DOSEN PEMBIMBING :
NS. ANDIKA SULISTIAWAN, S.Kep., M.Kep
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, Tuhan sekalian alam
yang selalu melimpahkan petunjuk rahmat serta hidayah-Nya sehingga kelompok
tiga dapat menyelesaikan makalah tugas blok “keperawatan menjelang ajal atau
paliatif” ini dengan laporan makalah “tinjauan fisik atau gejala-gejal fisik yang di
alami pasien paliatif” kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah membantu, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah
menulis laporan tugas ini. Atas bimbingan yang telah berikan.
Kami menyadari bahwa laporan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan,
penyusunan kata demi kata maupun dalam penyusunan bahasa. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan sumbangan
pemikiran berupa kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun
yang akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di
masa yang akan datang.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan....................................................................................... 1
1.4 Manfaat........................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 18
3.2 Saran............................................................................................... 18
Daftar Pustaka................................................................................................ 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
mengenai tujuan akhir tentang keyakinan dan kepercayaan pasien (Margaret
& Sanchia, 2016).Spiritual merupakan bagian penting dalam perawatan,
ruang lingkup dari pemberian dukungan spiritual adalah meliputi kejiwaan,
kerohanian dan juga keagamaan.Kebutuhan spiritual tidak hanya dapat
diberikan oleh perawat, melainkan dapat juga diberikan oleh kelompok
agama ataupun keluarga (Balboni dkk, 2013).Hidayat (2009) mengatakan
keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan
spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.Dukungan keluarga adalah suatu
bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan
terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga yang sakit merasa ada
yang memperhatikan (Friedman, 2010).Dukungan ini merupakan sikap,
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.
Susilawati (2015) mengatakan anggota keluarga memandang bahwa orang
yang bersifat mendukung akan selalu siap memberi pertolongan dan bantuan
yang diperlukan (Susilawati, 2015). Adanya dukungan keluarga
mempermudah penderita dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan
persoalan-persoalan yang dihadapinya juga merasa dicintai dan bisa berbagi
beban, mengekspresikan perasaan secara terbuka dapat membantu dalam
menghadapi permasalahan yang sedang terjadi serta adanya dukungan
keluarga akan berdampak pada peningkatan rasa percayadiri pada penderita
dalam menghadapi proses penyakitnya (Misgiyanto & Susilawati, 2014).
Morris dkk (2015) menyatakan lebih dari 200.000 orang setiap tahun tidak
mati di tempat yang mereka inginkan.Selain itu terdapat 63% pasien paliatif
menyatakan ingin di rawat oleh keluarganya.
Aoun dkk (2015) mengatakan jika dukungan yang diberikan keluarga
terhadap pasien paliatif tidak terpenuhi pasien akan merasa kesepian, tidak
berharga dan merasa tidak dicintai maka dari itu peran dari keluarga sangat
dibutuhkan bagi pasien sehingga pasien merasa diperhatikan, nyaman dan
damai. Harrop dkk (2014) mengatakan pasien paliatif lebih nyaman
mendapatkan perawatan ataupun bantuan dari keluarganya.Dimana bantuan
3
ataupun dukungan yang didapatkan dari keluarga dapat mengurangi beban
psikososial dan spiritual pada pasien dengan perawatan paliatif (Hudson dkk,
2014).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas
mengenai tinjauan fisik atau gejala-gejala fisik yang dialami pasien paliatif.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep teori tinjauan
fisik atau gejala-gejala fisik yang dialami pasien paliatif
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui apa definisi dari perawatan paliatif ?
b. Mahasiswa dapat mengetahui pa saja elemen yang terdapat dalam
perawatan paliatif
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa masalah keperawatan pada pasien
paliatif
d. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bantuan yang dapat diberikan
pada pasien terminal
e. Mahasiswa dapat mengetahui pa saja faktor-faktor yang perlu dikaji
dalam perawatan paliatif
f. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengkajian fisik dan
psikologis dalam perawatan paliatif
4
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah
pengetahuan khususnya mengenai konsep tinjauan fisik atau gejala-gejala
fisik yang dialami pasien paliatif
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Elemen dalam perawatan paliatif
Menurut National Consensus Project dalam Campbell (2013), meliputi :
1. Populasi pasien
Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup pasien dengan semua
usia, penyakit kronis atau penyakit yang mengancam kehidupan
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga
Dimana pasien dan keluarga merupakan bagian dari perawatan
paliatif itu sendiri.
3. Waktu perawatan paliatif.
Waktu dalam pemberian perawatan paliatif berlangsung mulai sejak
terdiagnosanya penyakit dan berlanjut hingga sembuh atau meninggal
sampai periode duka cita.
4. Perawatan komprehensif
Dimana perawatan ini bersifat multidimensi yang bertujuan untuk
menanggulangi gejala penderitaan yang termasuk dalam aspek fisik,
psikologis, sosial maupun keagamaan.
