DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Fitriani
2. Irzayanti
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt., yang telah melimpahkan
rahmat serta dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “masalah nutrisi pada keperawatan kegawatdaruratan” makalah ini
dibuat sebagai penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Gawat Darurat.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis hanturkan kepada dosen
pembimbingmata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua
pihak yang telah memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah kami. Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan dapat
memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
(Kelompok 7)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
a. Latar Belakang..............................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
c. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
a. Defenisi nutrisi………………………………………………………..........................3
b. Klasifikasi malnutrisi....................................................................................................3
c. Masalah keperawatan masalah nutrisi..........................................................................5
d. Penanganan masalh nutrisi pada sistem pencernaan....................................................6
e. Penanganan masalah nutrisi pada sistem pernapasan....................................................6
f. Penanganan masalah nutrisi pada sistem endokrin........................................................7
g. Penanganan masalah nutrisi pada sistem kardiovasculer...............................................8
h. Penanganan masalah nutrisi pada sistem persayarafan..................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
a. Kesimpulan.................................................................................................................10
b. Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Malnutrisi adalah masalah umum yang dijumpai pada kebanyakan pasien yang
masuk kerumah sakit. Malnutrisi mencakup kelainan yang disebabkan oleh defisiensi
asupan nutrien, gangguan metabolisme nutrien, atau kelebihan nutrisi. Sebanyak 40%
pasien dewasa menderita malnutrisi yang cukup serius yang dijumpai pada saat mereka
tiba di rumah sakit dan dua pertiga dari semua pasien mengalami perburukan status nutrisi
selama mereka dirawat di rumahsakit. Untuk pasien kritis yang dirawat di Intensive Care
Unit (ICU) sering kali menerima nutrisi yang tidak adekuat akibat dokter salah
memperkirakan kebutuhan nutrisi dari pasien dan juga akibat keterlambatan memulai
pemberian nutrisi: Pasien-pasien yang masuk ke ICU umumnya bervariasi, yaitu pasien
elektif pasca operasi mayor, pasien emergensi akibat traumamayor, sepsis atau gagal
napas. Kebanyakan dari pasien-pasien tersebut ditemukan malnutrisisebelum dimasukkan
ke ICU. Keparahan penyakit dan terapinya dapat mengganggu asupanmakanan normal
dalam jangka waktu yang lama. Selanjutnya, lamanya tinggal di ICU dankondisi kelainan
sebelumnya, seperti alkoholisme dan kanker dapat memperburuk status nutrisi.Respon
hipermetabolik komplek terhadap trauma akan mengubah metabolisme tubuh,hormonal,
imunologis dan homeostasis nutrisi. Efek cedera atau penyakit berat terhadapmetabolisme
energi, protein, karbohidrat dan lemak akan mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada pasien
sakit kritis.
Malnutrisi sering dikaitkan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas
akibat perburukan pertahanan tubuh, ketergantungan dengan ventilator, tingginya angka in
feksi dan penyembuhan luka yang lama, sehingga menyebabkan lama rawat pasien meman
jang dan peningkatan biaya perawatan. Malnutrisi juga dikaitkan dengan meningkatnya
jumlah pasienyang dirawat kembali. Pentingnya nutrisi terutama pada perawatan pasien-
pasien kritismengharuskan para klinisi mengetahui informasi yang benar tentang faktor-
faktor yangmempengaruhi manajemen pemberian nutrisi dan pengaruh pemberian nutrisi
yang adekuatterhadap outcome penderita kritis yang dirawat di ICU.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Defenisi nutrisi
2. Klasifikasi malnutrisi
3. Masalah keperawatan masalah nutrisi
1
4. Penanganan masalh nutrisi pada sistem pencernaan
5. Penanganan masalh nutrisi pada sistem pernapasan
6. Penanganan masalh nutrisi pada sistem endokrin
7. Penanganan masalh nutrisi pada sistem kardiovasculer
8. Penanganan masalh nutrisi pada sistem persayarafan
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Umumnya, ciri-ciri anak yang menderita marasmus ditandai dengan berat badan
yang kurang dari 60% yang sesuai dengan usianya, kulit tubuh longgar, suhu tubuh
rendah, serta tubuh yang terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit. Ciri lainnya
adalah anak mengalami susah buang air besar atau menderita diare kronis dan wajahnya
terlihat lebih tua.
4
b. Faktor sosial. Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi,
keadaan sosial dan politik tidak stabil ataupun adanya pantangan untuk
menggunakan makanan tertentu dan sudah berlangsung turun-turun dapat menjadi
hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
c. Faktor ekonomi. Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat
dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
d. Faktor infeksi dan penyakit lain. Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi
sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan
gizi. Dan sebaliknya MEP,walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan
imunitas tubuh terhadapinfeksi.
3. Marasmic–Kwashiorkor
Marasmic–Kwashiorkor merupakan suatu keadaan defisiensi kalori dan protein,
disertai penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan biasanya
dehidrasi.
marasmik-kwashiorkor, yaitu kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Jika
anak terserang marasmik-kwashiorkor, kondisi anak akan sangat buruk. Anak yang
menderita marasmik-kwashiorkor akan mengalami kondisi berat badan berkurang
sekitar 60% ditambah dengan bengkak yang tidak terlihat jelas. Hal ini akan berdampak
buruk terhadap penurunan tingkat kecerdasan, rentan terkena penyakit infeksi, dan
rabun senja.
Penyebab marasmic – kwashiorkor dapat dibagi menjadi dua penyebab yaitu
malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi
yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder
adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorbsi
dan/atau peningkatankehilangan protein maupun energi dari tubuh.
C. MASALAH KEPERAWATAN MASALAH NUTRISI
Masalah nutrisi dapat disebabkan oleh:
1. faktor biologis
2. faktor ekonomi
3. ketidakmampuan dalam mengabsorbsi nutrien
4. ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5. ketidakmampuan menelan makanan
6. faktor psikologis
5
D. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM PENCERNAAN (DISENTRI)
1. DEFENISI DISENTRI
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitudys (gangguan) danenteron (usus), yang
berarti peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air
besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan
tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma
disentri, seperti: sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan
tinja mengandung darah dan lendir.
Jadi disini jelas bahwa disentri adalah radang usus yang menimbulkan gejala
meluas dengan gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume
sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus) dan nyeri saat buang air
besar (tenesmus).
2. Penanganan masalah nutrisi pada disentri
a. Berikan makanan porsi kecil tetapi sering untuk mengurangi perasaan tegang pada
lambung
b. Mengatur agar mendapatkan nutrien yang brprotein atau kalori yang realistis dan
adekuat, agar asupan nutrisi dan kalori klien adekuat.
c. Siapkan dalam kemasan yang menarik dan makanan yang disukai oleh pasien, untk
meningkatkan selera makan pasien.
d. Konsultasikan dengan ahli gizi mengenai kebutuhan kalori yang realistis dan
adekuat, agar klien mendapatkan nurisi sesuai indikasi dan kebutuhan kalorinya.
E. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM PERNAPASAN
1. Pengertian tubercolosis (tbc)
6
menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui peredaeran darah, yakni
kelenrar limfe ,saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain.
(depkes RI,2002)
2. Penanganan masalah nutrisi pada tubercolosis
a. Menentukan status gizi pasien dan kamampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
gizi
b. Mengidentifikasi keberadaan alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien
c. Menginstruksikan pasien tentang kebutuhan pasien
d. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratn gizi
e. Memberikan tawaran makanan bimbingan terhadap pilihan yang lebih sehat.
f. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang pemberian nutrisi
F. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM ENDOKRIN
1. Pengertian diabetes melitus
7
G. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM KARDIOVASKULER
1. Pengertian Gagal jantung kongestif (CHF)
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-seltubuh akan
nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung
(dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh
atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa
darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu
memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan
air dan garam. Halini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ
tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
bengkak(congestive). (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer danTriyanti, 2007).
2. Penanganan masalah nutrisi pada Gagal jantung kongestif (CHF)
a. Mengkaji anadnya alergi makanan
b. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
c. memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
e. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan protin dan vitamin C
f. Berikan makanan yang terpiih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
H. PENANGANAN MASALAH NUTRISI PADA SISTEM PERSYARAFAN
1. Pengertian epilepsi
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang
akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat reversibel (Tarwoto,
2007)
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang
datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik
abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif,
2000)
8
Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya muatan listrik yang
berlebihan di sel neuron saraf pusat yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran,
gerakan involunter, fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktivitas otonom dan
berbagai gangguan fisik (Doenges, 2000).
2. Penanganan masalah nutrisi pada epilepsi
a. Monitor adanya penurunan berat badan
b. Kaji adanya alergi makanan
c. Berikan makanan yang terpilih (sudah di konsultasikan dengan ahli gizi)
d. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
butuhkan pasien
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah Nutrisi atau gizi adalah substansi organik
yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi,
dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Sistem yang berperan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan dan organ aksesori.
Macam-macam nutrisi terdiri dari karbohidrat, lipid, protein, mineral, dan
vitamin. Gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan
anoreksia nervosa. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah Pengetahuan,
prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi.
B. SARAN
Saran dari makalah ini adalah setiap manusia membutuhkan nutrisi sebagai
pembentuk energi agar setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Oleh sebab
itu setiap orang harus terpenuhi kebutuhan nutrisinya, dengan makan makanan yang
memiliki gizi seimbang
10
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek.
(ed. 4). Jakarta: EGC.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan
: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Nurarif, Amin Huda. 2015. ASKEP Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-
NOC,Jogjakarta : Mediaction Publishing
11