Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEJANG DEMAM

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DI RUANG MELATI


RSUD AW. SJAHRANIE SAMARINDA
Siti Julaikha 1, Joko Sapto Pramono 2, Nurul Kartika Sari 3
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan
1

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Jl. Waltermonginsidi 75123,


Samarinda
2
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur, Jl. Waltermonginsidi 75123, Samarinda
siti.julaikha.sst@gmail.com

ABSTRAK

Kejang demam merupakan salah satu masalah yang paling umum terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5
tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang kejang demam terhadap
tingkat pengetahuan dan sikap ibu di ruang melati RSUD AW. Sjahranie Samarinda.
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan rancangan pre and post test without control.
Responden diambil secara consecutive sampling, peneliti mendapatkan responden sebanyak 15 orang ibu.
Peneliti terlebih dahulu melakukan pre test kepada responden menggunakan instumen kuesioner yang telah
divaliditas, kemudian memberikan pendidikan kesehatan menggunakan media lembar balik dan leaflet, lalu
dilakukan post test. Analisis data menggunakan Paired T-Test (Uji T-berpasangan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang kejang demam
terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu (p value = 0,001 < 0,05). Sebelum diberikan pendidikan kesehatan
tentang kejang demam rata-rata tingkat pengetahuan ibu adalah 6,20±1,971. Setelah diberikan pendidikan
kesehatan, mengalami peningkatan sebesar 2,27 menjadi 8.47±0.915. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
tentang kejang demam rata-rata sikap ibu adalah 29,37±3,731. Setelah diberikan pendidikan kesehatan,
mengalami peningkatan sebesar 4,76 menjadi 34,13±2,850.
Dapat disimpulkan, terdapat peningkatan bermakna terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang kejang demam.

Kata kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan, sikap, kejang demam

ABSTRACT

Febrile convulsion is one of the most common problems in children aged 6 months to 5 years. This study
aims to analyze the influence of health education about febrile seizures to the level of knowledge and attitude of
mothers at melati room of AW. Sjahranie Regional Public Hospital of Samarinda.
This research using quasi experiment research design with pre and post test without control design. The
population in this study is all mothers who have children with febrile seizures and treated at melati room.
Respondents were taken by consecutive sampling, the researcher got 15 respondents from mother. The
researcher first do pre test to the respondent using the questionnaire instruments that has been validated, then
give health education using sheet and leaflet media, then do the post test. Data analysis using Paired T-Test.
The results showed that there is influence of health education about febrile seizures to the level of
knowledge and attitude of mother (p value = 0,001 <0,05). Before giving health education about febrile
seizures, the average level of knowledge of mother is 6,20 ± 1,971. After giving health education, an increases
is 2,27 to 8,47±0.915. Before giving health education about febrile seizures, the average attitude of mother is
29,37 ± 3,731. After giving health education, an increase is 4.76 to 34.13 ± 2.850.
It can be concluded that there is a significant increase in the level of knowledge and attitude of the mother
after being given a health education about febrile seizures.

