BAB 1
PENDAHULUAN
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah
dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan
termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus
meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini
salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak,
kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup
sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan
terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hid modern
2
(Anindya,2009).
tidak ditangani dengan tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke,
infark miokard, gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini, 2015).
juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada
dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria
minum obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang minum obat sendiri. Penyakit
terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
adalah hipertensi dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada
hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya. (Ali, 2010). Keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup yang
sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang sehat tanpa memiliki penyakit akan
Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga terhadap faktor pencetus
dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar terhindar dari keadaan
Friedman (1998) dalam Dion & Betan, (2013) yaitu :mengenal masalah dalam
dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa diantara tugas tersebut tidak
meningkat dan menurut jenis kelamin tertinggi selalu terjadi pada perempuan,
4
berdasarkan kelompok usia tertinggi selalu terjadi pada kelompok usia di atas
mencapai 193 kasus dimana perempuan sebanyak 101 kasus dan laki-laki
semakin meningkat yaitu sebesar 212 dengan kasus tertinggi pada perempuan
sebanyak 117 kasus dan terendah laki-laki sebanyak 95 kasus. Dari wawancara
kebiasaan merokok, pola hidup yang tidak sehat, jika kebiasaan tersebut tidak
seperti gagal jantung, stroke, kerusakan pada ginjal dan kebutaan. Keluarga
Tahun 2018”.
hun 2019”
5
2019.
a. Bagi Masyarakat/Klien
c. Bagi Puskesmas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik
diatas tekana darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang
tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri.
Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus– menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol– arteriol
tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih
2.1.2.1. Anatomi
(arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem kardiovaskuler adalah
menghantarkan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh dan memompakan darah
a. Jantung
paru. Bentuk jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah disebut
apeks, letaknya lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepinya pada ruang
sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak agak kekanan tepat nya pada
panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm tebalnya 6 cm. beratnya sekitar 200 sampai
425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram, pada perempuan sekitar 225 gram.
b. Pembuluh darah
2). Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan
3). Tunika advensia adalah lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat.
Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas tiga macam pembuluh
1). Arteri elastik adalah arteri terbesar, meliputi aorta dan cabang-cabang
3). Arteriol adalah pembuluh darah yang sangat kecil. Sebagian besar
dinding sangat tipis. Hanya tunika intima yang terdapat pada dinding
endotelium.
3). Vena mempunyai dinding berlapis tiga, namun tunika intima dan
serupa.
2.1.2.2. Fisiologi
tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada keadaan tertentu darah akan lebih banyak
dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung otak untuk memelihara sistim
a. Darah
badan atau sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar 55% merupakan
sebagaimana mestinya.
b. Curah jantung
orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter permenit, peningkatan curah jantung
c. Denyut jantung
jantung ini dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanise regulasi nodus
otonom. Empat reflek utama yang menjadi media system saraf otonom
d. Tekanan vena
ketika darah dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg
pada saat sistolik dan 70 mmHg pada saat diastolic. Tekanan ini akan
jantung.
12
e. Ruang jantung
1). Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi sebagai
yang berasal dari pembulu vena ini masuk ke dalam atrium kanan
2). Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit yang
resitensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah yang berasal dari
ventrikel kanan. Oleh karena itu, beban kerja dari ventrikel kanan jauh
3). Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru
pulmonalis dan atrium kiri. Oleh karena itu, darah akan mengalir
4). Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk
ke jaringan-jaringan perifer.
13
b. Katup jantung
Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri
2) Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar pulmonary dan
Tabel 2.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik
Tabel 2.2 Klasfikasi Hipertensi berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang De-
wasa
(mmHg)
2.1.4. Etiologi
(intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap “ menetap
primer atau esensial adalah gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang
berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor keturunan (Brunner & Suddart, 2015).
dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen
dalam hipertensi.
obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart, 2015).
kartikosteroid.
Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah
sebagai berikut :
tekanan darah naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua
16
2). Usia
ginjal.
sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper
4). Etnis
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien
2). Stress
3). Obesitas
4). Nutrisi
hipertensi. pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat
langsung.
2.1.6. Patofisiologi
perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika
terjadi perubahan tekanan darah dan ada juga yang bereaksi ketika terjadi
perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika
terjadi perubahan tekanan darah dan ada yang bereaksi lebih lama. Sistem
reflek kemorereptor, respon iskemia susunan saraf pusat, dan reflek yang
berasal dari atrium, arteri pulmonalis, dan otot polos. Sistem lain yang kurang
ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif pada dinding arteri sehingga
mengurangi volume aliran darah ke jantung, karena sel-sel otot arteri tertimbun
lemak kemudian membentuk plak, maka terjadi penyempitan pada arteri dan
bentuk hipertrofo ventrikel kiri (HVK) dan gangguan fungsi diastolik karena
dapat diatur yang artinya beban jantung bertambah berat dan terjadi gangguan
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus )
kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri (Brunner & Suddart, 2015).
20
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
hipertensi).
hipertensi.
primer (penyebab).
terjadinya hipertensi.
feokromositoma.
2.1.9. Komplikasi
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada
a. Jantung
b. Otak
c. Ginjal
d. Mata
kurang dari 140 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes dan penderita
2010).
terkecil, dan peluang terbesar untuk diterima oleh pasien. Dua ke-
las obat tersedia sebagai terapi lini pertama : diuretik penyekat be-
ta.
pleks.
24
hipertensi, yaitu:
anjurkan untuk terapi definitif awal bagi beberapa klien. Paling tidak
Program olah raga aerobik teratur yang adekuat untuk mencapai paling
minggu bagi pria dan 1 unit per minggu bagi wanita. Hindarilah pesta
hipertensi dan stoke, juga berdampak merusak pada organ hati, sistem
spon jantung.
hanya sementara.
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999) dalam
Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau
dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka
a. Secara Tradisional
1). Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
( kakek-nenek, paman-
b. Secara Modern
adalah :
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
rumah.
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
tertentu.
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
10). Institusional
panti-panti.
11). Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
penyediaan fasilitas.
dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
diadopsi.
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
Sama
30
a. Struktur komunikasi
b. Struktur peran
c. Struktur kekuatan
keluarga.
31
a. Fungsi afektif
keluarganya.
Amerika.
c. Fungsi reproduksi
keluarga.
e. Fungsi ekonomi
yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai
kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap
perencanaan keluarga.
preschool)
saatini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi
sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat
rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau
centerfamilies)
rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung
35
pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
18 tahun kemudian.
sehat.
problematik.
membuat keputusan.
dan perawatannya).
fasilitas fisik,psikososial).
sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik
pelayanan kesehatan.
berisiko
39
f. Sebagai fasilitator
keperawatan
secara keseluruhan.
dengan masalah:
kesehatan sendiri.
e). Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
digugurkan.
meninggalkan rumah
42
2.2.9. Pathway
Faktor Predidposisi: Usia, Jenis Kelamin, Merokok, Stres, Kurang Olaraga, Faktor Genetik, Alkohol, Konsentrasi Garam, Obesitas
Defesiensi Pengetahuan
Ansetas
Perubahan Struktur
Gangguan sirkulasi otak suplai O2 ke otak berkurang Metode Koping Tidak Efekti
Resistensi pembuluh darah ke otak meningkat Ketidakefektifan perfusi ketidak efektifan koping
Jaringan otak Koping
2.3.1. Pengkajian
a. Data umum
1). Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis ke-
keluarga.
keluarga ini.
dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
angan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta
d. Fungsi keluarga
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
a). Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang di-
(Friedman, 2010).
(Friedman, 2010).
d). Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang dil-
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : be-
rapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah ang-
kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
keperawatan adalah:
kesehatan).
8). Ansietas
1
1)
) Sifat masalah : 1
a) Aktual (tidak/kurang sehat) 3
b) Ancaman kesehatan 2
c) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah 2
a) Mudah 2
b) Sebagian 1
c) Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah : 1
a) Tinggi 3
b) Cukup 2
c) Rendah 1
4) Menonjolnya masalah: 1
a). Masalah dirasakan dan perlu 1
segera ditangani
b). Masalah dirasakan tapi tidak perlu
segera ditangani 1
Total Skore
Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai
Angka tertinggi dalam skor
2). Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
4). Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan
keluarga.
keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
diantaranya.
2. Rencana yang baik harus realitis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
kesehatan.
5. Rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis hal ini selain
berguna untuk perawatan juga akan berguna bagi anggota tim kesehatan
lainnya.
Menurut Harmoko (2012), pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari pros-
kitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat.
menjadi perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat memberikan kekuatan
dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat ter-
hadap masalah.
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk
masi,tetap keliru.
5). Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial
keperawatan.
2.3.5. Evaluasi
yang diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah sebagai berikut :
1). Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga
4). Tentukan metode atau tekhnik evaluasi yang sesuai serta sumber data yang diper-
lukan.
5). Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan dengan kriteria dan standar
untuk evaluasi).
6). Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksanaan
1. Evaluasi kuantitatif.
kegiatan yang telah dikerjakan. Misalnya jumlah keluarga yang dibina atau
2. Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada sa-
Evaluasi atau struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau ba-
2). Proses
3). Hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
6. Komposisi keluarga :
7. Genogram
55
8. Tipe keluarga
Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari ayah, ibu, anak .
9. Suku bangsa
10. Agama
Tn. B bekerja sebagai petani, Ny.S sebagai ibu rumah tangga serta bekerja
Keluarga Tn.B hanya sekali setahun untuk pergi rekreasi, dan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah anak sekolah (families with
shoolchildren)
3.1.3. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Jenis rumah yaitu permanen batu bata, status kepemilikin rumah adalah
atap seng lantai ruang tamu dan tengah dari keramik. Rumah
mempunyai ventilasi yang cukup dan sirlukasi udara yang bagus serta
kondisi bersih dan tidak berbau. Jarak kamar mandi dengan sumur ± 10
meter.
2. Denah rumah
57
bertetangga dan komunitas berjalan rukun, tidak ada aturan khusus yang
masyarakat terjalin baik, interaksi antar warga banyak dilakukan pada saat
Puskesmas
3. Struktur peran
Peran formal : Tn.B berperan sebagai kepala keluarga dan Ny.S sebagai
Ny.S sebagai ibu rumah tangga dan juga bekerja sebagai Guru dimana
Tn.B.
Di dalam keluarga Tn.B tidak ada nilai dan norma khusus yang mengikat
praktik yang harus dilakukan. Sistem nilai yang dianut dipengaruhi oleh
1. Fungsi afektif
Hubungan Tn.B dengan istri, ibu beserta anaknya terjalin dengan baik,
menyemangati.
59
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
dan papan. Ny.S juga turut serta membantu ekonomi keluarga dengan
Hasil pengkajian :
dengan hipertensi
60
hipertensi.
Puskesmas.
digunakan
buruk lagi.
Tabel 3
Pemeriksaan Fisik Keluarga
Data Tn.B Ny.S An.F Nn.S
TTV TD : 130/90 TD: 110/80 TD : 120/80 TD : -
N : 76 x/m N : 78x/m N : 84x/m N : 94x/m
RR : 20 x/m RR : 20 x/m RR : 22 x/m RR : 22 x/m
S : 36,5 ̊ C S : 37 ̊ S : 36,7 ̊ C S : 36,5 ̊ C
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, simetris, simetris, simetris,
bersih, bersih, bersih, bersih,
rambut rambut Rambut rambut
warna hitam warna hitam warna hitam warna hitam
Tabel 4
Analisa Data
DS : Ketidakmampuan Defisiensi
DS : 1. Keluarga mengatakan tidak keluarga pengetahuan
mengetahui tentang mengenal
penyakit hipertensi masalah
2. Keluarga mengatakan tidak
tahu cara merawat anggota
keluarga yang sakit dengan
Hipertensi
3. Tn.B mengatakan masih
sering mengosumsi garam
yang berlebih
4. Tn.B mengatakan masih
sering mengosumsi yang
bersantan, ikan asin.
DO :
1. TD : 180/110 mmHg
2. Tn.B dan keluarga
kurang dapat mengingat
3. Tn.B dan keluarga
tampak bingung dan
tidak mengerti ketika
ditanya mengenai
penyakit hipertensi.
65
Tabel 6
Skoring Diagnosa Keperawatan Defisiensi Pengetahuan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 3x1/3 1 Keluarga tidak
Aktual : 3 mengetahui
tentang penyakit
hipertensi
2 Kemungkinan 1x2/2 1 Dengan informasi
masalah dapat diubah yang cukup, akan
Sebagian : 1 menambah
wawasan dan
pengetahuan
keluarga
mengenai
hipertensi
3 Potensial untuk 3x1/3 1 Hipertensi adalah
Dicegah : penyakit yang
Mudah : 3 dapat
dikendalikan
apabila
keluarga
mengetahui
4 Menonjol masalah 0x1/2 0 Masalah tidak
Masalah tidak dirasakan
dirasakan : 0 oleh Tn.B dan
keluarga
Total Skore 3
67
Tabel 7
Intervensi Keperawatan Keluarga
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan
dengan ketidakmampuan Setelah dilakukan kunjungan rumah Manejemen nyeri
keluarga merawat sebanyak 3 kali kunjungan rumah 1. Kaji nyeri secara komprehensif.
anggota keluarga sakit. diharapkan nyeri teratasi. 2. Observasi tanda-tanda vital
Kriteria hasil : 3. Ajarkan/demonstrasikan teknik manajemen nyeri (teknik
1. Klien mampu mengontrol nyeri relaksasi)
(tahu penyebab nyeri, mampu 4. Ajarkan/demonstrasikan teknik manajemen nyeri
menggunakan teknik (distraksi)
nonfarmakologi untuk 5. Anjurkan/demonstrasikan pada klien dan keluarga
mengurangi nyeri, mencari kompres hangat pada kepala bagian belakang.
bantuan) 6. Anjurkan klien untuk meningkatkan istrahat.
2. Melaporkan bahwa nyeri 7. Beri lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri.
berkurang dengan manajemen 8. Beri informasi pada klien dan keluarga tentang nyeri dan
nyeri. perawatan yang diberikan.
3. Menyatakan rasa nyaman 9. Kolabari pemberian terapi farmakologi (analgetik) untuk
setelah nyeri berkurang. megurangi nyeri (katopril 25 mg)
2 Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan Setelah dilakukan kunjungan rumah Teaching : disease proses
Ketidakmampuan sebanyak 3 kali kunjungan rumah 1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertensi
keluarga mengenal diharapkan keluarga mengetahui 2. Diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi dengan
masalah. proses penyakit. menggunakan leaflet/lembar balik meliputi pengertian
Kriteria hasil : hipertensi, penyebab, tanda dan gejalah, proses penyakit,
1. Pasien dan keluarga menyatakan komplikasi, perawatan dan pencegahan hipertensi.
68
DS : Keluarga mengatakan
memanfaatkan Puskesmas
untuk mengobati Tn.B
DO : Keluarga kooperatif
16.30 WIB
4. Mendiskusikan dengan
keluarga cara merawat
(program pengobatan) anggota
keluarga yang sakit.
Hasil:
DS : Keluarga mengatakan
bersedia diajarkan tentang cara
merawat Tn.B.
DO : Keluarga kooperatif.
mendengarkan informasi.
