.

B. Saran
Menurut saya dalam proses pengerjaan ini sangat penting dalam
pengelolaan waktu sehingga estimasi waktu yang diberikan harus cukup bahkan
seharusnya lebih lama mengingat setiap proses menentukan benda tersebut akan
berhasil atau gagal.Dan proses Turning dan Milling seharusnya bisa dilakukan
dengan proses CNC karena lebih efisien waktu dan tenaga.Serta kurangnya
penggunaan APD saat proses pekerjaan dilakukan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. https://handlemesin.blogspot.com/2016/10/macam-macam-pahat-
bubut-sisipan-insert. Html. Diakses pada 22 April 2019.
Anonymous, 2017.
https://saepulmubarok163030042.blogspot.com/2017/01/dasar-teori-
mesin-bubut. Html. Diakses pada 22 April 2019.
Anonymous. http:// arekprambon.blogspot.com/2011/06/sejarah-pt-djarum. Html.
Diakses pada 22 April 2019
Anonymous. http://ilhamsk.com/sejarah-perusahaan-djarum-kudus/. Diakses pada
22 April 2019
Albert, Tono K. 2004. Operating Manual SE 80E, No. 302336/012 Red Maker
Hamburg: Hauni.
Andreas, Martin A. 2006. Catalog Sparepart MAX 1-8(Protos)
MaintenanceHambueg: Hauni.
Ardiansyah, Mahendra. 2013. Solusi Tembakau Terselip Mesin PROTOS 1-8.
Kudus: PT Djarum.
Audric, Qing Wilkenning. 2004. Manual Instruction Packaging Fokeand CO.
Varden: Focke and CO.
Dierks, Mark Alfonso. 2004. Operating Manual VE 80E, No. 302336/012 Feeder
Hambueg: Hauni.
Dobrovolsky, V, Machine Element, MIR Publisher, Moscow, 1979.
Hauni, Machinenbau. 2006. Manual Instruction Maintenance Protos 1-8. Hamburg:
Hauni.
Joseph, E, Shigley, Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1986.
Joseph, E, Shigley, Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1986.
Muin Syamsir, A, Pesawat Pengangkat, P.T. Raya Grafindo Persada, Jakarta, 1995.

29
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI

COO

Chief Operation
officer

HRD PRODUCTION FINANCE


R&D PURCHASING MARKETING
DEPARTMEN DEPARTMENT DEPARTMEN
DEPARTMENT T DEPARTMENT DEPARTMENT
T
Director Director Director Director Director Director

PRODUCTION PRODUCTION
OPERATION ENGINEERING
Senior Manager Senior Manager

ENGINEERING ENGINEERING ENGINEERING ENGINEERING


PRIMARY SECONDARY WORKSHOP UTILITY
Manager Manager Manager Manager

PPIC

Planner

MACHINE SHEET
ASSEMBLY
SHOP METAL
Supervisor Supervisor Supervisor

CNC CONVENTIONAL PRA PROCESS LAST FINISH


ASSEMBLY
MACHINE MANUFACTUR PROCESS PROCESS
MACHINE
Unit Head E MANUFACTUR Unit Head Unit Head
Unit Head Unit Head
UnitEHead
OPERATOR OPERATOR OPERATOR
OPERATOR OPERATOR
OPERATOR

30
LAMPIRAN 2
DENAH LOKASI

7
5

2 3

4 6
1

Keterangan :
1. PT. DJARUM ENGINEERING WORKSHOP
2. Kantor Balai Desa Pasuruhan Kidul
3. PT. PURA SMART TECHNOLOGY
4. Hotel King’s
5. SMP N 2 Jati Kudus
6. Hotel Griptha
7. PT. PURA HEAD OFFICE

31
LAMPIRAN 3
PROSES PENGERJAAN

Sawing

Turning

Milling

Cyl Grinding

Blackened

32
LAMPIRAN 4
NILAI PRAKERIN

33
LAMPIRAN 5
ABSENSI PRAKERIN

34
LAMPIRAN 6
LEMBAR KONSULTASI

35
LAMPIRAN 7
FOTO KEGIATAN

36
LAMPIRAN 8
PERTANYAAN

1. Pertanyaan oleh Lutfi Noor Khamid kelas XII TP 3.


a) Pertanyaan : Apa itu yang di namakan vibrasi dalam mesin bubut?
b) Jawaban : Vibrasi adalah getaran pada BK yang di sebabkan gesekan
antara pahat dan BK.

2. Pertanyaan oleh Yoga Prasetyo kelas XII TP 3.


a) Pertanyaan : Berapakecepatan gergaji saat pemotongan?
b) Jawaban : keceptan yang digunakan saat pemotongan material adalah
menggunakan rpm 60 – 70.

37

Anda mungkin juga menyukai