KONSEP DASAR
GAWAT DARURAT
ANISSA INDAH ROFIANI
LILIK AMELIA
MUHAMMAD REZAL
WULAN AWALIATUL HAMIDAH
LATAR
BELAKANG Menurut permenkes No.47 tahu 2018 tentang pelayanan
Kegawatdaruratan meliputi :
1. mengancam nyawa , membahyakan diri dan orang lain
2. adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan
sirkulasi
3. adanya penurunan kasadaran
4. adanya gangguan hemodinamik
5. memerlukan tindakan segera.
01 Pre-hospital
dalam rentang kondisi Pre-Hospital ini dapat terjadi di mana saja serta dalam setiap waktu
maka peran serta masyarakat awam khusus ataupun petugas kesehatan diharapkan dapat
melakukan tindakan penanganan kondisi kegawatdaruratan yang berupa:
3.Post-hospital
pada kondisi post Hospital semua pihak menyatakan hampir sudah tidak ada lagi kondisi gawat darurat.
tujuan diberikannya pelayanan dalam rentang pos Hospital adalah:
Dalam dalam kedaruratan kesehatan bidang garapan pelayanan gawat darurat mencangkup tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia, semua itu dikenal dengan CABDE untuk sebagai Panduann assessment nya adalah C (circulation) A
(Airway) B (Breathing) D (disability) dan memastikan bahwa korban bencana memiliki keutuhan secara fisik sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan dengan dibuka pakaiannya atau diperiksa lebih lanjut atau E (eksposure). Bidang garapan gawat
darurat dikaitkan dengan rentang gawat darurt mencakup :
post hospital
In hospital pada kondisi ini, ini korban gawat
Pre hospital darurat harus tetap dikontrol setelah
pada situasi seperti ini korban
Hal ini dapat dilakukan dengan cara keluar dari rumah sakit agar
sudah masuk dalam lingkungan
seperti, Ti mengamankan situasi komplikasi yang mungkin terjadi
rumah sakit, it hal ini akan menjadi
korban aman atau dapat melakukan semenjak keluar dari rumah sakit
tanggung jawab petugas kesehatan
balut bidai pada korban gawat dapat segera ditangani.
dalam memberikan bantuan medis
darurat
bagi korban.
Kondisi gawat darurat biasanya berorientasi pada resusitasi pemulihan bentuk kesadaran
seseorang yang tampak mati akibat berhentinya fungsi jantung dan atau paru yang
berorientasi pada otak keyakinan yang perlu ditanamkan yaitu :
Bila kita sedang melakukan RJP, dan terdapat salah satu situasi di bawah ini maka RJP wajib dihentikan, yaitu pada situasi:
1. muncul sirkulasi dan nafas spontan
2. upaya diserahkan kepada yang lebih ahli
3. tenaga kesehatan gawat darurat telah mengambil ahli tanggung jawab
4. penolong sangat kelelahan
5. korban dinyatakan meninggal
Pada saat menolong korban maka perlu diperhatikan pertimbangan hukum dan etika gawat darurat yang mencangkup:
1. referensi korban dan keluarga menjadi pertimbangan, untuk menolong atau tidak menolong.
2. hak-hak korban: keinginan korban dan keluarga sangat dominan
3. pada kondisi korban tidak sadar di rumah sakit, kira perlu konsultasi dengan panitia etik RS
4. dasar intervensi gawat darurat antara korban dengan petugas kesehatan adalah kepercayaan korban kepada petugas
5. persetujuan tindak( informed consent)
Lanjutan.......
kompetensi praktik
kompetensi praktis diperlukan oleh petugas kesehatan dalam hal melakukan interaksi dengan korban gawat darurat
berupa:
a. berupaya mencari bantuan kepada yang lebih ahli atau melakukan rujukan
b. melakukan tindakan dan prosedur sesuai aturan institusi
c. tidak melakukan intervensi yang kita tidak dipersiapkan untuk tindakan tersebut
d. respect terhadap hak korban dan selalu melaporkan perkembangan korban
e. memelihara dokumentasi gawat darurat dengan teliti dan benar
f. mendukung kebijakan institusi tempat bekerja
komunikasi
pengelolaan korban maka dilakukan komunikasi yang baik antara ambulans, petugas yang menangani serta korban atau
keluarga korban Hal ini dilakukan dengan tujuan:
a. mendapatkan kepercayaan korban atau orang terdekat
b. mendapatkan informasi yang akurat dari korban atau orang terdekat
c. mendapatkan informasi pelayanan kesehatan yang sesuai kondisi korban
d. memindahkan memindahkan korban mampu memper memperbesar
e. mencegah komplikasi dan rehabilitasi dini yang lebih akurat
transportasi
1. Monitoring C A B
3. Monitoring kesadaran