DO : Keluarga kooperatif.
16.30 WIB 3. Mendiskusikan dengan
keluarga cara merawat
(program pengobatan)
anggota keluarga yang sakit.
DS : Keluarga mengatakan
melaksanakan program pen-
gobatan sesuai dengan yang di-
jelaskan perawat.
DO : Keluarga kooperatif.
Nyeri akut b.d Selasa, 1. Mengkaji skala nyeri.
ketidakmampuan Hasil :
keluarga merawat 14 Mei 2019 Tn.B mengatakan skala nyeri
anggota keluarga yang dirasakan adalah 3 (nyeri
sakit. 15.00 WIB ringan).
2. Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil :
TD : 140/90.
N : 84 x/m
RR : 18 x/m
S : 37 ̊ C
3. Menganjurkan melakukan teknik
15.30 WIB manajemen nyeri (teknik relaksasi).
Hasil :
Tn.B mendemonstrasikan
teknik relaksasi.
4. Menganjurkan klien melakukan
teknik manajemen nyeri (distraksi)
sesuai kebiasaan klien.
Hasil :
klien mengatakan melakukan teknik
distraksi dengan membaca kitab
16.00 WIB suci Al-Quran.
5. Menganjurkan pada klien dan keluarga
kompres hangat pada kepala
bagian belakang.
Hasil :
Klien dan keluarga kooperatif.
6. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istrahat.
Hasil :
DS : Klien mengatakan paham
dengan instruksi yang disam-
paikan.
DO : Klien kooperatif. Tampak
menyimak dengan baik instruksi
yang disampaikan
74
Rabu,
Defisiensi 15 Mei 2019 1. Mengkaji pengetahuan klien dan
pengetahuan b.d keluarga tentang hipertensi.
ketidakmampuan 16.00 WIB Hasil :
keluarga DS : Klien dan keluarga me-
mengenal nyebutkan tentang hiperten-
masalah. si dengan bahasa sendiri.
DO : Klien dan keluarga mampu
me nyebutkan tentang
hipertensi meski masih ser-
ing lupa.
16.25 WIB 2. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang hipertensi dengan
menggunakan
leaflet/lembar balik meliput
pengertian hipertensi, penyebab,
tanda
dan gejalah, proses penyakit,
komplikasi,perawatan dan
pencegahan
hipertensi.
DS : Keluarga mengatakan berse-
diamendengarkan informa-
si.
DO : Keluarga kooperatif.
16.40 WIB 3. Mendiskusikan dengan keluarga
cara merawat(program pen-
gobatan)
anggota keluarga yang sakit.
DS : Keluarga mengataka
melaksanakan program
pengobatan sesuai dengan
yang dijelaskan perawat.
4. DO : Keluarga kooperatif.
75
Objektif :
- Klien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang di-
jelaskan secara benar.
- Klien dan keluarga mampu men-
jelaskan kembali apa yang dijelas-
kan namun masih sering
lupa dan tidak lancar.
- Klien dan keluarga mengetahui
komplikasi hipertensi
pencegahan hipertensi.
- Diskusikan dengan keluarga cara
merawat (program pengobatan)
anggota keluarga sakit.
Objektif :
- Klien mampu mendemonstrasikan-
teknik relaksasi, distraksi dan
kompres hangat pada kepala bagian
belakang.
- Tn.B tidak terlihat gelisah dan me
ringis.
- Tanda-tanda vital :
TD : 130/90.
N : 78 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,6 ̊ C
Objektif :
- Klien dan keluarga mampu men-
jelaskan kembali apa yang dijelas-
kan namun masih sering lupa
dan tidak lancar.
- Klien dan keluarga mengetahui
komplikasi hipertensi
Objektif :
- Klien menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
- Klien mampu
mendemonstrasikan teknik
relaksasi, distraksi dan kom-
pres hangat pada kepala bagian
belakang.
- Klien mampu menyebutkan
penyebab terjadinya nyeri.
- Tn.B tidak terlihat gelisah dan
meringis.
- Tanda-tanda vital :
TD : 130/90.
N : 78 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,6 ̊ C
A : Masalah teratasi
Planning :
Intervensi dipertahankan klien dan
keluarga.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian
keluarga berasal dari berbagai sumber : wawancara, observasi rumah keluarga dan
Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas penulis melakukan pengkajian pada
observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang diperlukan. Saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 15 April 2019 jam 15.45 WIB Tn.B mengeluh
kepala terasa sakit, Tn.B mengatakan timbulnya keluhan karena tekanan darahnya
yang kembali naik, keluhan yang dirasakan seperti tertekan benda berat pada daerah
kepala dan leher, Skala nyeri 6 (sedang), keluhan timbul secara tiba-tiba, sakit kepala
yang dirasakan hilang timbul. Tn.B mangatakan kepala terasa sakit disertai pusing,
nyeri pada leher dan terasa berat. Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah
tersebut sesuai dengan tanda dan gejala hipertensi menurut Crowin, (2000) dalam
Wijaya & Putri, (2013) namun tidak semua gejalah muncul dalam kasus keluarga
Tn.B, berdasarkan teori Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013) tanda dan
gejalah hipertensi yaitu nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan
retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
82
saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,
edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. (Brunner &
Suddart, 2015) juga mengatakan bahwa gejala yang timbul selain dari peningkatan
darah yang tinggi, dapat pula ditemukan ditemukan perubahan pada retina, seperti
sering mengosumsi garam yang berlebih dan masih sering mengosumsi yang
bersantan, ikan asin. Objektif ; Tn.B dan keluarga kurang dapat mengingat, Tn.B
dan keluarga tampak bingung dan tidak mengerti ketika ditanya mengenai
penyakit hipertensi. Keluarga juga tidak tahu cara perawatan penyakit hipertensi.
Hal tersebut sesuai teori menurut Robbins (2007), beberapa faktor yang
berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup pengaruh genetik dan
kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen
dalam hipertensi.
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/potensial) dari individu
atau kelompok perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,
+ simptom) dimana untuk problem (P) dapat digunakan tipologi dari NANDA.
83
Pada perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data berdasarkan data
subjektif dan objektif diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori
mengenal masalah.
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
mengurangi/mengatasi nyeri.
masalah.
ancaman fisik.
serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi
dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
(Friedman, 2010).
NANDA NIC-NOC yaitu manajemen nyeri, intervensi yang diberikan adalah kaji
kompres hangat pada kepala bagian belakang, anjurkan klien untuk meningkatkan
istrahat, beri lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri, beri informasi
pada klien dan keluarga tentang nyeri dan perawatan yang diberikan serta kolabari
kesehatan keluarga, intervensi yang diberikan yaitu kaji pengetahuan klien dan
diskusikan dengan keluarga tentang keputusan untuk merawat anggota keluarga sakit,
diskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga yang sakit, jelaskan
kelima dalam proses keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah
tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau sulitnya dalam
sakit adalah :
1. Pada hari pertama evaluasi pada tanggal 20 April 2019 pukul 15.55
istrahat.
89
nyeri yang diajarkan, klien mengatakan merasa lebih nyaman dan nyeri
dijelaskan namun masih sering lupa dan tidak lancar, klien dan keluarga
balik
91
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada. Pada hasil
nyeri pada leher dan sterasa berat, keluarga tidak tahu tentang masalah yang
diperoleh data Tn.B tampak meringis dan gelisah, keluarga tampak tidak
diagnosa nyeri akut yaitu kaji nyeri secara komprehensif, observasi tanda-
klien dan keluarga tentang nyeri dan perawatan yang diberikan dan
5.2. Saran
1. Bagi Mayarakat/Klien
Diharapkan hasil laporan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan
khususnya hipertensi.
3. Bagi Puskesmas