Keywords: health education, knowledge, attitude, febrile seizures

PENDAHULUAN

Anak adalah permata harapan keluarga. Setiap orang mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab terhadap anak agar tumbuh sehat dengan baik, sehat walafiat baik tubuh
maupun jiwanya. Masa kanak – kanak adalah masa yang rentan terhadap penyakit terutama
penyakit infeksi. Pada masa ini sering kali anak ditimpa berbagai macam gejala penyakit
salah satu gejalanya adalah kejang demam. (Soetjiningsih, 2011).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak, 1
dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam (Harjaningrum, 2011). Kejang demam
yaitu kejang yang terjadi pada saat kenaikan suhu tubuh lebih dari 38 0 C (suhu rektal atau
dubur) yang disebabkan proses diluar otak, tanpa ada bukti infeksi otak (Ridha, 2014).
Terdapat lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu
diantaranya meninggal (World Health Organization, 2005). Insiden dan prevalensi kejang
demam di Eropa pada tahun 2006 berkisar 2-5%, di Asia prevalensi kejang demam meningkat
dua kali lipat bila dibandingkan dengan Eropa sebesar 8,3%-9,9% pada tahun yang sama
(Hasan, 2007).
Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, kejang
demam termasuk sebagai lima penyakit anak terpenting pada tahun 2005 sebesar 17,4% dan
meningkat pada tahun 2007 dengan kejadian kejang sebesar 22, 2%. Hasil rekam medis
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta tahun 2008 – 2010, terdapat 86 pasien
dengan kejang, 41 pasien (47,7% ) diantaranya mengalami kejang demam berulang (Dewanti
dkk, 2012 dalam Irawan 2013).
Dari hasil penelitian oleh Parmar pada 140 orangtua dari anak-anak dengan kejang
demam, mendapati bahwa 59,3% orangtua tidak menyadari penyakit ini dan hanya 20% dari
mereka yang mengetahui tingkat suhu tubuh normal pada anak. Hasil penelitian Van Stuijven
Berg (1999) menunjukan bahwa 17% di antara orang tua anak dengan kejang demam tidak
mempunyai pengetahuan tentang kejang, dan 47%-77% menganggap anaknya sakit berat dan
akan berakhir dengan kematian (Fuadi dkk, 2010).
Pendidikan kesehatan mengenai cara melindungi anak terhadap ancaman bahaya dan
mengamati dengan tepat apa yang terjadi pada anak selama kejang demam perlu dilakukan
agar orang tua tidak panik dan kebingungan (Wong, 2009).
Penanganan kejang demam pada anak sangat tergantung pada peran orang tua, terutama
ibu. Ibu adalah bagian integral dari 4 penyelenggaraan rumah tangga yang dengan
kelembutannya dibutuhkan untuk merawat anak secara terampil agar tumbuh dengan sehat.
Ibu yang tahu tentang kejang demam dan memiliki sikap yang baik dalam memberikan
perawatan, dapat menentukan penanganan kejang demam yang terbaik bagi anaknya.
Data yang diperoleh peneliti dari Rekam Medis RSUD AW. Sjahranie Samarinda tercatat
angka penderita kejang demam sederhana yang dirawat inap di Ruang Melati pada bulan
Januari sampai September 2016 yaitu sebanyak 35 anak. Melihat adanya kejadian kejang
demam yang terjadi pada anak dan respon yang diberikan orang tua, khususnya ibu terhadap
kejadian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Kejang Demam Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu
di Ruang Melati RSUD AW. Sjahranie Samarinda.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, desain pada penelitian
ini adalah quasi experiment dengan rancangan pre and post test without control. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara consecutive
sampling. Jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 15 orang ibu. Uji bivariat
menggunakan Paired T-Test (Uji T-berpasangan).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1
Distribusi Variabel Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu
menggunakan uji T-Test Berpasangan
Variabel n Rerata SD p value

Tingkat Pengetahuan
Sebelum 15 6.20  1.971 0.001
Sesudah 15 8.47  0.915

Sikap

Sebelum 15 29.73  3.731 0.001


Sesudah 15 34.13  2.850

Pada penelitian didapatkan hasil rata rata pada variabel tingkat pengetahuan ibu
sebelum diberikan pendidikan kesehatan ( pre test ) tentang kejang demam yaitu sebesar 6.20.
Kemudian seluruh ibu yang menjadi responden pada penelitian ini diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan media lembar balik dan mendapatkan leaflet tentang kejang
demam, lalu dilakukan post test. Nilai rata-rata pengetahuan responden setelah diberikan
pendidikan kesehatan yaitu sebesar 8.47. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata
tingkat pengetahuan ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan tentang kejang demam yaitu sebesar 2.27.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan suatu kejadian tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Sementara
pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor internal yaitu tingkat pendidikan,
umur, pekerjaan, dan informasi dan faktor eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya. Pada
penelitian ini dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu mengalami peningkatan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang kejang demam sebagaimana yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo tahun 2007 yaitu pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan serta dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu tingkat
pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi akan mudah mendapatkan
informasi dan menerima hal-hal baru yang berpengaruh pada sikap postif (Herijulianti, 2003)
seperti responden ibu pada penelitian ini terbanyak berada pada tingkat pendidikan tamat
SMA, selain itu juga oleh faktor umur menurut Wawan & Dewi tahun 2011 yang mengatakan
bahwa usia seseorang akan mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang terhadap
informasi yang diberikan seperti responden ibu pada penelitian ini terbanyak berada pada usia
produktif yaitu 21-25 tahun dan 26-30 tahun. Dimana hal-hal tersebut mendukung bahwa
tingkat pengetahuan dapat meningkat bila dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal
maupun eksternal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Arip
Amir Udin, bahwa ada Pengaruh Penyuluhan Tentang Kejang Demam Anak Terhadap
Pengetahuan Orang Tua (Studi Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang) tahun 2014 dengan
nilai hasil sebelum dilakukan penyuluhan rata-rata pengetahuan responden tentang kejang
demam adalah 20.60±5.94. Setelah dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuan tentang kejang
demam mengalami peningkatan secara bermakna yaitu 39,90±2,69 (p<0,05).
Pada penelitian didapatkan hasil rata rata pada variabel sikap ibu sebelum diberikan
pendidikan kesehatan ( pre test ) tentang kejang demam yaitu sebesar 29.73. Kemudian
seluruh ibu yang menjadi responden pada penelitian ini diberikan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media lembar balik dan mendapatkan leaflet tentang kejang demam,
lalu dilakukan post test. Nilai rata-rata sikap ibu setelah diberikan pendidikan kesehatan yaitu
sebesar 34.13. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata sikap ibu sebelum
diberikan pendidikan kesehatan dengan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang
kejang demam yaitu sebesar 4.76.
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap obyek. (Notoatmodjo,
2003). Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa sikap ibu mengalami peningkatan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang kejang demam sebagaimana yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo tahun 2003 dimana sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup
namun dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengaruh orang lain yang dianggap
penting seperti pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan oleh peneliti dapat menjadi
faktor pendukung bagi ibu untuk memiliki kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
(Allport dalam Notoatmodjo, 2011).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triza Arif Santosa,
bahwa Peran Sikap Orang Tua terhadap Kejadian Kejang Demam Berulang tahun 2005
terdapat perbedaan bermakna antara proporsi riwayat kejang demam pada anggota keluarga
pada ke dua kelompok sikap positif dan negatif dengan (p<0,05).
Hasil dari analisis data menggunakan T-Test berpasangan (Paired T-Test) diperoleh nilai
p = 0.001 maka dapat disimpulkan bahwa “Ha diterima” yang artinya terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan tentang kejang demam terhadap terhadap tingkat pengetahuan dan
sikap ibu di ruang melati RSUD AW. Sjahranie Samarinda.
Hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan penelitian Suliha tahun 2009 yang
menyatakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik
pengetahuan, keterampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal. Pendidikan kesehatan
adalah proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau
masayarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan
kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri.
Penelitian ini juga sependapat dengan Depkes RI (2006) bahwa pengetahuan diperoleh
dari proses belajar, yang dapat membentuk keyakinan tertentu. Pengetahuan sebagai hasil dari
suatu produk sistem pendidikan dan akan mendapatkan pengalaman yang nantinya akan
memberikan suatu tingkat pengetahuan atau keterampilan dapat dilakukan melalui pelatihan.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil :
1. Terdapat peningkatan tingkat pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan tentang kejang demam dengan nilai peningkatan rata-rata
(mean) sebesar 2.27
2. Terdapat peningkatan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang kejang demam dengan nilai peningkatan rata-rata (mean) sebesar
4.76
3. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang kejang demam terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap ibu di ruang Melati RSUD AW. Sjahranie Samarinda dengan
nilai p value sebesar 0.001 < 0.05

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Lamri, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim.
2. Ismansyah, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan.
3. Ns. Andi Parellangi, M. Kep., M.H.Kes selaku Ketua Program Studi
D-IV Keperawatan.
4. Joko Sapto Pramono, S.Kp., MPHM selaku Pembimbing I.
5. Ns. Nurul Kartika Sari, M.Kep selaku pembimbing II.
6. dr. Hilda, M.Kes selaku penguji utama.
7. Kedua Orang Tua yang selalu memberi motivasi, dukungan, semangat dan bantuan
baik moril maupun materi serta do’a yang tidak ada henti-hentinya kepada penulis.
8. Sahabatku tercinta (PISS), Sinambela, Silvia Lucyana, Peni Nur Rahmawati, dan
Sri Handayani, sebagai orang terdekat serta sahabat yang telah bersama dari awal
menempuh perkuliahan hingga akhir jenjang pendidikan, dan telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberi masukan-masukan,
motivasi, dan dukungan moril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan sebanyak 33 Orang yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu namanya, teman seperjuangan hingga akhir
perkuliahan yang telah memberikan berbagai bantuan dan dukungan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka


Cipta
Bloom B., 1908. Dalam : Notoatmodjo S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bab V,
Pendidikan dan Prilaku. Halaman 126-127
Dharma Kusuma Kelana (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans InfoMedia.
Dinkes, Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, Semarang: Dinkes
Jateng
Fida & Maya. (2012). Pengantar Ilmu kesehatan Anak. Jogyakarta: D-Medika
Fuadi, Bahtera T, Wijayahadi N. (2010). Faktor Resiko Bangkitan Kejang Demam Pada
Anak . Jurnal Sari pediatri, 12(3),1429.http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-3-2.pdf.
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and. Management,
MacMillan Publishing Company, New York
Green Lawrence, Health Education Planning a Diagnostic Approach Baltimore, The
John Hopkins University, Mayfield Publishing, Co, 1980
Harjaningrum, 2011, Peran Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang
Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Trend Pendidikan, Penerbit Prenada
Media Group, Jakarta
Hassan & Alatas, dkk, 2002, Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak, Cetakan Kesepuluh,
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Indonesia, Jakarta
Hidayat 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Salemba
Medika, Jakarta
Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 2, hal 847, Cetakan ke 9, 2000 bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI
Judha, M., & Nazwar, H. (2011). Sistem Persarafan Dalam Asuhan Keperawatan. Edisi
1. Yogjakarta. Gosyen Publishing
Lucie, S. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor. Penerbit
Ghalia Indonesia.
Ngastiyah, 2005. Kejang Pada Anak. Dalam: Perawatan Anak Sakit. ed 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC: 165-175.
Notoadmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoadmodjo, S, 2005, Promosi Kesehatan dan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoadmodjo, S, 2005, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta : EGC
Mohammadi, M, (2010), Febrile Seizures : Four Steps Alogharitmic Clinical Approach.
Iranian Journal of Pediatrics, Volume 20 (No 1), page 5-15. http://journals.tums.ac.ir
Mubarak, W.I., Chayatin, N., 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Salemba Medika.
Parmar RC, Sahu DR. Bavdekar SB. Knowledge Attitude And Practices Of Parents Of
Children With Febrile Convulsion. J Postgrad Med 2001;47:19-23.
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Saragih, F, 2010, Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
Makanan Sehat Dan Gizi Seimbang Di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten
Simalungun Tahun 2010, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, Medan.
SDKI tahun 2007. Survey Dinas Kesehatan. Indonesia
Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta
Sugiyono (2011), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah 2. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian IKA
FKUI. Jakarta: 2000; hal 847-55
Tarigan, T, Chairul A.H, Syamsidah L 2007, ‘Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Orang
Tua tentang Demam dan Pentingnya Edukasi oleh Dokter’, Sari Pediatri, Vol. 8, No.3,
Hal. 27-31
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
Widjaja, M. C, 2003, Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita, Jakarta Selatan :
Kawan Pustaka.
Wong DL dkk. 2009, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6, Vol. 2, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai