Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MASALAH NUTRISI PADA KEPERAWATAN


KEGAWATDARURATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. Fitriani

2. Irzayanti

3. Nurul magfirah arnas

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt., yang telah melimpahkan
rahmat serta dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “masalah nutrisi pada keperawatan kegawatdaruratan” makalah ini
dibuat sebagai penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Gawat Darurat.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis hanturkan kepada dosen
pembimbingmata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua
pihak yang telah memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah kami. Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan dapat
memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.  

Takalar, 10 Maret 2020

Penulis

(Kelompok 7)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
a. Latar Belakang..............................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
c. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
a. Defenisi nutrisi………………………………………………………..........................3
b. Klasifikasi malnutrisi....................................................................................................3
c. Masalah keperawatan masalah nutrisi..........................................................................5
d. Penanganan masalh nutrisi pada sistem pencernaan....................................................6
e. Penanganan masalah nutrisi pada sistem pernapasan....................................................6
f. Penanganan masalah nutrisi pada sistem endokrin........................................................7
g. Penanganan masalah nutrisi pada sistem kardiovasculer...............................................8
h. Penanganan masalah nutrisi pada sistem persayarafan..................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
a. Kesimpulan.................................................................................................................10
b. Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Malnutrisi adalah masalah umum yang dijumpai pada kebanyakan pasien yang
masuk kerumah sakit. Malnutrisi mencakup kelainan yang disebabkan oleh defisiensi
asupan nutrien, gangguan metabolisme nutrien, atau kelebihan nutrisi. Sebanyak 40%
pasien dewasa menderita malnutrisi yang cukup serius yang dijumpai pada saat mereka
tiba di rumah sakit dan dua pertiga dari semua pasien mengalami perburukan status nutrisi
selama mereka dirawat di rumahsakit. Untuk pasien kritis yang dirawat di Intensive Care
Unit (ICU) sering kali menerima nutrisi yang tidak adekuat akibat dokter salah
memperkirakan kebutuhan nutrisi dari pasien dan juga akibat keterlambatan memulai
pemberian nutrisi:  Pasien-pasien yang masuk ke ICU umumnya bervariasi, yaitu pasien
elektif pasca operasi mayor, pasien emergensi akibat traumamayor, sepsis atau gagal
napas. Kebanyakan dari pasien-pasien tersebut ditemukan malnutrisisebelum dimasukkan
ke ICU.  Keparahan penyakit dan terapinya dapat mengganggu asupanmakanan normal
dalam jangka waktu yang lama. Selanjutnya, lamanya tinggal di ICU dankondisi kelainan
sebelumnya, seperti alkoholisme dan kanker dapat memperburuk status nutrisi.Respon
hipermetabolik komplek terhadap trauma akan mengubah metabolisme tubuh,hormonal,
imunologis dan homeostasis nutrisi. Efek cedera atau penyakit berat terhadapmetabolisme
energi, protein, karbohidrat dan lemak akan mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada pasien
sakit kritis.
Malnutrisi sering dikaitkan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas
akibat perburukan pertahanan tubuh, ketergantungan dengan ventilator, tingginya angka in
feksi dan penyembuhan luka yang lama, sehingga menyebabkan lama rawat pasien meman
jang dan peningkatan biaya perawatan. Malnutrisi juga dikaitkan dengan meningkatnya
jumlah pasienyang dirawat kembali.  Pentingnya nutrisi terutama pada perawatan pasien-
pasien kritismengharuskan para klinisi mengetahui informasi yang benar tentang faktor-
faktor yangmempengaruhi manajemen pemberian nutrisi dan pengaruh pemberian nutrisi
yang adekuatterhadap outcome penderita kritis yang dirawat di ICU.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Defenisi nutrisi
2. Klasifikasi malnutrisi
3. Masalah keperawatan masalah nutrisi

1
4. Penanganan masalh nutrisi pada sistem pencernaan
5. Penanganan masalh nutrisi pada sistem pernapasan
6. Penanganan masalh nutrisi pada sistem endokrin
7. Penanganan masalh nutrisi pada sistem kardiovasculer
8. Penanganan masalh nutrisi pada sistem persayarafan
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum

Mampu untuk Memahami masalah nutrisi pada keperawatan kegawatdaruratan


2. Tujan Khusus
a. Mampu Untuk Mengetahui masalah nutrisi pada keperawatan kegawatdaruratan
b. Mampu Untuk mengetahui penanganan masalah nutrisi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI MASALAH NUTRISI / MALNUTRISI


Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan pemeliharaan kesehatan nutrisi didapatkan dari makanan
dan cairan yang selanjutnya diasimilasikan tubuh.
Malnutrisi (Gizi salah) adalah kesalahan pangan terutama terletakdalam
ketidakseimbangan komposisi hidangan penyediaan makanan.(Akhmad Djaeni,
2004).Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secararelatif atau absolute
untuk periode tertentu. (Bachyar Bakri, 2002)
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa
terjadi karena asupan makanterlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi
makananatau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa,konjungtiva, dan lain-lain.
B. KLASIFIKASI MALNUTRISI
1. Marasmus
Marasmus merupakan bentuk malnutrisi  protein kalori, terutama akibat
kekurangan kalori berat dan kronis, paling sering terjadi selama tahun pertama
kehidupan, disertai retardasi pertumbuhan serta atrofi lemak subkutan dan otot.
Marasmus merupakan jenis kekurangan gizi yang sering terjadi pada balita.
Penyebabnya bisa karena bawaan lahir, prematuritas, kurang makan, mengalami infeksi
di bagian tubuh, dan faktor lingkungan. Penderita  marasmus biasanya berusia 0 sampai
2 tahun.

3
Umumnya, ciri-ciri anak yang menderita marasmus ditandai dengan berat badan
yang kurang dari 60% yang sesuai dengan usianya, kulit tubuh longgar, suhu tubuh
rendah, serta tubuh yang terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit. Ciri lainnya
adalah anak mengalami susah buang air besar atau menderita diare kronis dan wajahnya
terlihat lebih tua.

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:


a. Pemasukan kalori yang tidak cukup. Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang
sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari
ketidak tahuan orang tua si anak.
b. Kebiasaan makan yang tidak tepat. Seperti mereka yang mempunyai
hubungan orang tua-anak terganggu.
c. Kelainan metabolik. Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia,
galactosemia, lactose intolerance. 
d. Malformasi kongenital. Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung,
deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosispilorus, hiatus hernia,
hidrosefalus, cystic fibrosis pankreas.
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan bentuk malnutrisi protein-energi yang disebabkan
defisiesi protein yang berat, asupan kalori biasanya juga mengalami defisiensi.
Busung lapar atau kwashiorkor merupakan salah satu jenisnya. Anak yang
menderita jenis ini ditandai dengan terdapat bengkak (edema) pada seluruh tubuh
sehingga terlihat gemuk.Ciri-ciri lainnya adalah tubuh yang bengkak meninggalkan
bekas mirip seperti lubang saat ditekan, terdapat ruam yang meluas berwarna merah
muda yang menjadi cokelat kehitaman dan mengelupas, rambut menipis dan berwarna
merah, dan tidak memiliki nafsu makan.

Faktor yang dapat menyebabkan kwashiorkor antara lain :


a. Pola makan Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak
untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori
yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang memadai. Bayi yang
masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi
yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu
dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan
nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa
peralihan ASI kemakanan pengganti ASI.

4
b. Faktor sosial. Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi,
keadaan sosial dan politik tidak stabil ataupun adanya pantangan untuk
menggunakan makanan tertentu dan sudah berlangsung turun-turun dapat menjadi
hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
c. Faktor ekonomi. Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat
dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
d. Faktor infeksi dan penyakit lain. Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi
sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan
gizi. Dan sebaliknya MEP,walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan
imunitas tubuh terhadapinfeksi.
3. Marasmic–Kwashiorkor
Marasmic–Kwashiorkor merupakan suatu keadaan defisiensi kalori dan protein,
disertai penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan biasanya
dehidrasi.
marasmik-kwashiorkor, yaitu kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Jika
anak terserang marasmik-kwashiorkor, kondisi anak akan sangat buruk. Anak yang
menderita marasmik-kwashiorkor akan mengalami kondisi berat badan berkurang
sekitar 60% ditambah dengan bengkak yang tidak terlihat jelas. Hal ini akan berdampak
buruk terhadap penurunan tingkat kecerdasan, rentan terkena penyakit infeksi, dan
rabun senja.
Penyebab marasmic – kwashiorkor dapat dibagi menjadi dua penyebab yaitu
malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi
yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder
adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorbsi
dan/atau peningkatankehilangan protein maupun energi dari tubuh.
C. MASALAH KEPERAWATAN MASALAH NUTRISI
Masalah nutrisi dapat disebabkan oleh:
1. faktor biologis
2. faktor ekonomi
3. ketidakmampuan dalam mengabsorbsi nutrien
4. ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5. ketidakmampuan menelan makanan
6. faktor psikologis

5
D. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM PENCERNAAN (DISENTRI)
1. DEFENISI DISENTRI
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitudys (gangguan) danenteron (usus), yang
berarti peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air
besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan
tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma
disentri, seperti: sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan
tinja mengandung darah dan lendir.
Jadi disini jelas bahwa disentri adalah radang usus yang menimbulkan gejala
meluas dengan gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume
sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus) dan nyeri saat buang air
besar (tenesmus).
2. Penanganan masalah nutrisi pada disentri
a. Berikan makanan porsi kecil tetapi sering untuk mengurangi perasaan tegang pada
lambung
b. Mengatur agar mendapatkan nutrien yang brprotein atau kalori yang realistis dan
adekuat, agar asupan nutrisi dan kalori klien adekuat.
c. Siapkan dalam kemasan yang menarik dan makanan yang disukai oleh pasien, untk
meningkatkan selera makan pasien.
d. Konsultasikan dengan ahli gizi mengenai kebutuhan kalori yang realistis dan
adekuat, agar klien mendapatkan nurisi sesuai indikasi dan kebutuhan kalorinya.
E. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM PERNAPASAN
1. Pengertian tubercolosis (tbc)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang


parenkim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk
meninges , ginjal, tulang dan nodus limfe. Agen infeksius utama adalah mycobacterium
tuberculosis adalah batang aerobic tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif
terhadap panas dan sinar ultraviolet. M.bovis dan M.avium pernah pada kejadian
yangjarang berkaitan dengan terjadinya infeksi tubercolosis. (smeltzer dan bare,2002)
Tuberculosis paru (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
berbentuk batang (basil) yang bernama Mycobakterium tuberculosis.(price,2006)
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yamg disebabkan
oleh kuman TB (Mycobakterium tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk
kedalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian

6
menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui peredaeran darah, yakni
kelenrar limfe ,saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain.
(depkes RI,2002)
2. Penanganan masalah nutrisi pada tubercolosis
a. Menentukan status gizi pasien dan kamampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
gizi
b. Mengidentifikasi keberadaan alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien
c. Menginstruksikan pasien tentang kebutuhan pasien
d. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratn gizi
e. Memberikan tawaran makanan bimbingan terhadap pilihan yang lebih sehat.
f. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang pemberian nutrisi
F. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM ENDOKRIN
1. Pengertian diabetes melitus

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Diabetes Melllitus tipe II adalah kelompok DM akibat kurangnya sensitifitas
jaringan sasaran (otot, jaringan adipose dan hepar) berespon otot, jaringan adipose dan
hepar terhadap insulin ini, selanjutnya dikenal dengan resistensi insulin dengan atau
tanpa hiperinsulinemia ini adalah adanya kombinasi antara kelainan genetic, obesitas,
inaktifitas, faktor lingkungan dan faktor makanan.
2. Penanganan masalah nutrisi pada diabetes melitus
a. Menanyakan pada pasien apakah memiliki alergi makanan
b. Kerjasama dengan ahli gizi dalam menetukan jumlah kalori, protein Dan lemak
secara tepatsesuai dengan kebutuhan pasien
c. Menganjurkan masukan kalori sesuai dengan kebutuhan
d. Ajari pasien tentang diet yang benar berdasarkan kebuthan tubuh.
e. Timbang BB secara teratur.
f. Menganjurkan penambahan intake protein, zat besi da vitamin C yang sesuai
g. Pastikan bahwa diet mengandung makanan berserat tinggi untuk mencegah sembelit
h. Berikan makanan protein tinggi, kalori tinggi, dan makanan yang bergizi yang
sesuai.
i. Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizinya

7
G. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM KARDIOVASKULER
1. Pengertian Gagal jantung kongestif (CHF)
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-seltubuh akan
nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung
(dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh
atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa
darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu
memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan
air dan garam. Halini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ
tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
bengkak(congestive). (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer danTriyanti, 2007).
2. Penanganan masalah nutrisi pada Gagal jantung kongestif (CHF)
a. Mengkaji anadnya alergi makanan
b. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
c. memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
e. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan protin dan vitamin C
f. Berikan makanan yang terpiih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
H. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM PERSYARAFAN
1. Pengertian epilepsi
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang
akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat reversibel (Tarwoto,
2007)
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang
datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik
abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif,
2000)

8
Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya muatan listrik yang
berlebihan di sel neuron saraf pusat yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran,
gerakan involunter, fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktivitas otonom dan
berbagai gangguan fisik (Doenges, 2000).
2. Penanganan masalah nutrisi pada epilepsi
a. Monitor adanya penurunan berat badan
b. Kaji adanya alergi makanan
c. Berikan makanan yang terpilih (sudah di konsultasikan dengan ahli gizi)
d. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
butuhkan pasien

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah Nutrisi atau gizi adalah substansi organik
yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi,
dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Sistem yang berperan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan dan organ aksesori.
Macam-macam nutrisi terdiri dari karbohidrat, lipid, protein, mineral, dan
vitamin. Gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan
anoreksia nervosa. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah Pengetahuan,
prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi.
B. SARAN
Saran dari makalah ini adalah setiap manusia membutuhkan nutrisi sebagai
pembentuk energi agar setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Oleh sebab
itu setiap orang harus terpenuhi kebutuhan nutrisinya, dengan makan makanan yang
memiliki gizi seimbang

10
DAFTAR PUSTAKA

Achmad S. (2010). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa & Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.

Hidayat, Uliyah. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati, Kusumawati. (2011). Ilmu Gizi untuk keperawatan & Gizi kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Alimuh H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep, dan Proses.


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek.
(ed. 4). Jakarta: EGC.

Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan
: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Nurarif, Amin Huda. 2015. ASKEP Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-
NOC,Jogjakarta : Mediaction Publishing

11

Anda mungkin juga menyukai