SKRIPSI
Oleh:
WIDIA OKTAVIANI
NIM: 151210706
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Widia Oktaviani
Tempat/Tanggal Lahir : Padang/23 Oktober 1996
Alamat : Perumahan Banuaran Indah blok N.20 Kec.
Lubuk Begalung, Kota Padang.
Agama : Islam
Status Keluarga : Kandung
Nomor Telepon : 082388605908
E mail : widiaoktaviani08@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Budiman Jamal
Ibu : Syurya Darni
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Nur Islam (2002-2003)
2. SDN 26 Pampangan (2003-2009)
3. SMPN 4 Padang (2009- 2012)
4. SMAN 6 Padang (2012- 2015)
5. Poltekkes Kemenkes Padang (2015- 2019)
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Dengan memanjatkan do’a dan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, dengan berkat Rahmat dan Karunia-Nya, penulisan Skripsi ini dapat
Penyusunan dan penulisan Skripsi ini merupakan suatu rangkaian dari proses
PHBS Pada SD di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan pengarahan dari Bapak Dr. Wijayantono,
II yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
2. Ibu Awalia Gusti, S.Pd, M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan.
3. Bapak R. Firwandri Marza, M.Kes selaku ketua prodi D-IV Sanitasi Lingkungan
6. Terutama kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan
7. Teman-teman “D-IV Kesling 15” yang telah membantu penulisan dalam Skripsi
ini.
yang ada, sehingga penulis merasa masih ada yang belum sempurna baik dalam isi
maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran
Akhir kata penulis berharap Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala
bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin.
WO
DAFTAR ISI
ABSTRAK
PERNYATAAN PERSETUJUAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR SKEMA .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1. Tujuan Umum ............................................................................ 7
2. Tujuan Khusus ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
E. Ruang Lingkup ................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun
1996.1
PHBS ditatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling
berkait dengan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak hanya
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan seseorang. Tingkat pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan. Pengetahuan
sekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Angka partisipasi sekolah ini mempunyai
korelasi dengan angka kemiskinan. Sebab, penduduk yang tidak bersekolah atau
maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya. Selain itu, usia sekolah
(termasuk kelompok usia dini) merupakan masa keemasan untuk mena-namkan nilai-
nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent of change untuk mempro-mosikan PHBS
upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar
tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di
peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah
yaitu, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun,
dan sehat, olah raga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak
merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan,
Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan dimasa depan
penyakit. Selain itu, usia anak sekolah dasar juga merupakan masa rawan terserang
berbagai penyakit.6
SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun tahun 2013 didapatkan hasil persentase anak
yang memiliki sikap negatif dengan tidak melakukan PHBS lebih tinggi yaitu 60%
berhubungan dengan praktik sanitasi melalui prilaku hidup bersih dan sehat pada
siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik tahun 2016, didapatkan hasil bahwa
PHBSnya yang buruk (56,3%). Hasil pengujian hipotesis diketahui nilai ρ=0,037 > α
(0.001) yang artinya ada hubungan pengetahuan PHBS siswa dengan pelaksanaan
PHBS disekolah.8
Sedangkan dalam penelitian Lina, tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) siswa di SDN 42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang Tahun 2014
dan sehat, yaitu sebesar 67,6%, sebesar 56,3% siswa bersikap tidak menerima untuk
jajan sehat di kantin sekolah dan sebanyak 100% siswa tidak melaksanakan jajan
berdasarkan umur (7-12 tahun) sebanyak 27.574.728 anak, baik yang berjenis
kelamin perempuan maupun laki-laki. Sedangkan data anak sekolah pada usia (7-12
tahun) di profinsi sumatera barat berjumlah 620.404 anak.7 Sedangkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Padang pada tahun 2017 jumlah anak SD/MI sebesar 77.074 siswa
dengan persentase 9,94%. Hal ini dapat menunjukkan bahwa di kota padang perlu
dilakukannya PHBS terhadap siswa agar terciptanya generasi penerus bangsa yang
Berdasarkan hasil laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang 2017, kasus
Diare yang ditangani sebanyak 7.800 orang dari 25.029 orang target penemuan.
berjumlah 384 kasus dari 831 orang target penemuan. Pada tahun berikutnya yaitu
2018, puskesmas Air Tawar didapatkan penemuan kejadian Diare sebanyak 842
puskesmas yang paling rendah angka partisipasi sekolah dalam penjaringan cakupan
pelayanan kesehatannya sebesar 388 murid dengan persentase (89,84%) padahal
jumlah murid yang ada diwilayah tersebut tercatat sebanyak 433 murid atau sebesar
Kota Padang sudah mencapai 100%. Dari data hasil inspeksi kesehatan lingkungan
sekolah di puskesmas air tawar tahun 2018 ada 5 sekolah yang tidak memenuhi target
pencapaian 70%. Diantara nya yaitu SDIT Nurul Ikhlas (62.00%), SDN 25 Air Tawar
Selatan (67.00%), SDIT Buah Hati (47.52%), SDN 09 Air Tawar Barat (60.00%),
Puskesmas Air Tawar mempunyai wilayah kerja kurang lebih 3,28 Km2, yang
terdiri dari tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Air Tawar Barat, Kelurahan Air Tawar
Timur, dan Kelurahan Ulak Karang Utara. Di Puskesmas Air Tawar terdapat
penduduk sebanyak 30.380 jiwa yang terdiri dari 15.177 jiwa laki-laki dan 15.230
jiwa perempuan. Dari sisi pelayanan pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Air
Tawar terdapat 9 Taman Kanak-kanak (TK), 15 Sekolah Dasar (SD), 3 SMP, 3 SMA,
DAN 3 Perguruan Tinggi (PT). Dari 15 SD yang tersebar diwilayah Puskesmas Air
diantaranya berupa toilet, sarana pembuangan sampah, serta kantin sekolah. Proporsi
jumlah wc/urinoir adalah 1 wc/urinoir untuk 40 orang siswa dan 1 wc untuk 25 orang
siswi, letak toilet harus terpisah dari ruang kelas; ruang UKS; dan ruang guru.
Tersedianya toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, toilet dalam keadaan
bersih serta tidak adanya genangan di lantai toilet. Selanjutnya kantin, kantin harus
tersedia wastafel untuk cuci tangan dan bebas dari sumber pencemaran, tersedianya
tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir, tersedianya
m dengan TPS. Lalu tempat sampah harus tersedia disetiap ruangan yang dilengkapi
minimal 10 m 12
terhadap pelaksanaan PHBS, dan perilaku tidak sehat yang diadopsi dari rumah di
bawa kesekolah yang didukung dengan kurangnya fasilitas sarana sanitasi sekolah,
diantaranya toilet, kantin, dan tempat sampah. Hal ini akan berimbas pada prilaku dan
Oleh karena itu berdasarkan dari masalah diatas, maka peneliti akan meneliti
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang. Yang mana faktor-faktornya yaitu
PHBS serta jamban terhadap pelaksanaan PHBS, kantin terhadap pelaksanaan PHBS,
dan tempat sampah terhadap pelaksanaan PHBS. Penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas IV dengan alasan bahwa kelompok tersebut sudah bisa dan mudah untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
PHBS Pada Siswa SD di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun
2019
2. Tujuan Khusus
2019
2019
2019.
2019.
