Anda di halaman 1dari 8

No.

Diagnosa Tujuan Rencana Keperawatan


Keperawatan
1 D.0135 Risiko Tujuan Tindakan
Bunuh Diri 1. Klien mampu 1 . Bina hubungan saling percaya dengan
membina hubungan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik,
saling percaya
dengan cara:
2. Klien dapat
mengontrol bunuh a. Ucapkan salam
diri melalui pikiran b. Sapa klien dengan nama baik verbal
positif diri maupun non verbal.
3. Klien dapat c. Perkenalkan diri dengan sopan..
mengontrol pikiran d. Jelaskan tujuan pertemuan.
bunuh diri melalui e. Tunjukkan sikap empati dan
pikiran postif
menerima klien apa adanya.
keluarga dan
lingkungan f. Identifikasi gejala risiko bunuh diri
4. Klien mampu g. Identifikasi keinginan dan pikiran
menyusun rencana bunuh diri
masa depan h. Monitor adanya perubahan perilaku
5. Klien dapat dan mood
melakukan kegiatan i. Lakukan pendekatan langsung dan
rencana masa depan
tidak menghakimi saat membahas
bunuh diri

2. Diskusikan tentang cara mengatasi


keinginan bunuh diri sepeti meminta
bantuang dari keluarga atau teman,
berpikir positif terhadap diri, keluarga
dan lingkungan, dengan cara:
a. Latih cara mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri
b. Buat daftar aspek positif kelurga dna
lingkungan
c. Latih berpikir positif keluarga dan
lingkungan

3. Tingkatkan harga diri pasien dengan


cara:
a. Beri kesempatan pasien
mengungkapkan perasaannya
b. Beri pujian bila pasien dapat
mengatakan perasaan yang positif
c. Yakinkan pasien bahwa dirinya
penting
d. Bicarakan keadaan yang sepatutnya
disyukuri
e. Rencanakan aktifitas yang dapat
pasien lakukan

4. Tingkatkan kemampuan menyusun


rencana masa depan dengan cara:
a. Diskusikan dengan pasien tentang
harapan pasien
b. Diskusikan cara-cara mencapai
masas depan
c. Latih langkah-langkah kegiatan
mencapai masa depan
d. Diskusikan dengan pasien efektifitas
masing-masing kegiatan

3. D. 0146 Tujuan: Intervensi:


Risiko Perilaku 1. Klien dapat membina 1. Bina hubungan saling percaya dengan
hubungan saling mengemukakan prinsip komunikasi
Kekerasan
percaya terapeutik
Definisi: 2. Klien dapat 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan
mengidentifikasikan marahnya
Berisiko
penyebab perilaku 3. Membantu klien mengungkapkan tanda-
membahayaka kekerasan tanda kekerasan yang dialaminya :
3. Klien dapat Diskusi dan motivasi klien untuk
n secara fisik,
mengidentifikasi menceritakan kondisi fisik saat perilaku
emosi dan/ atau kekerasan terjadi
mengungkapkan 4. Diskusikan dengan klien seputar
atau seksual
perasaan saat kekerasan yang dilakukan selama ini
pada diri marah/jengkel, 5. Diskusikan dengan klien akibat negative
tanda perilaku atau kerugian dari cara atau tindakan
sendiri atau
kekerasaan dan kekerasan yang dilakukan pada diri
orang lain. menyimpulkannya sendiri/ orang lain/ keluarga/ lingkungan
4. Klien dapat 6. Diskusikan dengan klien seputar:
mengidentifikasi a. Apakah klien mau mempelajari cara
perilaku kekerasan baru mengungkapkan cara marah
yang pernah yang sehat
dilakukan b. Jelaskan berbagai alternative pilihan
5. Klien dapat untuk mengungkapkan kemarahan
mengidentifikasikan selain perilaku kekerasan yang
akibat perilaku diketahui
kekerasan c. Jelaskan cara-cara sehat untuk
6. Klien dapat mengungkapkan kemarahan; cara
mengidentifikasi fisik (nafas dalam, pukul kasur,
cara respon olahraga), cara verbal
konstruktif dalam (mengungkapkan dirinya sedang
kemarahan kesal kepada orang lain), sosial
7. Klien dapat (latihan asertif dengan orang lain),
memperagakan cara spiritual (ibadah sesuai dengan
mengontrol perilaku agama/keyakinan masing-masing)
kekerasan 7. Diskusikan pentingnya peran serta
8. Klien mendapat keluarga sebagai pendukung klien dalam
dukungan dari mengatasi resiko perilaku kekerasan
keluarga dalam 8. Jelaskan pengertian penyebab, akibat
menyebutkan, dan cara merawat klien risiko prilaku
mengontrol cara kekerasan yang dapat dilaksanakan
perilaku kekerasan keluarga
9. Klien dapat 9. Jelaskan manfaat menggunakan obat
menggunakan/meny secara teratur dan kerugian jika tidak
ebut obat-obatan menggunakan obat
yang diminum dan 10. Jelaskan jenis, nama, warna dan bentuk
kegunaannya (jenis, obat
waktu, dan dosis). 11. Jelaskan dosis yang tepat, waktu
Klien dapat minum penggunaan serta cara pemakaian obat
obat sesuai program 12. Berikan pujian terhadap kedisiplinan
pengobatan klien menggunakan obat.
Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa
Tgl Implementasi Evaluasi
Keperawatan
25 SP 1 klien S:
Febr 1. Membina hubungan saliing percaya
2. Mengucapkan salam 1. Pasien mengatakan ia merasa putus
uari
3. Menyapa klien dengan nama baik verbal maupun karena tidak memiliki pekerjaan
2021
non verbal. 2. Pasien mengatakan ia kecewa den
4. memperkenalkan diri dengan sopan. dirinya karena bercerai dengan istri
5. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien. 3. Pasien mengatakan tidak ada guna
6. Menjelaskan tujuan pertemuan. ia hidup lebih baik ia mengakhiriny
7. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien O :
apa adanya. 1. Tampak ada bekas luka dipergelan
8. Mengidentifikasi gejala risiko bunuh diri tangan dan leher pasien
9. Mengidentifikasi keinginan dan pikiran bunuh 2. Pasien tampak kacau dan geli
diri tampak emosi
10. Memonitor adanya perubahan perilaku dan mood 3. Pasien memutuskan kontak mata
11. Melakukan pendekatan langsung dan tidak 4. Pasien berbicara lambat dan tidak
menghakimi saat membahas bunuh diri memulai pembicaraan

A : Klien sudah terbina hubungan sal


percaya dan dapat mengidentifik
pikiran dan keinginan bunuh d
Masalah teratasi sebagian
Risiko
Bunuh
P : Optimalkan SP 1 , lanjutkan ke SP2
Diri Sp 2 pasien
26 S:
Febr 1. Mengevaluasi data risiko bunuh diri
2. Memvalidasi kemampuan berpikir positif 1. Pasien mengatakan masih merasa p
uari
tentang diri dan manfaatnya asa karena tidak memiliki pekerjaan
2021
3. Memberikan pujian 2. Pasien mengatakan masih kec
4. latih cara mengendalikan diri dari dorongan dengan dirinya
bunuh diri 3. Pasien mengatakan tidak ada guna
5. buat daftar aspek positif kelurga dna lingkungan ia hidup lebih baik ia mengakhiriny
6. latih berpikir positif keluarga dan lingkungan O :
7. memasukkan ke jadwal latihan berpikir postif
1. Pasien masih tampak kacau
tentang diri , keluarga dan lingkungan
gelisah, tampak emosi
2. Pasien terlihat masih memutus
kontak mata
3. Pasien masih berbicara lambat
tidak bisa memulai pembicaraan

A: klien mampu mengendalikan diri


berpikir positif
masalah teratasi sebagian

P : optimalkan SP 2 , lanjutkan ke SP3


27 Sp 3 pasien S:
Febr 1. Mengevaluasi data risiko bunuh diri
2. Memvalidasi kemampuan berpikir positif tentang diri, 1. Pasien meng
uari
keluarga, dan lingkungan memiliki hara
2021
3. Memberi pujian 2. Pasien meng
4. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting dengan diriny
5. Membicarakan keadaan yang sepatutnya disyukuri 3. Pasien menga
6. Mendiskusikan harapan dan masa depan ada cara untuk
7. Melatih cara-cara yang mencapai harapan dan masa masa depan
depan secara bertahap O:
8. Masukkan ke jadwal latihan berpikir positif
1. Pasien mulai
terkontrol
2. Pasien suda
mata
3. Pasien mulai
sedang dan
memulai
mengutarakan

A: klien dapat me
dilatih dalam mencap
masalah teratasi sebag

P : optimalkan SP 3 ,
28 Sp 4 pasien S:
Febr 1. Mengevaluasi data risiko bunuh diri
2. Memvalidasi kemampuan berpikir positif tentang diri, 1. Pasien men
uari
keluarga, dan lingkungan memiliki hara
2021
3. Memberi pujian 2. Pasien meng
4. Melatih tahap kedua dalam mencapai harapan dan dengan diriny
masa depan 3. Pasien menga
5. Masukkan ke jadwal latihan berpikir positif diri, ada cara untuk
keluarg, lingkungan dan persiapan kegiatan yang masa depan
dipilih untuk persiapan dimasa depan O:

1. Pasien tamp
terkontrol
2. Pasien suda
mata
3. Pasien mulai
sedang dan
memulai pem
mengutarakan

A: Klien dapat mela


dalam mencapai har
persiapan kegiatan y
depan
Masalah teratasi seba

P : optimalkan SP 3 ,

Anda mungkin juga menyukai