Anda di halaman 1dari 19

DESKRIPSI JURNAL

A. Judul Jurnal
- Judul : Gambaran Status Gizi Pasien Pneumonia Pada
Balita yang di rawat di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014
- Penulis : Elin Mutia Sari, Legiran, R.A Tanzila
- Publikasi : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang
- Penelaah : Suci Purnamarza, Shinta Anggia Prawesti, dan
Retno Intan Kumalasari
- Tanggal Telaah : 02 Februari 2020

B. Komponen Jurnal

Komponen Deskripsi Jurnal


1. Tujuan Utama penelitian
2. Tujuan Tambahan Penelitian
3. Hasil Utama Penelitian
4. Hasil Tambahan Penelitian
5. Kesimpulan penelitian
Uraian Deskripsi Jurnal
1. Tujuan utama penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi pasien
pneumonia pada balita yang di rawat inap di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang tahun 2013-2014.

2. Tujuan tambahan penelitian


Tujuan tambahan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui angka kejadian balita pasien pneumonia di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Januari-Desember 2013 dan

1
2

Januari-Desember 2014
2. Mengetahui distribusi pasien pneumonia pada balita menurut jenis
kelamin di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-
2014
3. Mengetahui distribusi pasien balita pneumoni berdasarkan status
gizi di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014

3. Hasil Utama Penelitian


Pasien rawat inap balita di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
pada tahun 2013 yaitu 1175 dan tahun 2014 sebanyak 1223 orang. Dari data
tersebut sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan tidak ekslusi
sehingga didapati subjek penelitian sebanyak 77 orang pada tahun 2013 dan
81 orang pada tahun 2014. Pasien balita pneumonia diambil dari pencatatan
rekam medic di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan didapatkan
hasil penelitian sebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi pasien balita pneumonia berdasarkan status gizi di


Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014
Status Gizi Jumlah Presentase (%)
Status Gizi Baik 117 74,1
Status Gizi Kurang 17 10,8
Status Gizi Buruk 21 13,3
Status Gizi Lebih 3 1,9
Jumlah 158 100,0
Sumber : Data Rekam Medik RSMP

Jumlah balita pasien pneumonia yang memiliki status gizi baik lebih
banyak (74,1%) dibandingkan dengan balita pasien pneumonia status gizi
kurang (10,8%), status gizi buruk (13,3%) dan status gizi lebih (1,9%).
3

4. Hasil Tambahan Penelitian


Tabel.2 Angka kejadian balita pasien pneumonia di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Januari-Desember 2013 dan Januari-Desember
2014.
Periode Pasien Rawat Jumlah (%)
Inap
Januari-Desember 1175 77 1,525
2013
Januari-Desember 1223 81 1,509
2014
Jumlah 158
Sumber : Data Rekam Medk RSMP
Angka kejadian balita yang mengalami pneumonia bulan Januari-
Desember 2013 sebanyak 1,525%, dan pada bulan Januari-Desember 2014
sebanyak 1,509%.

Tabel 3. Distribusi pasien pneumonia pada balita menurut jenis kelamin di


Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
(%)
Perempuan 67 42,4
Laki-laki 91 57,6
Jumlah 158 100,0
Sumber : Data Rekam Medik RSMP

Dari hasil yang didapat, ditemukan jumlah balita pasien pneumonia


yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak (57,6%) dibandingkan dengan
pasien balita pneumonia berjenis kelamin perempuan (42,4%).
4

Tabel 4. Distribusi pasien balita berdasarkan kelompok usia terhadap


kejadian pneumonia pada balita di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
tahun 2013-2014.
Kelompok Umur Jumlah Presentase (%)
2-12 bulan 89 56,3
13-24 bulan 35 22,2
25-36 bulan 19 12,0
37-48 bulan 11 7,0
49-60 bulan 4 2,5
Jumlah 158 100,0
Sumber : Data Rekam Medik RSMP

Balita yang mengalami pneumonia lebih banyak pada kelompok


umur 2-12 bulan (56,3%), kemudian 13-24 bulan (22,2%), selanjutnya 25-36
bulan (12,0%), 37-48 bulan (7,0%) dan paling rendah di temukan pada
kelompok umur 49-60 bulan (2,5%).

5. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Subjek penelitian sebanyak 77 balita dengan angka kejadian
1,525% pada tahun 2013 dan 81 balita pada tahun 2014 dengan
angka kejadian 1,509% yang mengalami pneumonia diambil dari
data rekam medik di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
2. Pasien balita yang mengalami pneumonia lebih banyak berjenis
kelamin laki-laki dibandingkan dengan pasien balita berjenis
kelamin perempuan. Kelompok umur pasien balita yang
mengalami pneumonia lebih banyak pada kelompok umur 2-12
bulan, dan paling sedikit pada kelompok umur 49-60 bulan.
Balita penderita pneumonia dengan status gizi baik lebih banyak
5

dibandingkan dengan pasien balita dengan status gizi kurang,


status gizi buruk, dan status gizi lebih.
6

TELAAH JURNAL

Validitas Seleksi
A. Komponen validitas seleksi
1. Kriteria seleksi
2. Metode alokasi subjek
3. Concealment
4. Angka drop out
5. Jenis analisis: intention to treat atau per protocol analysis.
B. Uraian validitas seleksi
1. Kriteria seleksi
Subjek penelitian ini adalah pasien balita pneumonia usia 2-60 bulan yang di
rawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014. Subjek
penelitian diambil secara langsung dengan menggunakan non probability yaitu
secara total sampling.

2. Metode alokasi subjek


Sample diambil secara non probability (seluruh populasi terjangkau) yaitu
secara total sampling (berjumlah 158 orang). Besar sample ini sesuai menurut
penelaah karena memenuhi kriteria sample kecil (30-500 sample).

3. Concealment
Concealment adalah prosedur untuk menyembunyikan tabel hasil randomisasi.
Pada penelitian ini tidak dilakukan concealment (bukan random sampling dan
bukan penelitian klinis).

4. Angka drop out


Pada penelitian ini tidak ada drop out.
7

5. Jenis analisis
Jenis analisis ada 2 macam yaitu intention to treat (ITT) dan perprotocol
analysis. Penelitian ini adalah jenis analisi perprotocol analysis karena subjek yang
diteliti adalah mengikuti penelitian secara penuh.

Validitas pengontrolan perancu


A. Komponen validitas pengontrolan perancu
1. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan restriksi.
2. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara rendomisasi.
3. Analisis terhadap komparabilitas baseline data.
4. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan).
B. Uraian validitas perancu
Pada penelitian ini tidak ada perancu.

C. Kesimpulan validitas pengontrolan perancu


Pada penelitian ini validitas pengontrol perancu tidak bisa dinilai (valid).

Validitas informasi
A. Komponen validitas informasi
1. Blinding (penyamaran)
2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur, kualifikasi alat
ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tepat pengukur)
B. Uraian validitas informasi
1. Blinding (penyamaran)
Pada penelitian ini tidak ada blinding (penyamaran) karena tidak dilakukan
randomisasi sampling.
2. Komponen pengukuran variabel penelitian
Komponen pengukur variable berupa tabel kategorik dengan skala nominal.
C. Kesimpulan validitas informasi
Penelitian ini mempunyai validitas informasi yang baik.
8

Validitas analisis
A. Komponen validitas analisis
1. Analisis terhadap baseline data
2. Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan
3. Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule-nya
4. Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama
B. Uraian validitas analisis
Penelitian berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif. Analisis data
berupa analisis univariat. Analisis baseline data dilakukan secara univariat yaitu dengan
menggunakan frekuensi distribusi dari pasien pneumonia pada balita menurut jenis
kelamin dan status gizi di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014
Analisis data menggunakan data sekunder. Pada penelitian ini, peneliti tidak
melakukan analisa pada baseline data, peneliti hanya mendeskripsikan temuannya dari
rekam medik dalam bentuk tabel dan narasi.
C. Kesimpulan validitas analisis
Analisis data dilakukan pada penelitian ini kurang baik karena tidak mencantumkan
alasan mengapa tidak dilakukan analisa pada baseline.

Validitas internal kausal


A. Komponen validitas internal kausal
1. Temporality
2. Spesifikasi
3. Kekuatan hubungan
4. Dosis respons
5. Konsistensi interna
6. Konsistensi eksterna
7. Biological plausibility
B. Uraian validitas internal kausal
1. Temporality
Pada penelitian ini bukan uji klinis sehingga tidak ada temporality karena
9

tidak ada hubungan sebab akibat.

2. Spesifikasi
Penelitian ini tidak ada spesifikasi , karena bukan penelitian kualitatif.

3. Kekuatan hubungan
Pada penelitian ini tidak dilakukan pencarian hubungan sebab-akibat.
Penelitian ini hanya menggambarkan status gizi pada balita dengan pneumonia
yang dirawat inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tahun 2013-
2014. Berdasarkan informasi, didapatkan bahwa konsistensi internal tidak dapat
dinilai karena bukan merupakan uji klinis.

4. Dosis respons
Pada penelitian ini tidak ada hitungan dosis respons (tidak bisa dinilai).

5. Konsistensi internal
Konsistensi internal terpenuhi.

6. Konsistensi eksternal
Konsistensi eksternal terpenuhi karena hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian lainnya.

7. Biological plausibility
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan dan sesuai dengan teori literatur, serta dari
hasil penelitian lain yang konsisten dengan penelitian ini. Maka biological
plausibility dalam penelian ini dapat dibuktikan.

C. Kesimpulan validitas internal kausal


Validitas internal pada penelitian ini cukup baik.
10

Validitas eksterna
A. Komponen validitas eksterna
1. Validitas eksternal 1
a. Besar sampel
b. Participation rate
2. Validitas eksternal 2
a. Validitas eksternal 1
b. Logika akademik untuk generalisasi penelitian
B. Uraian validitas eksterna
1. Validitas eksternal 1
a. Besar sample memenuhi syarat (158 sample) karenaseharusnya berkisar antara
30 - 500 sample.
b. Participation rate: semua subjek ikut berpartisipasi (100%)

2. Validitas eksternal 2
a. Validitas eksternal 1  tidak valid
b. Logika akademik tidak bisa dilakukan karena sample hanya diambil melalui data
rekam medik.
C. Kesimpulan validitas eksterna
Validitas eksterna pada penelitian ini tidak baik.

Importancy
A. Komponen Importancy
1. Perbandingan efek size yang diperoleh dengan efek size yang diharapkan oleh
pembaca
2. Bila outcome kategorik: nilai relative risk, relative riks reduction, absolute risk
reduction, number needed to treat dan cost analysis
11

B. Uraian Importancy
Ad 1. Efek size menurut penelaah adalah lebih dari 158 sample.
Ad 2. Telah menggambarkan outcome dari kategori bisa dinilai.

C. Kesimpulan Importancy
Penelitian ini begitu penting karena besar sample mencukupi dan out come
menggambarkan analisis sebenarnya.

Applicability
A. Komponen Applicability
1. Transportability
2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya
B. Uraian Applicability
1. Transportability
Jurnal memenuhi salah satu kriteria aplikabilitas (dapat diaplikasikan dalam
kehidupan).

2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya


Dalam segi pelayanan secara teknis, jurnal ini dapat diaplikasikan
dikarenakan alat dan bahan untuk penelitian tersedia serta tenaga medis kesehatan
secara umum dapat melakukan evaluasinya.
Dalam segi non-teknis, jurnal ini dapat diaplikasikan pada berbagai macam
sosial budaya dan ekonomi. Hal ini dicermati bahwa penelitian pada jurnal ini
menjaga etika dan budaya serta tidak memiliki pengaruh timbal balik signifikan
dari ekonomi individu/kelompok.

C. Kesimpulan Applicability
Penelitian ini dapat diaplikasikan.
12

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jurnal dengan judul “Gambaran Status Gizi Pasien Pneumonia Pada Balita
yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-
2014” telah cukup memenuhi persyaratan validitas, penting, dan relevan
sebagai jurnal penelitian yang berjenis penelitian deskriptif. Walaupun masih
terdapat kekurangan pada beberapa persyaratan validitas. Jurnal ini dapat
digunakan sebagai sumber ilmiah di klinik sehingga dapat diaplikasikan pada
masyarakat menurut telaah klinis evidence based medicine.

