Anda di halaman 1dari 19

1

PROPOSAL STUDI KASUS


PENGELOLAAN KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN
KESEHATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH

RISMA ERY KHOIRUNNISA


NIM.P1337420218034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
2

Halaman sampul dalam ????

PROPOSAL STUDI KASUS


PENGELOLAAN KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN
KESEHATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk ………………………………………………………………………………


…………………………………………………………………………………

RISMA ERY KHOIRUNNISA


NIM.P1337420218034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu dan perlu
mendapat perhatian yang khusus dengan kesehatan yang baik seseorang bisa
melaksanakan aktivitasnya tanpa mengalami kendala apapun. Penyakit tidak
menular (PTM) menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian saat
ini dan terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hipertensi merupakan
salah satu penyakit tidak menular yang terus meningkat hingga saat ini. Penyakit
hipertensi menjadi salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum dan
paling banyak disandang masyarakat.
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg setelah dilakukan dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi disebut sebagai the silent killer
karena terjadi sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya
menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi
(Kementerian Kesehatan Repunlik Indonesia, 2017).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015
menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah
penderita mengalami peningkatan setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025
akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap
tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya
(Kementrian kesehatan RI, 2019). --------------------------
Berdasarkan data dari Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi mendapatkan
hasil pengukuran bahwa pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Menurut data tersebut hipertensi banyak terjadi pada rentang usia 55-64 tahun
sebanyak (55,2%) (Riskesdas, 2018). Sedangkan menurut data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 jumlah kasus hipertensi mencapai
57,10% hasil ini menempati proporsi terbesar dari seluruh PTM yang dilaporkan.
Kota/Kabupaten dengan presentase hipertensi tertinggi adalah Batang (18,86
persen) dan terrendah Tegal (2,76 persen).
Setiap keluarga memiliki karakteristik dan cara merawat keluarganya
masing- masing. Ada keluarga yang perhatian terhadap kesehatan anggota
keluarganya ada juga yang tidak. Selain itu ada keluarga yang tidak memahami
apabila ada sesuatu yang mengganjal mengenai kondisi salah satu anggota
keluarganya, Kurang memahami dalam perawatan yang ditetapkan sesuai dengan
penyakit yang diderita, mengalami kegagalan untuk melakukan tindakan yang
mengurangi faktor risiko, ketidaktepataan anggota keluarga dalam memenuhi
tujuan untuk mencapai kesehatan. Dari hal-hal tersebut dapat menimbulkan
munculnya masalah kesehatan pada keluarga yaitu ketidakefektifan manajemen
kesehatan anggota keluarga (Herdman, 2018).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan
keperawatan dengan judul “Pengelolaan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Keluarga pada Pasien Hipertensi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah : “Bagaimanakah pengelolaan ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga pada pasien hipertensi?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memaparkan dan memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan
pengelolaan ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga dengan
hipertensi dengan diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Menuliskan data ( DS/DO) yang spesifik pada pengkajian keperawatan
ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada klien hipertensi.
b. Menuliskan diagnosa keperawatan Menggambarkan diagnosa
keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada klien
hipertensi.
c. Merumuskan Memaparkan perencanaan keperawatan yang tepat untuk
mengatasi ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada klien
hipertensi.
d. Menguraikan Memaparkan implementasi keperawatan ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga pada klien hipertensi.
e. Memaparkan Menuliskan evaluasi keperawatan ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga pada klien hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil Penulisan KTI ini diharapakan dapat memberikan sumbangan
untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik terutama dalam pemberian
pengelolaan pasien hipertensi dikeluarga dengan masalah ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan keterampilan penulis serta
memperoleh pengalaman dalam melaksanakan aplikasi hasil riset dalam
pengelolaan kasus keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan.
b. Bagi Ilmu pengetahuan dan Teknologi
Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi pelaksanaan
penelitian dan riset di bidang keperawatan hipertensi dan diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan kajian memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas yankep yang berkaitan dengan asuhan keperawatan
keluarga dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada
pasien hipertensi dan cara mengatasi permasalahannya sehingga dapat
menerapkan pengangan kepada pasien hipertensi secara mandiri.

b. Peningkatan Kesehatan masyarakat


Proposal laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas dan status kesehatan melalui upaya promotif khususnya bagi
pasien/keluarga yang mengalami ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
pada pasien hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Hipertensi


Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses pendekatan yang
digunakan dengan sistematis pada keluarga dan anggota keluarga dengan
mengikuti pola keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan langkah pertama dari proses
keperawatan dengan pengumpulan data. Pengkajian dalam keperawatan
merupakan proses dalam mengidentifikasi data-data, mengumpulkan infomasi
yang berkesinambungan secara terus menerus terhadap keluarga. Sumber data
diperoleh dari anamnesa, observasi (pengamatan), pemeriksaan fisik anggota
keluarga dan data dokumentasi. Selain itu perawat juga mengumpulkan
informasi tentang kekuatan pasien/keluarga untuk mengidentifikasi peluang
promosi kesehatan dan risiko untuk mencegah atau menunda potensi masalah.
( NANDA 2018).
Asuhan keperawatan keluarga ada beberapa hal yang perlu dikaji
meliputi pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga seperti identitas
kepala keluarga dan anggotanya, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping
keluarga, dan pemeriksaan fisik keluarga serta harapan keluarga. Menurut
Riasmini, dkk (2017) pengkajian pada keluarga harus disesuaikan dengan lima
tugas kesehatan keluarga meliputi mengenal masalah, mengambil keputusan,
memberikan perawatan, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Menurut Udjianti wajan (2013) Fokus utama yang dikaji pada pasien
hipertensi meliputi identitas (nama, usia, jenis kelamin, ras,
pendidikan,agama, alamat), keluhan utama, riwayat hipertensi, aterosklerosis,
penyakit katup jantung, stroke, riwayat penyakit ginjal, riwayat
mengkonsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat pengobatan),
Pemeriksaan fisik ( Keadaan umum, tanda-tanda vital, sistem pernafasan,
sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, muskuloskeletal, sistem
penginderaan, neurosesnosri) dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan fokus
utama yang dilakukan pada pasien dengan hipertensi pada ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga adalah melakukn pengkajian terhadap tingkat
pengetahuan keluarga dan kemampuan keluarga untuk melakukan perawatan
sesuai dengan batasan karakteristik. Berdasarkan pada NANDA (2018)
batasan karakteristik untuk ketidakeefektifan manajemen kesehatan keluarga
antara lain akselerasi gejala penyakit seorang anggota keluarga, kurangnya
perhatian terhadap anggota keluarga, kesulitan dalam regimen yang telah
ditetapkan, kegagalan melakukan tindakan mengurangi risiko, ketidaktepatan
aktivitas keluarga untuk memenuhi tujuan kesehatan.
B. Tahap Perumusan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon
manusia terhadap gangguan kesehatan/ proses kehidupan, atau kerentanan
terhadap respons tersebut dari seorang individu, keluarga, atau komunitas
(NANDA-1 2013).
Menurut Widagdo (2016) menyatakan dalam perumusan diagnosis
keperawatan dapat tulis dengan 3 komponen yaitu problem/masalah , etiologi,
dan symptoms atau batasan karakteristik. Setelah ditemukan beberapa
diagnosa keperawatan selanjutnya perlu ditentukan mana diagnosa
keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus tersebut. Menetukan prioritas
diagnosa dalam keperawat keluarga bisa dengan menggunakan skoring.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
hipertensi antara lain penurunan curah jantung, nyeri (akut), intoleransi
aktivitas, resiko cedera, ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
(Kamitsuru Sigemi dan T. Heather Herdman, 2018)
Faktor berhubungan yang dapat berkaitan dengan diagnosa
keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga yaitu konflik
pengambilan keputusan, kesulitan mengatasi kerumitan program
pengobatan, kesulitan mengarahkan sistem pelayanan kesehatan yang rumit,
konflik keluarga, kesulitan ekonomi
C. Perencanaan Keperawatan
Penyusun rencana keperawatan ini hendaknya dilakukan bersama
dengan klien dan keluarga. Perencanaan keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan keperawatan yang sudah direncakan oleh perawat
untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan
melibatkan anggota keluarga. (Widagdo,2016).
Menentukan prioritas masalah keperawatan keluarga adalah dengan
melakukan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga
adalah kriteria, bobot, dan pembenaran. Selain skoring rencana tindakan
keperawatan keluarga juga disesuaikan berdasarkan 5 tugas kesehatan
keluarga yaitu rencana tindakan untuk membantu keluarga dalam rangka
menstimulasi kesadaran dan penerimaan terhadap masalah keperawatan
keluarga, rencana tindakan untuk membantu keluarga agar dapat menetukan
keputusan yang tepat sehingga dapat menyelesaikan masalahnya, rencana
tindakan agar keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam
memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, rencana
tindakan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan
lingkungan yang menunjang kesehatan, rencana tindakan berikutnya untuk
membantu keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
(Setiawan, 2016).
Moorhead et al. (2016) NOC dari Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga yaitu :

a. Mengenal masalah : Pengetahuan : Manajemen Penyakit Kronik

(1803) Dengan Kriteria Hasil :

