DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.Pd
Shofia Mawaddah,S.Psi.,M.Sc
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................................. 1
BAB II ISI BUKU
2.1 Identitas Buku ........................................................................................................ 2
2.2 Ringkasan Isi Buku ................................................................................................ 2
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Buku .................................................................................................. 35
3.2 Kelemahan Buku ................................................................................................... 35
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37
4.2 Saran....................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Untuk memenuhi persyaratan pembelajaran Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) 2019 pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan Peserta Didik.
3. Untuk mencari informasi apa yang ada didalam buku.
4. Untuk menggali dan memberikan informasi tentang karakteristik perkembangan
Peserta Didik.
1.3 Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bagian awal buku ini memuat tentang makna,tujuan, dan manfaat dari psikologi
perkembangan peserta didik yang dimana menempatkan manusia sebagai objek kajiannya.
Manusia sendiri adalah makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi
manusia yang demikian,maka secara lebih jelas yang menjadi objek kajian psikologi modern
adalah manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi dengan likungannya.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan
psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu psikologi
umum dan psikologi khusus.
2
Psikologi umum adalah psikologi teoritis yang mempelajari aktivitsa-aktivitas mental
manusia yang bersifat umum dan teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah
psikologi teoritis yang menyelidiki segi-segi khusus aktivitas mental manusia. Mengacu pada
pengertian dan pembagian psikologi sebgaimana yang telah diuraikan, maka dapat dipahami
bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah “ bidang kajian psikologi perkembangan
secara khusus yang mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap
usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Adapun tujuan psikologi perkembangan peserta
didik yaitu sebagai berikut:
Adapun manfaat yang diperoleh guru atau calon guru dalam mempelajari psikologi
perkembangan peserta didik ini yaitu sebagai berikut :
1. Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seseorang guru akan dapat
memberikan harapan realitis terhadap anak dan remaja.
2. Dapat membantu dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu
seorang anak.
3. Dapat membantu dalam mengenali kapan perkembangan normal sesungguhnya
dimulai.
4. Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk
sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi.
5. Dapat memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak
6. Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri kita sendiri.
3
BAB II : Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Dalam konsep dasar perkembangan dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang
cukup kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang
terkandung didalamnya yaitu pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Dalam bagian ini juga membahas Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah faktor keturunan/hereditar seeperti seks dan ras,faktor lingkungan
seperti lingkungan eksternal dan internal,inteligensi,hormon, dan emosi selain itu dalam
bagian ini juga membahas hukum perkembangan yang merupakan patokan-patokan atau
4
hukum-hukum tertentu yang diikitu oleh perkembangan tersebut. Hukum-hukum tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
5
perkembangan perilaku anak ketika berada dalam lingkingan keluarganya dan juga ketika
berada dilingkungan sekitarnya.
Perkembangan otak anak, otak pada suatu individu terbentuk sejak individu itu sendiri
terbentuk tepatnya adalah saat embrio manusia yang berada dalam kandungan terbentuk.
Pada usia enam minggu, otak yang tumbuh pada embrio dengan banyak aliran pembuluh
darah hampir sama besarnya dengan tubuh embrio itu sendiri.
Perkembagan anak usia sekolah menengah, perkembangan fisik pada siswa sekolah
usia menengah ditandai dengan adana perubahan bentuk, berat, dan tinggi badan,
perkembangan intelektual ditandai dengan berkembangannya kemampuan berfikir formal
operasional,perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya
egosentrisme.
6
BAB III : Variasi Individual Peserta Didik
A. Definisi
Pserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua
proses transformasi yang disebut pendidikan. Sebagai salah satu komponen penting
dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai “raw material” ( bahan
mentah)
Dalam prespektif psikologis, peserta didk adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya
masing-masing.berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan
dapat disimpulkan bahwa peserta didik memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya :
1. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fsisik dan psikis yang
khas, sehingga ia meruapakan ihsan yang unik.
2. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang.
3. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perilaku manusiawi.
4. Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
7
Dikemukakan oleh Carls Rogers (1902-1987) dan Abraham Maslow
(1908-1970) yang menyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat
dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konfilk yang tidak disadari maupun
sebagai hasil pengondisian ( conditioning ) yang sederhana .
4. Pandangan psikologi transpersonal
Merupakan kelanjutan atau lebih tepatnya pengembangan dari psikologi
humanistik. Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi. S.I
Shapiro dan Denise H. Lajoie (1992)
C. Perbedaan individual peserta didik
Secara umum, perbedaan individual terbagi atas dua , yaitu perbedaan secara vertikal
dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam
aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi, besar, kekuatan, dan sebagainya. Sedangkan
perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti: tingkah
kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan temperamen.
8
BAB IV : Kebutuhan Peserta Didik
Kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah laku
manusia. Bahkan tingkah laku manusia timbul karena adanya satu kebutuhan dan semua
tingkah laku manusia diarahkan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhannya. Begitulah
seterusnya setelah terpenuhinya satu kebutuhan maka muncul lagi kebutuhan berikutnya dan
individu berusaha untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan tersebut.
Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yang dasar sampai yang paling tinggi
yaitu kebutuhan fisiologis,kebutuhan rasa aman,kebutuhan rasa memiliki dan kasih
saying,kebutuhan penghargaan,kebutuhan rasa ingin tahu,kebutuhan estetik,kebutuhan
pertumbuhan,dan kebutuhan aktualisasi diri.Murray membagi kebutuhan manusia atas 2
kebutuhan yaitu kebutuhan Viscerogenic yaitu kebutuhan fisiologis seperti makan, minum,
bernafas dan lainnya dan Psychogenik adalah kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial merupakan
sumbangan yang sangat berpengaruh hingga saat ini yang berjumlah 20 kebutuhan.
Dari segi pemenuhan kebutuhan bagi remaja Indonesia dapat pula dikelompokkan
menjadi 2 yaitu kebutuhan yang menuntut kebutuhannya dari teman sebaya dan kebutuhan
yang menuntut kebutuhannya dari teman remaja itu sendiri.
1. Kebutuhan jasmaniah
Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah yang perlu mendapatkan perhatian dari guru
disekolah yaitu : makan, minum . pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani,
gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman.
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan akan kasih sayang
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan akan rasa bebas
6. Kebutuhan akan rasa sukses.
9
BAB V : Perkembangan Fisik Peserta
Penyebab perubahan fisik pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang
menjadi aktif bekerja sama dalam sistem endokrin.Kelenjar pituitari yang terletak didasar
otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa
remaja,kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya
perubahan ukuran dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang
gonad agar mulai aktif bekerja.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah
perubahan ukuran tubuh,pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum
anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya.Setahun sebelum pematangan ini,anak akan
bertambah tinggi 10 sampai 15 cm da bertambah berat 5 sampai 10 kg.Pertumbuhan tubuh
masih terus terjadi,tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban,pertumbuhan anak laki-laki
akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19-20 tahun,sedangkan anak perempuan
pada usia 18 tahun.Perubahan proporsi tubuh,proporsi yang tidak seimbang ini akan
berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya sehingga proporsi tubuhnya
mulai tampak seimbnag menjadi proporsi orang dewasa,perubahan ini terjadi baik didalam
maupun bagian luar tubuh anak.Ciri kelamin yang utama ketika memasuki masa pubertas.Ciri
kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik antara laki-laki dan perempuan.
10
BAB VI: Perkembangan Kognitif Peserta Didik
11
BAB VII : Perkembangan Proses Kognitif
1. Persepsi
Adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh
dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra
manusia. Jadi presepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan
lingkungannya. Selain itu presepsi juga merupakan salah satu aspek kognitif manusia
yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk memahami dunia sekelilingnya.
2. Memori (ingatan)
Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif yang mempunya fungsi
informasi atau pengetahuan. Manusia memiliki tiga tipe sistem memori, yaitu memori
indrawi( sensory memory ), memori jangka pendek ( short-term memory) dan memori
jangka panjang ( long-term memory )
3. Atensi
Atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan
untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespon dalam sistem
kognitif.selain itu atensi atau perhatian juga merupakan salah satu aspek
perkembangan kognitif yang penting dalam perspektif pemrosesan informasi.