D. Manfaat Penelitian
dan tempat sampah dengan pelaksanaan PHBS pada siswa SD Kota Padang
Dalam penelitian ini yang akan diteliti yaitu pengetahuan, sikap, jamban,
kantin dan tempat sampah terhadap pelaksanaan PHBS pada siswa SD kelas IV di SD
1. Pengertian PHBS13
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
dan klinik swasta. Jadi, PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk
mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
2) Menggunakan jamban
mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
2) Menggunakan jamban
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja
sehat.
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
1. Pengertian PHBS
sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
lingkungan sehat.
besar yaitu 30% dari jumlah penduduk indonesia merupakan masa keemasan
untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga anak
2. Indikator PHBS
e. terukur
f. Memberantas jentik nyamuk
d. Faktor geografi
didik; warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, karyawan sekolah,
meliputi:
a. Air Bersih
syarat sesuai dengan kepmenkes 416 thn 1990, serta jarak sumur/sarana
b. Toilet
Letak toilet terpisah dari ruangan lainnya, toilet pria dan wanita dipisah
satu sama lain, toilet harus dalam keadaan bersih, lantai toilet tidak ada
langsung berhubungan dengan udara luar, dan bak penampung air harus
Tersedia pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran air hujan,
saluran terbuat dari bahan kedap air dan tertutup, keberadaan SPAL
dalam tanah.
Tersedianya tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang
terlindung dari debu, terhindar dari bahan kimia serta serangga dan
hewan lainnya.
mempengaruhi derajat kesehatan. (Blum, 1974) oleh karena itu dalam rangka
behavior causes).
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter, atau bidan praktik swasta, dan
Faktor ini meliputi faktor sikap dan prilaku tokoh masyarakat, tokoh
kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan
fasilitas saja, melainkan diperlukan prilaku contoh (acuan) dari tokoh
tersebut.
fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga
Faktor predisporsing:
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Nilai
5. Pendidikan
6. Social ekonomi
Perilaku
Faktor reinforcing: Kesehatan
1. Lingkungan fisik
2. Fasilitas kesehatan
Faktor enabling:
1. Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
Skema 2.1 Teori L. Green
2. Teori Stimulus Organisme16
organisme.
1) Paksaan
secara langsung melalui tekanan (fisik maupun non fisik), sanksi-sanksi, dan
sementara karena cara ini tidak disadari oleh pengertian dan kesadaran yang
lebih lama, tetapi jika prilaku tersebut berhasil diadopsi maka akan bertahan
untuk waktu yang lama bahkan, selama hidup orang yang menjadi sasaran.15
3. Pengetahuan5
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
1) Tahu (know)
yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau ransangan
3) Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya) ialah dapat
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
1) Cara tradisional
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini
penelitiannya.
4. Sikap15
2. Merespons (responding)
3. Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segal
5. Praktik/Tindakan15
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
3. Adopsi (adoption)
Faktor predisporsing:
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Nilai
5. Pendidikan
6. Social ekonomi
Perilaku
Kesehatan
Faktor reinforcing:
1. Lingkungan fisik
2. Fasilitas kesehatan
Faktor enabling:
1. Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
Variabel Confounding
3. Jamban
4. Kantin
5. Tempat Sampah
F. Hipotesa
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019. Dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019. Dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019. Dengan
SD Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019. Dengan
G. Definisi Operasional
Tabel 1.
Definisi Operasional
N Variabel Defenisi Operasional Alat Cara Hasil Skala
o Ukur Ukur Ukur Ukur
1 Pelaksanaan Reaksi nyata yang Kuesioner Wawancara Skor Ordinal
PHBS oleh dilakukan siswa dalam pelaksanaan
siswa melaksanakan perilaku dikategorikan
hidup bersih dan sehat di menjadi:
sekolah 1. Baik : jika
nilai
total/skor ≥
70% (7)
0. Buruk : jika
nilai
total/skor <
70% (7)
(sumber:
Suharsimi
Arikunto, 2006)
2 Pengetahuan Pengetahuan siswa SD Kuesioner Wawancara Skor Ordinal
mengenai perilaku hidup pengetahuan
bersih dan sehat di sekolah dikategorikan
menjadi:
1. Tinggi: jika
nilai
total/skor ≥
70% (7)
0. Rendah: jika
nilai
total/skor <
70% (7)
(sumber:
Suharsimi
Arikunto, 2006)
3 Sikap Merupakan cara pandang Kuesioner Wawancara Skor sikap Ordinal
siswa dalam PHBS dikategorikan
menjadi:
1. Positif: jika
nilai
total/skor ≥
70% (31)
0. Negatif: jika
nilai
total/skor <
70% (31)
(sumber:
Suharsimi
Arikunto, 2006)
4 Jamban Sarana sanitasi yang Kuesioner, Wawancara, Skor fasilitas Ordinal
dipergunakan siswa untuk cheklist observasi sarana
BAB agar tercapainya dikategorikan
PHBS di sekolah dasar menjadi:
1. Memenuhi
syarat: jika
nilai
total/skor ≥
70% (4.9)
0. Tidak
memenuhi
syarat: jika
nilai
total/skor <
70% (4.9)
(sumber:
Suharsimi
Arikunto, 2006)
5 Kantin Sarana sanitasi yang di Kuesioner, Wawancara, Skor fasilitas Ordinal
pergunakan oleh siswa cheklist observasi sarana
untuk berbelanja makanan dikategorikan
dan minuman agar menjadi:
tercapainya PHBS siswa di 1. memenuhi
sekolah syarat: jika
nilai
total/skor ≥
70% (3.5)
0. tidak
memenuhi
syarat: jika
nilai
total/skor <
70% (3.5)
(sumber:
Suharsimi
Arikunto, 2006)
6 Tempat Sarana sanitasi yang Kuesioner, Wawancara, Skor fasilitas Ordinal
Sampah digunakan oleh siswa cheklist observasi sarana
untuk membuang sampah dikategorikan
agar tercapainya PHBS di menjadi:
sekolah 1. memenuhi
syarat: jika
nilai
total/skor ≥
70% (2.8)
0. tidak
memenuhi
syarat.: jika
nilai
total/skor <
70% (2.8)
(sumber:
Suharsimi
Arikunto, 2006)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian17
dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif. Paradigma yang
1. Lokasi Penelitian
Tawar. Yang mana 5 SD tersebut yaitu SDIT Nurul Ikhlas, SDN 25 Air
Tawar Selatan, SDIT Buah Hati, SDN 09 Air Tawar Barat, SDN 19 Air
Tawar Barat.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Kuantitatif
N
n=
1 + N (d 2 )
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat Ketepatan Yang Diinginkan (10%)
N
Pengolahan rumus: n=
1 + N (d 2 )
Jumlah sampel/SD =
Tabel 3.1
Jumlah
Jumlah
No Nama Sekolah Dasar Siswa Kelas Sampel
Sampel
IV
1 SDIT Nurul Ikhlas
65 23
a. Kriteria inklusi:
data
b. Kriteria eklusi:
Kualitatif
Kepala Sekolah di 5 SD, Guru UKS di 2 SD, serta Petugas Bagian Kesling di
UKS disekolah, maka sampel guru UKS hanya di ambil di 2 sekolah saja.
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dalam bentuk data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
kuantitatif
meliputi data pengetahuan siswa, sikap siswa, jamban, kantin, serta tempat
Kualitatif
Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan informan yaitu orang
oleh peneliti sendiri berdasarkan tujuan dan masalah penelitian. Selain itu
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa data dari profil kesehatan Kota
Padang tahun 2017, dan inspeksi sanitsi sekolah Puskesmas Air Tawar.
