Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASKEP PADA IBU HAMIL GANGGUAN HIPEREMESIS GRAVIDUM

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Luluk Eka Meylawati, M. Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK V :

1. Aisah Nurohmawati (19001)


2. Nabila Nur Ramdaeni (19016)

TINGKAT II

AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU

JAKARTA
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan rahmatnya, kami bisa menyelesaikan Makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Keperawata Maternitas dengan judul “Askep pada Ibu Hamil dengan
Gangguan Hiperemesis Gravidum”.

Kami menyadari bahwa tulisan ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
secara tulus memberikan doa, saran, kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan adanya terbatas pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kaami mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar belakang....................................................................................................................4
B. Tujuan penulisan.................................................................................................................6
1. Tujuan Umum.................................................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................................................6
C. Sistematika Penulisan.........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM.........................................7
A. Definisi...............................................................................................................................7
B. Etiologi...............................................................................................................................7
C. Patologi...............................................................................................................................8
D. Patofisiologi........................................................................................................................8
E. Tanda dan gejala.................................................................................................................9
F. Pathways...........................................................................................................................10
G. Pemeriksaan......................................................................................................................11
H. Penanganan.......................................................................................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................14
A. Pengkajian...........................................................................................................................14
B.  Diagnosa keperawatan........................................................................................................16
C. Intervensi.............................................................................................................................17
D. Evaluasi...............................................................................................................................20
BAB III PENUTUP....................................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................................21
B.     Saran................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah
merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester pertama
(Mitayani,2009). Hiperemesis gravidarum merupakan vomitus yang berlebihan atau
tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Bobak, dkk, 2005). Kondisi
ini berhenti pada trimester pertama namun gejala-gejalanya dapat menimbulkan
gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta
ketidakseimbangan elektrolit (Steela,2005). Bila keadaan ini semakin berat dan tidak
tertanggulangi lagi maka disebut hiperemesis gravidarum dilaporkan sekitar 0,05-2 %
dari semua kehamilan (Pauu,2005).
Hiperemesis gravidarum berhubungan dengan terjadinya peningkatan kadar
estrogen atau human chorionic gonadotropin (hCG) dan mungkin juga berhubungan
dengan terjadinya hipertiroidisme selama kehamilan. Penyebab lain adalah kurang
vitamin B atau gangguan metabolisme karbohidrat. Hiperemesis gravidarum
memberikan dampak psikologis, sosial, dan spiritual. Secara psikologis hiperemesis
gravidarum dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah jika
gejala mual dan muntah semakin memberat ( Simpson, et al, 2001). Kocak et al,
(1999) dalam penelitiannnya menemukan adanya hubungan antara infeksi karena
Halicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum (Michelini, 2004).
Faktor kultur atau budaya juga dapat menjadi pemicu terjadinya hiperemesis
gravidarum, Rabinerson, et al (2005) menyatakan bahwa faktor kultur yang
merupakan hal penting yaitu berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan
dikonsumsi. Kejadian hiperemesis Universitas Sumatera Utara 2 gravidarum dapat
meningkat pada wanita yang mengalami pembatasan dalam intake nutrisi.
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga
dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat bayi lahir rendah,
kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir (Health & Medicine Week,
2005 ; Trujillo & Harney, 2005; Verber, et al., 2005).
Mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil atau hiperemesis gravidarum
mempengaruhi menurunnya nafsu makan yang berakibat nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, berat badan menurun, kebutuhan metabolisme meningkat,
kemudian kebutuhan nutrisi ke janin berkurang, akhirnya berdampak resiko tinggi
cidera pada janin. Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Kesehatan tahun 2009
menjelaskan bahwa lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan
muntah sedangkan untuk perempuan hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
sekitar 5 dari 1.000 perempuan hamil. Hal ini bisa menyebabkan perempuan
menghindari makanan tertentu dan biasanya membawa resiko bagi-nya dan janin
(Dinas Kesehatan 2010).
Nutisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahanbahan
dari lingkungan hidupnya tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat
gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah,2006).

B. Tujuan penulisan     

1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata
tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah Gangguan dengan
Hiperemesis Gravidarum

2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis
gravidarum.
b) Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan masalah
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis
gravidarum.
c) Mahasiswa mampu menyusun intervensi pada pasien dengan masalah
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis
gravidarum.
d) Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada pasien dengan masalah
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis
gravidarum.
e) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hiperemesis
gravidarum

C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas makalah ini, terdiri dari :

Bab I     : Pendahuluan

Bab II    : Landasan teori

Bab III   : Asuhan Keperawatan

Bab IV   : Kesimpulan dan Saran


BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Definisi
      Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk
karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
      Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah
nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD,Hal:232)
      Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)

B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan
(Rustam Mochtar, 1998)

1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan


ganda akibat peningkatan kadar HCG
2. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu
merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi
   Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis  gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut:
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis
2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial
3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati wirnicke
4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti   

D. Patofisiologi
   Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu
dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibaT perdarahan gastrointestinal.
E. Tanda dan gejala

   Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah.
Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis 
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I (ringan)

a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum


penderita
b. Ibu merasa lemah
c. Nafsu makan tidak ada
d. Berat badan menurun
e. Merasa nyeri pada epigastrium
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g. Tekanan darah menurun
h. Turgor kulit berkurang
i. Lidah mengering
j. Mata cekung

2. Tingkatan II (sendang)

a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis


b. Turgor kulit mulai jelek
c. Lidah mengering dan tampak kotor
d. Nadi kecil dan cepat
e. Suhu badan naik (dehidrasi)
f. Mata mulai ikterik
g. Berat badan turun dan mata cekung
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
3. Tingkatan III (berat)

a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai


koma)
b. Dehidrasi hebat
c. Nadi kecil, cepat dan halus
d. Suhu badan meningkat dan tensi turun
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan
mental
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

F. Pathways
G. Pemeriksaan
       Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut
harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan
atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu
pemberian, dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga

2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya.
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan.
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.

3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi
turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan
pengeluaran urine.

H. Penanganan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis  gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang


fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur
4 bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin
f. Usahakan defekasi teratur.

2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan pengobatan

a. Tidak memberikan obat yang terotogen


b. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
c. Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
d. Antihistaminika seperti dramamine, avomine
e. Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau
khlorpromazine.
3. Hiperemesis  gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya
perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan
masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala
ini tanpa pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal
dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita
bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapimental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari.
Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B
kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan
yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah
disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi
irreversible pada organ vital.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering
dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif
dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering
dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk
dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit
kepala, stupor dan koma dapat terjadi
2) Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit
dihepar dapat ditemukan
3) Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur
gestasi
b. Kebutuhan Dasar Khusus
1) Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).
2) Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
4) Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang,
mata cekung dan lidah kering.
5) Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
6) Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma.
7) Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
8) Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit,
sistem pendukung yang kurang.
c. Tes Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan
dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal
nutrisi.
2) Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi
sebagai akibat dehidrasi. Aseton  menunjukkan asidosis starvasi.

B.  Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan  cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C. Intervensi

N Diagnosa Perencanaan
o keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakseimbangan Dalam waktu 1.   -Timbang dan catat berat ·   Untuk mendapatkan
nutrisi kurang dari 3x24jam setelah badan pasien pada jam pembacaan yang
kebutuhan tubuh diberikan yang sama setiap hari paling akurat
berhubungan tindakan
dengan anoreksia, pemenuhan 2.  - Pantau asupan dan ·   Karena berat badan
mual-muntah nutrisi klien haluaran pasien dapat meningkat
terpenuhi sebagai akibat dari
Dengan criteria retensi cairan
hasil :
1.  - Berat badan - Kaji dan catat bising usus ·   Untuk memantau
ideal pasien satu kali setiap peningkatan dan
2.  - Bising usus pergantian tugas jaga penurunannya
normal
3.  - Membrane ·      Untuk memantau
4. - Auskultasi dan catat suara
mukosa lembab aspirasi
napas pasien setiap 4 jam

2. Gangguan Dalam waktu 1.  - Pantau dan catat TTV ·      Takikardia,
keseimbangan 3x24 jam ke setiap 2 jam atau sesering dispnea, atau
cairan dan 1. Membrane mungkin sesuai keperluan hipotensi dapat
elektrolit mukosa lembab sampai stabil. Kemudian mengindikasikan
berhubungan 2. CRT kurang pantau dan catat TTV kekurangan volume
dengan kehilangan dari 3 detik setiap 4 jam cairan atau
cairan secara aktif 3. TTV normal ketidakseimbangan
elektrolit.

- Ukur asupan dan haluaran Haluaran urine yang


setiap 1 sampai 4 jam. rendah dan berat
jenis urine yang
tinggi
mengindikasikan
hipovolemia

- Catat dan laporkan ·   Untuk memberikan


perubahan yang signifikan data yang lebih
termasuk urine, feses, akurat dan konsisten.
muntahan, drainase luka,
drainase nasogastrik,
drainase slang dada, dan
haluaran yang lain.

Berat badan
3. - Timbang pasien pada merupakan indicator
waktu yang sama setiap yang baik untuk
hari status cairan.

·   Untuk memeriksa


4. - Kaji turgor kulit dan dehidrasi
membrane mukosa mulut
setiap 8 jam ·   Untuk menghindari
5. - Berikan perawatan mulut dehidrasi membrane
dengan cermat setiap 4 jam mukosa
- Periksa berat jenis urin ·   Peningkatan berat
setiap 8 jam jenis urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi

4. Intoleransi aktivitas Setelah - - Kaji tingkat berfungsi ·    Komunikasi diantara


berhubungan dilakukan pasien dengan anggota staf dapat
dengan kelemahan tindakan menggunakan skala meyakinkan
fisik keperawatan mobilitas fungsional. kontiunitas
selama 3x24 jam perawatan dan
terjadi mempertahankan
peningkatan kemandirian
toleransi - - Komunikasikan tingkat ·      Latihan ROM
aktivitas dengan ini pada staf Kecuali dapat mencegah
criteria hasil : dikontraindikasikan,  kontraktur sendi dan
1. Melaporkan dan lakukan ROM setiap 2 atrofi otot
mendemonstrasi sampai 4 jam. Tingkatkan
kan peningkatan dari pasif ke aktif, sesuai
aktivitas fisik toleransi pasien.
yang dapat
diukur -Kaji kehilangan/gangguan ·   Menunjukkan
2. Skala mobilitas keseimbangan gaya jalan, perubahan neurologi
0-1 kelemahan otot karena defisiensi
3. Skala kekuatan vitamin B12
otot 5 (dapat mempengaruhi
melawan kamanan pasien
tahanan /resiko cedera
4.  Klien terlihat
segar

- Awasi TD, nadi,


·   Manifestasi
pernapasan, selama dan
kardiopulmonal dari
sesudah aktivitas. Catat
upaya jantung dan
respon terhadap tingkat
paru untuk
aktivitas (mis. Peningkatan
membawa jumlah
denyut jantung/TD,
oksigen adekuat ke
disritmia, pusing, dispnea,
jaringan
takipnea, dan sebagainya)

D. Evaluasi

1. Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan


2. Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
3. TTV tetap stabil
4. Volume cairan tetap adekuat
5. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
6. Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
7. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan
haluaran)
8. Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
9. Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
10. Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
11. Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Hiperemesis  gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien
memburuk.
2. Penyebab Hiperemesis  gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor
predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor
endokrin lainnya.
3. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat
tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal
4. Hiperemesis  gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi,
tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan
perdarahan gastrointestinal
5. Hiperemesis  gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat
6. Penanganan Hiperemesis  gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu
dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya
7. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis  gravidarum adalah terapi obat-
obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap
memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.

B.     Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan
masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang akan datang, diantaranya :

1. Bagi perawat dan tenaga medis


Askep Hiperemesis Gravidum ini bisa sebagai acuan dalam melakukan peraktek
pada rumah sakit supaya hasilnya sesuai dengan harapan.
2. Bagi masyarakat
Dengan adanya Askep Hiperemesis Gravidum ini masyarakat dapat mengetahui
tindakan hemodialisa.
3. Bagi mahasiswa
Dengan adanya Askep Hiperemesis Gravidum ini dapat digunakan sebagai
pembanding oleh mahasisiwa kesehatan dalam pembuatan tugas.

DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta,
EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta,
Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2,
Jilid 1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1
Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka
sarwono prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai