OLEH:
SINARTIN
NIM P00320013132
A. Identitas diri
Nama : Sinartin
NIM : P00320013132
Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 13 Februari 1995
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 13 Lawa, tamat tahun 2007
2. MTS.s Karoo Lembo, tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Kontukowuna, tamat tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari, Jurusan Analis Kesehatan
iv
6
MOTTO
Setiap orang adalah unik, setiap orang punya cara tersendiri untuk
meraih kesuksesan, dengan lebih cepat.
Keluarga tersayang
v
7
ABSTRAK
Kata Kunci : Bakteri Coliform, uji MPN, Air minum isi ulang
Daftar Bacaan : 2000 – 2014
vi
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah–Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah penelitian ini dengan judu “Identifikasi Bakteri Coliform Pada
Sampel Air Minum Isi Ulang Di Wilayah Poasia Kota Kendari Sulawesi
Tenggara.” Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
ucapkan kepada Ayahnda La Tindisi dan IbundaWa Halena tercinta atas semua
bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus
serta doanya demi kesuksesan studi penulis jalani selama menuntut ilmu sampai
selesainya karya tulis ini.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis
banyak mendapatkan petunjuk dan bimbiungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terimaksih kepada ibu
Askrening, SKM.,M.Kes selaku pembimbing 1 dan ibu Reni Yunus,S.Si.,M.Sc
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam
membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun
karya tulus ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada :
1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis dalam penelitian ini.
3. Ibu selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
4. Tim penguji ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, SKp.,M.Kes selaku penguji I,
Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku penguji II dan ibu Satya Darmayani,
S.Si.,M.Eng selaku penguji III
vii
9
Penulis
Sinartin
viii
10
DAFTAR ISI
Halaman
ix
11
B. KerangkaPemikiran ………………………………….. 22
C. Variabel Penelitian …………………………………… 22
D. Kriteria Objektif……………………………………… 22
BAB IV METODE PENELITIAN
x
12
DAFTAR TABEL
xi
13
DAFTAR GAMBAR
xii
14
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air
tubuh manusia mencapai 68% dan untuk tetap hidup setiap orang
bervariasi mulai dari 2,1 liter hingga 2,8 liter perhari tergantung pada berat
badan dan aktivitasnya (Suriawiria, 2003).
Namun ketersediaan air bersih semakin berkurang seiring dengan
perkembangan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang
semakin padat menyebabkan rendahnya kemampuan tanah untuk
menyerap air karena perubahan tata guna tanah yang tidak terkendali
sebagai dampak kepadatan penduduk. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
air bagi masyarakat, menjadi alasan tumbuhnya industrialisasi dalam
penyediaan air minum dengan dukungan kondisi geografi daerah yang
mempunyai beberapa sumber air pegunungan.
Air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi harus
memenuhi persyaratan yang meliputi syarat fisik, kimia dan bakteriologis.
Syarat fisik kualitas air minum meliputi warna, rasa, kekeruhan dan bau.
Syarat kimia kualitas air minum dengan melihat keberadaan senyawa yang
membahayakan yaitu timbal, tembaga, raksa, perak, kobalt, sedangkan
syarat bakteriologis kualitas air minum ini dapat dilihat dari ada tidaknya
bakteri coliform dalam air (Athena et al, 2004). Syarat bakteriologis air
minum menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/SK/IV/2010 adalah air minum tidak boleh mengandung
bakteri patogen. Bakteri patogen adalah bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit terutama penyakit saluran pencernaan. Salah satunya yaitu
bakteri coliform.
Konsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri coliform dapat
menimbulkan penyakit saluran pencernaan seperti diare. Dimana sebagian
dari masyarakat mengatakan setelah mengonsumsi air minum isi ulang
1
16
2
dari salah satu depo air minum yang terdapat di Poasia seluruh anggota
keluarga mengalami penyakit diare. Diare merupakan suatu penyakit
dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja
yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar biasanya tiga kali atau lebih dalam satu hari. Penyakit diare
merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit
potensial Kejadian Luar Biasa ( KLB ) yang sering disertai dengan
kematian. Berdasarkan Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan
bahwa penyakit diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada
bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua
umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%). Hasil survei
morbiditas diare menunjukan penurunan angka kesakitan penyakit diare
yaitu dari 423 per 1.000 penduduk pada tahun 2006 turun menjadi 411 per
1.000 penduduk pada tahun 2010. Jumlah penderita pada KLB diare tahun
2012 menurun secara signifikan dibandingkan tahun 2011 dari 3.003 kasus
menjadi 1.585 kasus pada tahun 2012.
Di Puskesmas Poasia pada tahun 2012 prevalensi penyakit diare
sebesar 5738 per 100.000 penduduk, pada tahun 2013 sebesar 2915 per
100.000 penduduk, pada tahun 2014 sebesar 2900 per 100.000 penduduk,
dan hingga November 2015 kasus diare di Pukesmas Poasia mencapai
529 kasus. Pada tahun 2012 hingga 2014 penyakit diare masuk dalam 10
besar penyakit di Pukesmas Poasia. Kasus diare di lingkup kerja Pukesmas
Poasia sebanyak 529 kasus, dimana Kelurahan Anggoeya merupakan salah
satu wilayah lingkup kerja Puskesmas Poasia yang memiliki 54 prevalensi
tertinggi sebesar 273 per 10.000 penduduk, diantara semua kelurahan yang
termasuk wilayah kerja puskesmas Poasia. dan pada tahun 2015 kasus
diare di Kelurahan Anggoeya sebanyak 89 kasus, yang terhitung dari
bulan Januari sampai November tahun 2015 serta Kelurahan Anggoeya
juga merupakan pusat tempat rumah pemotongan hewan (RPH) kota
Kendari dimana salah satu bakteri coliform yang fekal seperti escherichia
coli berasal dari kotoran hewan
317
memenuhi syarat sebagai air minum dan data yang di peroleh pada
Kecamatan Bungus kota Padang 55,6% depo air minum isi ulang belum
memenuhi syarat bakteriologis yang di tetapkan oleh Permenkes. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul”Identifikasi Bakteri
Coliform Pada Sampel Air Minum Isi Ulang di Wilayah Poasia Kota
Kendari”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian “ Apakah Air Minum Isi Ulang di Wilayah
Poasia Kota Kendari Teridentifikasi Bakteri Coliform” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Coliform pada air minum
isi ulang di wilayah Poasia Kota Kendari.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menentukan MPN Bakteri coliform pada depot air minum
isi ulang di wilayah Poasia Kota Kendari.
b. Untuk mengetahui gambaran umum cemaran bakteri coliform pada
depot air minum isi ulang di kecamatan Poasia Kota Kendari
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan
bagi peneliti mengenai kontaminasi bakteri Coliformpada air minum
isi ulang di wilayah Poasia Kota Kendari.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat praktis dari penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat
bagi produsen air minum isi ulang agar memperhatikan higiene dan
sanitasi dalam memproduksi air minum isi ulang dan konsumen
agar mengetahui adanya bahaya kontaminasi bakteri coliform
dalam air minum isi ulang.
19
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
721
yaitu penampungan air baku dan syarat bak penampung air baku yang
diambil dari sumbernya diangkut dengan tangki da nselanjutnya
ditampung dalam bak atau tangki penampung terbuat dari bahan
seperti stainless. Proses yang selanjutnya, yaitu penyaringan dilakukan
secara bertahap, yang terdiri dari saringan yang berasal dari pasir atau
saringan yang efektif dengan fungsi yang sama, bahan yang dipakai
adalah butir-butir silica (SiO) minimal 80%. Penyaringan karbon aktif
yang berasal dari batu bara atau batok kelapa, berfungsi sebagai
penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Daya serap
terhadap Iodine (I2) minimal 75%.
Proses selanjutnya adalah desinfeksi, dimaksudkan untuk
membunuh bakteri patogen. Proses ini dengan menggunakan ozon
(O32) berlangsung dalam tangki atau alat pencampur ozon dengan
konsentrasi 0,1 ppm dan residu ozon dengan konsentrasi ozon 0,06-
0,1ppm (Sitorus 2009).
Desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara
penyinaran ultraviolet dengan panjang gelombang 254 nm atau
kekuatan 2537 A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per
cm2. Proses desinfeksi yang pertama adalah pembilasan, kemudian
pencucian dan selanjutnya proses sterilisasi tempat, tempat yang
digunakan terbuat dari bahan seperti stainless yang bersih. Tempat
yang akan diisi harus disanitasi dengan menggunakan ozon atau air
yang mengandung ozon (Said 2007). Pada saat dilakukan pencucian,
harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen dan air
bersih dengan suhu berkisar 60-850C, kemudian dibilas dengan air
minum secukupnya untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen pada saat
proses mencuci.
Proses selanjutnya adalah pengisian air minum ke dalam galon
menggunakan alat dan mesin, proses tersebut dilakukan di tempat
yang higienis. Proses terakhir yaitu penutupan tempat, dapat dilakukan
1327
dengan tutup yang dibawa konsumen atau disediakan oleh depo air
minum (Wulandari 2006).
D. Tinjauan Umum Tentang Bakteri
1. Pengertian
Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani dari kata bacterion yang
berarti batang kecil. Bakteri merupakan mikroorganisme bersel satu
prokariotik yang hidup bebas dan dapat di temukan di beberapa
lingkungan seperti di udara, tanah, debu, air, serta hidup di dalam
tubuh tumbuhan, hewan, atau manusia.
Bakteri termasuk dalam golongan prokariot, yaitu memiliki
kromosom tunggal dan tidak memiliki nukleus atau inti sel morfologi
seperti yang dikemukakan oleh Antony van Leeuwenhoek, dengan
ukuran hanya beberapa mikron sehingga tidak dapat dilihat dengan
kasat mata. Walaupun bentuknya bermacam-macam, tetapi pada
dasarnya strukturnya terdiri atas dinding sel, membran sitoplasma,
sitoplasma, serta inti sel. Selain struktur dasar tersebut, bakteri juga
memiliki struktur tambahan misalnya pili, kapsul, flagella, serta spora
yang tidak selalu dimiliki oleh setiap bakteri. Ukuran bakteri bervariasi
baik lebar maupun panjangnya, tetapi pada umumnya lebar bakteri
adalah sekitar 0,7-1,5 µm dan panjangnya sekitar 1-6 µm (Irianto,
2014).
1. Struktur Bakteri
a. Dinding sel
Dinding sel bakteri yang kaku dapat mempertahankan
bentuknya dan melindungi sel dari perubahan tekanan osmotik
antara sel dengan lingkungannya. Dinding sel Gram-positif
memiliki la[isan peptidoglikan yang tebal dan membrane
sel,sementara dinding sel Gram-negatif memiliki tiga lapisan
yaitu: membran dalam, mebran luar dan lapisan peptidoglikan
yang lebih tipis (koes irianto, 2014)
b. Kapsul
Kapsul merupakan struktur polisakarida yang melindungi
sel dari fagositosis dan desikasi (kekeringan).
c. Lipopolisakarida
Melindungi bakteri Gram-negatif dari lisis yang di
perantarai oleh komplemen. Merupakan stimulator pelepasan
sitokin yang poten
d. Flagella
Organ pergerakan (lokomosi) bakteri, membuat organisme
mampu untuk menemukan sumber nutrisi dan menmbus mukus
pejamu. Flagella dapat tunggal atau multiple, dapat berada di salah
stu ujung sel (polar) atau di banyak tempat (peritrik).
e. Fimbria atau pilus
Fimbria yaitu bulu-bulu tipis khusus yang membantu adhesi
ke sel pejamu dan kolonisasi.
f. Lendir
Yaitu materi polisakarida yang di sekresikan oleh beberapa
bakteri yang tumbuh dalam lapisan biofilm, melindungi organisme
tersebut dari serangan imunitas dan eradikasi oleh antibiotik.