Kuantitatif
1. Pengolahan Data18
analisis data dan entri data. Menurut buku metodologi penelitian yang
d) Variabel jamban diberi kode 1 baik, jika nilai total/skor ≥ 70% dan
≥ 70% dan kode 0 tidak memenuhi syarat, jika nilai total/skor <
70%
Data dientri ke dalam program agar data dapat dianalisis. Proses ini
kelengkapan data yang telah dientri, untuk memastikan bahwa data telah
2. Penyajian Data
Penyajian data dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel
silang.
Kualitatif
F. Analisis Data
Kuantitatif
a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
sampah)
b. Analisis Bivariat
menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05).
variabel dependen. Sedangkan bila p > 0,05 maka tidak ada hubungan
dependen.18
Kualitatif
G. Instrumen penelitian
Kuantitatif
Instrumen yang digunakan pada tahap ini adalah kuesioner yang
dibagikan kepada siswa untuk dijadikan bahan acuan dalam penelitian ini.
Kualitatif
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Berikut instrument yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini:
1. Peneliti sebagai instrumen kunci penelitian;
2. Pedoman wawancara yaitu garis besar pertanyaan yang berhubungan
dengan objek penelitian;
3. Buku catatan, digunakan untuk mencatat setiap hasil wawancara dan
diskusi dengan informan;
4. Tape recorder, digunakan untuk merekam wawancara dengan informan
atau sumber data sehubungan dengan objek penelitian;
5. Kamera, digunakan untuk memotret pada saat peneliti sedang melakukan
wawancara dengan informan dan untuk mendokumentasikan dengan objek
lain18
H. Alur Penelitian
Puskesmas Air Tawar mempunyai wilayah kerja kurang lebih 3,28 Km2, yang
terdiri dari tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Air Tawar Barat, Kelurahan Air Tawar
Timur, dan Kelurahan Ulak Karang Utara. Di Puskesmas Air Tawar terdapat
penduduk sebanyak 30.380 jiwa yang terdiri dari 15.177 jiwa laki-laki dan 15.230
jiwa perempuan. Dari sisi pelayanan pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Air
Tawar terdapat 9 Taman Kanak-kanak (TK), 15 Sekolah Dasar (SD), 3 SMP, 3 SMA,
DAN 3 Perguruan Tinggi (PT). Dari 15 SD yang tersebar diwilayah Puskesmas Air
Sekolah Dasar (SD) yang menjadi lokasi penelitian adalah SDIT Nurul Ikhlas,
SDN 25 Air Tawar Selatan, SDIT Buah Hati, SDN 09 Air Tawar Barat, dan SDN 19
Air Tawar Barat, yang merupakan siswa kelas IV. Lima Sekolah Dasar (SD) yang
menjadi lokasi penelitian memiliki sarana sanitasi yang belum memenuhi syarat, serta
1. Jamban
mana syaratnya 1 urinoir untuk 40 siswa dan 1 wc untuk 25 siswi. SDN 25 Air
Tawar Selatan hanya memiliki jamban 1 pria dan 1 wanita yang mana jumlah
muridnya adalah 61 siswa, 47 siswi. SDN 19 Air Tawar Barat juga memiliki jamban
1 pria dan 1 wanita dengan jumlah murid 82 siswa dan 59 siswi. Sedangkan 3 sekolah
yang menjadi lokasi penelitian telah memenuhi persyaratan. Seperti SDIT Buah Hati
memiliki jamban 7 pria dan 7 wanita dengan jumlah murid 149 siswa dan 117 siswi.
SDIT Nurul Ikhlas memiliki jamban 4 pria dan 4 wanita dengan jumlah murid 115
siswa dan 126 siswi. SDN 09 Air Tawar Barat memiliki jamban 3 pria dan 3 wanita
kotor pada saat observasi yang mana 3 SD tersebut yaitu SDIT Buah Hati, SDN 19
ATB, SDN 09 ATB. Ada 2 sekolah yang tidak menggunakan slogan di dalam
toiletnya yaitu SDN 25 ATS. Dan rata-rata di 5 SD tersebut tidak ada menyediakan
sabun untuk cuci tangan di dalam toilet. Pada saat observasi, semua sekolah yang
dilakukan penelitian telah ada ventilasi di toiletnya, serta telah terdapat alat
2. Kantin
SD tidak ada yang dalam keadaan terbungkus, serta kantin sekolah tidak mempunyai
wastafel untuk cuci tangan. Kantin dalam keadaan bersih hanya terdapat pada 2 SD
yaitu SDIT Buah Hati dan SDIT Nurul Ikhlas. Rata-rata semua kantin di lokasi
penelitian banyak lalat kecuali SDIT Buah Hati. Ada satu sekolah yang lokasi
persyaratan yaitu SDIT Buah Hati dan SDN 25 ATS. Setiap lokasi penelitian sudah
terdapat tempat sampah di setiap ruangan. Tetapi ada juga sekolah yang belum ada
tempat sampah di luar ruangan yaitu SDIT Nurul Ikhlas, dan SDN 19 ATB.
Tabel 4.1
Populasi Kelas IV di SD Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar
Jumlah
No Nama Sekolah Dasar Siswa Kelas
IV
1 SDIT Nurul Ikhlas 65
2 SDN 25 Air Tawar Selatan 22
3 SDIT Buah Hati 46
4 SDN 09 Air Tawar Barat 25
5 SDN 19 Air Tawar Barat 23
JUMLAH 181
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui SDIT Nurul Ikhlas mempunyai siswa terbanyak
B. Karakteristik Responden
a) Umur Responden
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Pada SD di Wilayah Kerja
Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Frekuensi Persentase
No Umur Responden
(f) (%)
1 9 55 85.9
2 10 9 14.1
Total 64 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui umur responden paling dominan yaitu 9 tahun
b) Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Pada SD di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang
C. Karakteristik Informan
Tabel 4.4
Karakteristik Informan Wawancara Mendalam
No Kode Informan Jenis Kelamin Jabatan/Pekerjaan
1 Inf.1 Laki-laki Kepala sekolah SDIT Buah Hati
2 Inf.2 Laki-laki Kepala sekolah SDIT Nurul Ikhlas
3 Inf.3 Perempuan Guru UKS Nurul Ikhlas
4 Inf.4 Perempuan Kepala sekolah SDN. 25 Air
tawar Selatan
5 Inf.5 Laki-laki Guru UKS SDN. 25 Air Tawar
Selatan
6 Inf.6 Perempuan Kepala Sekolah SDN. 09 Air
Tawar Barat
7 Inf.7 Perempuan Kepala sekolah SDN. 19 Air
Tawar Barat
8 Inf.8 Perempuan Petugas Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Air Tawar
Ket: inf=informan
karena adanya keterbatasan dalam pengadaan guru UKS di sekolah dasar, maka
informan yang diambil hanya pada sekolah dasar yang mempunyai guru UKS.
D. Hasil Penelitian
a. Analisis Univariat
responden berdasarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada SD seperti pada
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan PHBS Pada SD di Wilayah Kerja Puskesmas
Air Tawar Kota Padang Tahun 2019.
Frekuensi Persentase
No PHBS
(f) (%)
1 Buruk 33 51.6
2 Baik 31 48.4
Total 64 100.0
Pada tabel 4.5 diketahui sekolah dasar yang ber PHBS buruk memiliki
persentase sebesar 51.6% lebih banyak dibandingkan yang ber PHBS baik dengan
persentase 48.4%. Hasil PHBS pada SD ini diperoleh dari 10 pertanyaan yang dapat
terjawab dengan benar oleh responden adalah memberantas jentik dengan 3M dengan
b) Pengetahuan
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada SD di Wilayah Kerja Puskesmas Air
Tawar Kota Padang Tahun 2019.
Frekuensi Persentase
No Pengetahuan
(f) (%)
1 Rendah 16 25.0
2 Tinggi 48 75.0
Total 64 100.0
Pada tabel 4.7 diketahui pengetahuan responden tinggi yaitu dengan
persentase 75% mengenai pelaksanaan PHBS pada SD. Hasil pengetahuan responden
ini diperoleh dari rekapan pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan, seperti pada
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Menurut Pertanyaan Penelitian di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019.
Ya Tidak
No Pernyataan
f % f %
1 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan 61 95.3 3 4.7
2 Kantin sekolah bersih untuk berbelanja 46 71.9 18 28.1
3 BAB di WC tertutup 34 53.1 30 46.9
4 Olahraga 2x dalam seminggu 55 85.9 9 14.1
5 3M cara memberantas jentik nyamuk 38 59.4 26 40.6
6 Merokok bisa mengganggu kesehatan 61 95.3 3 4.7
Mengetahui berat badan dan menimbang berat
7 40 62.5 24 37.5
badan secara teratur
Jenis tempat sampah adalah organik dan non
8 63 98.4 1 1.6
organik
9 Banjir menyebabkan got tersumbat 34 53.1 30 46.9
Tidak bau, bewarna, keruh, dan berasa adalah
10 33 51.6 31 48.4
ciri-ciri air bersih
Berdasarakan tabel 4.8 dapat dilihat pertanyaan yang paling sedikit di jawab
benar oleh responden adalah tidak bau, bewarna keruh, dan berasa adalah ciri-ciri air
bersih dengan persentase 51.6% dan BAB di tempat tertutup serta banjir
c) Sikap
responden berdasarkan sikap tentang pelaksanaan PHBS pada SD seperti pada tabel
4.9 berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Sikap Pada SD di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar
Kota Padang Tahun 2019.
Frekuensi Persentase
No Sikap
(f) (%)
1 Negatif 41 64.1
2 Positif 23 35.9
Total 64 100.0
Pada tabel 4.9 diketahui distribusi frekuensi sikap responden negatif lebih
dominan terhadap sikap positif dengan persentase 64.1% terhadap pelaksanaan PHBS
pada SD. Hasil sikap responden mengenai pelaksanaan PHBS ini didapatkan dari
rekapan pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan positif dan 5 pertanyaan negatif.
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Sikap Positif Responden Menurut Pertanyaan Mengenai
Pelaksanaan PHBS Pada SD di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota
Padang Tahun 2019
Setuju
No Pernyataan
F %
Sebelum dan sesudah makan serta setelah BAB cuci 17 26.6
1
tangan dengan sabun
2 Membeli jajanan yang bersih dan sehat di kantin 32 50
3 Tempat BAB adalah WC sekolah 64 100
4 Minimal berolahraga 2x dalam seminggu 59 92.2
5 3M bisa memberantas jentik nyamuk 23 35.9
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sikap responden yang menyetakan
setuju tempat BAB adalah wc sekolah yaitu 100%, dan minimal berolahraga 2x
menyatakan tidak setuju saluran limbah tidak perlu disekolah yaitu 4.7% dan air
d) Jamban
4.12 berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Jamban Pada SD Terhadap
Pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Tahun 2019
Frekuensi Persentase
No Jamban
(f) (%)
1 Tidak Memenuhi syarat 37 57.8
2 Memenuhi syarat 27 42.2
Total 64 100.0
Pada tabel 4.12 diketahui hasil penelitian jamban pada SD terhadap
pelaksanaan PHBS, yang tidak memenuhi syarat memiliki persentase lebih besar
yaitu 57.8% dari pada yang memenuhi syarat dengan persentase 42.2%.
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Penggunaan Jamban Pada SD Berdasarkan Pertanyaan
Terhadap Pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota
Padang Tahun 2019
Ya Tidak
No Pertanyaan
f % F %
1 Toilet dalam keadaan bersih 29 45.3 35 54.7
2 Ada slogan untuk menjaga kebersihan 28 43.8 36 56.2
3 Ada sabun untuk mencuci tangan 19 29.7 45 70.3
4 Toilet terpisah antara laki laki dan wanita 49 76.6 15 23.4
5 Lantai toilet tidak tergenang air 30 46.9 34 53.1
6 Adanya ventilasi di sekolah 57 89.1 7 10.9
Terdapat alat kebersihan seperti gayung, sikat,
7 61 95.3 3 4.7
dan ember
Berdasarkan tabel 4.13 dapat di lihat pertanyaan yang paling sedikit di jawab
benar oleh responden tentang penggunaan jamban adalah adanya sabun untuk
e) Kantin sekolah
4.14 berikut:
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Kantin Pada SD Terhadap
Pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Tahun 2019
No Kantin Sekolah Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Tidak Memenuhi syarat 29 45.3
2 Memenuhi syarat 35 54.7
Total 64 100.0
Pada Tabel 4.14 diketahui kantin sekolah yang memenuhi syarat lebih banyak
Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Penggunaan kantin Pada SD Berdasarkan Pertanyaan
Terhadap Pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota
Padang Tahun 2019
Ya Tidak
No Pertanyaan
f % f %
1 Makanan jajanan dalam keadaan terbungkus 34 53.1 30 46.9
2 Kantin sekolah bersih 42 65.6 22 34.4
3 Kantin sekolah tidak banyak lalat 34 53.1 30 46.9
Kantin sekolah mempunyai wastafel untuk
4 12 18.8 52 81.2
cuci tangan
5 Lokasi kantin sekolah minimal 20 m dari TPS 45 70.3 19 29.7
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat pertanyaan yang paling sedikit dijawab
benar oleh responden tentang penggunaan jamban adalah kantin sekolah mempunyai
f) Tempat Sampah
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Tempat Sampah Pada SD
Terhadap Pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota
Padang Tahun 2019
Frekuensi Persentase
No Kantin Sekolah
(f) (%)
1 Tdk Memenuhi Syarat 37 57.8
2 Memenuhi Syarat 27 42.2
Total 64 100.0
Pada tabel 4.16 diketahui tempat sampah sekolah yang tidak memenuhi syarat
lebih dominan dengan persentase 57.8% dibandngkan dengan yang memenuhi syarat
sebanyak 42.2%.
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Penggunaan Tempat Sampah Pada SD Berdasarkan
Pertanyaan Terhadap Pelaksanaan PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Air
Tawar Kota Padang Tahun 2019
Ya Tidak
No Pertanyaan
f % f %
1 Memenuhi syarat apabila:
a. Tertutup
14 21.9 50 78.1
b. Kedap air
c. Mudah dibersihkan
2 Setiap ruangan terdapat tempat sampah 34 53.1 30 46.9
3 Diluar ruangan terdapat tempat sampah 63 98.4 1 1.6
Tersedia tempat pembuangan sementara untuk
4 37 57.8 27 42.2
memudahkan pengankutan sampah
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat pertanyaan yang paling sedikit dijawab
benar oleh responden tentang penggunaan tempat sampah adalah tempat sampah
b. Analisis Bivariat
Tabel 4.18
Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan PHBS Pada SD di Wilayah Kerja
Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Pelaksanaan PHBS Total
buruk banyak pada siswa dengan pengetahuan yang tinggi (37.5%) dari pada siswa
dengan pengetahuan yang rendah (14.1%). Berdasarkan hasil uji statistik tidak
dengan (p value<0.05).
Tabel 4.19
Hubungan Sikap Dengan Pelaksanaan PHBS Pada SD di Wilayah Kerja
Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Pelaksanaan PHBS Total
P value
Sikap Buruk Baik
f %
f % F %
Negatif 21 32.8 20 31.2 41 64.1
12 18.8 11 17.2 23 35.9 0.034
Positif
Jumlah 33 51.6 31 48.4 64 100
Berdasarkan tabel 4.19 terlihat bahwa persentase pelaksanaan PHBS yang
buruk banyak pada siswa dengan sikap negatif (32.8%) dari pada siswa dengan sikap
positif (18.8%). Berdasarkan hasil uji statistik tidak terdapat hubungan signifikan
Tabel 4.20
Hubungan Penggunaan Jamban Dengan Pelaksanaan PHBS Pada SD di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Pelaksanaan PHBS Total
Jamban P value
Buruk Baik
f %
F % F %
Tidak memenuhi 23 62.2 14 37.8 37 57.8
syarat
memenuhi syarat 10 15.6 17 26.6 27 42.2 0.083
Jumlah 33 51.6 31 48.4 64 100
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui persentase terbesar pelaksanaan PHBS
yang buruk terdapat pada kategori jamban yang tidak memenuhi syarat dengan
persentase (62.2%). Sedangkan pada pelaksanaan PHBS yang baik terdapat pada
jamban dengan kategori memenuhi syarat (26.6%). Berdasarkan hasil uji statistik
tidak terdapat hubungan signifikan antara jamban dengan pelaksanaan PHBS dengan
nilai (p value<0.05).
Tabel 4.21
Hubungan Penggunaan Kantin Dengan Pelaksanaan PHBS Pada SD di Wilayah
Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Pelaksanaan PHBS Total
Kantin P value
Buruk Baik
f %
f % F %
Tidak Memenuhi 20 31.2 9 14.1 29 45.3
syarat
memenuhi syarat 13 20.3 22 34.4 35 54.7 0.022
Jumlah 33 51.6 31 48.4 64 100
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui persentase terbesar pelaksanaan PHBS
yang buruk terdapat pada kategori kantin yang tidak memenuhi syarat dengan
persentase (31.2%). Sedangkan pada pelaksanaan PHBS yang baik terdapat pada
kantin dengan kategori memenuhi syarat (34.4%). Berdasarkan hasil uji statistik
terdapat hubungan signifikan antara kantin dengan pelaksanaan PHBS dengan nilai
(p value<0.05).
Pada SD
Tabel 4.22
Hubungan Penggunaan Tempat Sampah Dengan Pelaksanaan PHBS Pada SD
di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang
Pelaksanaan PHBS Total
Tempat Sampah Buruk Baik P value
f %
f % F %
Tidak Memenuhi 19 29.7 18 28.1 37 57.8
syarat
1.00
memenuhi syarat 14 21.9 13 20.3 27 42.2
Jumlah 33 51.6 31 48.4 64 100
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui persentase terbesar pelaksanaan PHBS
yang buruk terdapat pada kategori tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
dengan persentase (29.7%). Sedangkan pada pelaksanaan PHBS yang baik terdapat
pada tempat sampah dengan kategori tidak memenuhi syarat (28.1%). Berdasarkan
hasil uji statistik tidak terdapat hubungan signifikan antara sikap dengan pelaksanaan
a) Pelaksanaan PHBS
kepada Kepala Sekolah, dan guru UKS di SD wilayah puskesmas air tawar kota
padang, PHBS pada siswa tergolong kurang baik. Hal ini didapatkan dari hasil
wawancara mendalam:
kepada Kepala Sekolah, dan guru UKS di SD wilayah puskesmas air tawar kota
padang, siswa sudah diberikan pengetahuan tentang PHBS. Hal ini didapatkan dari
“…adanya peraturan yang melarang siswa jajan diluar sekolah, dan selalu
menjaga kebersihan masing-masing diri…” (inf-2), (inf-3).
“…buang sampah ditempatnya sudah diajarkan….” (inf-5)
“peraturan bunag sampah ditempatnya, jajan dikantin sekolah.” (inf-6)
“…menjaga kebersihan, serta jajan di kantin…”. (inf-7)
Pihak dari puskesmas telah memberikan edukasi kepada siswa tentang PHBS.
sikap siswa terhadap PHBS sekolah kurang baik. Hal ini di dapatkan dari hasil
wawancara mendalam:
“…kebiasaan murid yang buruk dalam hidup bersih dan sehat kali ya” (inf-1)
“… mereka buang sampah masih ke satu tempat yang sama saja.” (inf-2)
“kesadaran siswa masih tergolong kurang dalam PHBS” (inf-3)
“ada kami temukan yang tidak menyiram wc saat BAB…” (inf-4)
“…siswa ini tidak jajan yang tertutup ya..” (inf-6)
Saat ditanyakan kendala dari sikap mereka dalam PHBS. Siswa terkendala
dalam sarana dan prasarana yang belum memadai. Hal ini didapatkan dari hasil
wawancara mendalam:
menunjang sikap siswa terhadap PHBS. Hal ini didapatkan dari hasil wawancara
mendalam:
bahwa jamban di SD wilayah puskesmas air tawar kota padang belum memenuhi
“ada kami temukan siswa yang tidak menyiram wc saat BAB,..” (inf-4)
Toilet/wc sudah terpisah antara pria dan wanita. Hal ini didapatkan dari hasil
wawancara mendalam:
dan pegawai kesling puskesmas air taawar. Didapatkan kan hasil bahwa kantin tidak
tidak jajan sembarangan dan harus berbelanja di kantin sekolah. Hal ini sesuai dengan
wawancara mendalam:
RI No 1429 tahun 2006. Hal ini didapatkan dari hasil wawancara mendalam:
sampahnya tidak memenuhui persyaratan sesuai dengan SOP. Hal ini di dapatkan
“tempat sampah kita ada perlokal, namun belum terpilah antara organik dan
anorganik.” (inf-1, inf-2)
“…tidak terpilah..” (inf-5)
“tempat sampahnya ada, namun belum sesuai SOP. Seperti tidak adanya
tutup, dan tidak kedap air” (inf-6)
Siswa masih enggan untuk buang sampah ketempatnya, meskipun telah ada
peraturan dan slogan tentang membuang sampah ditempatnya. Hal ini di dapatkan
“kalau kita hanya bisa mengingatkan dan memberi tahu kekurangan yang ada
di sekolah.” (inf-8)
Hasil dari penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara kepada responden
dan indepth interview kepada pihak yang dianggap tahu, dan didapatkan hasil
dengan baik. Namun hal yang berbeda didapatkan hasil dari sikap siswa, sikap siswa
dalam menunjang PHBS sekolah masih kearah negatif padahal sekolah telah
memberikan edukasi kepada muridnya. Serta sarana dan prasarana yang meliputi
jamban, kantin, dan tempat sampah masih belum memenuhi syarat, ini karena
a. Keterbatasan Peneliti
b. Pelaksanaan PHBS
berPHBS buruk memiliki persentase sebesar 51.6% lebih banyak dibandingkan yang
ber PHBS baik dengan persentase 48.4%. Berdasarkan hasil rekapan pertanyaan
PHBS didapatkan pertanyaan yang sedikit dijawab benar oleh responden adalah
Dasar di wilayah kerja Puskesmas Air Tawar masih tergolong buruk dalam
pelaksanaannya.
respons. Perilaku tersebut dibagi lagi dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan
program PHBS di SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun tahun 2014, diperoleh nilai
sebesar 54,7% dalam kategori buruk dan 45,3% dalam kategori baik.7 Tetapi, hasil
penelitian ini tidak sama dengan penelitian Zitti tentang hubugan antara pengetahuan
dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar di SD Inpres
sukur kecamatan airmadidi kabupaten minahasa utara tahun 2015 diperoleh nilai
sebesar 71,4% dalam kategori baik dan 28,6% dalam kategori tidak baik.21
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) merupakan suatu program untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi siswa sekolah
sering menyerang anak usia sekolah (6-12 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan
dengan PHBS.22
PHBS di lingkungan sekolah masih dalam keadaan buruk. Hal ini terlihat pada hasil
wawancara mendalam:
kesehatan termasuk dalam hal ini untuk berperilaku hidup bersih dan sehat oleh
siswa. Dukungan dari guru sangat dibutuhkan oleh siswa dalam setiap kegiatan yang
ada dua poin pertanyaan yang terbawah yaitu memberantas jentik nyamuk dengan
3M, dan tidak merokok disekolah. Sehingga disarankan kepada sekolah untuk
menjalankan program bersih lingkungan dengan dibantu oleh petugas kesehatan agar
c. Pengetahuan
responden SD tinggi dengan persentase 75% mengenai pelaksanaan PHBS pada SD.
pertanyaan diketahui bahwa pertanyaan yang paling sedikit terjawab dengan benar
oleh responden adalah tidak bau, bewarna keruh, dan berasa adalah ciri-ciri air bersih
dengan persentase 51.6% dan BAB di tempat tertutup serta banjir menyebabkan got
pelaksanaan PHBS.
Berhubugan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
persentase pengetahuan siswa tentang PHBS pada kategori yang baik yaitu (84,7%)
lebih besar dari persentase pengetahuan siswa pada kategori buruk (15,3%). Hasil
penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Zitti tentang Hubugan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada
2015 menunjukkan bahwa persentase pengetahuan siswa tentang PHBS pada kategori
adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan juga diperoleh dari pendidikan,
pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa maupun
lingkungan.5
pelaksanaan PHBS bahwa persentase pelaksanaan PHBS yang buruk banyak pada
siswa dengan pengetahuan yang tinggi (37.5%) dari pada siswa dengan pengetahuan
yang rendah (14.1%) dan didapatkan nilai p=0.885 (p<0,05) maka dapat disimpulkan
tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pelaksanaan PHBS di
SD.
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
tinggi pengetahuan tentang PHBS belum tentu diikuti semakin baik pelaksanaan
dalam PHBS.
Yang Berhubugan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Hal ini tidak sejalan dengan teori Green yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003) bahwa adanya kecendrungan pengetahuan yang tinggi akan lebih berprilaku
baik tentang kesehatan termasuk dalam hal ini untuk berprilaku hidup bersih dan
sehat.
“…adanya peraturan yang melarang siswa jajan diluar sekolah, dan selalu
menjaga kebersihan masing-masing diri…” (inf-2), (inf-3).
“…buang sampah ditempatnya sudah diajarkan….” (inf-5)
Hasil wawancara mendalam didapatkan hasil kepala sekolah telah membuat
perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Sebaliknya perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.15
Pengetahuan hanya salah satu faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan PHBS.
pengetahuan akan langgeng dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan.
pelaksanaan PHBS.
Mengingat dan merujuk pada distribusi frekuensi pengetahuan ada dua poin
pertanyaan terbawah yaitu tidak bau, bewarna keruh, dan berasa adalah ciri-ciri air
bersih dan BAB di tempat tertutup serta banjir menyebabkan got tersumbat Oleh
karena itu disarankan kepada pihak sekolah untuk lebih ekstra lagi dalam
memberikan penyuluhan kepada siswa agar siswa lebih terbiasa untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat, dengan tidak lupa berkonstribusi dengan pihak puskesmas
d. Sikap
negatif dengan persentase (64.1%) lebih dominan terhadap sikap positif dengan
persentase (35,9%) terhadap pelaksanaan PHBS pada SD. Hasil sikap responden ini
diketahui dari pertanyaan sikapyang dijawab benar oleh responden, ada dua poin
pertanyaan sikap yang sangat sedikit dijawab benar oleh responden yang meliputi
Sebelum dan sesudah makan serta setelah BAB cuci tangan dengan sabun dengan
terhadap pelaksanaan PHBS adalah negatif, terlihat dari hasil distribusi frekuensi
Program Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat di SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun
yang mana hasil penelitiannya sebanyak 75% anak memiliki sikap yang positif
informasi dan pengalaman yang diperolehnya baik dari sekolah maupun dari luar.
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud dari interaksi anak sekolah secara
homogen dalam bertindak menerapkan perilaku kesehatan pribadi anak sekolah itu
sendiri.7
yang buruk banyak pada siswa dengan sikap negatif (32.8%) dari pada siswa dengan
sikap positif (18.8%). Berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan signifikan
antara sikap dengan pelaksanaan PHBS dengan nilai p=0.034 (p value<0.05), Maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pelaksanaan
PHBS di SD.
pelaksanaan Program Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat di SD Negeri 001 Tanjung
Balai Karimun yang mana diketahui bahwa persentase anak yang memiliki sikap
negatif dengan tidak melakukan PHBS lebih tinggi yaitu 60% dibandingkan dedngan
anak yang bersikap positif 40% dan didapatkan uji statistik p=1,00 yang mana artinya
tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap anak dengan pelaksanaan Program
Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Tahun 2016, yang mana hasilnya
tidak ada hubungan sikap PHBS siswa dengan pelaksanaan PHBS di Sekolah.8
yang bermakna dengan pelaksanaan PHBS, dalam penelitian ini sikap mengandung
prilaku adalah:
pelayanan kesehatan.
siswa masih negatif. Hal ini didapatkan dari hasil wawancara mendalam:
“…kebiasaan murid yang buruk dalam hidup bersih dan sehat kali ya”(inf-1)
“… mereka buang sampah masih ke satu tempat yang sama saja.”(inf-2)
“kesadaran siswa masih tergolong kurang dalam PHBS”(inf-3)
“ada kami temukan yang tidak menyiram wc saat BAB…” (inf-4)
“…siswa ini tidak jajan yang tertutup ya..”(inf-6)
Dari hasil tersebut, ternyata siswa terkendala oleh sarana dan prasarana
sanitasi sekolah yang tidak memadai. Walaupun telah di lakukan program inspeksi
Menurut teori Thoughs And Feeling, sikap menggambarkan suka atau tidak
suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau
dari orang lain yang paling dekat. Sikap membuat orang mendekati atau menjauhi
orang lain atau objek lain. Dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang
ditentukan oleh pemikiran dan perasaan seseorang, adanya orang lain yang dijadikan
perilaku/kebudayaan massyarakat.22
Oleh sebab itu peran guru dan tenaga kesehatan dalam hal ini sebagai
penyampai informasi tentang pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
e. Jamban
yang tidak memenuhi syarat memiliki persentase lebih besar yaitu 57.8% dari pada
yang memenuhi syarat dengan persentase 42.2%. Dapat disimpulkan bahwa jamban
yang ada di SD wilayah kerja Puskesmas Air Tawar tidak memenuhi persyaratan.
