Anda di halaman 1dari 1

1.Bila seseorang sudah terjadi preeklamsia, apakah preeklamsia bisa diobati?

Sebenarnya, satu-satunya 'obat' untuk preeklamsia adalah dengan kelahiran bayi dan
plasenta. Itulah kenapa ketika terjadi preeklamsia, ibu dan bayinya perlu dimonitor dengan
cermat. Sebab dalam beberapa kasus, bayi harus segera dilahirkan, terlepas dari usia
kehamilan, untuk menyelamatkan nyawa ibu atau bayi.
Selain itu ada obat-obatan dan perawatan yang dapat memperpanjang kehamilan mungkin
juga diberikan untuk meningkatkan peluang kesehatan dan kelangsungan hidup bayi.
Misalnya pemberian obat anti hipertensi dan obat anti kejang.
2.apakah mungkinkah preeklamsia terjadi hanya pada kehamilan kedua?
Jika pada kehamilan pertama ibu tidak mengalami preeklamsia, risiko mengalami
preeklampsia pada kehamilan berikutnya sangat rendah.
Lain halnya, jika ibu tersebut memiliki faktor risiko lain, misalnya usia berisiko atau berat
badan berlebih pada kehamilan kedua.
3.Apa dampak jangka panjang dari preeklamsia?
Beberapa penelitian yang dilakukan para ahli di Fakultas Keperawatan George Washington
University, University of Pittsburgh School of Medicine dan University of Minnesota,
Amerika Serikat mengungkapkan bayi yang lahir dari kehamilan preeklampsia memiliki risiko
lebih tinggi terkena hipertensi, penyakit arteri koroner, dan penyakit kronis lainnya dalam
kehidupan dewasa.

4.Sejak umur berapa dapat terdeteksi terkena preeklamsinya?

Jawaban :  PE biasanya akan timbul pada saat usia kehamilan memasuki triwulan ke II, di
mana janin sudah dapat membentuk antigen, di mana janin 50% merupakan gen yang
berasal dari bapak sehingga merupakan benda asing bagi tubuh ibu sehingga tubuh ibu
menimbulkan antibodi yang berakibat timbulnya PE. Namun yang menjadi pertanyaan
kenapa pada ibu yang lain tidak menimbulkan PE, di sinilah penyebab PE masih teori
sehingga terapi PE hanya bersifat simptomatis atau janin di lahirkan maka PE akan membaik.

Anda mungkin juga menyukai