“FILSAFAT PENDIDIKAN”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahma dan hidayahtNya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report
yang membahas tentang “Filsafat Pendidikan”. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu dosen yang membimbing mata kuliah ini dan memberi kesempatan untuk
memaparkan hasil pemikiran (kritikan) penulis. Sebagai manusia biasa tentu tugas ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ................................................................................................................. 1
BAB II ISI BUKU
2.1 Identitas Buku ....................................................................................................... 2
2.2 Ringkasan Isi Buku ............................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Buku ................................................................................................. 17
3.2 Kelemahan Buku ................................................................................................... 17
3.3 Implikasi Terhadap Teori ...................................................................................... 17
3.4 Implikasi Terhadap Analisis Mahasiswa
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 18
4.2 Saran ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam sejarah manusia muncul berbagai aktivitas manusia yang disebut filsafat, dan
dalam dunia pendidikan, Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian
adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
perguruan tinggi. Dalam kaitan dengan pendidikan anak usia SD, guru harus mengetahui benar sifat
sifat tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik untuk meningkatkan potensi kecerdasan
dan kemampuan anak sesuai harapan orang tua dan masyarakat. Pemahaman pada diri peserta didik
mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat
memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak
1.2 TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan untuk
1. Mengetahui apasaja yang dibahas pada filsafat pendidikan.
2. Membandingkan dua buku Filsafat dangan pengarang yang berbeda.
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan suatu buku.
4. Mengkritisi suatu buku.
1.3 MANFAAT
1. Memudahkan pembaca untuk memahami pembahasan yang ada di dalam buku yang
di kritik
2. Menambah wawasan dan pengetahuan, dikarenakan dalam mengkritisi buku penulis
juga diharuskan terlebih dahulu membaca isi buku tersebut
1
BAB II
ISI BUKU
2.1 IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Buku Pembanding
1. Judul Buku : Filsafat Pendidikan
2. Pengarang : Drs. Edward Purba, M.Si. dan
Prof. Dr.Yusnadi, MS.
3. Penerbit : UNIMED PRESS
4. Tahun Terbit : 2017
5. Kota Terbit : Medan
6. ISBN : 978-602-7938-38-0
7. Tebal Buku : vii, 180 halamanUkuran :
2
Pemikiran Pseudo-Ilmiah, bertumpu pada aspek pekercayaan dan mitos, Pemikiran
awam merupakan pemikiran orang – orang dewasa yang dapat menggunakan akal sehatnya.
Selanjutnya pemikiran ilmiah lazim menggunakan metode metode dilengkapi dengan hipotesis
hipotesis. Sedangkan pemikiran filosofis adalah kegiatan berfikir reflektif meliputi kegiatan
analisis,
Filsafat juga merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain. Filsafat
berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sopia yang berati cinta kebijaksanaan atau belajar.
Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya sebagian ilmu yang
berkembang adalah berasal dari filsafat. Filsafat menjawab persoalan tentang kehidupan antara
lain yang mengenai manusia, ketuhanan, ekonomi, sosial, pengetahuan dan pendidikan.
Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut para ahli dapat dikekmukakan sebagai
berikut :
1. Plato
Plato merupakan murid Socrates dan guru Aristoteles dan dia berpendapat bahwa
Kebijaksanaan itu berada dalam dua bidang, yaitu berfikir dan berbuat. Kebijaksanaan berfikir
itu adalah filsafat, dan kebijaksanaan berbuat merupakan bidang tasauf.
2. Al-Kindi
Ahli filsafat pertama dalam Islam dan memberikan pengertian filsafat di kalangan umat
dalam tiga lapangan yaitu :
Ilmu Fisika yang meliputi tingkatan alam nyata yang terdiri atas benda benda
kongkret
Ilmu Matematika yang berhubungan dengan benda yang memiliki wujud dan
dapat dipastikan dengan angka-angka
Ilmu Ketuhanan yang tidak berhubungan sama sekali dengan benda yaitu soal
ketuhanan
3. Ibnu Sina
Seorang bdokter, ahli kimia dan filsuf Islam membagi filsafat dalam dua bagian,
yaitu teori dan praktik. Dasarnya terdapat pada syariat, penjelasannya, dan
kelengkapannya diperoleh dari akal manusia. Tujuan filsafat praktik adalah
mengetahui apa saja yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang
Dari ungkapan para filsuf tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat ialah upaya
manusia dengan akal budinya untuk memahami dan menyelami mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia sehingga menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya dapat dicapai
oleh akal manusia.
Konsep dari filsafat is the mother of science and synoptic thinking yaitu berfikir secara sinopti
yakni berfikir merangkum dengan jalan menarik kesimpulan umum dari berbagai cabang ilmu
pengetauan dalam suatu aksioma melalui proses generalisasi dan abstaraksi. Sedangkan,
dengan definisi analitis operasional pengertiannya meliputi hal hal sebagai berikut :
1. Filsafat sebagai metode berfikir.
3
2. Filsafat sebagai sikap terhadap dunia dan hidup.
3. Filsafat sebagai suatu kumpulan problem (hidup dan keajaiban alam semesta).
4. Filsafat sebagai sistem pemikiran.
5. Filsafat sebagai aliran dan teori.
4
proses belajar yang akan memberikan pengertian, pandangan dan penyesuaian bagi seseorang,
masyarakat, maupun negara. UNESCO mengemukakan bahwa education is now engaged is
preparnment for a type society which does not yet exist. Atau pendidikan yang mempersiapkan
tipe masyarakat yang belum ada. Pandangan hidup suatu bangsa akan dipengaruhi oleh
perbandingan filsafat pendidikan atau sejarah pendidikan, sehingga konsep pendidikan dapat
berubah sesuai perkembangan masyarakat yang artinya konsep pendidikan harus sesuai
dengan tuntunan kebutuhan pendidikan pada waktu.
Beberapa konsep pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Carter V Good Pendidikan mengandung pengertian sebagai suatu proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku di masyarakat
serta proses sosial dimana seseorang di penggaruhi oleh suatu lingkungan terpimpin
seperti sekolah. Dengan penjelasan ini dapat dipahami bahwa pendidikan menentukan
cara hidup seseorang, dikarenakan terjadinya pengaruh interaksi dan kecerdasan
5
mengajar, organisasi pendidikan dll. Dan istilah pedagogik, theoretische pedagogik, dan
opvoedkunde dikenal di Belanda.
Istilah pedagogik adalah mempelajari bagaimana seharusnya mendidik dan atas dasar
ini ilmu pendidikan juga disebut ilmu praktis dan ilmu teoritis. Ilmu pendidikan teoritis
menunjukan bahwa pikiran tertiuju pada penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar
pendidikan secara ilmiah yang menuju sisem pendidikan. Sedangkan ilmu pendidikan praktis,
menepatkan dirinya dalam situasi pendidikan yang lebih ditujukan pada pelaksanaanya. Dan
dalam perkembangannya, konsep tersebut telah melahirkan suatu cabang ilmu pengetahuan
yang disebut filsafat pendidikan.
Pokok – pokok filsafat pendidikan yang merupakan asumsi dasar untuk mengatakan
tentang kemungkinan lahirnya filsafat pendidikan sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri
dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Ilmu pendidikan sebagai ilmu penetahuan normatif merumuskan kaidah, norma –
norma, atau ukuran tingkah laku yang dilaksanakan oleh manusia
2. Tugas pendidikan dan/atau pendidik sebagai ilmu pengetahuan praktis adakah
menanamkan sistem dan nirma tingkah laku sesuai lembaga pendidikan dan masyarakat
3. Ilmu Pendidikan erat kaitannya dengan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan normatik
lainnya, dikarenakan Ilmu pendidikan adalah bagian dari ilmu – ilmu tersebut lalu
berdiri sendiri.
4. Ilmu pengetahuan yang dimasukkan dalam ilmu pengetahuan normatif meliputi agama,
filsafat dan cabang cabangnya yaitu metafisika, estetika, dan logika, kaidah
fundamental maupun tradisi dan kepercayaan bangsa.
5. Agama dalam filsafat menentukan dasar – dasar dan tujuan pendidikan manusia yang
juga menentukan tingkah laku manusia dalam kehidupan.
6. Dalam perumusan dan tujuan pendidikan akan menciptakan hakikat dan sifat. Serta segi
pendidikan yang akan dibina dan dikembangkan melalui proses pendidikan.
7. Sistem pendidikan bertujuan merumuskan alan alat, prasarana, pelaksanaan, teknik –
teknik, dan/atau pola proses pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang meliputi problematika kepemimpinan dan metode pendidikan, politik
pendidikan sampai pada seni mendidik.
8. Isi moral pendidikan (Intermediate) berisi perumusan, norma – norma atau nilai
spiritual etis yang akan dijadikan sistem nilai pendidikan yang merupakan konsep dasar
nilai moral pendidikan dan berlaku di segala jenis dan tingkat pendidikan.
9. Suatu keharusan bagi setiap pendidik untuk memiliki dan membina filsafat pendidikan
dalam tugas pelaksanannya baik formal dan non formal.
10. Filsafat pendidikan sebagai suatulapangan studi bertugas merumuskan secara normatif.
Filsafat penididikan lahir dan menjadi bagian dari konsep ilmu pendidikan
sebagaiilmu pengetahuan normatif yang merumuskan kaidah yang akan dijadikan ntolak ukur
tingkah laku manusia di masyarakat. Filsafat pendidikan secara langsung juga berkaitan
dengan ilmu sosiologi, kebudayaan, filsafat, dan agama sebagai sumber norma.
Filsafat pendidikan yang lahir dari ilmu pengetahuan praktis mempunyai tugas
sebagai aspek kebudayaan mempunyai tugas untuk menyalurkan nilai nilai hidup, selain itu
6
untuk melaestarikan dan mengembabngkan nilai nilai noma kepada subjek didik, yang
bersumber dari filsafat dan/atau orangtua yang juga merangkum antara teori pengetahuan dan
filsafat yang terkandung dalam pelajaran.
Dalam menyampaikan ilmu pengetahuan memang memerlukan berbagai teori dari
Ahli filsafat. Metode pengajaran dan kurikulum mengalami penyempurnaan untuk mengikuti
zaman. Karena upaya penidikan merupakan sebagian dari tugas kemanusiaan yang
berhubungan dengan urusan hidup manusia.
Permasalahan pendidikan dalam proses mendidik terkadang hanyalah masalah
sederhana yang menyangkut praktik sehari har. Namun terkadang juga mendapatkan masalah
yang mendasar sehingga pemecahan masalah memerlukan ilmu – ilmu lain.
C. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Untuk mengetahui pengertian filsaafat pendidikan digunakan dua pendekatan yaitu (1)
Menggunakan pendekatan teradisional untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan
manusia sepanjang perkembangannya, (2) Menggunakan pendekatan yang bersifat kritis
untuk memecahkan problematika pendidikan masa kini.
1. Filsafat Pendidikan Bermakna sebagai Filsafat Tradisional
Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni berkembang dan
menghasilkan jawaban dari pertanyaan filosofis yang diajukan dalam problema hidup dan
kehidupan dalam bidang pendidikan. Dengan demikian filsafat tradisional dalam topik topik
dialog filsafat yang disampaikan, terikat oleh metode tradisional sebagaimana adanya
sistematika, serta aliran yang dijumpai dalam sejarah.
2. Filsafat Pendidikan dengan Mengggunakan Pendekatan yang Bersifat Kritis
Dalam pendekatan ini filsafat menggunakan pemikiran logis kritis. Cara analisis
dalam pendekatan yang bersifat kritis, yaitu: 1) analisis bahasa (linguistik), Menurut Harry S.
Schofield, analisis bahasa diperlukan untuk menghasilkan tinjauan yang mendalam untuk
menghubungkan satu konsep dan 2) analisis konsep yang merupakan suatu analis yang
mewakili gagasan atau konsep.
Dari pembahasan tentang pendekatan dalam filsafat pendidikan tersebut maka pokok
pikiran atau rumusan pengertian filsafat pendidikan dapat dipahami sebagai berikut :
Menurut John S. Brubacher dalam bukunya Modern Philosophies of Education
mengemukakan bahwa filsafat pendidikan memiliki keterkaitan dengan ilmu pendidikan atau
pedagogik. Terhadap filsafat, maka seni pendidikan itu harus menantikan pola untuk
bertindak dan pemecahan masalah dalam filsafat itu harus memerlukan suatu pola untuk
bertindak. Filsafat tidak dapat mewujudkan teorinya namun seni pendidikan inilah yang akan
melaksanakan itu. Seni pendidikan juga dapat merubah pendidikan menjadi laboratorium
untuk menguji perbedaan filosofis secara empiris.
Menurut pandangan Brubacher itu juga dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan
dan ilmu pendidikan adalah ilmu yang saling melengkapi yang diperlukan oleh pendidik
untuk pelaksanaan pendidikan. Ilmuan Killpatrtick juga berpendapat yang hampir mirip
dengan Brubacher yang dikemukakaknnya dalam bukunya yaitu Philosophi of Education.
7
Dia menyimpulkan bahwa ide dan latar belakang filsafat menentukan proses filsafat dengan
kata lain filsafat adalah nilai nilai dan tujuan dalam pendidikan.
Menurut John Dewey dalam buku bahasannya Democracy and Education
mengemukakakn hal sebagai berikut :
1) Adanya hubungan yang saling mengontrol antara teori dan praktik, praktik yang baik
didasarkan pada teori yang baik pula dan merupakan suatu proses pembaharuan melalui
proses transmisi dalam pendidikan.
2) Adanya pendekatan terhadap problematik sosial masa tertentu yang dikenial sebagai
metode pembaruan sosial dan metode pemecahan masalah.
3) Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan yakni sealama dalam diri manusia terjadi
pertumbuhan disitu pula terjadi proses peristiwa pendidikan.
4) Pembaharuan pada bidang sosial yang dilakukan secara terintegrasi
8
Aliran ini hampir sama dengan aliran nativisme Tokoh dari aliran ini adalah Jean
Jacques Rousseau yang berpendapat bahwa semua dalam keadaan baik pada waktu datang
dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia. Dalam artian
sigkat pendidikan akan dapat merusak pembawaan anak yang bai, dan oleh karena itu aliran
ini tidak memandang perlunya pendidikan. Aliran ini juga disebut negativisme larena
pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dan selanjutnya diserahkan
kepada alam agar tidak dirusak oleh tangan manusia.
3. Teori Konvergensi
Teori ini ingin mengompromikan duam macam aliran yairu empirisme dan aliran
nativisme. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern yang berpendapat bahwa pembawaan
dan lingkungan sama pentingnya yang keduanya sama berpengaruh terhadap hasil
perkembangan anak didik. Teori ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pendidikan itu serba mungkin diberikan kepada anak didik.
b. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada anak untuk
mengembangkan pembawaan anak untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan
mencegah pembawaan yang buruk
c. Hasil pendidikan tergantung kepada pembawaan dan lingkungan.
Ketiga aliran ini merupakan teori dasar sebagai asas filsafat pendidikan idealisme,
realisme, dan empirisme, yang masing masing memiliki pengaruh dan penganut sampai
sekarang. Asas filsfat menjadi sumber adanya lembaga dan penyelenggara pendidikan.
Menurut pendapat Brameld latar belakang ide – ide filsafat menentukan pendidikan
dikarenakan tujuan pendidikan adalah membina kepribadian anak didik atas nilai nilai
filsafat.
Brubacher juga mengemukakan peranan dan fungsi filsafat pendidikan bagi para
pendidik sebagai berikut, yaitu :
a. Fungsi spekulatif
Untuk melaksanakan fungsi ini maka filsfat pendidikan berusaha melakukan hal
berikut :
1) Menarik kesimpulan berbagai peroblema pendidikan kedalam suatu gambaran
pokok atau aksioma, melalui proses abstrak dan generalisasi
2) Memahami persoalan pendidikan secara menyeluruh dan faktor yang
mempengaruhi pendidikan.
b. Fungsi normatif
9
1) Menguji dasar pemikiran yang didalamnya terdapat kesimpulan pendidikan.
2) Menguji bahwa bahasa yang digunakan benar benar harus terang dan jelas.
3) Memerlukan bukti yang beragam dan dapat diterima untuk menguatkan atau
menyangkal ungkapan fakta tentang pendidikan.
Ide, analisis, dan kesimpulan yang terdapat dalam filsafat pendidikan berfungsi
sebagai teori yang bagi para pendidik merupakan suatu dasar bagi praktik dan filsafat sebagai
prinsip umum bagi suatu praktik sehingga kedua ilmu tersebut saling melengkapi.
Dengan memahami filsafat orang akan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dipelajari secara konsisten dikarenakan Filsafat mengkaji dan memikirkan tentang hakikat
secara menyeluruh, sistematis, terpadu, universal dan radikal yang hasilnya menjadi pedoman
dan arahan bagi perkembangan ilmu yang bersangkutan. Dan untuk memecahkan masalah
kependidikan ada tiga disiplin ilmu yang membantu filsafat pendidikan yaitu :
1) Teori tentang realitas atau kenyataan, dan yang ada dibalik kenyataan yang disebut
metafisika.
2) Teori tentang ilmu pengetahuan atau epistimologi
3) Teori tentang nilai (etika).
BAB III
MASALAH POKOK FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
A. OBJEK DAN SUDUT PANDANG FILSAFAT
Pandangan terhadad filsfat adalah positif dan konstruktif, jadi filsafat mempunyai
dasar atau gejala gejala dari persoalan. Berikut ini adalah objek dari filsafat :
1. Objek materi filsafat terdiri dari tiga persoalan pokok yaitu :
a. Masalah Tuhan, yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan biasa.
b. Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa.
c. Masalah manusia yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa.
2. Objek formal filsafat yaitu mencari keterangan sepanjang dan sebisa akal budi manusia.
Selain objek diatas sebenarnya masih ada objek lagi yaitu sebagai kesatuan yang
berupa (esensi) yakni memperhatikan hakikat. Tentang objek dari filsafat pada garis besarnya
dapat dibagi menjadi tiga persoalan yaitu (1) hakikat Tuhan; (2) hakikat alam; (3) hakikat
manusia.
Dari setiap persoalan pokok besar tersebut, juga masih diselidiki oleh filsafat
misalnya dalam memahami jiwa dari manusia, maka muncul lah filsafat tentang Psychology.
Akal manusia yang dipakai juga merupakan filsafat yang disebut logika. Selanjutnya ilmu
pengetahuan juga merupakan filsafat yakni filsafat ilmu pengetahuan. Yang berhubungan
dengan alat kejiwaan yang lain disebut filsafat estetika. Hasil dari usaha manusia menyangkit
10
akal, rasa dan kehendak dapat dijadikan satu yaitu filsafat kebudayaan. Sedangkan filsafat
tentang hidup kemanusiaan, disebut filsafat antropologi.
B. SIKAP MANUSIA TERHADAP FILSAFAT
Sesuai dengan macam – macam dan pengertian mereka terhadapa arti filsafat maka
hal ini dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pandangan yang berpendapat bahwa apabila mendengar kata filsafat maka terbayanglah
mereka tentang sesuatu yang sulit. Golongan ini disebut sebagai golongan Abstrak yang
berpandangan pesimis terhadap kesanggupannya berkecimgpung dalam fisafat.
2. Pandangan yang skeptis, yakni orang – orang yang berpendapat bahwa filsafat adalah
suatu perbuatan yang tidak ada gunanya.
3. Pandangan yang bersifat negatif karena mengambil manfaat sebagi negatif.
4. Golongan yang memandang dan sudut yang positif, yakni filsafat adalah suatu lapangan
studi, tempat latih akal untuk berfikir.
Filsafat memberi banyak nilai kegunaan bagi yang mempelajarinya antara lain sebagai
berikut :
1. Walaupun sedikit, ilmu filsafat dapat digunakan sebagai pedoman dalam kenyataan
sehari – hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
2. Apabila telah memiliki filsafat hidup maka pandangan hidup yang mantap yang akan
menentukan kriteria baik buruknya tingkah laku.
3. Kehidupan yang menuju kearah negatif dapat dikurangi dan dihindari.
4. Tingkah laku manusia akan semakin bernilai apabila filsafat hidupnya baik.
Dari uraian diatas yakni semua pengalaman yang dialami seseorang selama hidup
dapat dikatakan sebagai pendidikan, dibalik itu anak telah membawa potensi sejak lahir,
adapun potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangan menjadi sikap hidup,
meliputi hal berikut ini :
11
1. Potensi jasmani dan panca indera
2. Potensi fikir
3. Potensi perasaan yang dikembangkan
4. Potensi karsa atau kemauan yang keras.
5. Potensi potensi cipta
6. Potensi karya
7. Potensi budi nurani
Dalam proses pendidikan potensi tersebut merupakan potensi dasar dari setiap
manusia, yang dapat dibina dan dikembangkan dalam proses hidup. Pendidikan dalam
keluarga berlangsung secara otomatis dan alami, dikarenakan dalam keluarga adalah
pembentuk pertama yang meletakkan dasar kepribadian. Sehingga seorang penyair kenamaan
Hafez Ibrahim mengatakan “ibu adalah suatu sekolah” dan ayah sebagai pembentuk sikap
anak. Disamping itu anak bergaul pula dengan orang lain untuk mendapatkan pengalaman
baru dalam proses pembelajaran. Demikian pula sekolah atau madrasah sebagai lembaga
pendidikan formal untuk membantu keluarga menanamkan nilai pendidikan anak sebagai
kelanjutan proses pendidikan.
Jadi pendidikan merupakan suatu aktivitasmanusia terhadap manusia dan untuk
manusia, atau yang berhubungan dengan hidup dan kehidupan manusia.
BAB 5
TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A. MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNNYA
Manusia adalah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi dimuka bumi ini
dan jika dilihat dari segi biologisnya, hampir tidak dapat dibedakan antara manusia dan
hewan dikarenakan tidak terlalu istimewa, jika dipandang dari segi ini saja. Sedangkan yang
membedakan manusia dengan jenis makhluk lainnya adalah kehidupan kerohaniannya, yaitu
manusia memiliki potensi akal budi, yang dengan potensi ini manusia dapat berfikir dan
berbuat jauh melampaui kemampuan hewan.
Dengan akal budi manusia mempunyai cita – cita dan tujuan hidup. Karena, akal manusia
menjadi bermoral dan menciptakan norma – norma hidup. Manusia dengan akalnya dapat
berimajinasi sehingga mempunyai daya cipta tinggi. Dengan potensi itulah manusia menjadi
makhluk bijaksana yang mencari tujuan (homosapiens), makhluk yang pandai bekerja
(homofaber), dan makhluk yang menyukai proses tanpa tujuan (homoludens). Dan yang
terpenting manusia mempunyai akal budi (homopolitikus). Selain itu manusia menjadi homo
religius yang singkanya, manusia dengan akal budi (aspek rohani) melahirkan perdaban
dalam bentuk adat istiadat, sopan santun, norma susila, dan cara hidup bersama.
1. Tujuan Hidup Manusia Mengalami Proses Perkembangan
Kehidupan manusia pada zaman purba sebenarnya memerlukan perjuangan keras
untuk mempertahankan hidup, dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, sengsara, dan tidak
merasakan kebahagiaan, dan kehidupan mereka hanyalah mengisi perut mereka dan
melindungi diri serta kelurganya.
12
Dalam tingkatan peradaban ini juga manusia mengenal peradaban yang sampai pada
abad cybernitica yakni abat ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan tujuan dari manusia adalah
cara menguasai sesuatu dan mendatangkan kepuasan, kesejahteraan, kemakmuran dan
kebahagiaan hidup manusia sekarang ini.
2. Tujuan Hidup Bangsa Indonesia
Para pendahulu bangsa Indonesia dahulu telah merumuskan dengan jelas tujuan dan cita cita
hidup sebagai bangsa dan negara Indonesia, dan hal ini tercantum dalam Pembukaan UUD
1945
3. Tujuan Hidup Manusia Menurut Pandangan Islam
Adapun tujuan Allah menjadikan manusia sebagaimana telah dijelaskan oleh Firman-Nya
dalam surat Al-Baqarah :21
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa”. (QS. Al – Baqarah: 21)
Sesuai dengan penjelasan ayat terebut, maka tujuan hidup manusia dan orang – orang yang
beriman adalah beribadah atau mengabdi kepada Allah SWT.
B. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang
Menyebutkan “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Dalam pengertian yang sederhana dapat dipahami pendidikan membawa perubahan baik
cepat ataupun lambat, terbuka ataupun terpendam.
1. Fungsi Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan sudah tertuang dalam pengertian pendidikan tersebut sendiri. Dan
menurut John S. Brubacher mengemukakan tiga fungsi pending yang sifatnya normatif yaitu :
a. Tujuan pendidikan memberikan arah pada proses yang bersifat edukatif.
b. Tujuan pendidikan harus mendorong atu memberi motivasi sebaik mugkin.
c. Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman.
13
Yang dimaksud dengan kriteria kualifikasi di sini tidak lebih dari kriteria untuk memenuhi
syarat kelengkapan suatu tujuan pendidikan.yang artinya tujuan dalam pendidikan
menunjukkan hasil dari prosesn alamiah yang membawa kepada kesadaran. Dengan kata lain,
dalam pendidikan perlu adanya suatu kegiatan yang sadar akan tujuan untuk memberikan
ketentuan pasti dalam memilih materi, metode,alat evaluasi, disamping memberikan ke arah
tujuan kegiatan.
14
hewan? Jawabannya adalah tidak sama, dikarenakan manusia mempunyai kelebihan dari
binatang. Yang mana binatang hanya mengajari anaknya secara instingtif.
Jadi tindakan mendidik adalah hal yang khusus hanya terdapat dalam dunia kemanusiaan dan
salah satu gambaran dasar adalah, manusia itu makhluk yang harus dididik, dapat dididik,dan
dapat pula mendidik.
Dalam beberapa hal, memang manusia memiliki ciri ciri jenis biologis yang sama terhadap
binatang, tetapi manusia harus diperhitungkan pula perkembangan hidup jiwanya yang
disebut prinsip rohaniah
Dengan demikian jelas bahwa pendidikan menginginkan dunia menjadi tempat yang lebih
baik untuk persiapan masa depan, maka pendidikan itu adalah hal yang utama dan keharusan
bagu manusia dalam mencapai kesejahteraan hidupnya..\
BAB 7
DEMOKRASI PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN DEMOKRASI PENDIDIKAN
Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas patut selalu dianalisis sehingga memberikan
manfaat dalam praktik yang mengandung tiga hal yakni : (1) Rasa hormat terhadap harkat
dan martabat sesama manusia (2) Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang
sehat (3) Rela berbakti untuk kepentingan atau kesejahteraan bersama.
B. PRINSIP – PRINSIP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah masalah dibawah ini :
1. Hak setiap warga negara memperoleh pendidikan
2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
15
Demikian gambaran demokrasi pendidikan dengan segi seginya sebagai suatu proses
masyarakat dalam bidang pembangunan pendidikan.
BAB 8
ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A. ALIRAN PROGRESIVISME
Progresivisme disebut sebagai naturalisme yang mempunyai pandangan bahwa
kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta ini.
B. ALIRAN ESENSIALISME
Esensialisme merupakan perpaduan antara ide – ide filsafat idealisme dan realisme
dan tujuan aliran ini adalah memberntuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat.
C. ALIRAN PERENIALISME
Aliran ini mengambil analogi realitas sosial budaya manusia, Perenialisme melihat
akibat atau ujung dari zaman modern yang telah menimbulkan banyak krisis di berbagai
bidang kehidupan manusia. Dan untuk mengobati zaman ini maka aliran ini menawarkan
jalan untuk mundur kepada kebudayaan masa lampau yang masih ideal untuk membina
kembali keyakinan yang teguh kepada nilai nilai asasi masa silam yang di perlukan di zaman
ini.
D. ALIRAN REKONSTRUKSIONALISME
Aliran ini sepaham dengan aliran perenialisme dalam menghadapi krisis kebudayaan modern.
Aliran ini bercita-cita untuk mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasional berada
dalam pengayoman atau subordinat. Aliran ini juga bercita cita mewujudkan dan
terlaksananya suatu sintesis yakni perpadua ajaran agama, demokrasi, teknologi modern, dan
seni modern, dalam satu bidang kebudayaan yang dibina oleh bangsa bangsa di dunia.
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perbandingan Antara Kedua Buku
A. Keunggulan buku
Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua judul buku sama namun
Memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Muhammad
Anwar menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai dengan pengertian filsfat pendidikan dan
membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat pendidikan, membahas tentang filsafat
pendidikan pancasila yang berupa demokrasi pendidikan.Selain itu buku ini juga membahas
tentang filsafat dari berbagai ahli dan ini adalah suatu keunggulan. Keunggulan lain di buku
ini adalah buku yang tidak terlalu besar sehingga memudahkan pembaca untuk membaca
dimanapun berada
Buku filsafat pendidikan dari Drs. Edward Purba, M.Si dan Prof. Dr. Yusnadi, MS.
Sebagai buku pembanding buku ini baik seebagai buku pembimbing mahasiswa untuk mata
kuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya
tersusun secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala
materi yang dibahas pada setiap babnya, dan buku ini lebih sesuai dengan Rencana
Pembelajaran Semester yang telah disusun oleh Dosen kami.
Dan untuk keterkaitan antar bab kedua buku ini telah tersusun, san saling menyambung
antar babnya dan akan memudahkan pembaca dalam memahami isi dari kedua buku tersebut.
B. Kelemahan Buku
Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Muhammad Anwar menjelaskan tentang
filsafat pendidikan banyak menjelaskan tentang Pendapat para ahli tentang filsafat pendidikan,
jadi banyak pendapat yang kurang dimengerti terlebih bagi kami mahasiswa semester 1, selain
itu ada beberapa kata yang salah diketik.
Buku filsafat pendidikan dari Drs. Edward Purba, M.Si dan Prof. Dr. Yusnadi, MS.
Sebagai buku pembanding buku memiliki beberapa kekurangan yakni pada bagian cover yang
kurang menarik minat pembaca.
C. Kemutakhiran Buku
Buku filsafat pendidikan dari Drs. Edward Purba, M.Si dan Prof. Dr. Yusnadi, MS,
lebih mutakhir (update) dikarenakan terbit pada tahun 2017 sama dengan Buku Utama jadi
masih bisa dikatakan kedua buku ini masih baik untuk digunakan untuk pembelajaran.
3.2 Implikasi
A. Implikasi Terhadap Teori
Dengan adanya tugas untuk membandingkan dan mengkritik kedua buku dapat
memberikan pemahaman dan wawasan mengenai filsafat.
B. Analisa Mahasiswa
17
Dengan adanya buku filsafat kegiatan untuk membandingkan dan mengkritik,
mahasiswa dapat mengetahui kelebihan ataupun kekurangan serta mengkritik buku. Serta
menjadikan mahasiswa lebih berfikir kritis dan aktif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain. Filsafat
berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sopia yang berati cinta kebijaksanaan atau belajar.
Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya sebagian ilmu yang
berkembang adalah berasal dari filsafat. Filsafat menjawab persoalan tentang kehidupan antara
lain yang mengenai manusia, ketuhanan, ekonomi, sosial, pengetahuan dan pendidikan.
Untuk kedua buku memberikan penjelasan fislsafat pendidikan yang sesuai dengan
materi dan pada buku pembanding struktur isi lebih sesuai dengan Rencana Pembelajaran.
B. Saran
Untuk kedua buku sudah baik namun lebih baik jika tampilan cover dan kualitas
kertas dapat dipilih lebih baik, agar mahasiswa dan kalangan umum dapat mempelajari
filsafat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhammad. 2015. Filsafat Pendidikan. Depok: PT Desindo Putra Mandiri.
Purba, Edward, Yusnadi. 2017. Filsafat Pendidikan. Medan: UNIMED PRESS.
19