NIM : 2229081041 Kelas : 3J Mata kuliah : Leadership berbasis THK
TUGAS INDIVIDU: GAYA KEPEMIMPINAN
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan.
- Jawaban: Gaya kepemimpinan merujuk pada pendekatan perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam memengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan anggotanya. Ini adalah pola perilaku yang konsisten yang dipamerkan oleh seorang pemimpin ketika mempengaruhi anggota kelompok atau organisasinya (Saputro & Siagian, 2017).
2) Gaya Kepemimpinan Otoriter
a) Jelaskan gaya kepemimpinan Otoriter - Jawaban: Gaya kepemimpinan otoriter adalah pendekatan di mana seorang pemimpin mengambil kendali penuh atas pengambilan keputusan dan pengelolaan tim atau organisasi (Gaol, 2022). Dalam konteks ini, pemimpin memiliki otoritas mutlak dan memberikan instruksi yang harus diikuti tanpa banyak masukan dari anggota tim. Komunikasi dalam kepemimpinan otoriter bersifat satu arah, dengan pemimpin yang memberikan perintah dan bawahan yang diharapkan untuk tunduk dan patuh. Kendali yang kuat dan ketegasan adalah ciri khas gaya ini. Meskipun dapat efektif dalam situasi darurat atau ketika kecepatan diperlukan, kepemimpinan otoriter memiliki kelemahan, termasuk kurangnya partisipasi dan kreativitas anggota tim, serta risiko menciptakan lingkungan kerja yang kurang inklusif. Gaya ini lebih sesuai untuk situasi di mana ketaatan mutlak dan pengawasan ketat diperlukan.
b) Jelaskan kelebihan Gaya Kepemimpinan Otoriter dalam suatu organisasi
- Jawaban: Kepemimpinan otoriter memiliki sejumlah kelebihan dalam suatu organisasi. Pertama, gaya ini sering efektif dalam situasi-situasi darurat atau kondisi di mana pengambilan keputusan cepat sangat penting. Pemimpin otoriter dapat mengambil tindakan tegas tanpa banyak hambatan, yang dapat menghindari kebingungan dan kekacauan (Wahyuni et al., 2022). Kedua, gaya ini memungkinkan pemimpin untuk menjaga kendali penuh atas pelaksanaan tugas dan tujuan organisasi. Ketegasan dan aturan yang ketat dapat memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, kepemimpinan otoriter seringkali cocok dalam situasi di mana bawahan membutuhkan arahan jelas dan struktur yang kuat. Hal ini dapat mengurangi kerancuan dan meningkatkan efisiensi dalam pencapaian tujuan. Terakhir, kepemimpinan otoriter dapat menciptakan lingkungan yang konsisten dan terstruktur, yang dapat memberikan rasa kepastian kepada anggota tim atau organisasi. Dalam beberapa kasus, seperti militer atau situasi krisis, kepemimpinan otoriter adalah pendekatan yang dihargai dan efektif.
c) Jelaskan kelemahan Gaya Kepemimpinan Otoriter dalam suatu organisasi
- Jawaban: Kepemimpinan otoriter memiliki beberapa kelemahan dalam suatu organisasi (Yusria et al., 2020). Pertama, cenderung menghambat partisipasi dan kreativitas anggota tim. Dalam lingkungan di mana pemimpin mengambil semua keputusan dan memberikan instruksi yang harus diikuti tanpa pertimbangan, anggota tim mungkin merasa tidak dihargai atau tidak termotivasi untuk memberikan masukan atau ide-ide inovatif. Kedua, gaya ini dapat menciptakan ketegangan dan konflik di antara anggota tim karena kurangnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat mengganggu kerja sama dan hubungan interpersonal yang sehat. Ketiga, kepemimpinan otoriter dapat menghasilkan lingkungan yang kurang inklusif dan kurang responsif terhadap perubahan. Pemimpin yang terlalu dominan mungkin tidak peka terhadap kebutuhan atau masalah yang dihadapi anggota tim. Akibatnya, organisasi dapat menjadi kaku dan kesulitan beradaptasi dengan perubahan pasar atau lingkungan. Terakhir, risiko kesalahan yang besar tergantung pada pemimpin tunggal, dan jika pemimpin membuat keputusan yang buruk, konsekuensinya bisa signifikan. Oleh karena itu, kepemimpinan otoriter cenderung lebih cocok untuk situasi-situasi tertentu dan mungkin tidak efektif dalam organisasi yang membutuhkan partisipasi, inovasi, dan adaptabilitas.
