Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RAPAT KOORDINASI DAFTAR

NEGATIF INVESTASI SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOTA DINAS
Kepada
Dari
Tanggal
Nomor
Sifat
Lampiran
Perihal

:
:
:
:
:
:
:

Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur


Kepala Bidang Pengembangan dan Kerjasama
Desember 2015
005/
/208.2/2015
Penting
1 (satu) eksemplar
Pelaksanaan Rapat Koordinasi terkait Daftar Negatif

Investasi (DNI) di sektor Kelautan dan Perikanan

Bersama ini dilaporkan dengan hormat hasil rapat koordinasi dengan


SKPD terkait sehubungan dengan Daftar Negatif Investasi (DNI) di sektor
Kelautan dan Perikanan yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 2
Desember 2015 di Hotel Ibis Rajawali Surabaya sebagai berikut :
Hadir dalam rapat :

Badan Koordinasi Penanaman Modal Deputi Direktur Perencanaan Investasi


Bidang Energi BKPM RI

BAPPEDA Prov Jawa Timur

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

Dinas Koperasi dan Usaha, Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Provinsi Jawa
Timur

Biro Administrasi Perekonomian Setda Provinsi Jawa Timur

Biro Administrasi Sumber Daya Alam Setda Provinsi Jawa Timur.

Bidang Pengembangan dan Kerjasama Badan Penanaman Modal Provinsi


Jawa Timur.

PT Kelola Mina Laut

Pejabat dari SKPD yang menangani penanaman modal dan yang menangani
perikanan dan kelautan di Kabupaten/Kota sebagaimana undangan terlampir.

Dengan hasil rapat sebagai berikut:


1. Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 dan Nomor
39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang
Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal,
menjadi

acuan

pelaksanaan

penanaman

modal

di

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan dalam rangka mengembangkan UMKM di


Jawa Timur.

2. Sektor perikanan memiliki dampak secara langsung kepada pertumbuhan


ekonomi di Indonesia. Sejak 5 tahun terakhir, pertumbuhan pendapatan pada
sektor perikanan secara rata-rata melebihi pertumbuhan ekonomi / PDB.
Selain itu sektor perikanan memiliki kontribusi 2,46% terhadap PDB pada
semester I/2015 dengan jumlah rumah tangga di sektor perikanan sebesar
2,65 juta pada tahun 2013..
3. Neraca perdagangan perikanan Indonesia selalu mengalami surplus dari
tahun ke tahun, dimana volume ekspor Indonesia jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan volume impor perikanan. Terjadi peningkatan surplus
dalam jumlah cukup besar yang mencapai 14,26% dari tahun 2009-2013.
4. Dalam beberapa tahun terakhir, ikan menjadi kebutuhan pokok dalam
pemenuhan protein masyarakat Indonesia. Dengan luas laut mencapai 6,28
juta km2, sektor perikanan masih dapat dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan protein masyarakat di masa yang akan datang karena tidak ada
kendala ketersediaan lahan, produktivitas dan impor. Sebagai gambaran
untuk memelihara 2 ekor sapi harus mengkonversi 1 ha lahan pertanian.
5. Jumlah nelayan tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 1.14%
dibandingkan tahun 2013 atau sebesar 2.67 juta nelayan. Tren sejak tahun
2009, jumlah nelayan mengalami kenaikan yang stabil sebesar 0.24%
dengan rata-rata sebesar 2.67 juta nelayan.
6. Permasalahan
a. Penurunan Stock Sumberdaya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa) dan WPP
573 (Samudera Hindia);
b. Keterbatasan Stock Induk dan Benih Unggul;
c. Tingginya harga pakan ikan;
d. Adanya alih fungsi lahan, khususnya bagi peruntukan lahan budidaya
perikanan;
e. Belum Optimalnya Usaha Budidaya Laut;
f. Tingginya kerusakan wilayah pesisir serta kawasan terumbu karang;
g. Masih maraknya kegiatan IUU Fishing
7. Kebijakan terpadu pengembangan industri perikanan dari sisi investasi
a. Menciptakan iklim investasi untuk mendorong industri perikanan dalam
negeri
b. Pengembangan industri hilir yang terintegrasi dengan penangkapan dan
pengembangan kawasan
c. Perlunya pengembangan industri pendukung dan hilir perikanan
d. Peningkatan SDM di bidang perikanan dan perkapalan
e. Pengembangan insentif fiskal sektor perikanan dan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) serta infrastruktur

f. Pengembangan pembiayaan sektor perikanan

g. Pengembangan

Kawasan

Kementerian/Lembaga

Minapolitan

untuk

melalui

Peningkatan

Sinergi

pendapatan

Lintas
nelayan,

pembudidaya dan pengolah ikan


8. Pembahasan Revisi Daftar Negatif Investasi (DNI)
a. Banyak Bisnis Baru Berkembang Perlu Payung dan Kepastian Hukum
b. Banyak bisnis diatur lebih dari satu lembaga, sehingga tidak ada
kepastian hukum
c. Kebijakan DNI menggambarkan visi pengembangan investasi
i. Usulan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang cukup
clear menggambarkan visi pengembangan investasi sektor maritim.
KKP mengusulkan sektor hulu ditutup untuk asing, sementara
sektor hilir dibuka seluas-luasnya
Demikian untuk menjadi periksa dan mohon petunjuk selanjutnya.

KEPALA BIDANG
PENGEMBANGAN DAN KERJASAMA

Fathorachman, SE, MM
Pembina Tingkat I
NIP. 19630623 199203 1 006

Anda mungkin juga menyukai