g. Spora
Suatu bentuk inert secara metabolik, dipicu oleh kondisi
lingkungan yang tidak cocok, sebagai adaptasi untuk
kelangsungan hidup jangka panjang, sehingga memungkinkan
1529
Bakteri coliform di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu non fecal dan fecal
coliform. Contoh dari tipe non fecal coliform adalah Enterobacter dan
klebsiella. Tipe dari bakteri coliform ini dapat menyebabkan penyakit
saluran pernafasan. Contoh dari tipe fecal coliform adalah bakteri
Escherechia coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran manusia
dan hewan. Tipe dari bakteri coliform ini dapat menyebabkan penyakit
saluran pencernaan (Artianto 2009).
a. Coliform fekal,misalnya Escherichia coli
Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan
Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem
pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan
organisme ini sebagai komunitas bakteri Escherichia coli dengan
membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran
pencernaan. Nama “Bacterium coli” sering digunakan sampai pada
tahun 2012. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus
Escherichia dan menyusun tipe spesies Escherichia. coli.
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang
pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar
0,4-0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. Escherichia coli
membentuk koloni yang bundar, cembung,dan halus dengan tepi yang
nyata (Jawetz et al.2007)
Klasifikasi
Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proterobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
1832
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Mahluk hidup sangat membutuhkan air dalam hidupnya, baik
untuk keperluan minum, memasak, mencuci, dan sebagainya. Bahaya yang
selalu mengancam kita lewat media air bersih dan air minum ini adalah
Escherichia coli yaitu bakteri yang sangat identik dengan pencemaran air.
Bakteri kelompok coliform salah satunya Eschericia coli bisa
mengontaminasi air, khususnya air minum atau air minum isi ulang yang
terdapat di depo penjualan air minum isi ulang yang ada di lingkungan
masyarakat yang kurang memperhatikan kualitas air, hygiene dan sanitasi
serta tempat pengolahan air minum dan lokasi yang terletak di pinggir
jalan yang dapat menjadi sumber cemaran air minum.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.Salah satu usaha untuk mengurangi timbulnya penyakit diare
adalah dengan memperhatikan kualitas air minum yang di konsumsi setiap
hari. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform pada
air minum isi ulang yang terdapat di wilayah Kecamatan Poasia adalah
melakukan pemeriksaan laboratorium dengan uji bakteriologis Air, salah
satunya adalah uji Most Probable Number(MPN) atau angka terdekat
kuman. Metode Most Problable Number (MPN) digunakan untuk uji
kualitas bakteriologis air minum isi ulang. Metode MPN terdiri dari tiga
tahapan, yaitu uji pendugaan (Presumtive Tes) yang menggunakan media
Lactosa Broth yang terdiri dari LB Double Strength dan LB Single Streth,
uji penguat (Confirmed Tes) yang menggunakan media Brilliant Green
Lactose Bile Broth (BGLB) 2 %, dan uji kelengkapan (Completed test).
Khusus untuk uji air minum isi ulang, metode MPN dilakukan sampai
pada metode uji penguat, dikarenakan metode ini sudah cukup kuat
20
2135
Pembacaan Hasil
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yaitu observasional untuk mengamati ada
tidaknya bakteri coliform pada sampel air minum isi ulang yang
terdapat di wilayah Poasia Kota Kendari
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat pengambilan sampel yaitu di Wilayah Kecamatan Poasia dan
penelitian telah dilaksanakan di laboratorium Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kendari
2. Waktu penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 28-30 juni 2016
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah sepuluh (10) depo air minum isi
ulang di wilayah poasia Kota Kendari.
2. Sampel pada penelitian ini adalah 10 depo air minum isi ulang di
wilayah Kecamatan Poasia sebanyak 10 sampel. Teknik pengambilaan
sampel adalah metode total sampling jenuh yaitu jika semua populasi
di jadikan sampel
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dari pengambilan sampel air minum
sampai ditemukan hasil penelitian.
1. Pra Analitik
a. Persiapan sampel : Pengambilan sampel air minum isi ulang
diambil dari depot air minum isi ulang yang terdapat di wilayah
Poasia Kota Kendari
b. Persiapan alat dan bahan
Alat yang di gunakan yaitu:
1) Botol sampel
2) Gelas ukur
3) Pipet tetes
23
24
38
4) Pipet volume
5) Tabung reaksi
6) Tabung durham
7) Rak tabung
8) Tabung Erlenmeyer
9) Hotplate
10) Timbangan analitik
11) Autoclave
12) Incubator
13) Ose
14) Cawan petri
15) Lampu spiritus
Bahan yang digunakan yaitu :
1) Air minum isi ulang
2) Aquades
3) Lactose broth
4) BGLB 2%
5) Kertas label
6) Kapas/ aluminium foil
7) Alcohol 70%
8) pH universal
c. Pembuatan Media Pengujian
1) Media Lactosa Broth
a) Siapkan alat dan bahan
b) Di Timbang Lactose Broth sebanyak 13 gram untuk
media Lactose Broth Single Strenght, sedangkan untuk
media Lactose Broth Double Strenght ditimbang Lactose
Broth sebanyak 26 gram, kemudian masing – masing
masukkan dalam erlenmeyer yang sesuai, larutkan dengan
aquades lalu kocok hingga homogen.
2539
3) Sampel air minum isi ulang dipipet secara steril dan di masukkan
dalam tabung kode DS masing-masing 10 mL, tabung kode SS1
sebanyak 1,0 mL dan tabung kode SS2 sebanyak 0,1 mL
4) Tabung perlahan-lahan dikocok agar sampel menyebar rata ke
seluruh bagian medium atau sampel homogen, kemudian inkubasi
pada inkubator dengan suhu 35 0C-37 0C selama 1 X 24 jam.
5) Kemudian mengamati timbulnya gas pada setiap tabung Durham.
Setiap tabung yang mengalami kekeruhan dan menghasilkan gas
dalam tabung Durham (adanya gas menunjukan tes perkiraan
positif)
6) Catat jumlah tabung yang positif lalu lanjutkan ke uji konfirmasi
atau uji penguat.
b. Uji penguat (confirmed Test)
1) Siapkan alat dan bahan
2) Menyiapkan 7 tabung berisi media BGLB sebanyak 10 mL
3) Dari masing-masing tabung yang positif pada media LB diambil
sebanyak 1-2 ose dari setiap tabung dan di inokulasikan pada
media BGLB.
4) Semua tabung di inkubasi pada inkubator dengan suhu 35 0C- 37 0
C selama 1 x 24 jam
5) Pengamatan dilakukan pada setiap tabung BGLB. Tabung yang
menghasilkan gas pada tabung Durham dinyatakan positif.
3. Pasca Analitik : Terbentuknya gas dalam tabung durham
menunjukkan sampel positif. Sampel yang positif kemudian dicatat
lalu di sesuaikan dengan tabel MPN sebagai berikut
2741
Tabel. 4.1
MPN Menurut Formula Thomas
Jumlah Tabung ( + ) Gas Pada Penanaman INDEX MPN Per
100ml
5 x 10 ml 1 x 10 ml 1 x 0,1 ml
0 0 0 0
0 0 1 2
0 1 0 2
0 1 1 4
1 0 0 2
1 0 1 4
1 1 0 4
1 1 1 7
2 0 0 5
2 0 1 8
2 1 0 8
2 1 1 10
3 0 0 9
3 0 1 12
3 1 0 12
3 1 1 16
4 0 0 17
4 0 1 21
4 1 0 22
4 1 1 27
5 0 0 67
5 0 1 84
5 1 0 265
5 1 1 ≥ 979
42
28
E. Instrumen Penelitian.
Instrument penelitian yang di gunakan adalah botol sampel, gelas
ukur, pipet tetes, pipet volume, tabung reaksi, tabung durham, rak tabung,
tabung erlenmeyer , hotplate, timbangan analitik, autoclave, incubator,
ose, cawan petri dan lampu spiritus
F. Jenis Data
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau
dari tempat pengujian dan dicatat untuk pertama kali, meliputi hasil
penelitian uji kandungan MPN Coliform
2. Data sekunder adalah data dari sumber – sumber penelitiaan yang
relevan meliputi tabel syarat mutu air dan panduan buku jurnal dan
letak wilayah Poasia.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data menurut Hasan ( 2006: 24 ) meliputi kegiatan:
1. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
2. Coding (Pengkodean)
Coding adalah kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori
dan jenisnya masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan
data maka setiap kategori diberi kode
3. Memasukkan data (entry data)
Entry data adalah kegiatn memasukan data sesuai dengan variabel-
variabel yang telah ada
4. Tabulasi
Tabulasi kegiatan untuk meringkas data yang diperoleh kedalam
tabel-tabel yang telah di persiapkan. Data yang diperoleh kemudian
dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel tertentu
menurut sifat dan kategorinya.
2943
H. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara observasional yaitu,
menampilkan data jumlah bakteri dari hasil pengamatan yang dilakukan
pada pemeriksaan bakteri coliform yang terdapat pada sampel air minum
yang diambil dari depo air minum isi ulang yang ada di Kecamatan Poasia
Kota Kendari kemudian dibandingkan dengan standar yang ditetapkan
oleh Menkes RI Nomor 492/Menkes/SK/IV/2010. Kemudian untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari hasil penelitian maka di gunakan
rumus sebagai berikut :
X=
Keterangan :
f : frekuensi variabel yang diamati
n : jumlah sampel penelitian
k : kostanta (100%)
x : persentase hasil
I. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel kemudian di jabarkan dalam
bentuk narasi
44
BAB V
30
3145
4. Kesehatan
Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang kesehatan
diKecamatan Poasia, tetap digiatkan pelaksanaan pembangunan
sarana danprasarana pelayanan kesehatan. Adapun keberadaan sarana
kesehatanyaitu 1 Rumah sakit bersalin, 1 Puskesmas, 2 Puskesmas
Pembantu, 2 Praktek Dokter, 2 Praktek Bidan, 2 Polindes, 20
Posyandu, 7 Apotek, dan 3 Toko Obat.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Most Probable Number (MPN) Pada Uji Penduga Dan Uji
Penegasan Sampel Air Minum Isi Ulang di Wilayah Poasia Kota
Kendari
Positif 6 60
Negatif 4 40
Total 10 100
Melewati batas
cemaran/ kualitas jelek
1 1 5 0/100 ml
Melewati batas
cemaran/ kualitas jelek
2 2 16 0/100 ml
Melewati batas
cemaran/ kualitas jelek
4 4 9 0/100 ml
6 Melewati batas
cemaran/ kualitas jelek
6 5 0/100 ml
7 Melewati batas
cemaran/ kualitas jelek
7 12 0/100 ml
Melewati batas
cemaran/ kualitas jelek
10 10 4 0/100 ml
C. Pembahasan
Observasi higiene dan sanitasi untuk depo air minum isi ulang
di Wilayah Poasia Kota Kendari telah dilakukan. Hasil dari uji 4
sampel yang layak atau yang negatif bakteri coliform ini karena letak
depo air minum yang jauh dari pencemaran . Kondisi sanitasi dan
kebersihan depo yang sudah diperhatikan. Memperhatikan dan rutin
membersihkan peralatan depo air minum, seperti rutin mengganti
filter dan mencuci tangan sebelum mengemas air minum.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dari hasil identifikasi bakteri coliform pada sampel air minum
isi ulang di wilayah Poasia Kota Kendari Sulawesi Tenggara yang
berjumlah 10 sampel pada media Lactosa Broth telah teridentifikasi 10
sampel air minum isi ulang terkontaminasi bakteri coliform dan pada
media Brilliant Green Lactosa Billi Broth teridentifikasi 6 sampel dari
10 sampel yang positif pada media Lactosa Broth sampel air minum isi
ulang terkontaminasi bakteri coliform dengan nilai MPN yaitu 5, 16, 9,
5, dan 12
2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dari hasil identifikasi bakteri coliform pada sampel air minum
isi ulang di wilayah Poasia Kota Kendari Sulawesi Tenggara terdapat 6
sampel dari 10 jumlah sampel yang telah melewati ambang batas
cemaran yang ditetapkan oleh Permenkes Nomor
492/Menkes/SK/IV/2010
B. Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan
kepada produsen air minum isi ulang agar memperhatikan higiene dan
sanitasi dalam memproduksi air minum isi ulang.
2. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian bakteri selain
bakteri Coliform pada air minum isi ulang di Kota Kendari, sehinggga
dapat ditemukannya bakteri lain yang dapat membahayakan konsumen
dari air minum isi ulang tersebut.
3. Bagi masyarakat agar memperhatikan kebersihan air minum isi ulang
yang di konsumsi agar tidak menyebabkan penyakit
41
56
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Sujana. 2007. Merakit Sendiri Alat Penjernih Air. Kawah Pustaka.
Jakarta.
Artianto I. 2009. Uji Air Limbah dan Pembuatan Media Identifikasi Bakteri MPN
Coliform. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarkat.
Farida N. 2009. Uji MPN coliform dan fecal coli dalam sampel air limbah, air
bersih dan air minum. Yogyakarta:SMTI.
Harmita dan Radji M. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati, Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC`
Irianto, Koes. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan Virologi Medis (
Medical Bacteriology, Medical Micology, and Medical Virology.
Bandung: Alfabeta. Hal 25-28.
Pratiwi, AW, 2007. Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota
Bogor, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol 2 No (2).
57
Shodikin MA. 2007. Kontaminasi bakteri coliform pada air es yang digunakan
oleh pedagang kaki lima di sekitar kampus Universitas Jember. Jurnal
Biomedis 1(1):26-33.
Suprihatin. 2003. Sebagian Air Minum isi Ulang Tercemar Bakteri Coliform. Tim
Penelitian Laboralorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan IPB.
Jakarta: Kompas.
TAHUN 2016
2 S2 √ 27
Juni
√ √ √ 16 √
3 S3 √ 27 √ √ √ 0 √
Juni
4 S4 √ 27 √ √ √ 9 √
Juni
5 S5 √ 28 juni √ √ √ 0 √
6 S6 √ 28 juni √ √ √ 5 √
7 S7 √ 28 juni √ √ √ 12 √
8 S8 √ 29 juni √ √ √ 0 √
9 S9 √ 29 juni √ √ √ 0 √
10 S10 √ 29 juni √ √ √ 4 √
Jumlah 6 4
Presentase (100%) 60% 40%
67
TABULASI DATA
TAHUN 2016
Lokasi Depot
N Kode Kondisi Tempat Hasil Uji Hasil Uji Index Ambang Batas Cemaran Bakteri
o Samp Penjualan Penduga penegasan MPN/100 Coliform Menurut Permenkes
el ml No.492 Tahun 2010
1 S1 Kelurahan Kotor Positif (+) Positif (+) 5 Melewati batas cemaran/ kualitas
Anduonohu jelek
2 S2 Kelurahan Sangat kotor Positif (+) Positif (+) 16 Melewati batas cemaran/ kualitas
Anduonohu jelek
3 S3 Kelurahan Bersih Positif (+) Negatif (-) 0 Tidak melewati batas cemaran/
Anduonohu kualitas baik
4 S4 Kelurahan Sangat Kotor Positif (+) Positif (+) 9 Melewati batas cemaran/ kualitas
Anduonohu jelek
5 S5 Kelurahan Bersih Positif (+) Negatif (-) 0 Tidak melewati batas cemaran/
Anduonohu kualitas baik
6 S6 Kelurahan Kotor Positif (+) Positif (+) 5 Melewati batas cemaran/ kualitas
Rahandouna jelek
7 S7 Kelurahan Sangat kotor Positif (+) Positif (+) 12 Melewati batas cemaran/ kualitas
Rahandouna jelek
8 S8 Kelurahan Bersih Positif (+) Negatif (-) 0 Tidak melewati batas cemaran/
Rahandouna kualitas baik
9 S9 Kelurahan Bersih Positif (+) Negatif (-) 0 Tidak melewati batas cemaran/
Anggoeya kualitas baik
10 S10 Kelurahan Kotor Positif (+) Positif (+) 4 Melewati batas cemaran/ kualitas
Anggoeya jelek
68
Proses Penelitian identifikasi bakteri coliform pada sampel air minum isi
ulang di wilayah Poasia Kota Kendari
Gambar 1. Alat penelitian
Inkubator
71