Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah yang
berlebihan sehingga mengganggu aktivitasibu hamil. Hiperemesis gravidarum
sering terjadi pada awal kehamilan antara umur kehamilan 8-12 minggu.
Hiperemesis gravidarum apabila tidak tertangani dengan baik akan
menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu dan janin. Prevalensi
hiperemesis gravidarum antara 1-3 % dari seluruh kehamilan di INdonesia
atau 5-20 kasus per 1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001).
Peningkatan kadar esterogen dapat menyebabkan mual pada trimester
pertama. Apabila mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Sehingga oksidasi lemak tidak sempurna, dan terjadi ketosis dengan
tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton darah.Mual dapat
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium

dan

klorida

darahturun.

Dehidrasi

juga

menyebabkan

hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini


menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang. Selain
terjadi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, terjadi pula robekan
pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss) yang
berakibat perdarahangastrointestinal (Mansjoer,2000).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Hiperemesis Gravidarum ?


2. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang hyperemesis Gravidarum.
2. Mengetahui asuhan keperawatan dari hyperemesis gravidarum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi
buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul
setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas
sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion,
MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)

B. Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi


kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
o Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
o Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan perubahan ini serta adanya
alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
o Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan

konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi
tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup.
o Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi

Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh


keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai
berikut :
Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentrilobuler tanpa nekrosis
Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala
dijumpai perdarahan sub-endokardial
Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati wirnicke
Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada
tubuli kontorti

D. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang
pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan

keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus


dan

lambung

(sindroma

mollary-weiss),

dengan

akibat

perdarahan

gastrointestinal.

E. Tanda dan gejala

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis


gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari
sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh
dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Tingkatan I (ringan)
-

Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum


penderita

Ibu merasa lemah

Nafsu makan tidak ada

Berat badan menurun

Merasa nyeri pada epigastrium

Nadi meningkat sekitar 100 per menit

Tekanan darah menurun

Turgor kulit berkurang

Lidah mengering

Mata cekung

Tingkatan II (sendang)
-

Penderita tampak lebih lemah dan apatis

Turgor kulit mulai jelek

Lidah mengering dan tampak kotor

Nadi kecil dan cepat

Suhu badan naik (dehidrasi)

Mata mulai ikterik

Berat badan turun dan mata cekung

Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

Tingkatan III (berat)


-

Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai


koma)

Dehidrasi hebat

Nadi kecil, cepat dan halus

Suhu badan meningkat dan tensi turun

Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan


enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan
mental

Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

F. Pathways
Faktor alergi
(Makanan, debu, bulu binaatang)
bin

Faktor predisposisi

Peningkatan estrogen

Emesis
gravidarum

Penyesuaian

Penurunan pengossongan
lambung
Peningkatan tekanan
gaster

Komplikasi

Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh

Kehilangan cairan berlebih

Dehidrasi

Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Cairan eksta seluler
dan plasma

Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit

hemokonsentrasi

Aliran darah ke
jaringan menurun
Metabolisme intra
sel menurun

Perfusi
jaringan otak
Penurunan
kesadaran

Otot lemah

Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas

G. Pemeriksaan

Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah ,


riwayat berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan
muntah akibat kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu
pemberian, dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
c. USG untuk mengetahui TBJ
4. Pengkajian

Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi


meliputi turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan,
penurunan pengeluaran urine.

H. Penanganan

1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan berumur 4 bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan pengobatan
Tidak memberikan obat yang terotogen
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
Antihistaminika seperti dramamine, avomine
Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau
khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit

Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :


a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya
perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar
dan

masuk.

Kadang-kadang

isolasi

dapat

mengurangi

atau

menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan


b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.
Yakinkan penderita bahwa penyakit

dapat

disembuhkan dan

dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar


belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin
khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena.
Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan
pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan
dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ
vital.

10

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien
mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang
dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak
dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan
diagnosis.

2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering
dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif
dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering
dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau
busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia.
Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental,
delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi

Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa


sakit dihepar dapat ditemukan

Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan


umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus

Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).

11

Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi
dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit
berkurang, mata cekung dan lidah kering.

Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.

Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.

Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi
dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin


dan hematokrit

yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi

berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan


konsekuensi dari mal nutrisi.

Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi


tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

Ultra Sonografi untuk mengetahui TBJ

12

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan secara aktif


3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C, Intervensi
N

Diagnosa

keperawatan

1. Ketidakseimban

Perencanaan
Tujuan

Intervensi

Dalam waktu

1. Timbang dan catat

Rasional
berat Untuk mendapatkan

gan nutrisi

3x24jam

badan pasien pada jam yang

pembacaan

kurang dari

setelah

sama setiap hari

paling akurat

kebutuhan

diberikan

tubuh

tindakan

berhubungan

pemenuhan

sebagai akibat dari

dengan

nutrisi klien

retensi cairan

anoreksia,

terpenuhi

mual-muntah

Dengan criteria

pasien

hasil :

ergantian tugas jaga

2. Pantau asupan dan haluaran Karena berat badan


pasien

dapat

3. Kaji dan catat bising usus Untuk


satu

kali

setiap

meningkat

memantau

peningkatan

dan

penurunannya

1. Berat badan 4. Auskultasi dan catat suara Untuk


ideal
napas pasien setiap 4 jam
aspirasi
2. Bising usus
normal

yang

(5-

30)
3. Membrane

13

memantau

mukosa
lembab

Dalam waktu 1. Pantau dan catat TTV setiap Takikardia, dispnea,

2. Gangguan
keseimbangan
cairan

3x24 jam k

dan 1.Membrane

2 jam atau sesering mungkin

atau hipotensi dapat

sesuai

mengindikasikan

keperluan

sampai

elektrolit

mukosa

stabil. Kemudian pantau dan

kekurangan

berhubungan

lembab

catat TTV setiap 4 jam

cairan

dengan

2.CRT kurang

kehilangan
cairan
aktif

volume
atau

ketidakseimbangan

dari 3 detik

elektrolit.

secara 3.TTV normal 2. Ukur asupan dan haluaran Haluaran urine yang
(RR=16-

setiap 1 sampai 4 jam. Catat

rendah dan berat jenis

24x/mnt,

dan

urine

TD=90-

yang signifikan termasuk

mengindikasikan

120/60-80

urine,

hipovolemia

mmHg,

drainase

Nadi=60-80,

nasogastrik, drainase slang

Suhu 360 C-

dada, dan haluaran yang

370 C)

lain.

laporkan

feses,
luka,

perubahan

muntahan,

yang

tinggi

drainase

3. Timbang pasien pada waktu


yang sama setiap hari

Untuk

memberikan

data yang lebih akurat


dan konsisten. Berat
badan

merupakan

indicator yang baik


untuk status cairan.
Untuk

14

memeriksa

4. Kaji

turgor

membrane

kulit

mukosa

dan

mulut Untuk

setiap 8 jam
5. Berikan

perawatan

dehidrasi

dehidrasi membrane
mulut

dengan cermat setiap 4 jam

mukosa
Peningkatan
jenis

6. Periksa berat jenis urin setiap


8 jam

menghindari

urine

mengindikasikan
dehidrasi

15

berat
dapat

4. Intoleransi

1. Kaji tingkat berfungsi pasien Komunikasi diantara

Setelah

aktivitas

dilakukan

dengan menggunakan skala

anggota

berhubungan

tindakan

mobilitas

meyakinkan

dengan

keperawatan

Komunikasikan tingkat ini

kontiunitas perawatan

kelemahan fisik

selama

pada staf

dan mempertahankan

jam

3x24

fungsional.

terjadi

peningkatan

dapat

kemandirian
2. Kecuali dikontraindikasikan, Latihan ROM dapat

toleransi

lakukan

aktivitas

sampai 4 jam. Tingkatkan

dengan

dari pasif ke aktif, sesuai

criteria hasil :

toleransi pasien.

1. Melaporkan

staf

3.Kaji

ROM

setiap

keseimbangan

mendemonst

kelemahan otot

sendi dan atrofi otot


Menunjukkan

kehilangan/gangguan

dan

mencegah kontraktur

gaya

jalan,

perubahan neurologi
karena

defisiensi

vitamin

B12

rasikan

mempengaruhi

peningkatan

kamanan

aktivitas

/resiko cedera

fisik

Manifestasi

yang

dapat diukur 4. Awasi TD, nadi, pernapasan,


2. Skala

pasien

kardiopulmonal dari

selama dan sesudah aktivitas.

upaya jantung dan

mobilitas 0-

Catat respon terhadap tingkat

paru untuk membawa

aktivitas (mis. Peningkatan

jumlah

3. Skala

denyut jantung/TD, disritmia,

adekuat ke jaringan

kekuatan

pusing,

dispnea,

otot 5 (dapat

dan sebagainya)

takipnea,

melawan
tahanan
4. Klien
terlihat
segar

16

oksigen

D. Evaluasi

Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan

Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan


slang

TTV tetap stabil

Volume cairan tetap adekuat

Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap

Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010

Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan


haluaran)

Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman

Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap

Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat


ditoleransi

HB dalam batas normal (12-16 gram/dl)

17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Hiperemesis

gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan


umum pasien memburuk.
b. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor
predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan
faktor endokrin lainnya.
c. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai
alat tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal
d. Hiperemesis

gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan

energi, tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan


elektrolit dan perdarahan gastrointestinal
e. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang
dan berat
f. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan
yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan
komplikasinya
g. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi
obat-obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila
keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.

B. Saran

Hiperemesis gravidarum merupakan masalah yang cukup berbahaya pada ibu


hamil jika tidak ditangani dengan tepat. Berikanlah perawatan yang baik dan tepat
kepada ibu hamil yang mengalami kasus hyperemesis gravidarum.

18

DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi


4; Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta :
Penerbit Media Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta, Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi,
edisi 2, Jilid 1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,
cetakan 1 Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia

M.2010.Diagnosis

Keperawatan:

dengan

Rencana

Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina
pustaka sarwono prawirohardjo

19

Anda mungkin juga menyukai