3) Gaya Kepemimpinan Demokratis
a) Jelaskan gaya kepemimpinan demokratis - Jawaban: Gaya kepemimpinan demokratis adalah pendekatan di mana seorang pemimpin mendorong partisipasi aktif anggota tim dalam pengambilan keputusan dan proses pengelolaan. Dalam konteks ini, pemimpin berperan sebagai fasilitator yang mendengarkan pandangan, ide, dan masukan dari timnya. Keputusan diambil berdasarkan konsensus atau mayoritas suara. Gaya kepemimpinan ini memiliki kelebihan, seperti meningkatkan kreativitas dan motivasi anggota tim, membangun hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahan, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif (Fahri et al., 2022). Namun, ada juga kelemahan, seperti proses pengambilan keputusan yang mungkin lambat, kesulitan dalam mengelola konflik, dan kurangnya otoritas yang kuat bagi pemimpin. Gaya demokratis efektif dalam organisasi yang mendorong kerja sama, inovasi, dan partisipasi aktif dari anggota tim. b) Jelaskan kelebihan Gaya Kepemimpinan Demokratis dalam suatu organisasi - Jawaban: Gaya kepemimpinan demokratis memiliki sejumlah kelebihan dalam suatu organisasi, yang dapat berkontribusi pada kesuksesan dan efektivitasnya (Mutammimutsani et al., 2020). Berikut adalah beberapa kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis: partisipasi dan keterlibatan anggota tim; kreativitas dan inovasi; pembelajaran dan pengembangan; meningkatkan hubungan antar pribadi; pemecahan masalah yang lebih baik; mengurangi ketegangan dan konflik; kepuasan dan motivasi tinggi; kepemimpinan berkelanjutan. Gaya kepemimpinan demokratis cocok untuk organisasi yang membutuhkan keterlibatan, inovasi, dan pengambilan keputusan yang kolaboratif. Dengan mendengarkan dan menghormati pandangan anggota tim, pemimpin demokratis dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan memelihara budaya kerja yang positif.
c) Jelaskan kelemahan Gaya Kepemimpinan Demokratis dalam suatu organisasi
- Jawaban: Gaya kepemimpinan demokratis memiliki beberapa kelemahan dalam suatu organisasi, yaitu: proses pengambilan keputusan yang lambat; kurangnya kejelasan dan fokus; kesulitan mengelola konflik; kurangnya otoritas pemimpin; kesulitan dalam pengambilan keputusan kontroversial; risiko kelompok homogen; pengaruh yang tidak seimbang; tidak cocok untuk situasi darurat. Gaya kepemimpinan demokratis sebaiknya diterapkan dengan bijak dan disesuaikan dengan situasi. Kelebihan dan kelemahan dari setiap gaya kepemimpinan harus dipertimbangkan agar pemimpin dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi organisasi.
d) Jelaskan Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
- Jawaban: Gaya kepemimpinan laissez-faire, juga dikenal sebagai "biarkan saja," adalah pendekatan di mana seorang pemimpin memberikan tingkat kebebasan dan otonomi yang tinggi kepada anggota tim atau bawahannya (Sepang et al., 2014). Dalam gaya ini, pemimpin cenderung minim campur tangan dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan harian. Anggota tim memiliki kewenangan untuk mengatur diri mereka sendiri dan mengambil keputusan tanpa campur tangan langsung dari pemimpin. Kelebihan utama dari kepemimpinan laissez-faire adalah bahwa itu dapat memotivasi anggota tim yang otonom untuk mengambil inisiatif, berkembang, dan merasa memiliki terhadap tugas mereka. Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan dalam hal pengawasan yang kurang, potensi kekacauan jika tidak ada panduan yang cukup, dan kurangnya koordinasi dalam situasi di mana kepemimpinan yang aktif diperlukan. Oleh karena itu, gaya ini lebih cocok untuk tim yang mandiri, terampil, dan memiliki tingkat otonomi yang tinggi, sementara dalam konteks yang membutuhkan pengawasan lebih ketat atau panduan yang jelas, bisa menjadi kurang efektif. References: Fahri, F., Lubis, M. J., & Darwin, D. (2022). Gaya Kepemimpinan Demokratis Guru pada Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, 6(3), 3364–3372. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2616 Gaol, B. L. (2022). Gaya Kepemimpinan Otoriter Dan Kepemimpinan Kristen Terhadap Kariawan. FILADELFIA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 3(1), 301–320. https://doi.org/10.55772/filadelfia.v3i1.49 Mutammimutsani, A., F., M., & Nizar, H. A. (2020). Kepemimpinan Demokratis : Pemimpin Tua Dan Pegawai Muda. Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 541–551. https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/527 Saputro, G. B., & Siagian, H. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Variabel Intervening Motivasi Kerja Di Head Office PT. Marifood. Agora, 5(3), 1–8. http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-bisnis/article/view/ 6097 Sepang, J. L., Tewal, B., & Tumbol, C. L. (2014). Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratik Dan Laissez Faire Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada Kpp Pratama Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(1), 1996. https://www.neliti.com/publications/1996/gaya-kepemimpinan-otokratis-demokratik-dan- laissez-faire-terhadap-peningkatan-pr Wahyuni, S., Sukatin, S., Fadilah, I. N., & Astri, W. (2022). Gaya Kepemimpinan Otoriter (Otokratis) Dalam Manajemen Pendidikan. Educational Leadership: Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(2), 123–130. https://doi.org/10.24252/edu.v1i2.26148 Yusria, I. F., Halilintar, D. P., Ilyas, M. P., & Kholisoh, N. Q. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter pada Usia Remaja. Al Yasini: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum Dan Pendidikan, 5(1), 386–397. http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/view/3823