CERTAINTY FACTOR
Oleh:
SOLEH HUDIN
NIM. H171600603
PROGRAM DIPLOMA 4
SAMARINDA
2021
ii
SKRIPSI
CERTAINTY FACTOR
Oleh:
SOLEH HUDIN
NIM. H171600603
PROGRAM DIPLOMA 4
SAMARINDA
2021
iii
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat dengan judul
“SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT IKAN NILA
MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING DAN CERTAINTY
FACTOR BERBASIS WEB” adalah asli dan bukan plagiat (jiplakan) dan
belum pernah diajukan, diterbitkan/duplikasikan dimanapun dan dalam bentuk
apapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir dri skripsi ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata
saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim
bahwa tugas akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau
badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan
kelulusan saya dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dicabut/dibatalkan.
Dibuat : Samarinda
Pada Tanggal : 27 September 2021
Yang menyatakan,
Soleh hudin
v
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Samarinda, 2021
Disetujui,
Pada tanggal:
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2 Pemohon
Disahkan,
Pada Tanggal: ……………….
Ketua Program Studi Tekonlogi Rekayasa Perangkat Lunak
Dr. Suswanto, S.
vi
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak tahun 2017. Bulan Juni – Juli 2020
Bulan Maret – Mei 2021 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) Dinas
KATA PENGANTAR
Soleh Hudin
ix
DAFTAR ISI
SKRIPSI .............................................................................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
C. Batasan Masalah...................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
I. Xampp .................................................................................................... 39
A. Hasil ....................................................................................................... 72
xi
B. Pembahasan .......................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................ 82
B. Saran ..................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 83
xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Budidaya ikan nila sangat diminati para peternak karena pasarnya yang
nila dilakukan secara intensif. Disamping itu juga terdapat masalah yang timbul
pemeliharaan ikan nila ini. Penyebab gagalnya kegiatan ini adalah karena
atau tidak seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan ikan
yang lemah, patogen yang ganas serta kualitas lingkungan yang memburuk.
cepat, tepat dan akurat. Salah satunya adalah perkembangan sistem pakar
hayati, misalnya ikan nila. Budidaya ikan nila sangat diminati para peternak
sekedar kegiatan subsisten. Ikan nila sanggup hidup dalam kepadatan tebar
yang tinggi. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan nila akan memberikan
keuntungan lebih apabila dilakukan secara intensif. Namun ada juga masalah
yang timbul pada ikan nila. Masalah tersebut adalah gagalnya kegiatan
pemeliharaan ikan nila ini. Salah satu penyebab gagalnya kegiatan ini
adalah
komponen dalam ekosistem perairan ikan yang lemah, patogen yang ganas
serta kualitas lingkungan yang memburuk. Penyakit ikan nila hampir sama
dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit pada ikan nila
biasanya akan terjadi pada kolam yang minim perawatannya, tetapi bukan
berarti bahwa kolam yang terawat akan bebas dari penyakit. Ha ini dapat
terjadi karena sumber penyakit pada ikan nila dapat berasal dari luar (faktor
eksternal) maupun dari dalam (internal) yang lambat laun akan mempengaruhi
keadaan lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, lebih baik melakukan
masalah penyakit pada ikan nila, untuk itu dengan adanya aplikasi ini masalah
kekurangan tenaga pakar dapat diselesaikan, dengan sistem pakar ini user
kebenaran penyakitnya.
Ikan Nila dengan nama latin Oreochromis nilotica merupakan salah satu ikan
konsumsi air tawar yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Ikan Nila memiliki
kandungan protein sebesar 17,5%, lemak 4,7%, dan air 74,8% (Ardita, dkk,
2015). Ikan Nila termasuk dalam makanan alternatif bergizi tinggi yang harganya
terjangkau oleh masyarakat. Rasa dagingnya yang tidak kalah dengan ikan
yang dibutuhkan. Ikan Nila memiliki prospek pasar yang bagus dilihat dari
banyaknya permintaan ikan Nila tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk
dari data statistik perikanan tahun 2013, menyatakan ikan Nila berada diurutan
usaha budidaya (BPS, 2013). Ikan Nila mempunyai banyak strain (varietas).
Ada beberapa varietas ikan Nila yang beredar di Indonesia yaitu Nila Japan for
Indonesian Tilapia (GESIT), Nila Nirwarna, Nila Merah, Nila Hitam, Nila
Khairuman, dkk, (2013), Nila Bogor Enchanced Strain Tilapia (BEST) dan Nila
Larasati.
dimana dimulai dengan sebuah hipotesa sebuah objek dan meminta informasi
disebut Objek-Driven/Goal-Driven.
diketahui rumusan masalah yang dihadapi yaitu membuat sistem pakar yang
dapat menagani penyakit pada ikan nila secara cepat dengan mengetahui gejala-
metode Backward Chaining Berbasis Web agar dapat diakses dan dimanfaatkan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana alur kerja sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit ikan nila
penyakit ikan berbasis web dengan menggunakan NATIVE PHP / PHP murni ?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi hanya melakukan pendeteksi penyakit pada ikan nila.
