Anda di halaman 1dari 7

Analisis Transformasi Struktur Ekonomi Pada Sektor Budidaya Perikanan di

Provinsi Sulawesi Selatan (Pendekatan LQ dan Shift Share)

Abdul Wahid
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin
abdwaahiid11@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis dan nonbasis pada subsektor
budidaya perikanan di Sulawesi Selatan yang terdiri dari enam komoditas utama
diantaranya: bandeng, lele, mas, nila, rumput laut, dan udang. Keseluruhan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Statistik Dinas Kelautan dan
Perikanan. Metode analisis data yang digunakan adalah Location Quotient (LQ) dan Shift
share analysis (SSA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat dua sektor basis
subsektor budidaya perikanan di Sulawesi Selatan yaitu komoditi rumput laut dan
bandeng. Sementara itu, tingkat pertumbuhan pada setiap subsektor mengalami
peningkatan relatif lebih cepat pada komoditas rumput laut, nila, dan bandeng dibanding
dengan komoditi ikan yang sejenis di tingkat nasional.

Kata kunci: Sektor Basis, Budidaya Perikanan, LQ, SSA

I. Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan tingkat pembangunan ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi
daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan kelompok-kelompok
masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut
(Arsyad, 1999).
Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
kontribusi subsektor pertanian, perikanan, dan kehutanan yang besar. Pada tahun
2021 pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan mencapai 6.40% (yoy). Kontribusi ketiga

1
subsektor tersebut mencapai 22,55% dari PDRB (BPS, 2022). Akselerasi pada
lapangan usaha pertanian utamanya disebabkan oleh peningkatan produksi subsektor
perikanan khususnya komoditas rumput laut. Produksi perikanan pada triwulan IV
2021 tercatat 1,45 juta ton, tumbuh 36,96% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 1,08 ton atau tumbuh 3,22% (yoy). Dari total
produksi perikanan tersebut, 68% diantaranya merupakan produksi komoditas rumput
laut (Bank Indonesia, 2022).
Pemanfaatan potensi lapangan usaha tersebut, terutama sektor budidaya perikanan
mampu menjadi motor penggerak bagi perekonomian Sulawesi Selatan. Pemanfaatan
potensi yang dimiliki diharapkan mampu menciptakan jumlah dan jenis peluang kerja
baru untuk masyarakat daerah. Oleh sebab itu, pemerintah dan masyarakat harus
bekerjasama untuk membangun potensi ekonomi daerah yang layak dikembangkan
dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada dan salah satu caranya yaitu
berorientasi pada keunggulan lokal untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
daerah.
Dengan melihat adanya potensi subsektor budidaya perikanan yang dapat
dikembangkan di Sulawesi Selatan. Potensi ini jika dimanfaatkan secara optimal
dapat menjadi komoditas unggulan daerah yang kompetetif. Oleh karena itu,
penelitian ini mengkaji tentang analisis transformasi struktur ekonomi pada subsektor
budidaya perikanan di Sulawesi Selatan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana penentuan sektor basis dan nonbasis pada subsektor budidaya
perikanan di Sulawesi Selatan tahun 2016-2021?
2. Bagaimana transformasi ekonomi pada subsektor budidaya perikanan di
Sulawesi Selatan dari tahun 2016 hingga 2021?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Melakukan analisis mengenai penentuan sektor basis dan non basis pada
subsektor budidaya perikanan di Sulawesi Selatan pada tahun 2016 - 2021
2. Melakukan analisis perubahan struktur ekonomi pada subsektor budidaya
perikanan di Sulawesi Selatan sejak 2016 - 2021

2
3. Melakukan analisis mengenai sektor-sektor ekonomi yang tumbuh secara
progresif dan dan mempunyai daya saing yang tinggi di Sulawesi Selatan
II. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data
sekunder dari statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Indonesia. Penelitian ini,
menggunakan data PDRB subsektor komoditas budidaya perikanan yang terdiri dari
bandeng, lele, mas, nila, rumput laut dan udang. Dalam proses analisis basis dan
nonbasis sektor menggunakan Location Quotient (LQ). sedangkan, untuk melihat
sektor-sektor ekonomi yang tumbuh secara progresif dan mempunyai daya saing yang
tinggi akan digunakan analisis shift share.
1. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis Location Quotient digunakan untuk menentukan subsektor unggulan
atau ekonomi basis suatu perekonomian wilayah. Subsektor unggulan yang
berkembang dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan daerah secara optimal (Kuncoro, 2004).
Rumus (LQ) Location Quotient :
vi⁄vt
LQ =
Vi⁄Vt

Dimana:
vi : PDRB sektor perikanan di tingkat wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
vt : PDRB total sektor perikanan di Provinsi Sulawesi Selatam
Vi : PDRB sektor perikanan di Indonesia
Vt : PDRB total sektor perikanan di Indonesia
Dari hasil perhitungan analisis Location Quontient dapat dikategorikan
menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. LQ > 1 ; komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan.
b. LQ = 1 ; komoditas itu tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan
komparatif.
c. LQ < 1 ; komoditas ini juga termasuk non basis.
2. Analisis Shift Share (SS)
Analisis Shift Share merupakan teknik yang berguna dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.

3
analisis shift share untuk membandingkan perbedaan laju pertumbuhan sektor
(industri) di wilayah yang sempit disebut daerah dengan wilayah yang lebih luas
disebut nasional (Tarigan, 2005).
Dij = Nij + Mij +Cij
Dimana :
Dij = Perubahan PDRB subsektor i di wilayah Sulawesi Selatan
Nij = Perubahan PDRB subsektor i di wilayah Sulawesi Selatan yang
disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional
Mij = Perubahan PDRB subsektor i di wilayah Sulawesi Selatan yang
disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektor i di wilayah nasional
Cij = Perubahan PDRB sektor/subsektor i di wilayah Sulawesi Selatan yang
disebabkan oleh keunggulan kompetitif sektor i tersebut di wilayah
nasional
III. Hasil Dan Pembahasan
Analisis Data
1. Analisis Location Quotient
Analisis LQ digunakan untuk melihat apakah subsektor budidaya perikanan
di sulawesi Selatan, yaitu komoditas utama yang terdiri dari bandeng, lele, mas,
nila, rumput laut dan udang.
Tabel 2.1 Nilai LQ Menurut Jenis Ikan Pada Sektor Budidaya Perikanan Sulawesi
Selatan 2016-2021
Jenis Ikan (Budidaya Perikanan)
Rumput
Tahun Bandeng Lele Mas Nila Laut Udang Lainnya
2016 2.838 0.056 0.307 0.074 4.291 0.846 0.205
2017 3.667 0.032 0.464 0.083 5.258 0.883 0.118
2018 2.745 0.033 0.277 0.085 3.526 0.531 0.297
2019 2.791 0.028 0.219 0.088 3.601 0.549 0.334
2020 2.592 0.032 0.258 0.100 3.653 0.570 0.333
2021 2.919 0.033 0.180 0.096 3.891 0.524 0.252
∑ 2.925 0.036 0.284 0.088 4.037 0.650 0.257

Pada hasil analisis LQ tahun 2016-2021 menunjukkan, terdapat dua


komoditi ikan yang diidentifikasi menjadi komoditi basis dari 6 komoditi ikan
yaitu ikan bandeng dan rumpat laut. Di mana mengacu pada nilai LQ>1, maka
dari 2 komoditi ini, rumput laut merupakan komoditas paling unggul dengan

4
rata-rata nilai LQ sebesar 4.03 dan komoditas Bandeng dengan nilai rata-rata
LQ sebesar 2.92.
Dilihat dari trent perkembangannya dari tahun 2016-2021 komoditi rumput
laut mengalami tren peningkatan nilai LG yang positif selama empat tahun
terakhir. Walaupun pernah mengalami penurunan yang tinggi sebesar 0.49%
pada tahun 2018. Komoditi ini, memiliki nilai LG yang tinggi dan terus
konsisten di atas angka 3.5 dengan nilai LG paling tinggi pada tahun 2017
sebesar 5.25 sedangkan angka terkecil pada tahun 2018 sebesar 3.52. Ikan
Bandeng pada periode 2016-2019 memiliki nilai LQ yang cukup stabil di atas
diangka 2.5 walaupun, pernah menyentuh angka terendah pada tahun 2020
sebesar 2.59 dan mencapai nilai tertinggi pada tahun 2017 sebesar 3.66. Sektor
nonbasis namun memiliki tren nilai LQ yang terus negatif dialami oleh komoditi
udang. Walaupun bukan sektor basis, namum tren penurunan yang dialami
komoditi tersebut cukup sinifikan selama 6 tahun terakhir.
2. Analisis Shift Share
Berikut adalah hasil perhitungan dengan metode shift share pada tahun awal
2016 dan tahun akhir 2021.
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Nij, Mij, Cij, dan Mij+Cij
Jenis Ikan Nij Mij Cij (Mij + Cij
Bandeng 35.3 -8.89 60.43 51.54
Lele 35.3 -0.99 -21.52 -22.51
Mas 35.3 6.46 -22.25 -15.79
Nila 35.3 -2.02 114.70 112.68
Rumput Laut 35.3 48.80 55.72 104.52
Udang 35.3 9.96 -15.95 -6.00
Lainnya 35.3 -52.87 76.62 23.74
Total 0.44 247.73 248.1749027
Berdasarkan hasil Shif Share di atas menunjukkan bahwa:
1. sektor yang memiliki nilai Mij positif yaitu ikan mas, rumput laut, dan
udang. Menandakan bahwa sektor sersebut pada wilayah Sulawesi
Selatan memiliki pertumbuhan yang cepat. Sedangkan, nilai Mij negatif
yaitu ikan bandeng, lele, dan nila. Menandakan bahwa, sektor tersebut
pada wilayah sulawesi selatan memiliki pertumbuhan yang lamban.
2. Sektor yang memiliki nilai Cij positif yaitu ikan bandeng, nila, dan
rumput laut. Menunjukkan bahwa sektor tersebut di wilayah Sulawesi

5
Selatan mempunyai daya saing yang baik dibandingkan dengan sektor
yang sama secara nasional. Sedangkan nilai Cij yang negatif yaitu ikan
lele, mas, dan udang tidak mempunyai daya saing yang baik
dibandingkan dengan sektor yang sejenis secara nasional.
3. Sektor yang memiliki nilai Mij+Cij positif yaitu ikan bandeng, nila, dan
rumput laut. Menunjukkan bahwa sektor tersebut di wilayah Sulawesi
Selatan termasuk ke dalam kelompok progresif (maju). Sedangkan nilai
Mij+Cij yang negatif yaitu ikan lele, mas, dan pada wilayah Sulawesi
Selatan termasuk ke dalam kelompok tidak maju.
IV. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
1. Secara umum perekonomian Sulawesi Selatan pada sektor budidaya
perikanan tahun 2016-2021 tidak banyak mengalami pergeseran struktur
ekonomi. Sektor-sektor yang menjadi basis pertumbuhan di sektor
budidaya perikanan pada tahun 2016 umumnya masih tetap menjadi sektor
basis pertumbuhan di tahun 2021. Komoditi ikan yang teridentifikasi
sebagai komoditi unggulan di Sulawesi Selatan yaitu komoditi rumput laut
dan ikan bandeng.
2. Pola pertumbuhan ekonomi pada subsektor budidaya perikanan wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan relatif lebih cepat
(maju) pada komoditas rumput laut, nila, dan bandeng dibanding dengan
komoditi ikan yang sejenis di tingkat nasional. Sedangkan pada komoditi
ikan lele, mas, dan undang memiliki pertumbuhan yang lamban.
Saran
1. Pemerintah hendaknya menjaga tren positif pertumbuhan pada sektor
yang sudah termasuk basis. Sebagaimana pada komoditi rumput laut
selama kurung waktu empat tahun terakhir masih belum pernah mencapai
nilai LQ tertinggi yang pernah di capai sebelumnya pada tahun 2017.
Untuk itu, sebagai sektor sumber pertumbuhan ekonomi wilayah,
diperlukan perhatian khsus dalam meningkatkan produktifitas di sektor
tersebut.

6
2. Pada sektor yang belum mencapai basis sektor namun memiliki tren
pertumbuhan positif sebagaimana pada komoditi ikan nila sebaiknya lebih
mendorong produktifitasnya sehingga dalam kurung waktu dekat dapat
termasuk sektor basis di wilayah tersebut.
Daftar Pustaka
Arsyad, Lincolin. (1999). Ekonomi Daerah: Pengantar Perencanaan dan Pembangunan. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.
Bank, Indonesia. (2022). Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Periode Februari 2022.
Sulawesi Selatan: 2022.
BPS. (2021). Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan IV. Sulawesi Selatan: 2022.
Haryanto. (2021). Analisis Transformasi Struktur Ekonomi Provinsi di Wilayah Jawa dan Bali
(Pendekatan LG dan Shift Share. Bappenas Working Papers, Volume IV, 178-200.
Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Kasikoen, K. M. (2018). Analisis Shift Share Untuk Perencanaan Wilayah (Studi Kasus-Kabupaten
Bogor). Forum Ilmiah, Volume 15 Nomor 3, 442-448.
Kusumanto, I., Anwardi, Sari, P. A., Angraini, W., & Nofirza. (2019). Analisis Sektor Basis
Perikanan dan Komoditas Unggulan di. Jurnal Rekayasa Sistem Industri(Vol. 8 no. 2), 81-
87.
Naufal, A., Chaliluddin, M. A., & Mudia, R. (2022). Analisis Ekonomi Komoditas Unggulan
Perikanan Tangkap Di Kabupaten. Jurnal Impresi Indonesia, Vol. 1 No. 7, 711-716.
Rusli, A. N., Roza, A., & Rusli, A. M. (2021). Analisis Sektor Basis dan Sektor Non-Basis dalam
Upaya Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan di Kota Padang. Jurnal Saintis, Vol.
21 No. 01, 45-52.
Statistik-KKP, A. (2022, November 10). Produksi Perikanan. Retrieved from Kementrian Kelautan
dan Perikanan: https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=prod_ikan_prov&i=2#panel-footer

Anda mungkin juga menyukai