Tabel 2.1 Kriteria hasil dalam mengenal masalah

No. Indikator Awal tujuan


1. Tanda dan gejala penyakit 3 5
2. Proses perjalanan penyakit 2 5
3. Diet yang dianjurkan 2 5
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan 4. Pengetahuan banyak
2. Pengetahuan terbatas 5. Pengetahuan sangat banyak
3. Pengetahuan sedang
Menurut Bulecheck et al. (2016) NIC dari ketidakefektifan
manajemen kesehatan keluarga yaitu :
Mengenal masalah : Pengajaran, proses penyakit (5602)
a) Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit
yang spesifik.
b) Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya
dengan anatomi dan fisiologi, sesuai dengan kebutuhan.
c) Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai
kebutuhan.
d) Edukasi pasien mengenai tindakan untuk mengkontrol/
meminimalkan gejala, sesuai kebutuhan.
b. Mengambil Keputusan : Partisipasi dalam keputusan
Perawatan Kesehatan (1606)
Dengan Kriteria Hasil:
Tabel 2.2 Kriteria hasil dalam mengambil keputusan
No. Indikator Awal Tujuan
1. Mencari informasi yang terpercaya 3 5

2. Mendefinisikan pilihan yang tersedia 2 5


3. Menetukan pilihan terkait outcome 2 5
kesehatan
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan 4. Sering menunjukkan
2. Jarang menunjukkan 5.Secara konsisten menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
Menurut Bulecheck et al. (2016) NIC dari ketidakefektifan manajemen

kesehatan keluarga yaitu:

Mengambil keputusan : Dukungan Pengambilan Keputusan


a) Informasikan pada pasien pandangan-pandangan atau solusi
alternative dengan cara yang jelas dan mendukung
b) Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari
setiap alternatif pilihan
c. Merawat Anggota Keluarga : Partisipasi keluarga dalam
Perawatan Profesional (2605)
Dengan Kriteria Hasil:
Tabel 2.2 Kriteria hasil dalam merawat anggota keluarga
No. Indikator Awal Tujuan
1. Mendefinisikan kebutuhan dan masalah yang 3 5
relevan untuk perwatan

2. Berpartisipasi dalam menyediakan 3 5


perawatan.

3. Bekerjasama dalam menentukan perawatan. 3 5


Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan 4. Pengetahuan banyak
2. Pengetahuan terbatas 5. Pengetahuan sangat banyak
3. Pengetahuan sedang
Menurut Bulecheck et al.(2016) NIC dari ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga yaitu :
Merawat anggota keluarga : Pengajaran : Prosedur/ Perawatan (5618)
a) Ajarkan klien dan keluarga dalam proses keperawatan
hipertensi
b) Berikan penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan
c) Berikan penjelasan mengenai prosedur dan penanganan
d. Memodifikasi lingkungan : Keamanan Lingkungan Perawatan
Kesehatan (1934)
Dengan Kriteria Hasil:
Tabel 2.4 kriteria hasil dalam memodifikasi lingkungan
No. Indikator Awal Tujuan
1. Penyediaan pencahayaan 3 5
2. Tempat menyimpan obat-obatan 3 5
3. Sistem manajemen perawatan di 3 5
tempat
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan 4. Pengetahuan banyak
2. Pengetahuan terbatas 5. Pengetahuan sangat banyak
3. Pengetahuan sedang
Menurut Bulecheck et al.(2016) NIC dari ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga yaitu :
Memodifikasi lingkungan : Bantuan pemeliharaan rumah (7180)
a. Tentukan kebutuhan pemeliharaan rumah pasien
b. Libatkan pasien/keluarga dalam memutuskan kebutuhan
pemeliharaan rumah
e. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan : Pengetahuan Sumber-
sumber Kesehatan (1806)
Dengan Kriteria Hasil
Tabel 2.5 Kriteria hasil dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
No. Indikator Awal Tujuan
1. Sumber perawatan kesehatan 3 5
2. Rencana perawatan tindak lanjut 3 5
3. Strategi untuk mengakses layanan 3 5
kesehatan
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan 4. Pengetahuan banyak
2. Pengetahuan terbatas 5. Pengetahuan sangat banyak
3. Pengetahuan sedang
Menurut Bulecheck et al.(2016) NIC dari ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga yaitu :
Memanfaatkan fasilitas kesehatan : Panduan sistem pelayanan kesehatan (7400)

D. Implementasi
a) Jelaskan b) Bantu pasien/ keluarga untuk mengkoordinasi dan
sistem
mengkomunikasikan perawatan kesehatan
perawatan
kesehatan c) Bantu pasien atau keluarga memilih profesional perawatan
segera
kesehatan yang tepat

Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pada


individu dan anggota keluarga lainnya. Implementasi yang ditujukan pada
individu meliputi tindakan keperawatan langsung, kolaboratif dan pengobatan
dasar, observasi, dan pendidikan kesehatan (Rusmini& dkk, 2017)
Menurut Bulecheck, M.Gloria, dkk (2016) implementasi atau tindakan
yang dapat dilakukan berdasarkan NIC dari ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga yaitu memberikan edukasi kepada pasien mengenai tanda dan
gejala penyakit, memberikan penjelasan tentang patofisiologi penyakit,
mengedukasi pasien mengenai tindakan untuk mengontrol atau meminimalakan
gejala atau terapi diit, tentukan apakah terdapat perbedaan antara pandangan
pasien dan pandangan penyedia perawatan kesehatan mengenai kondisi pasien,
menginformasikan pada pasien mengenai pandangan-pandangan atau solusi
alternatif dengan cara yang jelas dan mendukung, mengajarkan dalam proses
perawatan, memberikan penjelasan mengenai prosedur penanganan, menentukan
kebutuhan rumah pasien, melibatkan pasien atau keluarga dalam memutuskan
kebutuhan pemeliharaan rumah, membantu keluarga memilih profesional
perawatan kesehatan yang tepat, mendorong konsultasi dengan profesional
perawatan kesehatan.
E. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam
mencapai tujuan. Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan format SOAP
(Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning) ( Dion dan yasinta, 2015).
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur melalui perubahan fungsi tubuh
(keadaan fisik), afektif/psikologis, kognitif (pengetahuan) dan psikomotor
(perilaku kesehatan). Evaluasi disusun dengan menggunakan pendekatan SOAP
(Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning) (Riasmini &dkk,2017) :
S : Hal- hal yang dikatakan keluarga
O : Hal- hal yang ditemukan perawat dan dapat diukur
A : Analisis hasil yang telah dicapai
P : Perencanaan yang direncanakan kembali setelah mendapatkan
hasil dari respons keluarga pada tahap evaluasi.
Evaluasi yang diharapkan dalam asuhan keperawatan pada keluarga dengan
hipertensi antara lain:
a. Keluarga mampu memahami dan menyebutkan kembali tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan hipertensi
b. Keluarga mampu melakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk
merubah gaya hidup sehat dan melakukan perawatan yang tepat untuk
hipertensi.
c. Keluarga mampu memahami dan menjelaskan secara singkat
mengenai hipertensi dan penatalaksanaan diit hipertensi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam laporan kasus ini yaitu desain
penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang mendiskripskan
(memaparkan) peristiwa- peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi
peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data factual
daripada penyimpulan. Penulis akan melakukan pengelolaan keperawatan
keluarga yang memfokuskan masalah keperawatan ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga pada anggota keluarga dengan yang mengalami hipertensi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam studi ini yaitu keluarga yang memiliki masalah
keperawatan dan diagnosis medis yaitu keluarga dengan anggota keluarga yang
mengalami hipertensi dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.
Adapun kriteria pasien yang menderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a) Pasien berada dalam tipe keluarga kelompok extended family.
b) Pasien dengan usia 50 tahun keatas.
c) Pasien telah terdiagnosa medis hipertensi dengan kondisi keluarga
yang belum mengetahui perawatan kesehatan.
d) Pasien dan keluarga bersedia untuk menjadi subjek penelitian dan mau
untuk diwawancarai.
2. Kriteria Eksklusi
a) Pasien hipertensi yang tidak kooperatif.
b) Pasien hipertensi yang tidak sadar atau koma.
C. Fokus Studi
Asuhan keperawatan keluarga pada pasien hipertensi dengan fokus studi
ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.
D. Defisnisi Operasional
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga merupakan pola
perawatan dimana anggota keluarga tidak mengetahui atau kurang mengetahui
mengenai penyakit yang diderita, perawatan yang digunakan dengan tepat dan
tindakan yang dapat mengurangi risiko.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan hipertensi
dilakukan di puskesmas wilayah kabupaten Banyumas. Waktu pelaksanaan
asuhan keperawatan pada keluarga dilakukan selama 4-6 kali kunjungan.
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mengumpulkan data dari berbagai
sumber dengan cara :
1. Wawancara
Dengan metode wawancara akan mendapatkan data yang
diperlukan antara lain identitas pasien dan keluarga, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan
keluarga, pengetahuan keluarga mengenai hipertensi, Data tersebut
dapat diperoleh melalui wawancara dengan pasien, keluarga, maupun
perawat atau tenaga medis yang bersangkutan dengan pasien.
2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Dengan melakukan tindakan IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,
Auskultasi) pada sistim tubuh klien dan keluarga. Peneliti ini melakukan
pengamatan langsung pada keadaan klinis dan respon pasien.
3. Studi Dokumen
Pada kasus ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat untuk peneliti
sendiri, melihat data yang terdapat di Puskesmas, atau melalui status
yang dimiliki respon dan seperti hasil uji laboratorium dan pemeriksaan
diagnostik, yang berhubungan dengan data yang mendukung hipertensi.
G. Cara Pengolahan Data
Data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Data
dikelompokkan berdasarkan tahap pengkajian sampai tahap evaluasi. Pengolahan
data disajikan secara naratif.
H. Analisa Data dan Penyajian Data
Analisa data yang digunakan yaitu dengan melihat fakta yang terjadi pada
pasien yang telah dipilih dengan teori yang ada dalam tinjauan pustaka. Data
diperoleh dari Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi. Analisan data diambil dari data subjektif yaitu sesuai dengan keadaan
pasien, dan data objektif yaitu hasil dari pemeriksaan yang muncul sampai dengan
pengambilan diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga. Penulis
menyajikan data secara narasi disertai table dan gambar sesuai dengan desai
penelitian stidu kasus.
I. Etika Penelitian
Peneliti akan melakukan penilitian hendaknya memegang teguh sikap
ilmiah dan etika penelitian, meskipus penelitian mungkin tidak merugikan atau
membahayakan subjek penelitian.
Etika penelitian yang mendasari karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi pasien)
Peneliti mungkin memberikan lembar persetujun penelitian kepada
responden, kemudian peneliti memberikan informasi yang adekuat
mengenai tujuan dari asuhan keperawatan yang akan dilakukan beserta hak
dan kewajiban responden. Peneliti memberikan kesempatan kepada
responden untuk mengambil keputusan apakah bersedia ataupun menolak
berpartisipasi secara sukarela.
2. Anonimity (tanpa nama)
Penulis menjamin dan menjaga kerahasiaan responden dengan cara
mencantumkan insial nama pada laporan kasus.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Penulis menjamin kerahasiaan dari hasil laporan kasus baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Daftar Pustaka ???


Lampiran ..

LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Nama Mahasiswa : Risma Ery Khoirunnisa


NIM : P1337420218034
Nama Pembimbing : Maisje Marlin Kuhu, SKM, MPH
Judul KTI : Pengelolaan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
pada Pasien Hipertensi
NO HARI / MATERI SARAN TANDATANGAN MNTR
TANGGA BIMBING PEMBIMBING KAPRODI
L AN
1 ……., Judul Masalah/fokus studi :
……… diagnosa keperawatan
September sesuaikan dengan
2020 NANDA/SDKI
.... ....

2 …., BAB I - Alasan-alasan yang


………. Latar melatarbelakangi
Belakang hal tersebut
- Perlu ada data-
data/fakta yang
mendukung
(Referensi)
- Ada beberapa
referensi/kutipan
(sesuaikan
referensi)
- Lampirkan Daftar
Pustaka
- Sistimatika dan cara
penulisan
disesuaikan dengan
panduan yang
berlaku
3 Jum’at, … BAB II - Teori
November diesuaikan/relevan
…….. dengan judul yang
ada(jurnal/hasil
penelitian
referensi)
- Untuk referensi/
perencanaan
disesuaikan
teorinya
(NIC/NOC), kaitan
dengan tugas
keluarga
- Diagnose
keperawatansesuai
kan NANDA
4 Jum’at, … BAB III Definisi operasionalnya
November dibuat oleh peneliti/
2020 dirumuskan secara
operasional (digunakan
saat penelitian)

Bab 1
Tujuan - Sistimatika dan cara
Penulisan penulisan
disesuaikan dengan
panduan yang
berlaku
Purwokerto, 18 September 2020
Ketua Program Studi D III Pembimbing
Keperawatan Purwokerto

Walin, SST., M.Kes. Maisje Marlyn Kuhu, SKM., MPH.


NIP. 19650423 198803 2 002 NIP.19630322 198210 2 001

Anda mungkin juga menyukai