D. Tujuan Penelitian
berbasis web.?
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Studi Literatur
menjelaskan bahwa Softlens adalah sejenis lensa yang dibuat dari bahan yang
waktu lama dapat berpotensi menyebabkan iritasi mata, mata merah dan
chaining atau runut balik. Metode runut balik bekerja dengan cara menentukan
Penelitian di lakukan oleh siska iriani dari STKIP PGRI pacitan, yang
berguna untuk mengetahui jenis penyakit pada tulang manusia, beserta gejala
Model inferensi yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah
menggunakan Depth First Search. Penentuan diagnosa dalam sistem pakar ini
disesuaikan dengan aturan yang berada di dalam sistem, jika jawaban yang
dimasukkan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka sistem ini akan
pencegahan terhadap suatu penyakit. Sistem ini disebut dengan Sistem Pakar
( Expert Sistem ).
Penelitian di lakukan oleh mardi turnip dari universitas prima indonesia yang
karena sering terjadi tanpa mengenal musim. Penyakit ini bisa menyerang
dimulai dari fakta-fakta untuk selanjutnya menuju pada suatu konklusi. Selain
berfungsi untuk meringankan kerja dokter, sistem pakar yang dikembangkan juga
Dengan adanya aplikasi ini akan membantu para pengguna maupun dokter
penyakit THT.
yang digunakan untuk mengetahui gejala yang diderita carassius auratus; oleh
karena itu, penyakit bisa disembuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
aplikasi sistem pakar yang berkaitan terhadap perikanan, terutama penyakit yang
dimulai dengan tempat atau masukan informasi (jika) terlebih dahulu dan
mengubah, atau menghapus data gejala, hama dan penyakit, dan solusi sehinga
sistem terus dapat berkembang untuk mendapatkan yang lebih akurat hasilnya,
merupakan tanaman buah yang dapat hidup dengan baik di dataran tinggi.
Tanaman ini ada di indonesia sejak tahun 1934. Sebagaimana tanaman buah
lainnya, apel juga rentan terhadap penyakit. Memelihara tanaman dari penyakit
atau fakta kemudian menuju pada konklusi berupa kesimpulan jenis hama atau
pakar. Dan dari pengujian 30 data kasus didapatkan tingkat akurasi pengujian
Tabel 1. Perbandingan
Nama Peneliti Judul Keterangan
Nurmala Mukhtar sistem pakar diagnosa dampak Penelitian ini berbeda dengan
chaining
manusia,
mardi turnip Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Penelitian ini berbeda dengan
sandy kosasi Sistem pakar diagnosa penyakit Penelitian ini hanya meneliti pada
chaining saya
Certainty Factor
B. Kecerdasan Buatan
dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang
media dan uji teori kecerdasan. Teori ini dapat dinyatakan dalam bahasa
Implementasi dari kecerdasan buatan saat ini dapat ditemui dalam bidang-
media dan uji teori kecerdasan. Teori ini dapat dinyatakan dalam bahasa
Implementasi dari kecerdasan buatan saat ini dapat ditemui dalam bidang-
1. FUZZY logic: suatu metode kecerdasan buatan yang banyak terdapat pada alat
elektronik dan robot. Dimana alat-alat elektronik dan robot tersebut mampu
4. komputer agar dapat meniru cara berpikir seperti yang dilakukan manusia dalam
bermain game.
Contohnya program Deep Blue yang mampu berpikir setara dengan seorang
Grandmaster catur.
5. Expert system: suatu metode kecerdasan buatan yang berguna untuk meniru
programming
C. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah bagian dari cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang
masalah tingkat manusia yang pakar (Arhami, 2005). Menurut Kusrini (2006),
fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya
dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut, sistem pakar
memberikan Nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era
informasi yang semakin canggih. Sistem pakar ialah sistem yang berusaha
sistem pakar umumnya diambil dari seorang yang pakar dalam masalah tersebut.
terdiri dari:
4. Mesin Interface
untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan
D. Backward Chaining
dimulai dengan sebuah hipotesis (sebuah objek) dan meminta informasi untuk
disebut: ‘Object-Driven/Goal-Driven‘.
fakta. misalnya penyakit DBD sebagai kesimpulan dan demam sebagai gejala
nya.
penyakit yg di derita migran, maka solusi penanganan nya adalah minum obat
kejadian (atau fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar
Keterangan :
CF : Certainty Factor
MB : Measure of Belief
MD : Measure of Disbelief
P : Probability
E : Evidence (Peristiwa/Fakta)
15
berbagai kondisi :
1. Certainty Factor untuk kaidah dengan premis tunggal (single premis rules):
CF(H,E) = CF(E)*CF
= CF(user)*CF(pakar)
2. Certainty Factor untuk kaidah dengan premis majemuk (multiple premis rules):
concluded rules) :
F. Ikan Nila
Pada awalnya, ikan Nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica atau
ikan dari golongan Tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di dalam mulut
induknya. Akhirnya, diketahui bahwa yang mengerami telur dan larva di dalam
bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan ini adalah Oreochromis niloticus
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Acanthopterigii
Bangsa : Perciformes
16 Suku : Cichlidae
16
Marga : Oreochromis
Morfologi Secara umum, bentuk tubuh ikan Nila memanjang dan ramping,
dengan sisik berukuran besar. Bentuk matanya besar dan menonjol dengan
tepi yang berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah
dengan letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat
sisi sebanyak 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip duburnya memiliki
jari- jari lemah, tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggung dan sirip
dada tampak lebih hitam. Pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau
hitam. Jika dibedakan berdasarkan jenis kelamin, ikan Nila jantan memiliki
ukuran sisik yang lebih besar dibandingkan dengan ikan Nila betina. Alat
kelamin ikan Nila jantan terletak di depan anus. Bentuknya berupa tonjolan
agak runcing, berfungsi sebagai saluran urine dan saluran sperma. Jika perut
ikan Nila jantan diurut, akan mengeluarkan cairan bening. Sementara itu, alat
kelamin ikan Nila betina juga terletak di depan anus, tetapi memiliki lubang
Habitat hidup ikan Nila cukup beragam, mulai dari sungai, danau, waduk,
rendah dari 14°C atau di atas 38°C. Pada suhu 6°C atau 42°C, ikan Nila akan
kehidupan ikan Nila adalah salinitas atau kadar garam. Ikan Nila bisa tumbuh
dan berkembang biak di 17 perairan dengan salinitas 0-29‰ (promil). Ikan ini
masih tumbuh, tetapi tidak bisa berproduksi di perairan dengan salinitas 29-35‰.
Ikan Nila yang masih kecil atau benih biasanya lebih cepat menyesuaikan diri
terhadap kenaikan salinitas dibandingkan dengan ikan Nila yang berukuran besar
a. Nila Larasati
(sumber : satkerpbiatjantiklaten.wordpress.com)
Ikan Nila Janti dihasilkan oleh Balai Benih Ikan Sentral Janti, yang terletak di
Desa Janti, Kecematan Polan Harjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Akhirnya,
pada tahun 2008 dihasilkan ikan Nila merah yang pertumbuhannya cepat,
ketebalan daging yang sangat baik, dan disukai masyarakat. Ikan ini
18
kemudian dikenal dengan sebutan Nila “Larasati” (Nila Merah Strain Janti).
Ikan Nila Merah Janti dapat dipelihara di berbagai media budidaya, seperti di
kolam air 19 tenang, kolam air deras, keramba jaring apung, bahkan tambak
b. Nila Best
(sumber : majalahikan.com)
Ikan Nila Bogor Enhanced Strain Tilapia (BEST) merupakan salah satu jenis
di Cijeruk, Bogor. Ikan Nila BEST dapat dilihat pada Gambar 2.5. Berdasarkan
hasil uji coba atau penelitian, ikan Nila BEST memiliki beberapa keunggulan
sebagai berikut: 1. Mampu menghasilkan telur yang lebih banyak, sekitar 1.500-
2.800 butir per ekor dengan berat induk 280-400 gram. Sementara itu, ikan Nila
lain pada umunya hanya mampu menghasilkan 900-1.600 butir telur per ekor
induk dengan kisaran berat 300 gram. 2. Ukuran telur ikan Nila BEST juga relatif
lebih besar dan seram dibanding dengan ikan Nila yang ada di masyarakat. 20 3.
dapat mencapai ukuran 2-3 cm hanya dalam 8-10 hari,sedangkan ikan Nila
lain umumnya lebih lama, yaitu 10 hari. 4. Ikan Nila BEST relatif tahan dan
tumbuh baik di media bersalinitas atau di tambak. 5. Ikan Nila BEST memiliki
c. Nila Gesit
(sumber : Khasiat.co.id)
Ikan Nila Gesit merupakan ikan Nila Hitam jantan YY (YY supermale) hasil
dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Ikan Nila Gesit dapat dilihat pada Gambar
2.6. Ada beberapa keunggulan ikan Nila Gesit sebagai berikut: 1. Benih hasil
pemijahan 96% berkelamin jantan. Ikan Nila jantan lebih cepat tumbuh
dibandingkan dengan ikan Nila betina. 2. Respon terhadap pakan dan tahan
terhadap serangan penyakit, jika kegiatan budi daya dilakukan sesuai dengan
petunjuk teknis.
