DI SUSUN OLEH:
NAMA : HAURA INAS ANISA
NIM : 019 STYC20
Waktu pelaksana
Laporan pendahuluan dan resume ini telah diperiksa, disetujui, dan dievaluasi oleh
pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan pada :
Hari :
Tanggal :
Di susun oleh :
Haura Inas Anisa (019 STYC 20)
Mengetahui :
Bayi 80-90
Anak-anak 50
2.)Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu panas.
Keringat banyak mengandung garam,urea,asam laktat, dan ion kalium.
Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan mempengaruhi kadar
natrium dalam plasma.
3.)Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat.
Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang paling
sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya
berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata
–rata pengeluaran cairan melalui feses antara 100-200 ml perhari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar
(Kolon).
4.Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor
a. Usia
Pada bayi atau anak anak, keseimbangan cairanm dan elektrolit
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah asupan cairan
yang besar di diimbangi dengan haluaran yang besar pula,
metabolisme tubuh yang tinggi, masalah yang muncul akibat imaturitas
fungsi ginjal, serta banyaknya cairan yang keluar melalui ginjal , paru-
paru , dan proses penguapan.
b. Temperatur
Lingkungan yang panas menstimulus sistem saraf simpatis dan
menyebabkan seseorang berkeringat. Pada cuaca yang sangat panas,
seseorang akan kehilangan 700-2000 ml air/jam dan 15-30gr
garam/hari. Suhu tubuh meningkat dan individu beresiko mengalami
keletihan akibat panas atau mengalami heatstroke.
c. Diet
Diet dapat mempengaruhi asupan cairan dan elektrolit. Asupan nutrisi
yang tidak adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar albumin serum.
Jika albumin serum menurun, cairan interstisial tidak bisa masuk ke
pembuluh darah sehingga menjadi edema.
d. Stress
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsenrasi
darah,dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.
e. Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit
menimbulkan ketidakseimbangan hormonal, yang dapat ,menganggu
kesesimbangan kebutuhan cairan.
Menurut Insersible Water Loss (IWL)
- Anak 60-70%BB
- Bayi 75-80% BB
Tabel 2.2 Kebutuhan IWL
Usia Besaran IWL (mg/kg/BB/hari)
Bayi Lahir 30
Bayi 50-60
Anak-anak 40
B .Etiologi
C.Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemia
antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia,mual, muntah, haus,
kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung jeniskehilangan cairan
hipovolemia dapat disertai ketidak seimbangan asam basa,osmolar/elektrolit.
Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme
kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalahdapat berupa peningkatan
rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatanfrekwensi jantung, inotropik
(kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasahaus, pelepasan hormon
antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron.Kondisi hipovolemia yang lama
menimbulkn gagal ginjal akut.
D.Patispologi.
E. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit
dasar. Obat-obatan tersebut misalnya ; prednison yang dapat megurangi beratnya diare
dan penyakit.
B. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat di berikan untuk rehidrasi pasien
C. Untuk diare sedang akibat sumber non infeksius obat-obatan tidak spesifik.
D. Preparat untuk anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau
bila diare sangat berat
E. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan hydrasi cepat, khususnya untuk anak
kecil dan lansia.
F.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan cairan
dan elektrolit yaitu :
A. Pemeriksaan Radiologi Photo thorak dapat mengarah ke kardio megali :
pembesaran paru dengan kongestif paru
B. EKG EKG dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya infark miokardial akut,
guna mengkaji aritma dan untuk mengenal respon kompensatori seperti terjadinya
hypertropi ventrikel.
C. Laboratorium
1) Darah
2) Urine
3) Pemeriksaan keseimbangan asam basa (AGD).
G.Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
a.Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
b.Renjatan hipovolemik.
c.Kejang pada dehidrasi hipertonik.
2.Hipervolemia (kelebihan Volume Cairan)
Hipervolemia (FVE) yaitu Keadaan dimana seorang individu mengalamiatau berisiko
mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial.(Carpenito, 2000). Kelebihan
volume cairan mengacu pada perluasanisotonok dari CES yang disebabkan oleh retensi
air dan natrium yangabnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secaranormal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada
peningkatankandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan
peningkatan air tubuh total.
H.Asuhan Keperawatan Cairan dan Elektrolit
Pengkajian
1.Data Demografi
Data demografi meliputi : tanggal wawancara, tanggal MRS, No
RMK, Nama, Umur, Imunisasi, Jenis Kelamin, Suku/ Bangsa, Agama,
Pendidikan, dan Alamat.
2.Riwayat keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit
meliputi jumlah asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah
pemasukan secara oral,parental atau enteral. Jumlah pengeluaran dapat
diukur melalui jumlah produksi urin, feses,muntah atau pengeluaran
lainnya. Status kehilangan/ kelebihan cairan, dan perubahan berat badan
yang dapat menentukan tingkat dehidrasi.
3.Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi sistem yang berhubungan dengan masalah
cairan dan elektrolit, seperti sistem integumen (status turgor kulit dan
edema), sistem kardiovaskular (adanya distensi vena jugulari. tekanan
darah, dan bunyi jantung), sistem penglihatan (kondisi dan cairan mata),
sistem neurologi (gangguan sensorik/motorik, status kesadaran,dan
adanya refleks), dan sistem gastrointestinal (keadaan mukosa mulut,
lidah, dan bising usus).
4.Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan yang paling sering dilakukan yaitu:
1) Elektrolit Serum
Kadar elektrolit serum biasanya secara rutin diprogramkan untuk
setiap klien yang masuk ke rumah sakit sebagai sebuah uji untuk
ketidakseimbangan elektrolit.
2) Darah Periksa Lengkap
Hitung darah lengkap, uji lapis dasar yang lain, meliputi infomasi
mengenai hematokrit (Ht). Hematokrit mengukur volume seluruh dara
yang tersusun atas sel darah merah. Karena hematokrit adalah
pengukuran volume sel dalam hubungannya dengan plasma,
hematokrit dipengaruhi oleh perubahan volume plasma. Dengan
demikian hematokrit meningkat pada dehidrasi berat.
3) Osmolaritas Serum
Pengukuran Konsentrasi zat terlarut dalam darah. Osmolaritas serum
dapat diperkirakan dengan menggandakan natrium serum,karena
natrium dan ion klorida adalah penentu utama osmolaritas serum.
Nilai osmolaritas serum digunakan terutama untuk mengevaluasi
keseimbangan cairan. Peningkatan osmolaritas serum mengindikasi
adanya defisit volume cairan.
I.Diagnosa Keperawatan
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2017 Diagnosa
keperawatan yang sering muncul pada pasien yang mengalami gangguan cairan
dan elektrolit kejang demam adalah :
a. Hipovelemia
.Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan respon anak terhadap hasil yang diharapkan
dari rencana keperawatan. Tentukan apakah dibutuhkan revisi rencana. Setelah
intervensi, pantau tanda vital anak untuk mengevaluasi perubaha.
DAFTAR PUSTAKA