Menurut L.Green yang dikutip oleh Soekidjo Notoadmojo, faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ada tiga yaitu faktor predisposisi (predisposing faktors) yaitu
diberikan kepada siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah
menjadi faktor penting untuk dapat menerapkan perilaku tersebut dan membentuk
sikap yang akan diterapkan menjadi kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah. Yang kedua adalah faktor pemungkin (Enabling Factors), yaitu sarana dan
prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya tempat buang
air besar, tempat pembuangan sampah, dan sarana air bersih, tempat olah raga yang
Yang ketiga yaitu faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang
memperkuat terjadinya perilaku, misalnya dukungan dari pihak sekolah seperti guru,
Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Tahun 2016, karena
dalam penelitian ini jamban termasuk dalam satu kesatuan variabel fasilitas PHBS
sekolah. Yang mana hasilnya Persentase terbesar ketersediaan fasilitas PHBS pada
PHBS, didapatkan hasil persentase terbesar pelaksanaan PHBS yang buruk terdapat
pada kategori jamban yang tidak memenuhi syarat dengan persentase (62.2%).
Sedangkan pada pelaksanaan PHBS yang baik terdapat pada jamban dengan kategori
memenuhi syarat (26.6%). Berdasarkan hasil uji statistik tidak terdapat hubungan
value<0.05). Hal ini dapat diartikan bahwa tidak adanya hubungan signifikan antara
Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Tahun 2016, yang mana tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara fasilitas sanitasi sekolah yang meliputi
jamban, kantin sekolah, dan tempat sampah dengan pelaksanaan PHBS di SD dengan
nilai p=0,74.8
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara jamban dengan pelaksanaan PHBS. Dapat diartikan bahwa semakin buruk
kualitas jamban belum tentu diikuti semakin buruk pula pelaksanaan PHBS di SD,
Ada faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan PHBS di Sekolah Dasar berupa
Pada saat wawancara mendalam, kepala sekolah dan guru UKS telah
instrumen yang masih perlu perbaikan dan perlu dicukupkan lagi untuk menunjang
pelaksanaan PHBS kedepannya. Pihak puskesmas juga telah berkontribusi kepada
sebagai berikut:
4. Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,
25 orang siswi.
10. Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
Mengingat tidak adanya hubungan yang signifikan antara jamban dengan PHBS
kepmenkes no 1429 tahun 2006. Oleh karena itu perlu perbaikan atas kualitas dan
f. Kantin
yang tidak memenuhi syarat memiliki persentase lebih besar yaitu 45,3% dari pada
yang memenuhi syarat dengan persentase 54,7%. Dapat disimpulkan bahwa kantin
Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Tahun 2016, karena
dalam penelitian ini kantin termasuk dalam satu kesatuan variabel fasilitas PHBS
sekolah. Yang mana hasilnya Persentase terbesar ketersediaan fasilitas PHBS pada
Dari hasil uji statistik yang dilakukan antara kantin dengan pelaksanaan
PHBS, dapat diketahui persentase terbesar pelaksanaan PHBS yang buruk terdapat
pada kategori kantin yang tidak memenuhi syarat dengan persentase (31.2%).
Sedangkan pada pelaksanaan PHBS yang baik terdapat pada kantin dengan kategori
value<0.05). Hal ini dapat diartikan bahwa adanya hubungan signifikan antara kantin
Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Tahun 2016, yang mana
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara fasilitas sanitasi sekolah yang meliputi
jamban, kantin sekolah, dan tempat sampah dengan pelaksanaan PHBS di SD dengan
nilai p=0,74.8
prasaranannya di sekolah baik secara kualitas maupun kuantitas yang sesuai dengan
kepmenkes no 1429 tahun 2006 seperti tidak adanya wastafel untuk cuci tangan dan
masih adanya jajanan yang terbuka saat dijual, meskipun masih ada juga Sekolah
Dasar yang belum memenuhi kriteria kantin sehat, namun sekolah telah
1. Tersedianya tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang
mengalir,
6. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus atau tertutup,
peruntukannya,
Oleh sebab itu peran guru dan tenaga kesehatan dalam hal ini sebagai
penyampai informasi tentang pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
g. Tempat Sampah
diketahui tempat sampah sekolah yang tidak memenuhi syarat lebih dominan dengan
berikut:
1. Disetiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup
2. Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh
Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Tahun 2016, karena
dalam penelitian ini tempat sampah termasuk dalam satu kesatuan variabel fasilitas
PHBS sekolah. Yang mana hasilnya Persentase terbesar ketersediaan fasilitas PHBS
pada kategori tidak memenuhi terdapat pada pelaksanaan PHBSnya buruk (52,6%).8
Berdasarakan hasil uji statistik yang dilakukan antara tempat sampah dengan
buruk terdapat pada kategori tempat sampah yang tidak memenuhi syarat dengan
persentase (29.7%). Sedangkan pada pelaksanaan PHBS yang baik terdapat pada
tempat sampah dengan kategori tidak memenuhi syarat (28.1%). Berdasarkan hasil
uji statistik tidak terdapat hubungan signifikan antara sikap dengan pelaksanaan
Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik Tahun 2016, yang mana tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara fasilitas sanitasi sekolah yang meliputi
jamban, kantin sekolah, dan tempat sampah dengan pelaksanaan PHBS di SD dengan
nilai p=0,74.8
Sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid-muridnya. Oleh
sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sehat,
pendidikan disekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus dikondisikan
dan Pihak Puskesmas bidang Kesling, didapatkan kesimpulan bahwa tempat sampah
tidak sesuai dengan persyaratan sesuai dengan Kepmenkes no1429 tahun 2006, serta
siswa masih memiliki prilaku buang sampah sembaranagan. Walaupun telah ada
slogan-slogan di sekolah tentang buang sampah ditempatnya. Oleh sebab itu perlunya
dukungan guru untuk menunjang perilaku hidup bersih dan sehat disekolah agar tidak
A. KESIMPULAN
Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019 dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Air Tawar masih tergolong buruk
memenuhi persyaratan.
PHBS di SD.
8. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pelaksanaan PHBS di SD.
9. Tidak adanya hubungan signifikan antara penggunaan jamban dengan
PHBS di SD.
11. Tidak ada hubungan signifikan antara penggunaan tempat sampah dengan
B. SARAN
1. Dinas kesehatan Kota Padang untuk menyusun program bersama dalam rangka
menggerakkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada siswa Sekolah
Dasar
2. Agar pihak sekolah lebih memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) siswa, dalam hal ini memperbaiki sarana sanitasi yang rusak dan
3. Gomo MJ, Umboh JML, Pandelaki AJ. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Sekolah Pada Siswa Kelas Akselerasi di SMPN 8 Manado. J e-
Biomedik. 2013;1(1):503-505.
6. Umar Z. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid
SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Kesehat Masy. 2005;2 no
6:249-254.
9. Lina HP. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa di SDN 42 Korong
Gadang Kecamatan Kuranji Padang. keperawatan. 2012:93-103.
16. Priyoto. Teori Sikap & Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika;
2014.
