Dan
Interaksi Genetik
Kelompok 2
Afifa Chairany
Ayu Febriani
Dhiya Husniyah
Ghanniyah Salelah H A
Kelainan Genetik
Penyakit genetik atau kelainan genetik adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh
kelainan oleh satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis. Penyakit
genetis ini tidak menular, dan dapat diusahakan agar terhindar.
Pada umumnya, penyakit genetis dibawa oleh gen yang bersifat resesif. Jadi, gen
akan muncul sebagai suatu penyakit atau cacat jika dalam keadaan resesif homozigot. Untuk
keadaan gen yang heterozigot, individu yang bersangkutan tidak manampakkan kelainan
atau penyakit. Individu yang demikian dikatakan sebagai pembawa sifat (carrier). Individu
yang bersifat carrier walaupun menampakkan fenotipe normal, dapat mewariskan sifat yang
negatif kepada generasi selanjutnya.
Cacat dan penyakit menurun pada manusia mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1. Pada umumnya tidak dapat disembuhkan
2. Dikendalikan oleh gen, sehingga tidak menular
3. Biasanya akan muncul dalam keadaan homozigot resesif
4. Individu dalam keadaan heterozigot pada umumnya tidak mengalami kelainan tetapi
bersifat carrier
5. Dapat diusahakan agar terhindar.
Cacat dan penyakit menurun pada manusia dibedakan menjadi 2
macam ;
1. Kelainan yang terpaut pada kromosom tubuh (autosom)
a. Albino
Penderita albino ditandai dengan proses pigmentasi yang tidak
normal pada kulit dan bagian tubuh yang lain, mudah silau karena
matanya sangat peka terhadap sinar yang memiliki intensitas tinggi,
memiliki kelemahan pada jaringan saraf mata untuk memfokuskan sinar.
Kemampuan memfokuskan sinar ke dalam bola mata kurang lebih 60%.
Mata juga tampak kemerahan karena pembuluh darah tampak jelas.
Penderita albino yang hidup di daerah beriklim tropis sangat
mungkin terkena kelainan kulit yang berbahaya. Di samping keadaan
fisik yang mengganggu, penderita albino juga mengalami beban mental
dalam kehidupannya sehari-hari.
Jika orang tua merupakan penderita albino, maka dapat
dipastikan akan melahirkan anak-anak yang albino. Akan tetapi, tidak
tertutup kemungkinan kedua orang tua yang fenotipenya normal
melahirkan anak albino. Kasus demikian dapat terjadi jika kedua orang
tua tersebut memiliki genotipe heterozigot (carrier).
Perhatikan diagram persilangan berikut.
Penderita albino juga dapat dilahirkan oleh orang tua yang satu normal dan yang lainnya mederita albino:
P : Pp pp
(normal) >< (albino)
Gamet : P dan p p
F1 : Pp dan pp
Normal (50%) dan albino (50%)
Untuk mengetahui apakah seseorang normal atau normal pembawa sifat albino, secara fisik memanglah
tidak mudah. Satu-satunya jalan adalah dengan menggunakan peta silsilah.
b. Diabetes Melitus
P : Mn >< Mn
Gamet : M dan n M dan n
F1 : MM, Mn,Mn dan nn
Normal (75%) dan DM (25%)
Penderita DM juga dapat dilahirkan oleh orang tua yang satu normal dan yang lainnya
menderita DM, disini orang tua yang menderita DM adalah seorang ibu:
P : Mn nn
(normal) >< (DM)
Gamet : M dan n
F1 : Mn dan nn
Normal (50%) dan DM (50%)
c. Gangguan Mental
Gangguan mental disebabkan karena gangguan saraf. Penyakit ini disebabkan kadar asam fenil
piruvat dalam darah terlalu tinggi. Kelainan mental ini dikendalikan oleh gen yang mengatur
pembentukan protein enzim. Penderita memiliki pasangan alel gen-gen relatif homozigot yang
diwariskan oleh kedua orang tua heterozigot yang penampakannya normal.
e. Alcaptonuria
Merupakan kelainan yang disebabkan gen homozigot resesif. Pada penderita ini air kencing
menjadi hitam atau coklat karena tidak memiliki enzim yang dapat mengubah alkapton menjadi
aseto-asetat.
f. Cystinuria
Yaitu terjadinya penumpukan asam amino sistein yang sulit larut ,
sehingga menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Kelainan ini disebabkan oleh gen
dominan C dalam keadaan homozigot dominan (CC), orang yang bergenotip Cc dan
cc normal. Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa
keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
g. Galaktosemia
Kelainan metabolism pada bayi yang disebabkan oleh gen homozigot
resesif (gsgs). Penyakit ini berakibat tidak dapat mengubah galaktosa pada ASI
menjadi glukosa.
h. Kebotakan
Ada gen yang diturunkan oleh salah satu pihak orangtua atau keduanya
yang menyebabkan si anak juga menderita kebotakan. Ada juga orang yang
menderita kebotakan permanen yang pastinya juga disebabkan oleh satu jenis gen
yang disebut alopecia androgenetika. Bentuk rambut sama sekali tidak
mempengaruhi timbulnya alopecia androgenetika.
i. Brakidaktili, sindaktili, dan polidaktili
Brakidaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari menjadi pendek. Kelainan ini
bergenotip Bb,individu bergenotip BB bersifat letal dan genotip bb bersifat normal.
sedangkan Sindaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki
saling berlekatan dengan fenotip Ss. Polidaktili adalah cacat yang menyebabkan
jumlah jari lebih dari lima dengan individu normal berfenotip pp.
j. Cystic fibrosis
Apabila seorang ibu berfenotip heterozigot dan bapak homozigot dominan, maka
kelainannya homozigot resesif (cfcf). Penyakit ini ditandai dengan kelainan dalam
metabolism protein yang barakibat pada rusaknya organ pancreas dan paru-paru
k. Phenil ketonuria (PKU)
Terjadi pada homozigot resesif, karena tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk
mengubah asam amino fenilalanin menjadi asam amino tirosin. Fenilalanin tertimbun
dalam jaringan dan menyebabkan perkembangan mental yang lambat. Konsentrasi
fenilalanin yang berlebihan dalam darah akan mengganggu perkembangan dan aktivitas
otak.
l. Tay –sachs
Dibawa oleh homozigot resesif (tt). Penderita ini, otaknya mengandung suatu glikolipid
yang komplek yang disebut gangliosida dalam kadar yang tinggi (abnormal). Tidak
adanya enzim heksosa-aminidase A untuk merombak gangliosida, sehingga gangliosida
terdapat di otak.
Ciri-ciri Tay-Sachs adalah lambatnya perkembangan mental, kelumpuhan, gila, kebutaan,
penderita biasanya mati pada waktu bayi atau hanya bertahan pada usia sekitar 4 tahun,
dan gangguan intelegensi serta saraf.
m. Penyakit hemoglobin lepore
Merupakan kelainan yang terjadi pada hemoglobin yang timbul sebagai hasil pindah
silang sebagai hasil pindah silang yang tidak sama antara gen-gen yang menentukan
sintesis ratai dan rantai delta. Dalam keadaan heterozigot (Ll) menderita anemia ringan
(lepore), homozigot dominan (LL) maka normal dan keadaan homozigot resesif (ll)
menderita anemia hebat dan bersifat letal.
n. Talasemia
Beberapa penyakit yang terpaut pada kromosom Y adalah penyakit hekstekgrafior (rambut
seperti landak) dengan gen pengendali resesif (XYhg). Adapula webbedtoes yaitu antar jari
penderita terdapat selaput ) dikendalikan oleh gen resesif pula yaitu XYwt. terdapat pula
Hipertrikosis yaitu terdapatnya rambut pada daun telinga, yang dikendalikan oleh gen resesif
(XYht).
Kelainan Pada Jumlah Kromosom
Jumlah kromosom manusia adalah 46 kromosom, yang sering disimbolkan dengan 22AA + xy atau
44A + xy atau 46xy. Yang artinya terdiri dari 22 pasang autosom dan sepasang gonosom atau 44 autosom
dan sepasang gonosom. Ada kelainan dalam jumlah kromosom baik bertambahnya kromosom maupun
berkurangnya kromosom pada manusia, yang sering dikenal dengan sindrom.
a. Sindroma Turner ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1965.
Individu ini memiliki 22 pasang autosom ditambah satu X sehingga tergolong monosomi (2n-1). Fenotifnya
adalah wanita dengan perkembangan seks yang terhambat, steril, tubuh pendek, payudara tidak tumbuh
selayaknya, tidak haid, jaringan jantung tidak normal, dan pendengaran tidak sempurna.
Epistasis Dominan
Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen lain. Pada
peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang
bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan adanya epistasis dominan adalah
12 : 3 : 1.
Epistasis Resesif
Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang mempengaruhi gen lain.
Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang
bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah fenotipe 9 :
3 : 4.
Gen Resesif Rangkap dan Gen Dominan Rangkap