C. Alasan masuk
Klien dibawa ke poli jiwa dikarenakan sering berdiam diri dan merasa sedih dan tiba-tiba
menangis karena ditinggal kekasihnya menikah.
D. Factor predisposisi
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti klien, klien
sejak kecil merasa minder dengan keadaan keluarganya, klien sering diejek temanya, dan
ketika ada masalah klien tidak pernah bercerita dengan siapapun.
E. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran : composmentis
2. TTV :
TD : 110/70 mMhg
N : 79 x/mnt
S : 36.7 °C
RR : 22 x/mnt
3. Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit fisik
F. Psikososial
Klien mengatakan kalau dirumah jarang bertemu dengan teman sekolahnya, klien anak
kedua dari 2 bersaudara, klien seorang pendiam, tidak pernah bercerita kalau ada masalah,
klien tertutup, sering merasa tidak percaya diri, merasa minder, merasa ada yang tidak suka
dengan klien. Saat bekerja klien sering bersedih. Klien jarang bersosialisasi dengan
tetangganya
G. Status Mental
Penampilan klien kurang rapi, wajah tampak lesu, klien tidak mau bicara kalau tidak diajak
bicara, klien serng tiba-tiba sedih, klien tampak kurang kooperatif dalam berinteraksi.
H. Aspek Medik
Terapi : Risperidon 2x2 mg
Merlopam 1x2 mg
ANALISA DATA
Data Diagnosa
Ds : Harga diri rendah
Klien mengatakan kalau
dirinya malu, dan jelek.
Do :
Klien merasa malu
Klien merasa tidak percaya
diri
Klien merasa tidak dihargai
oleh orang lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
INTERVENSI KEPERAWATAN
tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
28/11/2 Gangguan Konsep Setelah dilakukan 2-3 kali Promosi harga diri
2 Diri : Harga diri interaksi diharapakan harga (I.09308)
rendah diri meningkat, dengan 1. Bina hubungan saling
kriteria hasil : percaya dengan
1. Penilaian diri positif menggunakan prinsip
meningkat terapeutik
2. Percaya diri berbicara 2. Monitor verbalisasi yang
meningkat merendahkan diri sendiri
3. Perasaan malu menurun 3. Monitor tingkat harga
diri setiap waktu, sesuai
kebutuhan
4. Motivasi terlibat dalam
verbalisasi postif untuk
diri sendiri
5. Diskusikan pernyataan
tentang harga diri
6. Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
7. Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan
harga diri
8. Diskusikan alasan
mengkritik diri atau rasa
bersalah
9. Fasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang
meningkatkan harga diri.
10. Jelaskan pada keluarga
pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri
pasien
11. Anjurkan
mempertahankan kontak
mata saat berkomunikasi
dengan orang lain
12. Anjurkan membuka diri
terhadap kritik negative
13. Ajarkan cara mengatasi
bullying
14. Latih cara berfikir dan
berperilaku postiif
15. Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi.
C. Alasan masuk
Klien sering berbicara sendiri, terkadang senyum dan sedih sambil menutup telinganya.
Klien berkata mendengar bisikan-bisikan.
D. Factor predisposisi
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti klien.
E. Pengkajian Fisik
4. Kesadaran : composmentis
5. TTV :
TD : 100/70 mMhg
N : 90 x/mnt
S : 36.4 °C
RR : 22 x/mnt
6. Klien mengatakan tidak ada keluhan
F. Psikososial
Komunikasi pada keluarga klien tidak efektif. Pasien tampak tegang saat berbicara, lalu
tiba-tiba menjerit sambil menutup telinga. Klien kadang tampak diam dan tiba-tiba menjerit.
G. Status Mental
Penampilan klien kurang rapi, pasien tampak tegang, tiba-tiba pasien menjerit sambil
menutup telinga. Ketika menjawab pertanyaan perawat pasien terlihat berbelit-belit dalam
menjawab pertanyaan.
H. Aspek Medik
Terapi : Chlorpromazin 3 x 10 mg
ANALISA DATA
Data Diagnosa
Ds : Gangguan persepsi sensori :
Klien mengatakan kalau halusinasi (pendengaran)
selalu ada bisikan-bisikan
yang selalu mengganggunya
Do :
Klien menutup kedua telinga
Klien menggerakkan tangan
seperti mengusir sesuatu
Pasien tampak berkeringa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi (pendengaran)
INTERVENSI KEPERAWATAN
tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
29/11/2 Gangguan persepsi Setelah dilakukan interaksi Managemen halusinasi
2 sensori : halusinasi diharapakan halusinasi (I.09288)
(pendengaran) pendengaran membaik, 1. Bina hubungan saling
dengan kriteria hasil : percaya dengan klien
1. Verbalisasi mendengar dengan menggunakan
bisikan menurun komunikasi terapeutik
2. Perilaku halusinasi 2. Monitor perilaku yang
menurun mengindikasi halusinasi
3. Respon sesuai stimulus 3. Monitor isi halusinasi
membaik 4. Diskusikan perasaan dan
4. Konsentrasi membaik respon terhadap
halusinasi
5. Anjurkan memonitor
sendiri situasi terjadinya
halusinasi
6. Anjurkan bicara pada
orang yang dipercaya
untuk memberi dukungan
dan umpan balik terhadap
halusinasi
7. Anjurkan melakukan
distraksi
8. Ajarkan pasien dan
keluarga cara mengontrol
halusinasi
9. Kolaborasi pemberian
obat antipsikotik dan
antiansietas.
K. Alasan masuk
Klien sudah mulai berbicara ngawur dan mengamuk sejak 2 minggu yang lalu, klien gelisah,
klien merusak isi rumah dan memukul tetangga yang lewat depan rumahnya.
L. Factor predisposisi
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti klien.
M. Pengkajian Fisik
7. Kesadaran : composmentis
8. TTV :
TD : 135/70 mMhg
N : 92 x/mnt
S : 36 °C
RR : 20 x/mnt
9. Klien mengatakan tidak ada keluhan
N. Psikososial
Orang terdekat klien adalah anaknya. Klien tidak pernah mengikuti kegiatan dalam
masyarakat.
O. Status Mental
Penampilan tidak rapi, klien berbicara cepat dank eras. Klien gelisah, jalan mondar mandir
dan suka mengepalkan tangan tangan . afek klien labil, emosi klien cepat berubah-ubah,
kontak mata ada tapi kurang, selama interaksi terkadang klien menatap dengan tajam.
P. Aspek Medik
Terapi : CPZ 2 x 100mg
Stelasin 2 x 5mg
ANALISA DATA
Data Diagnosa
Ds : Perilaku kekerasan b.d
Klien mengatakan pernah perubahan status mental
memukul tetangganya
Do :
Kontak mata ada tapi kurang
Selama berinteraksi klien
tampak menatap dengan
tajam
Klien sering mengepalkan
tanganya pada orang lain
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan b.d perubahan status mental
INTERVENSI KEPERAWATAN
tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
01/12/2 Perilaku kekerasan Setelah dilakukan interaksi Pencegahan Perilaku
2 b.d perubahan status 2x pertemuan diharapakan Kekerasan (I.14544)
mental control diri meningkat, 1. Beri salam/terapeutik
dengan kriteria hasil : 2. Monitor adanya benda
1. Verbalisasi ancaman yang berpotensi
kepada orang lain membahayakan
menurun 3. Libatkan keluarga dalam
2. Perilaku menyerang perawatan
menurun 4. Latih cara
3. Perilaku agresif/amuk mengungkapkan
menurun perasaan secara asertif
5. Latih mengurangi
kemarahan secara verbal
dan non verbal (mis.
Relaksasi dan bercerita )
B. Alasan masuk
Klien sering diam dan sulit diajak komunikasi, klien selalu berada di kamar semenjak tidak
naik kelas
C. Factor predisposisi
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti klien.
D. Pengkajian Fisik
10. Kesadaran : composmentis
11. TTV :
TD : 125/80 mMhg
N : 85 x/mnt
S : 36.6 °C
RR : 20 x/mnt
12. Klien mengatakan tidak ada keluhan
E. Psikososial
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang special. Pasien mengatakan sudah tidak
bekerja 1 tahun yang lalu, pasien terlihat malu ketika ditanya oleh perawat ada kontak
namun jarang. Pasien menjawab pertanyaan perawat seperlunya. Pasien jarang komunikasi,
lebih banyak menghabiskan waktu di kamar.
F. Status Mental
Pasien tampak rapi, pembicaraan pasien menjawab pertanyaan seperlunya. Pasien banyak
diam. Pasien sering tersenyum ketika diajak berceita, namun berubah ketika pasien sudah
mulai bosan.
G. Aspek Medik
Terapi : Chlorpromazin 25 mg 0-2-1
ANALISA DATA
Data Diagnosa
Ds : Isolasi social
Klien mengatakan lebih
senang menyendiri
Klien jarang berkumpul
dengan orang lain seperti
tetangga
Do :
Pasien jarang komunikasi
Lebih banyak menghabiskan
waktu dikamar
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi social b.d perubahan status mental d.d merasa ingin sendiri
INTERVENSI KEPERAWATAN
tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
03/12/2 Isolasi social b.d Setelah dilakukan interaksi Managemen halusinasi
2 perubahan status diharapaka keterlibatan (I.09288)
mental d.d merasa social meningkat, dengan 1. Bina hubungan saling
ingin sendiri kriteria hasil : percaya dengan klien
1. Minat interaksi dengan menggunakan
meningkat komunikasi terapeutik
2. Verbalisasi isolasi 2. Identifikasi kemampuan
menurun mealkukan interaksi
3. Perilaku menarik diri dengan orang lain
menurun 3. Identifikasi hambatan
4. Afek murung/sedih melakukan interaksi
menurun dengan orang lain
5. Perilaku sesuai dengan 4. Motivasi berpartisipasi
harapan orang lain dalam aktifitas baru dan
membaik kegiatan kelompok
6. Kontak mata membaik 5. Motivasi berinteraksi di
luar lingkungan (mis.
Jalan-jalan )
6. Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
7. Anjurkan ikut serta
kegiatan social dan
kemasyarakatan
8. Anjurkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain
9. Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
B. Alasan masuk
Klien dibawa keluarga ke puskesmas dengan keluhan semenjak di tinggal suaminya Ny K
sering melamun, sulit tidur, klien bicara sendiri, bicara tidak nyambung suka keluyuran, tidak
mau makan dan mandi
C. Factor predisposisi
Dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Sejak suaminya meninggal dunia
pasien sering melamun, tidak mau makan dan mandi.
D. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran : composmentis
2. TTV :
TD : 120/80 mMhg
N : 82 x/mnt
S : 36.2 °C
RR : 20 x/mnt
3. Klien mengatakan tidak ada keluhan
E. Psikososial
Pasien mengatakan menyukai anggota tubuh bagian mata. Klien sering menyendiri dirumah
F. Status Mental
Klien tidak berhias, tidak memotong kuku , dan jarang menggosok gigi, makan dan mandi
harus disuruh , pakaian kusut, rambut tidak disisir, klien kacau dan kadang tidak nymabung.
Afek klien datar. Respon saat diwawancara pandangan tidak mau mengajak berbicara,
pandangan kosong
G. Aspek Medik
Zizapin 2 x 12,5 mg
Kalxefin 1 x 20g
ANALISA DATA
Data Diagnosa
Ds : Deficit perawatan diri
Klien mengatakan jika mau
mandi harus disuruh oleh
keluarga
Do :
Pakaian kusut
Rambut tidak disisir
Kuku panjang
Tidak berhias
Ds : Isolasi social
Klien mengatakan lebih suka
diam dan menyendiri
dikamar
Do :
Pandangan tidak fokus
Tidak mau melihat yang
mengajak berbicara
Klien tidak dapat
bersosialisasi dengan klien
yang lain
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit perawatan diri b.d gangguan psikologis
2. Isolasi social b.d perubahan status mental
INTERVENSI KEPERAWATAN
tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
04/12/2 Deficit perawatan Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri
2 diri b.d gangguan keperawatan diharapkan (I.11348)
psikologis perawatan diri meningkat , 1. Identifikasi kebutuhan
dengan kriteria hasil : alat bantu kebersihan
1. Kemampuan mandi diri, berpakain, berhias
meningkat dan makan
2. Kemampuan makan 2. Sediakan lingkungan
meningkat yang terapeutik (mis.
3. Verbalisasi keinginan Suasana hangat, rileks,
melakukan perawatan diri privasi )
meningkat 3. Siapkan keperluan
4. Minat melakukan pribadi
perawatan diri diri (mis.parfum.sikat gigi
meningkat dan sabun mandi)
5. Mempertahankan 4. Damping dalam
kebersihan diri meningkat melakukan perawatan
diri sampai mandiri
5. Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
6. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
Isolasi social b.d Setelah dilakukan interaksi Promosi social ( I.13498)
perubahan status diharapaka keterlibatan 1. Identifikasi kemampuan
mental social meningkat, dengan melakukan interaksi
kriteria hasil : dengan orang lain
1. Minat interaksi 2. Motivasi meningkatkan
meningkat keterlibatan dalam suatu
2. Verbalisasi isolasi hubungan
menurun 3. Motivasi berpartisipasi
3. Perilaku menarik diri dalam aktivitas baru dan
menurun kegiatan kelompok
4. Afek murung/sedih 4. Berikan umpan balik
menurun positif dalam perawatan
5. Perilaku sesuai dengan diri
harapan orang lain 5. Anjurkan berinteraksi
membaik dengan orang lain secara
6. Kontak mata membaik bertahap
6. Anjrkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal Diagnose Implementasi Evaluasi
04/12/2 Deficit perawatan 1. Mengidentifikasi kebutuhan S:
2 diri b.d gangguan alat bantu kebersihan diri, Klien mengatakan jika mau
psikologis berpakain, berhias dan mandi harus disuruh dulu
makan O:
2. menyeediakan lingkungan Klien mampu melakukan
yang terapeutik (mis. cara-cara perawatan diri
Suasana hangat, rileks, yang baik
privasi ) Klien mampu melakukan
3. menyiapkan keperluan perawatan diri
pribadi (mis.parfum.sikat Klien mampu menyebutkan
gigi dan sabun mandi) cara-cara mandi yang benar
4. mendampingi dalam A : masalah teratasi sebagian
melakukan perawatan diri P : mengevaluasi kegiatan,
sampai mandiri jadwalkan mandi 2x/hari
5. menjadwalkan rutinitas setiap pagi dan sor
perawatan diri
6. menganjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
Isolasi social b.d 1. mengidentifikasi S : klien jarang berbicara
perubahan status kemampuan melakukan dengan teman-temannya,
mental interaksi dengan orang lain klien lebih suka menyendiri
2. Memotivasi meningkatkan O : klien tampak tidak
keterlibatan dalam suatu kooperatif
hubungan Tidak ada kontak mata
3. Memotivasi berpartisipasi pandangan
dalam aktivitas baru dan Tidak fokus jika diajak
kegiatan kelompok berbicara
4. Memberikan umpan balik Klien mampu membina
positif dalam perawatan diri hubungan saling percaya
5. Menganjurkan berinteraksi dengan perawat
dengan orang lain secara
bertahap A : masalah teratasi sebgian
6. Mengan berbagi P : menjadwalkan kegiatan
pengalaman dengan orang susuai jadwal dan serng
lain. dilakukan berulang kali.
RESUME KEPERAWATAN 6
NAMA : PURJIATI YULIASTUTIK
NIM : 2233016
A. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pamotan
Tanggal kunjungan : 05/12/2022
Tanggal pengkajian : 05/12/2022
Dx Keperawatan : halusinasi pendengaran
B. Alasan masuk
Klien sering mendengarkan bisikan-bisikan aneh yang memintanya untuk melakukan
kekerasan
C. Factor predisposisi
Klien Tidak pernah mengalam gangguan jiwa pada masa lalu.
D. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran : composmentis
2. TTV :
TD : 135/80 mMhg
N : 82 x/mnt
S : 36.68°C
RR : 22 x/mnt
3. Klien mengatakan tidak ada keluhan
4. Psikososial
Pasien mengatakan menyukai semua yang melekat pada dirinya.
5. Status Mental
Pasien tampak kurang rapi, saat di ajak bicara pasien sering menanyakan hal-hal yang diluar
nalar.
6. Aspek Medik
Terapi : Resperidone 2 x 25 mg
Zipren 2 x 100mg
ANALISA DATA
Data Diagnosa
Ds : Gangguan persepsi sensori
Klien mengatakan masih Halusinasi Pendengaran
sering mendengar bisikan-
bisikan yang memintanya
untuk melakukan kekerasan
Do :
Klien saat diajak bicara
kurang fokus
Klien tidak mau menatap
mata lawan bicara
Saat diajak bicara sering
tidak nyambung
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori Halusinasi Pendengaran
INTERVENSI KEPERAWATAN
tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
05/12/2 Gangguan persepsi Setelah dilakukan 1x Managemen halusinasi
2 sensori Halusinasi pertemuan diharapakan (I.09288)
Pendengaran persepsi sensori membaik , 1. Bina hubungan saling
dengan kriteria hasil : percaya dengan klien
1. Verbalisasi mendengar dengan menggunakan
bisikan menurun komunikasi terapeutik
2. Perilaku halusinasi 2. Monitor perilaku yang
menurun mengindikasi halusinasi
3. Respon sesuai stimulus 3. Monitor isi halusinasi
membaik (mis. Kekerasa atau
4. Konsentrasi membaik membahayakan diri )
4. Pertahankan lingkungan
yang aman
5. Diskusikan perasaan dan
respon terhadap
halusinasi
6. Anjurkan memonitor
sendiri situasi terjadinya
halusinasi
7. Anjurkan melakukan
distraksi (mis.
Mendengarkan music,
melakukan aktifitas dan
teknik relaksasi)
8. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengontrol halusinasi
9. Kolaborasi pemberian
obat antisiptotik dan
antiansietas.
F. Alasan masuk
G. Factor predisposisi
H. Pengkajian Fisik
7. Kesadaran : composmentis
8. TTV :
TD : 135/80 mMhg
N : 82 x/mnt
S : 36.68°C
RR : 22 x/mnt
9. Klien mengatakan tidak ada keluhan
10. Psikososial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Gangguan persepsi sensori Halusinasi Pendengaran
INTERVENSI KEPERAWATAN
tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
5. 10.