Anda di halaman 1dari 19

MINI RISET

BIOLOGI UMUM

Peranakan Kambing Etawa Ras Kaligesing di Daerah Sada Kata Desa Medan Krio

Disusun Oleh :

Kelompok V

Nama Anggota : Anggiat Rianti Debora 4223220004

Dinda Syahfitri 4223220002

Eliena Artamezia 4223220051

Putri Setiani 4223520003

Wiwin Monalisa Nababan 4221220013

Kelas : PSB 2022 B

Dosen Pengampu : Friends Silaban, S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan Mini Riset ini dalam bentuk maupun isinya sangat sederhana.
Semoga Mini Riset ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun referensi
bagi pembaca. Mini Riset ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas Mata Kuliah
Biologi Umum.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yaitu Bapak Friends
Silaban, S.Si., M.Sc yang telah memberikan tugas ini yang bermanfaat untuk menambah
pengalaman kami serta kemampuan dalam menulis sebuah karya ilmiah. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada setiap pihak yang terlibat dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga Mini Riset ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Mini
Riset ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Penulis menyadari bahwa Mini Riset ini masih
banyak kekurangan baik dalam penulisan kata maupun cara memohonya. Oleh karena itu,
Besar harapan penulis kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Mini Riset ini.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Minggu, 27 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Survey ........................................................................................................ 1
1.4 Manfaat Survey ...................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................ 3

LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 3

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 3


2.2 Uraian mengenai Kambing Etawa........................................................................... 4

BAB III .............................................................................................................................. 5

METODE SURVEY........................................................................................................... 5

3.1 Tempat dan Waktu Survey...................................................................................... 5


3.2 Subject Survey ....................................................................................................... 5
3.3 Teknik Pengambilan Data ....................................................................................... 5
3.4 Instrumen Survey ................................................................................................... 6
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................................. 6

BAB IV .............................................................................................................................. 8

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 8

4.1 Hasil Pengamatan ..................................................................................................... 8


4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 8
4.3 Temuan Lapangan .................................................................................................. 10

ii
BAB V .............................................................................................................................. 11

PENUTUP ........................................................................................................................ 11

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 11


5.2 Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 13

1. Instrumen Survey ...................................................................................................... 13


2. Dokumentasi Gambar................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi luar
biasa berupa kekayaan alam yang sangat berlimpah. Keadaan ini memperlihatkan
Indonesia sebagai salah satu diantara tujuh negara mega biodiversity. Salah satu kekayaan
alam yang dimiliki Indonesia adalah keragaman fauna yang tersebar diseluruh Indonesia
mulai dari pulau Sumatera sampai Papua. Dari sekian banyak fauna yang tersebar tersebut,
ada sebagian fauna yang di budidayakan sebagai peternakan dimana memiliki nilai
produksi yang tinggi.
Kambing etawa atau di Indonesia lebih dikenal sebagai kembing Peranakan Etawa
(PE) memiliki tempat tersendiri dikalangan peternak. Perkembangan dan minat dari
peternak dalam membudidayakan kambing etawa meningkat pesat dari tahun ke tahun.
Menurut produk yang dihasilkan, kambing PE dikelompokkan menjadi 4 yaitu penghasil
daging (tipe pedaging), penghasil susu (tipe perah), penghasil bulu (tipe
bulu/mohair/cashmere), dan penghasil daging dan susu. Peternakan kambing peranakan
etawa (PE) saat ini berkembang sangat pesat karna banyak hasil yang dapat diperoleh.
Beberapa hasil diantaranya berupa penjualan induk, anakkan dan susu. Tambahan lain
adalah hasil pengolahan kotoran kambing (inthil) menjadi pupuk organik. Saat ini yang
sedang booming dipasaran adalah penjualan susu kambing etawa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pemeliharaan kambing etawa tersebut ?
1.2.2 Apakah ada permasalahan yang muncul pada peternakan kambing tersebut ?
1.2.3 Apa saja keunggulan memiliki ternak kambing ?
1.2.4 Apa saja yang dapat diproduksi dari peternakan kambing tersebut ?

1.3 Tujuan Survey


1.3.1 Untuk memenuhi tugas Mini Riset Biologi Umum.
1.3.2 Untuk menambah ataupun menggali pengetahuan mengenai peternakan kambing
yang memiliki banyak keunggulan.
1.3.3 Memberi bekal pengalaman belajar kepada mahasiswa dengan secara langsung
terjun kelapangan.

1
1.4 Manfaat Survey
1.4.1 Dapat menjadi suatu masukan atau bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang
ingin mengetahui lebih dalam mengenai pernakan kambing etawa ras kaligesing.
1.4.2 Dapat menjadi suatu referensi untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan kambing
yang baik.
1.4.3 Dapat menjadikan referensi untuk memproduksi susu kambing.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Kambing etawa atau di Indonesia lebih dikenal sebagai kembing Peranakan Etawa (PE)
memiliki tempat tersendiri dikalangan peternak. Beberapa karakter penting dari kambing PE
antara lain, bentuk muka cembung, telinga relatif panjang (18-30 cm) dan terkulai. Jantan dan
betina bertanduk pendek. Warna bulu bervariasi dari kream sampai hitam. Bulu pada bagian
paha belakang, leher dan pundak lebih tebal dan lebih panjang daripada bagian lainnya. Warna
putih dengan belang hitam atau belang coklat cukup dominan. Tinggi badan untuk jantan 70-
100 cm, dengan berat badan dewasa mencapai 40-80 kg untuk jantan dan 30-50 kg untuk betina.
Berbagai alasan tersebut menjadikan kambing jenis peranakan etawa (PE) saat ini menjadi
primadona yang berkembang di kalangan peternak kambing. Jika dikelola dengan baik, susu
kambing etawa mempunyai banyak kelebihan dibanding susu ternak lainnya. Susu kambing
memiliki keunggulan tersendiri sebab mengandung nilai gizi yang tinggi yaitu protein 3.4 %,
lemak 4.1 %, karbohidrat 5.2 %, kalsium 120 mg/100 gram, fosfor 135 mg/100 gram dan
berbagai macam vitamin. Susu kambing mengandung protein lebih tinggi dibanding susu sapi,
merupakan sumber kalsium, fosfor dan vitamin yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
untuk usia muda dan mencegah osteoporosis pada manula. Bagi sebagian masyarakat, susu
kambing dipercaya dapat meningkatkan vitalitas dan mengobati berbagai macam penyakit
karena kandungan gizinya yang lengkap terutama asam amino, vitamin dan mineral. Hasil
beberapa kajian pustaka ditemukan bahwa susu kambing dapat menyembuhkan berbagai
penyakit diantaranya asma, kolesterol tinggi, asam urat dan osteoporosis serta dapat
menggantikan fungsi ASI (Her dan Edi., 2018).
Usaha beternak kambing mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kelemahannya adalah memerlukan perawatan ekstra. Sehingga tidak bisa ditinggalkan begitu
saja walau satu hari. Namun keunggulannya sangat banyak, seperti setelah kambing bertambah
gemuk dalam waktu satu tahun maka kambing bisa dijual dengan harga tinggi. Kambing
termasuk jenis hewan ternak yang paling menguntungkan dalam waktu singkat. Umur satu
tahun kambing betina bisa melahirkan beberapa anak kambing. Sehingga dalam jangka waktu
empat tahun bisa beranak pinak hingga delapan ekor. Selain itu, jika peternak membutuhkan
uang dalam jumlah besar secara mendadak maka ia bisa menjual kambing secara cepat.
Biasanya para pengumpul datang kepada para peternak untuk membeli kambing. Apa lagi pada
saat hari raya Idul Adha, menjual kambing sangat mudah, sebab banyak orang membutuhkan
kambing untuk hewan korban (Rusdi, dkk. 2019).

3
2.2 Uraian Mengenai Kambing Etawa
Beternak kambing etawa perlu juga didukung oleh penyediaan pakan yang baik dan dalam
jumlah yang cukup. Pakan yang baik dan cukup akan meningkatkan kualitas kambing, susu dan
anakan yang dihasilkan. Supaya terus tersedianya pakan yang berkualitas maka diperlukan
pengetahuan untuk pembuatan pakan kambing fermentasi yang berkualitas baik dan dapat
bertahan lama. Selain itu diperlukan juga pengetehuan tentang manajemen pengelolaan dan
teknik pemasaran yang baik untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Penggunaan
teknologi informasi (e-commerce) akan dapat memperluas jangkaun pemasaran produk-produk
kambing etawa.
Jumlah peranakan kambing etawa tersebut per ekornya bisa 1-3 ekor anak, bahkan paling
banyak 1 kambing dapat menghasilkan 4 ekor anak. Dimana jumlah produksi susu yang
diperoleh biasanya mencapai 1,5 liter perhari. Penjualan susu kambing diperkirakan
pergelasnya berkisar Rp 10.000, maka dengan penjualan susu tersebut akan meningkatkan
penghasilan peternak yang cukup signifikan dari produksi susu. Pemberian pakan dilakukan
sehari sekali tetapi ditambah dengan pemberian ampas tahu maupun daun singkong. Sistem
perkawinan kambing ini masih dilakukan secara alami, proses pemerahan susu kambing masih
dilakukan dengan cara yang sederhana, dan pemberian obat-obatan rutin agar kambing
terhindar dari penyakit.

4
BAB III
METODE SURVEY
3.1 Tempat dan Waktu Survey
Penelitian ini dilaksankan di Peranakan Kambing Etawa Ras Kaligesing tepatnya
berlokasi di Sada Kata,Desa, Jl. Sei Mencirim, Medan Krio, Kec. Sunggal, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara 20352. Pengambilan dan pengolahan data dilaksanakan pada
Minggu, 20 November 2022.

3.2 Subject Survey


Subject survey pada penelitian ini adalah seorang pemilik peternakan susu kambing
yang memiliki tanggung jawab dalam mengurus dan mengembangkan peternakan susu
kambing hingga memberikan susu kambing yang terbaik pada konsumen.

3.3 Teknik Pengambilan Data


Dalam penelitian, Teknik pengambilan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Metode pengumpulan data merupakan Teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa narasumber, dan apa upaya apa yang dilakukan. Teknik
pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara dimana
wawancara merupakan cara sistematis yang digunakan untuk memperoleh informasi
informasi dalam bentuk pernyataan pernyataan secara lisan dengan tujuan untuk
memperoleh data dari narasumber dan mendapatkan informasi. Selanjutnya teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.3.1 Observasi
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung
atau terus terang. Observasi dilakukan secara langsung tanpa perantara terhadap
objek di tempat kejadian atau tempat berlangsungnya penelitian. Observasi yang
dilakukan adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati objek penelitian secara langsung. Tujuannya untuk memperoleh hasil
yang akurat karena peneliti dapat menyaksikan, memahami, serta memperhatikan
objek dari dekat mengenai peternakan susu kambing. Dalam observasi ini peneliti
secara pribadi berada langsung pada lokasi yang dijadikan penelitian agar hasil
pengumpulan data yang diperoleh akan lebih banyak, informatif, lengkap dan akurat
dengan demikian data yang ditulis akan lebih terpercaya.

5
3.3.2 Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data awal sebagai informasi
pendahuluan dan untuk memperoleh data penelitian. Menurut Sugiyono (2016: 231),
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mewancarai pemilik peternakan susu kambing
yang menggunakan pertanyaan yang berkembang dan membangun dengan informasi
dan situasi yang terjadi.

3.3.3 Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data berbagai informasi yang telah ada
sebelumnya dan dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi
kebutuhan data penelitian. Dokumentasi adalah pengambilan data yang diproses
melalui dokumen-dokumen. Metode dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan
data dari sumber-sumber dokumen yang mungkin atau bahkan berlawanan dengan
hasil wawancara (Harsono, 2008:165). Metode dokumentasi dilakukan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan dokumentasi berupa foto, audio, mencatat, dan mengumpulkan
dokumen yang berhubungan dengan faktor-faktor peternakan susu kambing.

3.4 Instrumen Survey


Terlampir

3.5 Teknik Analisis Data


Noeng Muhadjir (1998: 104) mengemukakan pengertian analisis data sebagai upaya
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya
untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut
analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna. Proses analisis data yang
dilakukan pada penelitian ini menggunakan tiga Langkah yaitu :

6
3.5.1 Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemustan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama
penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana
terlihat dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan
pengumpulan data yang dipilih peneliti. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu data
yang telah diperoleh dilapangan mengenai kajian tentang peternakan susu kambing
yang ada di kandang kambing sei mencirim dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi akan dipilih dan fokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan data atau
informasi peternakan susu kambing.

3.5.2 Penyajian Data (Display Data)


Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang
sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis
kembali. Penyajian data dalam penelitian kulitatif ini dilakukan dalam bentuk Mini
Riset. Penyajian data dalam penelitian ini berfungsi untuk lebih memudahkan
peneliti memahami data yang diperoleh di lapangan. Dengan teks yang bersifat
naratif dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang dipahami tersebut.

3.5.3 Penarikan kesimpulan (Conclusing Drawing Verivication)


Penarikan kesimpulan atau verifikasi adapun yang dimaksud dengan verifikasi
data adalah usaha untuk mencari, menguji, mengecek kembali atau memahami
makna atau arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur, sebab akibat, atau preposisi.
Sedangkan kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,
dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono,
2008:253). Kesimpulan data dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal dan kesimpulan berupa deskripsi atau gambaran mengenai objek yang
diteliti.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Dalam melakukan observasi, kami melakukan penelitian di Peternakan Kambing
Sadakata yang beralamat di Jalan Sei Mencirim Kecamatan Sunggal, Kapaten Deli
Serdang, Medan Krio, Sumatera Utara, milik Bapak Ferri kami melakukan observasi
melalui tinjau lapangan dan wawancara. Peternakan ini berada di daerah dekat dengan
rumah-rumah warga yang dimana peternakan ini merupakan produksi rumahan dengan
pemerahan yang dilakukan masih menggunakan cara yang manual yaitu, caranya tangan
memegang puting dengan ibu jari sedangkan telunjuk mengenggam pangkal. Sedangkan
metode pada stripping, ibu jari dan telunjuk menggepit puting lalu digeser dari pangkal ke
bawah sambil memijat. Susu yang diperoleh dalm satu hari untuk satu ekor kambing
kurang lebih 1.5 liter. Dahulu susu diproduksi dengan cara diantar kepada konsumen,
namun sekarang tidak lagi, konsumen yang dating ke ternak kambing tersembut untuk
membeli susunya. Dari penjualan susu setiap hari nya pendapatan yang diperoleh lumayan
besar sehingga dapat memenuhi kebuthan kehari-hari. Tingkat kelahiran kambing tersebut
juga cukup tinggi dimana paling banyak satu ekor kambing dapat menghasilakan empat
ekor anakan kambing setiap tahunnya. Permasalahan yang sering muncul dalam
pemeliharaan kambing ini adalah penyakit mastitis. Mastitis adalah penyakit yang
menyerang kelenjar susu ternak yang ditandai dengan pembengkakan dan kesakitan pada
kambing. Pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotic jenis amoxycillin obat ini
memiliki efektifitas yang tinggi dalam pengobatan mastitis. Pemeliharaan yang dilakukan
dalam setiap harinya diberi makan sekali sehari saat sore hari pada pukul 16:00 WIB,
adapun makanan yang diberikan berupa rumput, dedaunan, dan ampas tahu. Harga jual
susu berkisar Rp. 35.000/liter dan pembersihan kendang dilakukan setiap harinya oleh
pemilik ternak.

4.2 Pembahasan
Kambing yang dimiliki Bapak Ferri merupakan jenis Kambing etawa. Di Indonesia
lebih dikenal sebagai kambing Peranakan Etawa (PE). Perkembangan dan minat dari
peternak dalam membudidayakan kambing etawa ini sangat tinggi, meningkat pesat dari
tahun ke tahun. Menurut produk yang dihasilkan kambing etawa di kelompokkan menjadi
4 yaitu penghasilan daging, penghasil susu, penghasil bulu, dan penghasil daging dan susu,
pada peternakan milik Bapak Ferri adalah peternakan penghasil susu. Beberapa karakter

8
yang dimililiki kambing etawa ini anatara lain, bentuk muka cembung, telinga relative
panjang (18-30 cm) dan terkulai. Jantan dan betina bertanduk pendek, warna bulu
bervariasi dari kream sampai hitam. Bulu pada bagian paha belakang, leher dan pundak
lebih tebal dan lebih panjang dari pada bagian lainnya. Warna putih dengan belang hitam
dan belang cokelat lebih dominan. Tinggi badan untuk jantan 70-100 cm, dengan berat
badan dewasa mencapai 40-38 kg untuk jantan, 30-50 kg untuk betina. Peternakan
kambing etawa saat ini berkembang sangat pesat karena banyak hasil yang dapat diperoleh.
Saat ini sedang booming di pasaran adalah penjualan susu kambing etawa, oleh karena itu
Bapak Rahmat membudidayakan peternakan kambing untuk produksi susu. Beternak
kambing etawa perlu juga didukung oleh penyediaan pakan yang baik dan dalam jumlah
yang cukup. Pakan yang baik dan cukup akan meningkatkan kualitas kambing. Susu dan
anakan yang dihasilkan. Makanan yang diberikan berupa dedaunan, rumput-rumputan ,dan
ampas tahu. Terkadang kambing mengalami penyakit yaitu mastitis yang menyebabakan
radang di bagian kelenjar susu dan jaringan pada hewan kambing. Penyebab terjadinya
mastitis pada kambing disebabkan oleh bakteri yang bernama streptococcus agalactiae
jika kambing mengalami bakteri ini maka bentuk susu kambing akan menjadi tidak normal.
Cara mengatasinya dapat denagn menberikan antibiotic jenis amoxycillin obat ini memiliki
efektifitas yang tinggi dalam pengobatan mastitis.
Tingkat kelahiran pada kambing etawa milik Bapak Ferri cukup tinggi satu ekor
kambing mampu melahirakan 2 atau 3 ekor kambing, dan yang paling banyak dapat
melahirkan 4 ekor kambing dalam satu tahun. Produksi setinggi ini dapat di capai secara
maksimal bila kebutuhan pakannya terpenuhi. Produksi susu kambing yang diperoleh
setiap harinya untuk satu ekor kambing kurang lebih 1,5 liter dengan per liternya seharga
Rp. 35.000. Satu liter diperoleh sebanyak 5 gelas. Dalam produksi sebanyak itu dapat
menghasilkan pendapatan yang cukup besar cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari
keluarga Pak Ferri. Teknik pemerasan susu dilakukan dengan cara manual menggunakan
tangan dengan cara tangan memegang puting dengan ibu jari sedangkan telunjuk
mengenggam pangkal. Sedangkan metode pada stripping, ibu jari dan telunjuk menggepit
puting lalu digeser dari pangkal ke bawah sambil memijat. Penjualan susu dengan cara
konsumen langsung yang datang membeli ke perternakan kebetulan rumah tempat Pak
Ferri tinggal tepat berada di samping peternakan. Manfaat meminum susu kambing sangat
banyak, susu kambing sangat baik di konsumsi di pagi hari saat kondisi perut masih kosong
agar penyerapan nutrsi lebih baik. Kandang kambing juga perlu untuk dijaga
kebersihannya, agar kambing tidak mudah terkena penyakit, dan kambing juga dapat

9
tinggal dengan nyaman, oleh karena itu Pak Ferri mebersihkan kandang kambingnya setiap
hari, agar tetap bersih dan kambingnya juga sehat. Kodisi kambing saat itu sangat baik,
kambingnya gemuk-gemuk dan sehat pemliharaan yang di lakukan sangat baik. Dari
pernyataan yang Bapak Ferri sampaikan bahwa beternak kambing sangat menyenangkan
karena dalam membudidayakan kambing memperoleh hasil yang sangat menguntungkan
dengan pasaran yang luas, mudah untuk dijual, dan mudah dipelihara. Beternak kambing
dapat menjadi sumber kehidupan bagi para peternak.

4.3 Temuan Lapangan


Pada Peternakan Kambing Etawa Ras Kaligesing di Jalan Sei Mencirim milik Bapak
Ferri ini, kami menemukan peternakan kambing yang memilkiki sekitar 25 ekor kambing,
peternakan ini mengsahilkan produksi susu. Peternakan ini berada dekat dengan
permukiman warga luas kandang kambing berkisar 30 x 7 cm. kandangnya cukup bersih,
kambing-kambing di peternakan tersebut juga gemuk-gemuk dan sehar. Terlihat jelas
bahwa pemiliknya sanggat baik dalam mengurus kambing-kambingnya.

10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kambing Etawa atau yang dikenal juga dengan Peranakan Etawa (PE) merupakan
kambing hasil perkawinan silang antara kambing Jamnapari dari India dengan kambing
lokal Indonesia. Pada umumnya, kambing etawa mempunyai ciri ciri postur yang lebih
besar dan juga telinga yang lebih panjang. Kambing etawa banyak dimanfaatkan susunya,
tetapi ada juga yang dimanfaatkan dagingnya. Pelaksanaan teknik budidaya Kambing
Etawa di Peranakan kambing etawa ras Kaligesing dilakukan secara intensif yaitu kambing
dikandangkan terus-menerus, pemberian pakan dilakukan sekali sehari pada sore hari
dengan formulasi yang sudah ditentukan namun saat pagi hari biasanya diberi makanan
berupa ampas tahu, sistem perkawinan kambing masih dilakukan secara alami, proses
pemerahan susu kambing dilakukan dengan cara yang sederhana, dan pemberian obat-
obatan rutin dilakukan agar kambing terhindar dari penyakit. Usaha peranakan kambing
etawa ini layak dibudidayakan ternak. Beberapa kendala yang dihadapi oleh Peternakan
kambing etawa adalah penyakit mastitis merupakan peradangan dari jaringan internal
kelenjar susu yang disebabkan oleh bakteri dan jenis kuman pathogen akibat dari
kurangnya higenitas kandang dan pemerahan susu sehingga kuman pathogen bisa masuk
melalui saluran puting pada ambing ternak ruminansia (sapi dan kambing), akibat dari
penyakit ini maka salah satu kelenjar susu kambing tersebut Ketika sembuh tidak dapat
berfungsi kembali.

5.2 Saran
Dalam penerapannya, kepada peternak agar peternak membentuk suatu lembaga untuk
membina kerja sama dengan usaha ternak lainnya guna pengembangan usaha ternak
kambingnya. Kepada pemerintah agar pemerintah lebih memperhatikan keberadaan usaha
ternak kambing yang ada di daerah penelitian serta membantu pengembangan usaha ternak
kambing dengan pengadaan bibit unggul dalam upaya meningkatkan produktivitas dan
pendapatan peternak. Untuk penelitian selanjutnya agar peneliti dapat melakukan
penelitian lebih lanjut terhadap strategi pemasaran susu kambing etawa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Faizal, H. W. (2018). Peternakan Kambing Peranakan Etawa di Kabupaten Bantul. Jurnal


ABDIMAS Unmer Malang, 8-14.

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 81-95.

Rusdi, W. B. (2019). Budidaya Kambing Etawa Di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu
Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lim Puluh Kota. Jurnal Ilmiah Pengabdian
Kepada Masyarakat, 33-44.

12
LAMPIRAN
1. Instrumen Survey

Kuisioner Pertanyaaan
1. Siapakah pemilik peternakan kambing sadakata ini ?
2. Bagaimana teknik pemerasan susu dilakukan ?
3. Berapakah jumlah produksi susu yang di peroleh satu ekor kambing dalam satu hari ?
4. Apakah terdapat keunggulan dalam pemeliharaan ternak kambing etawa tersebut ?
5. Bagaimana tingkat kelahiran ternak ?
6. Berapakah jumlah kambing dalam sekali melahirkan ?
7. Apakah terdapat permasalahan yang terjadi dalam pemeliharaan ternak kambing ini?
8. Bagaimana cara penyelesaian masalah dalam ternak kambing tersebut ?
9. Bagaimanakah pemeliharaan kambing sehari-harinya?
10. Dimana hasil pemerahan susu diproduksi ?
11. Berapakah harga jual susu kambing tersebut?
12. Bagaimana cara pembersihan kandang kambing tersebut?

13
2. Dokumentasi Gambar

14
15

Anda mungkin juga menyukai