20
Ikan ini berasal dari Taiwan. Awalnya, ikan Nila ini memiliki laju
pertumbuhan yang cukup baik, tetapi akhir-akhir ini kualitas menurun akibat
Dengan keunggulan dan kelemahan yaitu umumnya, tergolong jenis ikan yang
adaptif, yakni bisa hidup di air payau dan tahan terhadap serangan penyakit.
e. Nila Merah
(sumber : bang-isman.com)
Merah disebut juga dengan Nila Hibrida. Dengan keunggulan dan kelemahan,
ikan Nila Merah memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, tahan terhadap
menyebabkan benih yang dihasilkan kerdil, cacat, dan lemah atau rentan
terhadap penyakit
f. Nila Gift
(sumber : superperikanan.com)
keenam. Ikan Nila GIFT dapat dilihat pada Gambar 2.9. Ada beberapa
keunggulan ikan Nila GIFT sebagai berikut: 1. Jumlah telur 20-30 % lebih
g. Nila Get
(sumber : superperikanan.com)
Ikan Nila Genetically Enchanced Tilapia (GET) yang dibawa langsung dari
Jawa Barat pada tahun 2002. Pengenalan ikan Nila ini dalam upaya
h. Nila Jica
(Sumber: Majalahikan.com)
Ikan Nila Japan for International Cooperation Agency (JICA) merupakan hasil
rekayasa genetika yang dilakukan sejak tahun 2002. Proyek ini sepenuhnya
dibantu oleh JICA (Japan for International Cooperation Agency) sebuah lembaga
donor Pemerintah Jepang, karena itu pula jenis Nila ini dinamakan Nila JICA.
Jenis Nila ini didapat dari hasil pengembangan lembaga riset Kagoshima
Fisheries Research Station di Jepang. Kemudian, oleh BBAT Jambi, ikan ini
23
dikembangkan lagi, hingga akhirnya muncul varietas Nila Jica di tahun 2004
ikan nila yang wajib di ketahui para peternak dan metode pengobatanya :
pembesaran ikan air tawar sering kali menjadi kendala utama yang merugikan
peternak. Hal ini juga bisa terjadi pada budidaya ikan Nila. Untuk itu, kita harus
ikan budidaya.
a. Lernea
1. Karakteristik
Parasit lernea berbentuk seperti cacing. Parasit ini hidup di tubuh ikan Nila
Parasit lernea mudah sekali berkembang biak pada kondisi lingkungan yang
24
banyak mengandung bahan organik, seperti sisa pemupukan, sampah atau sisa
makanan
2. Gejala
3. Pengobatan
a. Pisahkan ikan yang terjangkit, lalu rendam ikan di kolam isolasi yang
menggunakan 2,5 ml Formalin yang dicampur 100 liter air bersih, lakukan
10 menit. 25
4. Pencegahan
Penyakit caing ingsang dan kulit dapat dilihat pada gambar 10 di bawah ini:
1. Karakteristik
Penyakit ini umumnya ditemui pada insang dan kulit ikan Nila. Parasit
2. Gejala
b. Nafsu makan menurun,ikan tidak seperti biasanya dan ikan tidak mau makan.
i. Sisik terkelupas.
26
3. Pengobatan
a. Pisahkan ikan yang terjangkit, lalu rendam ikan di kolam isolasi menggunakan
2,5 ml Formalin yang di campur 100 liter air bersih, lakukan 10 menit.
15 menit atau dengan Kalium Permanganat (PK) 0,01 g/100 ml air selama
4. Pencegahan
c. Trichodina
Trichodina sp merupakan parasit yang menyerang kulit dan sirip ikan Nila.
2. Gejala
27
b. Nafsu makan menurun, ikan tidak seperti biasanya dan ikan tidak mau makan
e. Infeksi skunder
3. Pengobatan
Rendam ikan nila yang terserang di kolam isolasi dengan larutan garam 500-
1000 mg/liter selama 24 jam atau dalam larutan formalin 25 mg/liter selama 24
jam
4. Pencegahan
d. Saprolegniasis
1. Karateristik
menyerang organ luar ikan, seperti bagian kepala, tutup insang, sirip, dan
2. Gejala
3. Pengobatan
Green 1 mg/liter air selama 1 jam atau dalam larutan Formalin 100-200 mg/liter
selama 3 jam. Bisa juga direndam dengan larutan gaaram 5 gr/liter selama 15
menit.
29
4. Pencegahan
e. Epistylis
1. Karateristik
Epistylis sp. Merupakan parasit dari filum Ciliophora yang menyerang ikan
2. Gejala
d. Adanya putih seperti kapas yang tumbuh di kulit, sisik, dan sirip.
3. Pengobatan
Diphospat 1,1 mg/liter selama dua hari. Cara ini diulangi sebanyak tiga kali.
4. Pencegahan
c. Bercak merah
1. Karateristik
2. Gejala
c. Sisik terkelupas.
f. Bercak merah berbentuk bulat atau tidak teratur terdapat pada tubuh,
h. Perut buncit.
3. Pengobatan
b. Lakukan penyuntikan, tindakan ini biasanya dilakukan untuk ikan nila yang
berukuran besar.
4. Pencegahan
d. Bintik putih
1. Karateristik
penyebab penyakit ini adalah kualitas air yang buruk, suhu yang terlalu rendah,
pakan yang buruk, dan kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik
putih.
2. Gejala
a. Nafsu makan menurun,ikan tidak seperti biasanya dan ikan tidak mau makan.
3. Pegobatan
Buat larutan garam 1-3 g/100 cc air selama 5-10 menit atau Methylene Blue
tersebut dan encerkan kembali dengan 4 liter air ke dalam kolam isolasi. Ikan yg
sakit selanjutnya direndam di kolam isolasi selama 24 jam dilakukan 3-5 kali
4. Pencegahan
h. Penducle
1. Karateristik
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit air dingain (cold water
descareases) yang bisa terjadi pada suhu 16°C. Penyebabnya adalah bakteri
2. Gejala
3. Pengobatan
4. Pencegahan
i. Edward siella
1. Karateristik
2. Gejala
a. Nafsu makan menurun,ikan tidak seperti biasanya dan ikan tidak mau makan.
3. Pengobatan
didalam 1m3 air bersih dan disemprotkan ke pakan. Pakan dianginan hingga
4. Pencegahan
j. Kutu ikan
(Sumber:majalahikan.com , 2017)
1. Karateristik
Penyebab penyakit ini adalah Argulus sp, yang termasuk udang renik. Parasit
penghisap darah ini sering dijumpai menempel pada insang, kulit, dan sirip ikan
yang sakit.
2. Gejala
a. Nafsu makan menurun,ikan tidak seperti biasanya dan ikan tidak mau makan.
g. Ikan nila kurus, berat ikan kurag dari 400 gr selama 4 bulan
3. Pengobatan
Merendam ikan yang sakit ke dalam kolam isolasi dengan larutan garam 20
g/liter selama 5 menit atau pada garam amonia sebanyak 12,3 g/liter air selam 5-
20 menit.
4. Pencegahan
k. Stereptococcosis
1. Karateristik
tahun 2002 menunjukkan bahwa ikan Nila sangat rentan terhadap infeksi
penyakit bakterial antara lain akibat infeksi bakteri Steretococcus inae ini.
2. Gejala
. Nafsu makan menurun, ikan tidak seperti biasanya dan ikan tidak mau makan
f. Berenang berputar
3. Pengobatan
mg/kg ikan.
berturut-turut.
4. Pencegahan
Penyakit tilapia like virus dapat dilihat pada gambar 20 di bawah ini:
1. Karateristik
menyebabkan kematian pada ikan Nila. Benua Asia, Afrika dan negara
Amerika Selatan telah menyebut TILV ini sebagai ancaman besar dalam
2. Gejala
b. Sisik terkelupas.
3. Pengobatan
a. Dilakukan isolasi.
b. Dilakukan vaksinasi.
4. Pencegahan
a. Biosekuriti.
b. Sanitasi.
I. Xampp
server-side scripting
HTML atau Hypertext Markup Language merupakan salah satu format yang
digunakan dalam pembuatan dokumen (web page) dan aplikasi yang berjalan di
halaman web. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan pada web
browser. Eksetensi dari file HTML umumnya *.htm atau *.html. HTML juga
mengandung tag tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks
dan tingkat kepentingan dari teks tersebut dalam suatu dokumen. Tag adalah
kode yang digunakan untuk memark up teks ASCII menjadi file HTML. Setiap tag
diapit dengan tanda kurung runcing. Ada tag pembuka yaitu <HTML> dan ada
tag penutup </HTML> yang ditandai dengan tanda slash (garis miring) di depan
awal tulisannya. Tag tersebut memberikan kaidah bahwa yang ditulis di antara
kedua tag tersebut adalah isi dari dokumen HTML. Dalam membaca teks HTML
tidak harus membaca dokumen tersebut secara berurutan dari atas kebawah,
Link(Fajaryati, 2008).
PHP atau kependekan dari Hypertext Preprocessor adalah salah satu bahasa
pengembangan web dan dapat ditanamkan pada sebuah skripsi HTML. Bahasa
C, Java, dan Perl serta mudah untuk dipelajari. PHP merupakan bahasa scripting
(Firman, 2016)
Contoh aplikasi lain yang lebih kompleks berupa CMS yang dibangun
lain-lain.
a. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak perlu
b. Mudah diinstall kedalam web server yang mendukung PHP seperti apache
Macintosh.
2. Penulisan bahasa
lengkap yaitu tag pembuka. Karena apabila short_open_tag pada php ini bernilai
off maka akan banyak error yang akan ditemukan pada website nantinya. PHP
dapat dijalankan melalui file HTML yang kemudian dipanggil melalui Web
Browser seperti Mozilla Firefox, Netscape, atau Internet Explorer. Program dalam
untuk mencerminkan proses, sumber-sumber data, arus data dan entitas dalam
seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkat tertinggi
0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut
aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak
2. Diagram Nol (diagram level-1) : merupakan satu lingkaran besar yang mewakili
data.
3. Diagram Rinci : merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada
Simbol DFD
Tabel 2. DFD
Notasi Keterangan
benda.
45
Notasi Keterangan
keluaran (output)
“siswa”.
adalah gambar atau diagram yang menunjukan informasi dibuat, disimpan, dan
ERD. ERD memiliki beberapa aliran notasi seperti notasi Chen (dikembangkan
oleh Peter Chen), Barker (dikembangkan oleh Richard Baker,Ian palmer, Harry
Ellis), notasi Crow’s Foot, dan beberapa notasi lainnya. Namun yang banyak
digunakan adalah notasi dari Chen, berikut adalah simbol-simbol yang digunakan
Simbol Deskripsi
Atribut kunci primer Field atau kolomdata yang butuh disimpan dalam
Atribut multinilai / multivalue Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas yang dapat memiliki nilai
nama_atribut
lebih dari satu
47
Simbol Deskripsi
pada tanggal 10 mei 2021 sebagai tempat yang di teliti. Penelitian ini akan di
a. Laptop Ram 4.
b. Processor AMD.
c. Akses Internet.
d. Alat Dokumentasi.
e. Xampp.
f. Printer.
2. Bahan
b. Data-data penyakit pada ikan nila. Data tersebut dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 4. Penyakit
No Nama Penyakit
P001 Lernea
P004 Saprolegniasis
P007 Epistylis
P011 Stereptococcosis
Tabel 5. Gejala
No Nama Gejala
G004 Nafsu makan menurun,ikan tidak seperti biasanya dan ikan tidak
mau makan
No Nama Gejala
G014 Bercak merah berbentuk bulat atau tidak teratur terdapat pada
tubuh, pangkal sirip, dan dubur
G015 Ikan berkumpul di saluran pembuangan
G017 Eksopthalmia atau mata menonjol dan mata rusak seperti katarak
G023 Suhu air mencapai 16°C dan ikan malas bergerak atau berenang
sehingga daya tahan tubuh lemah dan menyendiri
G024 Terdapatnya luka pada area ekor (penducle)
G026 Ada bisul atau nanah disekitar luka disertai bau busuk
G028 Ikan nila kurus, berat ikan kurang dari 400 gr selama 4 bulan
No Nama Gejala
C. Prosedur Penelitia
1. Analisi masalah
2. Pengumpulan data
wawancara. Studi literature adalah mencari refrensi teori yang relefan dengan
kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat di cari dari
buku, jurnal artikel, laporan penelitian, dan situs-situ di internet. Output dari
yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti
skype, Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstrukur dan
tidak terstruktur.
D. Perancangan Aplikasi
berbasis Web. Perancangan sistem pakar penyakit tanaman cabai berbasis web
dengan pemodelan Diagram Konteks yang terdiri dari DFD LEVEL 1 serta
1. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
sistem.
Pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa diagram konteks terdapat dua
aktor didalam system yaitu user dan admin dimana user dapat melakukan
konsultasi pada sistem dan akan menerima hasil dari sistem berupa hasil
konsultasi user. Sedangkan admin dapat memasukan atau menginput data solusi
data penyakit ikan nila, data gejala dan dapat menerima laporan hasil diagnosis.
54
2. DFD LEVEL 1
E. Pemodelan Sistem
a. Akusisi pengatahuan
Pengatahuan ini di peroleh dalam sistem melalui media internet atau buku-
buku yang memuat tentang penyakit dan hama pada tanaman cabai. Setelah
ikan.
Cacing ingsan dan kulit Penyakit ini umumnya ditemui pada insang
dan kulit ikan Nila. Warna tubuh ikan keputihan
bau busuk.
sakit.
