Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

(ditujukan untuk memenuhi tugas maternitas dosen ibu Arni W. S.Kep.,Ners.,M.kes)

Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Ade Hidayat
2. Eef Saeful Hasbi
3. Imas Khadijah
4. Leony Ghifari
5. Siti Fitriyani

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES YPIB MAJALENGKA
TAHUN 2019/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi dengan Hiperemesis Gravidarum”.

Kami berharap makalah ini dapat memotivasi para mahasiswa/i lain dalam mata kuliah ini. Kami
menyadari bahwa makalah kami masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan masukan-masukan yang bersifat membangun, yaitu berupa kritikan dan saran yang
konstruktif demi memperbaiki dan penyempurnaan pembuatan laporan dan makalah kami
selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Majalengka, 23 februari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2

BAB I....................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................................................3

1. Latar Belakang..............................................................................................................................3

2. Tujuan...........................................................................................................................................3

3. Manfaat.........................................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5

A. Definisi.........................................................................................................................................5

B. Etiologi.........................................................................................................................................5

C. Patologi.........................................................................................................................................5

D. Patofisiologi..................................................................................................................................6

E. Tanda dan gejala...........................................................................................................................6

F. Penatalaksanaan............................................................................................................................7

BAB III.................................................................................................................................................9

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................................9

A. Pengkajian....................................................................................................................................9

B. Analisa Data................................................................................................................................12

C. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................................13

D. Intervensi....................................................................................................................................13

E. Evaluasi.......................................................................................................................................15

PENUTUP...........................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling
sering ditemui pada kehamilan trimester pertama (Mitayani,2009).

Hiperemesis gravidarum merupakan vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama
masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan (Bobak, dkk, 2005).

Kondisi ini berhenti pada trimester pertama namun gejala-gejalanya dapat menimbulkan
gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta ketidakseimbangan
elektrolit (Steela,2005). Bila keadaan ini semakin berat dan tidak tertanggulangi lagi maka
disebut hiperemesis gravidarum dilaporkan sekitar 0,05-2 % dari semua kehamilan (Pauu,2005).

Hiperemesis gravidarum berhubungan dengan terjadinya peningkatan kadar estrogen atau


human chorionic gonadotropin (hCG) dan mungkin juga berhubungan dengan terjadinya
hipertiroidisme selama kehamilan. Penyebab lain adalah kurang vitamin B atau gangguan
metabolisme karbohidrat. Hiperemesis gravidarum memberikan dampak psikologis, sosial, dan
spiritual. Secara psikologis hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa
bersalah dan marah jika gejala mual dan muntah semakin memberat ( Simpson, et al, 2001).

Kocak et al, (1999) dalam penelitiannnya menemukan adanya hubungan antara infeksi
karena Halicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum (Michelini, 2004). Faktor
kultur atau budaya juga dapat menjadi pemicu terjadinya hiperemesis gravidarum, Rabinerson, et
al (2005) menyatakan bahwa faktor kultur yang merupakan hal penting yaitu berkaitan dengan
pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Kejadian hiperemesis

2. Tujuan
a. Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata
tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi
dengan Hiperemesis Gravidarum. Khususnya pada Ny. K di Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia.

b. Tujuan Khusus

1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah gangguan


pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis gravidarum.

2) Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan masalah gangguan


pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis gravidarum.

3) Mahasiswa mampu menyusun intervensi pada pasien dengan masalah gangguan


pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis gravidarum.

3
4) Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada pasien dengan masalah
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis
gravidarum.

5) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah gangguan


pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesisgravidarum.

3. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini diharapkan :

a. Bagi Penulis

Dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan
penulisan lebih lanjut sebagai dasar untuk meningkatkan penerapan ilmu keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh dengan hyperemesis gravidarum

b. Bagi Pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang Asuhan
Keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar gangguan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis gravidarum.

c. Bagi Pelayanan Kesehatan

Memberi informasi dan membantu meningkatkan kesehatan dalam upaya pencegahan


masalah kebutuhan dasar gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dengan hiperemesis gravidarum.

d. Bagi Klien

Keperawatan ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah kebutuhan dasar gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari

4
BAB II

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Rustam Mochtar, 1998).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan malam
hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus
dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen
Farrer, 1999, hal:112)

B. Etiologi
Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini
disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia, namun diduga dipengaruhi
oleh berbagai faktor sebagai berikut :
a.    Faktor predisposisi
1)   Primigravida
2)   Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen, HCG tinggi dan mola hidatidosa
b.    Faktor organik
1)   Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal.
2)   Perubahan metabolik akibat hamil.
3)   Resistensi yang menurun dari pihak ibu.
4)   Alergi.

c.    Faktor psikologis


1)   Rumah tangga yang retak.
2)   Hamil yang tidak di inginkan.
3)   Takut terhadap kehamilan dan persalinan.
4)   Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.
5)   Kehilangan pekerjaan.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa
terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :

 > Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis

 Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-
endokardial

 Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati wirnicke

 Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti

5
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I.
bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain
itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik
yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

E. Tanda dan gejala


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan
umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. Tingkatan I (ringan)

 Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita

 Ibu merasa lemah

 Nafsu makan tidak ada

 Berat badan menurun

 Merasa nyeri pada epigastrium

 Nadi meningkat sekitar 100 per menit

 Tekanan darah menurun

 Turgor kulit berkurang

 Lidah mengering

 Mata cekung

2. Tingkatan II (sendang)

 Penderita tampak lebih lemah dan apatis

 Turgor kulit mulai jelek

 Lidah mengering dan tampak kotor

 Nadi kecil dan cepat

 Suhu badan naik (dehidrasi)

 Mata mulai ikterik

 Berat badan turun dan mata cekung

6
 Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

 Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

3. Tingkatan III (berat)

 Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)

 Dehidrasi hebat

 Nadi kecil, cepat dan halus

 Suhu badan meningkat dan tensi turun

 Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental

 Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan


tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan
cara :

 Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

 Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi sering.

 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering arau biskuit dengan teh hangat

 Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

 Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin

 Usahakan defekasi teratur.

2. Terapi obat-obatan

 Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan

 Tidak memberikan obat yang terotogen

 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

 Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6

 Antihistaminika seperti dramamine, avomine

 Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.

7
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit

Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

a. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan
terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang
keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan

b. Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak
perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan
masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

c. Terapi mental

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %, dalam
cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin
khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula
asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan.
Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.

d. Terminasi kehamilan

Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik,
anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.

Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan
terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.

8
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data,
mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk
perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian pada kasus hiperemesis gravidum adalah untuk
memberikan gambaran secara terus – menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang
memungkinkan perawat merencanakan asuhan keperawatan (Mitayani, 2009).

Pengkajian predisposisi hiperemesis gravidarum adalah :

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada keadaan tersebut
hormon chorionic gonadotropin dibentuk berlebihan.

b. Masuknya villi chorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.

c. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut salah satu
faktor organik.

d. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian terhadap
hidup. (Hanifa Wiknjosastro, 2006)

 Pengkajian keadaan umum

- Tanda vital seperti ada tidaknya demam, takikardi, atau hipertensi, otostatik,
frekuensi pernafasan meningkat
- Tanda-tanda umum, distress emosional dan ada tidaknya toksik.

 Status kebutuhan nutrisi klien :

- Porsi makan dalam satu hari,


- Berat badan meningkat atau menurun.
- Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering atau lembab)
dan oliguria.
- Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardi atau
terajadinya hipotensi ortastik

9
- Eliminasi ada tidaknya penurunan atau kenaikan berkemih

 Riwayat obstetri klien :

- G – P - A yaitu kehamilan ke berapa, persalinan ke berapa dan apakah ada aborsi.


- HPHT dan juga TTP
- Pemeriksaan fundus uteri
- Manarche haid, siklus haid, dan lamanya haid

 Lingkar Lengan Atas ( LILA)

Pengukuran Lila adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi
protein pada wanita usia subur (WUS). Lila dapat digunakan untuk skrining pada ibu
hamil, bila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil ini menderita kekurangan
energi kronis (Supariasa,2002).

 Pengkajian berat badan ibu hamil

Pengkajian berat badan ibu sebelum hamil yaitu dengan mengetahui indeks massa tubuh
(IMT). Dengan menggunakan rumus :

IMT = BB sebelum hamil (kg)

TB 2 (m)

Keadaan gizi berdasarkan IMT


Kurang (<19,8)
Normal (19,8-25)
Lebih (>26-29)
Obesitas (29)

 Berat badan ideal ibu hamil digunakan rumus sebagai berikut :

BBIH = BBI + ( UH x 0,35 )

Ket : BBIH = ( Berat badan ideal ibu hamil yang akan dicari)

BBI = Berat badan ideal sebelum hamil

UH = Usia kehamilan dalam minggu

0,35 = Tambahan berat badan kg per minggunya (0,35)

10
 Penambahan berat badan ibu hamil

Kategori IMT Penambahan BB (kg)

Trimester 1
Kurus <19,8 2,3

Normal 19,8-25 1,6

Lebih >26-29 0,9

Obesitas >29 -

 Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan
kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka
hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga
mengaburkan diagnosis.

 Data Objektif

Pemeriksaan fisik

* Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien
dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak
merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau
seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan
berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi

* Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan

* Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus

* Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

* Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan
tak direncanakan.

* Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan


konsentrasi urine.

11
* Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 –
10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor
kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

* Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

* Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

* Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

* Interaksi sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat
bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium

* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat
menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan
konsekuensi dari mal nutrisi.

* Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi.
Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

B. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsuktasi
dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-
perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry,2005). Tujuan
pengumpulan data studi kasus dalam penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain sebagai
berikut :

a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien


b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
c. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.

Batasan Karakteristik menurut NANDA tahun 2012 :

1. Menghindari makanan
2. Berat badan 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal
3. Kerapuhan kapiler
4. Bising usus hiperaktif
5. Kurang makanan
6. Kurang informasi
7. Kurang minat pada makanan
8. Penurunan berat badan dengan makanan asupan adekuat
9. Kesalahan konsepsi, informasi

12
10. Membran mukosa pucat
11. Ketidakmampuan memakan makanan
12. Tonus otot menurun
13. Mengeluh gangguan sensasi rasa
14. Cepat kenyang setelah makan
15. Steotorea
16. Kelemahan otot pengunyah
17. Kelemahan otot untuk menelan

Faktor yang berhubungan menurut NANDA tahun 2012 :

1. Faktor psikologis
2. Faktor biologis ( hilang nafsu makan, mual dan muntah )
3. Faktor ekonomi
4. Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
5. Ketidakmampuan untuk menerima makanan
6. Ketidakmampuan untuk menelan makanan.

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hyperemesis
gravidarum adalah meliputi :

1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-
muntah

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

D. Intervensi
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-
muntah

Dalam waktu 3x24jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi klien terpenuhi

Dengan criteria hasil :

- Berat badan ideal

- Bising usus normal

- Membrane mukosa lembab

a) Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari

b) Pantau asupan dan haluaran pasien

c) Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga

d) Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam

Rasional:
 Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat

 Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cairan

13
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif

Dalam waktu 3x24 jam k

- Membrane mukosa lembab

- CRT kurang dari 3 detik

- TTV normal

a) Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan sampai stabil.
Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam

b) Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan yang
signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase nasogastrik, drainase
slang dada, dan haluaran yang lain.

c) Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari

d) Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam

e) Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam

f) Periksa berat jenis urin setiap 8 jam

Rasional :
 Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume cairan atau
ketidakseimbangan elektrolit.

 Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan hipovolemia

 Untuk memberikan data yang lebih akurat dan konsisten. Berat badan merupakan indicator
yang baik untuk status cairan.

 Untuk memeriksa dehidrasi

 Untuk menghindari dehidrasi membrane mukosa

 Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan dehidrasi

4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terjadi peningkatan toleransi aktivitas
dengan criteria hasil :

- Melaporkan dan mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur

- Skala mobilitas 0-1

- Skala kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan

- Klien terlihat segar

a) Kaji tingkat berfungsi pasien dengan menggunakan skala mobilitas fungsional.


Komunikasikan tingkat ini pada staf

b) Kecuali dikontraindikasikan, lakukan ROM setiap 2 sampai 4 jam. Tingkatkan dari pasif ke
aktif, sesuai toleransi pasien.

14
c) 3.Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot

d) Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat
aktivitas (mis. Peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan
sebagainya).

Rasional:
 Komunikasi diantara anggota staf dapat meyakinkan kontiunitas perawatan dan
mempertahankan kemandirian

 Latihan ROM dapat mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot

 Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi kamanan


pasien /resiko cedera

 ` Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen
adekuat ke jaringan

E. Evaluasi
1. Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan

2. Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang

3. TTV tetap stabil

4. Volume cairan tetap adekuat

5. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap

6. Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010

7. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)

8. Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman

9. Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap

10. Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

11. Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

15
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RSUD DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG
TAHUN 2017

Triana Indrayani
Program Studi DIV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional,

Berdasarkan data WHO tahun 2015 bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai
lebih dari 303.000 orang. Menurut data survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012 menyebutkan bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Prevalensi hiperemesis gravidarum pada
ibu hamil di Indonesia adalah 14,8%. Di RSUD dr. Drajat Prawiranegara prevalensi hiperemesis gravidarum
pada ibu hamil pada bulan Januari-Desember 2016 yaitu sebesar 10,8%. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum. Penelitian ini terbatas pada
gravida, kehamilan ganda, molahidatidosa dan riwayat penyakit gastritis. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi penelitian sebanyak 2580 ibu
hamil, dengan sampel sebanyak 400 orang. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa status pasien/rekam medik. Data diolah dengan perangkat
lunak SPSS versi 15.Variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian hiperemesis gravidarum
adalah gravida dengan p - value 0,000, kehamilan ganda dengan p - value
0,000. Dari 4 variabel independen yang memiliki hubungan bermakna dengan hiperemesis gravidarum
kehamilan yaitu gravida dan kehamilan ganda, dan yang tidak memiliki hubungan bermakna yaitu mola
hidatidosa, dan riwayat penyakit gastritis. Diharapkan bidan memberikan penyuluhan untuk pencegahan
hiperemesis gravidarum dan agar ibu hamil dapat mengkonsumsi menu seimbang untuk memenuhi kebutuhan
bagi ibu dan janinnya.
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018 ISSN 2442-501X
Gravidarum in Indonesia was 14,8 %. In RSUD dr. Prawiranegara Hyperemesis gravidarum prevalence among
pregnant women from January to December 2016 was 10.8%. This research was limited to gravida, multiple
pregnancy, mola hidatidosa, and gastritis history. The study des ign was analytic survey with cross sectional
method. The Pupulation were 2580 pregnant women , with a sample of 400 pregnant women. This study used
secondary data and data were collected by using patient’s status and medical record. Data was analyzed by us
ing SPSS. The result showed that variables which had significant relationship with Hyperemesis Gravidarum
were gravida (p - value =0.000), a multiple pregnancy (p - value = 0.000 ). Of 4 independent variables that had
significant relationship with hyperemesi s gravidarum in pregnancy were gravida and multiple pregnancy, and
which had no significant relationship with Hyperemesis Gravidarum was Mola Hidatidosa and the history of
gastritis. It is suggested to midwives to provide counseling for the prevention of h yperemesis gravidarum, thus
pregnant women can consume a balanced diet to meet the need for mother and fetus.

K e y w o r d s: G r a vid a, M ultiple p r e g n a n c y, M ola hid atid o s a, Histo r y of g a stritis, H y p e r e m


esis Gravidarum References : 39 (2007 - 2016)

16
PENUTUP

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Rustam Mochtar, 1998).

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan.
Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu
terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum.

17
DAFTAR PUSTAKA
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/27

18

Anda mungkin juga menyukai