LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DISUSUN OLEH:
A. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan (Abdul 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto dan Wartonah,
2004).
Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output.
Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml-
3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan
mekanisme haus.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
1. Difusi
Yaitu perpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju
area berkonsentrasi rendah dengan melintasi membrane
semipermiabel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh tiga hal, yakni
ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur larutan.
2. Filtrasi
Yaitu pergerakan cairan dan zat terlarut dari area dengan tekanan
hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah. Filtrasi
penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler. Ini
memungkinkan kekuatan yang memungkinkan ginjal untuk
memfilter 180 liter/hari.
3. Transport Aktif
Yaitu proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk
berpindah melintasi membrane sel melewati gradien konsentrasinya
(gerakan partikel dari konsentrasi 1 ke konsentrasi lain tanpa
memandang tingkatannya.
4. Osmosis
Yaitu perpindahan cairan melintasi membran semipermiabel dari
area berkonsentrasi menuju area yang berkonsentrasi tinggi. Osmosis
dapat melewati semua membran bila konsentrasi yang terlarut
keduanya berubah.
E. Regulasi Elektrolit
1. Kation, terdiri dari :
a. Sodium (Na+) :
1). Kation berlebih di ruang ekstraseluler.
2). Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler.
3). Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus.
4). Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar
ion hidrigen pada ion sodium di tubulus ginjal : ion hidrogen
lOMoARcPSD|17506549
di ekresikan.
5). Sumber : snack, kue, rempah-rempah, dan daging panggang.
b. Potassium (K+) :
1). Kation berlebih di ruang intraseluler.
2). Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel.
3). Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle
dannerves.
4). Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
c. Calcium (Ca++) :
1). Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride
di dalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat.
2). Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle.
3). Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan
prosespengaktifan protrombin dan trombin.
4). Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang,
sayuran,dll.
2. Anion, terdiri dari :
a. Chloride (Cl-) :
1). Kadar berlebih di ruang ekstrasel.
2). Membantu proses keseimbangan natrium.
3). Komponen utama dari sekresi kelenjar
gaster. 4). Sumber : garam dapur.
b. Bicarbonat (HCO3-) :
Etiologi
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
a. Penurunan masukkan.
b. Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro
intestinal, ginjal abnormal, dll.
c. Perdarahan.
Patofisiologi:
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan
cairandan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional
(isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya,
gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu
diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler
sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan
intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh
lOMoARcPSD|17506549
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada
klien dengan hipovolemia antara lain: pusing, kelemahan, keletihan,
sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan, mental,
konstipasi, oliguria. Tergantung jenis kehilangan cairan hipovolemia
dapat disertai ketidak seimbangan asam basa, osmolar/elektrolit.
Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat
berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan
frekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan
pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama menimbulkn
gagal ginjal akut.
Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volumecairan dapat
mengakibatkan :
a. Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang pada dehidrasi hipertonik.
lOMoARcPSD|17506549
Etiologi
Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat :
a. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natriumdan
air.
c. Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV).
d. Perpindahan interstisial ke plasma.
Patofisiologi
Terjadi apabila tubuh menyimpan cairan elektrolit dalam
kompartemen ekstraseluler dalam proporsi seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih
normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh
peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi
akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatis
pada proses regulasi keseimbangan cairan.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien
dengan hipervolemia antara lain : sesak nafas, dan ortopnea.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hiperlemia adalah berupa
pelepasan Peptida Natriuretik Atrium (PNA), menimbulkan
lOMoARcPSD|17506549
peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan
penurunan pelepasan aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada
homeostatisiselektrolit, keseimbangan asam-basa dan osmolalitas
sering menyertai hipervolemia. Hipervolemia dapat menimbulkan
gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya pada pasien dengan
disfungsi kardiovaskuler.
Komplikasi
Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah :
a. Gagal ginjal, akut atau kronik, berhubungan dengan peningkatan
preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah jantung.
b. Infark miokard.
c. Gagal jantung kongestif.
d. Gagal jantung kiri.
e. Penyakit katup.
f. Takikardi/aritmia berhubungan dengan hipertensi porta,
tekanan osmotik koloid plasma rendah, etensi natrium.
g. Penyakit hepar: Sirosis, Asites, Kanker berhubungan
dengan kerusakan arus balik vena.
h. Varikose vena.
i. Penyakit vaskuler perifer.
j. Flebitis kronis
G. Tindakan Keperawatan
1. Pemberian cairan dan elektrolit per oral
a. Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien-
pasien tertentu, misalnya pasien dengan dehidrasi ringan atau
DHF stadium I.
b. Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari.
c. Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan
minuman.
2. Pemberian therapy intravena
a. Pemberian terapy intravena merupakan metode yang efektif
untuk memenuhi cairan extrasel secara langsung.
b. Tujuan terapy intravena :
1) Memenuhi kebutuhan cairan pada pasien yang tidak mampu
mengkonsumsi cairan peroral secara adekuat.
2) Memberikan masukan-masukan elektrolit untuk menjaga
keseimbangan elektrolit.
c. Jenis cairan intravena yang biasa digunakan :
1) Larutan nutrient, berisi beberapa jenis karbohidrat dan air,
misalnya dextrosa dan glukosa. Yang digunakan yaitu 5%
dextrosain water (DSW), amigen, dan aminovel.
2) Larutan elektrolit, antara lain larutan salin baik isotonik,
hypotonik, maupun hypertonik yang banyak digunakan yaitu
normal saline (isotonik) : NaCL 0,9%.
3) Cairan asam basa, contohnya sodium laktate dan sodium
bicarbonat.
4) Blood volume expanders, berfungsi untuk meningkatkan
volume pembuluh darah atau plasma. Cara kerjanya adalah
meningkatkan tekanan osmotik darah.
3. Tindakan keperawatan pada pasien yang terpasang infus
a. Mempertahankan infus intravena terhadap daerah pemasangan
infusdan memberikan pendidikan kesehatan pada pasien.
b. Memenuhi rasa nyaman dan membantu aktivitas pasien
lOMoARcPSD|17506549
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan Volume CairanDefinisi :
Kondisi ketika individu, yang tidak menjalani puasa, mengalami
atau resiko memgalami resiko dehidrasi vascular, interstisial, atau
intravascular.
Batasan Karakteristik :
a. Ketidak cukupan asupan cairan per oral.
b. Balance negative antara asupan dan haluaran.
c. Penurunan berat badan.
d. Kulit/membrane mukosa kering (turgor menurun).
e. Peningkatan natrium serum.
f. Penurunun haluaran urine atau haluaran urine berlebih.
g. Urine pekat atau sering berkemih.
h. Penurunan turgor kulit.
i. Haus, mual/anoreksia
konsentrasitinggi.
i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan
makansendiri akibat nyeri mulut.
2. Kelebihan Volume CairanDefinisi :
Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami
kelebihanbeban cairan intraseluler atau interstisial.
Batasan Karakteristik :
a. Edema
b. Kulit tegang, mengkilap.
c. Asupan melebihi haluaran.
d. Sesak napas
e. Kenaikan berat badan
C. Intervensi (Perencanaan)
DAFTAR PUSTAKA