4.2 Saran
Disarakan kepada peneliti harus dilakukan pengeditan ulang dengan
memperhatikan ketentuan pada metode penelitian.
13

DAFTAR PUSTAKA

Uraian Deskripsi Jurnal


6. Latar Belakang Penelitian.
Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang mencangkup bronkiolus respiratorius,
dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.1 Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit
ini karena respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik.2
Infeksi saluran napas bawah merupakan masalah utama dalam bidang
kesehatan, baik di negara berkembang maupun negara maju. Menurut data
SEAMIC Health Satistic 2001 influenza dan pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor 6 di Indonesia. Hasil SKRT Depkes tahun 2001, penyakit
infeksi saluran nafas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab
kematian di Indonesia dan angka kematian balita akibat penyakit sistem
pernafasan sebesar 4,9/1000 balita. Ini berarti sekitar 5 dari 1000 balita
meninggal setiap tahun akibat pneumonia atau rata-rata 1 anak balita
Indonesia yang meninggal akibat pneumonia setiap 5 menit.3
Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut
usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapital rendah dan
menengah. Di RSU Dr. Soetomo Surabaya, jumlah kasus pneumonia
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 dirawat sebanyak 190
pasien. Tahun 2004 dirawat sebanyak 231 pasien, dengan jumlah terbanyak
pada anak usia kurang dari 1 tahun (69%). Pada tahun 2005, anak berumur
kurang dari 5 tahun yang dirawat sebanyak 547 kasus.4
Gizi buruk sebagai salah satu faktor tingginya angka mortalitas dan
morbiditas pada pneumonia hubungannya adalah akibat daya tahan tubuh
balita yang rendah. Peningkatan status gizi harus dimulai sejak dini, terutama
14

masa balita. Masa balita adalah masa dimana tumbuh kembang anak dalam
masa penting atau disebut golden periode. Jika pada masa ini balita
kekurangan gizi maka akan berakibat buruk pada pertumbuhan dan kehidupan
selanjutnya yang sulit diperbaiki5.

7. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi pasien
pneumonia pada balita yang di rawat inap di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang tahun 2013-2014.

8. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Agustus 2015 – Januari 2016. Penelitian dilakukan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Sampel digunakan metode total
sampling. Sampel diambil dari data sekunder yang tercatat pada rekam medik
balita usia 2-60 bulan pasien pneumonia yang di rawat inap di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014 dengan jumlah sampel 158
balita yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak ekslusi.
Metode teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini analisis
univariat. Data kemudian di tabulasi dan diolah dalam bentuk tabel dan
narasi.

9. Hasil penelitian
Pasien rawat inap balita di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
pada tahun 2013 yaitu 1175 dan tahun 2014 sebanyak 1223 orang. Dari data
tersebut sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan tidak ekslusi
sehingga didapati subjek penelitian sebanyak 77 orang pada tahun 2013 dan
81 orang pada tahun 2014. Pasien balita pneumonia diambil dari pencatatan
rekam medic di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan didapatkan
hasil penelitian sebagai berikut.
15

Tabel.1 Angka kejadian balita pasien pneumonia di Rumah Sakit


Muhammadiyah Palembang Januari-Desember 2013 dan Januari-Desember
2014.
Periode Pasien Rawat Jumlah (%)
Inap
Januari-Desember 1175 77 1,525
2013
Januari-Desember 1223 81 1,509
2014
Jumlah 158
Sumber : Data Rekam Medk RSMP
Angka kejadian balita yang mengalami pneumonia bulan Januari-
Desember 2013 sebanyak 1,525%, dan pada bulan Januari-Desember 2014
sebanyak 1,509%.
Tabel 2. Distribusi pasien pneumonia pada balita menurut jenis kelamin di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
(%)
Perempuan 67 42,4
Laki-laki 91 57,6
Jumlah 158 100,0
Sumber : Data Rekam Medik RSMP

Dari hasil yang didapat, ditemukan jumlah balita pasien pneumonia yang
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak (57,6%) dibandingkan dengan pasien
balita pneumonia berjenis kelamin perempuan (42,4%).

Tabel 3. Distribusi pasien balita pneumonia berdasarkan status gizi di Rumah


Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2013-2014
16

Status Gizi Jumlah Presentase (%)


Status Gizi Baik 117 74,1
Status Gizi Kurang 17 10,8
Status Gizi Buruk 21 13,3
Status Gizi Lebih 3 1,9
Jumlah 158 100,0
Sumber : Data Rekam Medik RSMP

Jumlah balita pasien pneumonia yang memiliki status gizi baik lebih
banyak (74,1%) dibandingkan dengan balita pasien pneumonia status gizi
kurang (10,8%), status gizi buruk (13,3%) dan status gizi lebih (1,9%).

Tabel 4.4 Distribusi pasien balita berdasarkan kelompok usia terhadap


kejadian pneumonia pada balita di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
tahun 2013-2014.
Kelompok Umur Jumlah Presentase (%)
2-12 bulan 89 56,3
13-24 bulan 35 22,2
25-36 bulan 19 12,0
37-48 bulan 11 7,0
49-60 bulan 4 2,5
Jumlah 158 100,0
Sumber : Data Rekam Medik RSMP

Balita yang mengalami pneumonia lebih banyak pada kelompok umur


2-12 bulan (56,3%), kemudian 13-24 bulan (22,2%), selanjutnya 25-36 bulan
(12,0%), 37-48 bulan (7,0%) dan paling rendah di temukan pada kelompok
17

umur 49-60 bulan (2,5%).

10. Kesimpulan penelitian


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang dapat disimpulkan sebagai berikut :
3. Subjek penelitian sebanyak 77 balita dengan angka kejadian
1,525% pada tahun 2013 dan 81 balita pada tahun 2014 dengan
angka kejadian 1,509% yang mengalami pneumonia diambil dari
data rekam medik di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
4. Pasien balita yang mengalami pneumonia lebih banyak berjenis
kelamin laki-laki dibandingkan dengan pasien balita berjenis
kelamin perempuan. Kelompok umur pasien balita yang
mengalami pneumonia lebih banyak pada kelompok umur 2-12
bulan, dan paling sedikit pada kelompok umur 49-60 bulan. Balita
penderita pneumonia dengan status gizi baik lebih banyak
dibandingkan dengan pasien balita dengan status gizi kurang,
status gizi buruk, dan status gizi lebih.
18

Daftar Pustaka

1. Sudoyo, A.W. 2009. Buku Ajar Imu Penyakit Dalam : Pneumonia. Interna
Publishing, Jakarta. Hal 2196-2206
2. Price, Sylvia Anderson. 2012. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit
Vol 2, Ed.6. Terjemahan Oleh: Hartanto, Huriawati., Pendit, Brahm U.
EGC, Jakarta, Indonesia. Hal 804
3. Dinas Kesehatan. 2012. Program PTM dan P2-ISPA.
(http://dinkes.palembang.go.id diakses pada 2 September 2012)
4. Asih, Retno S. 2006. Data Rekam Medik Penderita Rawat Inap Lab/SMF Ilu
Kesehatan Anak Fk Univ. Airlangga/RSU Dr.Soetomo Surabaya (tidak
dipublikasikan)
5. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta
6. Susi H, Nuurhaeni, Dewi. 2011. Faktor Risiko Terjadinya Pneuomonia pada
Anak Balita yang di rawat di Rumah Sakit di Jakarta. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka
Cipta, Jakarta, Indonesia. Hal 233-234
8. Turiman.,Saryono. 2008. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
Pneumonia pada Balita Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang Kabupaten
Banyumas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 4(2) : 72-80
9. Behrman, Kliegman & Arvin. 2012. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol 2 :
“Pneumonia” (edisi 15). Terjemahan Oleh : Wahab, A. Samik. EGC,
Jakarta, Indonesia. Hal 883-889
10. Said, Mardjanis. 2008. Pneumonia. Dalam : Rahajoe, N.N., Supriyatno, B.,
dan Setyanto, D.B (editor) Buku Ajar Respirologi Anak, Ed.1 Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, hal 350-364
19

Anda mungkin juga menyukai