(GAKY)
Disusun oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu dari empat masalah gizi
utama di Indonesia. GAKY merupakan spektrum luas dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan
fisik maupun mental dengan gambaran yang sangat bervariasi sesuai tingkat tumbuh kembang manusia
akibat kekurangan yodium. Yodium adalah unsur gizi makro yang berfungsi untuk pembentukan
hormone tyroid, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), yang berguna dalam proses pengembangan
susunan saraf pusat dan proses tumbuh kembang manusia (Julianti, 2002). Gangguan akibat kurang
yodium bisa terjadi pada wanita usia subur, yaitu wanita yang sudah menikah ataupun belum menikah
yang berusia 15-49 tahun dan termasuk kelompok yang rawan sehingga harus selalu mendapat
perhatian (Depkes RI, 1999).
GAKY merupakan salah satu masalah gizi mikro di Indonesia yang mempunyai dampak baik
secara langsung ataupun tidak langsung pada kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia
(Almatsier, 2004). Penyebab timbulnya GAKY karna tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara
terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Setiap penderita GAKY akan mengalami defisit IQ Point.
GAKY disebabkan beberapa faktor diantaranya, adalah : Faktor konsumsi makanan, sumber yodium,
faktor lingkungan, faktor kelebihan yodium, faktor pengetahuan tentang garam yodium, faktor genetic,
dan penggunaan keluarga berencana hormonal yang berpengaruh terhadap unsur tyroid.
Hiportiroid terjadi sebagai konsekuensi fungsional pertama dari defisiensi yodium, melalui
peningkatan penyerapan yodida oleh tyroid yang dimediasi melalui protein transmembrane yakni
natrium iodide symporter (NIS). Penyerapan iodida yang meningkat, sangat mungkin disertai oleh dan
sebagai akibat dari peningkatan serum TSH (Zimmerman, 2009)
Defisiensi yodium juga dapat menyebabkan hipertiroid melalui mekanisme iodine induced
hypertyroidsm antara lain karena suplementasi yodium didaerah endemis yang tidak terpantau dengan
baik, ekses yodium karena terapi obat anthyroid ekses obat-obatan yang mengandung kadar yodium
tinggi seperti amiodarone dan ekspektoran termasuk glyceroldan organidin, media kontras seperti
tomografi atau arteografi, air minum dengan yodium yang berlebihan, penggunaan anti septic pada
industry makanan dan minuman terutama produk susu industry makanan dan minuman dengan bahan
baku kaya yodium seperti rumput laut atau adanya fortifikasi yodium (Pearche, et al 2002).
2
BAB II
IDENTIFIKASI KASUS
Umur : 38 Tahun
Data Obyektif
BB : 45 Kg
Clinic/Fisik
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Tensi 120/90 mmHg Nadi normal
Hasil Laboratorium
3
BMR = 655 + (9,6 x 45) + (5 x 168) – (6,8 x 38)
= 1927 – 258,4
= 1668,6
Energi = BMR x FA x PS
= 1668,6 x 1,27 x 1
= 2,119
Kebutuhan Mikro :
Menurut WHO, Pemenuhan kebutuhan iodium perhari untuk orang dewasa sebanyak 150
mikrogram, dan 200 mikrogram untuk ibu hamil dan menyusui. Jadi yang dibutuhkan pasien
adalah 150 mg/hari.
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Kebutuhan Makro :
KH = ( 60% x 2119 ) : 4
= 1271,4 : 4
= 317,85
Lemak = ( 25% x 2119 ) : 9
= 529,75 : 9
= 58,86
Protein = ( 15% x 2119 )
= 953,55 : 4
= 238,40
Keterangan = Kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan syarat diet pasien
BAB III
4
PERENCANAAN DIET
BAB III
Menu Sehari
5
Jeruk
Snack Siang
Agar-agar rumput laut +
apel dan air putih
Agar 4 gr 3,38 4 0,01 0,1 0
Menu siang
Nasi + cah wortel udang
Minyak 5 0 43 0 5 -
Telur 60 0,46 88 7,55 5,96 84
6
Melon 40 3,26 14 0,34 0,08 6
Snack Sore
SKM 10 5,75 32 0,25 0,1 15
Makan Malam
Nasi + tumis daging
jamur + pisang + air putih
Nasi 100 27,9 129 2,66 0,28 365
7
61 mcg, riboflavin, niacin, thiamine, hingga asam pantotenat.
Ada juga mineral, zat besi, seng, fosfor.
Kacang Panjang Karena mengandung sederet antioksidan yang penting bagi
tubuh, seperti vit.c, riboflavin, betakaroten., polifenol,asam
folat.
Ikan tongkol Karena mengandung kandungan zat gizi, diantaranya kaya
vitamin dan mineral, kaya antioksidan, daan berprotein tinggi.
Mampu meningkatkan kesehatan kelenjar tiroid,
meningkatkan fungsiotak, menjaga kadar elektrolit tubuh, dan
mengurangi peradangan.
Alpukat Karena alpukat mengandung zat gizi yang padat. Diantaranya
ada protein, lemak, karotenoid, lutein, vitamin,
mineral,natrium (sodium), folat, kalium dan lemak
monosaturated.
Asam jawa Karena mengandung banyak kandungan kimia yang sangat
bermanfaat bagi tubuh, diantaranya ada senyawa protein,
lemak, karbohidrat, kalori, kalsium, zat besi, vitamin A,B,C, air,
dan fosfor.
Tahu Karena mengandung zat gizi diantaranya, isoflavon yang
tinggi, antioksidan yang baik, dan memiliki kandungan mineral
pada tulang.
Jagung Kandungan gizi pada jagung membuat tanaman bernama latin
zea mays ini dipercaya baik untuk dikonsumsi oleh penderita
diabetes, mengatasi konstipasi, dan bahkan menjaga berat
badan.
Kangkung Sayuran kangkung memiliki bermacam-macam mineral dan
vitamin, seperti serat, selenium, zat besi, vitamin A,B, dan C.
Daging Memiliki kandungan zat gizi diantaranya adalah, zat besi,
protein, selenium, seng atau zinc, vitamin B kompleks, dan
Omega 3.
Jamur Jamur tergolong rendah kalori, rendah sodium, bebas lemak,
dan bebas kolestrol. Namun mengandung protein, vitamin,
serat, mineral.
Air putih Mengandung kalsium, sodium, magnesium, kalium,
bikarbonat.
8
Pisang Pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, besi,
fosfor dan kalsium. Mineral yang menonjol adalah kalium
karna kalium dalam pisang jumlahnya sangat besar.
Udang Mempunyai kandungan protein untuk membentuk sel tubuh,
antioksidan untuk mengurangi peradangan, yodium untuk
mendukung produksi hormone, asam lemak omega untuk
menekan resiko penyakit jantung,dan kalsium untuk tulang,
gigi dan kinerja tubuh lain.
Telur Mengandung protein yang tinggi, kuning telur mempunyai
kandungan kolin, lutein dan zeaxanthin, dan juga vitamin D.
Wortel Mengandung vitamin A yang baik, mengandung vitamin B1,
B2, B3, B6,B9 dan C, Kalsium, zat besi, magnesium, fosfor,
kalium dan sodium.
Melon Mengandung vitamin A,C,kalium, dan serat.
Rumput laut Mengandung yodium yang tinggi, vitamin K, kalsium, zat besi,
serat alami, dan asam lemak omega 3.
Apel Mengandung serat makanan (fiber), vitamin C, dan berbagai
jenis antioksidan yang tinggi.
Keju Mengandung energi, protein, karbohidrat, lemak, kalsium
fosfor dan
SKM Mengandung air, energi, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium,zat besi dan vitamin.
Pisang Sumber manan yang bergizi tinggi. Kaya akan serat, vitamin
B6, c, potassium, dan kalium.
9
Menu yang dipilih memiliki cita rasa yang bermacam-macam, seperti manis dan gurih. Rasa
manis didapat dari menu jus alpukat, pisang bakar. Rasa gurih, renyal dan berkuah didapat dari
menu cah wortel dan lauk lauk lainnya
c) Porsi
Porsi seimbang setiap menunya
BAB IV
Iodium merupakan salah satu mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun
dalam jumlah yang relative kecil, namun apabila diabaikan dapat menimbulkan efek atau dampak yang
10
cukup berpengaruh dalam kehidupan semua orang. GAKY merupakan masalah gizi yang sangat serius,
karena dapat menyebabkan penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan keterlambatan
pertumbuhan dan kecerdasan. Penanggulangan yang paling baik untuk penyakit ini adalah dengan
pencegahan, salah satunya dengan penyebaran kapsul pertahun pada masyarakat yang terkena penyakit
Gondok, dan penyebaran informasi tentang pentingnya konsumsi garam beryodium. Defisiensi yodium
juga dapat menyebabkan hipertiroid melalui mekanisme iodine induced hypertyroidsm
Saran
Diharapkan pasien mengikuti syarat diet yang telah ditentukan oleh ahli gizi dan pentingnya
diberikan edukasi dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pola
makan yang sesuai dengan kebutuhan dan memberikan pengertian pentingnya konsumsi buah dan
sayur pada pasien.
1. Diharapkan adanya peran serta aktif masyarakat alam menggunakan garam yodium
2. diharapkan adanya penyebaran informasi tentang pentingnya garam beryodium
3. peran aktif mahasiswa dalam melaksanakan program yodiumnisasi.
4. Konsumsi energi, protein, karbohidrat yang cukup
5. Konsumsi yodium sebanyak (150 mikrogram/hari)
DAFTAR PUSTAKA
Septa Tiara Kusuma dan Irwan Budiono, Unnes Journal of Public Health 5 (2) (2016)
11
12