Stereptococcosis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Steretococcus
b. Pohon Keputusan
tetapi untuk menghasilkan kaidah yang efisien terdapat suatu langkah yang
NO IF THEN
1 G3, G5, G8 P1
2 G6, G13, G17 P2
3 G4, G9, G12, G18 P3
4 G1, G2, G10, G16, G20 P4
5 G6, G4, G21 P5
6 G2, G8, G15, G23 P6
7 G1, G7, G13 P7
8 G2, G6, G12 P8
9 G12, G13, G14 P9
10 G12, G19, G23, G30 P10
11 G14, G31, G36 P11
12 G,18, G24, G32, G36, P12
kebalikan dari runtun maju (Forward Chaining) yang dapat dilihat pada gambar
26 dibawah ini:
F. User Interface
Halaman indeks utama merupakan halaman yang pertama kali di akses oleh
user. Halaman ini berisi form multiuser sehingga pengakses dapat melakukan
proses login melalui halaman ini. Dapat dilihat di gambar 27 dibawah ini:
Halaman jenis-jenis ikan nila yang akan di akses oleh user. Halaman ini berisi
3. Halaman Diagnosis
Halaman diagnosis adalah halaman yang akan diakses oleh user, halaman
ini berisi keterangan tentang diagnosis penyakit ikan nila. Dapat dilihat di gambar
29 dibawah ini
5. Halaman tentang
website yang akan di akses oleh user. Dapat dilihat di gambar 31 dibawah ini:
6. Halaman masuk
Halaman masuk adalah suatu proses untuk masuk kedalam sebuah layanan
online yang berisi username dan pasword yang akan di akses oleh user. Bisa
G. Pengujian Data
Pengujian data dilakukan dengan mengambil contoh gejala dari G3, G5 dan
G8, G6, G13 yang diambil dari data penyakit tanaman lada beserta gejalanya.
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
65
G9
G10
G11
G12
G13
G14
G15
G16
G17
G18
G19
G20
G21
G22
G23
G24
G25
G26
G27
G28
G29
G30
G31
G32
G33
G34
G35
G36
66
Perhitungan manual sistem pakar Diagnosis penyakit ikan nila dimulai dari
Langkah pertama
Fakta :
G17 = Eksopthalmia atau mata menonjol dan mata rusak seperti katarak
Rule :
Penyelesaian :
Dan ternyata faktanya sama maka premis di simpan menjadi fakta baru
Premis baru adalah diagnosa awal sesuai dengan diagnosa tersebut dan
hasilnya sama
dan Kulit
67
Perhitungan manual sistem pakar diagnosis Ikan Nila dimulai dengan user
memilih gejala penyakit yang dialami oleh Ikan Nila. sebagai contoh ada lima
CFpakar1(G03) = 0.7
CFpakar2(G05) = 0.3
CFpakar3(G8) =1
CFpakar4(G6) = 0.5
CFpakar5(G13) = 0.7
Selanjutnya user memilih jawaban untuk setiap gejala yang dipilih dan setiap
jawaban tersebut memilih nilai CF user. Adapun jawaban dari user yaitu:
= 0.7 x 0.6
= 0.42
= 0.3 x 0.2
= 0.6
= 1 x 0.2
= 0.2
= 0.5 x 0.2
= 0.2
= 0.7 x 0.2
= 0.14
= 0.62 * 0.58
CF old1 = 0.35
Penyakit cacing ingsang dan kulit dapat dilihat pada gambar 34 . yang akan
= 0.8 * 0.4
CF old1 = 0.32
= 0.42 * 0.68
CF old2 = 0.30
Nilai CF Penyakit Cacing Insang dan Kulit adalah 0,30 x 100% = 30%
70
Penyakit berak merah dapat dilihat pada gambar 35 yang akan dihitung
= 0.3 * 0.8
= 0.24
4. Saprolegniasis
= 0.3 * 0.8
= 0.24
Penyakit bitnik putih dapat dilihat pada gambar 37 yang akan dihitung
CF4 = 0.1
metode Certainty Factor (CF) maka jenis penyakit Penyakit Cacing Insang dan
Kulit adalah dengan persentase terbesar adalah Cacing Insang dan Kulit sebesar
30%.
72
A. Hasil
1. Tampilan Beranda
pakar ini yang menampilkan judul dari sistem pakar yang diangkat oleh
2. Tampilan Konsultasi
pakar untuk mengetahui penyakit ikan nila yang dialami oleh ikan nila, yang
metode backward chaining dan certainty factor, yang dapat dilihat pada
hasil konsultasi yang telah dilakukan oleh user, yang dapat dilihat pada
dilakukan oleh admin yang berfungsi untuk mengelola data yang ada di
metode backward chaining dan certainty factor, yang dapat dilihat pada
di kelolah oleh admin, yang dapat dilihat pada gambar 43 di bawah ini:
Tampilan data gejala merupakan tampilan data gejala yang dapat di kelolah
dapat di kelolah oleh admin, yang dapat dilihat pada gambar 45 di bawah ini:
B. Pembahasan
1. Source Code
a. Beranda
b. Konsultasi
<section id="content">
<div class="container">
<div class="row">
<div class="col-lg-12">
<div class="panel panel-success">
<div class="panel-heading">Mulai Konsultasi</div>
<div class="panel-body">
<div class="col-md-9">
<div class="form-group">
<form action="<?php echo
site_url("konsultasi/pertanyaan/") ?>" method="get">
<select name="kd_penyakit"
class="form-control" required>
<option value="">--Pilih Penyakit--</option>
<?php
foreach ($data_penyakit as $k) {
echo "<option value='$k->kd_penyakit'>$k->kd_penyakit
- $k->nama_penyakit</option>";
}
?>
c. Tentang kami
<section id="intro">
<div class="intro-content">
<div class="container">
<h2>Tentang</h2>
<h3>Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ikan Nila</h3>
<h3>Metode Backward Chaining Dan Certainty Factor</h3>
<h4>Website ini merupakan salah satu Aplikasi yang menggunakan
Sistem Pakar dengan menggunakan metode Backward Chaining Dan
Certainty Factor, fitur yang disediakan meliputi
menentukan kemungkinan penyakit yang diderita oleh ikan nila
berdasarkan kemungkinan penyakit yang disertai gejala - gejala yang
dialami.
</div>
</div>
</section>
<footer>
78
d. Login admin
<section id="content">
<div class="container">
<div class="row">
<div class="span8">
<h4>Halaman Masuk</h4>
<form role="form" method="post" action="<?php
echo site_url('auth');?>">
<fieldset>
<div class="row">
<div class="span4 field form-group">
<label for="username" class="control-label col-lg-
2">Username</label>
<input type="text" name="username"
placeholder="Masukkan username"/>
<div class="validation"></div>
</div>
</div>
<div class="row">
<div class="span4 field form-group">
<label for="password" class="control-label col-lg-
2">Password</label>
<input type="password"
name="password" placeholder="Masukkan password" data-
rule="password" data-msg="Username/password yang anda masukkan
salah" />
<div class="validation"></div>
</div>
</div>
<button class="btn btn-color margintop10 pull-left"
name="submit" type="submit">Masuk</button>
</fieldset>
</form>
</div>
</div>
</div>
</section>
79
2. Pengujian website
Dari hasil pembuatan website sistem pakar diagnosa penyakit ikan nila
maka perlu dilakukan pengujian terhadap website untuk menguji apakah semua
fitur yang ada di dalam website dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
password.
ikan nila.
buat
berjalan dengan baik. Dimana semua menu dapat berjalan sesuai dengan
3. Pengujian responden
(System Usability Sale), dan hasil dari responden dapat dihitung menggunakan
perhitungan SUS yang dapat dilihat pada tabel 10. Dibawah ini:
Skor
P P P P P P P P P P
Responden Jumlah SUS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 1 1 4 2 5 1 5 1 4 1 25 62.5
R2 4 4 4 4 4 2 5 3 5 5 40 100
R3 5 3 4 5 5 3 5 2 5 5 42 105
R4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 97.5
R5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 95
R6 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 36 90
R7 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32 80
R8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2.5
R9 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 37 92.5
R10 4 1 5 2 5 2 5 1 5 2 32 80
R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
R12 4 2 4 5 4 2 5 2 5 4 37 92.5
R13 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 34 85
R14 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 34 85
R15 2 1 4 2 4 2 4 2 4 2 27 67.5
R16 4 4 4 2 4 2 4 2 3 4 33 82.5
81
R17 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 33 82.5
R18 5 2 4 3 4 2 4 2 3 4 33 82.5
R19 4 2 5 3 4 2 5 2 4 5 36 90
R20 3 2 4 2 4 2 3 3 3 3 29 72.5
R21 5 4 4 2 4 2 4 2 4 3 34 85
R22 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 30 75
R23 4 2 4 2 4 2 4 2 4 3 31 77.5
R24 2 2 4 2 4 2 4 2 4 3 29 72.5
R25 3 2 4 2 4 2 4 2 4 3 30 75
R26 5 2 5 5 5 2 5 2 5 5 41 102.5
R27 5 1 5 4 5 2 4 1 5 2 34 85
R28 4 3 4 5 4 2 3 3 4 4 36 90
R29 4 1 5 3 4 2 4 2 2 4 31 77.5
R30 4 3 3 2 4 2 4 2 2 4 30 75
Setelah melakukan perhitungan data dari hasil yang telah diperoleh dari
responden , dimana akan dilakukan perhitungan nilai skor SUS untuk setiap
jumlah nilai pertanyaan akan di kalikan 2.5 setelah itu dilakukan perhitungan nilai
rata-rata skor SUS yaitu 81.17. dari hasil tersebut membuktikan bahwa pengujian
dari aplikasi nada ruzandah misic dapat diterima oleh pengguna dengan sangat
baik karena nilai yang didapatkan tersebut memiliki diatas rata-rata dan
mendapat nilai grade scale B dan mendapatkan rating excellent (sangat baik)
82
A. Kesimpulan
dapat diterima dan berjalan dengan baik dan menghasilkan output sesuai
yang diharapkan.
B. Saran
saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem lebih lanjut adalah
sebagai berikut:
1. Basis pengetahuan pada sistem ini dapat ditambahkan lagi agar dapat
DAFTAR PUSTAKA
Komputer.
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Backward_chaining
Berbasis Web Pada Sanggar Seni Getar Pakuan Bogor. Ijse - Indonesian