Anda di halaman 1dari 41

CRITICAL BOOK REPORT

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Judul Buku : Psikologi Perkembangan Peserta Didik


Nama Pengarang : Dra. Desmita, M.Si
Penerbit/Thn Terbit/Jlh Hlm : PT Remaja Rosdakarya / 2016 /314
Nama Mahasiswa : Dwi Antika Br Nasution
NIM/Prodi : 4193111047 / Pendidikan Matematika Bilingual

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.Pd

Shofia Mawaddah,S.Psi.,M.Sc

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
September 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kita rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga saya bisa menyelesaikan
tugas Critical Book Report mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Shalawat dan
salam Kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang.
Pembuatan tugas ini bertujuan sebagai tugas wajib mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Saya mengucapkan terimah kasih kepada Dosen yang telah membimbing
dalam pembuatan tugas ini.
Saya menyadari, dalam penulisan tugas Critikal Book Report ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan kemampuan saya, untuk itu dengan kerendahan hati saya sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat membantu saya untuk
membenahi kekurangannya. Semoga Critical Book Report ini bermanfaat

Medan, 23 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................................. 1
BAB II ISI BUKU
2.1 Identitas Buku ........................................................................................................ 2
2.2 Ringkasan Isi Buku ................................................................................................ 2
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Buku .................................................................................................. 35
3.2 Kelemahan Buku ................................................................................................... 35
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37
4.2 Saran....................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 38

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progressif yang terjadi


sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Warmer (dalam Moks, Haditono,
2006) menyatakan bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak begitu saja dapat dapat di ulang kembali. perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali.

Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang menempati posisi sentral


dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar mengajar, peserta didik sebagai
pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Peserta didik bertindak sebagai pelaku pencari,penerima dan penyimpan
dari proses pembelajaran , dan untuk mengembangankan potensi tersebut sangat
membutuhkan seorang pendidik/guru.

Perkembangan peserta didik adalah bagian dari penerapan psikologi perkembangan


yang secara khusus mempelajari aspek–aspek perkembangan individu yang tengah
tumbuh dan berkembangan.

1.2 Tujuan
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Untuk memenuhi persyaratan pembelajaran Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) 2019 pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan Peserta Didik.
3. Untuk mencari informasi apa yang ada didalam buku.
4. Untuk menggali dan memberikan informasi tentang karakteristik perkembangan
Peserta Didik.

1.3 Manfaat

1. Mempelajari karakteristik Perkembangan Peserta Didik.


2. Mempelari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi.
3. Mempelajari tingkah laku penyimpangan pada seseorang.
4. Dengan pengetahuan Perkembangan Peserta Didik, dapat membantu kita
memberikan respon yang tepat terhadap prilaku seseorang.
5. Dengan pengetahuan perkembangan Peserta Didik, memungkinkan para guru
memberikan bimbingan belajar yang tepat untuk anak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 IDENTITAS BUKU


A. BUKU UTAMA
1. Judul buku : Psikologi Perkembangan Peserta Didik
2. Penulis : Dra.Desmita,M.Si.
3. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
4. Tahun terbit : 2016
5. Kota terbit : Bandung
6. ISBN : 979-692-950-3
7. Tebal buku : 314 halaman
B. BUKU PEMBANDING
1. Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik
2. Pengarang Buku : Prof. Dr. Sudarwan Danim
3. Penerbit : ALFABETA
4. Kota terbit : Bandung
5. Tahun terbit : 2011
6. Tebal buku : 182 halaman
7. Ukuran buku : 16 x 24 cm

2.2 RINGKASAN BUKU


A. RINGKASAN BUKU UTAMA
BAB I : Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Pada bagian awal buku ini memuat tentang makna,tujuan, dan manfaat dari psikologi
perkembangan peserta didik yang dimana menempatkan manusia sebagai objek kajiannya.
Manusia sendiri adalah makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi
manusia yang demikian,maka secara lebih jelas yang menjadi objek kajian psikologi modern
adalah manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi dengan likungannya.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan
psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu psikologi
umum dan psikologi khusus.

2
Psikologi umum adalah psikologi teoritis yang mempelajari aktivitsa-aktivitas mental
manusia yang bersifat umum dan teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah
psikologi teoritis yang menyelidiki segi-segi khusus aktivitas mental manusia. Mengacu pada
pengertian dan pembagian psikologi sebgaimana yang telah diuraikan, maka dapat dipahami
bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah “ bidang kajian psikologi perkembangan
secara khusus yang mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap
usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Adapun tujuan psikologi perkembangan peserta
didik yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan yang terjadi dalam


tingkah laku manusia.
2. Untuk mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara
kognitif, fisik, maupun psikososial.
3. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa
perkembangan tertentu.
4. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi
yang berbeda.
5. Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami seseorang.

Adapun manfaat yang diperoleh guru atau calon guru dalam mempelajari psikologi
perkembangan peserta didik ini yaitu sebagai berikut :

1. Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seseorang guru akan dapat
memberikan harapan realitis terhadap anak dan remaja.
2. Dapat membantu dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu
seorang anak.
3. Dapat membantu dalam mengenali kapan perkembangan normal sesungguhnya
dimulai.
4. Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk
sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi.
5. Dapat memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak
6. Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri kita sendiri.

3
BAB II : Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik

Dalam konsep dasar perkembangan dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang
cukup kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang
terkandung didalamnya yaitu pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.

.Pada umumnya istilah pertumbuhan dan perkembangan digunakan secara


bergantian.Padahal,kedua proses ini berlangsung secara interdependensi,artinya saling
bergantung satu sama lain.Kedua proses itu tidak dapat dipisahkan,tetapi dapat dibedakan
untuk memperjelas penggunaannya.Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan dalam perjalanan waktu
tertentu.Hasil pertumbuhan,antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak,seperti
berat,panjang,dan kekuatannya.Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang
semakin sempurna pada sisitem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani
lainnya.Dengan demikian,pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.Pertumbuhan jasmani seperrti lingkar kepala,lingkar dada,lingkar
pinggul,lingkar lengan dan lain-lain. Sedangkan perkembangan tidaklah terbatas pada
pengertian pertumbuhan yang semakin besar, melainkan didalamnya juga terkandung
serangkain perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-
fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui
pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai
meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-
perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Demikian seterusnya, perubahan-
perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju
perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini
berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) seperti
kematian.

Dalam bagian ini juga membahas Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah faktor keturunan/hereditar seeperti seks dan ras,faktor lingkungan
seperti lingkungan eksternal dan internal,inteligensi,hormon, dan emosi selain itu dalam
bagian ini juga membahas hukum perkembangan yang merupakan patokan-patokan atau

4
hukum-hukum tertentu yang diikitu oleh perkembangan tersebut. Hukum-hukum tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Hukum kesatuan organis


Menurut hukum ini anak adalah kesatuan organis, bukan suatu penjumlahan atau
sekumpulan unsur yang berdiri sendiri.
2. Hukum tempo perkembangan
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-
sendiri . Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan adapula
yang lambat.
3. Hukum irama perkembangan
Disamping memiliki tempo, perkembangan juga berlangsung sesuai dengan iramanya.
Hukum irama berlaku untuk setiap manusia. Baik perkembangan jasmani maupun
rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urutan-urutan yang teratur,
melaikan merupakan gelombang-gelombang besar dan kecil yang silih berganti.
4. Hukum masa peka
Masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali
dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka ini hanya datang sekali selama hidupnya.
5. Hukum rekapitulasi
Menurut hukum ini perkembangan yang dialami oleh seorang anak merupakan
ualangan ringkas sejarah kehidupan umat manusia.
6. Hukum mempertahankan dan mengembangkan diri
7. Hukum predistinasi
Berdasarkan hukum ini berarti betapapun sempurnanya pembawaan, bakat, dan sifat-
sifat keturanan tetapi proses dan jalannya perkembangan itu tidak akan berlangsung
sebagaiman yang dikhendaki manusia seandainya nasib tidak membawanya demikian
atau jika tidak ada izin Allah.

Dalam konteks perkembangan anak, perkembangan dapat dibedakan pada beberapa


jenis diantaranya, perkembangan fungsi biologis, seperti perkembangan bayi dari yang hanya
bisa menangis dan tengkurap sampai kemudian dia bisa berjalan, perkembangan fungsi
psikologis, seperti perkembangan anak dalam menginginkan dan menghadapi sesuatu dari
yang tidak terlihat menjadi terlihat bahwa dia menginginkan sesuatu melalui sebuah ekspresi,
perkembangan fungsi koknitif, seperti perkembangan seorang anak dari yang tidak tahu cara
berpakaian sampai kemudian dia bisa berpakaian sendiri, perkembangan fungsi sosial, seperti

5
perkembangan perilaku anak ketika berada dalam lingkingan keluarganya dan juga ketika
berada dilingkungan sekitarnya.

Perkembangan otak anak, otak pada suatu individu terbentuk sejak individu itu sendiri
terbentuk tepatnya adalah saat embrio manusia yang berada dalam kandungan terbentuk.
Pada usia enam minggu, otak yang tumbuh pada embrio dengan banyak aliran pembuluh
darah hampir sama besarnya dengan tubuh embrio itu sendiri.

Perkembagan anak usia sekolah menengah, perkembangan fisik pada siswa sekolah
usia menengah ditandai dengan adana perubahan bentuk, berat, dan tinggi badan,
perkembangan intelektual ditandai dengan berkembangannya kemampuan berfikir formal
operasional,perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya
egosentrisme.

6
BAB III : Variasi Individual Peserta Didik

A. Definisi
Pserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua
proses transformasi yang disebut pendidikan. Sebagai salah satu komponen penting
dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai “raw material” ( bahan
mentah)
Dalam prespektif psikologis, peserta didk adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya
masing-masing.berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan
dapat disimpulkan bahwa peserta didik memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya :
1. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fsisik dan psikis yang
khas, sehingga ia meruapakan ihsan yang unik.
2. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang.
3. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perilaku manusiawi.
4. Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

B. Teori-teori psikologi tentang peserta didik


1. Pandangan psikodinamika
Dipelopori oleh sigmund freud ( 1856-1939). Menurut teori ini, tingkah
laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi dalam pikiran, yang
sering tanpa disadari oleh individu. Menurut freud kepribadian manusi
terbagi atas tiga unit mental atau struktur psikis yaitu id, ego, dan
superego.
2. Pandangan behavioristik
Sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958) yang berfokus pada
peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Menurut teori
ini, manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif, yang tingkah lakunya
dikontrol oleh faktor-faktor yang berasal dari luar. Faktor lingkungan
inilah yang menjadi penentu terpenting dari tingkah laku manusia.
3. Pandangan humanistik

7
Dikemukakan oleh Carls Rogers (1902-1987) dan Abraham Maslow
(1908-1970) yang menyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat
dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konfilk yang tidak disadari maupun
sebagai hasil pengondisian ( conditioning ) yang sederhana .
4. Pandangan psikologi transpersonal
Merupakan kelanjutan atau lebih tepatnya pengembangan dari psikologi
humanistik. Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi. S.I
Shapiro dan Denise H. Lajoie (1992)
C. Perbedaan individual peserta didik
Secara umum, perbedaan individual terbagi atas dua , yaitu perbedaan secara vertikal
dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam
aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi, besar, kekuatan, dan sebagainya. Sedangkan
perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti: tingkah
kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan temperamen.

8
BAB IV : Kebutuhan Peserta Didik

Kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah laku
manusia. Bahkan tingkah laku manusia timbul karena adanya satu kebutuhan dan semua
tingkah laku manusia diarahkan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhannya. Begitulah
seterusnya setelah terpenuhinya satu kebutuhan maka muncul lagi kebutuhan berikutnya dan
individu berusaha untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan tersebut.

Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yang dasar sampai yang paling tinggi
yaitu kebutuhan fisiologis,kebutuhan rasa aman,kebutuhan rasa memiliki dan kasih
saying,kebutuhan penghargaan,kebutuhan rasa ingin tahu,kebutuhan estetik,kebutuhan
pertumbuhan,dan kebutuhan aktualisasi diri.Murray membagi kebutuhan manusia atas 2
kebutuhan yaitu kebutuhan Viscerogenic yaitu kebutuhan fisiologis seperti makan, minum,
bernafas dan lainnya dan Psychogenik adalah kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial merupakan
sumbangan yang sangat berpengaruh hingga saat ini yang berjumlah 20 kebutuhan.

Dari segi pemenuhan kebutuhan bagi remaja Indonesia dapat pula dikelompokkan
menjadi 2 yaitu kebutuhan yang menuntut kebutuhannya dari teman sebaya dan kebutuhan
yang menuntut kebutuhannya dari teman remaja itu sendiri.

Kebutuhan-kebutuhan peserta didik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kebutuhan-


kebutuhan manusia pada umumnya. Berikut ini akan disebutkan beberapa kebutuhan peserta
didik yang perlu mendapat perhatian dari guru, diantaranya yaitu :

1. Kebutuhan jasmaniah
Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah yang perlu mendapatkan perhatian dari guru
disekolah yaitu : makan, minum . pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani,
gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman.
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan akan kasih sayang
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan akan rasa bebas
6. Kebutuhan akan rasa sukses.

9
BAB V : Perkembangan Fisik Peserta

Penyebab perubahan fisik pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang
menjadi aktif bekerja sama dalam sistem endokrin.Kelenjar pituitari yang terletak didasar
otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa
remaja,kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya
perubahan ukuran dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang
gonad agar mulai aktif bekerja.

Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah
perubahan ukuran tubuh,pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum
anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya.Setahun sebelum pematangan ini,anak akan
bertambah tinggi 10 sampai 15 cm da bertambah berat 5 sampai 10 kg.Pertumbuhan tubuh
masih terus terjadi,tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban,pertumbuhan anak laki-laki
akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19-20 tahun,sedangkan anak perempuan
pada usia 18 tahun.Perubahan proporsi tubuh,proporsi yang tidak seimbang ini akan
berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya sehingga proporsi tubuhnya
mulai tampak seimbnag menjadi proporsi orang dewasa,perubahan ini terjadi baik didalam
maupun bagian luar tubuh anak.Ciri kelamin yang utama ketika memasuki masa pubertas.Ciri
kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik antara laki-laki dan perempuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan intelek adalah pengaruh


keluargaa,gangguan emosional,jenis kelamin,statsus sosial ekonomi,kesehatan,pengaruh
bentuk tubuh,bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak sesorang,sehingga ia
mampu berpikir reflektif,banyaknya pengalaman dan latihan-latihan dalam memecahkan
masalah sehingga dapar berpikir rasional,adanya kebebasan berpikir.

10
BAB VI: Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan peserta


didk yang berkaitan dengan pengertian ( pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaiamana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Adapun
tahapan perkembangan kognitif yang terjadi pada peserta didik menurut piaget yaitu :

1. Tahap sensori-motorik (sejak lahir-2 tahun)


Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai
permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang
dunia melalui pengoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan
tindakan fisik.
2. Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
Anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-
gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya
peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi
inderawi dan tindakan fisik.
3. Tahap konkret-operasinal (7-11 tahun)
Pada saat ini anak akan dapat berfikir secara logis mengenai peristiwa-
peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam
bentuk-bentuk yang berbeda
4. Tahap operasional-formal (11 tahun ke atas )
Pada tahap ini remaja sudah dapat berfikir dengan cara lebih abstrak,logis
dan lebih idealistik.
Implikasi teori perkembangan kognitif piaget terhadap pendidikan yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan eksperimen
terhadap objek-objek fisik dan fenomena-fenomena alam.
2. Mengeksplorasi kemampuan penalaran siswa dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau pemberian tugas-tugas pemecah masalah
3. Sebagai acuan dalam mengintrepretasikan tingkah laku siswa dan
mengembangkan rencana pembelajaran
4. Sebagai petunjuk bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran.

11
BAB VII : Perkembangan Proses Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan sistem pemrosesan


informasi sebagai alternatif terhadap teori piaget. Pemrosesan informasi lebih menekankan
pada bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka, bagaimana informasi
masuk kedalam pikiran , bagaimana informasi disimpankan dan disebarkan, dan bagaimana
informasi diambil diambil kembali untuk melaksanakan akyivitas-aktivas yang kompleks.
Jadi, inti dari pemdekatan pemrosesan informasi adalah proses memori dan proses berpikir.
Dalam uraian berikut akan dikemukakan kecenderungan perkembangan beberapa
kemampuan kognitif anak seperti:

1. Persepsi
Adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh
dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra
manusia. Jadi presepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan
lingkungannya. Selain itu presepsi juga merupakan salah satu aspek kognitif manusia
yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk memahami dunia sekelilingnya.
2. Memori (ingatan)
Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif yang mempunya fungsi
informasi atau pengetahuan. Manusia memiliki tiga tipe sistem memori, yaitu memori
indrawi( sensory memory ), memori jangka pendek ( short-term memory) dan memori
jangka panjang ( long-term memory )
3. Atensi
Atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan
untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespon dalam sistem
kognitif.selain itu atensi atau perhatian juga merupakan salah satu aspek
perkembangan kognitif yang penting dalam perspektif pemrosesan informasi.

