SKRIPSI
SARMES TETELEPTA
A1B119352
Dengan Judul
Telah disetujui dan diajukan pada ujian skripsi dan diuji oleh Tim Penguji.
Berikut kami yang bertanda tangan.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIV Kebidanan
Rosdianah, S.ST.,SKM.,M.Keb
NIDN. 0921017905
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunianNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bosnik Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua
tahun 2020”. Untuk melengkapi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains
Berbagai rintangan dan hambatan yang menyertai alur dan proses penyelesaian
skripsi ini, peneliti jadikan motivasi yang setiap saat mendorong dan memacu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, S.H., M.H., M.Kn., selaku Pembina Yayasan Pendidikan
2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Megarezky
Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. dr. H. Ali Aspar Mappahaya, Sp.PD., Sp.Jp (K)., selaku Rektor
Universitas Megarezky.
4. Ibu Dr. Syamsuriyati., S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
5. Ibu Rosdianah, S.ST., SKM., M.Keb., selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan
iii
6. Ibu Rosita, S., S.ST., M.Kes., selaku pembimbing I yang telah banyak membantu,
7. Drs. Abd. Rahman, S.Pd.I., M.Si., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak
8. Ibu Aswinrasari, S.ST., M.Keb., selaku penguji yang telah memberi masukan, kritik,
9. Segenap dosen dan staf Universitas Megarezky Makassar yang selalu memberikan
pendidikan.
Makassar tahun 2019/2020 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
11.Teristimewa dari lubuk hati yang dalam kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta serta
sahabat-sahabat peneliti atas segala pengorbanan yang diberikan, baik moril maupun
12.Teristimewa juga kepada suami dan anak-anak., atas kasih sayangnya, doa, semangat
Universitas Megarezky.
iv
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu peneliti tetap mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Peneliti
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
C. Kerangka Teori..................................................................................... 30
E. Defenisi Operasional............................................................................. 37
F. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 40
vi
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 37
H. Etika Penelitian..................................................................................... 40
B. Hasil Penelitian..................................................................................... 50
C. Pembahasan.......................................................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 62
B. Saran..................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dasar/sosial untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
pertumbuhan dan perkembangan balita sangat penting dilakukan sejak awal untuk
balita dapat dipantau melalui penimbangan berat badan anak setiap bulan
(Ayafruddin,dkk)
Menurut kemenkes tahun 2015 terdapat hubungan antara balita yang ditimbang
dengan status gizi buruk dan kurang. Balita yang ditimbang tidak teratur memiliki resiko
(Ramadani,2013).
Salah satu kegiatan Posyandu adalah pemantauan pertambahan berat badan balita
dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang ada dalam Buku KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak
1
2
balita karena kelompok umur balita menunjukkan pertumbuhan badan yang sangat pesat
serta merupakan yang sering menderita kekurangan gizi (Aulia Arsy Syamsi, 2016).
Namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak
memanfaatkan posyandu dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak
tumbuh dan kembang pada anak balita (Anik Sulistiyanti, Risqi Dewi Untariningsih,
2013)
estimates tahun 2012 menyebutkan 165 juta anak usia dibawah lima tahun diseluruh
dunia mengalami stunted dan diperkirakan terdapat 101 juta anak dibawah usia lima
tahun diseluruh dunia mengalami masalah berat badan kurang. Tingkat prevalensi
stunting tinggi dikalangan anak dibawah usia lima tahun terdapat di afrika (36%) dan
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat 19,6% balita
kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi
kurang serta informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi
penimbangan anak balita selama enam bulan terakhir, idealnya anak balita ditimbang
minimal enam kali. Frekuensi penimbangan > 4 kali sedikit menurun pada tahun 2013
(44,6%) dibanding tahun 2007 (45,4%). Anak umur 6-59 bulan yang tidak pernah
ditimbang dalam enam bulan terakhir meningkat dari 25,5% (2007) menjadi 34,3%
(2013). Sebaiknya semakin tinggi umur anak semakin tinggi pula presentase anak yang
3
tidak pernah ditimbang di Posyandu. Pada anak sampai usia lima tahun seharusnya
proporsi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity)
terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) dalam hal ini
Cakupan Desa universal Child Immunization (UCI) di Provinsi Papua Tahun 2012-
2016 yaitu pada tahun 2012 (20,1%), 2013 (14,4 %), 2014 (44,6%), 2015 (31,9%), 2016
(51,9%). Secara Nasional diharapkan pencapaian Desa/Kelurahan UCI 90%, tahun 2015
Desa UCI mencapai 31,9 % sedangkan tahun 2016 meningkat menjadi 51,9% di
dalam keaktifan posyandu adalah adanya peran serta kader dan partisipasi aktif
masyarakat terhadap peningkatan dan kepuasan ibu balita maupun ibu balita bekerja
mereka untuk datang dan memamfaatkan pelayanan kesehatan diposyandu teratur setiap
bulan, merupakan upaya untuk mencegah dan mendeteksi sedini mungkin gangguan dan
hambatan pertumbuhan pada balita, sehingga menurunkan resiko gizi buruk dan
keluarga, sosiobudaya dan pekerjaan. Dalam arti luas pekerjaan adalah aktivitas utama
yang dilakukan manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu
tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang (Risqi Dewi Untariningsih,
2013). Pekerjaan yang dilakukan ibu dapat melatar belakangi kurangnya kunjungan ibu
balita ke Posyandu baik karena banyaknya pekerjaan sehingga tidak ada waktu untuk
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
Wilayah Kerja Puskesmas Bosnik karena belum optimalnya kehadiran ibu balita di
posyandu sehingga banyak balita yang tidak terpantau keadaan gizi maupun
kesehatannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
Bosnik.
2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kader dan menjadi masukan bagi
3. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi ibu yang mempunyai balita.
5. Penelitian ini dapat menambah Khasana literature bidang ilmu kesehatan bagi
1. Definisi Posyandu
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian bayi (Kemenkes RI, 2013).
terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga dalam setiap
posyandu tentu akan berpengaruh pada status gizi anak balitanya karena salah satu
Dengan pelaksanaan Posyandu yang efektif dan efisien yang dapat dijangkau
tumbuh kembang anak secara merata (Kemenkes RI, 2013). WHO (World Health
yang besar terhadap keberhasilan penurunan prevalensi masalah gizi kurang yang
7
8
menunjukan penurunan dari 18,4% pada tahun 2011 menjadi 13,9% pada tahun
pertambahan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS)
yang ada dalam Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), untuk menentukan
menunjukkan pertumbuhan badan yang sangat pesat serta merupakan yang sering
menderita kekurangan gizi (Aulia Arsy Syamsi, 2016). Namun pada kenyataannya
dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu
b. Adanya kerja sama lintas program yang baik, kesehatan Ibu Anak (KIA),
sektoral
d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama ( Bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4 tahun,
a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka
kelahiran.
b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan nifas.
(NKKBS).
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1
tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS
4. Sasaran Posyandu
Suatu posyandu seharusnya melayani sekitar 100 balita (120 KK) atau sesuai
dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, seperti keadaan geografis, jarak
antara kelompok rumah, jumlah KK dalam suatu kelompok dan sebagainya (Syahlan,
2002).
5. Fungsi Posyandu
dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakat dalam rangka
berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
6. Manfaat Posyandu
a. Bagi Masyarakat
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKB).
Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKBA).
c. Bagi Puskesmas
primer.
kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya
12
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB), dan
Kegiatan dalam posyandu sesuai dengan tahap-tahap kegiatan kader antara lain:
a. Kesehatan KIA
c. Immunisasi
d. Pelayanan Gizi
e. Penanggulangan Diare
a) Ibu yang mempunyai anak balita dan selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir
c) Ibu yang anak balitanya pada bulan lalu di kirim ke Puskesmas, karena :
3. Sakit.
13
Posyandu.
g) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapatkan kapsul yodium.
Dikatakan posyandu berhasil itu harus memenuhi target kunjungan posyandu dalam 1
Data tingkat kehadiran balita dikategorikan menjadi dua, yauitu “Aktif” bila hadir
Aktif” apabila <8 kali dalam satu tahun (Jahari, A.B, 2000)
Ibu dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunungi posyandu
sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu dikatakan tidak aktif ke posyandu
jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu < 8 kali dalam 1 tahun (Dapertemen
9. Pembentukan Posyandu
14
tahapan berikut.
a. Pendekatan Internal
b. Pendekatan Eksternal
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiiki
2) Pos imunisasi
4) Pos kesehatan
d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok
a. Pelaksanaan kegiatan
dan peran serta masyarakat secara aktif dan positif sebagai penyelenggara
pelayanan non professional secara terpadu dalam rangka alih teknologi dan
swakelola masyarakat.
b. Pengelola Posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK,
tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah
1) Penimbangan bulanan
usia subur
penambah darah.
Pendaftaran anak balita dimaksudkan agar semua anak balita yang ada dalam
desa diketahui tanggal lahir, umur saat itu, nama orang tua dan anak keberapa.
Daftar anak balita ini dimasukan di dalam buku Register dengan diberikan
yang diberi indek yang ditulis selain dari buku pendaftaran juga dibagian depan
bahwa hasil penimbangan berat badan benar sesuai dengan kondisi saat anak
telah disediakan oleh proyek gizi, hasil penimbangan anak, dimasukan ke dalam
4) Hal-hal lain yang menyangkut kesehatan dan perkembangan anak balita yang
bersangkutan.
tetang:
Setiap bulan vitamin A (Februari dan Agustus) pemberian oralit dan obat-obatan
20
dengan kader KB desa. Petugas pada meja 1-4 dilaksanajan oleh para kader PKK
1. Umur Ibu
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1995) umur adalah lama waktu hidup atau ada
(sejak dilahirkan atau diadakan). Sedangkan menurut Hastono (2009), bahwa pada
ibu yang berumur muda dan baru memiliki anak akan cenderung memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap anak mereka, seiring bertambah usia,
bertambah kesibukan dan bertambah jumlah anak maka ini akan mempengaruhi
2. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terahir yang ditempuh dan
Perguruan Tingi.
21
(input), yaitu sasaran pendidikan, keluaran (output) yaitu suatu bentuk perilaku
baru atau kemampuan dari sasaran pendidikan. Proses tersebut dipengaruhi oleh
perangkat lunak (soft ware) yang terdiri dari kurikulum, pendidik, metode, dan
sebagainya serta perangkat keras (hardware) yang terdiri dari ruang, perpustakaan
dibedakan menjadi 3 aspek yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan aspek
pertimbangan yang lebih rational dan pendidikan yang baik akan memberikan
keluarga (Hastono, 2009) dan ini didukung juga oleh hasil penelitian dari Koto
2,964 kali untuk memiliki perilaku kunjungan posyandu kurang disbanding dengan
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan hal yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantagan
(Wahit, 2006). Kerja merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan ibu
oleh pelakunya, dan orang berhap bahwa aktivitas kerja yang dilakukan yang akan
membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan yang
partisipasi masyarakat di posyandu. Semua ibu yang bekerja baik di rumah atau luar
rumah, keduanya akan tetap meninggalkan anak-anaknya untuk sebagian besar waktu
(Niven, 2000). Menurut Khalimah (2007), kerja merupakan suatu yang dibutuhkan
oleh manusia. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan
harapan bahwa aktivitas kerja yang dilakukan akan membawanya kepada sesuatu
memiliki hubungan dengan pendidikan dan pendapatan serta berperan penting dalam
kehidupan sosial ekonomi dan berkitan dengan faktor lain seperti kesehatan. Hal
tersebut sesuai menurut Khomsan (2007) bahwa pekerjan termasuk ke dalam saah
satu sumber pendapatan dalam keluarga dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu
Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan
akan tidak mempunyai waktu luang, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun
keuarga. Faktor bekerja saja nampak berpengaruh pada peran ibu yang memiliki
posyandu, karena mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum cukup,
yang berdampak pada kunjungan ke posyandu, serta tidak ada waktu ibu mencari
informasi karena kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja yang menonjol
sebagi faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan (Depkes, 2002). Hal ini dapat
4. Pengetahuan
(Soekanto, 2002).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
panca indra manusia, yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa dan
berkenaan dengan hal. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
negative. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap sesorang,semakin banyak
aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan
lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah
anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang dia ketahui.
a. Peserta didik harus disajiakan fakta atau informasi sedemikian rupa sehingga mereka
mengerti.
b. Peserta didik mamapu menyimpan fakta atau informasi dalam ngatanya, sehingga
c. Peserta didik mampu menyajikan informasi yang disajikan sehingga dapat digunakan
a. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima dengan cara
2) Memahami (Comperehention)
secara benar.
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
masih ada kaitannya antara suatu dengan yang lain dapat ditunjukan dengan
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria
b. Manfaat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang akan lebih langgeng bila didasari dengan perilaku dan
2) Insert (merasa tertarik), dimana orang mulai tertarik stimulus, sikap seseorang
nimbang terhadap baik buruknya stimulus bagi dirinya. Hal ini berarti sikap
4) Trial (mencoba), diman orang mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
1) Cara Tradisional
Coba salah ini dipakai orang sebelum kebudayaan mungkin sebelum adanya
Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau suatu metode penelitian
ilmiah dan lebih popular (Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi 2011).
28
1) Pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat
objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negative. Kedua
aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.
Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menimbulkan
Informasi yang diperoleh baik yang dari pendidikan formal maupun non formal
berbagai bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar, majalah,
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informs baru mengenai sesuatu hal
tersebut.
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
30
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
5) Pengalaman
maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorag. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia tengah (41-
usia dewasa. Sedangkan pada usia tua (>60 tahun) adalah usia tidak produktif
lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin
pengetahuan.
dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
31
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan diatas:
5. Umur Anak
antara umur anak balita dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu. Selain itu
diperoleh OR sebesar 4,005 yang berarti ibu yang mempunyai anak balita berusia
kurang dari 24 bulan memiliki peluang 4 kali untuk memiliki perilaku kunjungan
baik ke Posyandu dibandingkan ibu yang memiliki anak balita umur lebih dari 24
bulan. Menurut Maharsi R (2007) dalam penelitiannya bahwa ibu merasa perlu
untuk memantau tumbuh kembang balita sering dianggap sesuatu yang tidak
penting. Setelah usia 12 bulan dan immunisasi sudah lengkap, responden akan
memiliki anak maka akan semakin memiliki kepatuhan untuk datang ke Posyandu.
Hal ini sama dengan hasil penelitian dari Koto (2011) dimana keluarga yang
32
memiliki jumlah balita lebih sedikit maka ibu akan lebih sering datang ke
Posyandu.
a. Pengertian Sikap
Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang terhadap hal yang
terkait dengan kesehatan, sehat dan sakit dan factor yang terkait dengan faktor
resiko kesehatan (Notoatmodjo, 2010) sementara itu sikap yang digunakan Heri
yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap tadi. Mar’at (2006),
terbentuk sikap terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki dan
diikuti.
b. Pengukuran Sikap
mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap
yaitu kalimat bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap dan mungkin
33
juga berisi hal-hal negative mengenai obyek sikap yang bersifat tidak
untuk mengukur sikap yaitu dengan skala likert (metode of summateds ratings)
yaitu masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5 poin (sangat setuju,
setuju, raguragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Purwanto dalam Wawan
(2010) sikap dapat bersifat positif dan negatif, positif jika kecenderungan
membenci, dan tidak menyukai atau tidak menyukai sesuatu tersebut (Umar H,
seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
baik-tidak baik.
Dalam penelitian Koto (2011) tidak ada hubungan antara bermakna antara
posyandu, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Yuryanti (2010),
Ruang (bidang, rumah, dsb) yang tersedia untuk melakukan sesuatu (Depdikbud,
1995). Dalam penelitian ini adalah tempat yang digunakan untuk melaksanakan
sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat
penyelenggaraan tersebut dapat disalah satu rumah warga, halaman rumah, balai
atau tempat khusus yang dibagun secara swadaya oleh masyarakat dan
e. Jarak Posyandu
Jarak yang dimaksud adalah ukuran jauh antara rumah tempat tinggal ibu dengan
Kepemilikan Buku KIA/KMS sebagai alat/kelengkapan ibu membawa anak bayi dan
balita ke posyandu yang mana didalam buku KIA terdapat KMS bayi/balita yang
dipergunakan dalam memantau tumbuh kembang anak. Melihat kurva KMS pada
buku KIA, baik ibu maupun kader lebih mudah memahami dan mengetahui
perkembangan anak. Hal ini sangat releven dengan program pemerintah dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Adi (2005) bahwa sekitar
82,4% responden yang memiliki buku KIA/KMS pada dasarnya membawa buku
g. Pelayanan Immunisasi
Sedang immunisasi rutin adalah kegiatan immunisasi yang secara rutin dan terus
menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, berdasarkan
h. Dukungan Keluarga
Dari hasil penelitian Yuryanti (2010) menyatakan ibu yang mendapat dukungan dari
dengan ibu yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Namun hal ini berbeda
dengan hasil penelitian Koto (2011) tidak ada hubungan yang bermakna antara
masyarakat dan untuk masyarakat. Hanya 40% dari jumlah posyandu yang ada dapat
menjalankan fungsi dengan baik dan sebagian besar posyandu tidak memiliki tempat
pelayanan yang layak karena menyelenggarakan kegiatan di gudang, garasi atau rumah
penduduk (Kemenkes, 2011). Hal ini terlihat dalam penelitian Yuryanti (2010) bahwa
dukungan tokoh masyarakat yang baik memiliki peluang 3 kali terhadap kunjungan
dari tenaga kesehatan (perawat, bidan atau dokter). Dalam hal ini dorongan dari
petugas kesehatan teradap ibu bayi dan balita untuk membawa bayi dan balitanya
berkunjunga ke posyandu. Namun pada hasil penelitian Yuryanti (2010) tidak ada
hubungan bermakna antara bimbingan dari petugas kesehatan dengan kunjungan ibu
Pengetahuan ibu
tentang posyandu
Kunjungan Posyandu
Pendidikan
ibu
Pekerjaan
ibu
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
37
D. Defenisi oprasional
1. Pengetahuan ibu
Yang dimaksud dengan pengetahuan ibu dalam penelitian ini adalah bagimana
pengetahuan ibu tentang posyandu dapat di nilai dengan hasil kuisioner yang diberikan
Kriteria Objektif
2. Pendidikan ibu
Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh dalam penelitian ini karena pendidikan
formal yang ditamatkan ibu, lebih tanggap tentang informasi yang diberikan dalam hal
ini tentang posyandu. Dapat diukur tingkat pendidikan seorang dgn kuisioner.
Data Objektif
Baik : ≥ SMA
3. Pekerjaan ibu
maka ibu tersebut sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak bisa membawa anaknya
Kriteria Objektif
Bekerja : 1
Tidak Bekerja : 0
4. Kunjungan posyandu
Jumlah kunjungan ibu yang mempunyai balita yang datang ke posyandu dapat
diukur dengan melihat pada register Bayi /balita dan Kartu Menuju Sehat (KMS)
bulan terakhir.
E. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Alternatif ( Ha )
2. Hipotesis Nol ( Ho )
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat
kurangnya kunjungan balita ke posynadu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang
Sectional adalah sebuah penelitian yang dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal September s/d Desember 2020.
1. Populasi
Populasi dalam Penelitian ini adalah 125 ibu yang memiliki balita di
39
40
2. Sampel
berdasarkan kriteria :
a. Inklusi
3) Balita sehat
b. Ekslusi
3) Balita sakit
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data langsung yang didapatkan dari
2. Data Sekunder
41
Data yang diperoleh dari berbagai literatur atau buku-buku yang berkaitan
E. Pengolahan Data
Setelah semua data yang telah dikumpulkan melalui format checklist yang
c. Transfering, yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari
d. Tabulating, yaitu data yang telah terkumpul ditabulasikan dalam bentuk tabel
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisa univariat
variabel yang diteliti dalam bentuk distribusi frekwensi dari setiap variable
2. Bivariat
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik statistik chi
square(x2).
2
n ( ad−bc )
× 2=
( a+b )( c + d ) ( a+ c )( b+ d )
Keterangan :
2013)
3. Interpretasi data
a. Ho ditolak dan Ha diterima apabila x² hitung > dari x² tabel dan p < α
b. Ho diterima dan Ha ditolak apabila x² hitung < dari x² tabel dan p > α
H. Etika Penelitian
nama responden pada lembaran kuesioner yang diisi oleh responden. Lembar
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
hasil penelitian.
44
BABIV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distrik Biak Timur, yang bertekad meningkatkan mutu pelayanan dan membuat
meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektor. Puskesmas Bosnik
merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Kecamatan Biak Timur, dengan
jarak tempuh 25 km dari Ibukota Kabupaten dengan letak geografis 1°01¹ – 1°16¹
Lintang Selatan dan 136°13’ – 136°23’ bujur Timur dengan luas wilayah 436,02 km².
B. Hasil Penelitian
dilakukan dari bulan September s/d Desember 2020. Penelitian ini menggunakan
pertimbangan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan. Responden pada
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Bosnik
Kabupaten Biak Numfor Tahun 2020
Total 35 100
orang (54,3 %) dan yang berumur >3 s/d ≤5 tahun 16 orang (45,7%).
46
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Bosnik Kabupaten Biak Numfor Tahun 2020
Laki-laki 23 65,7
Perempuan 12 34,3
Total 35 100
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Bosnik
Kabupaten Biak Numfor
Tahun 2020
SD 13 37,1
SMP 11 31,4
SMA 8 22,9
S1 3 8,6
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020
47
SMP sebanyak 11 orang (31,4 %), SMA sebanyak 8 orang (22,9 %) dan S1
2. Analisis Univariat
relevan dengan tujuan penelitian sebelum dianalisis lebih lanjut. Adapun variabel
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi dan Presentase Pengetahuan Ibu Balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Bosnik
Kabupaten Biak Numfor
Tahun 2020
Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase (%)
Baik 23 65,7
Kurang 12 34,3
Total 35 100
posyandu dan terdapat 12 orang (34,3 %) yang pengetahuan ibu balita kurang
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi dan Presentase Pendidikan Ibu Balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Bosnik Kabupaten Biak Numfor
Tahun 2020
Baik 11 31,4
Kurang 24 68,6
Total 35 100
orang (31,4 %) yang pendidikan ibu baik tentang kunjungan posyandu dan
posyandu.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan Ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Bosnik Kabupaten Biak Numfor Tahun 2020
1 Bekerja 11 31,4
Total 35 100
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi dan Presentase Kunjungan Posyandu
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Bosnik
Kabupaten Biak Numfor Tahun 2020
Kunjungan Posyandu Frekuensi Persentase (%)
Tinggi 27 77,1
Rendah 8 22,9
Total 35 100
3. Analisis Bivariat
independen dan dependen. Uji statistik yang digunakan adalah Fisher’s Exact
Tabel 4.8
Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Posyandu
Pada Ibu Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Bosnik Kabupaten Biak Numfor
Tahun 2020
orang (100%) yang pengetahuan ibu baik dan kunjungan posyandu tinggi dan
terdapat 4 orang (33,3%) yang pengetahuan ibu kurang akan tetapi kunjungan
0,000 dengan taraf signifikan α = 0,05. Oleh karena nilai P = <0,05 maka
Tabel 4.9
Hubungan Pendidikan Tentang Kunjungan Posyandu
Pada Ibu Balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Bosnik Kabupaten
Biak Numfor Tahun 2020
orang (100%) yang pendidikan ibu baik dan kunjungan posyandu tinggi dan
terdapat 16 orang (66,7%) yang pendidikan ibu kurang akan tetapi kunjungan
0,037 dengan taraf signifikan α = 0,05. Oleh karena nilai P = <0,05 maka
Tabel 4.10
Hubungan Pekerjaan Tentang Kunjungan Posyandu
Pada Ibu Balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Bosnik Kabupaten
Biak Numfor Tahun 2020
orang (100%) yang pekerjaan ibu bekerja dan kunjungan posyandu tinggi dan
terdapat 16 orang (66,7%) yang pekerjaan ibu tidak bekerja akan tetapi
0,037 dengan taraf signifikan α = 0,05. Oleh karena nilai P = <0,05 maka
C. Pembahasan
Kabupaten Biak Numfor pada bulan September s/d Desember tahun 2020.
Exact Test menunjukkan nilai P = 0,000 dengan taraf signifikan α = 0,05. Oleh
karena nilai P = <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
taraf signifikan α = 0,05. Oleh karena nilai P = <0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan pendidikan dan pekerjaan
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan
bekerja akan tidak mempunyai waktu luang, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi aktivitas pekerjaan orang tua semakin sulit datang ke Posyandu.
maupun keuarga. Faktor bekerja saja Nampak berpengaruh pada peran ibu yang
memiliki balita sebagai timbulnya suatu masalah pada ketidakaktifan ibu kunjungan
cukup, yang berdampak pada kunjungan ke posyandu, serta tidak ada waktu ibu
mencari informasi karena kesibukan mereka dalam bekerja. Kondisi kerja yang
menonjol sebagi faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan (Depkes, 2002). Hal ini
Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen. Dari hasil uji Fisher’s Exact Test
menunjukkan nilai P = 0,002 < 0,05 karena Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap kepatuhan kunjungan balita
ke posyandu.
(2017). Hubungan pengetahuan, sikap dan tingkat pendidikan ibu balita terhadap
kunjungan posyandu. Dari hasil uji uji Fisher’s Exact Test menunjukkan nilai P =
55
0,002 < 0,05 karena Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara
pengetahuan, sikap dan tingkat pendidikan ibu balita terhadap kunjungan posyandu.
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin
tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
D. Keterbatasan Penelitian
terbatasnya waktu penelitian dan hanya jumlah tersebut yang masuk dalam
kriteria.
perlu pengkajian yang lebih seksama dimasa mendatang dengan melihat faktor-
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal September s/d Desember
tahun 2020, maka peneliti dapat menarik kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Dari 35 responden terdapat 23 orang (100%) yang pengetahuan ibu baik dan
0,000 dengan taraf signifikan α = 0,05. Oleh karena nilai P = <0,05 maka
2. Dari 35 responden terdapat 11 orang (100%) yang pendidikan ibu baik dan
orang (33,3%) yang pendidkan ibu kurang dan kunjungan posyandu rendah.
dengan taraf signifikan α = 0,05. Oleh karena nilai P = <0,05 maka dapat
56
57
3. Dari 35 responden terdapat 11 orang (100%) yang pekerjaan ibu bekerja dan
ibu tidak bekerja akan tetapi kunjungan posyandu tinggi. Sementara terdapat
8 orang (33,3%) yang pekerjaan ibu tidak bekerja dan kunjungan posyandu
0,037 dengan taraf signifikan α = 0,05. Oleh karena nilai P = <0,05 maka
B. Saran
oleh petugas kesehatan terutama pada masyarakat yang jaraknya jauh dari
kunjungan posyandu.
Diharapkan agar dapat meneliti dengan sampel yang lebih luas lagi
3. Bagi Institusi
Pelajar
Dinas Kesehatan. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Papua. Dinas Kesehatan: Papua.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Angka Kematian Ibu Masih tinggi. Jakarta
Depkes Kesehatan RI. 2010. Buku Kader Posyandu : Dalam Usaha Perbaikan
GiziKeluarga. Jakarta
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta
Sri Poerdji. 2011. Minat Ibu Datang Ke Posyandu. Rhineka Cipta :Yogyakarta