Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


DI BANGSAL ANGGREK 2 RSUP DR. SARDJITO

Tugas Mandiri
Stase Praktik Keperawatan Dasar

Disusun Oleh:
Henrica Damaria Harlisaputri
22/511233/KU/24497

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2023
I. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI

A. PENGERTIAN

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keselluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam Aktvitas tubuh.

Nutrisi atau gizi adalah substansi organic yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari system tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi digunakan
untuk makanan sebagai pembentuk energy, dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja
dengan baik.

1. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Nutrisi

System tubuh yang berperan adalah system pencernaan yang terdiri dari saluran
pencernaan yang dimulai dari mulut samai usus halus bagian distal, dan organ aksesori
yang terdiri dari hati, kantong empedu, dan pankreas. Organ aksesori membantu
terjadinya proses mencerna makanan secara kimiawi.

2. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi

a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misal di beberapa daerah, tempe merupakan
sumber protein yang murah sehingga tidak dikonsumsi karena dapat merendahkan
derajat martabat.
c. Kebiasaan
Memiliki kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi statua gizi. Pada beberapa daerah, terdapat larangan memakan
jenis buah tertentu seperti pisang dan papaya untuk gadis remaja.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup
e. Ekonomi
Penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi ekonomi yang tinggi biasana mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.

3. Elemen Nutrisi

a. Karbohidrat
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan zat organik yang mempunyai struktur
molekul yang berbeda-beda meski terdapat persamaan dari sudut kimia dan
fungsinya. Karbohidrat memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai simpanan energi
dan sebagai penguat struktur. Sumber energy terutama terdapat dalam bentuk tepung
(amylum) dan gula (mono dan disakarida). Karbohidrat nabati didalam makanan
manusia terutama berasal dari tumbuhan yakni biji, batang, dan akar. Sumber yang
kaya akan karbohidrat umumnya termasuk bahan makanan pokok.
b. Lipid
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung, karena di mulut tidak terdapat enzim
pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian
kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian di angkut melalui getah
bening dan selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah untuk kemudian tiba di
hati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah bening, mengubah lemak gliserin
menjadi lemak seperti aslinya.
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel,
protein dalam jumlah yang cukup dapat membantu pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein terdiri dari 24
asam amino. Apabila jumlah protein didalam tubuh berlebih atau tinggi dapat
memperburuk insufisiensi ginjal, sebaliknya apabila protein didalam tubuh kurang
dari kebutuhan maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, kwhashiokor, dan
marasmus (kekurangan protein dan kalori sekaligus).
d. Mineral
Mineral merupakan unsur logam dengan jumlah sedikit di dalam tubuh untuk
pertumbuhan gigi dan tulang. Mineral membantu aktifitas sel seperti enzim,
kontraksi otot, reaksi dan transmisi syaraf, kekebalan tubuh, dan pembekuan darah.
Mineral dibagi menjadi tiga golongan:
1. Macromineral, mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg/hari. Terdiri
dari Kalsium, Fosfor, agnesium, Sulfur, Sodium, Klorida, dan Potassium.
2. Micromineral, mineral yang dibutuhkan tubuh sebanyak 15 mg/hari. Terdiri dari
zat besi, zinc, tembaga, mangan, yodium, selenium, fluoride, molybdenum,
chromium, dan kobalt.
3. Ultratracemineral, istilash yang digunakan untuk menamakan mineral yang
terdapat dalam makanan dalam jumlah yang sangat kecil (microgram/hari).
Contohnya arsenic, boro, nikel, silikon, dan vanadium.
e. Vitamin
Vitamin merupakan nutrient organic ang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga
harus dipasok makanan. Vitamin yang larut dalam air yakni vitamin B kompleks,
B1, B2. B3. B12, folic acid, vitamin C. vitamin yang larut dalam lemak yakni
vitamin A, D, E, K.
f. Air
Air merupakan komponen penting untuk tubuh, fungsi sel bergantung pada
lingkungan air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam
seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena
otot terdiri atas lebih banyak air.
4. Masalah Kebutuhan Nutrisi
a. Kekurangan nutrisi, merupakan kondisi yang dialami seseorang dengan keadaan
tidak berpuasa atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan
nutrisi untuk proses metabolisme.
b. Kelebihan nutrisi, merupakan keadaan yang dialami seseorang yang mempnyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolism secara
berlebih.
c. Obesitas, masalah peningkatan berat badan yang mencapai >20% berat badan
normal.
d. Malnutrisi, kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai kebutuhan tubuh.
e. Diabetes Melitus, ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat
akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebih
f. Hipertensi, akibat asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner, gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
peningkatan kolesterol darah dan merokok
h. Anoreksia nervosa, penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, dan kelebihan energi.
B. NILAI-NILAI NORMAL
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Albumin 4-5,2 mg/100ml
b. Ransferrin 170-25 mg/100ml
c. BUN 10-20 mg/100ml
d. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml; wanita: 0,5-
1,0 mg/100 ml)
e. Hemoglobin
- Wanita: 12-14 g/dl
- Pria: 13-16 g/dl
f. Hematokrit
- Wamita: 37-43 vol%
- Pria: 40-48 vol%
2. Pengukuran antropometri (MAC)
a. Lingkar Lengan Atas
- Wanita: 28,5 cm
- Pria: 28,3 cm
b. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
- Wanita: 16,5-18 cm
- Pria: 12,5-16,5 cm
C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
Pengkajian keperawatan yang perlu difokuskan dalam kasus terkait pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah:
1. Riwayat Keperawatan dan Diet
Sebelum dan selama sakit
a. Anggaran makan makanan kesukaan, waktu makan, pola makan
b. Diet yang dilakukan secara khusus.
c. Adanya penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya
d. Intoleran makanan atau minuman tertentu
2. Faktor yang Memengaruhi Diet
a. Status kesehatan
b. Kultur dan kepercayaan
c. Status sosial dan ekonomi
d. Faktor psikologis
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Berat badan
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja
d. System saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia,reflek menurun
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, siare, flatulensi, pembesaran
liver/lien,
f. Kardiovaskuler: denyut nadi >100x /menit, irama abnormal, tekanan darah tinggi
g. Kulit: kering, pucat, iritasi, lemak di subkutan tidak ada
h. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis
i. Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
j. Kuku: mudah patah
k. Pengukuran antropometri: BB ideal, LLA, Lingkar pergelangan tangan, Lipatan
kulit pada oto trisep
4. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium yakni
Albumin, Ransferrin, Hemoglobin, BUN, eksresi Kreatinin untuk 24 jam.
5. Pengukuran Status Gizi
Salah satu parameter dalam pemantauan gizi seseorang dapat dilihat dari penentuan
berat badan ideal dan indeks massa tubuh (IMT). Rumus yang digunakan yakni
rumus bocca sebagai berikut

Berat Badan ideal (kg) = [ Tinggi Badan (cm) – 100] – [10% (tinggi badan – 100)]

Hasil :

a. Jika berat badan < 80% dikategorikan kurus


b. Jika berat badan 80% - 120% dikategorikan berat badan ideal
c. Jika berat badan >120% dikategorikan gemuk

Rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)

Berat Badan (kg)


IMT =
Tinggi Badan2 (m)
Batas ambang IMT:

Kategori IMT

Kurus < 17

Sedang 17,0 – 18,5

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk >25,0 – 27,0

Obesitas >27,0

6. Dietery History
Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll.

Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien


mengenai kebutuhan nutrisi

Kebiasaan makanan Makan sambil mendengarkan musik,


makan sambil menonton TV, makan
bersama-sama

Makanan kesukaan Suka makan lalap, sambel, coklat, roti,


dll.

Pemasukan cairan Jumlah cairan yang tiap hari diminum,


jenis minuman, jarang minum

Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah


Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja
siang/malam, perlu makanan tambahan
atau tidak

Riwayat kesehatan/konsumsi obat Adanya riwayat penyakit diabetes


melitus, adanya alergi

7. Clinical sign of nutritional status


Klien dengan masalah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal pada fisiologis
klien:
No. Bagian tubuh Tanda klinik Kemungkinan kekurangan

1 Tanda umum Penurunan BB, Kalori, air, dan vitamin A


dehidrasi haus
2 Rambut Kekuningan, Protein
kekurangan pigmen
kusut
3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin, biotin
Petechial Lemak
hemorrages Asam askorbat
Eksema
4 Mata Photopobia Riboflavin
Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin


Glositis Niasin, asam folik, vitamin B12,
zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromuskuler Kejang otot Vitamin D


Lemah otot
8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia mual dan Thiamin, garam dapur, NaCl


muntah
10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardiovaskuler Perdarahan, Vitamin K, thiamin, pyridoxine zat


penyakit besi
jantung,anemia
12 System saraf Kelainan mental dan Vitamin B12
saraf

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Gangguan menelam
2. Kesiapan untuk nutrisi yang ditingkatkan
III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Diagnosis Keperawatan NOC NIC


Gangguan menelan Perbaikan Status Menelan Terapi Menelan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Hindari penggunan sedotan


Definisi: Fungsi abnormal
selama 3x24 jam diharapkan klien dapat untuk minum
dari mekanisme menelan
menunjukkan status menelan kriteria hasil: 2. Ajari pasien untuk mengucapkan
berhubungan dengan defisit
kata “ahs” untuk meningkatkan
Skala
pada struktur atau fungsi oral,
No. Kriteria Hasil elevasi langit-langit halus, jika
faring, atau esophagus Awal Tujuan
diperlukan
1 Tersedak - 3 Bantuan Perawatan Diri: Pemberian
2 Batuk - 3 Makan

3 Peningkatan - 3 1. Monitor kemampuan untuk


usaha menelan mnelan
2. Pastikan posisi pasien yang tepat
4 Tidak nyaman - 3
untuk memfasilitasi mengunyah
dengan
dan menelan
menelan
3. Berikan alat-alat yang bisa
Keterangan: memfasilitasi pasien untuk
1. Berat makan sendiri: sendok yang
2. Cukup berat berdiameter kecil
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

Kesiapan untuk nutrisi yang Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nutrisi
ditingkatkan selama 3x24 jam maka status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
dengan kriteria hasil:
2. Identifikasi alergi dan intoleransi
Definisi: Pola asupan nutrisi,
1. Porsi makanan yang dihabiskan makanan
yang bisa diperkuat
2. Verbalisasi untuk meningkatkan nutrisi 3. Identifikasi makanan yang disukai
3. Berat badan 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
4. Indeks Massa Tubuh (IMT) jenis nutrient
5. Frekuensi makan 5. Monitor asupan makanan
6. Nafsu makan 6. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
7. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
IV. DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2. Jakarta:
Salemba

Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG

Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Auhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Yogya: Medication

Potter & Perry. (2010). Fundamental of Nursing, Buku 3 Edisi 7. Jakarta: Elsevier

Rahayu, S. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai