Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

”Analisis Risiko Bisnis Pada UMKM Keripik Singkong Tatochips


Di Simalingkar Perumnas Medan”

Dosen Pengampu : Randeska Manullang, SE, M. Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

Agisny (2007797)
Belina Nur panilan (2004721)
Nabila Afidah (2009412)
Rianto (7183143002)

PRODI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan khadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Mini Riset ini dengan baik. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Randeska Manullang, SE, M. Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Rsisiko, yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat belajar dan memahami
isi materi ini dengan baik.
2. Orang tua, yang senantiasa memberi kami dukungan dalam perkuliahan baik dalam
memberikan semangat maupun dana sehingga kami dapat membuat makalah ini.
3. Teman-teman, yang senantiasa mau bekerja sama dalam berkoban waktu, pikiran, dan
tenaga sehingga terwujudlah makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah Mini Riset ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu kami sangat menantikan kritik maupun saran yang membangun demi
penyempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, November 2021

Kelompok 2

Mini Riset | 1
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................................. 6

2.1 Risiko ................................................................................................................................................. 6

2.2 Tipe-tipe Risiko.................................................................................................................................. 6

2.3 Identifikasi Risiko .............................................................................................................................. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 10

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................................... 10

3.2 Subject Penelitian ............................................................................................................................. 10

3.3 Sumber Data Penelitian .................................................................................................................... 10

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................................... 10

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................................................ 10

BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 11

4.1 Gambaran Umum Usaha .................................................................................................................. 11

4.2 Identifikasi Risiko Pada Usaha Keripik Singkong Tatochips .......................................................... 11

BAB V PENUTUP ................................................................................................................................. 14

Mini Riset | 2
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 14

5.2 Saran................................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 15

Mini Riset | 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Singkong atau ketela pohon sebagai sumber pangan, tidak hanya digunakan sebagai makanan
tambahan pengganti beras, tetapi dapat dikembangkan menjadi produk industri. Beberapa macam produk
olahan dari singkong dapat berupa tepung tapioka, bolu, opak, kripik dan lain-lain. Kripik merupakan
salah satu cemilan yang sangat digemari oleh anak-anak sampai orang dewasa. Dengan rasa renyah dan
gurih serta rasa yang bermacam-macam membuat kripik singkong menjadi pilihan banyak masyarakat
sebagai camilan disaat santai mapun untuk oleh-oleh. Dilihat dari segi ekonomi, kripik singkong lebih
mahal dari singkong yang belum di olah. Selain itu proses pembuatannya pun mudah dilakukan,
sehingga saat ini banyak industri rumah tangga yang berproduksi pada pengolahan pangan khususnya
kripik singkong, karena usaha kripik singkong kini menjadi salah satu usaha yang menjanjikan dengan
tingkat keuntungan yang tinggi.
Salah satu industri rumah tangga yang memproduksi pada pengolahan pangan khususnya kripik
singkong adalah keripik singkong ”Tatochips” (Tragah Tortilla Chips). yang berlokasi di Jl. Tembakau
Raya No.36b, Mangga, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara 20141. Industri kripik
singkong ini mulai berdiri pada tahun 2004. Pada awalnya mahasiswa lulusan dari Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara (USU) yang bernama Dahri mulai menekuni usaha camilan kripik singkong
sejak tahun 2014. Beliau termotivasi mengolah singkong menjadi produk kripik yang memiliki nilai jual
di pasaran. Hal tersebut dikarenakan singkong mentah selalu dihargai rendah.
Menurut Clifford (2006) dalam Sari dkk (2017) risiko merupakan kejadian tidak pasti yang
apabila terjadi akan mengakibatkan dampak positif maupun negatif bagi keberlangsungan organisasi.
Risiko dan ketidakpastian merupakan hal yang berbeda, ketidakpastian mencakup hal yang lebih luas,
sementara risiko merupakan bagian dari ketidakpastian. Manajemen risiko merupakan usaha dalam
mengenali dan mengelola kejadian internal dan ancaman dari luar yang dapat memberikan efek bagi
kesuksesan organisasi. Dengan adanya manajemen risiko, maka kejadian yang menimbulkan terjadinya
risiko dapat diminimalisir.

Mini Riset | 4
Usaha keripik ini juga tidak terlepas dari beberapa kendala yang dihadapi, sesuai penelitian yang
dilakukan oleh Pariyanti (2017) yang berjudul “Analisis Pengendalian Risiko pada Usaha Kripik
Singkong”. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa usaha kripik singkong memiliki risiko pada input,
proses dan output. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kendala atau risiko apa
yang dihadapi dalam produksi keripik singkong, strategi dalam meminimalkan kendala atau risiko
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana identifikasi risiko pada usaha keripik singkong “Tatochips”?
2. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam menghadapi risiko pada usaha keripik singkong
“Tatochips”?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui risiko yang terdapat pada usaha keripik singkong “Tatochips”.
2. Mengetahui strategi yang diterapkan dalam menghadapi kendala atau risiko pada usaha keripik
singkong “Tatochips”.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya
penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan belajar, khususnya bagi para mahasiswa dan
umumnya bagi kita semua.

Mini Riset | 5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Risiko

Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai
kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah
kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Deviasi standar merupakan alat
statistik yang bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai
untuk mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas. Sebagai contoh,
pengemudi kendaraan orang muda lebih sering mengalami kecelakaan dibandingkan dengan orang
dewasa. Probabilitas terjadinya kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan untuk
orang dewasa. Karena itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan untuk orang
dewasa. Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi
ketidakpastian. Praktis kita menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa
hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga
menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri.
Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko (Hanafi, 2014).

2.2 Tipe-tipe Risiko

Menurut Hanafi (2014) risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risiko
kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Untuk memudahkan pemahaman dan
analisis terhadap risiko, kita bisa memetakan atau mengelompokkan risiko-risiko tersebut. Salah satu
cara untuk mengelompokkan risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko. Menurut Hanafi (2014) risiko
bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatif dengan penjelasan sebagai berikut ini.

1) Risiko murni (pure risks), adalah risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan
keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa
contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain adalah
risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akan merugikan kita. Tetapi rumah
berdiri di tempat tertentu tidak secara langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu.

Mini Riset | 6
Jika terjadi kebakaran atau banjir, di samping individu yang terkena dampaknya, masyarakat
secara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko
murni.

2) Risiko spekulatif, adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga
keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe
risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, meskipun
ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli) saham. Harga pasar
bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan), bisa juga analisis kita salah, harga saham
bukannya meningkat, tetapi malah turun (kita memperoleh kerugian). Risiko spekulatif juga bisa
dinamakan sebagai risiko bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu
tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. Misalkan suatu perusahaan mengalami
kerugian karena penjualannya turun, perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan
dari situasi tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut.

Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara risiko yang dinamis
dan yang statis.

1) Risiko statis, muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh, risiko terkena petir
merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis
tidak berubah dari waktu ke waktu.

2) Risiko dinamis, muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh, perubahan kondisi
masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru. Misal, jika masyarakat
semakin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum yang muncul karena masyarakat lebih
berani mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan, akan semakin besar.

Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektif dengan penjelasan sebagai
berikut ini.

1) Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang objektif. Sebagai
contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui
standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% per tahun.

2) Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain,
kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu.

Mini Riset | 7
Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan
kepribadian berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif
akan menganggap risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang
agresif, risiko investasi di pasar modal dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua
orang tersebut melihat pada risiko objektif yang sama, yaitu standar deviasi return sebesar
25% per tahun.

2.3 Identifikasi Risiko


Identifikasi risiko merupakan suatu tahapan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasikan
hal-hal tertentu (hazard) dalam pekerjaan yang dapat menyebabkan sebuah risiko terjadi. (Wiwin, 2010)
Menurut Australian Standard / New Zealand Standard 4360 : 2004, identifikasi risiko adalah langkah
dalam proses manajemen risiko untuk mengidentifikasi apa penyebab atau kemungkinan terjadinya
kegagalan atau bagaimana skenario kegagalan tersebut terjadi. Identifikasi risiko dimulai dengan
melakukan identifikasi semua sumber bahaya pada area konsekuensi atau dampak. Dalam melakukan
sebuah identifikasi dibutuhkan metode yang logis dan terstruktur untuk memastikan bahwa tidak ada
area lain yang terlewatkan. Struktur tersebut dijadikan dasar untuk menanyakan pertanyaan dengan cara
yang imajinatif tentang apa yang mungkin terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi. (Wiwi, 2010)
Identifikasi risiko harus dilakukan dengan metode tertentu sehingga dapat dipastikan bahwa
semua kegiatan penting organisasi telah diidentifikasi dan seluruh risiko berasal dari kegiatan
diidentifikasi secara jelas. Semua perubahan (volatility) berkaitan dengan kegiatan-kegiatan harus
dikenal dan dikelompokkan secara pasti. (Hinsa, 2007)
Berdasarkan menurut PERMENAKER No:PER.05/MEN/1996 standar tentang identifikasi risiko,
antara lain (Wiwin, 2010):
1) Identifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan ketentuan pedomoan ini.
2) Identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
3) Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan pengaturan perundangan dan standar K3.
4) Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi gangguan serta hasil
penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan K3.

Mini Riset | 8
Tujuan identifikasi risiko adalah untuk mengenal pasti ancaman ketidakpastian yang dihadapi
organisasi. Untuk dapat melakukannya dengan baik, diperlukan pengetahuan mendalam tentang
organisasi, pasar dimana organisasi beroperasi, lingkungan hukun dan perundang-undangan, social,
politik serta budaya, di mana organisasi berada, juga tingkat kemajuan pemahaman tentang strategi dan
tujuan operasional, meliput faktor-faktor keberhasilan, ancaman serta peluang untuk mencapai tujuan.
(Hinsa, 2007)

Mini Riset | 9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi ini dilakukan secara purposive atau sengaja yaitu di UMKM keripik
singkong “Tatochips” yang terletak di Jl. Tembakau Raya No.36b, Mangga, Kec. Medan
Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara 20141. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa usaha keripik singkong “Tatochips” telah menjadi sentra produksi keripik
singkong di daerah Simalingkar Perumnas Medan. Penelitian ini dilakukan pada November
2021.

3.2 Subject Penelitian


Adapun subject penelitian adalah produk sabun “UMKM keripik singkong “Tatochips”

3.3 Sumber Data Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitattif dimana dalam
penelitian ini menggali informasi dari informan kunci baik pekerja serta pemilik usaha.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan data yang diambil dalam penelitian ini ialah data dikumpulkan melalui
wawancara dan informasi terhadap informan. Metode ini digunakan karena bertujuan untuk
memahami interaksi sosial dimana peneliti ikut berinteraksi dengan melalukan wawancara dan
interaksi social terhadap objek penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data


Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu: dalam menganalisis data, penulis
menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menjelaskan gambaran penelitian secara umum
mengenai variable yang diteliti dan diiringi dengan penguraian berdasarkan data hasil penelitian.
Analisis yang dilakukan meliputi mereduksi data, menyajikan data menarik kesimpulan dan
melakasankan verifikasi.

Mini Riset | 10
BAB VI

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Usaha


Usaha ”Tatochips” berdiri sejak tahun 2014 namun mulai berkembang sejak tahun 2015. Awal
mulanya usaha ”Tatochips” ini memproduksi keripik jagung namun pada tahun 2017 usaha ini juga
memproduksi keripik singkong. Usaha ini berawal dari keprihatinan Bapak Dahri dikarenakan apabila
panen raya tiba harga dari singkong maupun jagung sangat rendah, hingga sering membuat petani rugi
dan juga karena terlalu rendahnya harga membuat para petani memutuskan untuk tidak menjualnya
dan digunakan sebagai pakan ternak mereka, tetapi tetap saja sering kali hasil panen yang mereka
peroleh masih banyak sehingga banyak yang tebuang dengan percuma. Hal ini memunculkan rasa
empati Bapak Dahri kepada para petani tersebut hingga akhirnya beliau membeli hasil panen petani
tersebut dan memunculkan ide untuk mengolah produk pertanian tersebut menjadi keripik singkong
dan keripik jagung.
Keripik singkong “tatochips” ini memiliki beberapa varian rasa antara lain original, pedas,
manis dan pedas manis. Harga dari keripik singkong “tatochips” ini yaitu Rp. 10.000 untuk ukuran
100 gram, sedangkan untuk ukuran 1 kilogram dijual dengan harga Rp.95.000. Usaha ”Tatochips” ini
juga sudah memiliki P-IRT dengan nomor 2.15.35.36.01.0093.22. Pemasaran dari produk ”Tatochips”
ini yaitu dipasarkan awalnya hanya disekitar daerah simalingkar saja akan tetapi seiring dengan
pertambahan usaha maka daerah pemasarannya juga meluas hingga keluar kota bahkan pulau jawa

4.2 Identifikasi Risiko Pada Usaha Keripik Singkong Tatochips


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha keripik singkong tatochips, risiko yang
dihadapi terdapat pada faktor bahan baku, pengolahan bahan baku, dan produk keripik singkong.
Ketiga faktor tersebut akan sangat berpengaruh pada proses produksi yang akan dilakukan pada usaha
keripik singkong tatochips.
1. Risiko Bahan Baku
Dari risiko bahan baku terdapat pada faktor bahan baku mudah busuk, Pada risiko bahan baku
mudah busuk merupakan faktor risiko yang paling tinggi. Ini disebabkan karena pada umumnya
singkong memiliki umur segar yang singkat yaitu sekitar 2 x 24 jam. Terlebih lagi banyak singkong
yang di dapat dari petani banyak yang mengalami kerusakan sehingga mempercepat singkong menjadi

Mini Riset | 11
busuk. Hal ini disebabkan salah satunya karena pada saat proses pemanenan para petani singkong
salah dalam proses pencabutan singkong. Singkong harus dicabut dalam keadaan utuh atau tidak patah
agar umur singkong dapat bertahan lama, apabila salah cara pencabutan dalam pemanenan dapat
mempengaruhi kualitas singkong khususnya umur segar singkong. Sedangkan pada risiko bahan baku
musiman disebabkan oleh karakteristik produk pertanian yang memiliki sifst musiman, dan singkong
siap untuk dipanen setelah berumur 4 bulan.

2. Risiko Pasokan Bahan Baku


Umbi singkong merupakan bahan baku utama dalam pembuatan Kripik singkong. Singkong ditanam
dan dipanen sepanjang tahun, namun musim kemarau yang berkepanjangan dapat mempengaruhi panen.
Selain itu, petani singkong dapat memilih untuk menanam tanaman hasil bumi lain selain pohon
singkong tergantung pada tingkat harga dari masing-masing hasil bumi/perkebunan dari waktu ke
waktu. Hal tersebut dapat mempengaruhi pasokan bahan baku yang secara tidak langsung dapat
mengakibatkan penurunan hasil usaha Perusahaan.

3. Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku


Harga umbi singkong berfl uktuasi dari waktu ke waktu tergantung pada hasil panen dan permintaan
pasar. Fluktuasi harga bahan baku ini mempengaruhi harga pokok produksi Perusahaan yang pada
gilirannya mempengaruhi tingkat keuntungan Perusahaan. Kondisi pasokan bahan baku yang berubah-
ubah menyebabkan terjadinya fluktuasi harga singkong dari pemasok. Ketika kondisi pasar terjadi
kelangkaan singkong dan seketika terjadi banyak permintaan maka sebagai pengusaha harus bijak dalam
menyikapi hal ini guna menghindari pembengkakan biaya bahan baku yang harus dikeluarkan

4. Risiko Pengolahan Bahan Baku


Pada risiko pengolahan bahan baku terdapat pada risiko alat yang digunakan sebagian masih
sederhana. Dalam proses produksi keripik singkong tatochips ini, alat yang digunakan masih tergolong
sederhana yaitu pisau, plastik, dan untuk pengemasan menggunakan hand seller. Sehingga dalam
proses produksi keripik singkong membutuhkan waktu produksi yang lama, misalnya pada saat
memotong singkong masih menggunakan cara manual dengan pisau dan belum menggunakan mesin
pemotong singkong. Untuk risiko kurangnya tenaga kerja pada proses produksi keripik singkong hal
ini disebabkan oleh tenaga kerja masih berasal dari anggota keluarga dan tidak memiliki karyawan
tetap.
Mini Riset | 12
5. Risiko Produk Jadi (Output) Mudah Hancur
Resiko yang dihadapi pelaku usaha keripik ini pada tahap output (produk keripik singkong) adalah
keripik mudah hancur, semakin banyaknya pesaing dan produk kadaluarsa di pasaran. Resiko keripik
mudah hancur memiliki peluang terjadi sebesar 50%, resiko semakin banyaknya pesaing memiliki
peluang terjadi sebesar 20% dan resiko produk kadaluarsa di pasaran memiliki peluang terjadi sebesar
60% per 10 kali produksi. Pada tahap output, total kerusakan keripik singkong karena hancur sebesar
200 kg per 10 kali produksi, sedangkan total kerusakan yang disebabkan karena keripik singkong
kadaluarsa di pasaran sebesar 330 kg per 10 kali produksi.
6. Risiko Pesaing
Pada risiko produk terdapat banyaknya pesaing hal ini disadari langsung oleh pemilik usaha, karena
semakin banyaknya produk-produk sejenis yang diproduksi oleh pengusaha lain yang dapat
mengakibatkan turunnya jumlah penjualan. Dalam risiko produk kadaluarsa dipasar, ini disebabkan
oleh produk keripik singkong tersebut tidak menggunakan bahan pengawet makanan sehingga umur
produk keripik singkong tatochips mampu bertahan kurang lebih 3 bulan dipasaran.

7. Risiko kerugian akibat pencatatan transaksi yang masih belum tertata


Pada risiko ini sangat riskan dalam menyembabkan kebangkrutan usaha. Hal ini disebabkan banyak
terjadi pengeluaran-pengeluaran atau transaksi usaha yang tidak tercatat dengan rapi baik berupa
penjualan produk keripik ataupun pembelian bahan baku yang mana hanya dicatat pada selembar
kertas atau pada sebuah buku. Dimana sering kali terjadi buku atau catatan kertas tersebut hilang dan
pemilik usaha lupa akan nominal pengeluaran atau penjualan sehingga hanya dicatat berdasarkan
ingatan semata. Hal ini menyebabkan seringkali terjadi tidak balance antara pengeluaran dan
pemasukan sehingga sering disiasati dengan penggenapan atau pembulatan angka agar defisitnya tidak
terlalu jauh. Apabila hal ini dibiarkan berlanjut maka akan berdampak buruk pada usaha karena
berkaitan langsung dengan keuangan perusahaan.

Mini Riset | 13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa, Identifikasi risiko pada UMKM keripik singkong tathochips terdapat tiga faktor risiko yaitu
risiko bahan baku, risiko pemgolahan bahan baku, serta risiko produk. Untuk risiko yang paling
berpengaruh dalam UMKM keripik singkok tathochip adalah risiko pengolahan bahan baku di alat
yang digunakan masih sederhana dengang nilai RPN 294.
Dalam menghadapi resiko yang ada pada usaha UMKM keripik singkong tatochips pemilik
usaha menerapkan strategi mitigiasi untuk mengendalikan semua risiko tersebut.

5.2 Saran
Jika UMKM keripik singkong tathochips ingin mengembangkan usahanya maka alat yang
digunakan dalam proses produksi keripik singkong harus lebih modern agar dalam proses produkdsi
bisa lebih efektif dan efisien.

Mini Riset | 14
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh. Manajemen Risiko. Tanggerang Selatan. Universitas Terbuka. 2014


Irawan, July Prasetyo, Imam Santoso, and Siti Asmaul Mustaniroh. "Model analisis dan strategi
mitigasi risiko produksi keripik tempe." Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen
Agroindustri 6.2 (2017): 88-96.
Pariyanti, Eka. "Analisis Pengendalian Resiko Pada Usaha Keripik Singkong." Jurnal Manajemen
Magister Darmajaya 3.01 (2017): 32-41.

Mini Riset | 15

Anda mungkin juga menyukai