5. Tim interdisiplin
Tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat, farmasi,
pekerja sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah, pemuka
agama, psikolog, asisten perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih.
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan
Tujuan perawatan paliatif adalah mencegah dan mengurangi gejala
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit maupun pengobatan.
7. Kemampuan berkomunikasi
Komunikasi efektif diperlukan dalam memberikan informasi,
mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu membuat keputusan
medis dan komunikasi efektif terhadap individu yang membantu pasien
dan keluarga.
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan
7
Dimana seluruh sistem pelayanan kesehatan yang ada dapat
menjamin koordinasi, komunikasi, serta kelanjutan perawatan paliatif
untuk mencegah krisis dan rujukan yang tidak diperukan.
10. Akses yang tepat
Dalam pemberian perawatan paliatif dimana timharus bekerja pada
akses yang tepat bagi seluruh cakupanusia, populasi, kategori diagnosis,
komunitas, tanpa memandang ras, etnik, jenis kelamin, serta kemampuan
instrumental pasien.
11. Hambatan pengaturan
Perawatan paliatif seharusnya mencakup pembuat kebijakan,
pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan yang dapat mewujudkan
lingkungan klinis yang optimal.
12. Peningkatan kualitas
Dimana dalam peningkatan kualitas membutuhkan evaluasi teratur
dan sistemik dalam kebutuhan pasien.
8
dapatditegakkan apabiladata subjektif dan objektif dari pasien memenuhi
minimal tiga kriteria (NANDA, 2015).
2. Masalah Psikologi
Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah
kecemasan.Hal yang menyebabkan terjadinya kecemasan ialah diagnosa
penyakit yang membuat pasien takut sehingga menyebabkan kecemasan
bagi pasien maupun keluarga (Misgiyanto & Susilawati, 2014).
Durand dan Barlow (2006) mengatakan kecemasan adalah keadaan
suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala ketegangan
jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya
bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan
khawatir.Menurut Carpenito (2000) kecemasan merupakan keadaan
individu atau kelompok saat mengalami perasaan yang sulit (ketakutan)
dan aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan
atau ancaman tidak spesifik.
NANDA (2015) menyatakan bahwa kecemasan adalah perasaan
tidak nyaman atau kekhawatiran yang diseratai oleh respon otonom,
perasaan takut yang disebabkan olehantisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan tanda waspada yang member tanda individu akan adanya
bahaya dan mampukah individu tersebut mengatasinya.Masalah Psikologis
: Klien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak respon
emosi, perasaaan marah dan putus asa seringkali ditunjukan. Problem
psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain
ketergantungan, hilang control diri, tidak mampu lagi produktif dalam
hidup, kehilangan harga diri dan harapan, kesenjangan komunikasi atau
barrier komunikasi.
3. Masalah Sosial
Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya ketidak
normalan kondisi hubungan social pasien dengan orang yang ada disekitar
pasien baik itu keluarga maupun rekan kerja (Misgiyanto & Susilawati,
2014).Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
9
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam ( Twondsend, 1998 ). Atau suatu keadaan dimana seseorang
individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain (Kelliat, 2006 ).
4. Masalah Spiritual
Menurut Carpenito (2006) salah satu masalah yang sering muncul
pada pasien paliatif adalah distress spiritual. Distres spiritual dapat terjadi
karena diagnose penyakit kronis, nyeri, gejala fisik, isolasi dalam
menjalani pengobatan serta ketidakmampuan pasien dalam melakukan
ritual keagamaan yang mana biasanya dapat dilakukan secara mandiri.
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain,
seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya
(Hamid, 2008).Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual
adalahgangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan
seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (Keliat dkk, 2011)
5. Problem Oksigenisasi
Respirasi irregular, cepat atau lambat, pernafasan cheyne stokes,
sirkulasi perifer menurun, perubahan mental : Agitasi-gelisah, tekanan
darah menurun, hypoksia, akumulasi secret, dan nadi ireguler.
6. Problem Eliminasi
Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltic,
kurang diet serat dan asupan makanan jugas mempengaruhi konstipasi,
inkontinensia fekal bisa terjadi oleh karena pengobatan atau kondisi
penyakit (mis Ca Colon), retensi urin, inkopntinensia urin terjadi akibat
penurunan kesadaran atau kondisi penyakit misalnya : Trauma medulla
spinalis, oliguri terjadi seiring penurunan intake cairan atau kondisi
penyakit mis gagal ginjal.
10
7. Problem Nutrisi dan Cairan
Asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic menurun, distensi
abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kering dan
membengkak, mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan
cairan menurun.
8. Problem suhu
Ekstremitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut.
9. Problem Sensori
Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati
kematian, menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran menurun,
kemampuan berkonsentrasi menjadi menurun, pendengaran berkurang,
sensasi menurun.
10. Problem nyeri
Ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra
vena, klien harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kenyamanan.
11. Problem Kulit dan Mobilitas
Seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit
sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
12
2. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
a. Kebersihan Diri.
Kebersihan dilibatkan untuk mampu melakukan kerbersihan diri
sebatas kemampuannya dalam hal kebersihan kulit, rambut, mulut,
badan dan sebagainya.
b. Mengontrol Rasa Sakit.
Beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien
dengan sakit terminal, seperti morphin, heroin, dsbg.Pemberian obat ini
diberikan sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan
klien.Obat-obatan lebih baik diberikan Intra Vena dibandingkan melalui
Intra Muskular atau Subcutan, karena kondisi system sirkulasi sudah
menurun.
c. Membebaskan Jalan Nafas.
Untuk klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih
baik dan pengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan untuk
membebaskan jalan nafas, sedangkan bagi klien yang tida sadar, posisi
yang baik adalah posisi sim dengan dipasang drainase dari mulut dan
pemberian oksigen.
d. Bergerak.
Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk
bergerak, seperti: turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk
mencegah decubitus dan dilakukan secara periodik, jika diperlukan
dapat digunakan alat untuk menyokong tubuh klien, karena tonus otot
sudah menurun.
e. Nutrisi.
Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan
peristaltik.Dapat diberikan annti ametik untuk mengurangi nausea dan
merangsang nafsu makan serta pemberian makanan tinggi kalori dan
protein serta vitamin.Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi
dysphagia, perawat perlu menguji reflek menelan klien sebelum
13
diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair atau Intra Vena
atau Invus.
f. Eliminasi.
Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi
konstipasi, inkontinen urin dan feses.Obat laxant perlu diberikan untuk
mencegah konstipasi.Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal,
pispot secara teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau
dilakukan kateterisasi.Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar
perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan salep.
g. Perubahan Sensori.
Klien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya
menolak atau menghadapkan kepala kearah lampu atau tempat
terang.Klien masih dapat mendengar, tetapi tidak dapat atau mampu
merespon, perawat dan keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak
berbisik-bisik.
3. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial
Klien dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk
memenuhi kebutuhan kontak sosialnya, perawat dapat melakukan:
a. Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu
dengan klien dan didiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-
teman dekat, atau anggota keluarga lain.
b. Menggali perasaan-perasaan klien sehubungan dengan sakitnya dan
perlu diisolasi.
c. Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan
kunjungan teman-teman terdekatnya, yaitu dengan memberikan klien
untuk membersihkan diri dan merapikan diri.
d. Meminta saudara atau teman-temannya untuk sering mengunjungi dan
mengajak orang lain dan membawa buku-buku bacaan bagi klien
apabila klien mampu membacanya.
14
4. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
a. Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan
rencana-rencana klien selanjutnya menjelang kematian.
b. Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka agama dalam
hal untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
c. Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan
spiritual sebatas kemampuannya.
16
2. Mengkaji Kondisi Psikologis
a. Kondisi pikiran dan suasana hati (mood).
Meliputi : Apakah dalam bulan terakhir anda merasakan:Merasa putus
asa atau merasa tidak berdaya? kehilangan minat? Apakah
anda merasa depresi?Apakah anda merasa tegang atau
cemas?Apakah anda pernah mengalami serangan panic?
Apakah ada hal spesifik yang anda harapkan?
b. Penyesuaian terhadap sakit.
Meliputi : Apa pemahaman anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan
hati-hati ekspektasi pasien.
c. Sumber – sumber dan hal yang menguatkan.
Meliputi : Apakah sumber dukungan anda? Misalnya: orang-orang,
hobi, iman dan kepercayaan
d. Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol)
Meliputi : Adakah masalah psikologis, sosial, spiritual yang dialami
yang berkontribusi terhadap gejala yang dialami?
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan
keluarga dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi,
mencegah, dan menghilangkan penderitaan.Permasalahan perawatan paliatif
yang sering digambarkan pasien yaitu kejadian-kejadian yang dapat
mengancam diri sendiri dimana masalah yang seringkali di keluhkan pasien
yaitu mengenai masalah seperti nyeri, masalah fisik, psikologi sosial, kultural
serta spiritual.
Dalam perawatan paliatif peran perawat adalah memberikan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Terminal untuk membantu pasien menjalani sisa
hidupnya dalam keadaan seoptimal mungkin.Perawat harus memahami apa
yang dialami klien dengan kondisi terminal, tujuannya untuk dapat
menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat
terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan
tenang dan damai.
3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Diharapkan mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan
materi atau referensi pembelajaran dan menambah pengetahuan
mahasiswa khususnya mengenai tinjauan fisik atau gejala-gejala fisik yang
dialami pasien paliatif
18
DAFTAR PUSTAKA
19