RISMAWATI
NIM. 201901027
RISMAWATI
NIM. 201901027
Skripsi ini akan dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi dan disetujui untuk
diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Keperawatan Pada Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah Sidrap.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
iii
RINGKASAN
RISMAWATI
“HUBUNGAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN KADER TERHADAP
KINERJA KADER POSYANDU PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN TOKASENG KECAMATAN TELLU SIATTINGE
KABUPATEN BONE TAHUN 2021”
Dibimbig oleh : Ibrahim dan Sulaeman
XI + 79 Halaman + 9 Tabel + 1 Gambar + 11 Lampiran
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,
dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta dan seluruh
1. Kedua orang tua saya Bapak dan Ibu, serta anak-anak saya yang selalu
2. Dr. Muh. Tahir, SKM., M.Kes. selaku Pejabat Rektor/Wakil Rektor I Institut
3. Dr. Ishak Kenre, SKM., M.Kes. selaku Wakil Rektor II Institut Teknologi
v
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
penelitian dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak demi
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Ringkasan ......................................................................................................... iv
A. Kesimpulan .......................................................................................... 56
B. Saran .................................................................................................. 56
LAMPIRAN .................................................................................................... 61
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.7 Distribusi kader menurut hubungan motivasi kader terhadap kinerja
kader posyandu pada masa pandemi COVID-19 di Kelurahan Tokaseng
Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone tahun 2021 ................................ 49
Tabel 5.8 Distribusi kader menurut hubungan keaktifan kader terhadap kinerja
kader posyandu pada masa pandemi COVID-19 di Kelurahan Tokaseng
Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone tahun 2021 .............................. 51
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lmpiran 7 Hasil Analisis Uji Chi Square Motivasi terhadap Kinerja Kader ... 71
Lampiran 8 Hasil Analisis Uji Chi Square Keaktifan terhadap Kinerja Kader 72
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Purbadiri & Lawado, 2020). Dengan kata lain, posyandu merupakan klinik
bagi ibu dan anak untuk mempercepat penurunan angkat kematian ibu dan bayi
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat (Purnanto et al., 2017) bahwa
yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), keluarga Berencana (KB), imunisasi,
mampu menekan jumlah AKI, AKB, dan AKABA dengan peran serta
1
2
dikenal oleh masyarakat awam sebagai virus “Corona”. Corona adalah virus
jenis baru dari coronavirus yang bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan
sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru,
Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke
manusia. Dengan penularannya yang sangat mudah maka hal tersebut juga
kinerja kader Posyandu. Hal ini sejalan dengan Soewondo et al. (2020) bahwa
program layanan dasar regular, salah satunya program gizi akan terdampak.
tugas ke kader belum disertai dengan jaminan keamanan bagi kader seperti
petugas kesehatan.
tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Keluarga Siaga Aktif bahwa
keaktifan posyandu merupakan salah satu kriteria untuk mencapai desa dan
masa pandemi covid-19 tidak lagi dijadikan alasan dalam menangani anak
Sama halnya dengan kegiatan posyandu yang lain, tetap dapat dilaksanakan
dengan tetap mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari covid-19. Hal
tersebut sejalan dengan Amrina et al. (2020) bahwa adanya Petunjuk Teknis
yang tepat pada masa pandemi Covid-19, agar posyandu tetap terlaksana
dimaksud. Oleh karena itu, pelaksanaan Posyandu pada masa pandemi tetap
harus dilaksanakan melalui pola atau bentuk kegiatan yang kreatif dan aktif
pada masa pandemi covid-19. Sehingga kinerja kader Posyandu tetap harus
kader yang aktif memiliki motivasi berupa kebutuhan agar dapat memahami
informasi tentang pelayanan kesehatan terkini dan tujuan bahwa kader merasa
bahagia dan bangga dengan tugas yang dijalankan karena mereka telah
dianggap sebagai bagian dari dinas kesehatan dan sebagai wadah silahturahmi
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal sehingga dapat
kurang termotivasi dan kurang aktif dalam kegiatan posyandu, terlebih lagi
pada masa pandemi Covid-19. Hal demikian, juga dirasakan oleh petugas
Siattinge yang seharusnya pada masa pandemi dapat menjadi contoh dalam
– masing Posyandu tercatat sebanyak 5 kader yang aktif sesuai dengan jumlah
Fakta lain yang diperoleh dari hasil observasi adalah :1) pada saat akan
pada pelaksanaan hari posyandu tidak semua ibu-ibu yang mempunyai bayi
atau balita turut berpartisipasi untuk datang ke posyandu; 2) tidak semua kader
aktif datang pada saat pelaksanaan posyandu terkadang hanya 2 atau 3 kader
semua kader melengkapi catatan, evaluasi, dan membuat grafik SKDN (Semua
balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu, jumlah balita yang
mempunya Kartu Menuju Sehat, jumlah balita yang Datang pada hari buka
Posyandu, dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik) karena
sebagian kader tidak begitu paham membuat grafik SKDN sehingga tugas
4) para kader juga kurang termotivasi karena merasa insentif yang diterima
fasilitas yang dimiliki posyandu juga masih kurang memadai seperti gedung
yang terkait dengan motivasi dan keaktifan kader posyandu terhadap kinerja
kader posyandu pada masa pandemi Covid-19, yakni: 1) kinerja kader kurang
pelayanan tidak berjalan lancar atau tidak memenuhi standar pelayanan dasar
posyandu disebabkan karena lebih tertarik pada kegiatan lain yang memberikan
keuntungan ekonomis; 5) kader sebagai relawan merasa jenuh dan tidak adanya
status sebagai relawan menjadikan tidak adanya perjanjian yang mengikat pada
kader sehingga kader merasa lebih bebas untuk ikut pelaksanaan posyandu atau
Poyandu dilaksanakan oleh kader, meskipun sudah ada solusi yang diberikan
oleh Pemerintah.
pada masa pandemi Covid-19, seorang kader harus lebih termotivasi dan aktif
protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran Covid-19. Dengan kata lain
kinerja kader posyandu diyakini dipengaruhi oleh motivasi dan keaktifan kader
karena tanpa motivasi dan keaktifan kader maka kegiatan posyandu tidak
berhasil pencapaiannya dari target yang telah ditentukan oleh Puskesmas. Oleh
karena itu, akan dilaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Motivasi dan
B. Rumusan Masalah
motivasi dan keaktifan kader terhadap kinerja kader posyandu pada masa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2021.
8
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Bone.
2. Bagi Ilmiah
3. Bagi Praktisi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dorongan atau letupan yang berasal dari diri/bantuan orang lain yang
untuk melakukan suatu perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
diartikan sebagai sesuatu atau hal yang diberikan oleh satu pihak kepada
pihak lain agar pihak yang lain tersebut tergerak, terpengaruh, atau
motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni: (1) motivasi intrinsik, yaitu
jenis motivasi yang sumbernya datang dari dalam diri orang yang
10
datang berasal dari lingkungan luar diri orang yang bersangkutan. Menurut
merupakan proses dinamis, karena dapat diaktifkan dari sumber yang berbeda
tanpa disadari, stimulus yang masa dapat mengaktifkan motivasi yang berbeda
tergantung pada situasi dan diri seseorang. Motivasi yang disadari atau tidak akan
dimiliki atau terdapat dalam diri setiap individu dalam melakukan suatu
pekerjaan yang sepadan dengan niat. Setiap bekerja tanpa niat tidak diakui
terdapat di dalam Surah al-Ahzab ayat 31, yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: “Dan barang siapa di antara kamu ikhlas kepada Allah dan
Rasul-Nya, dan mengerjakan amal Saleh, niscaya Kami memberikan
kepadanya pahala dua kali dan Kami sediakan baginya rezeki yang
mulia”. (QS. Al-Ahzab: 31)
diartikan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang
baik disebabkan dari dalam dirinya (intrinsik) atau dari luar dirinya
2. Teori Motivasi
teori kebutuhan (need) dari Abraham Maslow; (2) teori dua faktor dari
kategori teori isi. Berikutnya teori yang disebut dalam urutan tersebut di
kehilangan.