17. Prima RR. Faktor Dominan Yang Mempengaruhi PHBS Di Permukiman kota
Padang. Kesehat Masy. 2017:67-74.
19. Arikunto S. Prosedure Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI.
Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2006.
21. Koem, Zitty A.R, Barens Joseph RCS. Hubungan Antara Pengetahuan Dan
Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Pelajar di SD
Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
PHARMACON J Ilm Farm. 2015;4(4):290-294.
I. IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama Responden :………………………….
b. Umur :…………………………..
c. Jenis Kelamin Anak :
1. Laki-Laki 2. Perempuan
YA TIDAK
NO PERNYATAAN SKOR
(1) (0)
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setelah buang air besar
3. Membeli jajanan hanya di kantin
sekolah yang bersih
4. BAB di wc/toilet
5. Olah raga 2x seminggu
6. Memberantas jentik nyamuk dengan 3
M (menutup tempat penampungan air,
mengubur barang bekas, dan menguras
bak mandi)
7. Tidak merokok di sekolah
8. Menimbang berat badan dan tinggi
badan secara teratur
9. Membuang sampah pada tempatnya
10. Memilah sampah sesuai dengan jenis
sampah yaitu sampah basah dan kering
III. PENGETAHUAN
1. Menurut adik-adik apa yang harus kita lakukan sebelum dan sesudah
makan?
a. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan bersih (1)
b. Cuci tangan pakai air (2)
c. Langsung makan (3)
d. Tidak tahu (4)
2. Menurut adik-adik dimanakah kita membeli jajanan yang sehat dan bersih?
a. Kantin sekolah yang bersih (1)
b. Pinggir jalan (2)
c. Kaki lima (3)
d. Tidak tahu (4)
3. Menurut adik-adik dimana seharusnya kita buang air besar?
a. Wc/Toilet tertutup (1)
b. Wc/Toilet terbuka (2)
c. Sungai (3)
d. Tidak tahu (4)
4. Menurut adik-adik berapa kali sebaiknya berolahraga dalam seminggu?
a. 1 x seminggu (2)
b. 2 x seminggu (1)
c. 3 x seminggu (3)
d. Tidak tahu (4)
5. Menurut adik –adik bagaimana cara memberantas jentik nyamuk?
a. Dengan 3 M (menutup, mengubur, menguras) (1)
b. Disemprot pakai racun (2)
c. Dipukul (3)
d. Tidak tahu (4)
6. Menurut adik-adik apakah merokok bisa merusak kesehatan?
a. Bisa (1)
b. Tidak bisa (2)
c. Mungkin (3)
d. Tidak tahu (4)
7. Menurut adik-adik untuk apa kita menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan?
a. Mengetahui pertumbuhan badan (1)
b. Mengetahui berat badan kita (2)
c. Mengetahui tinggi badan kita (3)
d. Tidak tahu (4)
8. Menurut adik-adik apa saja jenis tempat sampah?
a. Tempat sampah organik/basah dan tempat sampah anorganik/kering
(1)
b. Tempat sampah tertutup (2)
c. Tempat sampah terbuka (3)
d. Tidak tahu (4)
9. Menurut adik-adik apa akibat got atau bandar yang tersumbat?
a. Banjir (1)
b. Kemarau (2)
c. Saluran tersumbat (3)
d. Tidak tahu (4)
10. Menurut adik-adik ciri-ciri air bersih seperti apa?
a. Tidak bau, tidak bewarna, tidak keruh, dan tidak berasa (1)
b. Dapat diminum (2)
c. Jernih (3)
d. Tidak tahu (4)
IV. SIKAP
Berilah tanda(√) pada kolom jawaban, jika adik-adik melakukan hal berikut!
Keterangan :
Pernyataan positif
Untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5, setuju (S) diberi nilai 4, tidak
setuju (TS) diberi nilai 3, sangat tidak seetuju (STS) diberi nilai 2.
Pertanyaan negatif
Untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S) diberi nilai 2, tidak
setuju (TS) diberi nilai 3, sangat tidak seetuju (STS) diberi nilai 4.
S : Setuju TS : Tidak Setuju
SS : Sangat Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS Skor
1 Sebelum makan dan sesudah buang air besar kita
harus cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
2 Kita membeli jajanan yang sehat dan bersih
dikantin sekolah.
3 Tempat buang air besar adalah di wc sekolah.
4 Minimal kita berolahraga 2 x dalam seminggu
5 3 M bisa memberantas jentik nyamuk
6* Merokok tidak mengganggu kesehtan
7* Menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan tidak ada gunanya
8* Tempat sampah tidak perlu dipisahkan kering dan
basah
9* Saluran limbah tidak perlu disekolah
10* Air bersih tidak harus tersedia di sekolah
(*) Pertanyaan negatif
V. FASILITAS SARANA SANITASI SEKOLAH
Ya Tidak
No Item Skor
(1) (0)
A. JAMBAN
1 Toilet dalam keadaan bersih
2 Ada slogan untuk menjaga kebersihan
3 Ada sabun untuk cuci tangan
4 Toilet terpisah antara laki-laki dan
perempuan
5 Lantai toilet tidak tergenang air
6 Adanya ventilasi di toilet
7 Terdapat alat kebersihan seperti gayung,
sikat, dan ember
B. KANTIN SEKOLAH
1 Makanan jajanan dalam keadaan terbungkus
2 Kantin sekolah bersih
3 Kantin sekolah tidak banyak lalat
4 Kantin sekolah mempunyai wastafel untuk
cuci tangan
5 Lokasi kantin/warung sekolah minimal 20 m
dari TPS (tempat pembuangan sampah
sementara)
C. TEMPAT SAMPAH
1 Memenuhi syarat apabila:
a. Tertutup
b. Kedap air
c. Mudah dibersihkan
2 Setiap ruangan terdapat tempat sampah
3 Diluar ruangan terdapat tempat sampah
4 Tersedia tempat pembuangan sementara
(TPS) untuk memudahkan pengangkutan
sampah
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan PHBS Pada SD di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang Tahun 2019
Petunjuk Umum:
1. Wawancara mendalam telah diawali dengan permohonan izin, membuat
kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk dilakukannnya wawancara.
2. Menyampaikan ucapan terima kasih karena telah bersedia untuk meluangkan
waktu untuk diwawancarai.
3. Memperkenalkan nama fasilitator.
4. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara.
Kepala Sekolah
1. Apa upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan PHBS pada siswa
sekolah dasar?
2. Apa kendala yang dirasakan dalam melaksanakan program untuk
meningkatkan kesehatan siswa sekolah dasar?
3. Bagaimana kendala terhadap fasilitas sanitasi yang kurang/belum memadai?
4. Apa manfaat dilaksanakannya PHBS pada siswa sekolah dasar ?
5. Apa harapan anda untuk pelaksanaan program PHBS untuk meningkatkan
kesehatan siswa sekolah dasar?
Guru UKS
1. Bagaimana respon bapak/ibu terhadap PHBS di sekolah yang dilakukan siswa
anda?
2. Bagaimana praktik siswa dalam melaksanakan PHBS sekolah?
3. Bagaimana menurut bapak/ibu fasilitas sanitasi PHBS di sekolah?
4. Apa hambatan siswa dalam menerapkan PHBS di sekolah?
5. Bagaimana dukungan bapak/ibu guru kepada siswa dalam PHBS di sekolah?
6. Bagaimana sekolah menjalankan program UKS di sekolah?