12
BAB VIII : Perkembangan Keterampilan Kognitif
Dalam bab ini membahas tentang salah satu aspek perkembangan kognitif yang sangat
penting bagi proses belajar peserta didik di sekolah, yakni keterampilan kognitif yang
meliputi kemampuan metakognitif, strategi kognitif, gaya kognitif dan pemikiran kritis.
Berikut adalah beberapa uraiannya yaitu :
1. Kemampuan metakognitif
Metakognitif merupakan pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau
pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Ataupun metakognitif juga merupakan
suatu proses mengunggah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif
kita untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri. Secara umum, pengetahuan
metakognitif mulai berkembang pada usia 5-7 tahun, dan terus berkembang selama
usia sekolah, masa remaja, bahkan sampai dewasa.
2. Strategi kognitif
Merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting dikuasai oleh seorang
peserta didik dalam belajar atau memecahkan masalah. Strategi kognitif juga
merupakan kemampuan tertinggi dari domain kognitif , setelah analisis,sintesis, dan
evaluasi. Strategi kognitif ini dapat dipelajari oleh peserta didik. Proses pembelajaran
bukan semata-mata proses penyampaian materi bidang ilmu tertentu saja , sebaliknya
yang lebih penting adalah proses pengembangan kemampuan stratgei kognitif peserta
didik.
Terdapat beberapa jenis strategi kognitif yang digunakan peserta didik dalam dalam
belajar dan memecahkan masalah yaitu chungking, spatial,dan multipurpose.
3. Gaya kognitif
Merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi perkembangan dan pendidikan.
Ide ini berkembang pada penelitian bagaimana individu menerima dan
mengorganisasi infomasi dari lingkungan sekitarnya. Sebagai karakteristik individu
dalam memproses informasi,gaya kognitif berada pada lintas kemampuan dan
kepribadian , serta dimanifestasikan pada beberapa aktivitas. Ketika gaya kognitif
secara khusus dimanifestasikan dalam konteks pendidikan , maka ia lebih umum
dikenal dengan gaya belajar ( learning style ).
13
BAB IX : Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri adalah bagaimana seseorang melihat dirinya yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri seseorang dibentuk
oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga dimana seorang anak dibesarkan. Bagaimana
pola asuh orang tua terhadap anak sangat menentukan pembentukkan konsep diri negatif.
Lingkungan berikutnya yang sangat menentukan konsep diri anak adalah lingkungan sekolah.
Guru sangat berperan dalam membentuk konsep diri anda.
Terdapat 3 dimensi konsep diri yaitu dimensi gambaran diri, dimensi penilaian diri, dan
dimensi cita-cita diri. Perkembangan konsep diri anak sekolah dasar mengalami perubahan
ketika mereka pertama masuk sekolah. Namun pada perkembangan berikutnya mereka
menjadi lebih stabil. Setelah mereka memahami bagaimana kelebihan dan keistimewaan yang
mereka punyai dalam lingkup pergaulan sosialnya disekolah.
14
BAB X: Perkembangan Kemandirian Dan Penyesuaian Diri Peserta Didik
1. Tingkat pertama, adalah tingkat implusif dan melindungi diri dengan salah satu ciri-
ciri yaitu peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari
interaksinya dengan orang lain.
2. Tingkat kedua, adalah tingkat konformistik dengan salah satu ciri peduli terhadap
penampilan diri dan penerimaan sosial.
3. Tingkat ketiga ,adalah tingkat sadar diri dengan salah satu ciri mampu berfikir
alternatif.
4. Tingkat keempat, adalah tingkat saksama dengan salah satu ciri sadar akan
tanggung jawab
5. Tingkat kelima,adalah tingkat individualitas dengan salah satu ciri menjadi lebih
toleran
6. Tingkat keenam, adalah tingkat mandiri.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai adaptasi, sebagai bentuk konformitas, dan
sebagai usaha penguasaan. Sebagai adaptasi penyesuaian diri berarti kemampuan individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkugan termasuk penyesuaian secara fisik, fisiologis, atau
biologis. Penyesuaian diri dalam arti komformitas artinya penyesuaian diri terhadap norma.
Sebagai usaha komformitas, individu mendapat tekanan dari kelompok untuk selalu
mengikuti norma kelompok, ia akan ditolak kalau berprilaku tidak sesuai dengan norma
kelompoknya. Penyesuaian diri sebagai usaha , penguasaan diartikan sebagai kemampuan
untuk merencanakan dan mengorganisir repons dengan cara tertentu sehingga tidak terjadi
konflik dan frustasi. Proses penyesuaian diri dimulai dengan adanya motivasi.
15
BAB XI: Perkembangan Resiliensi Peserta Didik
16
BAB XII : Perkembangan Hubungan Interpersonal Peserta Didik
Hubungan orangtua dan anak akan berkembang dengan baik apabila kedua
pihak saling memupuk keterbukaan. Berbicara dan mendengarkan merupakan hal yang
sangat penting. Perkembangan yang dialami anak sama sekali bukan alasan untuk
menghentikan kebiasaan kebiasaan di masa kecilnya. Hal ini justru akan membantu orangtua
dalam menjaga terbukanya jalur komunikasi. Sesuai dengan perkembangan kognitifnya yang
semakin matang maka pada usia sekolah, anak secara berangsur-angsur lebih banyak
mempelajari mengenai sikap-sikap dan motivasi orangtuanya, serta memahami aturan-aturan
keluarga, sehingga mereka menjadi lebih mampu untuk mengendalikan tingkah lakunya.
Perubahan ini mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hubungan antara anak- anak
usia sekolah dan orangtua mereka (dalam Seifert & Hoffnung, 1994). Dalam hal ini, orangtua
merasakan pengontrolan dirinya terhadap ingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke
waktu dibandingkan pada tahun-tahun awal kehidupan mereka. Beberapa kendali dialihkan
dari orangtua kepada anaknya, walaupun prosesnya secara bertahap dan merupakan
koregulasi.Selain itu hubungan dengan teman sebaya juga terjadi karena teman sebaya
mempunyai fungsi yang hampir sama dengan orang tua. Teman bisa memberikan ketenangan
ketika mengalami kekhawatiran tidak jarang terjadi seorang anak yang tadinya penakut
menjadi pemberani berkat teman sebaya.
17
BAB XIII : Perkembangan Tingkah Laku Prososial Peserta Didik
Tingkah laku prososial dapat dipandang sebagai salah satu tingkah laku yang
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Melalui hal tersebut manusia menjalankan
fungsi kehidupan sebagai penolong dan yang ditolong. Sulit dibayangkan jika individu dalam
kelompok sosial tidak ada tolong-menolong, bantu membantu, berbagi dan menyumbang satu
dengan yang lain. Mengingat pentingnya, tingkah laku prososial dipertimbangkan menjadi
salah satu aspek tertinggi dari “kualitas kehidupan". Perbaikan kualitas kehidupan menjadi
salah satu objek dari masyarakat modern. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
individuindividu mencoba membangun hubungan interpersonal yang berdasarkan pada
perhatian terhadap orang lain, pemahaman, sensitivitas, dan kemauan untuk memberikan
pertolongan.
Pandangan tersebut didukung oleh hasil temuan dari penelitian klinik dan
epidemiologi. Penelitian tersebut mengindikasikan signifikannya dukungan interpersonal
terhadap perkembangan fungsi penyesuaian diri individu dan pemeliharaan kesehatan fisik
dan mental (Caplan, 1974; Cobb, 1976; Froland, Brodsky, Olson, & Steward, 1979). Dapat
juga dikatakan bahwa bentuk tingkah laku prososial sebagai suatu penangkal tingkah laku
yang tidak diinginkan (Bartal dalam Nancy Eisenberg, 1982). Ada beberapa faktor agen
sosialisasi yang dapat memengaruhi perkembangan tingkah laku prososial, di antaranya:
Orangtua. Orangtua memengaruhi secara signifikan hasil sosialisasi anak mereka. Orangtua
mungkin menggunakan tiga teknik untuk mengajarkan anak-anak mereka bertingkah laku
altruistik, yaitu: reinforcement, mddeling dan induction. Penggunaan reinforcement tingkah
laku menolong pada usia muda menentukan apakah tingkah laku tersebut akan terulang atau
tidak. Orangtua dapat menggunakan reinforcement yang berbeda sesuai dengan usia anak
mereka. Di mana pada usia awal orangtua dalam menggunakan reward nyata untuk
memotivasi anak-anaknya untuk bertingkah laku menolong, pada tingkat usia yang lebih tua
reward sosial dapat diberikan. Akhirnya, prinsip tujuan pelatihan diarahkan untuk memotivasi
anak untuk bertingkah laku
18
BAB XIV : Perkembangan Moral Dan Spiritual Peserta Didik
19
BAB XV : Problem Stress Sekolah Dalam Perkembangan Peserta Didik
Stres sekolah adalah kondisi stres atau perasaan tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat
adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan , sehingga memicu terjadinya ketegangan
fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi prestasi belajar
mereka.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa stress yang dialami oleh siswa bersumber dari
berbagai tuntutan sekolah. Desmita (2005) mengidentifkasi adanya empat tuntutan sekolah
yang dapat menjadi sumber stress bagi siswa, diantaranya dalah sebagai berikut :
Physical demands maksudnya adalah stres siswa yang bersumber dari lingkungan fisik
sekolah. Dimensi-dimensi dari lingkungan fisik sekolah yang dapat menyebabkan terjadinya
stres siswa
Task demands atau tuntutan tugas dalam konsep stres sekolah ini dapat diartikan sebagai
tugas-tugas pelajaran (academic work) yang harus dikerjakan atau dihadapi oleh peserta didik
yang dapat menimbulkan perasaan tertekan atau stres. Aspek-aspek dari task demands ini
meliputi: tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah (classwork) dan di rumah
(schoolwork/homework), mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi
ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti berbagai kegiatan
ekstrakurikuler.
Dimensi ketiga dari stressor di sekolah adalah berhubungan dengan peran yang dipikul oleh
siswa. Apabila seseorang menduduki posisi , maka hal ini secara otomatis menjadi suatu
peran.
Di lingkungan sekolah, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat mencapai prestasi akademis
yang tinggi, melainkan sekaligus harus mampu melakukan interaksi sosial atau menjalin
hubungan baik dengan orang lain.
20
B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING
1. Menghadiri semua sesi kelas dan acara di laboratorum atau di luar kelas secara
teratur.
2. Menjadi pendengar yang dan melatih diri untuk memutuskan perhatian.
3. Memastikan ingin mendapatkan semua jawaban atas tugas, dengan cara menghubungi
instruktur atau siswa lain.
21
4. Memanfaatkan peluang pembelajaran ekstra ketika ditawarkan.
5. Melakukan hal yang bersifat opsional dan sering menantang tugas baru ketika banyak
siswa lain justru menghindarinya.
6. Memiliki perhatian tinggi dikelasnya
7. Berpartisipasi pada semua sesi kelas, meski upaya mereka sedikit menghadapi rasa
kikuk dan sulit.
8. Memperhatikan guru-guru mereka sebelum atau setelah sesi kelas atau selama jam
pelajaran, bekerja atas dasar nilai-nilai positif, member komentar di atas catatan-
catatan mereka, dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes secara baik.
9. Kerap berdiskusi dengan guru-guru lainnya untuk mendapatkan pengalaman yang
bermakna,
10. Mengerjakan semua tugas secara rapid an menelaah hasilnya secara kritis.
C. Prinsip-prinsip Pertumbuhan
Novella J. ruffin dari Universitas Virginia mengemukakan prinsip-prinsip yang
menceritakan pola atau proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Prinsip-prinsip itu
merupakan karakteristik khas yang menjelaskan perkembangan sebagai proses yang
diprediksi dan teratur. Prinsip-prinsip dan karakteristik pengembangan mengikuti pola
univesal.
D. Beberapa Kebiasaan
1. Kebiasaan tidur (sleeping habits).
2. Kebiasaan makan (eating habits).
3. Kebiasaan ke toilet (toilet habits).
4. Rentang emosi (range of emotions).
22
5. Persahabatan (friendship).
6. Variasi dalam bermain (variations in play).
7. Respon atas otoritas (response to authority).
8. Rasa ingin tahu (curiosity).
9. Minat (interest).
10. Afeksi spontan (spontaneous affection).
11. Kenikmatan hidup (enjoymen of the good things of life).
23
dengan cara meningkatkan kapasitas dalam dirinya melepaskan, mengatur, serta
mengekspresikan energi dan kapasitas untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidupnya.
24
A. Perkembangan Kepribadian
Pada fase ini Kepribadiannya mulai terbentuk menjadi modal awal baginya ketika
memasuki usia sekolah, kepribadian itu sendiri meliputi cirri-ciri psikologis yang stabil yang
membuat setiap manusia tumbuh secara unik. Baik anak-anak maupun orang dewasa
membentuk ciri kepribadian (karakteristik yang mudah berubah, seperti temperamen) dan
perasaan (karakteristik yang mudah berubah, seperti kemurungan). Kombinasi pengaruh
keturunan, psikologis, dan sosial yang paling bertanggungjawab bagi kemungkinan untuk
pembentukan kepribadian.
B. Hubungan Keluarga
Hubungan atau attachment adalah sentral bagi keberadaan manusia sebaliknya
pemisahan anatara ibu dan bayi cenderung merugikan. Pada akhirnya, memang hubungan itu
akan terhenti atau bubar sendiri sejalan dengan kedewasaan dan kemandirian anak. Menurut
Bowlby,anak-anak yang dipisahkan dari orang tua mereka maju melalui tiga tahap: protes,
putus asa, dan desatemen atau menerima pemisah.
C. Seksualitas
Seksualitas itu merupakan aspek penting dari pengalaman manusia pada segala usia.
Seksualitas manusia adalah proses seumur hidup yang dimulai saat lahir dan berakhir dengan
kematian.
B. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget perkembangan kognitif terjadi antara umur 2 dan7 tahun sebagai
tahap praoperasional. Pada tahap ini, anak-anak meningkatkan penggunaan bahasa dan
symbol lainnya, mereka mereka meniru perilaku dan permainan orang dewasa. Anak-anak
mengembangkan daya tarik dengan bahasa atau kata-kata yang buruk. Anak-anak juga
memainkan permainan membuat-percaya: menggukan kotak kosong sebagai mobil, bermain
dalam keluarga dengan saudara, dan memelihara persahabatan imajiner. Piaget juga
menggambarkan tahap praoperasional dalam hal apa yang anak-anak tidak bisa lakukan.
C. Perkembangan Kepribadian
Kepribadian meliputi cirri-ciri psikologis yang stabil yang mendefenisikan bahwa
setiap manusia merupakan pribadi unik. Baik anak-anak maupun orang dewasa memiliki ciri-
ciri kepribadian (karakteristik jangka panjang seperti tempramen) dan sikap dasar
(karakteristik yang berubah, seperti kemurungan).
D. Hubungan Keluarga
25
Hubungan keluarga sangat penting untuk perkembangan kesehatan fisik, mental, dan
sosial anak sekolah. Banyak aspek, dan dimensi teknis yang terkait dengan pengasuhan
keluarga, seperti disiplin, jumlah dan urutan kelahiran saudara kandung, keuangan, , keadaan
atau kondisi, kesehatan keluarga yang member konstribusi bagi perkembangan psikososial
anak-anak muda.
F. Seksualitas
Anak usia 3 – 6 tahun ditandai dengan tahap perkembangan psikoseksual falik
(phallic stage), ketika mereka telah melalui pengalaman konkret pada alat kelaminnya. Freud
berspekulasi bahwa pada fase tertentu anak-anak secara erotis tertarik pada orang tua yang
berlawanan jenis. Anak laki-laki cenderung mengalami oedipal kompleks, sedangkan anak-
anak perempuan mengalami elektra kompleks.
B. Perkembangan Kognitif
Kemampuan berpikir secara sistematis tentang beberapa topik pada anak-anak usia
sekolah lebih mudah dari anak-anak prasekolah. Perkembangan kognitif yang terjadi anatara
usia 7 dan 11 tahun disebut oleh Piaget sebagai tahap operasi konkret (concrete operations
stage). Piaget menggukan istilah operasional untuk mengacu pada kemampuan reversibel
anak belum dikembangkan. Reversible (reversible) oleh Piaget dimaknai sebgai tindakan
mental atau fisiki yang dapat terjadi pada lebih dari satu cara atau arah yang berbeda.
C. Konsep Diri
Menurut Erikson, tugas perkembangan masa kanak-kanak menengah adalah untuk
mencapai industri (industry) atau perasaan kompeten secara sosial. Kebanyakan anak laki-
laki dan perempuan mengembangkan rasa percaya diri yang positif, seperti dalam hal
pemahaman, pemaknaan, dan pengendalian diri di tengah-tengah masa kanak-kanak mereka.
D. Kognisi Sosial
Kognisi sosial adalah pemahaman mengenai asumsi-asumsi tentang sifat hubungan
atau inferensi sosial (social inferences), proses sosial, dan perasaan orang lain. Pada waktu
26
tertentu anak-anak menjadi lebih baik untuk memprediksi perilaku sosial yang sesuai dan bisa
diterapkan.
E. Hubungan keluarga
Hubungan mereka yang paling penting terus di bentuk dirumah, hubungan ini
meliputi bagaimana anak-anak berhubungan langsung dengan keluarga biasanya melibatkan
unsur-unsur orang tua mereka , kakek-nenek, saudara, dan anggota keluarga besar.
F. Persahabatan
Persahabatan bagi anak sesama jenos merupakan fenomena umum untuk dilakukan
oleh anak-anak usia sekolah dasar.bagi peserta didik jenjang sekolah dasar teman berfungsi
sebagai teman sekelas, sepetualangan, tempat curahan hati, dan sebagai pantulan kepribadian.
B. Masalah Kesehatan
Seperti juga anak periode usia sebelumnya, masalah kesehatan remaja sering
berkolerasi dengan status sosial ekonomi rendah, pola makan yang buruk, dan perawatan
27
kesehatan tidak memadai, berani mengambil kegiatan berisiko, masalah kepribadian, dan
gaya hidup. Namun demikian masa remaja ini biasanya mereka cenderung sehat, meskipun.
Tiga kemungkinan masalah kesehatan utama yaitu :
1. Gangguan makanan
2. Depresi
3. Penyalahgunaan zat
C. Perkembangan Kognitif
1. Pengembangan Intelektual
2. Pengembangan Moral dan Penilaian
3. Pencarian untuk Identitas : Usia 12-19 Tahun
E. Kenakalan Remaja
Ada dua kategori kenakalan remaja :
1. Anak-anak yang melakukan kejahatan dan dihukum sesuai dengan aturan hukum,
seperti perampokan.
2. Anak-anak melakukan tindakan pidana yang biasanya tidak dianggap sebagai
kriminal, seperti membolos.
28
Lingkungan nyaris selalu memodifikasi dengan potensi bawaan dan itu berlangsung
sepanjangan perkembangan anak manusia. Kepribadian anak yang muncul pada usia 10
kemudian, seperti lekas marah, kecenderungan beraktivitas, atau perhatiannya banyak
dipengaruhi oleh kehidupannya semasa bayi (Kagan, 1976) termasuk kondidi lingkungan
lingkungan sosialnya.
29
D. Perkembangan Peserta Didik dan Praktik Pembelajaran
1. Implikasi pelayanan
2. Implikasi layanan pendidikan dan pembelajaran
30
menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan
belahan otak kanan (right hemisphere). Belahan otak kiri mengarah kepada cara berpikir
konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara
berpikir menyebar (divergent thinking).
B. Perkembangan Kreativitas
Perkembangan kretivitas menjadi bagian integral dari proses perkembangan kognitif.
Ketika memasuki usia dini, perkemabangan kognitif anak memperlihatkan kecenderungan
suasana intuitif. Semua perbuatan rasionalnya tidak banyak memperoleh dukungan dari
pemikiran, melainkan sangat kuat diperangaruhi oleh penasaran, kecenderungan ilmiah ,
sikap-sikap yang diperoleh dari orang dewasa,dan lingkungan sekitarnya.
31
BAB XIII. Perkembangan dalam Kelompok Sebaya
A. Defenisi Perkembangan dalam Kelompok Sebaya
Kelompok sebaya-sebaya berpengaruh penting bagi perkembangan sepanjang sejarah
hidup peserta didik.
E. Keteramplan Bersahabat
Kemampuan menjalani persahabatan merupakan hal yang penting dalam
perkembangan jiwa peserta didik. Adakalanya peserta didik menonjol dalam studi, namun
terlambat dlaam perkembangan pergaulan.
32
Dengan demikian, layanan bimbingan berlaku untuk seluruh peserta didik, bukan hanya
mereka yang bermasalah.
C. Prinsip-prinsip bimbingan
Atas dasar itu, kegiatan bimbingan harus dilakukan dengan menggunakan prinsip-
prinsip tertentu. Beberapa prinsip dasar bimbingan disajikan berikut ini :
1. Bimbinganmerupakan proses yang berkesinambungan
2. Kegiatan bimbigan secra khusus direncanakan dan dikembangkan untuk memastikan
efektivitas program.
3. Bimbingan menginisiasi proses pembelajaran peserta didik
4. Bimbingan membatu peserta didik memahami dirinya
33
B. Kontribusi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan telah membuat kemajuan besar untuk memahami bagaimana
peserta didik dengan karakter yang berbeda bisa belajar dengan baik menurut keragaman
mata pelajaran. Psikologi pendidikan akan terus memberikan kontribusi bagi pendidikan.
Sultan Muhammad (2008) , pakar psikologi pendidikan dari malaysia mengemukakan bahwa
psikologi pendidikan membantu para guru bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik dengan tujuan-tujuan berikut ini.
1. Untuk memahami karakteristik perkembangan peserta didik
2. Untuk memahami sifat kelas atau ruang belajar
3. Untuk memahami perbedaan individual
4. Untuk memahami metode pengajaran yang efektif
5. Pengetahuan tentag kesehatan mental
6. Konstruksi kurikulum
7. Pengukuran hasil atau dampak pembelajaran
8. Pedoman layanan pendidikan anak luar biasa
B. Orientasi Dasar
Ada tiga orientasi utama atau kerangka dasar filosofis teori belajar yaitu
behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. Behaviorisme merupakan aliran
pembelajaran yang berfokus pada aspek objektif atas dasar pengamatan. Pandangan
kognitvisme menjelaskan perilaku pembelajaran berbasis otak, meski dapat saja lebih dari itu,
karena prosesnya tidak dibentuk oleh variabel tunggal. Pandangan konstruktivisme
menjelaskan tentang pembelajaran sebagai proses dimana peserta didik aktif membangun ide-
ide atau konsep-konsep baru
34
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENILAIAN BUKU
A. Kelebihan Isi Buku Utama
35
C. Kelebihan Isi Buku Pembanding
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
Peserta didik merupakan sumberdaya utama dan terpenting dalam proses pendidikan
formal,kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki
sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan. Potensi dimaksud umumnya terdiri
dari kategori,yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dunia pendidikan memiliki cara dan metode serta sasaran tujuan yg di tuju buat
peserta didik. Cara dan metode pendidikan itu seperti, adanya grup diskusi dan adanya tanya
jawab antara guru dengan peserta didik.
Tujuan dan sasaran pendidikan itu,untuk mengembangkan bakat, ketrampilan peserta
didik dan mengembangkan hubungan antara peserta didik dengan peserta didik yg lain,
peserta didik dengan guru, peserta didik keluarga dan peserta didik dgn lingkungan.
4.2. SARAN
Buku sangat bagus untuk menjadi rujukan bagi mahasiswa,karena buku ini memiliki
gaya bahasa yang sangat mudah untuk di pahami dan di mengerti oleh pembaca.selain itu
buku ini juga memuat materi-materi yang sangat kompleks. Alangkah baiknya buku ini juga
memperbaiki dan merevisi penampilan buku agar menjadi lebih menarik minat pembaca.
37
DAFTAR PUSTAKA
Desmita.2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung:PT REMAJA
ROSDAKARYA
Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Disik, Bandung: ALFABETA
38