fisik.
tugasnya.
sebagai berikut.
promosi, dan faktor pekerjaan itu sendiri. Faktor ini terkait dengan
lembaga. Faktor ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang lebih
berupa prestasi yang dicapai, termasuk juga dalam bekerja. Dengan kata
berkaitan juga dengan teori yang memiliki kekuatan terendah dari teori
Maslow.
a. Motivasi intrinsik
dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih
16
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh.
kegiatan posyandu.
b. Motivasi ekstrinsik
posyandu berlangsung.
aktif adalah giat, rajin dalam berusaha atau bekerja. Dengan kata lain keaktifan
keaktifan mempunyai arti sama dengan aktivitas yaitu banyak sedikitnya orang
Seluruh aktivitas kader pada saat kegiatan Posyandu perlu diperhatikan oleh
akan berjalan dengan baik jika didukung dengan fasilitas yang memadai.
Fasilitas yang disediakan hendaknya harus cukup dan sesuai dengan tugas dan
fungsi yang dilaksanakan serta tersedianya waktu, tempat yang tepat, sesuai
dalam melakukan seluruh tindakan baik sebelum hari H, pada hari H, dan
pelaksanaan kegiatan posyandu setiap bulan atau lebih dari 8 kali dalam 1
tahun. Hal senada juga dinyatakan oleh Rhapsodia et al. (2019) bahwa
keaktifan kader yang dinilai dari hari kehadiran kader pertahun dengan kategori
kurang dari sepuluh kali dalam setahun dianggap tidak rutin atau tidak aktif.
keaktifan kader yaitu kader sudah lama menjadi kader dan mengetahui semua
tugas-tugasnya pada posyandu. Selain itu kader memiliki sikap, niat, motivasi
dan loyalitas pada posyandu yang baik, kader sadar bahwa keberadaannya
masyarakat.
bahwa kader kesehatan yang aktif melaksanakan tugas yang diemban dengan
bauk sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, maka kader kesehatan
tersebut termasuk kategori yang aktif. Namun, apabila kader kesehatan tidak
20
mampu melaksanakan tugas yang diemban maka mereka tergolong yang tidak
program posyandu. Hal ini sejalan dengan pendapat Profita (2018) bahwa
sebagai kader. Keaktifan kader posyandu tersebut dapat dilihat dari ada atau
tidaknya kegiatan posyandu sebagai tugas dan tanggung jawab yang diberikan
padanya, kegiatan tersebut juga akan berjalan dengan baik bila didukung oleh
melakukan seluruh tindakan baik sebelum hari H, pada hari H, dan sesudah
kegiatan posyandu setiap bulan atau lebih dari 8 kali dalam 1 tahun. Apabila
sebelum hari H, pada hari H, dan sesudah hari H, maka dapat dinyatakan tidak
aktif.
protokol kesehatan.
protokol kesehatan.
konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
2) Turut hadir dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan mematuhi
anak, pemantauan terhadap tindakan orang tua tentang pola asuh yang
4) Turut hadir dalam penyuluhan tentang pola asuh anak balita dengan
kehidupan.
5) Turut hadir dalam pemberian motivasi kepada orangtua balita agar terus
8) Turut hadir dalam pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari
buka Posyandu.
1) Turut hadir dalam kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada
hari buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami
kesehatan.
membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu,
(PHBS).
1. Pengertian Kinerja
dicapai atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan sesuai dengan tanggung
tersebut, memiliki standar hasil kerja, target, atau sasaran atau kriteria yang
adalah hasil dari keseluruhan hal tersebut. Sedangkan menurut Fattah (2017)
bahwa kinerja adalah hasil atau keluaran (outcome) dari sebuah perkerjaan
adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan
Muljono (2018) bahwa hal ini menunjukkan bahwa kinerja bukan sifat atau
hasil kerja seorang karyawan, untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang
dengan baik dan rapi apabila orang atau personil yang melakukannya tidak
dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga
bearti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kualitas maupun kuantitas
kepadanya. Selain itu, menurut Farisi et al. (2020) bahwa kinerja adalah
yang dicapai dengan standart yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, menurut
Fauzi & Hidayat NA (2020) bahwa kinerja atau performances, prestasi kerja
adalah penampilan kerja maupun hasil yang dicapai oleh seseorang baik
26
penilaian atas diri karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan yang
bahwa kinerja adalah hasil yang diperoleh seseorang dari sebuah pekerjaan
yang ditugaskan dalam waktu tertentu yang dapat berupa produk, kepuasan,
berikut.
a. Penggerakan Masyarakat
tanaman obat.
27
balita serta ibu hamil; dan e) meja 5: Pelayanan kesehatan dan KB.
b. Penyuluhan
media, dll.
c. Pemantauan/Pengawasan
yang dikunjungi adalah: 1) Ibu yang anak balita selama dua bulan
protokol kesehatan.
2. Penilaian Kinerja
dan akurat dapat dievaluasi melalui tolak ukur tingkat kinerja. Pengukuran
masa yang akan datang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan
dalam hal promosi jabatan atau penentuan imbalan. Evaluasi atau penilaian
perusahaan secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program
yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan.
bekerja.
sebagai berikut.
adalah cara tepat untuk menilai kinerja dengan tepat. Agar menjadi adil
30
dan setara maka persyaratan terkait pekerjaan yang diukur harus sama
bawahannya.
karyawan dengan tingkat atau level yang sama. Agar tidak terjadi bias
lakukan. Penilaian ini berasal dari berbagai arah, baik internal maupun
penilaian ini biasanya dilakukan 2 sampai 4 kali dalam setahun. Ini akan
1. Pengertian Covid-19
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang
pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga
hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga
tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan
di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui
Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian
luar biasa muncul di Wuhan China, pada Desember 2019, kemudian diberi
pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Virus ini secara genetic sangat
dengan kemiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada vitro, COVID-19
sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-paru adalah organ yang paling
enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-paru. Virus
untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang (Letko et al., 2020).
2. Karakteristik Epidemologi
dalam pemantauan.
3. Mekanisme Penularan
dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi aerosol di ruang yang
4. Karakteristik Klinis
relative jarangterjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia
biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih
34
pernapasan akut, syok septik, asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi dan
disfungsi perdarahan dan batuk serta kegagalan banyak organ, dll. Pasien
hingga rendah, atau tidak ada demam sama sekali. Kasus ringan hanya
manifestasi pneumonia Dari kasus yang ditangani saat ini, sebagian besar
pasien memiliki prognosis yang baik. Orang tua dan orang-orang dengan
sedangkan kasus dengan gejala yang relatif ringan sering terjadi pada anak-
anak.
wajah, seperti mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan
35
adalah cara terbaik. Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran
virus Corona.
Ketika bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada
di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu
ketika menutup mulut dan hidung ketikabersin atau batuk. Cuci tangan
hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman, bakteri, dan
dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak fisik tidak hanya
umum, seperti tempat makan, gedung olah raga, tetapi tempat ibadah
KERANGKA KONSEP
teori Maslow dan Herzberg, yakni adanya kebutuhan baik dari dalam diri
lingkungan kerja.
mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu setiap bulan atau lebih dari 8 kali
penularan COVID-19.
kader posyandu sesuai perannya sebagai kader untuk mencapai outcome yang
38
39
Motivasi
Kinerja Kader
Keaktifan Kader
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel dan kriteria Objektif
Variabel Defenisi Operasional Cara dan Hasil Ukur Skala
Alat Ukur Ukur
Motivasi Adanya kebutuhan seorang Peneliti • Motivasi Ordinal
kader sehingga melakukan membagikan rendah, jika
serangkaian kegiatan untuk kuesioner skor < nilai
mencapai tujuan tertentu, kepada mean
meliputi: minat, responden • Motivasi
penghargaan, prestasi, dengan tinggi, jika
tanggung jawab, insentif, metode skala skor ≥ nilai
pelatihan, fasilitas, guttman. mean
hubungan sosial, lingkungan
kerja.
Keaktifan kehadiran kader dalam Peneliti • Keaktifan Ordinal
Kader pelaksanaan seluruh membagikan rendah, jika
rangkaian kegiatan pada hari kuesioner skor < nilai
pelaksanaan posyandu setiap kepada mean
bulan atau lebih dari 8 kali responden • Keaktifan
dalam 1 tahun. dengan tinggi, jika
metode skala skor ≥ nilai
guttman. mean
Kinerja Kinerja kader posyandu Peneliti • Kinerja Ordinal
Kader adalah keseluruhan kegiatan membagikan rendah, jika
Posyandu – kegiatan posyandu yang kuesioner skor < nilai
telah dilakukan oleh kader kepada mean
posyandu sesuai perannya responden • Keaktifan
sebagai kader untuk dengan tinggi, jika
mencapai outcome yang metode skala skor ≥ nilai
diharapkan. Guttman. mean
40
D. Hipotesa Penelitian
METODE PENELITIAN
hubungan sebab akibat pada status kesehatan tertentu dengan model pendekatan
motivasi dan keaktifan kader terhadap kinerja kader posyandu pada masa
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
41
42
2. Sampel
a. Besar sampel
b. Sampling
1. Pengumpulan Data
2. Penyajian Data
a. Editing
telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan dari
43
b. Coding
data yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
c. Scoring
d. Tabulasi data
sistematik.
E. Analisa Data
1. Analisis Univariat
2. Analisa Bivariat
dependen, menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS 23.0 for
sebagai berikut:
• Jika nilai Sig. (2-sided) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
• Jika nilai Sig. (2-sided) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
F. Etika Penelitian
berikuit:
atau mencatumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasian)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
BAB V
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
pada setiap variabel motivasi kader, keaktifan kader, dan kinerja kader
berikut.
1) Umur
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Kader Berdasarkan Umur
45
46
2) Pekerjaan
Tabel 5.2
Distribusi Karakteristik Kader Berdasarkan Pekerjaan
3) Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Karakteristik Kader Berdasarkan Pendidikan
b. Motivasi kader
motivasi rendah jika skor yang diperoleh < 23,60 dan motivasi tinggi
jika skor yang diperoleh ≥ 23,60. Proporsi tiap kategori motivasi kader
Tabel 5.4
Distribusi Motivasi Kader
motivasi tinggi.
c. Keaktifan kader
keaktifan rendah jika skor yang diperoleh < 1,85 dan keaktifan tinggi
jika skor yang diperoleh ≥ 1,85. Proporsi tiap kategori keaktifan kader
Tabel 5.5
Distribusi Keaktifan Kader
kader atau sebesar 15%. Hasil distribusi ini berasal dari hasil
d. Kinerja kader
pada rerata atau mean kinerja secara keseluruhan. Pada variabel kinerja
jika skor yang diperoleh < 13,40 dan kinerja tinggi jika skor yang
Tabel 5.6
Distribusi Kinerja Kader
dengan kategori kinerja tinggi sebanyak 12 kader atau sebesar 60%, dan
49
tinggi.
Tabel 5.7
Distribusi kader menurut hubungan motivasi kader terhadap kinerja
kader posyandu pada masa pandemi COVID-19 di Kelurahan
Tokaseng Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone tahun 2021
Kinerja
Motivasi Total Sig. (2-
No Tinggi Rendah OR
Kader Sided)
f % f % N %
1 Rendah 2 10 5 25 7 35
8,333 0,035
2 Tinggi 10 50 3 15 13 65
semakin tinggi motivasi yang dimiliki kader, maka semakin tinggi atau
sebesar 0,035. Koefisien ini lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar
kader terhadap kinerja kader. Odd Ratio (OR) sebesar 8,333 atau lebih
antara factor motivasi kader terhadap kinerja kader posyandu pada masa
Tabel 5.8
Distribusi kader menurut hubungan keaktifan kader terhadap kinerja
kader posyandu pada masa pandemi COVID-19 di Kelurahan
Tokaseng Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone tahun 2021
Kinerja
Keaktifan Total Sig. (2-
No Tinggi Rendah OR
Kader Sided)
f % f % N %
1 Rendah 0 0 3 15 3 15
3,400 0,021
2 Tinggi 12 60 5 25 17 85
kader dengan keaktifan rendah, tidak terdapat kader (0%) yang memiliki
semakin tinggi keaktifan yang dimiliki kader, maka semakin tinggi atau
sebesar 0,021. Koefisien ini lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar
kader terhadap kinerja kader. Odd Ratio (OR) sebesar 3,400 atau lebih
B. Pembahasan
memiliki motivasi yang tinggi juga memiliki kinerja yang tinggi, terdapat 5
kader memiliki motivasi yang rendah juga memiliki kinerja yang rendah.
satunya sangat bergantung pada peran aktif atau kinerja kader posyandu.
dengan motivasi yang tinggi dan selalu aktif dalam kegiatan posyandu akan
memiliki motivasi rendah tetapi memiliki kinerja tinggi. Hal ini dikarenakan
kader juga akan memiliki kinerja yang baik. Hal ini sejalan dengan
yang tinggi tetapi memiliki kinerja yang rendah. Hal ini dikarenakan
kegiatan posyandu. Hal ini sejalan dengan pendapat Rosmaini dan Tanjung
(2019) bahwa motivasi kerja adalah suatu dorongan dan rangsangan yang
motif atau sebagai faktor pendorong yang bersifat internal yang datang dari
pegawai pun berbeda satu sama lainnya. Tetapi apabila sudah ada dalam
ditentukan sebelumnya.
memiliki keaktifan yang tinggi juga memiliki kinerja yang tinggi, terdapat
3 kader memiliki keaktifan yang rendah juga memiliki kinerja yang rendah.
Hal ini dikarenakan adanya lebih banyak kader yang menyatakan bahwa
(2016) dan Rhapsodia, dkk (2019) bahwa kehadiran kader pada pelaksanaan
setahun dianggap tidak rutin atau tidak aktif. Dengan demikian, kehadiran
kader pada kegiatan posyandu tidak dituntut hadir setiap bulan sehingga
tinggi tetapi memiliki kinerja yang rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua
kader posyandu tersebut dapat dilihat dari ada atau tidaknya kegiatan
kegiatan tersebut juga akan berjalan dengan baik bila didukung oleh fasilitas
yang memadai.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan proses dan hasil yag diperoleh dalam penelitian ini, peneliti
dengan lokasi yang sama atau subjek yang sama dengan variabel yang lebih
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Amrina, A. Fi., Ramadhan, B. F., Amar, N. K., Fauzi, I. A., & A.P.T., S. L. (2020).
Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Pada Masa Pandemi Covid-19 Sebagai
Upaya Pemenuhan Hak Balita Dan Ibu Hamil Sesuai Dengan Rekomendasi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Di Desa Bongkok Kecamatan
Kramat Kabupaten Tegal. Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi,
Fakultas Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik.
Bahri, S., & Nisa, Y. C. (2017). Pengaruh Pengembangan Karir Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis,
18(1), 9–15.
Dayana, I., & Marbun, J. (2018). Motivasi Kehidupan - Google Books. Gupedia.
https://www.google.co.id/books/edition/Motivasi_Kehidupan/UO5_DwAAQ
BAJ?hl=en&gbpv=1
Farisi, S., Irnawati, J., & Fahmi, M. (2020). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Humaniora, 4(1), 15–33.
Fauzi, A., & Hidayat NA, R. (2020). Manajemen Kinerja - Google Books.
Airlangga University Press. https://www.google.co.id/books/edition/
Manajemen_Kinerja/hMjjDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=manajemen+kin
erja&printsec=frontcover
Hasibuan, J. S., & Silvya, B. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan. Seminar Nasional Inovasi Produk Penelitian
Pengabdian Masyarakat & Tantangan Era Revolusi Industri 4.0, 2(1), 1–20.
Kusumawardani, A. S., & Muljomo, P. (2018). Hubungan Sikap dan Motivasi Kerja
Dengan Kinerja Kader Posyandu Kasus: Desa Coper Dan Desa Kutuwetam,
Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Jurnal Sains Komunikasi Dan
Pengembangan Masyarakat (JSKPM), 2(2), 223–238.
Letko, M., Marzi, A., & Munster, V. (2020). Functional assessment of cell entry
and receptor usage for SARS-CoV-2 and other lineage B betacoronaviruses.
Nature Microbiology, 5(March). https://doi.org/10.1038/s41564-020-0688-y
Nur’aini DF, F. (2017). Panduan Praktis Evaluasi Kinerja Karyawan. Anak Hebat
Indonesia.https://www.google.co.id/books/edition/Panduan_Praktis_Evaluasi
_Kinerja_Karyawa/7SQgEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1
Kabupaten Grobogan.
Rhapsodia, N. A., Andari, S., & Sumarmi, S. (2019). Hubungan Keaktifan Kader
dan Partisipasi Ibu pada Kegiatan Posyandu dengan Cakupan ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Waru Sidoarjo. Amerta Nutrition, 3(2), 94–99.
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i2.2019.94-99
Rismawati dan Mattalata. (2018). Evaluasi Kinerja : Penilaian Kinerja Atas Dasar
Prestasi Kerja Berorientasi Kedepan. Celebes Media Perkasa.
https://www.google.co.id/books/edition/Evaluasi_Kinerja_Penilaian_Kinerja
_Atas/ni9tDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1
Santoso, S. (2016). Panduan Lengkap SPSS Versi 23 - Google Books. PT. Elex
Media Komputindo. https://www.google.co.id/books/edition/Panduan_
Lengkap_SPSS_Versi_23/qCtIDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=Singgih+S
antoso.+2014.+Panduan+Lengkap+SPSS+Versi+20&pg=PA12&printsec=fr
ontcover
Soewondo, P., Sakti, G. M. K., Irawati, D. O., & ... (2020). Potret Adaptasi Dan
Inovasi Layanan Gizi Pada masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus Di 8
Kabupaten/Kota Di Indonesia. … Forum Ilmiah Tahunan …, 25–26.
http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI/article/view/64
Suryani. (2020). Kinerja Sumber Daya Manusia. In Manajemen SDM (pp. 1–91).
https://www.google.co.id/books/edition/Kinerja_Sumber_Daya_Manusia/FO
TsDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1
Syafrizal, Putra, D. I., Sofyan, S., & Bimo. (2020). Pedoman Umum Menghadapi
PANDEMI COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah Pencegahan, Pengendalian,
Diagnosis, dan Manajemen.
Widyawati, I., Rustono, Siswanti, H., & Andriyani, D. (2018). Hubungan antara
Pengetahuan tentang Posyandu dan Motivasi Kader dengan Keaktifan Kader
Posyandu di Desa Wedoro Kecamatan Penawangan. Indonesia Jurnal
Perawat, 3(2), 1–8.
61
LAMPIRAN
65
3. Hasil Distribusi Frekuensi Umur, Pekerjaan, dan Pendidikan Kader
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25 - 29 2 10,0 10,0 10,0
30 - 34 12 60,0 60,0 70,0
35 - 39 6 30,0 30,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Jenis Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 6 30,0 30,0 30,0
Wiraswasta 12 60,0 60,0 90,0
Petani 2 10,0 10,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 6 30,0 30,0 30,0
SMP 9 45,0 45,0 75,0
SMA 5 25,0 25,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
66
67
Frequency Table
Motivasi Kader
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 7 35,0 35,0 35,0
Tinggi 13 65,0 65,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 1 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 1 5,0 5,0 5,0
Tinggi 19 95,0 95,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 2 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 10 50,0 50,0 50,0
Tinggi 10 50,0 50,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 3 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 100,0 100,0 100,0
Pernyataan 4 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 100,0 100,0 100,0
Pernyataan 5 (-)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 10 50,0 50,0 50,0
Tinggi 10 50,0 50,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 6 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 3 15,0 15,0 15,0
Tinggi 17 85,0 85,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 7 (-)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 6 30,0 30,0 30,0
Tinggi 14 70,0 70,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
68
Pernyataan 8 (-)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 8 40,0 40,0 40,0
Tinggi 12 60,0 60,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 9 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 4 20,0 20,0 20,0
Tinggi 16 80,0 80,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 10 (-)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 4 20,0 20,0 20,0
Tinggi 16 80,0 80,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 11 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 100,0 100,0 100,0
Pernyataan 12 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 2 10,0 10,0 10,0
Tinggi 18 90,0 90,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 13 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 100,0 100,0 100,0
69
Frequency Table
Keaktifan Kader
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 3 15,0 15,0 15,0
Tinggi 17 85,0 85,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 14 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 3 15,0 15,0 15,0
Tinggi 17 85,0 85,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
70
Frequency Table
Kinerja Kader
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 8 40,0 40,0 40,0
Tinggi 12 60,0 60,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 15 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 100,0 100,0 100,0
Pernyataan 16 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 1 5,0 5,0 5,0
Tinggi 19 95,0 95,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 17(+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 100,0 100,0 100,0
Pernyataan 18 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 20 100,0 100,0 100,0
Pernyataan 19 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 1 5,0 5,0 5,0
Tinggi 19 95,0 95,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 20 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 6 30,0 30,0 30,0
Tinggi 14 70,0 70,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pernyataan 21 (+)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 4 20,0 20,0 20,0
Tinggi 16 80,0 80,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
71
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Motivasi Kader * Kinerja
20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Kader
Motivasi Kader * Kinerja Kader Crosstabulation
Count
Kinerja Kader
Rendah Tinggi Total
Motivasi Kader Rendah 5 2 7
Tinggi 3 10 13
Total 8 12 20
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4,432a 1 ,035
Continuity Correctionb 2,647 1 ,104
Likelihood Ratio 4,499 1 ,034
Fisher's Exact Test ,062 ,052
Linear-by-Linear Association 4,211 1 ,040
N of Valid Cases 20
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Motivasi
8,333 1,034 67,142
Kader (Rendah / Tinggi)
For cohort Kinerja Kader =
3,095 1,033 9,275
Rendah
For cohort Kinerja Kader =
,371 ,111 1,244
Tinggi
N of Valid Cases 20
72
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Keaktifan Kader * Kinerja
20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Kader
Keaktifan Kader * Kinerja Kader Crosstabulation
Count
Kinerja Kader
Rendah Tinggi Total
Keaktifan Kader Rendah 3 0 3
Tinggi 5 12 17
Total 8 12 20
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5,294a 1 ,021
Continuity Correctionb 2,761 1 ,097
Likelihood Ratio 6,323 1 ,012
Fisher's Exact Test ,049 ,049
Linear-by-Linear Association 5,029 1 ,025
N of Valid Cases 20
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
For cohort Kinerja Kader =
3,400 1,628 7,101
Rendah
N of Valid Cases 20
73