Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN NUTRISI
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners
Departemen Keperawatan Dasar Profesi

Oleh :

Oleh :
YUDHA PRASETIA ANGGARA
NIM. 2333011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dasar Profesi (KDP) dengan kasus OF H4
dengan masalah kebutuhan nutrisi Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Sitiarjo, yang dilakukan
oleh :
Nama : Yudha Prasetia Anggara
NIM : 2333011
Prodi : Pendidikan Profesi NERS
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik progam pendidikan Profesi NERS
Departemen Keperawatan Dasar Profesi (KDP), yang dilaksanakan pada tanggal 25 s/d 30
September 2023, yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : sabtu
Tanggal : 30 September 2023

Malang, 30 September 2023

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(Frastiqa Fahrani, S.S.Kep,Ns.,M.Biomed) (Ellan Kukuh N, S.Kep,Ns)


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan Dasar


1. Pengertian nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit.
Gizi merupakan substansi organic yang dibutuhkan organisme untuk memulihkan
fungsi normal tubuh seperti system tubuh, daya tahan tubuh dari virus maupun bakteri
serta berperan dalam pertumbuhAnak Gizi berasal dari kata berbahasa arab yaitu
ghidza yang artinya makanAnak Dalam Bahasa inggris gizi disebut juga dengan
nutrition yang berarti bahan makanan atau suatu zat gizi. Zat gizi atau nutrients
adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun
dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupAnak
2. Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
IdealBody Weight (IBW)
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badAnak
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kkelebihan berat badan atau kekurangan berat badAnak Rumus BMI
diperhitungkan:
BB(kg)_ BB(pon) x 704,5_
Atau TB(inci)2
TB(m)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berta
badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi
10% dari jumlah itu Rumus:

{TB(cm) – 100 – 10%}

Rumus berat badan balita:

2n+8 ( n= umur)

3. Elemen Nutrien/Zat Gizi


Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber
energi dari makanan sedangkan vitamin, mineral dan air merupakan substansi penting
untuk membangun, mempertahankan dan mengatur metabolism jaringan tubuh.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap
makanAnak Kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada dapat
menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan menurun. Jumlah karbohidrat
yang cukup dapat diperoleh dari susu, padipadian, buah-buahan, sukrosa, sirup,
tepung dan sayursayuran
b. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma
sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk
pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga
keseimbangan osmotik plasma. Kekurangan protein akan dapat menyebabkan
kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk akan menyebabkan
kekurangan Energi Protein (KEP) berat, yaitu marasmus dan kwasiorkor.
Komponen protein ini dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju,
kedelai kacang, buncis dan padi-padiAnak
c. Lemak
Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi dan pelindung organ tubuh
terhadap suhu, seperti pembuluh darah, saraf, organ, dan lain-lain. Kekurangan
lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit, khususnya asam linoleat
yang rendah dan berat badan kurang. Jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh
dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan
minyak sayur.
d. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organic yang tersusun dari karbon, hydrogen, oksigen,
dan terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah kecil agar
metabolism, pertumbuhan dan prkembangan berjalan normal. Vitamin hanya
dapat diperoleh dari makanan dan tidak dapat menghasilkan energi. Jika proses
penyimpanan dan pengolahan terjadi kesalahan maka vitamin akan rusak.
e. Mineral
Mineral merupakan komponen utama tubuh atau penyusun kerangka tulang, gigi,
dan otot-otot. Mineral merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai
elektrolit yang mengaturtekanan osmuse (fluid balance), mengatur keseimbangan
basa asam dan permeabilitas membrane. Dan mineral juga mengatur tekanan
osmotic dalam tubuh, transmisi sel serta kontraksi otot.

f. Air
Air merupakan medium yang sangat penting dalam keberlangsungan makhluk
hidup termasuk sel. Air berfungsi sebagai pelarut, alat angkut zat-zat gizi,
katalisator dalam berbagai reaksi biologi, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu
tubuh, dan peredam benturan organ organ tubuh.
4. Fungsi zat gizi
a. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik
b. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan
c. Sebagai pelindung dan pengatur
5. Masalah kebutuhan nutrisi
a. Kekurangan nutrisi
Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau
risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolism
a) Tanda klinis : BB 10-20% dibawah normal, TB dibawah ideal, adanya
kelemahan dan nyeri tekan pada otot, adanya penurunan albumin serum
b) Penyebab : disfagia, nafsu makan menurun, penyakit infeksi dan kanker,
penurunan absorpsi nutrisi
b. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu penyakit malnutrisi protein yang paling akut di
dunia. Hal ini juga dikatakan sebagai malnutrisi protein-kalori yang mirip dengan
marasmus, tapi yang membedakan antara marasmus dengan kwashiorkor adalah
adanya edema yang biasanya terlihat pada kaki.
Gejala lain dari kwashiorkor antara lain perut buncit, pembesaran hati, penipisan
rambut dan tekstur rambut yang kasar, gigi mudah copot, dan dermatitis.
c. Marasmus
Marasmus adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan protein dan kalori
yang sangat parah dan merupakan salah satu penyakit yang paling umum pada
anak-anak.
Pada kondisi marasmus, berat tubuh lebih rendah 80% dari berat normal yang
seharusnya sehingga tubuh seseorang tampak kurus. Pengecilan otot, kulit kering
dan bersisik, dan kulit longgar merupakan gejala lain dari marasmus.
d. Kelebihan nutrisi
Suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan BB
akibat asupan kebutuhan metabolism berlebih
a) Tanda klinis : BB lebih dari 10% BB ideal, obesitas, aktivitas menurun dan
monoton, lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita.
b) Penyebab : perubahan pola makan, penurunan fungsi pengecapAnak
e. Obesitas
BB yang mencapai > 20% BB normal
f. Diabetes militus
Gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism
karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan
g. Anemia
Anemia adalah penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan karena
kurang gizi. Meskipun anemia dapat dipicu oleh banyak faktor, tapi salah satu
alasan utama terjadinya anemia adalah kekurangan zat besi dan defisiensi vitamin
B12.
Kondisi anemia juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas,
kelelahan, pucat dan gejala lain yang menunjukkan rendahnya jumlah
hemoglobin.
h. Gondok
Gondok adalah penyakit yang sebagian besar disebabkan karena kekurangan
yodium dalam makanAnak Gejala khas dari gondok ini adalah pembengkakan
kelenjar tiroid. Gejala lainnya mirip dengan gejala penderita hipotiroidisme,
seperti lesu, lemah, tingkat metabolisme yang rendah, peningkatan kerentanan
terhadap dingin, dan lain-lain.
i. Anoreksia nervosa
Penurunan BB secara mendadak dan berkepanjangan yang ditandai dengan
adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan
j. Defisiensi vitamin
a) Vitamin A
Kekurangan vitamin ini termasuk defisiensi vitamin A, vitamin B1, vitamin
B2, vitamin B3, vitamin 12, vitamin C, dan vitamin D. Kekurangan vitamin
A merupakan penyebab umum rabun senja, kebutaan permanen serta sangat
rentan terhadap infeksi, gangguan nafsu makan, kulit kering dan kasar,
kerusakan rambut, kesulitan dalam penyembuhan luka, dan lain-lain.
b) Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 atau tiamin dapat menyebabkan gejala seperti badan
lesu, menurunnya nafsu makan, dan depresi mental. Penyakit karena
defisiensi tiamin yaitu beri-beri. Penyakit ini disebabkan akibat makanan
yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
c) Vitamin B2
Kekurangan vitamin B2 atau riboflavin biasanya sangat berhubungan dengan
penyakit malnutrisi protein dan energi. Gejala defisiensi riboflavin termasuk
sakit tenggorokan dengan pembengkakan dan kemerahan dari mulut,
cheilosis, stomatitis, glositis, dermatitis, dan lain-lain.
d) Vitamin B3
Kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan penyakit pellagra. Salah satu
gejala pellagra adalah keretakan kulit yang mirip dengan terbakar sinar
matahari, retak, berkerak, dan bersisik. Selain itu kekurangan vitamin B3
dapat menimbulkan gejala seperti luka sariawan, depresi, diare, kelelahan,
sakit kepala, insomnia, dan nyeri anggota badAnak
e) Vitammin B12
Kekurangan vitamin B12 ditandai dengan gejala seperti kesemutan pada
lidah, anemia, bintik-bintik putih pada kulit, luka pada mulut, sesak napas,
sakit kepala yang mirip serangan migrain, dan lain-lain.
f) Vitamin C
Kekurangan vitamin C atau asam askorbat ini menyebabkan kondisi yang
dikenal sebagai penyakit kudis. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti
gusi berdarah, penyembuhan luka yang sangat lama, bintik-bintik pada kulit,
dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
g) Vitamin D
Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena kurangnya asupan kalsium
ditambah dengan paparan sinar matahari yang tidak memadai. Gejala
kekurangan vitamin D menyebabkan pembentukan tulang terganggu,
sehingga tulang menjadi sangat lunak seperti pada osteomalacia maupun
osteoporosis.
6. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makAnak Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi,
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi (Hidayat,
2008).
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makAnak
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah tempe
yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak digunakan
sebagai makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa
mengkonsumsi tempe dapat merendahkan status derajat (Hidayat, 2008).
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah terdapat
larngan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu
merupakan sumber vitamin yang baik (Hidayat, 2008).
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat mempengaruhi status gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh (Hidayat, 2008).
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan
bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi dan sebaliknya
(Hidayat, 2008).
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et al., 1996).
Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatAnak
Semua data data dikumpul secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien
saat ini. Dalam pengumpulan data metode yang digunakan adalah wawancara,
observasi, serta pemeriksaan fisik. Pengkajian harus dilakukan secara lengkap terkait
dengan aspek biologis, psikologis, social, dan spiritual klien. Tujuan dari pengkajian
menetapkan data dasar dan mengumpulkan informasi terkait dengan kebutuhan dan
masalah kesehat Anak
a. Riwayat makan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun yang diabaikan, lalu makanan yang lebih
disukai, kemudian strategi apa yang dapat digunakan untuk membantu
merencAnak An jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan untuk masa
selanjutnya
b. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain
kemampuan mengunyah, menelan dan kemampuan anak dalam memakan
makanannya sendiri tanpa bantuan orang lain
c. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi, meliputi triguna makanan: Zat
tenaga, (karbohidrat), Zat pembangun (protein dan lemak) Zat pengatur (vitamin
dan mineral).
d. Nafsu makan serta jumlah asupan
e. Tingkat aktivitas
f. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dinilai dari pemeriksaan fisik terhadap, aspek-aspek
berikut:

a) rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami
kebotakan bukan karena faktor usia
b) daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap, mata
cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah,
c) daerah bibir tidak kering seperti pecah pecah ataupun pembengkakan,
d) lidah berwarna merah gelap tidak berwarna terang dan tidak ada luka pada
permukaannya,
e) gusi tidak bengkan tidak berdarah dan gusi mengelilingi gigi harus rapat serta
erat tidak tertarik kebawah sampai bawah permukaan gigi,
f) gigi tidak berlubang dan tidak berwarna,
g) kulit halus dan elastis, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan atau
tidak terjadi pendarahan yang berlebihan
h) kuku jari kuat dan berwarna merah muda
g. penilaian status gizi
a) Pengukuran antropometri antropometri adalah suatu system pengukuran
ukuran dari susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Ditinjai dari sudut
padang gizi Anak Antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur
dan tingkat gizi. Berbagai jenis pengukuran antara lain:
1) Berat badan (BB) berat badan merupakan ukuran antropometri yang
terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Disamping
itu berat badan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanAnak Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air
dan mineral BB=(TB-100)-
10%(TB-100) sedangkan untuk berat badan ideal kriterianya adalah
(a) > 110 % dari berat badan standar = gemuk
(b) 90% - 110% dari berat badan standar = ideal
(c) 70% - 90% dari berat badan standar = sedang
(d) < 70% = sangat kurus

2) Tinggi badan (TB)


Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan sekarang.
Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan klien berdiri, rentang lengan,
atau jarak dari ujung jari keujung jari dengan diulurkan penuh pada
tingkat bahu kurang lebih ketinggian untuk orang dewasa
3) Lingkar lengan atas (LILA)
Pada balita pengukuran LILA dapat menilai status kurang energi dan
protein (KEP). Standar LILA menurut Depkes adalah berkisaran <11,,5
cm pada umur 2-5 tahun
4) Lipatan trisep
Pengukuran lipatan trisep dimaksudkan untuk menentukan status lemak
tubuh. Pengukuran lipatan trisep dilakukan dengan menggunakan caliper
b) Biokimia
Pengkajian status nutrisi klien perlu ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium antara lain:
1) Hemoglobin (Hb)
Nilai normal hemoglobin yaitu:
Bayi baru lahir 17-22 g/dl
Anak Anak 11-13 g/dl
Pria 13-16 g/dl
Wanita 12-14 g/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan anemia.
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang
yang tinggal didaerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit
seperti radang paru-paru, tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa
meningkatkan kadar hemoglobin
2) Hematocrit (Het)
Hematocrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan
cara memutarnya didalam tabung khusus yang dinilainya dinyatakan
dalam persen (%) dengan cara perhitungan:
Het = x100%
Hematocrit normal pria dan wanita yaitu 4 – 5,2 g/dl.
Makanan dengan tinggi protein pada pasien dengan hypoalbuminemia
adalah meningkatkan dan mempertahankan kadar albumin untuk
mencegah
komplikasi lebih lanjut
3) Penilaian status protein
Dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fraksi protein yaitu albumin,
globulin dan fibrinogen.
4) Penilaian status vitamin
Penilaian status vitamin tergantung dari vitamin yang ingin diketahui
misalnya vitamin A denial dengan memeriksa serum retinol, vitamin D
dinilai dengan pemeriksaan kalsium serum, vitamin E dengan penilaian
serum vitamin E, vitamin C dapat dinilai melalui pemeriksaan perdarahan
dan kelainan radiologis yang ditimbulkannya.
5) Penilaian status mineral
Misalnya iodium dinilai dengan memeriksa kadar yodium dalam urine
dan kadar hormone TSH (Thyroid Stimulating Hormone).
6) Observasi klinis
Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara pengkajian
nutrisi. Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang
tidak dapat mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat
diobservasi selama pengkajian fisik. Ketika pengkajian fisik system tubuh
yang umum selesai, perawat dapat memeriksa kembali area yang
berhubungan untuk mengevaluasi status nutrisi klien. Tanda tanda klinis
status nutrisi memberikan pedoman untuk observasi selama pengkajian
fisik
7) Riwayat konsumsi nutrisi
Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien.
Riwayat konsumsi nutrisi / diet
Pola diet / makan Vegetarian, tidak makan ikan
laut dll
Kebiasaan makan Makan bersama sama, makan
sambil mendengarkan music,
menelan sambil menonton
televisi dll
Makanan kesukaan Suka makan dengan lahap, suka
coklat, suka roti, dll
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang
diminum, jenis minuman, dll
Problem diet Sukar menelan, kesulitan
mengunyah, dll
Aktivitas fisik Jenis pekerjaan, waktu bekerja
siang / malam, perlu makanan
tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan Adanya riwayat penyakit
diabetes militus, adanya alergi
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan
klien mengenai kebutuhan
nutrisi
2. Diagnosa
Berdasarkan SDKI diagnosis keperawatan difokuskan pada masalah pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Diagnosis keperawatan yang lazim muncul pada keluarga
gizi kurang yaitu (SDKI, 2017)
a. Risiko defisit nutrisi
b. Defisit nutrisi
3. Intervensi
Intervensi keperawatan / perencanaan merupakan proses penyusunan strategi yang
dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan klien
yang telah diidentifikasikan dan divalidai pada tahap perumusan diagnosis
keperawatAnak Intervensi dilakukan dengan menetapkan tujuan dan kriteria hasil.
Intervensi dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar klien baik fisiologis
maupun psikologis. Intervensi dapat berupa tindakan mandiri, kolaboratif, langsung
dan tidak langsung yang terdiri dari tindakan pengobatan, pencegahan dan promosi
kesehatan ( Riasmini dkk, 2017)

No Dianosa Tujuan Intervensi


1 Defisit nutrisi Luaran utama: status SIKI
nutrisi Luaran Manajemen nutrisi:
tambahan: a. identifikasi status
- berat badan nutrisi
- perilaku b. identifikasi
makanan yang
- meningkatkan disukai
berat badan c. identifikasi
kebutuhan kalori
d. monitor berat badan
e. lakukan oral hygene
sebelum makan
f. fasilitasi menentukan
pedoman diet dengan
piramida makanan
g. menganjurkan untuk
menyajikan makanan
secara menarik
h. menganjurkan untuk
berikan
makanan tinggi
serat, tinggi kalori
dan tinggi protein
i. berikan
suplemen
makanan
j. kolaborasi dengan
ahli gizi

4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun secara spesifik dan berfokus
pada pencapaian hasil (Riasmini dkk, 2017).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakhir dari proses keperawatan yaitu tindakan intelektual
untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, perencanaan / intervensi dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai.
Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga
kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria
hasil, pasien dapat keluar dari siklus proses keperawatan, jika evaluasi menunjukan
sebaliknya maka perlu dilakukan kajian ulang secara umum. Evaluasi ditunjukan
untuk menilai kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI


DIRUANG RAWAT INAP PUSKESMAS SITIARJO

A. Identitas Klien
1. Identitas klien
Nama : An. R
Usia : 8 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status perkawinan : belum menikah
Alamat : Sitiarjo
Agama : Islam
Suku/Bangsa : jawa/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
No.RM : 20233xxxx
Tgl.Mrs : 25/09/2023
Tgl Pengkajian : 25/09/2023
Dx Medik : OF H-4
2. Identitas penanggung jawa
Nama : Ny. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Status perkawinan : kawin
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sitiarjo
Hubungan pasien : ibu kandung pasien

B. Status kesehatan saat ini


1. keluhan utama : demam, batuk,pilek, tidak mau makan
2. riwayat kesehatan sekarang : ibu pasien mengatakan anaknya demam, batuk pilek
sudah 4hari, dan tidak mau makan, sudah minum obat tetapi demam tidak turun
C. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
D. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan dan menular
seperti HT, Hepatitis

E. Pola Aktifitas – Latihan


Rumah Rumah sakit
Makan/minum (0) (2)
Mandi (0) (2)
Berpakaian/berdandan (0) (2)
Toileting (0) (2)
Mobilitas di tempat tidur (0) (2)
Berpindah (0) (2)
Berjalan (0) (2)
Naik tangga (0) (2)
Pemberian Skor : 0= mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang
lain, 4 = tidak mampu
F. Pola makan dan minum
Rumah Rumah sakit
Jenis diit/makan Nasi, sayur,lauk,pauk Diit nasi tim
Frekuensi/pola 3x sehari 3x sehari
Porsi yang dihabiskan Porsi habis Habis 3-4 sendok
Nafsu makan Sedang/stabil menurun
Frekuensi BB 6 bulan 26 kg 23 kg
terakhir
Frekuensi minum Air putih, 5-6 gelas/hari Air putih, 2-3 gelas perhari

G. Pola eliminasi
Rumah Rumah sakit
BAB
Frekuensi pola 1x/hari Belum BAB
Konsistensi Padat/normal feses Tidak ada
Warna & bau Coklat bau khas Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi pola 4-5 kali/hari 3-4x/hari
Konsistensi cair, jernih, bau khas Cair, Kuning pekat

H. Pola istirahat-tidur
Rumah Rumah sakit
Tidur siang lamanya ±2jam ±1 jam
Tidur malam lamanya ±7-8 jam ±5-6 jam

I. Pola kebersihan diri


Rumah Rumah sakit
Mandi 2x/hari 1x sehari hanya seka
Keramas 2 hari sekali Belum keramas
Gosok gigi 2x/sehari Belum gosok gigi
Ganti baju 2x/sehari 1x sehari

J. Pola toleransi – koping Stres


1. Pengambilan keputusan : dibantu orangtua
2. Harapan setelah menjalani perawatan : kondisi anaknya terus membaik
3. Perubahan yang dirasa setelah sakit : badan lemas

K. Pola nilai dan kepercayaan


1. Klien beragama islam , klien selalu sholat 5 waktu, klien biasa mengikuti kegiatan di
masyarakat
L. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : lemah
a GCS : 4-5-6
b Kesadaran : Compos mentis
c Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mMhg
N : 60 x/menit
S : 38.2
RR : 20x/menit
SPO2 : 97%
BB : 23kg (sebelum sakit 26kg)
2. Kepala dan leher
a Kepala : bentuk simetris, rambut hitam bersih, tidak ada massa
b Mata : bentuk simetris, konjungtiva merah muda, reflek pupil baik
c Hidung : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
d Mulut dan tenggorokan : tidak ada gangguan , mukosa bibir kering, tidak ada
perdarahan gusi , tidak ada kesulitan menelan
e Telinga : bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu dengar ,
pendengaran normal
f Leher : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
3. Dada
Bentuk simetris, pergerakan dada normal, tidak ada nyeri tekan. Ronchi (-), wheezing
(-), sekresi(+)
4. Payudara dan ketiak
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bentuk simeris
5. Abdomen
bising usus 20x/menit, tidak ada nyeri tekan

6. Genetalia
Klien tidak terpasang kateter, genetalia bersih
7. Ekstremitas
tidak ada edema, tidak ada luka,
Kekuatan otot 5 5
5 5
8. Kulit dan kuku
Tidak ada lesi, turgor kulit <2 detik
M. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Labolatorium
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

1. WBC 8,45 10^3/ µL 4,10-11,00

 NE% 56,40 % 47,00-80,00

 LY% 22,30 % 13,00-40,00

 MO% 7,00 % 2,00-11,00

 EO% 5,70 % 0,00-5,00

 BA% 0,20 % 0,00-2,00

 NE# 6,70 10^3/ µL 2,50-7,50

 LY# 2,70 10^3/ µL 1,00-4,00


 MO# 0,60 10^3/ µL 0,10-1,20

 EO# 0,50 10^3/ µL 0,00-0,50

 BA# 0,00 10^3/ µL 0,00-0,10

2. RBC 12,5 10^6/ µL 4,50-5,90

3. HGB 12,50 9/dL 13,50-17,50

4. HCT 38,00 % 41,00-53,00

5. MCV 148 fL 80,00-100,00

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DS : ibu klien mengatakan Keengganan untuk makan : Defisit nutrisi
“nafsu makannya turun, daari nafsu makan menurun
kemarin tidak mau makan”
DO :
porsi makan 3-4 sendok
berat badan menurun
BB sekarang : 23 kg
BB sebelum sakit: 26 kg
Membran mukosa kering

DS: Proses penyakit Hipertermi


Ibu klien mengatakan
anaknya demam 4 hari,
demam naik turun

DO:
Kulit terasa hangat
Suhu tubuh diatas nilai
normal
suhu 38,2
nadi : 60 x/menit
spo2 98%

DIAGNSOA KEPERAWATAN
1 Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untukmakan) d.d nafsu makan menurun
2 Hipertermi b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Defisit nutrisi b.d faktor Tujuan : Manajemen nutrisi (I.03119)
psikologis (keengganan
Setelah dilakukan tindakan 1 Identifikasi status nutrisi
untukmakan) d.d nafsu
makan menurun keperawatan 3x24 jam 2 Monitor asupan makanan
diharapkan status nutrisi 3 Monitor berat badan
membaik dengan kriteria 4 Lakukan oral hygiene sebelum
hasil : makan
1 Porsi makanan yang 5 Sajikan makanan secara menarik
dihabiskan meningkat dan suhu yang sesuai
2 Berat badan membaik 6 Berikan makanan tinggi kalori dan
3 Frekuensi makan tinggi protein
membaik 7 Berikan suplemen makanan
4 Nafsu makan membaik 8 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
Hipertermi b.d proses Tujuan : Manajemen hipertermia (I.15506)
penyakit d.d suhu tubuh
Setelah dilakukan tindakan 1 Identifikasi penyebab hipertermia
diatas nilai normal
keperawatan 3x24 jam 2 Monitor suhu tubuh
diharapkan termoregulasi 3 Monitor komplikasi akibat
membaik, dengan kriteria hipertermia
hasil: 4 Longgarkan pakaian
1 Suhu tubuh membaik 5 Berikan cairan oral
2 Suhu kulit membaik 6 Berikan kompres dingin pada dahi,
leher,dada,abdomen,aksila
7 Anjurkan tirah baring
8 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO Tgl/Jam Implementasi Evaluasi


DX
1 25/09/.23 1 Mengidentifikasi status nutrisi S : ibu klien mengatakan
“nafsu makannya turun, daari
2 Memonitor asupan makanan
kemarin tidak mau makan”
3 Memonitor berat badan
O:
4 Melakukan oral hygiene sebelum
porsi makan 3-4 sendok
makan berat badan menurun
BB sekarang : 23 kg
5 Menyajikan makanan secara BB sebelum sakit: 26 kg
menarik dan suhu yang sesuai Membran mukosa kering

6 Memberikan makanan tinggi kalori A : Masalah belum teratasi


dan tinggi protein
P : lanjutkan intervensi no 1-8
7 Memberikan suplemen makanan
8 Melakukan Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
2 1 Mengidentifikasi penyebab S:
Ibu klien mengatakan anaknya
hipertermia
demam 4 hari, demam naik
turun
2 Memonitor suhu tubuh
O:
3 Memonitor komplikasi akibat
Kulit terasa hangat
hipertermia Suhu tubuh diatas nilai normal
4 Melonggarkan pakaian suhu 38,2
nadi : 60 x/menit
5 Memberikan cairan oral spo2 98%
6 Memberikan kompres dingin pada A: masalah belum teratasi
dahi, leher,dada,abdomen,aksila P : lanjutkan intervensi
7 Menganjurkan tirah baring
8 Melakukan Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit intravena

1 Selasa 1 Memonitor asupan makanan S :Ibu klien mengatakan“


anaknya sudah mulai mau
26/09/.23 2 Memonitor berat badan
makan habis ¼ porsi .
3 Melakukan oral hygiene sebelum
O:
makan
porsi makan ¼ porsi
4 Menyajikan makanan secara
A : Masalah teratasi sebagian
menarik dan suhu yang sesuai
5 Memberikan makanan tinggi kalori P : lanjutkan intervensi no 1-7
dan tinggi protein
6 Memberikan suplemen makanan
7 Melakukan Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
2 1 Memonitor suhu tubuh S : Ibu klien mengatakan
demam anaknya sudah turun
2 Memonitor komplikasi akibat
hipertermia O:
3 Melonggarkan pakaian Kulit terasa hangat
Suhu tubuh diatas nilai normal
4 Memberikan cairan oral
suhu : 37,6
5 Memberikan kompres dingin pada nadi : 80 x/menit
spo2 98%
dahi, leher,dada,abdomen,aksila
6 Menganjurkan tirah baring
7 Melakukan Kolaborasi pemberian A: masalah teratasi sebagian
cairan dan elektrolit intravena P : lanjutkan intervensi no 1-7

1 Rabu 1 Memonitor asupan makanan S :Ibu klien mengatakan“


anaknya sudah mulai mau
27/09/.23 2 Memonitor berat badan
makan, 1 porsi hapir habis
3 Melakukan oral hygiene sebelum O :
Tampak makanan 1 porsi
makan
hampir habis
4 Menyajikan makanan secara A : Masalah teratasi
menarik dan suhu yang sesuai
P : hentikan intervensi pasien
5 Memberikan makanan tinggi kalori diperbolehkan pulang
dan tinggi protein
6 Memberikan suplemen makanan
7 Melakukan Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
2 1 Memonitor suhu tubuh S : Ibu klien mengatakan
anaknya sudah tidak demam
2 Memonitor komplikasi akibat
hipertermia O:
3 Melonggarkan pakaian Suhu : 36.4
nadi : 80 x/menit
4 Memberikan cairan oral
spo2 98%
5 Memberikan kompres dingin pada
dahi, leher,dada,abdomen,aksila
A: masalah teratasi
6 Menganjurkan tirah baring
P : hentikan intervensi, klien
7 Melakukan Kolaborasi pemberian diperbolehkan pulang
cairan dan elektrolit intravena

Anda mungkin juga menyukai