Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

K DENGAN DOAGNOSA MEDIS


HIPERTENSI EMERGENSI DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
DENGAN PEMENUHAN NUTRISI DI RUANG SAKURA RSUD
dr.DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH :

Nama : Halimatussyadiah
Nim : (2017.C09a.0889)

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
Rahmat dan Kuasanya-Nya Saya daoat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan
Keperawatan pada pada Tn.K dengan diagnosa medis Hipertensi Emergensi dan
Kebutuhan Dasar Manusia Dengan Pemenuhan Nutrisi. Adapun tujuan penulisan
Laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Pra Klinik I (PPKI )

Pada Penulisan Laporan Pendahuluan ini penulisan menyadari adanya


Kekurangan ,oleh karena itu penulisan sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan Laporan ini.

Palangka Raya, 13 Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit...................................................................................................... 1
1.1.1 Definisi ...................................................................................................... 1
1.1.2 Anatomi Fisiologi ....................................................................................... 6
1.1.3 Etiologi ..................................................................................................... 10
1.1.4 Klasifikasi ................................................................................................ 11
1.1.5 Patofisiologi (Pathway) ........................................................................... 14
1.1.6 Manifestasi Klinis ..................................................................................... 15
1.1.7 Komplikasi................................................................................................ 15
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 16
1.1.9 Penataklasanaan Medis ............................................................................ 17
1.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia ....................................................................... 17
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan......................................................................... 19
1.3.1 Pengkajian Keperawatan .......................................................................... 19
1.3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 23
1.3.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................... 23
1.3.4 Implementasi Keperawatan ...................................................................... 26
1.3.5 Evaluasi Keperawatan .............................................................................. 26
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 28
3.2 Saran ............................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein,
lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan
kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah
kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula,
adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry, 2010;
274).

Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan


proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan
zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila
kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya
dapat terhambat. (AAA, Hidayat, 2006;38).

Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. (AAA,
Hidayat, 2006; 52).

Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan metabolic yang dibutuhakan oleh tubuh. (Lynda Juall,Carpenito,2006)

1) Fungsi zat gizi


(1) Menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
(2) Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel – sel
tubuh dalam tubuh.
(3)Sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh. (Tartowo.Wartonah.2006; 30).
2) Komponen Zat Gizi
(1)Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan.
Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat

1
2

sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat
badan menurun. Demikian sebaliknya, apabila jumlah kalori yang tersedia atau
berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan berat badan (obesitas). Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh
dari susu, padi – padian, buah – buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur – sayuran.
(AAA.Hidayat.2011; 42).

3) Lemak
Merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, dan K yang
larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri atas lemak alamiah sekitar 98%
(diantaranya trigliserida dan gliserol), sedangkan 2%-nya adalah asam lemak bebas
(diantaranya monogliserida, digleserida, kolesterol, serta fosfolipid termasuk lesitin,
sefalin, sfingomielin, dan serebrosid). Lemak merupakan sumber yang kaya akan
energi dan pelindung organ tubuh terhadap suhu, seperti pembuluh darah, saraf,
organ, dan lain lain. Lemak juga dapat membantu memberikan rasa kenyang
(penundaan waktu pengosongan lambung). Komponen lemakdalam tubuh harus
tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan
terjadinya perubahan kulit, khususnya asam linoleat yang rendah dan berat badan
kurang. Namun, apabila jumlah lemak pada anak terlalu banyak dapat menyebabkan
terjadi hiperlipidemia, hiperkolesterol, penyumbatan pembuluh darah, dan lain – lain.
Jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, dagig,
ikan, keju, kacang – kacangan, dan minyak sayur (Pudjiadi, 2001).

4) Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel.
Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup pentig untuk pertumbuhan
dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmotik
plasma. Protein terdiri atas dua puluh empat asam amino, diantaranya sembilan asam
amino esensial (seperti treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin,
metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino nonesensial. Protein tersebut
dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Jika jumlahnya berlebih atau
tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Demikian juga jika jumlahnya kurang,
3

maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk
dapat menyebabkan kwasiorkor dan marasmus. Kwasiorkor terjadi apabila
kekurangan protein dan marasmus merupakan kekurangan protein dan kalori.
Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas,
keju, kedelai, kacang, buncis, dan paid – padian. (Pudjiadi, 2001).

5) Air
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai
medium untuk ion, transpor nutrien dan produk buangan, serta pengaturan suhu
tubuh. Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua makanan. (AAA.Hidayat.2011;
43).

6) Vitamin
Vitamin merupakan zat organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit
dan akan menimbulkan penyakit yang khas bila tubuh tidak memperolehnya dalam
jumlah yang mencukupi. (Asmadi.2008; 70).
Digunakan untuk mengatalisasi metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta pertahanan tubuh. Vitamin yang dibutuhkan tubuh antara
lain sebagai berikut:
(1) Vitamin A (retinol)
mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata,pertumbuhan tulang dan
gigi, serta pembentukan maturasi epitel. Vitamin ini dapat diperoleh dari hati,
minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh – tumbuhan, sayur – sayuran
dan buah – buahan.
(2) Vitamin B kompleks (tiamin).
Kekurangan vitamin dapat menyebabkan penyakit beri – beri, kelelahan,
anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, dan
peningkatan kadar asam piruvat dalam darah. Kebutuhan vitamin ini dapat
diperoleh dari hati, daging, susu, padi, biji – bijian, kacang, dan lain- lain.
3) Vitamin B2 (riboflavin) vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang
cukupkarena jika tidak akan menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, dan
4

gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh dari susu, keju, hati,
daging, telur, ikan sayur – sayuran hijau, dan padi.
4) Vitamin B12 (sianokobalamin)
kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia. Vitamin ini dapat
diperoleh dari daging organ, ikan telur, susu, dan keju.
5) Vitamin C (asam askornat)
kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka.
Vitamin ini dapat diperoleh dari tomat, semangka, kubis, dan sayur – sayuran
hijau.
6) Vitamin D,
berguna untuk mengatur penyerapan serta pengendapan kalsium dan fosfor
dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, juga mengatur kadar
alkalin fosfatase serum. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan osteomalasia. Vitamin ini dapat diperoleh dari susu, margarin,
minyak sayur, minyak ikan, sinar matahari, dan sumber ultaraviolet lain.
7) Vitamin E
berfungsi untuk meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A, dan asam linoleat;
disamping menstabilkan membran sel. Apabila kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan kehilangan
keutuhan sel syaraf. Vitamin E ini dapat diperoleh dari minyak, biji – bijian dan
kacang – kacangan.
8) Vitamin K
berfungsi untuk pembentukan protrombin, faktor koagulasi II, VII, IX, dan X
yang harus tersedia pada tubuh dalam jumlah yang cukup. Kekurangan vitamin
K dapat menyebabkan pendarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil.
Vitamin ini tersedia dalam sayur – sayuran hijau, daging, dan hati. (Pudjiadi,
2001).
7) Mineral
(1) Kalsium
Berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas
saraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu. Kalsium dapat diperoleh dari
susu, keju, sayur – sayuran hijau, kerang, dan lain – lain.
5

(2) Klorida
Berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta keseimbangan asam dan basa.
Klorida dapat diperoleh dari garam, daging, susu, dan telur.
(3) Kromium
Berguna untuk metabolisme glukosa dan metabolisme dalam insulin. Kromium
dapat diperoleh dari ragi.
(4) Tembaga
Berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin,
penyerapan besi, dan lain – lain. Tembaga dapat diperoleh dari hati, daging, ikan
padi, dan kacang – kacangan.
(5) Fluor
Berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang sehingga jika kekurangan
fluor dapat menyebabkan karies gigi. Sumber fluor terdapat dalam air, makanan laut,
dan tumbuh – tumbuhan.
(6) Iodium
Kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat
diperoleh dari garam.
(7) Zat besi
Merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin untuk
pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia dan
osteoporosis, sedangkan kelebihan zat besi menyebabkan sirosis, gastritis, dan
hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayur – sayuran
hijau, padi, dan tumbuh tumbuhan.
(8) Magnesium
Berguna dalam aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat
penting dalam proses metabolisme. Kekurangan magnesium menyebabkan
hipokalsemia atau hipokalemia. Magnesium dapat diperoleh dari biji – bijian, kacang
kacangan, daging, dan susu.
(9) Mangan
Berfungsi dalam aktivasi enzim. Mangan dapat diperoleh dari kacang–
kacangan, padi, biji – bijian, dan sayur – sayuran hijau.
(10) Fosfor
6

Merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan


fosfor dapat menyebabkan kelemahan oto. Fosfor dapat diperoleh dari susu, kuning
telur, kacang – kacangan, padi – padian, dan lain - lain.
(11) Kalium
Berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf, keseimbangan
cairan, dan pengaturan irama jantung. kalium dapat diperoleh dari semua makanan.
(12) Natrium
Berguna dalam pengaturan tekanan osmotik serta pengaturan keseimbangan
asam, basa, dan cairan. Kekurangan natrium dapat menyebabkan kram otot, nausea,
dehidrasi, dan hipotensi. Natrium dapat diperoleh dari garam, susu, telur, tepung, dan
lain – lain.
(13) Sulfur
Membantu proses metabolisme jaringan syaraf. Sulfur dapat diperoleh dari
makanan protein.
(14) Seng
Merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting
dalam pertukaran CO2. Seng dapat diperoleh dari daging, padi – padian, kacang –
kacangan, dan keju. (AAA.Hidayat.2011; 42 – 46).

1.1.2 Anatomi Fisiologi

Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem


pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ
asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu
terlaksananya pencernaan makanan secara kimiawi. (AAA.Hidayat.2006;52).

1) Saluran Pencernaan
(1) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan terdiri atas dua bagian
luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi dan bagian
dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis
melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata,
7

dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum yang terkandung dalam
makanan menajdi maltosa. (AAA.Hidayat.2006;52).
2) Faring & Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung,
mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas
hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esofagus,
sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20 – 25 sentimeter
dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui
toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta
menyambung dengan lambung.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari
faring menuju ke lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan
panjang kurang lebih dua sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter.
Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan
dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan
mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi. (AAA.Hidayat.2006;52).
3) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas
disebut fundus bagian utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum
pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau
kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah
diafragma dan di depan pankreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri
fundus.
Lambung mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi
motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan samapi
dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan
menjadi partikel – partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi
sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCl yang akan memecah
protein menjadi pepton, amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah
lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi
faktor intrinsik yang memungkinkan absorbsi vitamin B12 yaitu di ileum, dan
mensekresi mukus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2 –
8

6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak
berwarna) yang mengandung 0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan serta
bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa
enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah
makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut dan renin, berfungsi mengubah
makanan menjadi bahan yang lebih dari karsinogen yang dapat larut.
(AAA.Hidayat.2006;53).
4) Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat – lipat dengan panjang kurang lebih 2,5
meter dalam keadaan hidup. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaiut duodenum
dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m, dan
ileum dengan panjang kurang lebih 1 m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding
dalam usus halus menyerupai beludru. Pada permukaan setiap vili terdapat tonjolan
yang menyerupai jari – jari, yang disebut mikrovili.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime
dari lambung. Zat – zat makanan yang telah halus akan diabsorbsi di dalam usus
halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan
vitamin D. Vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.
(AAA.Hidayat.2006;53).
5) Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagi kolon merupakan sambungan dari usus
halus yang dimulai dari aktup ileokolik yang merupakan tempat lewatnya makanan.
Usus besar memilki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas desenden,
sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira – kira 10 cm dari usus besar,
dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden
membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis,
sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian
kiri disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (kurang lebih 90%) elektrolit,
vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora
yang terdapat pada usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta
memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan. (AAA.Hidayat.2006;54).
9

6) Anus

Anus bertugas mengeluarkan feses yang sebelumnya telah dikumpulkan di


rektum. Proses ini sering disebut proses defikasi. Anus bekerja ditopang oleh otot
polos yang berada di dalam anus dan otot lurik yang terletak di luar anus. Otot lurik
akan terpicu ketika feses menyentuh dinding rektum. Pada kondisi ini otot polos
mengendur hingga feses akan keluar tubuh. (Sarwadi & Erwanto. 2014; 37). Buku
Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia Cerdas.

7) Organ Asesoris
(1) Hati

Hati merupakan kelenjar tersbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian paling
atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki berat
kurang lebih 1500 gram (kira – kira 2,5% orang dewasa).

Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh
ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel
yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi
hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya,
memproduksi sel darah merah dan menyimpan glikogen. (AAA.Hidayat.2006;56).
(2) Kantong Empedu
Kantung emepedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang
terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran
depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm dan berkapasitas 40 – 60 cm2. Kantong
empedu memilki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar
pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah
dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan
cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum enzim –
enzim pada usus halus, mengemulsi garam – garam empedu, mengemulasi lemak,
mengekskresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada
feses, yaitu kuning kehijau – hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan
10

empedu mengandung air, garam, empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan
sedikit protein. (AAA.Hidayat.2006;55)

(3) Pankreas
Pankreas meupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dan
memilki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian
kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya di belakang
lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama, serta bagian ekor pankreas yang
merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Pankreas memilki dua fugsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel
sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi
endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas. (AAA.Hidayat.2006;56).

1.1.3 Etiologi
Kelainan Nutrisi disebabkan oleh
1) Kekurangan Nutrisi
(1) Gangguan sistem pencernaan (misalnya :sakit gigi ,stomatis ,faringitis
,gastritis GERD,dll)
(2) Gangguan sistem endokrin (Hipertiroidisme,Diabetes Melitus
(3) Gangguan sistem Neurobehaiour (Kelemahan pada nervus vagus,Nervus
Glossus,Nervus Hipoglossus)
(4) Gangguan sistem muskuloskeletal (Trauma pada tulang dan otot
pencernaan seperti fraktur mandibularis ,dll)
(5) Proses penyakit (diare,kanker,tb typhoid aids,dll)
(6) Efek terapi (kemoterapi, radioterapi)
2) Kelebihan Nutrisi
(1) Gangguan sistem Endokrin (Hipotiroidisme)
(2) Gangguan sistem pola aktifitas dan olah raga ( makan berlebihan ,kurang
olah raga)
11

1.1.4 Klasifikasi

1) Kurang dari Kebutuhan Nutrisi


Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko mengalami
ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan metabolisme
dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan. (Carpenito, LJ.2012; 346).
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (Wilkinson
Judith, 2011; 503).

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam


keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme. (AAA.Hidayat. 2006; 67).

2) Tanda klinis :
(1) Berat badan 10-20% dibawah normal
(2) Tinggi badan dibawah ideal
(3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
(4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
(5) Adanya penurunan albumin serum
(6) Adanya penurunan transferin

3) Kemungkinan penyebab :
(7) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
(8) Disfagia karena adanya kelainan
(9) Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
(10) Nafsu makan menurun. (AAA.Hidayat. 2006; 67).

Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat


badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.
(Carpenito, LJ.2012; 360).
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. (Wilkinson Judith M, 2011;
512). Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.
12

4) Tanda klinis :
(1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
(2) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
(3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
(4) Adanya jumlah asupan yang berlebihan
(5) Aktivitas menurun atau monoton.

5) Kemungkinan penyebab :
(6) Perubahan pola makan
(7) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. (AAA.Hidayat.2006; 67).
6) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. (AAA.Hidayat.2006; 68).
Perubahan pola makan normal yang mengakibatkan perubahan berat badan.
(Taylor, M, 2010; 235).
Munculnya resiko perubahan pola makan normal yang mengakibatkan
peningkatan berat badan (Taylor, M, 2010; 237).

7) Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa ,
konjungtiva, dan lain – lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
8) Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
9) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
13

10) Jantung Koroner


Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain. (AAA.Hidayat.2006; 68).
11) Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak secara
berlebihan. (AAA.Hidayat.2006; 68).
12) Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi. (AAA.Hidayat.2006; 69).
27

2.2.5 Patofisiologi (Patway)

Gangguan mekanis sistem pencernaan Gangguan Kimiawi Sistem Pencernaan

Hormon T3,T4.dan TSH Asam Lambung

Faringitis Tonsilitis Parotitis Sakit gigi Stomatitis

Kemampuan Menelan Kemampuan Mengunyah Laju Metabolisme Iritasi Dinding lambung

Anorexia Kebutuhan Energy Nausea & Vomiting

Dehidrasi

Mk : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

Malaise Albumin serum Mk: Gangguan keseimbangan cairan Elektrolit

Mk: gangguan mobilitas Fisik Mk: Resko Tinggi Infeksi


15

1.1.5 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)


1) Kekurangan Nutrisi
(1) Penurunan
(2) BB dibawah normal
(3) Malaise
(4) Myalgia
(5) Defisit Albumin Serum
2) Kelebihan Nutrisi
(1) Peningkatan BB
(2) BB diatas Normal
(3) Dm
(4) PJK

1.1.6 Komplikasi
1) Malnutrisi
Kekurangan Zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisnya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
3) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas ,serta
asupan kalsium ,natrium, dan gaya hidup yang berlebuhan.
4) Penyakit jantung Koroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan
kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, oesitas ,dan lain- lain .
5) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak
secara berlebihan
16

6) Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi ,pembengkakanbadan, nyeri abdomen, kedinginan,
letargi ,dan kelebihan energi.

1.1.7 Pemeriksaan Penunjang


Agar didapat dukungan nutrisi yang adekuat penting dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Penilaian status gizi untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Penilaian stess mrtabolik mengetahui perubahan metabolisme akibat
penyakit
3) Pemantauan kebutuhan nutrisi dan metode pemberian
4) Pemeriksaan laboratorium yang berkaitam dengan perubahan metabolisme :
(1) Eksresi Nitrogen Urea Urin (NUU)
(2) Kadar Glukosa Darah
(3) Asam Laktat Plasma
(4) Glukosa Urin
(5) Analisa Gas Darah
(6) Benda Keton
Pemeriksaan Laboratorium yang pennting pada gangguan metabolisme
karbohidrat:
(1) Pemeriksaan Urin
(2) Glukosa Darah
(3) Hb A1 C/ Hb A1 total
(4) Fructosamin
(5) Insulin/Glukagn
(6) C-peptide
(7) Benda keton
(8) Analisa gas darah
17

1.1.8 Penataklasanaan Medis


1) Timbang badam setiap hari dan pantau hasil pemeriksaan laboratorium ,
misalnya: Hb ,albumin ,nematokrit.
2) Tentukan kebutuhan kalorin harian yang realistis dan adekut, konsekuen pada
ahli gizi.
3) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat,negosiasikan dengan klien. Tujuan
masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil.
4) Pertahanka kebersihan mulut yang baik (sikat gigi, membersihkan /membilas
mulut) sebelum dan sesudah mengunyah makanan.
5) Jelaskan tentang konsep keseimbangan intake output.

1.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


1) Air
Merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel tergantung pada
lingkungan cairan. Air menyusun 60%-70% dan seluruh berat badan. Presentase
seluruh air dalam tubuh lebih banyak untuk orang kurus dari pada yang gemuk karena
otot terdiri dari banyak air dari pada jaringan lain kecuali darah.
2) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama setiap 1 g karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disismpan dalam hati dan otot berbentuk
glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa,
pecahan energi selama masa istirahat atau puasa. Kelebihan energi karbohidrat
berbentuk asam lemak. Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses ,yaitu:
(1) katabolisme glikogen menjadi glukosa ,karbon dioksida dan air disebut
glokogenolisis.
(2) Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.
(3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
glukoneogenesis.
3) Protein
Protein memberikan sumber energy dan juga penting untuk mensintesis/
membanhun jaringan tubuh dalam pertumbuhan ,pemeliharaan ,dan perbaikan.
Bentuk protein yang paling sederhana adalah asam amino.
18

4) Lemak
Lemak merupakan sumber energi paling besar 1g lemak akan menghasilkan 9
kkal.lipid adalah lemak yan dapat membeku pada suhu ruangan tertentu,dimana lipid
tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
(1) Pernapasan ,sirkulasi darah ,suhu tubuh dll
(2) Kegiatan mekanik oleh otot
(3) Aktivitas otak saraf
(4) Energi kimia untuk membangun jaringan enzim
(5) Sekresi cairan pencernaan
(6) Absorbsi zat –zat gizi disaluran pencernaan
(7) Pengeluaran hasil metabolisme
Faktor- faktor yang mempeharuhi kebutuhan energi :
(1) Basal metabolisme meningkat
(2) Aktivitas tubuh
(3) Faktor usia
(4) Suhu lingkungan
(5) Penyakit

5) Vitamin
Merupakan subtansi prganic dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial
untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam jumlah
yang dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet.
6) Mineral
Mineral dikategorikan menjadi 2 :
(1) Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih dari
100 mg.
Contohnya : kalsium, phospor ,sodium,potasium,magnesium ,klorida dan sulfur.
(2) Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kyrang
lebih 100 mg
Contohnya : besi,seng,mangan, iodium,selinium,cobalt,kromium,tembaga dan
klorida.
19

1.3 Manajemen Asuhann Keperawatan


1.3.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi:
1.3.1.1 Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer register,
diagnosa medis, dan lain-lain.
1.3.1.2 Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan
rencana makanan untuk masa selanjutnya.
1.3.1.3 Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian

1.3.1.4 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit
1.3.1.5 Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu
maupun sekarang
1.3.1.6 Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada yang
memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
1.3.1.6 Tingkat Aktifitas sehari-hari
1) Pola Istirahat /Tidur
(1) Waktu tidur
Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan dilakukan di
rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur selama di rumah
sakit
(2) waktu bangun
20

waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses NERM ke posisi
yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan pada saat
pasien sudah di rumah sakit
(3) masalah tidur
apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat sebelum
sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit
(4) hal-hal yang mempermudah tidur
hal-hal yang dapat membuat pasien mudah untuk dapat tidur secara nyenyak
(5) hal-hal yang mempermudah pasien terbangun
hal-hal yang menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien secara mudah
terbangun. (Stuart dan Sunden, 1995)
1.3.1.7 Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak, dibantu atau secara
mandiri
2) Buang Air Besar
Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari
BAB pasien (encer, keras, atau lunak)

3) Kesulitan BAK / BAB


Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien yang kebutuhan
nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat
4) Upaya mengatasi BAK / BAB
Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi
1.3.1.8 Pola Makan dan Minum
5) Jumlah dan jenis makanan
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan yang di
konsumsi
6) Waktu pemberian makanan
Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan yang di
berikan
7) jumlah dan jenis cairan
21

berapakah jumlah dan apasajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien
yang setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit
8) waktu pemberian cairan
waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan cairan
9) masalah makan dan minum
masalah-masalah yang dialami pasien saat akan ataupun setelah
mengkonsumsi makanan maupun minuman
Kebersihan Diri / Personal Hygiene
10) pemeliharaan badan
kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap harinya mulai dari mandi,
keramas, membersihkan kuku dan lain-lain
11) pemeliharaan gigi dan mulut
rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien menggosok gigi dalam sehari
12) pola kegiatan lain
kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien dalam pemeliharaan badan
Data Psikososial
13) pola komunikasi
pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang lain, orang yang paling dekat
dengan pasien
14) dampak di rawat di Rumah Sakit
dampak yang ditimbulkan dari perawatan di Rumah Sakit
1.3.1.8 Data Spiritual
1) ketaatan dalam beribadah
2) keyakinan terhadap sehat dan sakit
3) keyakinan terhadap penyembuhan
1.3.1.9 Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
Composmentis, somnolen, koma, delirum
3) Kesadaran
(1) Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa criteria mulai dari tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
(2) Pemeriksaan Kepala
22

Pada kepala yang dapat kita lihatadalah bentuk kepala, kesimetrisan,


penyebaran rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut
(3) Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
(4) Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan dan kesimetrisan
(5) Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping hidung, keadaan
membrane mukosa dari hidung
6) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut atau kronis
7) Pemeriksaan Leher
Inspeksi : adakah kelainan pada kulit leher
Palpasi : palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok), adakah
pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena jugularis
8) Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur, warna
kulit
9) Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
10) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi : mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran jantung
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi : bunyi jantung I dan II
11) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah ada pembesaran
abdomen)
Auskultasi : mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi : apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung (timpani)
Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi.
23

12) Pemeriksaan Genetalia


Inspeksi : keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari kulit
disekitar genetalia
Palpasi : adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
13) Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
14) Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan pada anus
15) Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi sensorik
16) Pemeriksaan Status Mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi dan bahasa, dan motivasi
17) Pemeriksaan Tubuh Secara Umum
Kebersihan, normal, postur
18) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hemoglobin, glukosa, elektrolit, dan
lain-lain. (AAA.Hidayat.2006; 70 – 71).

1.3.2 Diagnosa Keperawatan


1.3.2.1 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia.
1.3.2.2 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual dan muntah.
1.3.2.3 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan gangguan absorbsi.

1.3.3 Intervensi Keperawatan


1.3.3.1 Dx I : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia
24

1.3.3.2 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam maka


diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan nafsu makan pasien
meningkat
1.3.3.3 Kriteria Hasil :
1) Observasi TTV dalam keadaan normal
2) Pasien mau makan lagi
3) Nafsu makan pasien meningkat
4) Pasien mengatakan merasa nyaman dan lebih sehat karena kebutuhan nutrisinya
terpenuhi
1.3.3.4 Intervensi :
1) Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan
keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun
R/ : agar terjalin hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan
2) Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
R/ : agar pasien mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi
3) Kaji faktor yang berhubungan dengan nafsu makan
R/ : mengidentifikasi dan meningkatkan nafsu makan pasien
4) Motivasi pasien untuk makan sedikit (dalam porsi kecil rendah lemak dan
rendah serat) dan makan lebih sering (selama tidak ada kontraindikasi)
R/ : agar pasien mau makan lagi dan bisa meningkatkan nafsu makan
5) Observasi TTV
R/ : sebagai parameter untuk mengetahui perkembangan pasien
6) Kolaborasi dengan tim medis
R/ : untuk menentukan tindakan selanjutnya dan mempercepat proses penyembuhan

Dx II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan mual dan muntah


1.3.3.5 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi
pasien dapat terpenuhi dan mual atau muntah pasien hilang
25

1.3.3.6 Kriteria Hasil :


1) Observasi TTV dalam keadaan normal
(1) Porsi makan habis
(2) Intake makan meningkat
(3) Mual dan muntah pasien hilang
(4) Pasien mengatakan merasa nyaman karena kebutuhan nutrisi
terpenuhi dan merasa lebih sehat
1.3.3.7 Intervensi :
1) Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan
keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun
R/ : agar terjalin hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan
2) Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
R/ : agar pasien mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi
3) mMonitor Berat Badan
R/ : untuk mengetahui perkembangan berat badan pasien
4) Berikan makanan kesukaan jika tidak ada kontraindikasi
R/ : meningkatkan nafsu makan pasien
5) Modifikasi pengujian makanan
R/ : agar nafsu makan pasien bisa bertambah dan mengurangi mual
6) Anjurkan untuk menjaga oral hygiene
R/ : untuk menjaga kebersihan mulut pasien dan mengurangi mual
7) Atur jadwal tindakan medis keperawatan agar tidak menurunkan nafsu makan
R/ : agar tidak mengganggu jadwal makan pasien
Dx III : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan gangguan absorbsi
1.3.3.7 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi
pasien dapat terpenuhi
1.3.3.8 Kriteria Hasil :
(1) Observasi TTV dalam keadaan normal
(2) Intake makanan meningkat
26

(3) Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi


(4) Pasien merasa lebih sehat
1.3.3.9 Intervensi :
1) Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan
keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun
R/ : agar terjalin hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan
2) Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
R/ : agar pasien mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
3) Motivasi pasien untuk makan sedikit (dalam porsi kecil) dan lebih sering
(selama tidak ada kontraindikasi)
R/ : meningkatkan nafsu makan pasien
4) Observasi TTV
R/ : sebagai parameter untuk mengetahui perkembangan pasien
5) Kolaborasi dengan tim medis
Berikan terapi medika mentosa sesuai program dan berikan nutrisi parenteral per IV
sesuai program
R/ : memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

1.3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana intervensi keperawatan yang selalu ditentukan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang muncul.

1.3.5 Evaluasi keperawatan


Evaluasi terhadap maslah kebutuhan nurisi secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam:
1.3.5.1 Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam
makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
1.3.5.2 Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan
27

1.3.5.3 Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan


adanya proses pencernaan makan yang adekuat. (AAA.Hidayat.2006)
BAB 2
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek- aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek –aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi- fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh
,mempertahankan suhu,fungsi enzim,pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia maka akan terhindar
dari ancaman-ancaman penyakit.
2.2 Saran
Kebutuhan dasar nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan
dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan dimbangin keadaan hidup
bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari ,karena tanpa
setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune menurun.

28
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008.Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta:Salemba Medika

Carpenito, LJ.2012.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.13.Jakarta: EGC

Perry & Potter. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Vol. 1. Edisi 4.Jakarta:EGC

Perry & Potter. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 3


Ed.7.Jakarta:EGC

Sarwadi & Erwanto.2014. Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta:Dunia


Cerdas

Anda mungkin juga menyukai