Anda di halaman 1dari 17

INOVASI TEKNOLOGI REPRODUKSI PADA SAPI

DI PETERNAKAN JASWAR SINGH

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Melva Silitonga,M.S
Disusun oleh :
Kelompok 5 : NIM :
1. Anestasya Sirait 4191111064

2. Dwi Antika Nasution 4193111047

3. Elfina Siahaan 4191111046

4. Indah Lestari Putri 4191111017

5. Tasya Natali sihombing 4193312001

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA BILINGUAL
OKTOBER 2019
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Kami yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Anestasya Sirait 4191111064


2. Dwi Antika Nasution 4193111047

3. Elfina Siahaan 4191111046

4. Indah Lestari Putri 4191111017

5. Tasya Natali sihombing 4193312001

Jurusan : Matematika

Fakultas : Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan hasil penelitian dan


pemaparan yang kami tulis benar merupakan hasil karya kami sendiri dan bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain,yang kami akui
sebagai hasil tulisan atau pikiran kami sendiri. Apabila kemudian hari terbukti
atau dapat dibuktikan tulisan/proposal ini merupakan hasil jiplakan atau plagiat
maka kami bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Demikian pernyataan orisinalitas ini kami buat dan bisa dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Medan, Oktober 2019

Kelompok 5

Penulis

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan
izin-Nya sehingga proposal mini riset “Inovasi Teknologi Reproduksi Pada Sapi
Di Peternakan Jaswar Singh” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Proposal ini disiapkan sebagai pemenuhan dari penugasan pada mata kuliah
Biologi Umum . Sebagaimana proposal lainnya, penulis memaksudkan pembuatan
makalah ini sebagai jembatan untuk melakukan mini riset yang sesungguhnya
pada populasi maupun sampel-sampel yang berhubungan dengan proposal ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Melva Silitonga,M.S


selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi Umum. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah mau berbagi mengenai
penyusunan proposal mini riset ini.

Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, penulis
menyadari bahwa penyusunan proposal mini riset “Akurasi Data Kelahiran Jenis
Ternak Sapi ” jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritik dan saran kepada para pembaca guna penyempurnaan proposal ini
selanjutnya.

Medan, Oktober 2019

Kelompok 5

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Halaman Pernyataan Orisinalitas ..................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4 Manfaat...................................................................................3
1.5 Hipotesis...................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 4

2.1 Pengertian Sapi ......................................................................... 4


2.2 Pengertian Inseminasi Buatan .................................................. 5
2.3 Teknik Pelaksanaan Inseminasi Buatan ................................... 6
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan IB.............. 6
2.5 Prosedur Inseminasi Buatan ..................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 8

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 8


3.2 Jenis Penelitian ......................................................................... 8
3.3 Metode Penelitian ..................................................................... 8
3.4 Objek Pengamatan .................................................................... 8
3.5 Alat dan Bahan .......................................................................... 8
3.6 Instrumen Penelitian .................................................................. 9
3.7 Pertanyaan saat Wawancara ...................................................... 9
3.8 Analisis Data ............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Beternak adalah bidang yang tidak asing lagi untuk kalangan pedesaan sebagai
bisnis sampingan.Sapi potong misalnya, beberapa jenis sapi yang terdapat di
Indonesia saat ini adalah sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis
sapi potong itu, masing-masing mempunyai sifat-sifat yang khas baik ditinjau dari
bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju
pertumbuhan). Bagi sebagian orang memilih bakalan sapi yang berkualitas untuk
digemukkan.

Sapi merupakan hewan ternak yang sangat banyak manfaatnya bagi manusia dari
segi daging,air susu,bahkan sampai kotorannya. Dengan adanya sapi, masyarakat
dapat meningkatkan taraf hidup mereka,dari semulanya tidak minum susu jadi minum
susu begitu pula dengan yang biasanya tidak makan daging menjadi bisa makan
daging sehingga sapi sangat banyak berguna bagi masyarakat.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan daging, sehingga


mengakibatkan terjadinya pengurasan ternak di tingkat petani ternak
khususnya di pedesaan. Untuk mengatasi terjadinya kelangkaan ternak, pada
petani ternak maka perlu di berikan informasi mengenai pentingnya sistem
pemeliharaan yang baik. Selain itu permasalahan yang dihadapi dalam bidang
peternakan di indonesia anatara lain adalah masih rendahnya produktifitas dan
mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di
indonesia masih merupakan peternakan konvesional, dimana mutu bibit,
penggunaan teknologi dan keterampilan ternak masih rendah. Adapun
performans reproduksi hewan ternak dapat dipepengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kesehatan, nutrisi, lingkungan, dan faktor-faktor biologis yang dimiliki
oleh hewan ternak tersebut.

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi sapi yaitu melalui IB.
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu teknik untuk
memasukkan Spermatozoa atau semen jantan yang telah dicairkan dan telah

1
diproses terlebih dahulu ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'. IB
merupakan salah satu teknik menghasilkan sapi unggul serta perbaikan mutu
genetic. Semen dari seekor sapi jantan dapat dipergunakan untuk
menginseminasi sampai beberapa ekor sapi Bettina (Wodzika,1991). Aplikasi
teknologi IB dengan menggunakan semen pejantan yang telah diseleksi untuk
produksi bibit sapi unggul, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan
perbaikan mutu genetic sapi local yang berlipat ganda dalam waktu relative
singkat. (Toelihere, 1985).
Agar inseminasi buatan (IB) dapat berhasil, maka bibit pejantan harus
ditumpahkan secara benar di dalam alat kelamin betin. Sehingga tidak
mengurangi kesuburan spermatozoa dan dapat menjamin waktu terjadinya
pembuahan yang optimal. Karena saat subur (fertile life) sel telur sapi sangat
terbatas, maka pelaksanaan IB yang tepat selama periode birahi merupakan
factor penentu keberhasilan.
Inseminasi Buatan diperkenalkan oleh orang Belanda ke Indonesia
sebelum tahun 1950, tetapi penerapannya tidak meluas, hanya terbatas pada
balai-balai penelitian saja. Sejak tahun 1970-an telah mulai dikenal inseminasi
buatan di Indonesia secara meluas dengan menggunakan semen beku. Semen
beku tersebut diperoleh ddari bantuan pemerintah Inggris dan Selandia Baru.
Dengan demikian penyebaran bibit sapi unggul dapat terus berkembang di
Indonesia secara efisien melalui pelayanan inseminasi buatan (Makresno,
2008).
1.1 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah – masalah pokok
yang bisa dikaji sebagai berikut :
1. Apakah peternak sudah menggunakan Inovasi teknologi reproduksi pada ternak
sapinya?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi performans produksi sapi?
3. Bagaimana teknik inseminasi buatan pada sapi ?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaan inseminasi buatan pada
sapi ?

2
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penyusunan penulisan ini adalah :
1.2.1 Tujuan khusus :
1. Untuk memenuhi tugas Biologi Umum mengenai pembuatan mini
riset yang diberikan dosen
2. Melatih mental dan kesiapan diri dalam memnuhi tugas yang
diberikan.
1.2.2 Tujuan umum :
1. Untuk dapat mengetahui inovasi teknologi reproduksi yang telah
telah diterapkan oleh peternak pada jenis ternak sapi
2. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
performans reproduksi pada sapi
3. Untuk dapat mengetahui teknik mengiseminasi pada sapi dengan
baik dan benar
4. Menambah wawasan dan memperbanyak ilmu di bidang inseminasi
buatan pada sapi
5. Untuk dapat mengetahui keuntungan-kerugian bagi peternak yang
menggunakan inseminasi buatan
1.3 Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca mengenai
inseminansi buatan pada sapi dan teknik inseminansi buatan serta dapat
menambah wawasan mengenai jenis-jenis sapi serta pakan yang baik untuk
sapi.
1.4 Hipotesis
Dengan adanya inovasi teknologi reproduksi pada hewan ternak salah
satunya yaitu inseminasi buatan ( IB ) Dapat meningkatkan kualitas maupun mutu
hewan ternak yang bagus.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Sapi


Sapi merupakan hewan ternak anggota dari suku Bovidae dan anak suku
dari Bovinae.Suku Bovidae adalah keluarga hewan berkuku belah dan juga
termasuk hewan pemamah. Ada sekitar 143 spesies hewan Bovidae yang
masih hidup dan biasanya disebut sebagai Bovid. Sapi merupakan hewan
herbivora ini juga termasuk subfamili Bovidae yakni Bovinae. Subfamili ini
mencakup berbagai kelompok tersebar di 10 genus hewan berkuku berukuran
medium hingga besar, termasuk sapi domestik, bison dan kerbau. Sapi juga
merupakan hewan mamalia atau yang kita kenal sebagai hewan yang
menyusui.