12
BAB VIII : Perkembangan Keterampilan Kognitif

Dalam bab ini membahas tentang salah satu aspek perkembangan kognitif yang sangat
penting bagi proses belajar peserta didik di sekolah, yakni keterampilan kognitif yang
meliputi kemampuan metakognitif, strategi kognitif, gaya kognitif dan pemikiran kritis.
Berikut adalah beberapa uraiannya yaitu :

1. Kemampuan metakognitif
Metakognitif merupakan pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau
pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Ataupun metakognitif juga merupakan
suatu proses mengunggah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif
kita untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri. Secara umum, pengetahuan
metakognitif mulai berkembang pada usia 5-7 tahun, dan terus berkembang selama
usia sekolah, masa remaja, bahkan sampai dewasa.
2. Strategi kognitif
Merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting dikuasai oleh seorang
peserta didik dalam belajar atau memecahkan masalah. Strategi kognitif juga
merupakan kemampuan tertinggi dari domain kognitif , setelah analisis,sintesis, dan
evaluasi. Strategi kognitif ini dapat dipelajari oleh peserta didik. Proses pembelajaran
bukan semata-mata proses penyampaian materi bidang ilmu tertentu saja , sebaliknya
yang lebih penting adalah proses pengembangan kemampuan stratgei kognitif peserta
didik.
Terdapat beberapa jenis strategi kognitif yang digunakan peserta didik dalam dalam
belajar dan memecahkan masalah yaitu chungking, spatial,dan multipurpose.
3. Gaya kognitif
Merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi perkembangan dan pendidikan.
Ide ini berkembang pada penelitian bagaimana individu menerima dan
mengorganisasi infomasi dari lingkungan sekitarnya. Sebagai karakteristik individu
dalam memproses informasi,gaya kognitif berada pada lintas kemampuan dan
kepribadian , serta dimanifestasikan pada beberapa aktivitas. Ketika gaya kognitif
secara khusus dimanifestasikan dalam konteks pendidikan , maka ia lebih umum
dikenal dengan gaya belajar ( learning style ).

13
BAB IX : Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri adalah bagaimana seseorang melihat dirinya yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri seseorang dibentuk
oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga dimana seorang anak dibesarkan. Bagaimana
pola asuh orang tua terhadap anak sangat menentukan pembentukkan konsep diri negatif.
Lingkungan berikutnya yang sangat menentukan konsep diri anak adalah lingkungan sekolah.
Guru sangat berperan dalam membentuk konsep diri anda.

Terdapat 3 dimensi konsep diri yaitu dimensi gambaran diri, dimensi penilaian diri, dan
dimensi cita-cita diri. Perkembangan konsep diri anak sekolah dasar mengalami perubahan
ketika mereka pertama masuk sekolah. Namun pada perkembangan berikutnya mereka
menjadi lebih stabil. Setelah mereka memahami bagaimana kelebihan dan keistimewaan yang
mereka punyai dalam lingkup pergaulan sosialnya disekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri individu adalah usi kematangan,


penampilan diri, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya dan kreatifitas.
Konsep diri remaja mengalami perkembangan yang sangat kompleks yang melibatkan
berbagai aspek oleh diri mereka. Karakteristik penting dari perkembangan diri remaja adalah
abstract and idealistic,differentiated,contradiction within the self,the fluctuating self,real and
ideal, true and false selves, self concius,self protective,in concius,self integration. Konsep diri
memegang peranan penting dalam menentukan perilaku seseorang. Bagaimana seseorang
memandang dirinya akan tercermin dalam keseluruhan perilakunya. Konsep diri juga
mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar. Di sekolah anak mempunyai konsep
diri yang baik biasanya akan memperoleh prestasi belajar yang baik dan sebaliknya.

14
BAB X: Perkembangan Kemandirian Dan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Kemandirian atau otonomi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur


pikiran, perasaan dan tindakan secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-
perasaan malu dan keraguan. Sebagai suatu dimensi psikologis yang kompleks , kemandirian
dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan seseorang bertahap
sesuai tingkat perkembangan kemandirian tersebut. Lovinger mengemukakan tingkatan
kemandirian yaitu:

1. Tingkat pertama, adalah tingkat implusif dan melindungi diri dengan salah satu ciri-
ciri yaitu peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari
interaksinya dengan orang lain.
2. Tingkat kedua, adalah tingkat konformistik dengan salah satu ciri peduli terhadap
penampilan diri dan penerimaan sosial.
3. Tingkat ketiga ,adalah tingkat sadar diri dengan salah satu ciri mampu berfikir
alternatif.
4. Tingkat keempat, adalah tingkat saksama dengan salah satu ciri sadar akan
tanggung jawab
5. Tingkat kelima,adalah tingkat individualitas dengan salah satu ciri menjadi lebih
toleran
6. Tingkat keenam, adalah tingkat mandiri.

Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai adaptasi, sebagai bentuk konformitas, dan
sebagai usaha penguasaan. Sebagai adaptasi penyesuaian diri berarti kemampuan individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkugan termasuk penyesuaian secara fisik, fisiologis, atau
biologis. Penyesuaian diri dalam arti komformitas artinya penyesuaian diri terhadap norma.
Sebagai usaha komformitas, individu mendapat tekanan dari kelompok untuk selalu
mengikuti norma kelompok, ia akan ditolak kalau berprilaku tidak sesuai dengan norma
kelompoknya. Penyesuaian diri sebagai usaha , penguasaan diartikan sebagai kemampuan
untuk merencanakan dan mengorganisir repons dengan cara tertentu sehingga tidak terjadi
konflik dan frustasi. Proses penyesuaian diri dimulai dengan adanya motivasi.

15
BAB XI: Perkembangan Resiliensi Peserta Didik

Resiliensi ( daya, lentur, ketahanan ) adaalah kemampuan atau kapasitas insani


yang dimiliki oleh seseorang , kelompok, masyarakat yang memungkinkannya untuk
menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang
merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan yang
menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Bagi mereka yang resiliensi,
resiliensi membuat hidupnya menjadi lebih kuat. Artinya, resiliensi akan membuat seseorang
berhasil menyesuaikan diri dalam berhadapan dengan kondisi yang tidak menyenangkan,
serta dapat mengembangkan kompetensi sosial, akademis dan vikasional sekalipun berada di
tengah kondisi stress hebat yang inheren dalam kehidupan dunia dewasa ini (Desmita, 2005).

Henderson dan Milstcin (2003), menyebutkan 12 karakteristik internal resiliensi, yaitu:


1. Kesediaan diri untuk melayani orang lain.
2. Menggunakan keterampilan-keterampilan hidup; mencakup keterampilan mengambil
keputusan dengan baik, tegas, keterampilan mengontrol impuls-impuls dan problem
solving.
3. Sosiabilitas; kemampuan untuk menjadi seorang teman, kemampuan untuk
membentuk hubungan-hubungan yang positif.
4. Memiliki perasaan humor.
5. Lokus kontrol internal.
6. Otonomi, independen.
7. M emiliki pandangan yang positif terhadap masa depan.
8. Fleksibelitas.
9. Memiliki kapasitas untuk terus belajar.
10. Motivasi diri.
11. Kompetensi personal.
12. Memiliki harga diri dan percaya diri.

16
BAB XII : Perkembangan Hubungan Interpersonal Peserta Didik

Hubungan orangtua dan anak akan berkembang dengan baik apabila kedua
pihak saling memupuk keterbukaan. Berbicara dan mendengarkan merupakan hal yang
sangat penting. Perkembangan yang dialami anak sama sekali bukan alasan untuk
menghentikan kebiasaan kebiasaan di masa kecilnya. Hal ini justru akan membantu orangtua
dalam menjaga terbukanya jalur komunikasi. Sesuai dengan perkembangan kognitifnya yang
semakin matang maka pada usia sekolah, anak secara berangsur-angsur lebih banyak
mempelajari mengenai sikap-sikap dan motivasi orangtuanya, serta memahami aturan-aturan
keluarga, sehingga mereka menjadi lebih mampu untuk mengendalikan tingkah lakunya.
Perubahan ini mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hubungan antara anak- anak
usia sekolah dan orangtua mereka (dalam Seifert & Hoffnung, 1994). Dalam hal ini, orangtua
merasakan pengontrolan dirinya terhadap ingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke
waktu dibandingkan pada tahun-tahun awal kehidupan mereka. Beberapa kendali dialihkan
dari orangtua kepada anaknya, walaupun prosesnya secara bertahap dan merupakan
koregulasi.Selain itu hubungan dengan teman sebaya juga terjadi karena teman sebaya
mempunyai fungsi yang hampir sama dengan orang tua. Teman bisa memberikan ketenangan
ketika mengalami kekhawatiran tidak jarang terjadi seorang anak yang tadinya penakut
menjadi pemberani berkat teman sebaya.

17
BAB XIII : Perkembangan Tingkah Laku Prososial Peserta Didik

Tingkah laku prososial dapat dipandang sebagai salah satu tingkah laku yang
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Melalui hal tersebut manusia menjalankan
fungsi kehidupan sebagai penolong dan yang ditolong. Sulit dibayangkan jika individu dalam
kelompok sosial tidak ada tolong-menolong, bantu membantu, berbagi dan menyumbang satu
dengan yang lain. Mengingat pentingnya, tingkah laku prososial dipertimbangkan menjadi
salah satu aspek tertinggi dari “kualitas kehidupan". Perbaikan kualitas kehidupan menjadi
salah satu objek dari masyarakat modern. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
individuindividu mencoba membangun hubungan interpersonal yang berdasarkan pada
perhatian terhadap orang lain, pemahaman, sensitivitas, dan kemauan untuk memberikan
pertolongan.

Pandangan tersebut didukung oleh hasil temuan dari penelitian klinik dan
epidemiologi. Penelitian tersebut mengindikasikan signifikannya dukungan interpersonal
terhadap perkembangan fungsi penyesuaian diri individu dan pemeliharaan kesehatan fisik
dan mental (Caplan, 1974; Cobb, 1976; Froland, Brodsky, Olson, & Steward, 1979). Dapat
juga dikatakan bahwa bentuk tingkah laku prososial sebagai suatu penangkal tingkah laku
yang tidak diinginkan (Bartal dalam Nancy Eisenberg, 1982). Ada beberapa faktor agen
sosialisasi yang dapat memengaruhi perkembangan tingkah laku prososial, di antaranya:
Orangtua. Orangtua memengaruhi secara signifikan hasil sosialisasi anak mereka. Orangtua
mungkin menggunakan tiga teknik untuk mengajarkan anak-anak mereka bertingkah laku
altruistik, yaitu: reinforcement, mddeling dan induction. Penggunaan reinforcement tingkah
laku menolong pada usia muda menentukan apakah tingkah laku tersebut akan terulang atau
tidak. Orangtua dapat menggunakan reinforcement yang berbeda sesuai dengan usia anak
mereka. Di mana pada usia awal orangtua dalam menggunakan reward nyata untuk
memotivasi anak-anaknya untuk bertingkah laku menolong, pada tingkat usia yang lebih tua
reward sosial dapat diberikan. Akhirnya, prinsip tujuan pelatihan diarahkan untuk memotivasi
anak untuk bertingkah laku

18
BAB XIV : Perkembangan Moral Dan Spiritual Peserta Didik

Nilai-nilai adalah patokan-patokan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat,misalnya


adat kebiasaan dan sopan santun.Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan
kelakuan,akhlak,kewajiban,dan sebagainya.Adapun sikap menurut Gerungan secara umum
diartikan sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu.Michael mengemukakan
empat perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu pandangan
moral individu makin lama menjadi lebih abstrak,keyakinan moral lebih berpusat pada apa
lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah,penilaian moral yang
semakin kognitif,dan penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal.

Konsep perkembangan moral anak Pieget mendefinisikan tahap perkembangan


moral,Pramoral yaitu anak tidak merasa wajib untuk menaati peraturan,Heteronomi yaitu
anak merasa bahwa yang benar adalah patuh pada peraturan dan harus menaati
kekuasaan,Autonomi yaitu anak telah mempertimbangkan tujuan dan konsekuensi
ketaatannya kepada peraturan

Tahapan perkembangan moral anak,John Dewey mengemukakan perkembangan moral


dalam tiga tahap yakni tahap pramoral,tahap ini ditandai bahwa anak belum menyadari
keterikatannya pada aturan,tahap konvensional,tahap ini ditandai dengan berkembangnya
kesadaran akan ketaatan pada kekuasaan,tahap otonom,tahap ini ditandai dengan
berkembangnya keterikatan pada aturan yang didasarkan pada resiprositas.Dalam konteks
ini,lingkungan merupakan faktor yang besar pengaruhnya bagi perkembangan
nilai,moral,sikap dan perilaku keagamaan individu.Agar perkembnagan anak dapat
berkembang dengan baik sebaiknya keluarga terutama orang tua memperhatikan hal-hal
sebagai berikut yakni konsisten dalam mendidik,sikap orang tua dalam keluarga dan
peghayatan dan pengamalan agama yang dianut.

Agama berkaitan erat dengan faktor budaya.Agama memberikan sumbangan nilai-


nilai,keyakinan,praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam,tujuan,serta
kestabilan dan keseimbangan hidup individu.

19
BAB XV : Problem Stress Sekolah Dalam Perkembangan Peserta Didik

Stres sekolah adalah kondisi stres atau perasaan tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat
adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan , sehingga memicu terjadinya ketegangan
fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi prestasi belajar
mereka.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa stress yang dialami oleh siswa bersumber dari
berbagai tuntutan sekolah. Desmita (2005) mengidentifkasi adanya empat tuntutan sekolah
yang dapat menjadi sumber stress bagi siswa, diantaranya dalah sebagai berikut :

1. Physical demands (tuntutan fisik)

Physical demands maksudnya adalah stres siswa yang bersumber dari lingkungan fisik
sekolah. Dimensi-dimensi dari lingkungan fisik sekolah yang dapat menyebabkan terjadinya
stres siswa

2. Task demands (tuntutan tugas)

Task demands atau tuntutan tugas dalam konsep stres sekolah ini dapat diartikan sebagai
tugas-tugas pelajaran (academic work) yang harus dikerjakan atau dihadapi oleh peserta didik
yang dapat menimbulkan perasaan tertekan atau stres. Aspek-aspek dari task demands ini
meliputi: tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah (classwork) dan di rumah
(schoolwork/homework), mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi
ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti berbagai kegiatan
ekstrakurikuler.

3. Role demands ( tuntutan peran )

Dimensi ketiga dari stressor di sekolah adalah berhubungan dengan peran yang dipikul oleh
siswa. Apabila seseorang menduduki posisi , maka hal ini secara otomatis menjadi suatu
peran.

4. Interpersonal demand ( tuntutan interpersonal )

Di lingkungan sekolah, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat mencapai prestasi akademis
yang tinggi, melainkan sekaligus harus mampu melakukan interaksi sosial atau menjalin
hubungan baik dengan orang lain.

20
B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I . Defenisi, Hakikat, dan Kebutuhan Peserta Didik


A. Defenisi Peserta Didik
Peserta didik merupakan sumberdaya utama dan terpenting dalam proses pendidikan
formal,kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki
sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan. Potensi dimaksud umumnya terdiri
dari kategori,yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

B. Hakikat Peserta Didik


Kajian mengenai hakikat peserta didik dapat dlihat dari aneka tilikan filosofi dan
teoritis. Kerena esensinya manusia merupakan suatu keadaan dan keberadaannya yang
berpotensi,namun dihadapkan pada kesemestaan alam,sehingga manusia itu terbatas.

C. Kebutuhan dan Karakteristik Peserta Didik


Peserta didik merupakan insan yang memiliki aneka kebutuhan. Kebutuhan itu terus
tumbuh dan berkembang sesuai dengan sifat dan kerakteristiknya sebagai manusia. Segala
upaya pendidikan dan perilaku pendewasaan harus terfokus pada pemenuhan kenutuhan
peserta didik. Asosiasi Nasional Sekolah Menengah (National Association of High School)
Amerika Serikat (1995) mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan peserta didik dilihat dari
dimensi pengembangannya.

D. Hak dan Kewajiban Peserta Didik


Hak dan kewajiban itu diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. UU
No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas telah mengatur kewajiban peserta didik.
1. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan
keberhasilan pendidikan.
2. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan,keculia bagi peserta didik yang
di bebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

E. Karakteristik Peserta Didik yang Sukses

1. Menghadiri semua sesi kelas dan acara di laboratorum atau di luar kelas secara
teratur.
2. Menjadi pendengar yang dan melatih diri untuk memutuskan perhatian.
3. Memastikan ingin mendapatkan semua jawaban atas tugas, dengan cara menghubungi
instruktur atau siswa lain.

21
4. Memanfaatkan peluang pembelajaran ekstra ketika ditawarkan.
5. Melakukan hal yang bersifat opsional dan sering menantang tugas baru ketika banyak
siswa lain justru menghindarinya.
6. Memiliki perhatian tinggi dikelasnya
7. Berpartisipasi pada semua sesi kelas, meski upaya mereka sedikit menghadapi rasa
kikuk dan sulit.
8. Memperhatikan guru-guru mereka sebelum atau setelah sesi kelas atau selama jam
pelajaran, bekerja atas dasar nilai-nilai positif, member komentar di atas catatan-
catatan mereka, dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes secara baik.
9. Kerap berdiskusi dengan guru-guru lainnya untuk mendapatkan pengalaman yang
bermakna,
10. Mengerjakan semua tugas secara rapid an menelaah hasilnya secara kritis.

BAB II . Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan


A. Defenisi
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik memiliki makna yang berbeda.
Pertumbuhan peserta didik secara sederhana bermakna peningkatan di bidang massa atau
berat dan tinggi badan. Perkembangan peserta didik merupakan sebuah perubahan secara
bertahap dalam kemampuan, emosi, dan keterampilan yang terus berlangsung hingga
mencapai usia tertentu. Dukungan, dorongan, dan intervensi bagi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik menjadi tanggung jawab guru dan komunitas sekolah.

B. Faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh pengaruh genetik dan
lingkungan.
1. Faktor warisan genetik
2. Faktor sosial – ekonomi
3. Faktor pengaruh lingkungan global dan lokal

C. Prinsip-prinsip Pertumbuhan
Novella J. ruffin dari Universitas Virginia mengemukakan prinsip-prinsip yang
menceritakan pola atau proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Prinsip-prinsip itu
merupakan karakteristik khas yang menjelaskan perkembangan sebagai proses yang
diprediksi dan teratur. Prinsip-prinsip dan karakteristik pengembangan mengikuti pola
univesal.

D. Beberapa Kebiasaan
1. Kebiasaan tidur (sleeping habits).
2. Kebiasaan makan (eating habits).
3. Kebiasaan ke toilet (toilet habits).
4. Rentang emosi (range of emotions).

22
5. Persahabatan (friendship).
6. Variasi dalam bermain (variations in play).
7. Respon atas otoritas (response to authority).
8. Rasa ingin tahu (curiosity).
9. Minat (interest).
10. Afeksi spontan (spontaneous affection).
11. Kenikmatan hidup (enjoymen of the good things of life).

BAB III. Asumsi dan Dimensi Perkembangan Peserta Didik


A. Tridimensi Peserta Didik
Tugas pendidikan adalah mengoptimasi potensi peserta didik dari negatif ke
positif,serta meningkatkan dan memapankan perilaku positif itu.Dengan mengikuti pemikiran
filsuf Kuno, Bas van Rijken (2009) berpendapat bahwa manusia, termasuk peserta didik,
terdiri dari unsure atau dimensi, yaitu fisik, nurani, dan pikiran.

B. Dimensi Sosial Peserta Didik


Peserta didik, seperti halnya manusia pada umunya, dengan ciri dasar memiliki
kemampuan untuk berkembang , menalar abstrak, berbahasa dan berkomunikasi, melakukan
intropeksi, merefleksi, dan memcahkan masalah. Peserta didik merupakan makhluk sosial
yang unik dibandingkan dengan primate lainnya, seperti kemampuan memanfaatkan sistem
komunikasi untuk mengekspresikan diri, mengadopsi budaya, beretika, bertukar ide, dan
mengorganisasikan diri.

C. Dimensi Spiritual dan Intelektual Peserta Didik


Dimensi spiritual ini merupakan nilai kemanusiaan sejati. Dimensi spriritual dan
intelektual sesuai dengan kepentingannya menjadi alat bagi peserta didik untuk belajar,
mengingat fakta, menghitung persamaan, merencanakan kegiatan, dan sebagainya.

D. Asumsi-asumsi Perkembangan Peserta Didik


Teoritikus kependidikan biasanya berpijak pada tiga aliran berpikir yang menjadi
asumsi dasar layanan pendidikan. Pertama, ketika dilahirkan anak manusia yang kemudian
menjadi peserta didik diibangku sekolah diasumsikan sudah memiliki bawaan tersendiri yang
berbeda dengan yang lain. Asumsi dasar aliran ini adalah perkembangan anak atau peserta
didik ditentukan oleh bawaannya sejak lahir. Kedua, perkemangan anak atau peserta didik
merupakan fenomena buatan dan karenanya proses pengembangan mereka harus dioptimasi.
Ketiga, perkembangan anak merupakan fungsi dari interaksi faktor bawaan dan linkungan.

BAB IV . Multidimensi Perkembangan Peserta Didik


A. Energi dan Kreativitas Peserta Didik
Peserta didik hanyalah sebagian dari ekspresi pada tingkatan yang berbeda dari proes
pengembangan manusi pada umunya,perkembangan dan pengembangan peserta didik terus
belanjut sejalan dengan perubahan siswstem sosial dan kompleksitas kehidupan. Mengikuti
pemikiran Robert Macfarlane (1999) peserta didik secara individual mengembangkan hal itu

23
dengan cara meningkatkan kapasitas dalam dirinya melepaskan, mengatur, serta
mengekspresikan energi dan kapasitas untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidupnya.

B. Lima Dimensi Perkembangan Peserta Didik


Dalam makna luas, perkembangan peserta didik mencakup lima ranah :
1. Perkembangan fisik
Dimana lajunya relatif sesuai dengan faktor genetis, menu makanan, pelatihan yang
diperoleh, kebiasan hidup dan kondisi lingkungan. Penampakan fisik bisa berubah.
Misalnya anak-anak yang diluar sekolah melakukan aktifitas fisik,kondisi ototnya
lebih kekar dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang tidak melakukan aktivitas
sejenis.
2. Perkembangan sosial
Dimana anak dapat berkembangan sesuai dengan bentukan masyarakat.
3. Perkembangan mental
Dimana peserta didik tumbuh makin bermental stabil arif, dewasa, dan bijaksana.
4. Perkembangan budaya atau spiritual
Dimana peserta didik harus menumbuhkan toleransi terhadap orang-orang dengan
keyakinan yang berbeda, pengakuan hak asasi manusia, dan nilai-nilai umum
5. Perkembangan intelektual
Khususnya pergeseran dari kemampuan penalaran konkrit ke abstrak, mengelolah
data menjadi informasi, memecahkan masalah-masalah yang rumit, serta membuat
solusi ata informasi yang mirip,sama atau bertentangan.

C. Anatomi Perkembangan Peserta Didik


Pengembangan dan perkembangan peserta didik merupakan evolusi progesif dari
dimensi fisik, sosial, mental, budaya,dan spiritual, dan intelektual. Peserta didik mengatur
ekspresi energi mereka pada tingkat yang berbeda dengan cara meningkatkan keterampilan,
sikap, penguasaan informasi, pemahaman konseptual, dan nilai-nilai yang dianut.

D. Dimensi Kesadaran Peserta Didik


1. Kesadaran fisik
2. Kesadaran mental
3. Kesadaran spiritual atau rohani
E. Perkembangan Fisik Peserta Didik
Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan sisi yang paling nyata dari manusia
mana pun, demikian juga bagi peserta didik. Menurut Catherine (2010) pengembangan fisik
dimaksud antara lain mencakup perubahan dalam ukuran dan proporsi tubuh, penampilan,
serta fungsi berbagai sistem tubuh.

F. Kapasitas Otak Peserta Didik


Kapasitas jaringan syaraf manusia itu luar biasa menakjubkan. Miliaran sel syaraf
otak secara prima mampu mengorganisikan diri dalam menanggapi lingkungan baru-tidak
peduli budaya, iklim, bahasa, atau gaya hidup.

BAB V . Perkembangan Anak Usia 0-2 Tahun

24
A. Perkembangan Kepribadian
Pada fase ini Kepribadiannya mulai terbentuk menjadi modal awal baginya ketika
memasuki usia sekolah, kepribadian itu sendiri meliputi cirri-ciri psikologis yang stabil yang
membuat setiap manusia tumbuh secara unik. Baik anak-anak maupun orang dewasa
membentuk ciri kepribadian (karakteristik yang mudah berubah, seperti temperamen) dan
perasaan (karakteristik yang mudah berubah, seperti kemurungan). Kombinasi pengaruh
keturunan, psikologis, dan sosial yang paling bertanggungjawab bagi kemungkinan untuk
pembentukan kepribadian.

B. Hubungan Keluarga
Hubungan atau attachment adalah sentral bagi keberadaan manusia sebaliknya
pemisahan anatara ibu dan bayi cenderung merugikan. Pada akhirnya, memang hubungan itu
akan terhenti atau bubar sendiri sejalan dengan kedewasaan dan kemandirian anak. Menurut
Bowlby,anak-anak yang dipisahkan dari orang tua mereka maju melalui tiga tahap: protes,
putus asa, dan desatemen atau menerima pemisah.

C. Seksualitas
Seksualitas itu merupakan aspek penting dari pengalaman manusia pada segala usia.
Seksualitas manusia adalah proses seumur hidup yang dimulai saat lahir dan berakhir dengan
kematian.

BAB VI. Perkembangan Peserta Didik Usia 2-6 Tahun


A. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada anak-anak prasekolah sangat dramatis, perkembangan itu
cenderung lebih lambat dan lebih stabil di bandingkan dengan pada masa bayi. Beberapa
pengaruh penting pada perkembangan fisik selama masa prasekolah adalah perubahann
kemampuan otak, keterampila motorik kasar dan halus, serta kesehatan anak.

B. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget perkembangan kognitif terjadi antara umur 2 dan7 tahun sebagai
tahap praoperasional. Pada tahap ini, anak-anak meningkatkan penggunaan bahasa dan
symbol lainnya, mereka mereka meniru perilaku dan permainan orang dewasa. Anak-anak
mengembangkan daya tarik dengan bahasa atau kata-kata yang buruk. Anak-anak juga
memainkan permainan membuat-percaya: menggukan kotak kosong sebagai mobil, bermain
dalam keluarga dengan saudara, dan memelihara persahabatan imajiner. Piaget juga
menggambarkan tahap praoperasional dalam hal apa yang anak-anak tidak bisa lakukan.

