Anda di halaman 1dari 80

GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG STUNTING

PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOMULYO


PEKANBARU
TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan


Diploma III Kebidanan

NUR AMALINA
1601871

AKADEMI KEBIDANAN INTERNASIONAL


PEKANBARU
2019
PROGRAM DIII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN INTERNASIONAL PEKANBARU
Karya Tulis Ilmiah, April 2019
Nur Amalina
1601871

Gambaran Pengetahuan Orangtua Tentang Stunting Pada Balita Di


Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru 2019

INTISARI

Stunting merupakan suatu kondisi dimana kurang gizi kronis yang


disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang cukup
lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi. Stunting adalah hasil sebagian besar nutrisi yang tidak memadai dan
serangan infeksi berulang pada 1.000 hari pertama kehidupan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Orangtua
tentang Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo
Pekanbaru Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian deskritif. Populasi adalah seluruh orang tua
(ayah atau ibu) yang memiliki balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru sebanyak 99 responden. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah orangtua ( ayah atau ibu ) yang memiliki balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru sebanyak 99 orang
dengan pengambilan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat. Dari hasil
penelitian gambaran pengetahuan orang tua ( ayah atau ibu ) yang
memiliki balita tentang stunting berpengetahuan cukup sebanyak 47
responden (47,5%). Pengetahuan sangat penting untuk mengetahui
pemahaman orang tua dan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Disarankan untuk itu, melakukan penyuluhan sangat penting
dilakukan sesering mungkin secara merata untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat terhadap stunting pada balita.

Kata kunci : Pengetahuan, orangtua ( ayah atau ibu ), Stunting

Refrensi : 35 buah (2007-2017)


PROGRAM DIII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN INTERNASIONAL PEKANBARU
Karya Tulis Ilmiah, April 2019
Nur Amalina
1601871

Illustration Knowledge an old fellow About Stunting On the Toddlers in the


working area Clinics Sidomulyo Pekanbaru 2019

ABSTRACT
Stunting is some condition where less nutrient chronic the cause by
nutrional intake the less inside period of time the long enough result gift
food the no fitting nutritional needs. Stunting is result a part large nutrition
the no adequate and attack infection happen again in 1.000 day first life.
The purpose research this is to know “of the facts knowledge old person
about stunting to children in county work Puskesmas Sidomulyo
Pekanbaru year 2019”. Research this is research quantitative with design
research descriptive. Population is all parents ( father or mather) that has
child toddler in county work Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru as much 99
respondent. Sum sample inside research this is all parents ( father or
mather) that has child toddler in county work Puskesmas Sidomulyo
Pekanbaru as much 99 respondent withdrawal accidental sampling.
Research this done with use the questionnaire and analysis in univariate.
From the results of the facts knowledge old person about stunting
knowledgeable enough as much 47 respondent (47,5%). Knowledge is
very important for know understanding parents and manner apply it in
everyday life. It is recommended for that carry out counseling is very
important done as often as possible manner smooth for increase
knowledge community about stunting in toddlers.

Keywords : Knowledge, Parent (Father Or Mother), Stunting


References : 35 (2007-2017)
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karunia NYA kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan Proposal yang berjudul “Gambaran pengetahuan orangtua

tentang stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas sidomulyo

pekanbaru tahun 2019”.

Dalam menyelesaikan Proposal ini peneliti banyak menghadapi

kesulitan, akan tetapi, dengan motivasi dan telah mendapatkan bantuan,

bimbingan serta motivasi moril dan material dari berbagai pihak, akhirnya

peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini. Pada kesempan ini

perkenankan Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Hamidah Sari Batubara, SST.M.Biomed selaku Direktur

Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru

2. Ibu Sentya Putri, Amd. Keb, SKM. M.K.M selaku pembimbing Karya

Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan bimbingan,

pengarahan dan petunjuk selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

3. Ibu Rika Sri Wahyuni, SST.M.Biomed selaku penguji I yang telah

memberikan masukan dan saran dalam menyusun Karya Tulis

Ilmiah ini sampai menjadi lebih baik.


4. Ibu Febrianti, SST, M.Kes selaku Pembimbing Akademik dan

selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran dalam

menyusun Karya Tulis Ilmia ini sampai menjadi lebih baik.

5. Staf dan Dosen Akademikebidanan Internasional Pekanbaru yang

telah memberikan berbagai ilmu selama pendidikan untuk bekal

bagi peneliti.

6. Terima kasih Kepada Kepala Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru

yang berkenan menerima peneliti untuk melakukan penelitian di

puskesmas tersebut.

7. Teristemewa untuk Ayahanda Maldanis dan Ibunda Denrita beserta

seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan,

semangat serta do’a yang tidak henti-hentinya kepada peneliti

dalam mencapai cita-cita dan menyelesaikan penelitian ini dengan

baik.

8. Kepada rekan-rekan Mahasiswa Akademi Kebidanan Internasional

Pekanbaru dan semua pihak-pihak yang telah membantu peneliti

baik moral maupun materi serta meberikan motivasi kepada peneliti

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah ini masih jauh dari ketersempunaan kritik dan masukan dari

pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, serta bermanfaat

khususnya bagi peneliti sendiri dan semua pihak yang

membacanya dan dapat dijadikan tambahan ilmu bagi yang

membutuhkan.

Pekabru, April 2019

Nur Amalina
1601871
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

DAFTAR TABEL.......................................................................................Vi

DAFTAR SKEMA....................................................................................Vii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................4

1.4.1 Bagi Peneliti...................................................................4

1.4.4 Bagi Puskesmas Sidomulyo..........................................4

1.4.3 Bagi Pendidikan Akbid Internasion................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan.....................................................5

2.1.1 Pengertian Pengetahuan.................................................5

2.1.2 Jenis Pengetahuan..........................................................5

2.1.3 Tingkatan Pengetahuan...................................................6

2.1.4 Fakto-faktor yang Mempengaruhi Pengrtahuan..............7


2.1.5 Pengukuran Pengetahuan...............................................11

2.2 Stunting ...................................................................................12

2.2.1 Pengertian Stunting.........................................................12

2.2.2 Pendekatan Diagnostik Stunting.....................................12

2.2.3 Penilaian Stunting Secara Antropometri..........................13

2.3.4 Efek Jangka Panjang Stunting........................................14

2.2.5 Faktor Penyebab Stunting Pada Balita............................16

2.2.6 Dampak Stunting Pada Anak...........................................18

2.2.7 Pencegahan Stunting......................................................19

2.3 Kerangka Konsep......................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.........................................................................22

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................22

3.2.1 Tempat Penelitian............................................................22

3.2.2 Waktu...............................................................................22

3.3 Populasi.....................................................................................22

3.3.1 Populasi.............................................................................22

3.3.2 Sampel...............................................................................23

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel.............................................24

3.4 Definisi Operasional..................................................................24

3.5 Instrumen Pengumpulan Data..................................................25

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Pengolahan data.........26

3.6.1Teknik Pengumpulan Data................................................26


3.6.2 Penilaian Pengetahuan......................................................26

3.6.3 Teknik Pengolahan Data....................................................26

3.7 Analisis Data.............................................................................27

3.8 Etika Penelitian..........................................................................28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Peneitian..........................................................................30

4.1.1 Analisis Univariat..................................................................30

1. Data Umum...........................................................................30

2. Data Khusus ........................................................................32

4.2 Pembahasan Penelitian............................................................33

4.2.1 Tingkat Pengetahuan Responden.....................................33

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan................................................................................36

5.2 Saran.........................................................................................36

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya...................................................36

5.2.2 Bagi Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru..........36

5.2.3 Bagi Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru............................37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Stunting.......................................................................14

Tabel 3.1 Defini Operasional.....................................................................24

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal...............................................................................25

Tabel 3.3 Nilai Skala pada Skala Guttman ...............................................26

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orangtua (ayah atau ibu )

yang memiliki Anak Balita berdasarkan umur tentang stunting

di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru Tahun

2019............................................................................................30

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orangtua (ayah atau ibu )

yang memiliki Anak Balita berdasarkan pendidikan tentang

stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru

Tahun 2019.................................................................................31

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orangtua (ayah atau ibu )

yang memiliki Anak Balita berdasarkan pekerjaan tentang

stunting di Wilayah Kerja Puskesmas SidomulyoPekanbaru

Tahun 2019.................................................................................32

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orangtua (ayah atau ibu )


yang memiliki Anak Balita berdasarkan informasi tentang

stunting di Wilayah Kerja Puskesmas SidomulyoPekanbaru

Tahun 2019.................................................................................32

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orangtua (ayah atau ibu )

yang memiliki Anak Balita berdasarkan sumber informas

tentang stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo

Pekanbaru Tahun 2019..............................................................33

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orangtua (ayah atau ibu )

yang memiliki Anak Balita tentang stunting di Wilayah Kerja

Puskesmas SidomulyoPekanbaru Tahun 2019.........................32


DAFTAR SKEMA

Skema 2.8 Kerangka konsep ....................................................................21


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pengambilan Data dari Akbid Internasional

Lampiran 2 : Surat Rekomendasi Pengambilan Data dari Kesbang

Lampiran 3 :Surat Izin Penelitian dari Kesbang Pemerintah Kota

Pekanbaru

Lampiran 4 : Surat Izin Riset / Penelitian Dari Dinas Kesehatan

Pekanbaru

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Dari Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru

Lampiran 6 : Surat Keterangan Telah Malakukan Penelitian Di

Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru

Lampiran 7 : Permohonan Persetujuan Penelitian Kepada Responden

Lampiran 8 : Format Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 9 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 10 : Bukti Penelitian (Dokumentasi Foto)

Lampiran 11 : Master Tabel

Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 13 : Lembar Konsul


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah balita stunting menggambarkan masalah gizi kronis

yang mulai dipengaruhi pada kondisi ibu atau calon ibu, masa janin

dan masa bayi atau balita, termasuk penyakit yang diderita selama

masa balita. Kejadian stunting mencerminkan adanya malnutrisi dan

karakteristik tinggi badan ibu yang diturunkan ke bayi dan

berdampak pada panjang badan lahir balita. Stunting pada balita

sebagai indikator utama untuk menilai kesejahteraan anak dan

refleksi akurat dari ketidaksetaraan sosial. Stunting adalah hasil

sebagian besar nutrisi yang tidak memadai dan serangan infeksi

berulang pada 1.000 hari pertama kehidupan (Sumarmi, 2016).

Stunting merupakan suatu kondisi dimana kurang gizi kronis

yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu

yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai

dengan kebutuhan gizi. Kekurangan gizi pada usia dini

meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan

penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal

saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang,

sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi

Indonesia (Millennium Challenga Account, 2014).


Stunting dikaitkan sebagai penanda beberapa gangguan

patologis terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas,

hilangnya potensi pertumbuhan fisik, menurunnya perkembangan

saraf dan fungsi kognitif, serta peningkatan risiko penyakit kronis di

masa dewasa. Aspek ini tercermin pada anak yang tidak hanya

gagal mencapai potensi pertumbuhan liniernya karena kondisi

kesehatan yang kurang optimal, nutrisi dan perawatan yang tidak

memadai, namun mereka juga menderita kerusakan fisik dan kognitif

parah yang tidak dapat diubah yang menyertai pertumbuhan yang

terhambat (Onis & Branca, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2016) bahwa

proporsi balita dengan riwayat panjang badan lahir pendek lebih

banyak pada kelompok stunting yaitu sebesar 44%, sedangkan pada

anak yang lahir dengan panjang badan lahir normal sebesar

21%.Hasil penelitian Meilyasari & Isnawati (2014) di wilayah Kendal

menyebutkan bahwa panjang badan lahir rendah merupakan faktor

risiko terjadinya stunting 16,4 kali lebih besar daripada balita dengan

panjang badan lahir normal.

Pengetahuan gizi ibu yang kurang baik dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya faktor pendidikan, dan sikap kurang

peduli atau ketidakingintahuan ibu tentang gizi, sehingga hal ini akan

berdampak pada tumbuh kembang anak balitanya yang akan


mengalami gangguan pertumbuhan seperti halnya stunting

(Zainudin, 2014).

Anak yang dibesarkan di keluarga yang berpendidikan tinggi

sangat berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan dan

perkembangan anak dalam menerima arahan dan informasi karena

orang tua akan mudah memahami dalam menyediakan gizi

seimbang untuk tumbuh kembang anak yang optimal (Woldehanna,

dkk. 2017).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada 10 orang tua

yang mempunyai anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo

terdapat 80% orang tua tidak mengetahui tentang stunting yang

terjadi pada anak balita. Hal ini sangat penting bagi orang tua untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak balita dari dini.

Oleh karena itu, peneliti tetarik untuk melakukan penelitian mengenai

Pengetahuan orang tua tentang Stunting pada balita.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana Gambaran Pengetahuan OrangTua tentang Stunting

pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru

tahun 2019 ?”.

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan orangTua tentang

Stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo

Pekanbaru tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta mampu

mengembangkan ilmu dalam melaksanakan penelitan yang

telah diperoleh dari pendidikan khususnya tentang stunting.