Sapi dapat dimanfaatkan di kehidupan sehari-hari seperti sebagai


sumber makanan yang diambil daging dan susunya.sapi juga dimanfaatkan
tenaganya untuk membantu pekerjaan manusia seperti membajak sawah,
peremas tebu dan transportasi angkutan barang.

Sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan lebih dikenal


dengan sapi potong. Sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara untuk
digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan
kualitas daging cukup baik. Sapi- sapi ini umumnya dijadikan sebagai sapi
bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh
pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong.

Sistem pemeliharaan sapi potong dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu


sistem pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif. Sistem ekstensif
semua aktivitasnya dilakukan di padang penggembalaan yang sama. Sistem
semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan dengan cara
digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau gabungan dari sistem
ekstensif dan intensif. Sementara sistem intensif adalah pemeliharaan sapi -
sapi dengan cara dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh peternak.

4
2.2 Pengertian Inseminansi Buatan ( IB )
Inseminansi Buatan (IB) adalah teknik untuk memasukkan semen yang
telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak
jantan bermutu genetik unggul ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan alat khusus yang disebut insemination gun. Inseminansi Buatan
merupakan bioteknologi reproduksi tepat guna dengan memanfaatkan pejantan
unggul yang memiliki potensi genetik tinggi melalui produksi semen beku
atau semen cair yang diinseminasikan pada ternak sapi betina untuk
memperoleh Sapi unggul. Seekor sapi pejantan unggul dapat menghasilkan
semen beku sebanyak 20.000 - 30.000 dosis.
Tujuan pelaksanaan Inseminansi pada ternak Sapi diantaranya: untuk
memperbaiki mutu genetik ternak, menciptakan breed baru dan persilangan
ternak (cross breeding), pemurnian dan grading up ternak ruminansia.
Inseminansi Buatan mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam ternak sapi
yaitu : penerapan teknologi IB pada ternak sapi mempunyai banyak
keuntungan, diantaranya: Menghasilkan keturunan yang baik danberkualitas
secara genetik karena menggunakan sperma pejantan unggul,memanfaatkan
pejantan unggul semaksimal mungkin,semen beku yang berasal dari bibit
unggul dapat disebarkan di areal yang luas dan dapat disimpan dalam jangka
waktu yang lama,peternak tidak harus memelihara pejantan sehingga biaya
pakan dan waktu untuk memelihara pejantan dapat digunakan untuk keperluan
lain,Betina terhindar dari penyakit veneral disease,menghindari ternak sapi
betina mengalami kecelakaan dalam melakukan perkawinan alami apabila
pejantan yang digunakan terlalu besar,Mengatur jarak kelahiran,
Memperendek jarak kelahiran (calving interval), Mencegah terjadinya kawin
sedarah pada sapi betina (inbreeding). Disisi lain IB mempnyai beberapa
kelemahan, seperti: Apabila persediaan bibit pejantan unggul habis,peternak
tidak dapat memilih pejantan yang dikehendaki untuk mengikuti program
peternakan yang diinginkan, Apabila prosedur IB tidak dilakukan secara
wajar, maka reproduksi akan rendah, Terlalu banyak ternak sapi yang
memiliki keturunan serupa atau sama dengan induknya, Membutuhkan
inseminator yang terlatih dan handal.

5
2.3 Teknik Pelaksanaan IB
Teknis Pelaksanaan IB. Pada saat inseminator melakukan Inseminasi
Buatan (IB) pada ternak, ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat
itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan
terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode
tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah
1.Permulaan birahi : 44%.
2.Pertengahan birahi : 82%
3.Akhir birahi : 75%
4.jam sesudah birahi : 62,5%
5.12 jam sesudah birahi : 32,5%
6.18 jam sesudah birahi : 28%
7.24 jam sesudah birahi : 12%
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB
Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan IB yaitu:

1) kondisi kesehatan sapi betina yang di IB. Sapi betina yang sehat sebelum
dan sesudah di IB akan mampu memelihara kebuntingannya sampai
melahirkan dengan baik.
2) ketepatan deteksi berahi dan waktu pelaksanaan IB.
3) kualitas semen. Semen beku harus memdapat penanganan yang benar mulai
saat produksi, penyimpanan dan distribusi sampai di lapangan.
4) keterampilan inseminator
2.5 Prosedur Inseminasi Buatan
1. Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen
harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen
beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau
meletakkannya dibawah air yang mengalir.
2. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut
dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
3. Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan
dengan tissue.

6
4. Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat
dipotong dengan menggunakan gunting bersih
5. Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen
beku/straw
6. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat - Petugas
Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang
akan dimasukkan ke dalam rektum
7. Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga
dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam
rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu
8. Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah
yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
9. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari
uterus dan servix dengan perlahan-lahan

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 31 Oktober 2019 di
Peternakan Jaswar Singh di Jalan Dusun IX Sampali, , Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, karena penelitian ini
mengembangkan data dari objek yang diteliti. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan pernyataan dengan beberapa
pilihan alternatif jawaban bagi responden.

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap ternak sapi,
kemudian mengambil keputusan tentang pengamatan fisiknya dan atau
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

3.3.2 Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab yang diperlukan untuk dimintai
keterangan atau pendapat dari peternak sapi di Peternakan Jaswar Singh
mengenai inovasi teknologi reproduksi yang diterapkan.

3.4 Objek Pengamatan


1. Sapi

3.5 Alat dan Bahan


1. Alat Tulis.
2. Kertas.
3. Kamera.
4. Angket yang berisi pertanyaan

8
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri dari prosedur kerja sebagai berikut.
1. Carilah peternakan yang ada di sekitar tempat tinggal mu
2. Pada data pengamatan register induk, isi lah kolom nama pemilik, alamat
peternak, nomor telinga/badan, asal ternak, jenis ternak (sapi / kambing / dll)
warna bulu.
3. Amati dan diagnosa apakah ternak tersebut mengalami kebuntingan. Jika
mengalami kebuntingan, isilah tabel dengan tanda ceklist (√) dan tanda (X)
jika tidak mengalami kebuntingan
4. Dokumentasikan ternak yang di amati sebagai bukti hasil pengamatan
5. Buatlah laporan pelaksanaan mini riset.
Tabel 3.1 Tabel Laporan Pelaksanaan Mini Riset

N Nama Alamat Nama No. Asal Jenis Bangsa Warna Diagno Foto
o Pemilik Ternak Telinga/ Ternak Ternak Bulu sa Ternak
Badan Kebunti
ngan

3.7 Pertanyaan dalam Wawancara


Pertanyaan dalam wawancara pada mini research sebagai berikut.
1. Apa jenis sapi yang ada di Peternakan Jaswar Singh ini?
2. Jenis pakan apa yang diberikan pada sapi ini ?
3. Apakah sapi di Peternakan Jaswar Singh ini mengalami
kebuntingan?
4. Bagaimana ciri-ciri hewan ternak yang sedang mengalami
kebuntingan tersebut?
5. Berapa banyak sapi di Peternakan Jaswar Singh ini mengalami
kebuntingan dan yang tidak mengalami kebuntingan?

9
6. Berapa usia kehamilan rata-rata sapi di Peternakan Jaswar Singh
Bapak/Ibu?
7. Bagaimana ciri-ciri dari sapi yang sedang mengalami kebuntingan
di Peternakan Jaswar Singh Bapak/Ibu?
8. Apakah sapi di peternakan Jaswar Singh Bapak/Ibu menggunakan
inovasi teknologi reproduksi?
9. Jika iya, inovasi teknologi reproduksi apa yang Bapak/Ibu gunakan
di peternakan Jaswar Singh?
10. Mengapa Bapak/Ibu memilih untuk menggunakan inovasi teknologi
reproduksi pada sapi di peternakan Bapak/Ibu?
11. Kapan Bapak/Ibu menerapkan inovasi teknologi reproduksi pada
sapi di peternakan Bapak/Ibu? Apakah ada kaitannya dengan masa
birahi atau masa subur si Sapi tersebut?
12. Apa keuntungan yang Bapak/Ibu rasakan setelah menggunakan
inovasi teknologi reproduksi pada sapi di peternakan Bapak/Ibu?
13. Berapa estimasi biaya yang dikeluarkan bapak gunakan untuk
menggunakan inovasi teknologi reproduksi pada sapi pada sapi di
peternakan Bapak/Ibu?
14. Kalau boleh tahu, berapa penghasilan yang Bapak/Ibu dapatkan dari
beternak sapi melalui inovasi teknologi reproduksi pada sapi di
peternakan Bapak/Ibu?
15. Apa kendala yang Bapak/Ibu rasakan selama beternak sapi melalui
inovasi teknologi reproduksi pada sapi di peternakan Bapak/Ibu?
16. Jika tidak, teknik tradisional apa yang Bapak/Ibu gunakan di
peternakan Jaswar Singh?
17. Mengapa Bapak/Ibu memilih untuk menggunakan teknik tradisional
pada sapi di peternakan Bapak/Ibu?
18. Kapan Bapak/Ibu menerapkan teknik tradisional reproduksi pada
sapi di peternakan Bapak/Ibu? Apakah ada kaitannya dengan masa
birahi atau masa subur si Sapi tersebut?
19. Apa keuntungan yang Bapak/Ibu rasakan setelah menggunakan
teknik tradisional pada sapi di peternakan Bapak/Ibu?

10
20. Berapa estimasi biaya yang dikeluarkan bapak gunakan untuk
menggunakan teknik tradisional pada sapi di peternakan Bapak/Ibu?
21. Kalau boleh tahu, berapa penghasilan yang Bapak/Ibu dapatkan dari
beternak sapi melalui teknik tradisional di peternakan Bapak/Ibu?
22. Apa kendala yang Bapak/Ibu rasakan selama beternak sapi melalui
teknik tradisional di peternakan Bapak/Ibu?

3.8 Analisis Data


Bedasarkan hasil observasi, diperoleh analisis data sebagai berikut:
3.8.1 .................................................................................................................
3.8.2 .................................................................................................................
3.8.3 .................................................................................................................
3.8.4 .................................................................................................................
3.8.5 .................................................................................................................
3.8.6 .................................................................................................................
3.8.7 .................................................................................................................
Berdasarkan analisis data observasi tersebut, dapat diketahui
bahwa .................................................................................................................
.............................................................................................................................
............
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data sebagai hasil dari jawaban
sebagai berikut:
3.8.1 .................................................................................................................
3.8.2 .................................................................................................................
3.8.3 .................................................................................................................
3.8.4 .................................................................................................................
3.8.5 .................................................................................................................
3.8.6 .................................................................................................................
3.8.7 .................................................................................................................
3.8.8 .................................................................................................................
3.8.9 .................................................................................................................
3.8.10 .................................................................................................................

11
3.8.11 .................................................................................................................
3.8.12 .................................................................................................................
3.8.13 .................................................................................................................
3.8.14 .................................................................................................................
3.8.15 .................................................................................................................
3.8.16 .................................................................................................................
3.8.17 .................................................................................................................
3.8.18 .................................................................................................................
3.8.19 .................................................................................................................
Berdasarkan analisis data hasil wawancara tersebut, dapat diketahui
bahwa .................................................................................................................
.............................................................................................................................
............
Jika kita telaah lebih lanjut mengenai data observasi dan data hasil
wawancara, keduanya menunjukkan hasil yang .......................................
sehingga berimplikasi pada ................................................................................
Jika kita komparasikan antara data hasil wawancara dan data observasi,
diperoleh hasil sebagai berikut.
3.8.1 .................................................................................................................
3.8.2 .................................................................................................................
3.8.3 .................................................................................................................
Dengan analisis kualitatif yang telah disampaikan, dapat disimpulkan
bahwa .................................................................................................................
.............................................................................................................................
............

12
DAFTAR PUSTAKA
Kartasudjana, R., 2001, Teknik Inseminasi Buatan pada Ternak. Departemen
Pendidikan Nasional: Jakarta.
Said, S., 2017, Peranan Teknologi Reproduksi dalam Mqendukung Program
Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab) untuk Program
Peternakan Berkelanjutan, Jurnal Nasional Peternakan 3 (1) : 1 – 8.
Septianing, R, 2015, Panduan Belajar Biologi. Yudhistira: Jakarta.
Sinambela, M., dkk, 2019, Biologi Umum. Unimed Press: Medan.
Suharman, H., 2017, Kualitas Semen Beku Domba Garut (Ovis aries) pada
Penambahan Sukrosa dalam Pengencer Semen Tris Kuning Telur, Jurnal
Ilmu-ilmu Hayati 16 (1) : 31 – 38.

13

Anda mungkin juga menyukai