C. Perkembangan Kepribadian
Kepribadian meliputi cirri-ciri psikologis yang stabil yang mendefenisikan bahwa
setiap manusia merupakan pribadi unik. Baik anak-anak maupun orang dewasa memiliki ciri-
ciri kepribadian (karakteristik jangka panjang seperti tempramen) dan sikap dasar
(karakteristik yang berubah, seperti kemurungan).

D. Hubungan Keluarga

25
Hubungan keluarga sangat penting untuk perkembangan kesehatan fisik, mental, dan
sosial anak sekolah. Banyak aspek, dan dimensi teknis yang terkait dengan pengasuhan
keluarga, seperti disiplin, jumlah dan urutan kelahiran saudara kandung, keuangan, , keadaan
atau kondisi, kesehatan keluarga yang member konstribusi bagi perkembangan psikososial
anak-anak muda.

E. Teman dan Sahabat Bermain


Sama seperti orang dewasa, anak-anak prasekolah cenderung mengembangkan
persahabatan dengan anak-anak dan memiliki kepentingan bersama, menyenangkan,
menawarkan dukungan , dan irip dalam ukuran dan penampilanya.

F. Seksualitas
Anak usia 3 – 6 tahun ditandai dengan tahap perkembangan psikoseksual falik
(phallic stage), ketika mereka telah melalui pengalaman konkret pada alat kelaminnya. Freud
berspekulasi bahwa pada fase tertentu anak-anak secara erotis tertarik pada orang tua yang
berlawanan jenis. Anak laki-laki cenderung mengalami oedipal kompleks, sedangkan anak-
anak perempuan mengalami elektra kompleks.

BAB VII. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar


A. Perkembangan Fisik
Seperti halnya bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia lebih ini lebih
cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat dari
pada anak usia dini. Perkembangan fisik di masa kanak-kanak tengah dicirikan oleh variasi
yang cukup besar dalam pola pertumbuhan. Kebanyakan gadis mengalami percepatan
pertumbuhan sekitar usia 9 atau 10 tahun, sedangkan anak laki-laki mengalami pertumbuhan
yang sama di sekitar usia 11 atau 12 tahun.

B. Perkembangan Kognitif
Kemampuan berpikir secara sistematis tentang beberapa topik pada anak-anak usia
sekolah lebih mudah dari anak-anak prasekolah. Perkembangan kognitif yang terjadi anatara
usia 7 dan 11 tahun disebut oleh Piaget sebagai tahap operasi konkret (concrete operations
stage). Piaget menggukan istilah operasional untuk mengacu pada kemampuan reversibel
anak belum dikembangkan. Reversible (reversible) oleh Piaget dimaknai sebgai tindakan
mental atau fisiki yang dapat terjadi pada lebih dari satu cara atau arah yang berbeda.

C. Konsep Diri
Menurut Erikson, tugas perkembangan masa kanak-kanak menengah adalah untuk
mencapai industri (industry) atau perasaan kompeten secara sosial. Kebanyakan anak laki-
laki dan perempuan mengembangkan rasa percaya diri yang positif, seperti dalam hal
pemahaman, pemaknaan, dan pengendalian diri di tengah-tengah masa kanak-kanak mereka.

D. Kognisi Sosial
Kognisi sosial adalah pemahaman mengenai asumsi-asumsi tentang sifat hubungan
atau inferensi sosial (social inferences), proses sosial, dan perasaan orang lain. Pada waktu

26
tertentu anak-anak menjadi lebih baik untuk memprediksi perilaku sosial yang sesuai dan bisa
diterapkan.

E. Hubungan keluarga
Hubungan mereka yang paling penting terus di bentuk dirumah, hubungan ini
meliputi bagaimana anak-anak berhubungan langsung dengan keluarga biasanya melibatkan
unsur-unsur orang tua mereka , kakek-nenek, saudara, dan anggota keluarga besar.

F. Persahabatan
Persahabatan bagi anak sesama jenos merupakan fenomena umum untuk dilakukan
oleh anak-anak usia sekolah dasar.bagi peserta didik jenjang sekolah dasar teman berfungsi
sebagai teman sekelas, sepetualangan, tempat curahan hati, dan sebagai pantulan kepribadian.

G. Tekanan Teman Sebaya


Bayak ahli psikologi perkembangan atau pengamat perkembangan anak
mempertimbangakan tekanan teman sepermainan (peer pressure) membawa konsekuensi
negative dan hubungan persahabatan secara sekaligus dari rekan mereka. Peserta didik
yang paling rentan terhadap tekanan teman biasanya memiliki harga diri yang rendah.Ketika
peserta didik tidak mampu menolak pengaruh rekan-rekan mereka, terutama dalam situasi
ambigu atau membingunkan, mereka mungkin merokok, minum alkohol, mencuri, atau
mengasingkan diri dari teman-temannya. Peserta didik yang menolak tekanan teman sebaya
sering tidak populer.
H. Seksualitas
Pada anak sekolah dasar, termasuk masa usia dini, minat seksual merupakan
perpanjangan dari sensasi yang menyenangkan dan rasa ingin tahu, bukan hasil erotisme.
I. Stres
Perkerjaan rumah (homework) yang diperoleh dari sekolah, kesuliatan membantu atau
berhubungan dengan teman-teman, perubahan lingkungan dan sekolah, orang tua yang
bekerja dalam takaran waktu yang panjang sering menimbulkan setres bagi mereka, beberapa
anak terkena penyebab stres (stressor) yang berat, seperti perceraian, kekerasan fisik, dan
pelecehan seksual.

BAB VIII. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


A. Perkembangan Fisik
Peserta didik usia 12 – 19 tahun merepukan periode remaja transisi, yaitu periode
transisi antara masa kanak-kanak dan usia dewasa. Periode ini merupakan masa perubahan
yang sangat besar. Pubertas adalah waktu perkembangan fisik yang cepat, memanandakan
akhir masa kanak-kanak dan awal kematangan seksual. Perubahan yang dihasilkan pada masa
pubertas dapat berefek luas pada tubuh anak remaja. Perubahan yang dratis ini, termasuk
waktu pematangan seksual, dapat menjadi sumber kecemasan besar dan frustasi bagi mereka.

B. Masalah Kesehatan
Seperti juga anak periode usia sebelumnya, masalah kesehatan remaja sering
berkolerasi dengan status sosial ekonomi rendah, pola makan yang buruk, dan perawatan

27
kesehatan tidak memadai, berani mengambil kegiatan berisiko, masalah kepribadian, dan
gaya hidup. Namun demikian masa remaja ini biasanya mereka cenderung sehat, meskipun.
Tiga kemungkinan masalah kesehatan utama yaitu :
1. Gangguan makanan
2. Depresi
3. Penyalahgunaan zat

C. Perkembangan Kognitif
1. Pengembangan Intelektual
2. Pengembangan Moral dan Penilaian
3. Pencarian untuk Identitas : Usia 12-19 Tahun

D. Orientasi Seksual dan Seksualitas


Peserta didik pada usia sekolah menengah berusaha secara total menemukan satu
identitas, ebrupa perwujuddan orientasi seksual (sexual orientation), yang tercermin dari
hasrat seksual, emosional, romantic, dan atraksi kasih saying kepada anggota jenis kelamin
yang sama atau berbeda atau keduanya.

E. Kenakalan Remaja
Ada dua kategori kenakalan remaja :
1. Anak-anak yang melakukan kejahatan dan dihukum sesuai dengan aturan hukum,
seperti perampokan.
2. Anak-anak melakukan tindakan pidana yang biasanya tidak dianggap sebagai
kriminal, seperti membolos.

BAB IX. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik


A. Bawaan Sejak Lahir atau Lingkungan
Peserta didik itu beragam karakteristik,misalnya, tinggi badan, warna kulit, warna
mata, dan sebaginya. Menurut Chapel Violins (2009), peniliti psikologi cenderung relatif
kurang tertarik melakukan studi mengenai cirri-ciri genetika dikaitkan dengan perbedaan
individual.
B. Bukti Pengaruh Herediter
1. Studi si kembar
2. Studi adopsi

C. Perkembangan Peserta Didik


Studi tentang perubahan progresif perilaku dan kemampuan manusia, termasuk
peserta didik, dari konsepsi sampai mati merupakan tugas psikologi perkembangan. Ketika
dilahirkan, anak manusia itu sudah lengkap secara fisik, namun, bayi manusia itu akan mati
jika tidak dirawat.

D. Perkembangan Peserta Didik dan Lingkungan

28
Lingkungan nyaris selalu memodifikasi dengan potensi bawaan dan itu berlangsung
sepanjangan perkembangan anak manusia. Kepribadian anak yang muncul pada usia 10
kemudian, seperti lekas marah, kecenderungan beraktivitas, atau perhatiannya banyak
dipengaruhi oleh kehidupannya semasa bayi (Kagan, 1976) termasuk kondidi lingkungan
lingkungan sosialnya.

E. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik


Tugas perkembangan adalah sesuatu yang bisa diduga timbul dan konsisten pada atau
sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu ( Havighurst, 1953). Konsep tugas
perkembangan didasari aumsi bahwa perkembangan manusia, termasuk peserta didik, dalam
masyarakat modern di tandai oleh serangkai tugas di mana individu harus sepanjangan
hidupnya.

F. Tahap-Tahap Perkembangan Peserta Didik


Perkembangan peserta didik menjadi bagian integral dari perkembangan manusia
pada umunya. Perkembangan di maksud adalah perubahan yang sistematis, progresif, dan
berkesinambungan dalam diri sejak lahir hingga akhir hayatnya.Levinson, seperti dikutip oleh
Tennant dan Pogson (1995) berpendapat bahwa siklus kehidupan manusia terdiri dari empat
urutan yang masing-masing berlangsung selama sekitar dua puluh lima tahun. Erik Erikson
seperti di kutip oleh Arlene F. Harder (2009) berpendapat bahwaa ciri-ciri kepribadian
manusia muncul secara berlawanan.

BAB X. Dimensi dan Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik


A. Dimensi-dimensi Perkembangan Peserta Didik
1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan perilaku psikomotorik
3. Perkembangan bahasa
4. Perkembangan kognitif
5. Perkembangan perilaku sosial
6. Perkembangan moralitas
7. Perkembangan bidang agama
8. Perkembangan konatif
9. Perkembangan emosional
B. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik
Tugas-tugas perkembangan berkenan dengan sikap, perilaku dan keterampilan
idealnya harus di kuasai dan diselesaikan dengan fase usia perkembangan.Tugas-tugas
perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural
kemasyarakatan, cita-cita, dan norma-norma agama.

C. Problema Peserta Didik


1. Problema perkembangan fisik dan motorik
2. Problema perkembangan kognitif dan bahasa
3. Problema perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan
4. Problema perkambangan kepribadian dan emosiaonal

29
D. Perkembangan Peserta Didik dan Praktik Pembelajaran
1. Implikasi pelayanan
2. Implikasi layanan pendidikan dan pembelajaran

BAB XI. Perkembangan Kepribadian Peserta Didik dengan Kecerdasan Ganda


A. Kecerdasan Ganda
Menilai profil atau tingkat kecerdasan seseorang bukanlah pekerjaan yang
mudah,apalagi kecerdasan gandanya.Bagi Gardner, sejak dulu manusia sudah memiliki
kecerdasan ganda. Manusia memiliki beragam kecerdasan dengan beberapa kombinasi
tonjolannya. Beragam kecerdasan yang dimiliki oleh sesorang itulah yang membuat manusia
senantiasa berbeda satu sama lain. Fungsi kemampuan dasar yang dapat yang dapat ditemui
dalam lingkup kemampuan manusia sebagai “kecerdasan dasar”.

B. Sumber Daya Kecerdasan Ganda


Beberapa cara menggunakan sumber-sumber kecerdasan tersebut menurut Gardner
(1999) antara lain disajikan seperti berikut:
1. meminta bantuan teman yang ahli
2. meminta bantuan peserta didik
3. menggunakan teknologi yang ada
4. menumpuk secara seksama atau melalui pengembangan secra pribadi kecerdasan
ganda.

C. Mengembangakan Kecerdasan Ganda


Kecerdasan yang kuat dan kecerdasan yang lemah ketika menjelaskan perbedaan
individual mereka. Dengan demikia, teori kecerdasan ganda menawarkan model
perkembangan kepribadian yang dapat membantu guru memahami bagaimana profil
kecerdasan mereka sendiri dapat mempengaruhi pendekatan-pendekatan pengajaran mereka
diruang kelas.disamping itu teori ini membuka kemungkinan bagi kegiatan-kegiatan yang
dapat membantu kita mengembangkan kecerdasan yang selama ini terbaikan, mengaktifkan
kecerdasan yang tidak berkembangan atau lumpuh,serta membawa kecerdasan yang telah
berkembangan baik menuju tingkat kecakapan yang semakin tinggi. Berikut ini dikemukakan
beberapa poin kunci dalam pengembangan kecerdasan ganda.

1. Setiap peserta didik memiliki kesebelas kecerdasan


2. peserta didik pada umumnya dapat mengembangkan kecerdasan sampai pada tingkat
penguasaan yang memadai
3. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori

BAB XII . Perkembangan Kreativitas Peserta Didik


A. Kreativitas dan Teori Belahan Otak
Perkembangan kreativitas peserta didik sangat erat kaitannya dengan perkembangan
kognitifnya. Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori
Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu

30
menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan
belahan otak kanan (right hemisphere). Belahan otak kiri mengarah kepada cara berpikir
konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara
berpikir menyebar (divergent thinking).

B. Perkembangan Kreativitas
Perkembangan kretivitas menjadi bagian integral dari proses perkembangan kognitif.
Ketika memasuki usia dini, perkemabangan kognitif anak memperlihatkan kecenderungan
suasana intuitif. Semua perbuatan rasionalnya tidak banyak memperoleh dukungan dari
pemikiran, melainkan sangat kuat diperangaruhi oleh penasaran, kecenderungan ilmiah ,
sikap-sikap yang diperoleh dari orang dewasa,dan lingkungan sekitarnya.

C. Karakteristik Peserta Didik yang Kreatif


Anak atau peserta didik yang kreatif menjadi dambaan orang tua dan guru. Anak-anak
yang kreatif pun biasanya cenderung sukses dalam menjalani hidup ketika sudah dewasa.

D. Tahap-tahap Pengembangan Kreativitas


Pengembangan potensi peserta didik bersifat kontinyu dan menggunakan tahapa
tertentu. Wallas ( Solso,1991) mengemukakan empat tahapan proses kreatif, yaitu persiapan,
inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Disamping keempat tahap seperti dikemukakan oleh
Wallas, penulis menambahkan “penyadaran” dan “tindakan” sebagai bagian dari
pengembangkan kreativitas.
1. Penyadaran (consciousness)
2. Persiapan (preparation)
3. Inkubasi (incubation)
4. Iluminasi (illumination)
5. Verifikasi (verivication)
6. Tindakan kreatif (creative action)

31
BAB XIII. Perkembangan dalam Kelompok Sebaya
A. Defenisi Perkembangan dalam Kelompok Sebaya
Kelompok sebaya-sebaya berpengaruh penting bagi perkembangan sepanjang sejarah
hidup peserta didik.

B. Keanggotaan Kelompok Sebaya


Meskipun terdapat keuntungan yang signifikan dalam keragaram hubungan dengan
teman sebaya, kuat kecenderungan bahwa anak-anak kurang menerima mereka berbeda dari
diri mereka sendiri.Kelompok sebaya menawarkna kepada anak-anak dan orang dewasa sama
kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial, seperti kepemimpinan,
berbagai atau kerja sama tim, dan empati.

C. Agresi Kelompok Sebaya


Meskipun keroyokan dan menjahili telah lam menjadi bagian dari interaksi kelompok
sebaya (peer group), perilaku-perilaku negative telah meningkat selama decade terakhir, yang
mengakibatkan kekerasan sekolah terjadi dalam banyak perkara dan bentuk.

D. Pengaruh Kelompok Sebaya.


Kelompok sebaya dapat memiliki pengaruh positif, suatu fakta ang telah dikenal
banyak orang tua dan guru selama bertahun-tahun. Banyak orang tua mempersepsi bahwa
pengaruh teman-teman sebaya dapat memilik dampak positif pada motivasi akademik dan
kinerja anak-anak muda.

E. Keteramplan Bersahabat
Kemampuan menjalani persahabatan merupakan hal yang penting dalam
perkembangan jiwa peserta didik. Adakalanya peserta didik menonjol dalam studi, namun
terlambat dlaam perkembangan pergaulan.

BAB XIV. BK untuk Optimasi Pekembangan Peserta Didik


A. Defenisi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan upaya memberi nasihat dan saran dari seorang atau
sekelompok guru kepada peserta didik. Bimbingan adalah protes menempatkan pilihan bagi
peserta didik pada waktu dan tempat yang harus dilakukan. Bimbingan dan konseling
merupakan upaya proaktif, sistemik, dan sistematik, dalam memfasilitasi dan menginisiasi
peserta didik untuk mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku
yang efektif, pengembangan lingkungan, dam peningkatan fungsi atau manfaat peserta didik
dalam lingkungannya.

B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling


Tujuan layanan bimbingan (Bimbingan konseling) dimaksud membantu peserta didik
dalam pengembangkan potensi dirinya. Terkait dengan pengembangan diri ini, peserta didik
harus mampu mengenal dirinya sendiri. Harapan atau cita-cita kedepan, dan lingkungan.

32
Dengan demikian, layanan bimbingan berlaku untuk seluruh peserta didik, bukan hanya
mereka yang bermasalah.

C. Prinsip-prinsip bimbingan
Atas dasar itu, kegiatan bimbingan harus dilakukan dengan menggunakan prinsip-
prinsip tertentu. Beberapa prinsip dasar bimbingan disajikan berikut ini :
1. Bimbinganmerupakan proses yang berkesinambungan
2. Kegiatan bimbigan secra khusus direncanakan dan dikembangkan untuk memastikan
efektivitas program.
3. Bimbingan menginisiasi proses pembelajaran peserta didik
4. Bimbingan membatu peserta didik memahami dirinya

D. Perbedaan Bimbingan dan Konseling


Fungsi/kegiatan Bimbingan : Fungsi/kegiatan Konseling :
1. Peningakatan belajar efektif 1. Pemahaman diri
2. Keterampilan wawancara 2. Konseling individu
3. Orientasi keluar 3. Konseling akademik dalam berbagai bentuk

E. Kunci Sukses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling


Menurut Noah H. Kersey, keempat kunci sukses, yaitu :
1. Kerelaan
2. motivasi
3. komitmen
4. keyakinan

F. Bimbingan Pengembangan Kecerdasan Emosional


Bimbingan kecerdasan emosional peserta didik, sangat sulit ditakar hasilnya.
Kecerdasan emosi berkaitan erat dengan berbagai aspek yang dirasakan semakin sukar dilihat
dalam kehidupan manusia yang semakin modern dan maju saat ini. Guru memang sangat
berperan penting dalam pengembangan kecerdasan emosional peserta didik.

BAB XV. Psikologi Pendidikan dan Optimasi Perkembangan Peserta Didik


A. Metode Psikologi Pendidikan
Metode-metode ini kerap di pakai oleh guru bimbingan konseling/karir atau guru pada
umunya untuk mengoptimasi peserta didik.Beberapa metode yang lazim dipakai
dalam psikologi pendidikan :
1. Metode wawancara
2. Metode introspeksi
3. Metode observasi
4. Metode tes
5. Metode kuesioner
6. Studi kasus
7. Metode lainnya

33
B. Kontribusi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan telah membuat kemajuan besar untuk memahami bagaimana
peserta didik dengan karakter yang berbeda bisa belajar dengan baik menurut keragaman
mata pelajaran. Psikologi pendidikan akan terus memberikan kontribusi bagi pendidikan.
Sultan Muhammad (2008) , pakar psikologi pendidikan dari malaysia mengemukakan bahwa
psikologi pendidikan membantu para guru bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik dengan tujuan-tujuan berikut ini.
1. Untuk memahami karakteristik perkembangan peserta didik
2. Untuk memahami sifat kelas atau ruang belajar
3. Untuk memahami perbedaan individual
4. Untuk memahami metode pengajaran yang efektif
5. Pengetahuan tentag kesehatan mental
6. Konstruksi kurikulum
7. Pengukuran hasil atau dampak pembelajaran
8. Pedoman layanan pendidikan anak luar biasa

BAB XVI . Orientasi Belajar nPeserta Didik yang Dewasa


A. Pengantar
Peserta didik adalah pembelajar sejati. Pemahaman ini penting, kerena orientasi dan
perkembangan peserta didik. Dari perspektif pendidikan, pembelajaran secara umum
didefenisikan sebagai suatu proses pengembangan kognitif dan emosional untuk memperoleh,
meningkatkan atau mengubah pengetahuan, keterampilan, nilai serta pandangan individu
tentang dunia dan lingkungannya (Illeris, 2000). Teori belajar adalah ancangan konseptual
yang menggambarkan bagaimana individu atau kelompok belajar, sehingga membantunya
memahami proses kompleks yang inhere dengan aktivitas pembelajaran.

B. Orientasi Dasar
Ada tiga orientasi utama atau kerangka dasar filosofis teori belajar yaitu
behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. Behaviorisme merupakan aliran
pembelajaran yang berfokus pada aspek objektif atas dasar pengamatan. Pandangan
kognitvisme menjelaskan perilaku pembelajaran berbasis otak, meski dapat saja lebih dari itu,
karena prosesnya tidak dibentuk oleh variabel tunggal. Pandangan konstruktivisme
menjelaskan tentang pembelajaran sebagai proses dimana peserta didik aktif membangun ide-
ide atau konsep-konsep baru

34
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENILAIAN BUKU
A. Kelebihan Isi Buku Utama

 Didalam buku psikologi perkembangan peserta didik memuat sangat jelas


pengertian mengenai perkembangan peserta didik akan tetapi dalam
konteks/lingkup psikologi dan perkembangan teori-teori piaget yang biasanya
ditemukan dalam buku-buku perkembangan peserta didik dibantah dalam
buku ini dengan menemukakan sebuah pendekatan sistem pemrosesan
informasi yang tidak mengambarkan perkembangan peserta didik dalam
tahap-tahap seperti yang dijelaskan dalam teori piaget sedangkan Didalam
buku Perkembangan Peserta Didik memuat berbagai pengertian yang sangat
umum dan tidak dalam konteks psikologi mengenai Perkembangan Peserta
Didik. Sehingga buku utama lebih cocok untuk dijadikan rujukan bagi
mahasiswa
 Di dalam buku utama penulis juga memberikan penjelasan mengenai
pengertian perkembangan yang berhubungan dengan pertumbuhan,
kematangan, dan perubahan dengan secara kompleks dan jelas sehingga sangat
mudah untuk pahami pembaca. Sedangkan didalam buku pembanding
hubungan ketiga komponen yang berhubungan dengan perkembangan tersebut
tidak terlalu dijelaskan.

B. Kekurangan Isi Buku Utama


 buku utama penulis banyak menggunakan kata-kata dalam bahasa inggris
sehingga sangat sulit untuk dipahami oleh pembaca sedangkan didalam buku
pembanding enulis menggunakan gaya bahasa yang bersifat umum sehingga
mudah di pahami oleh pembaca.
 Di dalam buku utama juga tidak dijelaskan contoh-contoh ilustrasi dari setiap
materi yang terdapat didalamnya sehingga dapat membuat binggung para
pembaca.

35
C. Kelebihan Isi Buku Pembanding

 Didalam buku Perkembangan Peserta Didik memuat berbagai pengertian


yang sangat komplek mengenai Perkembangan Peserta Didik sehingga bisa
dijadikan rujukan bagi mahasiswa
 Penulis juga memberikan penjelasan yang sangat mudah untuk pahami
pembaca.
 Penulis menggunakan gaya bahasa yang bersifat umum sehingga mudah di
pahami oleh pembaca.
 Penulis memuatkan metode-metode yang sangat sering digunakan didalam
dunia pendidikan,sehingga memudahkan mahasiswa untuk mengerti metode-
metode tersebut.

D. Kekurangan Isi Buku Pembanding


 Buku ini hanya menceritakan tentang teori pendidikan, cara mendidik,
problem mendidik tujuan dan sasaran yang di tuju dari pendidikan itu serta
bercerita tentang hasilnya terhadap anak didik. Seharusnya buku ini juga
bercerita tentang pengaruh pendidikan itu terhadap anak didik dan
lingkunganya. Padahal pendidikan bukan hanya di bidang formal saja, seperti
sekolah. Tapi pendidikan juga ada di bidang non formal.
 Buku ini menggunakan daya tampil yang kurang menarik sehingga kurang
menarik minat pembaca.
 Buku ini menggunakan ilustrasi contoh yang sangat menoton

36
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
Peserta didik merupakan sumberdaya utama dan terpenting dalam proses pendidikan
formal,kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki
sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan. Potensi dimaksud umumnya terdiri
dari kategori,yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dunia pendidikan memiliki cara dan metode serta sasaran tujuan yg di tuju buat
peserta didik. Cara dan metode pendidikan itu seperti, adanya grup diskusi dan adanya tanya
jawab antara guru dengan peserta didik.
Tujuan dan sasaran pendidikan itu,untuk mengembangkan bakat, ketrampilan peserta
didik dan mengembangkan hubungan antara peserta didik dengan peserta didik yg lain,
peserta didik dengan guru, peserta didik keluarga dan peserta didik dgn lingkungan.

4.2. SARAN
Buku sangat bagus untuk menjadi rujukan bagi mahasiswa,karena buku ini memiliki
gaya bahasa yang sangat mudah untuk di pahami dan di mengerti oleh pembaca.selain itu
buku ini juga memuat materi-materi yang sangat kompleks. Alangkah baiknya buku ini juga
memperbaiki dan merevisi penampilan buku agar menjadi lebih menarik minat pembaca.

37
DAFTAR PUSTAKA
Desmita.2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung:PT REMAJA
ROSDAKARYA
Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Disik, Bandung: ALFABETA

38

Anda mungkin juga menyukai