1.4.2 Bagi Puskesmas Sidomulyo

Dapat dijadikan sebagai informasi dan sebagai bahan masukan

bagi puskesmas dalam upaya pencegahan penyakit stunting

pada anak dan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan,

baik sarana dan prasarana serta penyuluhan dalam

menurunkan angka kejadian stunting pada balita.

1.4.3 Bagi Akademi Kebidanan Internasional

Untuk dijadikan sebagai bahan masukan atau refrensi bagi

institusi pendidik Akademi Kebidana Internasional Pekanbaru

tentang pengetahuan orangtua yang memliki anak balita

tentang stunting sehingga dapat dijadikan sebagai bahan bagi

peneliti selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari proses mencari tahu, dari

yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi

dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai

metode, baik melalui pendidikan maupun melalui pengalaman

(Sulaeman 2011).

2.1.2 Jenis pengetahuan

Pengetahuan masyarakat beraneka ragam

pemahamannya. Jenis-jenis pengetahuan dibedakan atas

pengetahuan implicit dan pengetahuan eksplisit (Sulaeman

2011 dan Budiman dan Riyanto 2013).

1. Pengetahuan implicit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih

tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi

faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan

pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang

biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara

tertulis maupun lisan. Kemampuan berbahasa, mendesain,

atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit


membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bias tampak

secara eksplisit.

2. Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa

media atau semacamnya. Pengetahuan nyata dideskripsikan

ke dalam tindakan-tindakan.

2.1.3 Tingkatan pengetahuan

Tingkatan pengetahuan, yaitu : (Sulaeman 2011).

1. Tahu (know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi dan

mengatakan.

2. Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.


Aplikasi dapat diartikan pengguna hukum-hukum rumus-

rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan dan lain-lain.

5. Sintesis (Sinthesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam

bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesa

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi lama.

6. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu

materi atau objek berdasarkan berdasarkan suatu cerita

yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria

yang sudah ada.

2.1.4 Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang menurut Notoatmodjo (2007) dan Budiman (2013)

yaitu:
1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah

dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok yang mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tingggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Seseorang yang

memiliki pendidikan tinggi akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Seseorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah.

Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh pada

pendidikan formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu

objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan

negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan

sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak


aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap positif terhadap objek tersebut.

2. Media massa/ informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediate impact), sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. Perkembangan

teknologi akan menyediakan bermacam- macam media

massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai

bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,

majalah dan lain- lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media dalam

penyampaian informasi merupakan tugas utama, media

masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang

dapat mengarahkan opini seseorang.

3. Sosial budaya dan ekonomi

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.


4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berbeda dalam

lingkungan tersebut.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengatahuan yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa

lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional

serta pengalaman belajar selama bekerja dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya.

6. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

piker seseorang. Semakin bertambah usia, maka akan

bertambah pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin baik. Menurut


penelitian Indarwati, R.D (2011) menjelaskan bahwa

perbedaan tingkat pengetahuan antara satu orang dengan

orang lain disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan antara lain: pendidikan formal,

pekerjaan, umur, minat, pengalaman hidup, kebudayaan

lingkungan sekitar dan informasi yang didapat oleh orang

tersebut (Mubarok, 2007). Semakin tinggi tingkat pendidikan

orangtua maka semakin dapat mengidentifikasi resiko

cedera pada anak (Atak, et al ,2010).

2.1.5 Pengukuran pengetahuan

Sulaeman (2011) menyatakan bahwa pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan

yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan

dengan tingkatan pengetahuan. Adapun tingkatan pengukuran

pengetahuan adalah :

1. Tingkat pengetahuan baik bila skor >75%-100%

2. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%

3. Tingkat pengetahuan kurang bila skor <60%


2.2 Stunting

2.2.1 Pengertian Stunting

Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek

hinggamelampaui deficit 2 SD dibawah median panjang atau

tinggi badanpopulasi yang menjadi referensi internasional

Stunting (tubuh pendek) menggambarkan keadaan gizi kurang

yang sudah berjalan lama dan memerlukan waktu bagi anak

untuk berkembang serta pulih kembali (Manary, dkk. 2008).

Perawakan pendek (stunting) merupakan suatu

terminologi untuk tinggi badan yang berada di bawah persentil

3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada

populasi tersebut (IDAI, 2010).Stuntingadalah status gizi yang

didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U)

atau tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) (Kepmenkes RI,

2010).

2.2.2 Pendekatan Diagnostik Stunting

Pada anak dengan perawakan pendek harus dilakukan

pemeriksaan serta baik dan terarah agar tata laksananya

optimal. Evaluasi perawakan pendek ini sangat dibutuhkan

untuk menilai proses pertumbuhan. Melakukan analisis dan

pemeriksaan fisis yang cermat dapat membantu membedakan

etiologi perawakan pendek adalah proses patologis atau masih


merupakan variasi normal/ fisiologis. Kriteria awal pemeriksaan

anak dengan perawakan pendek (stunting) adalah:

1. TB dibawah persentil 3 atau -2SD

2. Kecepatan tumbuh dibawah persentil (ukuran perseratusan)

3. Perkiraan tinggi badan dewasa dibawah Mid Parental Height

(MPH)

2.2.3 Penilaian Stunting Secara Antropometri

Penilaian stunting pada anak dilakukan dengan cara

pengukuran. Penilaian stunting secara antropometri

menggunakan indeks Penilaian status gizi balita berdasarkan

TB/U dikenal sebagai stunting (Wiyogawati, 2010). Penentuan

perawakan pendek, dapat menggunakan beberapastandar

antara lain Z skore baku National center for health

statistic/Center for diseases control (NCHS/CDC) atau Child

Growth StandarWorld Health Organization (Mardewi, Kadek

Wini . 2014).

Beberapa penelitian menunjukkan proporsi perawakan

pendek (stunting) pada anak lebih tinggi dengan menggunakan

kurva WHO 2005 dibandingkan NHCS/CDC sehingga

implikasinya penting pada program kesehatan (Mardewi, Kadek

Wini. 2014). Klasifikasi status gizi pada anak baik laki-laki

maupun perempuan berdasarkanstandar WHO 2005 dapat

dilihat pada table 2.1 (Mardewi, Kadek Wini . 2014).


Table2.1
Kategori stunting berdasarkan Z-Skore standar WHO 2005
Indeks Ambang batas Status gizi

> + 2SD Jangkung

-2 SD sd +2 SD Normal
TB/U
-3 SD sd <-2 SD Stunting

< - 3 SD Stunting berat

Sumber : Kadek Wini Mardewi, 2014

Pengukuran tinggi badan harus diukur dan dipantau

berkala, minimal pada waktu-waktu berikut (IDAI, 2009) :

1. Umur <1 tahun : saat lahir 1,2, 4, 6, 9, 12 bulan

2. Umur 1-2 tahun : setiap 3 bulan

3. >3-21 tahun : setiap 6 bulan

2.2.4 Efek Jangka Panjang Stunting

Masalah stunting pada balita perlu mendapat perhatian

khusus karena dapat menghambat pertumbuhan fisik dan

perkembangan mental anak (Kusuma dan Nuryanto, 2013).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stunting berhubungan

dengan perkembangan motorik anak. Hal ini disebabkan oleh

adanya keterlambatan kematangan sel-sel saraf terutama

dibagian cerebellum yang merupakan pusat koordinasi gerak

motorik. Perkembangan motorik merupakan aspek

perkembangan yang penting karena berkaitan dengan

perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif inilah yang


secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas sumber

daya manusia (Susanti dan Margawati 2012).

Stunting berkaitan dengan peningkatan resiko kesehatan

dan kematian serta terhambatnya pertumbuahan kemampuan

motorik dan mental (Kusuma dan Nuryanto, 2013). Balita yang

mengalami stunting memiliki risiko terjadinya penurunan

kemampuan intelektual, produktivitas, dan peningkatan risiko

penyakit degenerative di kemudian hari (Anugraheni H, 2012).

Anak stunting rentan terhadap penyakit infeksi sehingga

beresiko mengalami penurunan kualitas belajar (Yunitasari.L,

2012). Stunting juga meningkatkan resiko obesitas, karena

orang dengan tubuh pendek berat badan idealnya juga rendah.

Kenaikan berat badan beberapa kilogram saja dapat

menjadikan indeks massa tubuh (IMT) orang tersebut naik

melebihi batas normal. Keadaan overweight dan obesitas yang

terus berlangsung lama akan meningkatkan risiko kejadian

penyakit degeneratif (Anugraheni H, 2012).

Anak-anak yang bertubuh pendek (stunted) pada usia

kanak-kanak dini terus menunjukkan kemampuan yang lebih

buruk dalam fungsi kognitif yang beragam dan prestasi sekolah

yang lebih buruk jika dibandingkan dengan anak-anak yang

bertubuh normal hingga usia 12 tahun. Mereka juga memiliki

permasalahan perilaku, lebih terhambat, dan kurang perhatian


serta lebih menunjukkan gangguan tingkah laku (conduct

disorders) (Manary, dkk. 2008).

2.2.5 Faktor Penyebab Stunting Pada Balita

Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak

hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu

hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan

untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya

perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari

anak balita. Secara lebih detil, beberapa faktor yang menjadi

penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut: (Tim

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017)

1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya

pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan

pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.

Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa

60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu

Ibu (ASI) secara ekslusif, dan 2 dari anak usia 0-24 bulan

tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-

ASI). MP-ASI diberikan/mula diperkenalkan ketika balita

berusia diatas 6 bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan

jenis makanan baru pada bayi, MPASI juga dapat mencukupi

kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong

oleh ASI,serta membentuk daya tahan tubuh dan


perkembangan sistem imunologis anak terhadap makanan

maupun minuman.

2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan

ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu

selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran

dini yang berkualitas. Informasi yang dikumpulkan dari

publikasi Kemenkes dan Bank Dunia menyatakan bahwa

tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin menurun dari

79% di 2007 menjadi 64% di2013 dan anak belum mendapat

akses yang memadai ke layanan imunisasi. Fakta lain

adalah 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi sumplemen

zat besi yang memadai serta masih terbatasnya akses ke

layanan pembelajaran dini yang berkualitas (baru 1 dari 3

anak usia 3-6 tahun belum terdaftar di layanan

PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini).

3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan

bergizi. Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di

Indonesia masih tergolong mahal. Menurut beberapa sumber

(RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS), komoditas

makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibanding dengandi

New Delhi, India. Harga buah dan sayuran di Indonesia lebih

mahal daripada di Singapura.Terbatasnya akses ke


makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah berkontribusi

pada 1dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia.

4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang

diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa1 dari 5 rumah

tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) diruang

terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses

ke air minum bersih. Beberapa penyebab seperti yang

dijelaskan di atas, telah berkontibusi pada masih tingginya

pervalensi stunting di Indonesia dan oleh karenanya

diperlukan rencana intervensi yang komprehensif untuk

dapat mengurangi pervalensi stunting di Indonesia.

2.2.6 Dampak Stunting pada Anak

Dampak stunting yaitu : (Sandjojo, Eko Putro. 2017).

1. Mudah sakit

2. Kemampuan kognitif berkurang

3. Saat tua beresiko terkena penyakit yang berhubungan

dengan pola makan

4. Fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang

5. Mengakibatkan kerugian ekonomi

6. Postur tubuh tak maksimal saat dewasa


Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting :

Sandjojo, Eko Putro. 2017).

1. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,

kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan

metabolisme dalam tubuh.

2. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan

adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi

belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit,

dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes,

kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,

stroke, dan disabilitas pada usia tua Kesemuanya itu akan

menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,

produktifitas, dan daya saing bangsa.

2.2.7 Pencegahan Stunting

Stunting merupakan masalah kesehatan yang bisa

dicegah sejak dini, mulai dari dalam kandungan hingga masa

periode emas pertumbuhan anak. Berikut ini tips mencegah

stunting, yaitu : (Sandjojo, Eko Putro. 2017).

1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil

harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi

zat gizi (tablet zat besi atau Fe), dan terpantau

kesehatannya. Namun, kepatuhan ibu hamil untuk meminum


tablet tambah darah hanya 33%. Padahal mereka harus

minimal konsumsi 90 tablet selama kehamilan.

2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan

diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup

jumlah dan kualitasnya.

3. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas

sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.

4. Sangat dianjurkan ketika bayi berusia tiga tahun atau sudah

dapat anak makan dianjurkan mengkonsumsi 13 gram

protein yang mengandung asam amino esensial setiap hari,

yang didapat dari sumber hewani, yaitu daging sapi, ayam,

ikan, telur, dan susu.

5. Rajin mengukur tinggi badan dan berat badan anak setiap

kali memeriksa kesehatan di Posyandu atau fasilitas

kesehatan lainnya untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan anak serta mendeteksi dini terjadinya

gangguan pertumbuhan.

Menjaga asupan nutrisi yang ideal dan bervariatif

ditambah dengan perilaku hidup bersih dan sehat

memegang peranan yang krusial bagi kesehatan ibu hamil,

terutama bagi janin. Hal ini untuk mencegah terjadinya

kekerdilan demi kelangsungan hidup anak dalam jangka

pendek dan dalam jangka panjang yang sehat, serta untuk


memastikan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat,

terdidik dan produktif.

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh

degenerasi dan hal yang khusus konsep hanya dapat diamati dan

diukur melalui kontruktur atau yang lebih dikenal dengan nama

variabel. Variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan

nilai yang bilangan dari konsep (Notoatmodjo, 2010). Adapun dalam

penelitian ini menggunakan analitik kerangka konsep penelitian.

Variabel Sub Variabel

Pengetahuan Stunting pada balita

Skema 2.1
Kerangka Konsep Penelitian
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan

desain penelitian deskritif. Penelitian ini mengidentifikasi melalui

pemberian kuisioner pada responden yang bertujuan untuk

mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan orangtua tentang

stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas sidomulyo tahun

2019.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat dan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas

Sidomulyo Pekanbaru tahun 2019.

3.2.2 Waktu

Waktu penelitian telah dilaksanakan mulai tanggal 27 Februari

sampai 22 Maret Tahun 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang diambil pada

penelitian ini adalah seluruh orangtua (ayah atau ibu) yang

mempunyai anak balita di Wilayah kerja puskesmas


Sidomulyo dengan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

7238 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel sebaiknya

memenuhi kriteria yang dikehendaki merupakan bagian dari

populasi target yang akan diteliti langsung (Riyanto, 2011).

Cara pengambilan sampel diperoleh dengan menggunakan :

n= N

1+N(d)²

n= 7238

1 + 7238 (0,01)

n= 7238

73,38

n= 98,63 (99) orang.

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d=Tingkat kepercayaan /ketetapan yang diinginkan (0,1)

Jadi berdasarkan perhitungan rumus diatas jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 97 orang.


3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan adalah

Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan

dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2007).

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

penelitian untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam

penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana

variable dapat diukur ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2014)

Table 3.1
Variable dan Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil ukur Skala
operasional ukur
ukur
Pengetahu Segala Kuesioner Mengisi 1. Baik : bila Ordinal
an tentang sesuatu yang kusioner skor >75%-
stunting diketahui 100%
orangtua 2. Cukup : bila
mengenai skor 60%-
stunting 75%
3. Kurang :
bila skor
<60%
3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih

dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Hidayat,

2007).

Alat pengumpulan data ini akan menggunakan kusioner yang

berisi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti yaitu pertanyaan mengenai Gambaran Pengetahuan Orang

Tua (ayah/ibu) tentang stunting pada balita di Puskes mas

Sidomulyo tahun 2019.

Table 3.2
Kisi – Kisi Tentang Pengetahuan Orang Tua
No Variabel No Pertanyaan Jumlah
Soal
Favorabel Unfavorabe
l
1 Pengetahuan 3
a.Pengertian stanting 1,2 17
b.Faktor resiko stanting 9 4 2
pada balita
c.Gambaran 5,6,15,16 7,20 6
pengetahuan orang
tua tentang stunting
pada balita
d. Dampak stunting pada 8,11,18 3,10 5
balita
e. Pencegahan stunting 12,13 14,19 4
Total 12 8 20
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Pengolahan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

mengguanakan data primer. Pengumpulan data secara primer

yaitu langsung pada subjek penelitian dengan cara

menyebabkan kuisioner langsung diisi oleh responden. Jenis

data promer , data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari data

yang sebelumnya tidak ada tujuannya disesuaikan dengan

keperluan peneliti (Hidayat, 2007).

3.6.2 Penilaian Pengetahuan

Table 3.3
Nilai Pengetahuan pada Skala Guttman
No Pernyataan Benar Salah

.
1. Benar 1 0
2. Salah 0 1

3.6.3 Teknik Pengolah Data

Setelah data yang terkumpul dalam beberapa kelo,pok

kemudian diolah secara manual dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Pemeriksaan data (Editing)

Pada penelitian ini peneliti melakukan proses editing dengan

cara melakukan pengecekan pengisian kuisioner, apakah

jawaban yang ada dikuisioner sudah lengkap dan jelas,

relevan dan konsisten dengan apa yang akan diteliti.


2. Pemberian kode (Coding)

Memberikan kode jawaban secara angka atau kode tertentu

untuk mempermudah pengolahan data.

3. Tablasi (Tabulating)

Setelah serangkai tahapan itu dilakukan, kemudian

dilanjutkan dengan menyusun atau menghitung data dengan

melihat presentase data yang telah terkumpul untuk

disajiakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.7 Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam

bentuk yang lebih mudah dibaca, diinteraksikan untuk mencari

makna luas. Analisis data yang dilakukan secara univariat yaitu

dengan melihat hasil perhitungan frekuensi dan presentasi sebagai

bahan tolak ukur pembahasan kesimpulan (Notoatmodjo, 2007).

Untuk mengetahui distribusi frekuensi dan masing-masing frekuensi

dan masing-masing variable analisa ini ditampilkan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan dipersentasikan dari tiap variabel

dengan rumus :

P= F x 100 %

N
Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi Nilai Sampel/jawaban yang benar

N = Jumlah Sampel/jumlah pertanyaan

3.8 Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2011) masalah penelitian kebidanan

merupakan masalah yang penting dalam penelitian, mengingat

penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka

segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus

diperhatikan antar lain adalah sebagai berikut :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan

lembar persetujuan

2. Anominity

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan dat atau hasil penelitian yang akan

disajikan.

3. Confidentiality
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Univariat

1. Data Umum

1.1 Umur

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan OrangTua (Ayah atau Ibu) yang
Memiliki Anak Balita berdasarkan Umur tentang
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru 2019

No. Umur Frekuensi Presentasi


(n) (%)
1. 20-30 47 47,5

2. 31-40 42 42,4

3. ≥ 40 10 10,1
Total 99 100
Sumber : analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan hasil penelitian dimana

sebagian besar orangtua berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 47

responden (47,5%) dan orangtua berumur yang berumur 31-40

tahun sebanyak 42 responden (42,4%) dan hanya sebagian kecil

orangtua yang berumur ≥ 40 tahun yaitu sebanyak 10 responden

(10,1%).

1.2 Pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan OrangTua (Ayah atau Ibu) yang
Memiliki Anak Balita berdasarkan Pendidikan tentang
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru 2019

No. Pendidikan Frekuensi Presentasi


(n) (%)
1. SD 4 4

2. SMP 19 19,2

3. SMA / SMK 62 62,6

4. DIII 5 5,1

5. S1 9 9,1
Total 99 100
Sumber : analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan hasil penelitian dimana

sebagian besar pendidikan orangtua (ayah atau ibu) yang

berpendidikan SMA / SMK yaitu sebanyak 62 responden (62,6%)

dan orangtua (ayah atau ibu) yang berpendidikan SMP yaitu

sebanyak 19 responden (19,2%) dan orangtua (ayah atau ibu) yang

berpendidikan S1 sebanyak 9 responden (9,1%) dan orangtua

(ayah atau ibu) yang berpendidikan DIII sebanyak 5 responden

(5,1%) dan sebagian kecil pendidikan orangtua yang berpendidikan

SD yaitu sebanyak 4 responden (4%).

1.3 Pekerjaan

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan OrangTua (Ayah atau Ibu) yang
Memiliki Anak Balita berdasarkan Pekerjaan tentang
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru 2019

No. Pekerjaan Frekuensi Presentasi


(n) (%)
1. Tidak Bekerja 56 56,6

2. Bekerja 43 43,4
Total 99 100
Sumber : analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil penelitian dimana

sebagian besar pekerjaan orangtua (ayah atau ibu) yang tidak

bekerja yaitu sebanyak 56 responden (56,6%) dan orangtua (ayah

atau ibu) yang bekerja yaitu sebanyak 43 responden (43,4%).

1.4 Informasi

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan OrangTua (Ayah atau Ibu) yang
Memiliki Anak Balita berdasarkan informasi tentang Stunting
di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru 2019

No. Mendapat informasi Frekuensi Presentasi


(n) (%)
1. Ya 27 27,3

2. Tidak 72 72,7
Total 99 100
Sumber : analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan hasil penelitian dimana

sebagian besar responden tidak mendapatkan informasi tentang

stunting yaitu sebanyak 70 responden (72,7%) dan hanya sebagian


kecil responden yang mendapat informasi tentang stunting yaitu

sebanyak 27 responden (27,3%).

1.5 Sumber Informasi

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan OrangTua (Ayah atau Ibu) yang
Memiliki Anak Balita berdasarkan sumber informasi tentang
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru 2019

No. Sumber Informasi Frekuensi Presentase


(N) (%)
1. Petugas Kesehatan 9 33,3

2. Media 14 51,9

3. Teman 4 14,8
Jumlah 27 100
Sumber : analisis data primer, 2019

Berdasarkan table 4.5 menunjukkan hasil penelitian dari 27

responden yang mendapat informasi, sebagian besar diperoleh dari

media yaitu sebanyak 14 responden (51,9%) dan dari petugas

kesehatan sebanyak 9 responden (33,3%) dan dari teman sebanyak

4 responden (14,8%).

2. Data Khusus

2.1 Pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 99

orang responden mengenai gambaran pengetahuan orangtua

tentang stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Sidomulyo Pekanbaru tahun 2019 dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan OrangTua (Ayah atau Ibu
yang Memiliki Anak Balita tentang Stunting di Wilayah
Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru 2019

No Pengetahuan Jumlah Presentasi


. (N) (%)
1. Baik 22 22,2

2. Cukup 47 47,5

3. Kurang 30 30,3
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan hasil penelitian dimana

sebagian besar orangtua (ayah atau ibu) yang berpengetahuan

cukup tentang stunting yaitu sebanyak 47 orang (47,5%) dan

sebagian kecil orangtua (ayah atau ibu) yang berpengetahuan

baik tentang stunting sebanyak 22 orang (22,2%).

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

diketahui sebagian besar responden atau orangtua (ayah atau


ibu) yang memeiliki balita dengan pengetahuan cukup mengenai

stunting sebanyak 46 responden (47%).

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian

stunting pada balita. Penyebab langsung adalah kurangnya

asupan makanan dan adanya penyakit infeksi. Faktor lainnya

adalah pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah,

sanitasi dan hygiene yang buruk dan rendahnya pelayanan

kesehatan. Selain itu masyarakat belum menyadari anak pendek

merupakan suatu masalah, karena anak pendek di masyarakat

terlihat sebagai anak-anak dengan aktivitas yang normal, tidak

seperti anak kurus yang harus segera ditanggulangi. Demikian

pula halnya gizi ibu waktu hamil, masyarakat belum menyadari

pentingnya gizi selama kehamilan berkontribusi terhadap

keadaan gizi bayi yang akan dilahirkannya kelak (Unicef

Indonesia, 2013).

Hasil penelitian ini sesuai dengan Shirley ES Kawengian,

Nova H Kapantow Jurnal e-biomedik 3 (2), 2015 mengenai

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status

Gizi Anak Umur 1- 3 Tahun Di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan

Kabupaten Bolaang Mongondow Induk Sulawesi Utara.

Pengetahuan gizi ibu anak umur 1-3 tahun dinilai berdasarkan

pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang dijawab oleh para

responden. Jumlah responden yang berpengetahuan kurang


lebih banyak dari yang berpengetahuan baik. Sebanyak 12,2%

berpengetahuan baik mengenai gizi, 42,2% berpengetahuan

cukup, dan 45,6% berpengetahuan kurang.

Pengetahuan tentang gizi pada orang tua dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu diantaranya adalah umur diamana

semakin tua umur sesorang maka proses perkembangan

mentalnya menjadi baik, intelegensi atau kemampuan untuk

belajar dan berpikir abstrak guna, menyesuaikan diri dalam

situasi baru, kemudian lingkungan dimana seseorang dapat

mempelajari hal-hal baik juga buruk tergantung pada sifat

kelompoknya, budaya yang memegang peran penting dalam

pengetahuan, pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk

mengembangkan pengetahuan, dan pengalaman yang

merupakan guru terbaik dalam mengasah pengetahuan

(Notoatmodjo, 2010).

Dari hasil penelitian yang didapat, peneliti berasumsi

bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup

dikarenakan faktor penerimaan informasi yang di dapat,

dimana dalam penelitian ini responden lebih banyak yang

belum mendapatkan informasi mengenai stunting selain itu

factor pendidikan dan umur juga mempengaruhi pengetahuan

orangtua (ayah atau ibu), dimana Seseorang yang memiliki

pendidikan tinggi akan cenderung untuk mendapatkan


informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang stunting. Sedangkan usia

mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia, maka akan bertambah

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan

yang diperolehnya semakin baik.

Menurut peneliti, jika suatu program pencegahan stunting

dijalankan dengan baik maka peningkatan pengetahuan serta

perilaku orangtua dalam kesehariannya akan menjadi lebih baik

dari sebelumnya, sehingga kejadian stunting akan berkurang.

Maka dari itu peneliti menyarankan untuk orangtua

berpengetahuan baik dan cukup dapat berbagi pengalaman

mengenai stunting kepada orangtua yang berpengetahuan

kurang maupun kepada orangtua yang baru memiliki bayi.

Peneliti juga menyarankan kepada orangtua yang memiliki

pengetahuan kurang agar dapat meningkatkan inisiatif dan

minat untuk mencari informasi mengenai stunting, misalnya

melalui sering menonton televisi, membaca buku-buku atau

majalah mengenai stunting, dan lainnya.


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan

mengenai Gambaran Pengetahuan Orangtua tentang Stunting pada


Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru Tahun

2019 dapat disimpulkan :

Diketahui mayoritas orang tua yang memiliki balita dengan

pengetahuan cukup sebanyak 46 orang (47%).

5.2 SARAN

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan peneliti

lain dikemudian hari tentang stunting . Serta diharapkan peneliti

lain dapat menggunakan variable lainnya dan dengan desain

penelitian yang berbeda.

5.2.2 Bagi Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru

Bagi instansi pendidikan diharapkan agar lebih melengkapi

buku – buku kesehatan terutama buku yang berhubungan

dengan stunting. Serta kepada para pengajar maupun mahasiswi

akbid internasional pekanbaru untuk mengadakan pengabdian

masyarakat melalui penyuluhan kepada orang tua mengenai

stunting.

5.2.3 Bagi Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru

Dapat dijadikan sebagai informasi dan manfaat bagi

puskesmas dalam upaya pencegahan stunting dan

meningkatkan dan memotivasi kader utnuk lebih aktif lagi


membantu masyarakat bagaimana cara pencegahan dan

penanggulangan masalah ksehatan khususnya stunting.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Riyanto. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian. Jakarta : EGG

Altare, C., Delbiso, T. D., Mutwiri, G. M., Kopplow, R., & Guha-sapir, D.
2016. Factors associated with stunting among pre-school
children in Southern Highlands of Tanzania. Journal of
Tropical Pediatrics, 62, 390–408.
https://doi.org/10.1093/tropej/fmw024

Anugraheni, Hana Sofia dan Marta Irene Kartasurya. 2012. Faktor risiko
kejadian stunting pada anak usia 12-36 bulan di kecamatan
pati, kabupaten Pati. Journal of nutrition college, vol.1 no.1
(2012). http://ejournals1.undip.ac.id.pdf. diakses pada
tanggal 20 februari 2014.

Bloem MW, Pee SD, Hop LT, Khan NC, Laillou A, Minarto, Pfanner RM,
Soekarjo D, Soekirman, Solon JA, Theary C, Wasantwisut E,
2013. Key strategies to further reduce stunting in Southeast
Asia: Lessons from the ASEAN countries workshop. Food
and Nutrition Bulletin: 34:2

Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita selekta kuisioner pengetahuan data


sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Damayanti, R. A., Muniroh, L & Farapti. 2016. Perbedaan tingkat


kecukupan zat gizi dan riwayat pemberian ASI eksklusif pada
balita stunting dan non stunting. Media Gizi Indonesia, 2(1),
61–69.

Destiadi, A. an, Nindya, T. S., & Sumarmi, S. (2015). Frekuensi kunjungan


posyandu dan riwayat kenaikan berat badan sebagai faktor
risiko kejadian stunting pada anak usia 3 – 5 tahun. Media
Gizi Indonesia, 10(1), 71–75.

Dinkes Surabaya. (2014). Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota


Surabaya tahun 2014. Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Surabaya.

Gibney, M., Margets, B., Kearney J., arab L. 2009. Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGG.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik


Analisis Data. Surabaya : Salemba

2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :


Salemba Medika.

2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis


Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
Kemenkes. 2011. Standar antropometri penilaian status gizi anak.2011.
Direktorat bina gizi : Jakarta . http://gizi.depkes.go.id.pdf
diakses 13 mei 2014

2013. Rencana kerja pembinaan gizi masyarakat. http:// gizi


depkes.go.id. pdf diakses 9 mei 2014.

Kusuma, kukuh eka dan Nuryanto. 2013. “Faktor Risiko Kejadian Stunting
Pada Anak Usia 2-3 Tahun (Studi Di Kecamatan Semarang
Timur). Jurnal of nutrition college, vol. 2 no. 4 (2013).
http://download.portalgaruda.org.pdf diakses pada tanggal
20 februari 2014.

Manary, M.J. & Solomons, N.W. Gizi Kesehatan Masyarakat, Gizi dan
Perkembangan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Terjemahan Public Health Nutrition, Editor. Gibney, M.J,
Margetts, B.M., Kearney, J.M. & Arab, L Blackwell Publishing
Ltd, Oxford; 2009

Mardewi, Kadek Wini. 2014. Kadar Seng Serum Rendah Sebagai Faktor
Risiko Perawakan Pendek Pada Anak. Tesis. http://www.
pps.unud.ac.id/thesis/pdf. Diakses pada tanggal 18 mei
2014.

Millennium Challenga Account. (2014). Dipetik Agustus 27, 2017, dari


Stunting dan Masa Depan Indonesia info@mca-
indonesia.go.id: www.mca-indonesia.go.id

Mubarak, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar


Mengajar dalam Pendidikan. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Mucha, N. 2012. Implementing Nutrition Sensitive Development: Reaching


Consensus briefing Paper. Akses : www. bread.
org/institute /papers/nutrition sensitive interventions.pdf
tanggal 26 Desember 2013.

Notoadmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Cetakan


pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta

. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Onis, M. De, & Branca, F. 2016. Review article childhood stunting : a


global perspective. Maternal & Child Nutrition, 12(1), 12–26.
https://doi.org/10.1111/mcn.12231
Sandjojo, Eko Putro. 2017. Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting.
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Buku_Saku_Stunt
ing_Desa.pdf. Jakarta, Desember 2017.

Scaling Up Nutrition, 2013. Country Progress In scaling up nutrition.


Januari 2013 Akses scalingupnutrition.org/resources tanggal
26 Desember 2013

Shirley ES Kawengian, Nova H Kapantow Jurnal e-biomedik 3 (2), 2015.


Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan
Status Gizi Anak Umur 1- 3 Tahun Di Desa Mopusi
Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk
SulawesiUtara.
http:/ejournal.unstrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/8
548

Sulaeman, Umar. 2011. Analisis pengetahuan, sikap, dan perilaku


beragama siswa. Alauddin university press: Makassar

Sumarmi, S. 2016. Maternal short stature and neonatal stunting : an inter-


generational cycle of malnutrition. International Conference
on Health and Well-Being (ICHWB). Surakarta

Susanty, novita milda.,Margawati,Ani. 2012. “Hubungan Derajat Stunting,


Asupan Zat Gizi Dan Social Ekonomi Rumah Tangga
Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 24-36 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bugangan Semarang”. Jurnal Of
Nutrition College, Vol.1 No.1 (2012).
http://download.portalgaruda.org/pdf diakses pada tanggal
11 maret 2014.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. “100


Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil
(Stunting)”. Website: www.tnp2k.go.id. Cetakan Pertama
Jakarta Pusat : 10110

UNICEF, 2013. Improving child nutrition, the achievable imperative for


global progress. New York: United Nations Children’s Fund.

Wiyogawati, Citaningrum. 2010. “Kejadian stunting pada anak berumur


dibawah 5 tahun (0-59 bulan ) di provinsi papua barat tahun
2010 (Analisis Riskesdas 2010) tahun 2012. Skripsi (januari
2012), fakultas kesehatan masyarakat Depok.
http://lontar.ui.ac.id/pdf. diakses pada tanggal 24 februari
2014.

Woldehanna, T., Behrman, J. R., & Araya, M. W. 2017. The effect of early
childhood stunting on children’s cognitive achievements:
evidence from young lives Ethiopia. Ethiopian Journal of
Health Development,31(2),75-84. https: //doi. org/10.
1126/science. 1249098.Sleep.

Yunitasari, Linda. 2012. “ Perbedaan Intelegence Quotion (IQ) Antara


Anak Stunting Dan Tidak Stunting Umur 7-12 Tahun Di
Sekolah Dasar Negeri Buara Kecamatan Ketanggungan
Kabupaten Brebes”.Jurnal kesehatan masyarakat, vol. 1.
No.2. (2012). http://ejournal-s1.undip.ac.id/pdf. Diakses 24
februari 2014.

Zainudin Asniwati. 2014. Teknologi Pangan, CV idea sejahtera,


Yogyakarta.
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN

KepadaYth,
Siswi
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Nur Amalina
NIM : 1601871
Adalah mahasiswi Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru
yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan
Orangtua Terhadap Stunting pada Balita di Puskesmas Sidomulyo
PekanbaruTahun 2019“.

Penelitian ini akan menjaga kerahasiaan seluruh informasi yang


diberikan dan hanya digunakan untuk kepentingan Karya Tulis Ilmiah.

Atas perhatian dan kerja samanya sebagai Responden saya


ucapkan terima kasih.

Peneliti

Nur Amalina
1601871
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah dijelaskan maksud penelitian, saya bersedia menjadi

respoden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh NUR AMALINA,

mahasiswi Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru dengan judul

“gambaran pengetahuan orangtua terhadap stunting pada balita di

puskesmas sidomulyo pekanbaru tahun 2019“.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak merugikan bagi saya,

justru ada keuntungan timbal balik sehingga jawaban saya merupakan hal

yang sebenarnya sesuai dengan kenyataan yang selama ini saya alami.

Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat di pergunakan sebaik-

baiknya.

Pekanbaru, Februari 2019

Responden

( )
KUESIONER PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

1. Inisial :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Pekerjaan :

B. Petunjuk Soal

1. Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan yang berhubungan

dengan pengetahuan terhadap stunting pada balita.

2. Berilah tanda chek list ( √ ) setiap jawaban yang dianggap benar

sesuai pilahan yang disediakan

C. Informasi Umum

1. Apakah anda pernah mendapat penjelasan atau informasi

tentang stunting pada balita ?

Ya

Tidak

2. Anda mendapat informasi dari mana ?

Petugas Kesehatan

Teman

Media
Kuesioner pengetahuan orangtua (ayah atau ibu) tentang stunting

Berilah tanda (√) pada jawaban yang ibu pilih !

Keterangan :

B : Benar S : Salah

No Pertanyaan B S
1 Stunting adalah anak kurang gizi yang mengalami lambat

proses tumbuh kembang (anak pendek)


2 Stunting sangat penting untuk pemantauan kejadian gizi

pada anak
3 Pemberian susu pada balita tidaklah begitu penting
4 Masa tumbuh kembang diusia balita merupakan masa yang

berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang,oleh

karena itu sering disebut masa peralihan


5 Makanan yang diberikan untuk anak harus sesuai dengan

umur dan kebutuhan gizi anak


6 Daging sapi, ayam, ikan, telur dan susu Merupakan sumber

protein
7 Memberikan anak makanan yang baik tapi sering diare dan

demam tidak menyebabkan menderita kurang gizi


8 Anak yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram

sebagian besar mengalami gangguan pertumbuhan pada

masa kanak-kanak
9 Penyebab dari gizi kurang itu sendiri tidak hanya

disebabkan oleh factor makanan saja tapi juga karena

penyakit yang diderita anak itu sendiri


10 Masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan

social ekonomi dalam masyarakat adalah stunting


11 Anak kurang gizi juga bisa terjadi karena lingkungan tidak
sehat dan kurang tersedianya air bersih dan perilaku hidup

tidak bersih dan sehat


12 Ibu hamil yang sewaktu hamil tidak menjaga polamakannya

dapat berdampak pada anaknya memiliki tinggi badan

cenderung pendek pada usianya


13 Apabila stunting ini berlanjut sehingga anak besar, bisa

menimbulkan penyakit Diabetes Melitus, Jantung Koroner,

Hipertensi, dan Obesitas pada anak


14 Masalah stunting tidak bisa dicegah sejak dini atau

semenjak anak dalam kandungan


15 Rajin keposyandu atau fasilitas kesehatan lainnya untuk

memantau tumbuh kembang anak serta mendeteksi

terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak merupakan

salah salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan

oleh orangtua
16 Makan-makanan yang bergizi dan berpilaku hidup sehat

untuk mencegah terjadinya kekerdilan demi kelangsungan

hidup anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang


17 Stunting tidak bisa diperbaiki walaupun terjadi masa

pubertas
18 Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara

fisik maupun psikomotorik


19 ASI ekslusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan

diberimakan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah

dan berkualitas tidak dapat mencegah terjadinya stunting


20 ASI tidak mesti diberikan sampai usia 2 tahun
Dokumentasi Penelitian
Daftar riwayat hidup

Nama : Nur Amalina

Nim : 1601871

Tempat, tanggal lahir : Kuntu, 08 dsember 1998

Agama : Islam

Nama ayah : Maldanis

Nama ibu : Denrita

Jumlah saudara : 1 Orang

Anak ke : 1 (Satu)

Riwayat pendidikan

 2004 - 2010 : SDN 08 Kuntu Darussalam Kampar Kiri


 2010 – 2013 : MTsN Kuntu Kampar Kiri
 2013 – 2016 : SMA Negeri 02 Kampar Kiri
 2016 – 2019 : Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai